Tampilkan postingan dengan label Hidup Sehat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hidup Sehat. Tampilkan semua postingan

4/03/2015

Enaknya Jadi Orang Sehat, Jadilah Hamba Bersyukur



Tidak ada orang yang membantah, bahwa sehat itu memang enak dan menyenangkan. Dan itu adalah kesepakatan semua orang, karena tidak ada orang yang ingin menjadi sakit. Sehat dapat diperoleh karena seluruh organ tubuh dapat berfungsi dengan baik dan normal, baik organ yang bersifat lahir dan batin.

Kesadaran bahwa sehat sangat berharga kadang dirasakan dengan penghayatan yang mendalam ketika dalam kondisi sakit. Padahal sehat dan sakit adalah merupakan Sunnatullah, manusia adalah makhluk berjasad renik yang terdiri dari berbliunan sel dalam tubuh, yang mana antara satu sel dan yang lainnya saling berkaitan Begitu pula jasad manusia amat terpengaruh oleh lingkungan sekitar, demikian pula kondisi rohani manusia.

Tidak ada orang yang sehat ingin menjadi sakit, namun karena manusia adalah makhluk hidup, maka sehat, sakit, senang, susah adalah suatu hal yang harus ada dan akan dirasakan oleh manusia. Karena itu Rasulullah Muhammad SAW pernah berpesan gunakanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu.

Bagaimanakah menggunakan waktu sehat itu? Manusia adalah makhluk yang telah diberikan kelebihan oleh Allah untuk menjadi ashhabul yamin dan ashabul simal, menjadi golongan kanan atau kiri, kelompok orang-orang yang selalu taat pada perintah Allah dan kelompok orang yang selalu ingkar terhadap perintah Allah. Inilah pilihan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya, karena dua pilihan itu maka Allah telah menyiapkan balasan dengan dua tempat yang menyenangkan dan menyedihkan. Tergantung pada amal perbuatan hamba-Nya, dua tempat itu adalah surga dan neraka.

Surga dan neraka adalah dua tempat yang telah disediakan Allah, satu tempat yang penuh dengan kenikmatan dan ampunan dari Allah, suatu yang belum pernah dirasakan di alam dunia kelak di akhirat akan diberikan kepada orang-orang yang taat kepada perintahnya. Setiap orang tentu menginginkan menjadi penghuni surga namun yang disayangkan perilakukanya adalah perilaku ahli neraka. Surga akan menjadi pilihan, karena segala keperluan manusia telah tersedia, dan manusia dapat menikmati dengan sepuas-puasnya, di surga semua orang akan dimudakan kembali, makan dan minum telah disediakan dengan pelayan-pelayan yang ramah-ramah, dengan tempat yang indah, nyaman dan manusia tidak akan merasa bosan.

Pernah ada perbincangan seorang muslim namun tidak pernah menjalankan syariat Islam. Dalam perbincangan itu dia ditanya oleh orang Islam yang lain yang taat beragama, sekali-kali dalam bentuk nasihat dan sisi lain merupakan peringatan, “apakah kamu tidak takut dimasukkan ke dalam neraka? Pada umumnya mereka percaya adanya surga dan neraka, dan tempat apakah dan disediakan untuk siapa? dia percaya. Namun tidak yakin dengan adanya surga dan neraka. Surga sebagai tempat tinggal terakhir bagi orang-orang yang taat terhadap perintah Allah dan neraka bagi orang-orang yang ingkar kepada perintah Allah.
Ketika di tanyakan, “apakah tidak takut masuk ke dalam neraka? Dengan sederhana dan pola pikir orang awam, tinggal di dalam neraka itu enak, karena disana akan kumpul dengan bintang film, para artis yang cantik-cantik, molek, rupawan. Mereka tidak shalat, tidak puasa, suka minum-minuman keras, bahkan suka kumpul kebo dan melakukan perbuatan-perbuatan terlarang lainnya, tentu mereka masuk neraka.

Na’udhubillahi min dzalik, orang yang sedang sakit gigi tidak akan berselera untuk makan, makanan yang lezat-lezat, bahkan musik favoritnya terasa tidak nyaman lagi. Ini baru salah satu organ tubuh yang sakit, maka akan menimbulkan rasa sakit pada seluruh tubuh. Bagaimanakah bila orang dimasukkan ke dalam neraka, masih sempatkah untuk memperhatikan yang lain. Memikirkan diri sendiri saja susah apalagi memikirkan orang lain.

Karena itu argumentasi orang awam yang tidak mau belajar tentang Islam, mereka akan menanggapi dengan sederhana dan tidak tepat. Karena itu menengoklah bahwa setiap siksaan dan kepedihan di dalam neraka akan mengilangkan semua kenikmatan. Karena itu ashhabul yamin, tetap pada pikirannya sehingga akan menjalankan perintah Alah dan menjauhi segala yang dilarang menjadi pilihan bahkan menjadi kebiasaan. Walaupun terdapat berbagai macam ancaman, gangguan dan rintangan semua ini dipandang sebagai cobaan bagi orang-orang yang beriman.

Karena itu ada beberapa pesan bagi orang yang sedang diberikan nikmat sehat:
  1. Mensyukuri nikmat sehat sebagai suatu yang amat berharga. Apa artinya harta, pangkat dan jabatan, rumah megah, kendaraan mewah, pasangan hidup yang gagah atau cantik, rupawan bila dirinya ternyata sakit.
  2. Wujudkanlah kesyukuran dengan senantiasa menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangannya.
  3. Gunakanlah waktu sehat sebaik-baiknya sebelum datang waktu sakit, bila sedang sehat apapun bisa dilakukan namun bila sakit hidupnya akan lebih bergantung pada yang lain. Makan, minum, tidur dan hal-hal yang enak menjadi tidak enak, apalgi hal-hal yang tidak enak, misalnya bekerja, berfikir, berjalan, berlari semua menjadi serba terbatas.
  4. Sadarilah bahwa tidak selamanya manusia itu akan sehat, sehati-hati, sekuat-kuat apapun didalam menjalani hidup, ternyata tantangan dari luar semakin kuat sehingga memungkinkan mempengaruhi organ tubuh, sehingga menimbulkan gangguan dan untuk selanjutnya menimbulkan rasa sakit.
  5. Perbanyaklah untuk bershadaqah, karena dengan shadaqah dapat menjadi perantara untuk menjauhkan diri dari balak.
  6. Berempatilah terhadap orang-orang yang sakit, menengok dan mendoakan untuk kesembuhannya.
  7. Membiasakan diri untuk hidup sehat, dengan mempelajari pola hidup sehat.
  8. Memperbanyak referensi, untuk mengetahui sebab-sebab timbulnya penyakit sehingga akan muncul kewaspadaan dini, dalam hal makan dan minum serta perbuatan-perbuatan lainnya.
  9. Hindari sikap ujub bahwa dirinya selalu sehat dan tidak mungkin sakit, karena bisa jadi dia akan sakit sebagaimana orang yang sedang sakit.
  10. Sehat itu enak dan menyenangkan, berbagilah kesenangan kepada orang lain terutama yang sedang dalam penderitaan.

Menjadi orang yang sehat memang enak dan menyenangkan, tetapi hendaknya tetap berhati-hati, agar kenikmatan dan kesenangan ini menjadi hilang dengan sia-sia. Karena manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani, semua unsur ini membutuhkan asupan yang berbeda, berilah hak pada tiap-tiap unsur.

4/01/2015

Enaknya Orang Sakit, Kesempatan Bermuhasabah



Ketika judul tulisan ini muncul pada benak, kemudian dituangkan dalam bentuk kata-kata, bukan sesuatu yang diada-adakan, tetapi itulah suatu kenyataan yang sulit untuk diterima dengan akal. Karena orang sakit organ tubuhnya sedang ada gangguan dengan gangguan itu akan menimbulkan rasa yang tidak enak. Seperti contoh penyakit yang nampaknya ringan-ringan saja, misalnya sariawan. Maka makan minum menjadi tidak enak, untuk berbicara sulit, badan terasa panas dan sebagainya. Apalagi bila menderita penyakit kronis, seperti jantung, paru-paru, liver, kangker, struk, diabetes dan penyakit-penyakit kronis lainnya, semua penyakit itu akan menimbulkan rasa yang tidak enak.

Bila menderita sakit yang tergolong penyakit ringan mungkin untuk makan dan minuman tidak ada yang berpantang, hanya perlu dikurangi ketika sedang sakit saja, tetapi setelah sembuh makanan dan minuman apapun bisa disantap kembali. Lain halnya bila itu adalah penyakit kronis, misalnya diabetes maka setelah dinyatakan sehat oleh dokter harus selalu menghindari segala jenis makanan dan minuman yang dapat memicu naiknya kembali kadar glukosa, bahkan kadang harus melakukan diet ketat, semua jenis makanan, nasi, air minum, sayuran, goreng-gorengan yang masuk ke dalam perut harus sesuai dengan takaran atau menurut petunjuk dokter.

Bagaimanakah bila sedang berada dalam suasana pesta, dimana semua jenis makanan dan minuman yang serba enak telah tersedia, dan orang-orang yang berada disekelilingnya makan dengan lahabnya. Disinilah peran pengendalian diri untuk tidak larut dalam suka-cita dan isrof bersama teman-temannya. Karena bisa jadi kenikmatan yang hanya sementara akan mendatangkan penderitaan yang lama, sangatlah tidak sebanding. Karena penyakit kronis ini akan memicu timbulnya penyakit yang lainya, misalnya akan terjadi kebutaan, struk, luka yang kemudian membusuk dan harus diamputasi, lantas bila membaca paparan dan diskripsi orang yang sakit demikian mengerikan, amit-amit sakit seperti itu? Lalu apakah enaknya orang sakit itu?

Banyak orang yang baru sadar bahwa sesungguhnya sehat itu sangat indah, nikmat dan menyenangkan, keadaan ini baru dapat dirasakan ketika dalam kondisi sakit, sungguh besarnya nikmat sehat. Karena itu senantiasa bersyukur ketika diberikan kesehatan, bersyukur karena penyakitnya hanya ini dan itu saja, bersyukur bukan merupakan penyakit yang bersifat komplikasi. Bila ternyata sudah komplikasi, masih bersyukur segera tertangani dan bersyukur lagi bahwa Allah sedang mengujinya dan memberikan cobaan, sehingga dalam kondisi ini mereka menjadi hamba yang hina, hamba yang tidak patut menerima apapun kepada Allah, karena dirinya merasa sadar dengan dosa-dosa yang telah dilakukan atau dirinya sadar bahwa sebagai orang yang beragama belum dapat menjalankan syari’at agama secara sempurna, perintah Allah sering ditinggalkan larangan Allah banyak dijalankan.

Kesadaran ini terbangun ketika sedang merasakan sakit, sehingga dengan kondisi yang di alami akan membangkitkan rasa syukur kepada Allah. Dan sesungguhnya dengan bersyukur Allah akan menambah kenikmatan kepada hamba-Nya.


“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)

Dengan bersyukur hati akan menjadi tenang, sikap psimis, khawatir dan takut akan beralih menjadi sikap optimis, bahwa tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya. Setiap Allah menurunkan penyakit Allah juga menurunkan obatnya. Hanya saja untuk memperoleh kesembuhan adalah menjadi proses yang harus dijalankan. Rasa ikhlas dan sabar akan menjadi energy positif, terapi diri, inilah obat yang tidak akan ditemukan di dunia kedokteran, kondisi dan kedaran diri akan mendominasi pada proses kesembuhan’

Demikian pula ketika sakit akan insaf dan sadar atas kebiasaan buruk dalam hidup yang sering dijalankan. Misalnya makan dan minum yang berlebihan menjadi sebab pemicu timbulnya penyakit, karena itu makan dan minum hendaknya memenuhi syarat yang halal dan thayyib, hendaknya dijauhkan dari sifat isrof, berlebih-lebihan. Karena didalam tubuh manusia (perut) terdapat tiga ruang untuk air, makanan dan udara. Sehingga bila makanan yang melebihi 1/3 akan terjadi gangguan, dalam jarak pendek atau dalam waktu yang lama. Makan yang berlebihan akan mengurangi aktifitas dan kinerja, mengantuk, kalori yang seharusnya terbakar akan menumpuk dalam tubuh menjadi lemak yang selanjutnya akan terjadi obessitas, kolesterol naik, glokosa yang tidak terkontrol, sehingga akan menimbulkan beraneka macam penyakit.

Karena itu jangan terlalu bahagia bila sedang mendapat kenikmatan dan jangan terlalu sedih bila sedanag mendapat cobaan dan ujian. Ciptakanlah keseimbangan hidup, agar hidup terasa indah, sakinah, mawaddah dan rahmat. Semua orang bisa, bila niat yang ada didalam hati senantiasa diteguhkan dan dilaksanakan secara konsisten.


2/13/2015

Sehat Digaji Sakit Membayar, Bukan Aneh tapi Nyata



Dua kondisi tentang keadaan manusia, kadang sehat kadang sakit. Sehat adalah suatu harapan namun sakit sesuatu yang ingin dihindarkan. Harapan setiap manusia selalu dalam kondisi sehat namun keadaan yang kadang membuat imunitas tubuh menurun sehingga menimbulkan sakit. Sakit bisa terjadi karena beberapa sebab, bisa karena kecelakaan, faktor makanan, minuman, pikiran,lingkungan dan bisa karena faktor usia. Maka bila merasa dirinya selalu sehat, tidak pernah merasakan sakit, namum tiba-tiba sakit. Tentulah hal ini akan menjadi pemikiran dan merasa aneh bahakan orang lainpun juga akan menganggap aneh.

Bila dibiarkan maka sakitnya semakin menjadi-jadi, dan bila diobati penyakitnya menjadi sembuh, namun kadang kambuh lagi. Bila diobati segera sembuh maka pertanda bahwa organ tubuhnya cukup baik sehingga baru sekali berobat sudah langsung sembuh, tetapi bila sudah berulang kali berobat tidak kunjung sembuh, bahkan kadang penyakit yang diderita semakin manjadi-jadi, bahkan terasa semakin bertambah. Dengan ini maka perlunya bertanya pada dirinya sendiri, apa yang terjadi pada dirinya. Koreksilah terhadap faktor-faktor pemicu timbulnya suatu penyakit.

Salah satu upaya untuk mempeoleh derajat kesehatan, manusia harus bekerja dan berkarya, karena dengannya manusia akan memperoleh penghasilan atau gaji. Sehingga dengan gaji itulah manusia dapat memenuhi segala kebutuhan hidup sebagai makhluk pribadi, sosial dana makhluk Tuhan. Sebagai makhluk pribadi manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan, maka mustahil akan memperoleh bila tidak bekerja. Sandang dan papan suatu kebutuhan yang bersifat tahunan namun makan dan minum adalah kebutuhan harian. Tanpa makan dan minum manusia tidak akan hidup, bahkan makan dan minum dengan menu yang tidak seimbang maka tidak akan menjamin kondisi kesehatan selalu terjaga dengana baik. Karena itu makan bukan hanya sekedar untuk menghilangkan lapar, minum bukan hanya sekedar menghilangkan dahaga, tetapi diupayakan segala makanan dan minuman mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan sel-sel dalam tubuh manusia.

Makan dan minum adalah kebutuhan terbesar dalam hidup manusia. Berapa banyak sampah yang dibuang dalam setiap hari dari sisa-sisa makanan. Begitu besarnya kebutuhan hidup manusia, karena itu semakin giat dalam bekerja dan berkarya maka nutrisi yang dibutuhkan hendaknya semakin komplek. Karena beban kerja yang terlalu banyak bila tidak diimbangi dengan makan, minum, olah raga, istirahat yang cukup akan menimbulkan penyakit.

Karena itu setiap pegawai atau karyawan pada setiap lembaga dan institusi pemerintah maupun swasta selelu menggantungkan hidupnya. Dari situlah sumber utama pemenuhan kebutuhan hidup. Demikian pula lembaga pemerintah dan swasta membutuhkan pegawai dan karyawan yang handal, sehat, cakap, berintegritas, loyal agar dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban yang diamantakan kepadanya. Karena itu setiap institusi selalu memotivasi setiap karyawannya agar menjadi pribadi yang sehat secara total, sehat jasmani dan rohani. Karena itu untuk menciptakan itu mnimal dalam seminggu sekali pemerintah atau swasta memberikan kesempatan pada pegawai dan karyawannya agar berolah raga, bahkan alat-alat kesehatanpun disediakan dengan harapan pegawainya semua dalam kondisi sehat dan prima.

Demikian pula dalam lembaga pemerintah dan swasta tidak cukup memfasilitasi kegiatan olah raga saja, namun juga memberikan pembinaan mental rohani, misalanya diselenggarakan bimbingan rohani (pengajian) dan juga memberikan kebebasan pada setiap pegawai dan karyawannya untuk menjalankan ibadah pada waktu melaksanakan aibadah.

Karena itulah beruntunglah bagi setiap pegawai dan karyawan lembaga pemerintah atau swasta yang diberikan fasilitas tersebut. Karena kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan dengan kegiatan bekerja. Jadi pada dasarnya olah ragapun juga bekerja, mengikuti bimbingan rohani juga bekerja. Yang menjadi maslah mengapa setiap kegiatan itu berlangsung terlihat kurang bersemangat? Apakah sudah merasa sehat atau sudah merasa cukup atau malas atau sibuk dan sebagainya. Maka bila jawaban-jawaban ini secara spontan diucapkan sesunggunya bukan pribadi yang sehat. Karena seandainya merasa dirinya sehat, seberapa besar dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan. Seberapa besar dapat mempertanggungjawabkan seluruh tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan kepadanya. Maka bila terjadi pekerjaan menumpuk ini menandakan bahwa stamina tubuh yang tidak memadai. Baru saja dihadapkan dengan pekerjaan, sudah merasa malas, ngantuk dan perasan-perasaan lainnya, hal ini karena sel-sel dalam tubuh tidak sehat, yang mestinya ketika tangan mau bekerja maka sel-sel dan organ tubuh lainnya ikut menopang untuk bekerja. Sehingga setiap pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan baik. Bila memang demikian, mengapa tidak menyadari, merasa sehat tapi sesungguhnya tidak sehat. Yang kedua hatinya sebenarnya tidak sehat, tidak bisa instrospeksi menandakan bahwa dirinyaa tidak sehat.

Rasululullah SAW mengatakan bahwa” ingatlah bahwa didalam jasad manusia terdapat segumpal daging, bila baik maka baiklah seluruh amal perbuatan mansia dan bila buruk maka buruklah seluruh amal perbauatan manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati”.

Hati yang sehat akan menjamin seluruh tubuh manusia menjadi sehat. Karena itu begitu banyaknya penyakit hati dan obatnya cukup lima hal pertama membaca Alquran dengan maknanya, kedua menegakkan shalat malam, ketiga memperpanjang dan memperbanyak dzikir, keempat makan dan minumlah secukupnya saja, kelima selalu berkumpul dengan orang-orang shalih”.

Demikian pula ketika tidak mau mengikuti bimbingan rohani, mengatakan bahwa dirinya sudah cukup dengan ilmu yang dimiliki. Bagaimanakah bila dikorelasikan dengan sabda Rasulullah Muhammad SAW bahwa dalam urusan agama hendaknya melihat kepada orang yang diatasnya. Sejauhmana keilmuan yang telah dimiliki, seberapa besar tingkat ibadah telah dijalankan, lihatlah kepada orang-orang shalih yang selalu giat dan teguh dalam menegakkan ajaran agama.

Karena itu bila sehat adalah suatu pilihan utama dalam hidup sebaliknya sakit bukan menjadi pilihan. Maka mungkin menjadi tanda tanya mengapa menjadi pribadi yang sehat justeru yang digaji namun bila sakit justru disuruh membayar. Bukankah orang sakit justru harus ditolong dan diberi bantuan bahkan dibebaskan dan kewajiban piutang. Tidaklah demikian karena ketika sehat maka gaji dan penghasilnya akan meningkat,namun bila sakit gaji dan penghasilannya akan berkurang, hal ini karena tingkat produktifitas kinerja yang berkurang dan adanya pengeluaran yang lain karena dampak dari sakit itu. Siapa yang mau menggunkan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) sebagai pengobatan rawat jalan atau rawat inap.
Bila disuruh memilih tentu lebih baik membantu kepada orang lain, biarlah setiap bulan dimintai iuran untuk kesehatan, biarlah dana tersebut digunakan orang lain, karena sesungguhnya secara spiritual bahwa pemberian iuran pada dasarnya adalah upaya untuk mencegah dan menghindarkan balak karena sesungguhnya shadaqah dapat mencegah dari balak. Sakit adalah balak dan cobaan yang dapat dicegah dengan memperbanyak sadaqah.

Karena itu bila ingin sehat berusahalah agar menjadi pribadi yang sehat, makan, minum yang teratur dan seimbang, istirahat,olah raga secara teratur dan ibadah yang ikhlas dan istiqomah. Dengan demikian akan menjadi pribadi yang sehat secara paripurna, jasamani dan rohani, sehat ekonomi dan sosial. Satu hal yang perlu diingat bahwa sehat dan sakit adalah pilihan, dan setiap pribadi mempunyai hak untuk memperoleh derajat kesehatan. Sehat adalah milik pribadi dan akan berdampak luas, maka berusahalah untuk menjadi pribadi yang sehat.

2/03/2015

Managemen Rumah Tangga Untuk Menciptkan Keluarga Sejahtera dan Bahagia




Kehidupan rumah tangga adalah kehidupan yang indah, dimana antara dua orang laki-laki yang berbeda jenis kelamin, berbeda suku, nasab, bahasa bisa bersatu karena atas dasar cinta. Walaupun membina Rumah tangga kadang kala tidak didahului dengan cinta dengan sepenuh hati, hal ini kalau mengingat masa dahulu, orang tua sudah menjodohkan putra-putrinya kepada calon pendamping pilihannya yang dipandang akan menjamin kehidupan dikemudian hari menjadi bahagia dan sejahtera.

Budaya jawa pada zaman dahulu, sebagaimana contoh pada zaman RA Kartini, perempuan menjadi wanita yang harus dipingit bila sudah mencapai usia remaja. Sehingga soal pasangan hidup dan jodohnya sudah ditentukan oleh orang tuannya. Walaupaun pada zaman sekarang sudah terjadi pergeseran, namun tentu masih ada saja yang menjalankan hal seperti itu. Dengan zaman kebebasan laki-laki dan perempuan bebas untuk menentukan pilihannya. Namun kadang kala pilihannya tidak menjadi pilihan terakhir karena pilihannya tidak sepenuhnya sesuai dengan harapan.

Rasulullah Muhammad pernah menyampaikan tentang kriteria wanita ideal sebagai pendamping hidup yaitu pertama wanita yang beragama dan mempunyai kesadaran melaksanakan ajaran agamanya. Perintah agama selalu berusaha untuk dilaksanakan dan larangannya berupaya untuk dihindarkan, kedua wanita yang berharta dalam arti telah mempunyai ketahanan ekonomi yang mapan, ketiga wanita yang berasal dari keturunan orang yang baik, ketiga wanita yang cantik. Hal ini bagi laki-laki yang hendak memilih pasangan hidup, demikian pula bagi wanita menharapkan laki-laki dengan kriterianya sama hanya saja yang terakhir laki-laki yang gagah atau tampan.

Dapatkah memilih pasangan sesuai dengan kriteria diatas, kemungkinan ada walaupun tidak sempurna, namun mendekati pada persamaan. Tak jarang bahwa kriteria tersebut sangat berbeda dengan harapan, sehingga setelah membangun rumah tangga selalu dihadapkan dengan upaya untuk membina rumah tangga. Berupaya mencari keselarasan, kesamaan, saling mengalah, saling melengkapi. Sehingga walaupun pada awal pernikahan terasa janggal namun dapat dilesatarikan hingga batas akhir kehidupan. Sebaliknya ada saja pasangan hidup yang sudah dipilih dan sesuai dengan harapan namun bangunan rumah tangga amat rapuh sehingga rumah tangga tidak bisa dibina. Bila dapat dipertahankan tak jarang kehidupannya selalu diwarnai dengan kedisharmonisan, percekcokan dan pertengkarang, bahkan salah satu atau kedua -duanya mencari kepuasaan diluar rumah.

Hendaknya setiap insan menyadari bahwa pasangan yang telah dipilihnya adalah merupakan jodoh dan itu adalah telah ditentukan oleh Allah SWT. Setelah bangunan rumah tangga dibangun maka setiap pribadi berupaya untuk membina kehidupan rumah tangga. Untuk mewujudkan hal ini maka perlunya manageman rumah tangga.

1. Perencanaan (planning) yaitu membuat rencana kerja, jalan dan usaha-usaha yang akan ditempuh serta menetapkan usaha yang akan dicapai.
2. Pengorganisasian (organizing) yaitu pengaturan dan tata kerja dalam melaksanakan rencana pekerjaan termasuk meresapi adanya tujuan bersama, adanya pola yang menetapkan pembagian tugas wewenang serta hubungan antara suatu posisi dengan posisi lainnya, hubungan antara kerja dengan petugas, menaati peraturan, disiplin dan hirarkhi dalam pekerjaan dan sebagainya.
3. Pengarahan (directing/ leading) artinya pemimpin atau kepemimpinan yang akan memimpin dan mengatur jalannya semua rencana.
4. Pengawasan (controlling) yaitu mengontrol dan mengendalikan apakah suatu rencana berjalan lancar atau apakah hasil pekerjaan sesuai dengan standar yang diinginkan ataukah ada halangan dan rintangan atau terhadap kelainan -kelainan yang harus diperbaiki.
5. Koordinasi yaitu kerjasama dengan pembagian tugas dan wewenag yang rapi harus terjalin dengan baik, tanpa koordinasi antara unsur-unsur yang berkepentingan semua rencana tak mungkin dapat berjalan dengan lancar dan tujuan yang nenjadi sasaran tak mungkin tercapai dengan baik. (Dirjen. Bimas Islam dan Urusan Haji, Modul Pelatihan Pelatih Pembina Keluarga Sakinah, hal: 113-114)

Disamping itu dengan pemikiran, setiap diri hendaknya peka terhadap rasa dan berperasaan, karena itu sikap saling menghargai hendaknya selalu dibina, dua insan yang telah menjadi satu akan menjadi kesempurnaan, setiap diri tidak menuruti hawa nafsu dan bersikap egois. Walaupun setiap diri secara fitrah berkarya sesuai dengan bidangnya namun anamun setiap diri hendaknya menyadari akan kekurangan dirinya sendiri.

12/09/2014

Tidak Sadar Telah Mengganggu dan Meresahkan Orang Lain




Dalam forum sarasehan FKDM (Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat), ketika narasumber dari TNI dan Polres memaparkan materi, disuasana siang hari kondisi audien amat berfariasi. Ada yang dengan tekun menyimak, mencermati dan mencatat setiap materi yang telah didengarnya, setiap materi yang dianggap penting dan asing baginya segera didokumentasikan dalam bentuk tulisan. Mereka yakin karena paparan tersebut merupakan materi baru dan ilmu baru baginya. Disamping itu dia juga sebagai pengurus harus mengetahui latar belakang, maksud dan tujuan serta visi dan misinya. Semua ini yang kelak akan menjadi bekal ketika dia berada ditengah-tengah masyarakat dan harus sigap cepat tanggap dan cepat lapor. Peserta ini merupakan peserta yang produktif dan menjadi harapan bagi pejabat yang telah menunjuknya sebagai pengurus.

Disamping peserta yang aktif terdapat peserta yang pasif, karena terlalu hidmatnya dalam menyimak setiap paparan sehingga terlelap dan kemudian tidur. Apapun yang telah disampaikan nara sumber sama sekali tidak didengar dan diketahuinya. Sehingga ketika ditanyakan, apa yang telah diperoleh dari kegiatan sarasehan, hanya menjawab singkat, saya tidak mencatat sehingga menjadi lupa. Padahal lupanya bukan karena tidak mencatat namun karena tidak mendengar paparan yang telah disampaikan narasumber. Bila mengetahui hal demikian maka pejabat yang menunjuknya menjadi pengurus akan kecewa, marah dan sebagainya. Karena ternnyata amanat yang diberikan kepadanya tidak dapat dilaksanakan. Mereka hadir hanya sekedar memenuhi undangan saja.

Peserta sarasehan yang ketiga adalah peserta yang kurang memperhatikan, karena kegiatan itu dijadikan sebagai ajang untuk temu kangen terhadap teman-temannya, sehingga dalam acara sarasehan hanya digunakan untuk bercerita, ngobrrol dengan teman duduk baik disamping kanan, kiri depan atau belakngnya. Dia tidak memperdulikan orang lain bahkan tidak memperdulikan materi yang sedang dipaparkan. Peserta sarasehan yang demikian ini kelak tidak akan dapat melaksanakan amanat dengan baik, amanat, tugas dan tanggung jawab dipandang hanya main-main saja.

Dalam suasana sarasehan yang diikuti oleh peserta dengan karakter yang berbeda-beda, tiba-tiba terdengar suara kentut. Spontan terdengar ucapan “tidak sopan”, walaupun orang yang kentut tidak dengar bahwa dirinya dimaki-maki, namun sekalipun tidak di maki-maki sebenarnya dia sudah merasa malu, menyesal dan menyalahkan dirinya sendiri. Mengapa tidak dapat menahan kentut. Itulah suara kentut yang mengeluarkan suara, sekalipun tidak berbau orang telah merasa jijik dengan bau tak sedap yanag akan segera dihirupnya. Sehingga walaupun tidak berbau tangannya akan menutup hidungnya.

Bagaimanakah ketika mencium bau kentut yang keluar tidak mengeluarkan bunyi. Orangpun akan menuduh kiri kanan, depan belakangnya yang telah kentut. Tangannya segera menutup hidungnya sambil mengeluarkan ucapan “kurang ajar, kentut disembarang tempat, tidak sopan, kalau tahu etika mestinya mau kentut keluar dulu biar tidak meracuni orang lain”. Ketika kentut berbau namun tidak berbunyi, si pelakupun akan pura-pura menutup hidungnya, seakan-akan bukan dia tidak kentut, walaupun bau tidak sedapnyapun tetap dihirup, dan merasa bangga bahwa kentutnya berbau dan dicium oleh orang lain.

Maka ketika dalam forum sarasehan melihat orang ngobrol dengan temannya dan tidak mendengarkan paparan dari nara sumber, orang akan menilai bahwa dia tidak bisa menghargai orang lain. Ketika mendengar suara kentut akan mengatakan tidak sopan, ketika mencium bau kentut yang tidak bersuara, akan mengatakan “kurang ajar” atau kata-kata hujatan lainnya. Mengapa demikian, tidak lain karena perbuatan tersebut merugikan orang lain, ketika ngobrol maka akan menghilangkan konsentrasi teman yang lain, ketika kentut akan mengganggu dan meracuni orang lain.

Dalam suasana sarasehan ternyata masih ada kebiasaan orang yang tidak memperdulikan orang lain. Bagimanakah ketika asap rokok bertebaran didalam ruangan, orang yang tidak merokok dan tidak suka merokok terpaksa harus mengirup asap rokok. Berkali-kali dia menghindar dari asap rokok, bahkan meniup asap rook agar menjuh darinya. Sadarkah bagi perokok bahwa dia telah mengganggu dan merugikan orang lain? Sadarkah dengan slohgan bahwa merokok dapat merugikan kesehatan? Sadarkah bahwa ketika dia mendengar temannya yang meninggal secara mendadak karena serangan jantung coroner? Sadarkah dia yang baru saja menengok temannya yang di rawat di ICU karena terjadi penyempitan pembuluh darah yang diantaranya disebabkan karena nikotin dan thar dari merokok? Sadarkan dia ketika melihat saudaranya yang diperitahkan dokter untuk berhenti merokok, ternyata penyakitnya sudah kronis? Sadarkan ketika dokter telah menyarankan agar tidak merokok akan menjadikan dirinya hidup dalam ketergantungan dan keterbatasan? Sadarkah bahwa dirinya telah mengganggu dan meresahkan orang lain? Sadarkan bahwa egoisme adalah sikap buruk yang harus dijauhi?

Diskusi antara perokok dengan orang yang tidak merokok tidak akan pernah berakhir dan tidak akan dapat ditemukan titik temu, masing-masing mempunyai argumentasi yang berbeda. Namun sesungguhnya perokok akan menyadari kekhilafannya bila sudah tidak merokok lagi, bagi dirinya sendiri, keluarga dan lingkungannya.

Sudah beberapa kali mendengar penuturan para perokok yang tidak merokok lagi mengatakan bahwa setelah tidak merokok nafasnya menjadi longgar, pakaiannya tetap bersih dan tidak berbau sangit. Lingkungan dan ruangannya tetap terjaga kebersihannya, keharmonisan akan tetap terjaga. Mudah-mudahan Allah menyadarkan hambanya yang sedang khilaf.

12/06/2014

Menjadi Sehat Dengan Belajar Pada Orang Sakit-Ketika Sehat Bersyukur dan ketika Sakit Bersabar



Setiap orang menginginkan selalu dalam kondisi sehat secara paripurna yaitu sehat lahir dan batin. Tak seorangpun yang mengharapkan bahwa dirinya menjadi sakit. Mengapa demikian, hal ini tidak lain karena sakit adalah kondisi yang tidak mengenakkan sebaliknya bila sehat semuanya menjadi enak dan menyenangkan.

Sekalipun setiap manusia menginginkan selalu dalam kondisi sehat wal afiyat, namun ternyata sakit itu datangnya secara tiba-tiba. Pernah suatu saat Mas Hermansyah Ermando, seorang laki-laki yang energik, walaupun usinya sudah berkepala lima yang hampir mendekati kepala enam, namun etos kerja dan jiwa kewirausahaannya tak pernah pupus. Baginya tiada waktu yang terlupakan kecuali dipenuhi dengan aktifitas kinerja. Kebetulan dia adalah seorang arsitek yang menekuni bidang perakitan dan pembuatan pabrik.
Selepas bekerja di salah satu pabrik kayu lapis, kemudia dia bekerja secara free land, ordernya tidak pernah berhenti, walaupun dia berdarah Batak sekarang tinggal di Jawa Tengah dan dalam bekerja hingga sampai ke luar Jawa. Segala macam mesin dipelajari, dengan berbekal penguasaan dua bahasa asing yaitu Bahasa Arab dan Inggris memudahkan dalam merangkai dan mengoprasikan mesin.

 Belum lama ini tepatnya pada tanggal 24 November 2014, yang biasanya setiap hari Senin pagi dia berangkat kerja, yang kebetulan saat itu sedang mengerjakan proyek pada salah satu pabrik di Semarang. Pada pagi itu setelah menegakkan shalat Subuh tiba-tiba dada sebelah kiri terasa nyeri yang tidak tertahankan. Dada terasa panas dan terasa ada sesuatu yang menghimpit. Dia berusaha untuk mengirup udara segar, sehingga jendela kamar dibuka, namun ternyata rasa nyeri, panas dan himpitan tidak juga reda.
Sebenarnya pada hari itu rencanyanya juga mau periksa ke rumah sakit, yang direncanakan sekitar jam 08.00 dengan diantar istrinya, seorang PNS yang harus berangkat kerja, sehingga pada hari itu rencana mau apel dan sekaligus mau minta izin kepada atasannya. Namuan ternyata sakit yang diderita suaminya memaksakan dia beserta anaknya untuk segera memeriksakan suaminya ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan merintih kesakitan, duduk, tiduran menjadi serba salah dan serba tidak mengenakkan.

Setelah sampai rumah sakit diperiksa dan langsung masuk ruang ICU dan berdasar pemeriksaan dokter dia terkena serangan jantung koroner. Apa yang terbersit dalam benak kita ketika mendengar ada orang sakit yang masuk ke ruang ICU. Tentu ini merupakan penyakit kronis yang harus selalu dalam pengamatan dokter. Ketika mendengar bahwa salah seorang anggota keluarga sakit, seluruh keluarga menjadi kalang kabut, gelisah, khawatir dan takut. Semua keluarga perhatiannya tertuju kepadanya, bagaimana agar menjadi sehat kembali. Apalagi penyakitnya adalah jantung koroner yang disebabkan oleh penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah.

Pembuluh darah sebagai organ yang berfungsi untuk mengalirkan darah dan oksigen keseluruh tubuh. Sehingga bila pembuluh darah ini tersembat maka seluruh organ tubuh manusia menjadi terganggu. Terasa tidak mempunyai tenaga, bahkan bila terjadi pembengkakan pada jantung maka nafas terasa sesak, bahkan tersengal-sengal. Miris rasanya melihat penderita sakit jantung. Mengapa terjadi penyumbatan pembuluh darah, dokter mengatakan bahwa nikotin dan tar yang diperoleh dari mengisab asap rokok menjadi salah satu sebabnya, disamping itu juga karena makanan yang mengandung kolesterol dan lemak jenuh, juga karena beban pikiran yang berat.

Memang pemicu sakit jantung korener amat banyak. Sehingga bila melihat orang menderita sakit jantung tentu dirinya tidak ingin menderita sakit yang demikian itu. Namun sesungguhnya rasa takut yang tidak disertai dengan tindakan untuk menghindari penyebab timbulnya penyakit jantung, bisa jadi akan memicu penyakit-penyalit lainnya. Karena agar terhindar dari penyakit jantung stop kebisaaan merokok, ada yang mengatakan bila tidak merokok menjadi kantuk. Mengapa menghilangkan kantuk dengan merokok, apakah tidak ada cara lain yang lebih baik, aman dan menyehatkan?

Ada lagi yang mengatakan orang tidak merokok tetapi batuk sedangkan dirinya perokok tetapi tidak batuk. Sesungguhnya merokok adalah salah satu penyebab menjadi batuk, karena itu bila perokok untuk sementara tidak batuk, kebetulan imunitas tubuh sedang bagus, namun bila suatu saat imunitas tubuhnya menurun maka bukan hanya batuk yang akan menyerangnya, namun sesak nafas yang tidak tertahankan karenan penyempitan pembuluh darah, dan dokter menyarankan untuk berhenti merokok. Bila dokter telah menyarankan untuk berhenti merokok maka akan menjadi orang yang ketergantungan pada obat, hidup terasa tidak nikmat lagi, karena semuanya menjadi serba terbatas, beraktifitas terbatas, kadang harus pantang terhadap makanan dan minuman tertentu. Namun bila berhenti merokok dengan kesadarannya sendiri, akan bebas beraktifitas dan makanan apapun terasa enak dan menyehatkan, tidak ada pantangan terhadap makanan terntu.

Penyakit dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup yang baik, nutrisi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan (Aden R, Menjalani Pola dan gaya Hidup Sehat, Hanggar Kreator, Yogyakarta, 2010 hal 10). Ini merupakan ikhtiar manusia dan tentu saja harus dipadukan dengan ikhtiar batin, yaitu pengendalian batin , memenej hati dengan berupaya untuk selalu mendekatkan diri pada sang Khaliq. Karena sumber penyakit bersifat komplek bisa dari makanan dan bisa juga dari pikiran.

Saya ingin selalu sehat, dia juga ingin selalu sehat, mereka juga ingin selalu sehat dan selalu tampil prima. Kesehatan adalah milik masing-masing orang secara pribadi, bila melihat orang sakit sedang kritis, sedang mengerang-erang kesakitan, sedang ngorok dan lain sebagainya, orang lain hanya bisa berempati. Yang merasakan sakit sesungguhnya hanya sang penderita saja. Maka lebih baik berempati terhadap orang sakit dari pada sakit, lebih baik menjenguk orang sakit dari pada sakit, lebih baik membantu secara finansial kepada orang sakit dari pada dibantu. Ambil hikmah dari orang yang sakit maka akan menjadi sehat. Gunakanlah waktu sehat untuk meningkatkan amal ibadah dengan sebaik-baiknya sebelum datangnya sakit. Bersyukurlah ketika sehat dan bersabar ketika sakit.

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS.Ibrahim: 7)

9/10/2014

Buah Dari Keikhlasan, Pekerjaan Selesai Dengan Baik



Ikhlas adalah suatu kata yang sangat mudah untuk diucapkan, namun untuk memperolehnya membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan secara terus- menerus. Hal ini dapat kita maklumi bersama-sama, mengapa orang-orang Islam dapat melaksanakan shalat lima waktu, bila meninggalkan atau lupa merasakan ada sesuatu yang hilang, tetapi ada pula yang biasa-biasa saja, melaksanakan shalat atau tidak melaksanakan shalat adalah sesuatu yang biasa. Bahkan kadang ada merasa terbebani dengan pelaksanaan shalat lima waktu.

Kelompok yang pertama berlatar belakang karena kebiasaan, sesuatu yang dilaksanakan secara terus -menerus sehingga menjadi kebutuhan hidup, sebagaimana makan dan minum yang selalu dibutuhkan seluruh makhluk hidup. Demikian pula shalat adalah kebutuhan spiritual yang bisa berdampak pada bidang materiil, karena dengan shalat akan merasakan kedekatan yang luar biasa dengan Allah SWT, sehingga didalam hidupnya selalu merasa dalam perlindungan, pengawasan dan pemeliharaan Allah SWT. Apapun yang dibutuhkan merasa selalu dipenuhi. Hal yang kedua shalat dilaksanakan dengan ikhlas karena berangkat dari pengalaman sipitual (hidayah).

Allah memberikan hidayah kepada hamba-Nya yang dikehendaki, dan siapapun yang diberikan hidayah oleh Allah tak seorangpun yang dapat menghalang-hangani. Karena itu para ilmuan kafir, orientalis pada awalnya membenci Islam atau tidak mengenal Islam, namun dirinya menerapkan kaidah bahwa seorang ilmuan harus obyektif. Setiap kajian selalu menjauhkan sikap subyektif, persangkaan belaka. Ternyata Allah memberikan hidayah bahwa Alquran yang belum pernah dibaca dan dikaji ternyata memang benar mempunyai nilai-nilai hakiki dan substansial.

Alquran bukan karya manusia namun wahyu Allah. Semakin dalam mengkaji Alquran semakin kuat Aqidahnya sehingga muncul dalam dirinya untuk menjalankan perintah-perintah Allah. Ini bagi kalangan ilmuan yang memang sudah mempunyai kedalaman ilmu sekuler namun kemudian menjadi ilmuan yang mempunyai kepribadian gaya hidup Islami.

Allah kadang memberikan hidayah dengan cara yang sederhana, mendengarkan bacaan Alquran, seperti halnya Umar bin Khatab salah seorang penentang ajaran Islam, namun ketika mendengarkan adiknya yang bernama Fatimah sedang membaca Alquran, keimanan dalam dirinya menjadi tumbuh dan merasuki seluruh pembuluh darah, tersungkur sujud dan menyatakan keislamannya, sehingga pada akhirnya menjadi pembela Islam. Ada lagi orang yang mendapat hidayah karena melihat orang berwudhu, orang memakai jilbab dan sebagainya.

Kelompok kedua, melaksanakan shalat hanya kadang-kadang saja, hal ini karena shalat belum menjadi keutuhan hidup, dirinya tidak pernah menghitung-hitung nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya. Mengapa seorang pegawai atau karyawan yang memperoleh bonus dari atasan atas kinerjanya. Bonus kadang diberikan pada akhir bulan atau setelah selesai melaksanakan pekerjaan atau bahkan diterimakan setahun sekali sebagai pemberian THR. Karyawan merasa sangat berbahagia. Sehingga ia tak henti-hentinya memuji atasan, dalam setiap kesempatan dia menyampaikan kebaikan atasan kepada temannya, kerabat, keluarga bahkan tetangga bahkan sampai pada tukang becak, penjual Koran dan pemulung dia bercerita tentang kebaikan atasannya.

Coba bila kita renungkan seberapa besar bonus yang telah diperolehnya dapat memenuhi kebutuhan hidup, untuk makan diri dan keluarga, untuk membuat rumah, memberi kendaraan, biaya sekolah anak, untuk biaya berobat dan kebutuhan-kebutuhan lain yang berupa kebutuhan skunder dan tertier yang jumlahnya juga teramat besar. Bila kebutuhan belum terpenuhi tentu dia akan mengandai-andai, seandainya bonusnya dua kali atau tiga kali lipat dari gajinya tentu kebutuhannya akan banyak yang terpenuhi. Maka muncul inisiatif bahwa dirinya harus meningkatkan kinerjanya. Tiada waktu baginya selain untuk bekerja demi meraih prestasi yang lebih baik, dalam setiap hari hidupnya hanya untuk bekerja, ketika mau tidur, pikirannya masih mengembara untuk menembus ruang waktu mencari cara untuk mewujudkan impian, hingga larut malam tidak dapat tidur. Ketika mata baru saja terlelap bangun, pikiran kembali pada pekerjaan. Akhirnya karyawan tersebut jatuh sakit. Mengapa, hal ini tidak lain karena kemampuan fisik yang terbatas namun selalu dipaksakan untuk mewujudkan impian. Diaknosa dokter menyatakan bahwa dia kelelahan dan perlu istirahat.

Ketika istirahat tubuh bisa istirahat namun pikirannya tidak bisa istirahat, karena dia menyesali kenapa sakit, karenanya bonusnya menjadi hilang. Harapan dan impian untuk menjadi karyawan terbaik menjadi sirna, obsesi mempunyai mobil dan rumah mewah menjadi sirna. Dia menyatakan diri telah baik walaupun sesungguhnya dia belum sehat, dia memaksakan diri untuk bekerja dan beraktifitas, apa yang terjadi dia kembali harus dirawat di rumah sakit dan diaknosa dokter menyatakan bahwa asam lambungnya tinggi dan ginjalnya terkena gangguan. Dari orang yang sehat menjadi pribadi yang tergantung pada obat-obatan yang harus ditebus dengan ribuan bahkan jutaan rupiah.

Bila kita hayati berapa banyak kenikmatan yang diberikan Allah berupa panjang umur, sehat dan sempat. Berapa liter liter oksigen yang kita hirup dalam setiap detik, bukankah ini pemberian Allah yang diberikan dengan cuma-cuma, seandainya oksigen yang kita hirup dalam setiap hari dimasukkan dalam tabung berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk membayarnya. Mengapa tidak bersyukur.

Organ tubuh manusia adalah diciptakan Allah dalam sebaik-baik bentuk, Allah telah menciptakan dan menempatkan pada posisi yang sangat tepat, bulu mata dan alis ada diatas mata, telinga disisi kanan dan kiri kepala, hidung dan mulut berada dimuka bagian depan. Mata yang berkedip secara reflek, bulu mata yang keluar sesuai dengan kebutuhan mata tidak pernah kering dan tidak berlebihan. Apa pemberian ini tidak perlu disyukuri? Didalam hidung manusia terdapat bulu, di mulut terdapat gigi, ludah, lidah dan dilidah terdapat kelenjar yang dapat membedakan rasa. Apakah ini tidak perlu disyukuri?

Tangan manusia ada dua, dengan tangan dapat menulis, menunjuk, memegang, meraba, mengangkat, dan melakukan gerakan reflek menghalangi bila tiba-tiba anggota tubuh lain terancam bahaya. Kaki manusia terdiri dari dua pasang, dengan kaki manusia dapat menjangkau suatu tempat dengan mudah, dengan berjalan atau berlari untuk menjangkau suatu daerah karena perintah mata, hati, pikiran dan telinga. Bagaimanakah manusia bila tidak mempunyai tangan dan kaki? Apakah ini tidak perlu disyukuri?
Didalam tubuh manusia terdapat jantung, liver, paru, paru, usus, lambung, empedu, pancreas, ginjal dan organ-organ lain. Allah menciptakan semua ini bergerak secara teratur, bahkan urat syarat yang berjumlah ribuan saling keterkaitan. Bergerak beraturan sehingga semua organ berfungsi dengan baik. Apakah ini bukan merupakan kenikmatan, dan apakah tidak perlu disyukuri?

Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk, kemudian Allah menyempurnakan penciptaannya dengan memberikan, akal, hati, nafsu dan agama. Agama mengatur tata hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama dan dengan lingkungannya. Allah menciptakan manusia untuk mencipakan keseimbangan hidup. Rasulullah sebagai figur uswatun hasanah, beliau adalah pribadi yang terjaga dari perbuatan dosa namun beliau senantiasa menegakkan shalat, bahkan shalat lail senantiasa beliau tegakkan. Suatu saat istrinya (Aisyah) bertanya, mengapa tuan selalu menegakkan shalat lail, bukankah tuan adalah pribadi yang maksum dan dijamin masuk surga. Rasul hanya menjawab, apakah Aku tidak ingin disebut sebagai orang yang bersyukur? Berangkat dari sini, maka banyak orang yang mempunyai kesadaran dan keikhlasan menegakkan shalat lima waktu karena semata-mata ingin mewujudkan rasa syukur kepada Allah SWT.

Sehingga ibadah shalat yang dilaksanakan secara terus- menerus dan shalat yang dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas anugerah yang telah Allah berikan kepadanya akan menjadikan pribadi yang ikhlas. Begitulah perjuangan dan mengorbanan untuk meraih keikhlasan. Dan setiap orang pasti menginginkan hidup yang tenang, damai, sejahtera lahir dan batin ini semua adalah merupakan buah dari keikhlasan.

Buah keikhlasan

Suatu saat ada seorang teman yang bercerita kepadaku, bahwa dia adalah seorang pasien di rumah sakit RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Dia seorang penderita penyakit kronis yang pernah di rawat di rumah sakit tersebut dalam beberapa waktu dan sekarang dia sudah sehat dan dapat melakukan aktifitas sebagaimana aktifitas yang dilakukan oleh rekan-rekannya yang sehat. Karena dia seorang pasien penyakit kronis maka suatu saat harus control di rumah sakit tersebut. Dia telah menyiapkan segala perlengkapannya, kartu BPJS, surat rujukan, namun kartu berobatnya hilang. Dia pasrah bila nanti sudah sampai di rumah sakit akan meminta kartu yang baru.

Sehari sebelum berangkat dia pesan tiket travel, hitung-hitung biar bisa istirahat. Travel yang dipesan paling pagi yaitu jam 6 pagi dan ternyata dari agen harus menjemput penumpang yang lain dan dia dijemput jam 7.15 menit. Sampai di rumah sakit jam 10.15. Ternyata untuk mendaftar harus melampirkan foto copy KTP, kartu BPJS dan rujukan. Karena foto copy hanya 1 tempat sehingga menunggu sampai 20 menit. Ketika meminta kartu baru atas kartu lama yang hilang, diberikan nomor yang baru sehingga ketika sampai di tempat pendaftaran dengan status baru, akibatnya tidak bisa bersambung dan sulit untuk dideteksi riwayat penyakitnya.

Dia bercerita kemudian mencari-cari bagaimana dapat mengetahui nomor kartu berobat yang lama, ternyata dia membawa hasil pemeriksaan laboraturium pada tahun yang lalu dan ditunjukkan kepada petugas dan akhirnya status lama dapat ditemukan. Sampai pukul 13.00 dia belum mendapat giliran untuk diperiksa, pagi hari belum sarapan, perut hanya terisi air putih setengah gelas dan dua sisir kue kering, belum shalat dhuhur. Perut memang terasa sangat lapar bila ditinggal untuk shalat nanti tidak dengar ada panggilan. Akhirnya tetap sabar dan ikhlas menunggu, sambil berkata dalam hati nanti shalat dhuhur akan dijamak qashar dengan ashar.

Dia berkata sudah jam sekian belum dapat panggilan tentu kegiatan hari ini di rumah sakit tidak bisa tuntas, karena harusnya dengan pemeriksaaan di laboratorium juga. Sudahlah, seandainya masih cukup waktu ya syukur, dan bila tidak ya tidak apa-apa. Pukul 13.15 dapat giliran untuk diperiksa dokter, dokter menyatakan baik-baik saja. Buku status diserahkan ke loket pendaftaran, dan ditanya “kapan akan periksa laboratorium? Dia jawab “kalau tidak nanati ya besok”. Dia sudah pasrah, spekulasi ke laboratorium ternyata masih dibuka dan ditutup pukul 14.00. Setelah menunggu beberapa saat tepat pada pukul 14.05 dia siap diambil sampel darahnya.

Inilah bahwa sesuatu yang tidak diperkirakan akan terpenuhi, ternyata dapat terlaksana dengan baik. Bagaimanakah seandainya seluruh perjalanan pada waktu itu disikapi dengan mengumpat, tentu akan terjadi penyesalan yang tidak berguna. Sejak awal akan mengumpat pihak travel yang menjemput sampai siang, kedua akan mengumpat petugas foto copy, ketiga akan mengumpat petugas pendaftaran I, keempat akan mengumpat petugas pendaftaran II, akan mengumpat petugas di apotik dan masih banyak lagi yang akan diumpat yang akan menambah permasalahan.

Dia mengakhiri ceritanya”Allhamdulillah, ini semua berkat pertolongan Allah SWT”.

8/22/2014

Penanggulangan Virus HIV AIDS Yang Mematikan



Pada hari Kamis 21 Agustus 2014 bertempat di rumah makan Sarirasa Wonosobo Komisi Penanggulangan AIDS menyelenggarakan rapat koordinasi segenap Kantor, Dinas dan Lembaga terkait untuk menanggulangi penyakit masyarakat yang hingga kini belum ada obatnya yaitu HIV AIDS. Di Kabupaten Wonosobo terdeteksi sebanyak 189 orang penderita HIV dan dimungkinkan masih banyak penderita lain yang tidak lapor. Karena jumlah penderita yang demikian banyak ini akan menularkan pada orang lain, dan menjadi generasi yang sakit.

Karena itu untuk mencegah merebaknya penyakit ini kita semua perlu mengetahui tentang HIV/ AID itu. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yaitu suatu penyakit yang timbul akibat infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam tubuh manusia, yang menyerang sel darah putih (sel CD4) mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Penderita menjadi mudah terjangkit berbagai macam penyakit.
Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, tubuh lemah dan tidak berupaya melawan serangan penyakit dan akibatnya dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.

Ketika tubuh manusia terkena virus HIV tidak langsung menyebabkan penyakit AIDS, melainkan perlu waktu cukup lama, antara sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan. Angka ini diambil dari rata-rata penderita HIV, namun setiap orang mempunyai imunitas yang berbeda-beda. Bagi yang imunitasnya rendah maka virus akan berkembang dan mempengaruhi kualitas kesehatan.

Sebab-sebab menularnya virus HIV/ AIDS:
1. Hubungan seks dengan penderita HIV/ AIDS
2. Transfuse darah dari pengindap HIV
3. ASI dari penderita HIV
4. Penggunaan jarum suntik dengan bergantian.
5. Alat suntik atau jarum suntik/ alat tatoo/tindik yang dipakai bersama dengan penderita HIV/AIDS

Hubungan kelamin bukan dengan pasangannya adalah perbuatan yang terlarang. Karena salah satu akibatnya akan mudah tertularnya penyakit HIV/ AIDS. Penyakit ini sampai sekarang belum ada obatnya, bila untuk sementara menggunakan obat-obatan, adalah sekedar untuk menekan tumbuh-kembangnya virus dalam tubuhnya. Bila imunitas tubuhnya berkurang maka akan menimbulkan penyakit-penyakit lain yang sulit untuk disembuhkan, misalnya flu menjadi penyakit yang sulit untuk disembuhkan, kemudian akan muncul penyakit-penyakit lainnya.

Karena itu penderita AIDS disamping karena tumbuh-kembangnya virus HIV juga penyakit-penyakit lainnya yang bersarang secara bersamaan. Bila ini pada kenyataannya maka tinggallah menunggu detik-detik kematian, arwahnya akan disambut oleh malaikat dengan hormat dan segera dipersilahkan untuk tidur atau malaikat yang teramat garang, sekali bentakan akan meluluhlantakkan seluruh tubuhnya, hancur berkeping-keping dan dalambeberapa saat akan kembalai lagi.

Bila agama melarang seks bebas, dalam kehidupan sosial merupakan penyakit masyarakat, dalam tinjauan kesehatan akan terjadi penularan virus HIV/ AIDS, satu hal dalam perspektif hawa nafsu adalah sesuatu yang membuat indah, bersemangat dan menyenangkan, sehingga dengan nahsu ini akan menghiangkan rasa malu, ragu dan takut. Dan yang terjadi adalah penyesalan yang tiada berguna.

Hawa nafsu bila dibiarkan maka akan merusak kehidupan manusia, yang harmonis menjadi berantakan, yang damai menjadi carut-marut, yang bahagia menjadi susah dan sebagainya. Karena itu hawa nafsu perlu dikendalikan dengan kemampuan hati untuk selalu dibersihkan agar tidak tertutupi oleh buramnya hawa nafsu. Dengan hati yang bersih manusia akan dituntun pada akhlaq dan perbuatan yang terpuji. Salah satu upaya untuk mengendalikan hawa nafsu maka dengan puasa, misalnya puasa Ramadhan, puasa syawal, puasa Senin Kamis, puasa tengah bulan, puasa Dawud dan lain-lainya.

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ (البخاري، ومسلم،


“Wahai para pemuda! Barangsiapa yang sudah memiliki kemampuan (biologis maupun materi), maka menikahlah. Karena hal itu lebih dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu (menikah), maka hendaklah dia berpuasa karena hal itu menjadi benteng baginya”. (HR. Bukhari, Muslim)

Hukum ini meskipun dianjurkan bagi para pemuda, akan tetapi sesungguhnya sangat diperlukan (semua golongan) bersamaan dengan bertambahnya fitnah dan mudahnya berbagai macam sebab kemungkaran dan banyaknya godaan. Terutama bagi orang yang hidup di tengah masyarakat yang di dalamnya banyak terjadi tabarruj (wanita yang tampil bersolek di depan umum) dan dekadensi moral. Selayaknya ibadah ini dibiasakan agar iffah (kesucian diri) dan agama terjaga. Disamping berpuasa, hendaknya juga memohon pertolongan dengan berdoa kepada Allah Ta’ala agar agama dan kehormatannya dijaga. Semoga dimudahkan untuk menikah yang dapat menjaga kehormatannya. Meminta pertolongan dapat juga dilakukan dengan mengingat apa yang telah Allah sediakan di surga, berupa bidadari bagi orang yang istiqamah dalam syariat Allah Ta’ala, dan menjaga dirinya

Pencegahan HIV/ AIDS adalah menjadi tugas bersama seluruh lapisan masyarakat. Semua orang menginginkan hidup sehat dan bahagia, sakinah, mawaddah dan rahmat. Cara mencegah masuknya suatu penyakit secara umum di antaranya dengan membiasakan hidup sehat, yaitu mengkonsumsi makanan sehat, berolah raga, dan melakukan pergaulan yang sehat.

Beberapa tindakan untuk menghindari dari HIV/AIDS antara lain:
1. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah.
2. Hindari Kontaminasi dengan cairan tubuh terinfeksi
    a.  Orang tergolong perilaku resiko tinggi tidak menjadi donor darah.
    b.  Penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lain mis; akupunktur, jarum tatto, jarum tindik, hanya sekali      pakai dan terjamin sterilitasnya.
   c.  Jauhi narkoba, karena penyebaran HIV/AIDS di kalangan panasun (pengguna perilaku risiko lainnya.
3. Hindari penularan dari ibu ke anak
 Seorang ibu yang terindikasi penyakit HIV secara genetika akan mewariskan penyakit kepada anak-anaknya. Karena itu alangkah sayangnya bila buah hati yang lahir dalam kondisi fitrah, tidak berdosa, namun ternyata telah membawa bibit penyakit yang suatu saat akan merenggut jiwanya.

6/05/2014

Hidup Sehat Tanpa Narkoba-Khutbah Jum'at


Narkotika dan sejenisnya adalah suatu benda yang diharamkan oleh agama, dilarang oleh pemerintah. Bahkan dunia Internasional sejak tahun 1987 juga menyatakan perang terhadap Narkotika dan sejenisnya. Dan PBB menetapkan tanggal 26 Juni sebagai hari anti madat. Pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang amat besar sehingga mengeluarkan UU sebagai upaya preventif mencegah penggunaan, penyimpanan dan memperjualbelikan Narkoba.

اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا. وَاَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ وَجَعَلَهُ لِلنَّا سِ سَبِيْلًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اِتّقُوا اللهَ تَعَالَى فِي السِّرِّ وَ اْلعَلَنِ ، يَا أَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُّو اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Kaum muslimin jema'ah Jum'ah Rahimakumullah
Pertama marilah kita berupaya untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan pikiran yang jernih hati dan jiwa yang tenang dan dijauhkan dari setiap perbuatan yang dapat menimbulkan perilaku munkarat dan tidak ingat kepada Allah SWT. Berkesempatan untuk menyambut HANI (Hari Anti Narkotika Internasional) pada tanggal 26 Juni, marilah kita nyatakan untuk berperang terhadap Narkoba, karena termasuk perilaku munkarat yang dilarang oleh agama dan pemerintah.

Perilaku munkarat ini meliputi memakai, membawa dan memperjualbelikan. Narkoba yang kepanjangannya adalah Narkotika Psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Semua jenis Narkoba mengandung zat adiktif, yaitu zat yang dapat minumbulkan bagi pemakainya rasa ketagihan dan ketergantungan. Bila tidak memakai maka tubuh akan terasa lemas, lesu, kurang semangat dan kurang percaya diri. Pemakaian semua jenis Narkoba akan memacu bagi pemakainuya dengan menambah ukuran dan takaran.

Sebagaimana dikatakan oleh Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater dalam bukunya yang berjudul Alquran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, bahwa semua jenis Narkoba mengancam terhadap jiwa dan raga manusia, karena didalam Narkoba mengandung zat adiktif yang menimbulkan gangguan mental organik (GMO) yaitu gangguan dalam berfikir, perasaan dan perilaku. Timbulnya GMO ini disebabkan reaksi langsung dari zat adiktif pada sel-sel saraf pusat (otak). Karena itu orang yang meminum, menghisap atau memakannya semakin lama akan menambah takaran sampai pada dosis keracunan (intoksikasi) atau mabuk. pemakaian Narkoba dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan gangguan pada organ otak, liver, alat pencernaan, pancreas, otot, janin, endroktrin, nutrisi, metabolisme jantung dan resiko kangker.

Dalam kehidupan masyarakat akan terjadi instabilitas sosial, terjadinya tindak kejahatan dan perilaku kriminal lainnya. Dampak psikososial lainnya adalah drop out sekolah, kehilangan kawan, tidak masuk kerja, bolos sekolah dan terlibat pelanggaran hukum lainnya.

Banyak pemakai Narkoba karena terkena pengaruh dari teman, karena teman-temannya memakai pertama dia takut dikucilkan dari pergaulan, malu bila dibilang banci atau bisa jadi karena teman-temanya memaksa untuk mencoba. Sekali mencoba akan ketagihan dan segala upaya ditempuh untuk memperoleh zat haram tersebut. Rasulullah SAW bersabda:

“ Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk ialah seperti pembawa minyak wangi dan peniup tungku api pande besi. Pembawa minyak wangi bisa jadi akan memberimu, boleh engkau membeli darinya dan boleh jadi engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan peniup tungku api pande besi, boleh jadi engkau mendapatkan bau yang tidak sedap darinya”.

Disamping dari pengaruh teman, memakai Narkoba juga karena pengaruh media informasi dan komunikasi. Dunia entertainment, film dan sinetron yang menampilkan figur bintang yang mengkonsumsi minuman keras, meraka mempunyai tubuh yang sehat, kekar dan percaya diri, dari hal tersebut muncul keinginan untuk mencari jenis minuman yang serupa yang dapat membuat dirinya seperti apa yang pernah dilihatnya.

Kaum muslimin jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Dunia Internasional telah menyatakan perang terhadap Narkoba dan di negara Indonesia telah ditetapkan Undang-Undang tentang anti Narkoba. Undang- undang tersebut untuk memutus mata rantai peredaran Narkoba, menjerat bagi pengedar, pemakai dan penyimpan Narkoba. Dalam UU RI nomor 2 tahun 1997 tentang Narkoba, pada pasal 85 pengguna Narkoba dikenai hukuman penjara selama 1 sampai 4 tahun, pasal 78 bagi pemilik dikenai hukuman penjara maksimal 10 tahun, denda 500 juta, pasal 84 bagi pengedar dipenjara selama 5 sampai 15 tahun, denda 250 juta sampai 750 juta, pasal 80 bagi produsen dipenjara selama 7 tahun sampai dengan seumur hidup, denda 200 juta sampai dengan 1 milyar.

Dengan hukuman dan denda yang demikian akan menimbulkan penyesalan, rasa berdosa dan bersalah pada dirinya sendiri, menjadikan hidup tidak sehat lagi. Maka untuk menciptakan hidup yang sehat dan bebas dari Narkoba. Hukuman dan denda akan menjadikan beban hidup sehingga bagi yang bersangkutan akan menimbulkan masalah yang baru, hidupnya terasa terisolasi dari masarakat umum dan bisa jadi dikucilkan dari kehidupan masyarakat. Tekanan mental akan menjadi beban hidup dan akan merambah pada munculnya penyakit-penyakit lainnya. Karena banyak terjadi bahwa tinbulnya penyakit jasmani karena banyaknya masalah, dan beban pikir yang tidak ada penyelesaiannya.

Oleh karena itu jiwa yang sehat akan menciptakan metabolisme tubuh yang teratur sehingga produktifitas kerja akan terjaga, demikian pula jiwa dan pikiran yang rusak akibat bergaul dengan Narkoba akan menimbulkan perbuatan yang diluar kontrol akan pikiran manusia. Oleh karena itu Allah SWT mengingatkan dalam Alquran surat Al Maidah ayat 90:

" Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan,

Rasul pernah bersabda, bahwa khamer adalah sesautu yang diharamkan, banyak atau sedikit tetap diharamkan:
" Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan adalah khamer dan setiap khamar adalah haram" (HR. Abdullah bin Umar).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

1/23/2014

Wujudkan Pribadi Sehat


Kehidupan di dunia ini didominasi oleh dua hal yang saling berlawanan, sehat-sakit, besar-kecil, tua-muda, hidup- mati, kenyang-lapar, tinggi-pendek dan sebagainya. Dalam kesempatan ini kami akan menyampaikan satu keadaan manusia saja yaitu sehat-sakit. Bila kita disuruh memilih menjadi pribadi yang sehat atau sakit, tentu memilih ingin sehat. Lalu bagaimana bila melihat megahnya rumah sakit, ruangan ber-ac, para dokter dan perawat yang ramah-ramah, menu makan terjamin, bergizi, sehat dan diberikan dengan teratur. Tetap akan memilih tinggal di dalam rumah sederhana, tanpa ac, tanpa dokter dan perawat, tanpa obat-obatan. Karena sejauh ini banyak rumah sakit dibangun dengan fasilitas yang lengkap namun tidak mau menempati bila tidak terpaksa.

Baru-baru ini jari tangan penulis sebelah kanan tidak bisa untuk menggenggam, pada persendian terasa kaku dan bila digunakan untuk menekuk sakitnya bukan main. Satu dua hari sampai berminggu hampir satu bulan dibiarkan saja namun ternyata sakitnya tidak kunjung sembuh, sehingga dengan terpaksa harus berobat ke rumah sakit. Dokter menyarankan untuk menjalani fisioteraphy satu paket yaitu empat kali.

Pemerintah memberikan pelayanan kesehatan bagi orang-orang yang sakit dengan Askes, Jamkesmas, BPJS, sehingga banyak orang yang merasakan terbantu dengan program tersebut. Terutama untuk biaya berobat, saya sendiri merasa gratis, karena setelah berobat saya tidak membayar. Walaupun yang sesungguhnya pada setiap bulan membayar iuran untuk jaminan kesehatan. Masya-Allah setiap saat berobat selalu antri dan berjubel, nyaris harus meluangkan waktu setengah hari sampai satu hari penuh untuk mendapatkan pelayanan medis.

Semua orang harus bersabar, tidak bisa saling mendahului karena semuanya sudah menggunakan sistem antrian. Tidak semua pasien dapat ditangani oleh seorang dokter, katakanlah orang terkena penyakit dalam, dia mengeluh kepalanya pusing, leher belakang terasa kaku. Maka dokter akan menyarankan untuk cek darah kolestrol, trigeserit, gula, dan kemungkinan harus dirongsen. Setelah semua proses dijalankan hanya dokter yang dapat membaca. Dari pembicaraan para pasien, bahwa saudaranya ada yang dirujuk ke bagian syaraf, poly jantung, poly paru dan sebagainya. Duh begitulah panjangnya jalan yang harus ditempuh untuk mengembalikan status sehat. Oleh karena itu sulit untuk disadari bahwa dirinya sehat yang suatu saat akan sakit dan ketika sakit apa yang bisa dilakukan.

Ketika sedang sakit bersabar ketika sehat bersyukur. Bila sedang sakit tidak bersabar maka sakitnya tidak akan sembuh-sembuh bahkan akan menjadi komplikasi, penyakit-penyakit lainnya akan nebeng. Ingat bahwa sabar itu adalah sikap hati, maka bila hati sakit semuanya akan menjadi sakit. Namun bila hati ikhlas penyakit akan takut sehingga kesehatan akan pulih kembali. Demikian pula ketika sedang sehat maka bersyukur. Syukur adalah perasaan hati, ketika pandai bersyukur maka Allah akan menambah nikmatnya. Kesehatan adalah nikmat Allah yang tidak terkira, karena itu jangan diingkari. Karena bila sehat tidak bersyukur maka, kembalilah pada tujuan penciptaan manusia dan apakah yang kita cari dalam hidup ini.

12/26/2013

Efek Zikir Dalam Membentuk Perilaku Mental Spiritual



Zikir menurut bahasa berarti ingat. Ingat disini bukan sembarang ingat dengan sesuatu makhluk, karena bila seorang remaja tiba-tiba ingat kepada sang kekasih itu tidak bisa diartikan sedang zikir. Namun zikir ini mengarah kepada suatu Zat Yang Maha Agung, sehingga kata zikir ini dilanjutkan dengan kata Zikrullah, yaitu zikir kepada Allah.

Mengapa harus zikir kepada Allah, apakah pengaruhnya dalam kehidupan manusia dengan selalu berzikir itu? Dan bagaimanakah cara berzikir kapada Allah. Mengapa telah banyak majlis zikir namun masih banyak pula kemaksiatan dan perilaku kemungkaran?

Kita menyaksikan kondisi riil yang berkembang dan mengarah para sikap dan perilaku kehidupan manusia yang kadang melenceng dari tuntunan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Terjadinya tindakan dan perilaku kriminal, perbuatan curang, adu domba, saling memfitnah bahkan sampai pada tindakan pembunuhan. Bagaimana tidak, saat ini kehidupan manusia semakin beringas, manusia berupaya melampiaskan segala kekesalan, bahkan ambisi dirinya dianggap akan menyelesaikann persoalan. Pencurian dan peramokan di bank bahkan mengambil anjungan ATM, perampokan nasabah bank bahkan sampai melakukan pembunuhan, pencurian kendaraan bermotor dan sebagainya.

Perilaku-perilaku tersebut berdampak langsung terhadap orang lain, karena orang lain langsung menderita kerugian, bahkan orang lain disakiti. Namun ada juga perilaku perampokan yang tidak langsung dirasakan oleh orang lain, seperti tindakan korupsi yang dilakukan para pejabat baik itu eksekutif, legislatif maupun lembaga-lembaga lain yang sedang mempunyai peluang dan kesempatan untuk melakukan korupsi. Siasat dan strategi disusun sedemikian rupa sehingga membuat permasalahan semakin rumit dan susah untuk dicarikan solusinya, bahkan untuk menemukan pelakunya harus dilakukan langkah-langkah penyelidikan secara intensif.

Disamping tindakan-tindakan yang demikian itu juga adanya penyakit masyarakat seperti peredaran minuman keras hingga pada obat-obatan terlarang. Narkotika dan sejenisnya diselundupkan ke tanah air ini dengan berbagai macam cara untuk mengelabui petugas. Sehingga jaringan inipun tertata dengan rapi, setiap ada penangkapan yang ditindak para kurir, sedangkan para bandar masih bisa lenggang kangkung, bebas leluasa menikmati hasilnya. Tinggal para kurir dan peluku kecil yang tertangkap.

Setelah melihat merajalelanya perilaku korupsi, perampokan dan peredaran minuman keras ini kemudian apa motif dari semua ini, atau untuk apakah hasil jarahan uang haram itu. Hal ini bisanya akan mengarah pada pergaulan bebas. Pelampiasan hawa nafsu dengan mengoleksi wanita-wanita cantik, bahkan pada penjualan manusia dengan alasann jasa tenaga kerja namun mereka diselundupkan untuk diperdagangkan. Dan masih banyak perlaku-perilaku dalam kehidupan masyarakat, sehingga menyebabkan sulitnya negara Indonesia untuk berkembang. Tindakan yang melenceng dari kaidah syara’ sehingga yang muncul adalah laknat dan balak secara terus menerus, hal ini kadang mengenai kehidupan masyarakat secara kolektif.
Sudah banyak terjadi musibah gempa bumi, tanah longsong, banjir bandang, tsunami, angin topan yang memporak-porandakan kehidupan masyarakat. Sesaat pada waktu terjadinya musibah kesadaran muncul, namun ketika musibah dan bencana itu telah berlalu maka berlalulah kesadaran manusia. Mengapa bisa demikian ini, hal ini tidak lain bahwa manusia sudah tidak ingat kepada Allah.

Konsep zikir yang dilakukan hanya pada ucapan lisan yang tidak mendasar pada qalbu. Sehingga walaupun telah mengucapkan lafaz Allah, sifat dan nama-nama Allah dalam jumlah tertentu namun hatinya kosong, maka akan menghasilkan sikap dan perilaku yang jauh dari pertunjuk Allah.

“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu, dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal. (QS. Al maidah: 11)

Karena itu konsep zikir dalam hati yang meyakini bahwa setiap perilaku manusia senantiasa dalam pengawasan Allah dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Ketika mengucapkan “Subhanallah” Maha Suci Allah. Kita hendaknya yakin bahwa Allah itu Maha Suci dan Allah mencintai hamba-Nya yang selalu mensucikan diri. Segala perilaku terpuji, tindakan manusia yang didasari pada aturan syari’at maka akan mengarah pada upaya penyucian diri. Sesungguhnya harta benda, kekayaan yang melimpah, pangkat dan jabatan semuanya adalah karunia Allah yang harus disyukuri. Semua itu adalah titipan dan titipan adalah amanah. Allah Maha Kuasa untuk mengangkat hambanya dalam puncak karirnya, sebaliknya Allah juga kuasa untuk mengembalikan hamb-Nya dalam jurang kehinaan. Harta benda, pangkat, jabatan, teman, kerabat bahkan keluarganya tidak akan dapat menolongnya.

Anugerah Allah akan menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya, namun karunia Allah bisa juga akan menjadi bencana bagi tuannya. Bila tidak kuat menanggung amanah maka akan menjadi musibah dan malapetaka baik untuk dirinya maupun orang lain. Karena itu dengan selalu ingat kepada Allah, setiap ibadah hendaklah dilaksakan secara integritas dan kaffah untuk mensucikan diri dari perilaku-perilaku yang tidak baik. Ibadah dijadikan sebagai sarana untuk mewujudkan kesalihan sosial dan spriritual.

Malaksanakan ibadah maghzah, secara istiqmah akan mengarah pada upaya penyucian diri. Kewajiban menegakkan shalat dijalankan dari bentuk tuntutan menjadi kebutuhan, sehingga akan memunculkan keikhlasan. Karena dari kewajiban-kewajiab pokok itu akan selalu menyempurnakan dengan ibadah-ibadah sunnah. Ibadah shalat sunnah bukan sekedar sebagai norma dan wacana tetapi bagaimanakah bisa diimplementasikan. Sesungguhnya ibadah-ibadah shalat sunnah bukan hanya shalat tarawih dan shalat id saja. Ketika shalat id orang-orang berbondong-bondong ke tempat ibadah, ketika shalat tarowih hanya pada tanggal-tanggal awal saja. Ha ini tentu saja berkaitan erat dengan kualitas kehidupan beragama. Banyak bukan berarti baik, sedikit bukan berarti buruk. Karena itu menegakkan shalat merupakan sebaik-baik zikir.

Demikian pula ibadah puasa tidak hanya dipandang sebagai suatu kewajiban, namun bagaimanakah ibadah puasa sunnah juga dapat ditegakkan. Karena dampak dari puasa disamping dapat mengerem kehendak dan dorongan hawa nafsu juga dapat menumbuhkan sikap empati terhadap orang-orang yang hidupnya dalam kekurangan dan penderitaan. Coba lihat ketika para selebritis yang kehidupannya serba glamor, mewah dan metropolis ternayata masih banyak anggota masyarakat yang hidup serba kekurangan. Sehingga dengan puasa inipun tidak hanya menumbuhkan kesadaran empati, namun akan mengarah pada sikap kepedulian sosial dengan mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki dalam bentuk zakat infaq dan shadaqah.

Haji adalah ibadah monumental, penutup dan penyempurna dari rukun Islam. Haji menjadi indikator kesadaran dan keimanan bagi muslim, haji menjadi puncak ibadah, namun bukan berarti setelah mencapai puncak tidak ada kewajiban yang lain. Haji bukan menjadi kebanggaan karena telah memperoleh embel-embel pak haji atau bu hajjah, namun bagaimanakah totalitas ibadah dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Shalatnya selalu disempurnakan, syarat , rukun dan kekhusukannya. Dari shalat fardhunya ditegakkan dengan berjamaah sampai pada ibadah shalat sunnah. Sehingga sikap ikhlas, tawakal, qonaah, zuhud, sabar menjadi kepribadiannya untuk selanjutnya berdampak pada kehidupan sosial. Pribadi muslim yang didalam hatinya telah tertanam sikap demikian ini akan selalu berzikir kepada Allah. Hamba Allah yang dalam hatinya telah tertanam keimanan, lalu menyadari dan merasakan bahwa Allah selalu mengetahui dan mengawasi setiap perilakunya untuk selanjutnya dicatat dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban disisi Allah Azza Wajjalla. Orang yang demikian ini bila akan menggerakkan tangannya serta perilaku yang melanggar larangan Allah akan ingat atau diingatkan oleh Allah.

Dengan ingat kepada Allah, maka akan Allah telah memberikan segala yang diperlukan manusia. Sungguh banyaknya karunia Allah, sehingga karena begitu banyaknya, seandainya manusia disuruh menghitung rahmat dan karunia Allah niscaya tidak akan dapat menghitungnya. Namun ternyata banyak orang yang dhalim dan ingkar. Allah telah memberikan i’tibar dari kisah Musa Alaihi Salam:
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat Nabi Nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain".(QS. Al Maidah: 20)

Renungan sehat ketika sakit
Pernahkan kita merenungkan tentang besarnya nikmat sehat ketika dalam kondisi sehat, seakan semua berjalan secara alami dan tidak ada zat yang mengendalikan. Ketika sehat lupa, seakan sehat itu adalah hal yang biasa, sehingga tidak perlu disyukuri. Betapa besarnya nikmat sehat yang diberikan oleh Allah itu, akan dirasakan, dihayati dan direnungkan, justru ketika dalam kondisi sakit.

Ketika sehat dapat berkumpul, bersendau gurau bersama keluarganya atau kepada teman-temannya, berkumpul dan bershilaturahim kepada saudara-saudaranya. Bagaimanakah ketika sakit, harus berbaring di rumah sakit, yang menemani hanya dokter dan perawat itupun dalam waktu-waktu tertentu. Demikian pula suami atau istrinya, anak-anak dan saudara-saudaranya tidak bisa menemani secara terus menerus. Inilah kondisi sakit, maka dalam kondisi seperti ini kemudian timbul pemikiran dan perasaan seandainya sehat maka akan beraktifitas bebas menurut kehendak dan kemauannya.

Karena itu dalam kondisi apapun hendaknya selalu ingat kepada Allah, ketika sedang bahagia atau susah, sedang sendiri atau bersama orang lain, dalam kondisi sepi atau ramai, dimanapun dan kapanpun selalu ingat kepada Allah. Orang yang demikian ini akan ditambahkan kenikmatannya oleh Allah SWT. Dengan selalu ingat kepada Allah tidak akan pernah ada kekhawatiran dan ketakutan, kecuali takut dan khawatir akan dimurkai oleh Allah karena tidak menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangannya.
Ada seorang laki-laki dari suku Muharib bernama Chauras bin Haris datang dan berdiri di hadapan Rasulullah SAW seraya (menghunus pedangnya) lalu berkata, "Siapakah yang dapat membelamu?" Rasulullah SAW menjawab, "Allah" maka terjatuhlah pedang itu dari tangannya lalu diambil oleh Rasulullah SAW seraya berkata, "Siapakah yang dapat membelamu?", laki-laki itu menjawab, "Jadilah engkau sebaik-baik orang yang bertindak". Rasulullah bertanya, "Maukah engkau mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya aku adalah Rasul-Nya?" Laki-laki itu menjawab, "Saya berjanji bahwa saya tidak akan memerangimu dan tidak akan turut dengan kaum yang akan memerangimu." Lalu Rasulullah saw membebaskannya. Dan setelah ia kembali kepada kaumnya ia berkata kepada mereka, "Saya baru saja datang menjumpai seorang manusia yang paling baik yaitu Rasulullah SAW".

Zikir dalam hati, yaitu zikir dengan merenungkan tentang kemahaagungan, kemahakuasaan, kemahasucian Allah. Bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi, mencatat seluruh tindakan manusia. Dari tindakan manusia ini kelak akan dimintai pertanggungjawaban disisi-Nya. Tak ada seorangpun yang akan teraniaya atas kebaikan yang telah dilakukan, tak ada keburukannya dan perbuatan jahatnya yang dilakukan kecuali kelak akan mendapatkan siksaan yang belum pernah dirasakan didunia ini. Bahkan tindakan manusia yang ada didalam hatipun selalu berada dalam pengetahuan Allah, niat adalah ucapan didalam hati. Orang yang mempunyai niat yang baik akan diberi pahala dan bila dilaksanakan maka pahalanya akan bertambah dengan amal yang nyata. Karena itu jadilah, hamba yang selalu ingat kepada Allah

Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al Ahzab: 41)
Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi ? tidak ada Tuhan selain dia; Maka Mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)? (QS. Al Fathir: 3)

12/22/2013

Penataan Rumah Untuk Wujudkan Baiti Jannati



Rumah adalah merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan mansia, karena itu setelah mempunyai rumah orang akan cenderung merasa tenang. Dengan rumah, maka setiap saat orang akan menempatinya. Perawatan berapapun banyaknya selalu diperhatikan, demikian pula dengan model rumah yang selalu mengalami perubahan, sehingga yang mempunyai kemampuan untuk merehap, setiap ada perubahan model selalu menyesuaikan dengan perubahan zaman tersebut.
Peranan rumah  sebagai tempat istirahat, berkumpulnya keluarga, tempat berlindung dari panas, hujan dan dingin. Karena itu didalam rumah harus menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi penghuninya. Sejak awal pembuatan hendaknya diperhatikan kekuatan dan keindahan selalu menjadi prioritas, rumah yang pondasinya kuat tidak akan mudah roboh meskipun ada angin dan badai, sehingga menimbulkan rasa aman bagi penghuninya.
Untuk mewujudkan rumah sebagai tempat tinggal yang aman dan nyaman yang diibaratnya dengan baiti jannati (rumahku adalah surgaku) maka perlu diperhatikan tehnik untuk menciptakan tata letak ruang yang bagus:
1. Ukuran besar ruangan.
Barang yang akan kita tempatkan hendaknya disesuaikan dengan ruangan, lebar pintu, lorong maupun jalan yang akan dilalui.
2. Pilih poin penonjolan (point of interest) diruang tersebut misalnya: lukisan, rak buku, rak TV dan sebagainya. Di ruang keluarga, TV selalu menjadi point of interest utama, sehingga letak sofa menghadap TV, benda-benda lain diatur agar tidak mengganggu pandangan waktu menonton TV.
3. Tempatkan yang besar dan utama lebih dahulu. Benda-benda yang mengandung aktivitas di suatu ruangan yang paling diperhatian, misalnya:
Di ruang tidur yang paling diperhatikan adalah peletakan tempat tidur, kemudian almari, meja rias dan sebaginya.
Di ruang kerja, yang paling dipikirkan: penempatan meja kerja, baru pencahayaan dan pendukung yang lain.
Di dapur, yang utama adalah penempatan kompor, tempat meracik bumbu kemudian tempat cuci, dan peletakan alat-alat dapur
4. Perhatikan lalu-lintas.
Penempatan yang baik, tidak akan mengganggu kegiatan yang lain, contoh: akan ke dapur jalannya sempit karena terhalang penempatan meja, kursi yang kurang tepat. Akan ke belakang harus melalui dapur yang sedang sibuk dan sebagainya.
5. Perhatikan proporsi dan penempatan barang.
Penempatan barang yang sesuai ukuran dan seimbang akan enak dipandang, juga peletakan barang pada tempatnya memudahkan pemakaian dan pencariannya, contoh : tempat kunci, tempat koran dan sebaginya.

Penataan yang bagus didalam rumah tangga maka akan menjamin kenyamanan, karena segala aktifitas akan dapat dijalankan dengan lancar. Coba kita bayangkan peletakan buku-buku, majalah, koran di dapur. Sisir diletakkan pada sembarang tempat, sepatu, kaos kaki, pakaian dan sebainya, bila tidak ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan. Maka di dalam rumah selalu ada kekisruhan. Apalagi bila didalam rumah tangga anak-anaknya masih dalam usia pendidikan, setiap pagi harus berangkat ke sekolah, bila penempatan tas, sepatu dan pakainannya tidak tertata maka setiap pagi akan ditemukan ribut terus, sehingga harapan menciptakan keluarga sebagai surga akan jauh dari harapan.
Demikian pula rumah yang besar bila tidak ditata dengan bagus juga akan terkesan menjadi rumah yang sempit, rumah yang bagus bila tidak ditata dengan bagus maka hanya terlihat kesingnya saja. Orang-orang memandangnya sebagai rumah idaman namun setelah memaski rumahnya ternyata sangat berantakan.
Disamping unsur-unsur fisik bangunan rumah yang harus ditata dengan bagus agar dapat menciptakan kenyamanan, keamanan dan ketenangan, didalam rumah hendaknya selalu disinari dengan ayat-ayat Allah. Biasakanlah setiap anggota keluarga untuk selalu membaca Alquran, Allah telah berjanji, bahwa setiap rumah yang senantiasa di gunakan untuk membaca Alquran maka penghuninya akan diberikan keberkahan.
Di suatu daerah Kabupaten/ Kota menerapkan program senja keluarga. Yaitu suatu kegiatan berkumpulnya seluruh anggota keluarga diwaktu senja atau sore hari, matikan tv dan radio. Pada kesempatan itu digunakan untuk kegiatan taklim, shalat berjama’ah, mengaji dan membaca Alquran. Usahakan didalam rumah dikembangkan sikap saling keterbukaan. Orang tua hendaknya memperhatikan tumbuh kembang anak baik dari segi fisik maupun pada perkembangan mental spiritualnya.
Dengan cara demikian, setiap ada problem anak dalam pergaulannya tidak sampai tersesat pada jalan yang tidak benar, seperti minum minuman keras, berjudi, pergaulan bebas. Sehingga bila setiap keluarga selalu dikembangkan sikap asah, asih dan asuh, dalam rumah tangga dan keluarga akan terwujud suasana damai, aman, tenang dan bahagia.

12/21/2013

Pemanfaatan Pekarangan Rumah dan Menjaga Lingkungan Hidup



Pekarangan adalah lingkungan yang mengelilingi rumah, walaupun kadang ada juga rumah yang tidak mempunyai pekarangan. Karena sangat tingginya harga tanah di suatu wilayah, sehingga sangat disayangkan jika membiarkan beberapa jengkal tanah untuk menanam berbagai jenis tanaman, sayuran, buah-buahan dan bunga.
Khusus bagi rumah yang mempunyai pekarangan, maka sebaiknya digunakan dan dimanfaatkan untuk penghijauan atau taman dan sebagainya. Kerena itu diantara pemanfaatan pekarangan adalah sebagai berikut:
1. Lumbung Hidup.
Lumbung adalah tempat untuk menyimpan bahan pangan, hal ini terjadi pada masa dahulu dan di wilayah pedesaan mempunyai lumbung padi atau lainnya. Dan untuk pekarangan rumah dimanfaatkan sebagai lumbung hidup yang merupakan persediaan pangan seperti : buah-buahan, umbi-umbian untuk bahan makanan sebagai bahan kalori seperti ubi jalar, singkong, pisang dan sebagainya.
2. Warung Hidup.
Warung adalah merupakan tempat untuk bertransaksi, pertukaran antara uang dengan barang atau sebaliknya. Namun warung hidup adalah kebutuhan keluarga yang diperoleh dari lingkungan pekarangan dan sewaktu -waktu dapat diperoleh, seperti sayuran-mayur, melinjo, kelor, kacang-kacangan sebagai sumber protein.
3. Apotik Hidup.
Apotik adalah tempat berjualan obat-obatan, namun apotik hidup adalah lingkungan keluarga yang digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman yang dapat digunakan untuk obat-obatan herbal, seperti : daun pepaya, kumis kucing, daun inggu, kunyit, temulawak, jahe, lempuyang, pagagan, adas, keji beling, sirsat dan lainnya.
4. Bank Hidup.
Bank adalah tempat untukmenyimpan atau meminjam uang, namun bank hidup adalah tanaman tahunan yang suatu saat dapat menghasilkan uang, karena bisa dijual. Tentu saja bila mempunyai pekarangan luas yang dijadikan kebun buah. Seperti : durian, jambu, kelengkeng, alpokat, mangga, jeruk, apel, pisang, sirsat, rambutan, duku dan lainnya.
Bayangkan alangkah indahnya dan senangnya bila mempunyai pekarangan, apalagi bila pekarangannya luas. Karena terbukti dengan pekarangan yang sempit saja bila dimaksimalkan fungsinya akan sangat bermanfaat dan membantu kebutuhan keluarga. Penanaman ini dapat dilakukan pada poly bag, walaupun hasilnya tidak sebanyak yang dikebun sayur atau buah namun dengan penanaman ini dapat berfungsi ganda, sebagai penghasilan, perhiasan, kesegaran.
Apalagi bila mempunyai pekarangan luas, bisa ditanami dengan berbagai jenis tanaman sayuran dan buah-buahan, dibuatkan kolam untuk memelihara ikan, dibuatkan sangkar burung yang besar, dibuat seakan-akan dia hidup di alam bebas. Maka akan tercipta suasana yang asri, segar, sejuk, nyaman dan nampak alami.
Bagi yang sudah mempunyai rumah dengan pekarangan selamat untuk mencoba, bagi yang belum punyai semoga cita-citanya dapat terkabul.

12/17/2013

Renungan Waktu Hindarkan Penyesalan



Pernahkan kita merenungkan dan memikirkan masa yang akan datang, dan apakah kita pernah menyesali peristiwa yang telah lalu? Dua hal ini tentu melingkupi seluruh peri kehidupan manusia. Masa yang akan datang adalah masa yang belum dilalui manusia, walaupun kadang kehidupan manusia dilakukan secara landai-landai saja, namun kadang ada hal-hal tertentu yang menyebabkan terjadinya kegagalan dalam meraih suatu tujuan. Karena itu selagi manusia bersikap biasa-bisa saja, atau terlalu bersemangat atau hanya pasrah saja ternyata terjadi suatu bencana atau musibah atau sesuatu yang tidak diinginkan tentu hal ini akan menimbulkan penyesalan.

Penyesalan memang tinggal penyesalan, karena waktu yang telah lalu tidak dapat diputar kembali. Ketika waktu berlalu, maka batas kontrak kehidupan manusia akan habis. Sampai berapa tahunkah batas kehidupan manusia? Bila dilihat dari jumlah angka mulai dari satuan menjadi puluhan bahkan ada yang sampai seratus tahun atau lebih. Usia manusia bila dilihat dari kreteria usia, ada usia balita, anak-anak, remaja, dewasa, tua. Mereka semua ini sudah mempunyai batas usia. Sehingga setiap hamba Allah yang ditakdirkan mati dalam usia satuan tidak bisa menawar menjadi puluhan tahun. Demikian pula anak manusia yang ditakdirkan berusia hingga tua maka tidak bisa memutuskan kematian pada masa anak-anak atau dewasa.

Semua orang tentu mengharapkan diberi usia panjang, yang tentu saja dengan derajat kesehatan. Karena apalah artinya umur yang panjang bila ternyata selalu sakit-sakitan, bahkan tidak bisa menikmati indahnya kehidupan dunia. Ingatlah bahwa segala kenikmatan, kesenangan dan kebahagian manusia ini, kadang melalaikan batas kehidupannya.

Bila para pegawai dan karyawan kantor selalu menunggu waktunya untuk menerima gaji, pada waktu itu kebahagiaan terpancar karena dapat memenuhi hajat hidupnya. Para petani, peternak dan perkebunan, setiap kali mau memulai usaha selalu mempersiapkan lahan dan bibitnya. Dari hari ke minggu dan bulan bahkan sampai tahunan usahanya mulai menampakkan hasilnya, ketika panen tiba dan manusia berbahagia karena merasakan jerih payahnya telah memperoleh ganti dengan segepok uang. Dengan uang dapat ditukar dengan barang lain untuk memenuhi hajat hidup dalam upaya mewujudkan kebahagiaannya.

Demikian pula para pelajar setelah lulus dari play grup akan masuk TK dari TK masuk SD/ MI, selanjutnya SMP/ MTs kemudian SMA/ SMK/ MA dan Pergurun Tinggi. Seandainya usia si ‘Fulan” ditakdirkan 63 tahun, ketika telah lulus SMA dan mau masuk ke Perguruan Tinggi telah berusia 18 tahun, maka si “ Fulan masih akan menikmati kehidupan 45 tahun. Demikian pula para petani yang bahagia dengan hasil panennya sebenarnya setiap memasuki panen tersebut usianya semakin berkurang. Karena itu bila dikatakan “Sungguh indahnya pada masa remaja”. Indah dalam hal apa? Apakah bebas melakukan dengan tidak memikirkan dosa? Bila hal ini yang dimaksudkan tentunya segera dikoreksi, untuk diarahkan bahwa masa remaja adalah masa belajar. Maka bagaimanakah selalu memanfaatkan waktu untuk mencari dan mengumpulkan bekal keilmuan dan ketrampilan dalam menyongsong masa yang akan datang.

Bila masa muda tidak dapat memanfaatkan waktu, yang terjadi adalah penyesalan di masa tua. Segala bekal akan diperoleh pada masa muda. Semua ilmu dan ketrampilan pasti suatu saat akan bermanfaat dan berguna. Ibarat orang yang mau bebergian jauh ke suatu tempat yang belum pernah didatangi, semakin banyak dan semakin lengkap perbekalan yang dibawa, maka resiko bencana yang diterima akan semakin kecil. Sebaliknya bila perbekalannya hanya sedikit maka resiko mendapat bencana akan semakin besar. Demikian pula perbekalan banyak namun hanya satu jenis, juga resiko bencana juga semakin besar. Misalnya bepergian dengan membawa bekal makanan yang banyak tetapi tidak membawa air minum, tentu akan mengalami kesulitan yang banyak.

Disinilah rahasia Allah tentang hidup dan mati manusia yang tidak diketahui. Ada yang mengakhiri hidupnya dalam kondisi sedang beribadah dan beramal shalih sehingga akhir hayatnya akan tercatat sebagai kematian yang khusnul khatimah. Namun bila diakhir hidupnya dalam kondisi sedang melakukan kemaksiatan, maka pada akhir hayatnya akan tercatat kematian yang suul khatimah.

Setiap perjalanan hidup manusia tidak akan dapat diulang kembali, manusia tidak dapat memutar ingin kembali pada masa yang lalu. Oleh karena itu sebelum terjadi penyesalan yang tidak dapat ditebus dengan amal shalih, tiada pilihan lain kecuali dalam kehidupan dunia ini selalu berupaya untuk menjadi insan yang lebih baik. Karena kelak di hari qiyamat, banyak orang yang berandai-andai bila dikembalikan hidup diduaia akan beramal shalih.

Keindahan, kesenangan dan kebahagiaan sering menipu manusia dalam menghayati hakekat dirinya sebagai hamba Allah. Sebaliknya kesengsaran dan sikap putus asa menjadikan manusia semakin jauh dari Tuhannya. Dua hal yang ini sudah menjadi hal yang melekat. Ada senang ada susah, ada indah ada buruk, ada bahagia ada susah. Karena itu sikap manusia sebagai hamba Allah ketika bahagia maka bersyukur dan ketika mendapat musibah bersabar.

12/05/2013

Bersyukur Akan Menjamin Bertambahnya Nikmat



Sesungguhnya Allah memberikan nikmat kepada hambanya berupa nikmat sehat, sempat,panjang umur dan juga hidup. Dengan sehat manusia akan dapat merasakan lezatnya kehidupan dunia, hingar-bingar kehidupan dunia dengan segala romantikanya akan dapat dirasakan dan dinikmati. Demikian pula manusia diberikan kesempatan, sesungguhnya ini juga menjadi sarana untuk merasakan nikmatnya di berikan kesempatan. Kesempatan bekerja dan berkarya, kesempatan untuk makan dan minum, kesempatan untuk berinteraksi sosial, kesempatan untuk menikmati hiburan dan masih banyak kenikmatan-kenikmatan lainnya yang akan dapat dirasakan bila mempunyai kesempatan. Mempunyai kelonggaran waktu dan waktu dapat dimanfaatkan secara proporsisional, dengan tidak mengada-ada sesuatu yang semestinya tidak harus dilakukan.

Bagaimanakah bila waktunya begitu mepet, tidak ada kesempatan untuk meluangkan waktu, satu pekerjaan selesai pekerjaan yang lain sudah mengantri. Nyaris bahwa tidak ada waktu sedikitpun untuk meluangkan kesempatan sehingga waktu-waktu dilalui dengan perasan yang gemrungsung, terburu-buru. Sehingga waktu dilalui dengan tidak adanya kenikmatan. Panjang umur juga menjadi kenikmatan, bila kesempatan panjang umur itu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Demikian pula manusia diberikan hidup, juga menjadi kenikmatan, walaupun pada awalnya manusia dijadikan hidup di dunia ini merupakan kenikmatan yang tidak pernah diminta, kehidupan datang dengan sendirinya karena kehendak Allah. Namun sesungguhnya setelah kelahiran di dunia, menjadi ajang untuk menikmati kehidupan.

Kenikmatan-kenikmatan ini akan terus diberikan oleh Allah, bahkan akan selalu bertambah dan ditambah oleh Allah. Siapapun orangnya menginginkan agar kenikmatannya senantiasa ditambah oleh Allah. Hanya satu kunci dan jaminan yang diberikan oleh Allah SWT yaitu dengan bersyukur:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)

Dalam ayat ini Allah SWT mengingatkan hamba-Nya untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-Nya. Kemudian dilaksanakan-Nya, betapa besarnya faedah dan keuntungan yang akan diperoleh setiap orang yang banyak bersyukur kepada-Nya, yaitu bahwa Dia akan senantiasa menambah rahmat-Nya kepada mereka.

Sebaliknya Allah juga mengingatkan kepada mereka yang mengingkari nikmat-Nya dan tidak mau bersyukur bahwa Dia akan menimpakan azab-Nya yang sangat pedih kepada mereka.
Mensyukuri rahmat Allah, pertama ialah dengan ucapan yang setulus hati, kemudian diiringi pula dengan perbuatan, yaitu menggunakan rahmat tersebut dengan cara dan untuk tujuan yang diridai-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat, bahwa orang-orang yang dermawan dan suka menginfakkan hartanya untuk kepentingan umum dan menolong orang-orang yang memerlukan pertolongan, pada umumnya tak pernah jatuh miskin atau pun sengsara, bahkan sebaliknya rezekinya senantiasa bertambah dan kekayaannya makin meningkat dan hidupnya bahagia, dicintai dan dihormati dalam pergaulan. Sebaliknya orang-orang kaya yang kikir, atau suka menggunakan kekayaannya untuk hal-hal yang tidak diridai Allah, seperti judi atau memungut riba, maka kekayaannya tidak cepat bertambah bahkan lekas menyusut. Dalam pada itu ia senantiasa dibenci dan dikutuk orang banyak, sehingga kehidupan akhiratnya jauh dari ketenangan dan kebahagiaan.

Kesalahan yang sering dialami:
• Manusia menilai kenikmatan itu bila mempunyai uang yang banyak, penghasilan berlimpah. Padahal segala suatu yang diberikan oleh Allah pada hambanya itu adalah merupakan kenikmatan, dan sumber kebahagiaan. Namun bila pada saat itu dipandang menjadi balak pada dasarnya karena waktu keluarnya atau tammpaknya yang tidak pas sehingga nyaris dipandanga pada waktu itu tidak berguna.
• Orang yang terbiasa menerima imbalan yang besar, sering kali bila menerima yang kecil akan kurang bersuyukur. Dampak dari sikap ini akan menimbulkan perilaku yang tidak baik, akan mengolok-olok, menggunjing, memfitnah bahkan perbuatan yang dilakukan dengan perasaan tamak jauh dari sikap ikhlas.
• Pembinaan mental rohani dipandang sesuatu yang tidak penting, sehingga ketika mempunyai anak yang shalih dan shalihah, suami atau istri yang bijaksana, ini tidak dipandang sebagai suatu kenikmatan. Ingatlah ketika keluarga bergelimang dengan harta benda namun keluarganya tidak pernah dibina dengan baik. Maka akan berakibat ketidakberkahan dalan hidup. Keluarga akan menghambur-hamburkan harta dengan berjudi, pesta- pora dan berhura-hura. Sehingga keluarga ini akan menjadi sumber fitnah yang tidak berkesudahan.
Karena itu dalam ayat Alquran surat Ibrahim ayat 7 mengatakan bahwa, jika manusia itu selalu bersyukur dan menyukuri segala pemberian Allah, yang besar maupun kecil, yang banyak atau sedikit maka Allah akan menambahkan kenikmatannya kepada manusia.

Oleh karena mindset harus dirubah, dari pola fikir yang materialistik menjadi sosialis religious, membiasakan diri untuk memberi. Namun jangan mengharapkan pemberian kembali dari orang lain. Apalagi mengharapkan imbalan yang lebih baik dari sesama manusia. Karena pengharapan terhadap manusia kadang akan menuai kekecewaan. Persahabatan dan persaudaraan yang telah dibina akan menjadi sirna ketika imbalan yang bersifat materiil itu di harapkan. Rasakan, dalami dan hayati, bahwa ketika kebiasaan untuk memberikan sesuatu kepada orang lain, baik itu berupa barang, jasa atau tenaga dilakukan dengan tulus ikhlas. Tidak ada harapan pengembaliannya, niscaya Allah akan memberinya dengan yang lebih banyak dan lebih baik bahkan kadang dengan hitungan yang tak terhingga. Karena sesungguhnya pemebrian yang tulus ikhlas itu merupkan perwujudan dari rasa syukur kepada Allah. Ketika kesyukurannya bertambah maka Allah akan menambah kenikmatannya dalam segala hal.