7/29/2021

Perketat, Pertegas Upaya Memutus Penyebaran Covid-19, SE Menag RI Nomor 21 Tahun 2021

Pandemi Covid -19 sungguh telah merubah tatanan kehidupan masyarakat, termasuk dengan adanya pandemi Covid- 19 maka pemerintah menetapkan PPKM. Dari pelaksanaan PPKM yang yang semula tanggal 3 sampai 20 Juli 2021, kemudian diundur menjadi tanggal 26 Juli 2021 dan kemudian diundur lagi sampai tanggal 2 Agustus 2021.

Dengan pengunduran pelaksanaan PPKM, membawa akibat terhadap penggunaan rumah ibadah untuk kegiatan ibadah dan keagamaan. Yang semula pada masa PPKM suatu wilayah yang masuk pada level 3 dan 4 tidak menyelenggarakan kegiatan keagamaan dan kegiatan berjamaah, kemudian pemerintah mengeluarkan lagi kebijakan dengan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 21 tahun 2021, ada kelonggaran yang telah ditetapkan pemerintah bahwa untuk kegiatan beribadah. Untuk daerah yang termasuk dalam kategori level 14 tetap tidak diperkenankan untuk menyelenggarakan kegiatan peribadatan di rumah ibadah tetapi pada wilayah yang masuk dalam kategori level 3 diperkenankan untuk melaksanakan kegiatan peribadatan dengan jumlah peserta paling banyak 25% dari kapasitas atau 20 orang jamaah dengan menetapkan protokol kesehatan secara ketat. 

 

Setiap kebijakan perlu pengawalan semua komponen masyarakat, tokoh agama dan tokoh masyarakat hendaknya terdapat satu pemahaman, berkomitmen untuk mematuhi Prokes yang telah ditetapkan. Sehingga dari mereka akan melakukan edukasi pada masyarakat. Kita sadar bahwa masyarakat banyak yang sudah merasa jenuh dengan dengan Prokes dan ingin kembali beraktifitas normal. Namun sesungguhnya pengetahuan manusia itu sangat terbatas, satu orang bisa faham dengan satu urusan namun buta atau berpengetahuan sedikit dengan urusan yang lain. Sebagaimana penyebaran virus corona dengan varian yang baru dan lebih membahayakan perlu terus digencarkan, agar masyarakat faham dan dengan kesadaran mengikuti himbauan pemerintah. 

 

Aku sehat mereka sehat, aku selamat mereka selamat, bahu-membahu, bergotong royong, saling mengingatkan. Masalah bersama untuk diatasi secara bersama-sama.

7/26/2021

Tanggulangi Penyebaran Covid-19, Pemerintah Keluarkan SE Menteri Agama nomor 20 tahun 2021

Bahwa dengan pertimbangan bahwa Covid-19 saat ini mengalami peningkatan dengan munculnya varian baru yang lebih berbahaya dan menular secara cepat, maka pemerintah mengeluarkan Surat Edaran Menteri Agama nomor 20 tahun 2021 tentang penerapan protokol kesehatan 5 M dan pembatasan kegiatan peribadatan/ keagamaan di tempat ibadah pada masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 3 dan level 4 corona virus disease 2019 di wilayah Jawa dan Bali serta pada masa perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat berbasis mikro.

Surat Edaran Menteri Agama nomor 20 tahun 2021 lebih menekankan kepada pengelolaan tempat ibadah, dimana untuk pengelolaan tempat ibadah ada tiga ketentuan yang perlu dijadikan pedoman: 

 

  1. Tempat ibadah di kabupaten atau kota pada wilayah Jawa dan Bali dengan kriteria level 3 dan level 4 tidak mengadakan kegiatan peribadatan/ keagamaan berjamaah atau kolektif selama masa penerapan PPKM dan mengoptimalkan peribadatan di rumah. 
  2. Tempat ibadah di kabupaten atau kota pada zona oranye dan zona merah tidak mengadakan kegiatan peribadatan atau keagamaan berjamaah atau kolektif selama masa penerapan PPKM mikro dan mengoptimalkan peribadatan di rumah. 
  3. Tempat ibadah di kabupaten atau kota pada zona hijau dan zona kuning menerapkan protokol kesehatan 5 M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, membatasi mobilitas dan interaksi, menjauhi kerumunan) secara lebih ketat sesuai dengan ketentuan. 

 

Untuk pengelolaan tempat ibadah ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu pertama yang berkaitan dengan pengelola tempat ibadah dan kedua pada jemaahnya: 

 

I. Pengelola tempat ibadah: 

 

  1. Menyediakan petugas untuk menginformasikan serta mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan 5 M. 
  2. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh untuk setiap jamaah menggunakan alat pengukur suhu tubuh (thermogun) 
  3. Menyediakan hand sanitizer dan sarana mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. 
  4. Menyediakan cadangan masker medis. 
  5. Melarang jamaah dengan kondisi tidak sehat mengikuti pelaksanaan kegiatan peribadatan atau keagamaan. 
  6. Mengatur jarak antar jamaah paling dekat 1 meter dengan memberikan tanda khusus pada lantai halaman atau kursi. 
  7. Tidak menjalankan/ mengedarkan kotak amal/ infaq, kantong kolekte dana punia ke jamaah. 
  8. Memastikan tidak ada kerumunan sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan peribadatan/ keagamaan dengan mengatur akses keluar dan masuk jamaah. 
  9. Melakukan desinfektan ruangan pelaksanaan kegiatan peribadatan atau keagamaan secara rutin. 
  10. Memastikan memiliki ventilasi udara yang baik dan sinar matahari masuk ke tempat ibadah dan apabila menggunakan air conditioner (AC) wajib dibersihkan secara berkala. 
  11. Memastikan kegiatan peribadatan/ keagamaan hanya diikuti oleh jamaah paling banyak 30% dari kapasitas tempat ibadah. 
  12. Melaksanakan kegiatan peribadatan/ keagamaan paling lama 1 jam. 
  13. Memastikan pelaksanaan khutbah, ceramah, tausiah wajib memenuhi ketentuan: 
  • a. Khatib/ penceramah/ pendeta/ pastur/ pandita/ pedanda/ rohaniawan memakai masker dan pelindung wajah (faceshield) dengan baik dan benar. 
  • b. Khatib/ penceramah/ pendeta/ pastur/ pendeta/ pedanda/ rohaniawan menyampaikan khutbah dengan durasi paling lama 15 menit. 
  • c. Khatib/ penceramah/ pendeta/ pastur/ pendeta/ pedanda/ rohaniawan mengingatkan jamaah untuk selalu menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan. 

 II. Ketentuan pengelolaan tempat ibadah yang kedua adalah berkaitan dengan jemaah: 

 

  1. Menggunakan masker dengan baik dan benar. 
  2. Menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan menggunakan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer. 
  3. Menjaga jarak dengan jamaah lain paling dekat 1 meter. 
  4. Dalam kondisi sehat atau suhu badan dibawah 37 derajat celcius. 
  5. Tidak sedang menjalani isolasi mandiri. 
  6. Membawa perlengkapan peribadatan/ keagamaan masing-masing (sajadah, mukena dan sebagainya) 
  7. Menghindari kontak fisik atau bersalaman. 
  8. Tidak baru kembali dari perjalanan di luar daerah. 
  9. Yang berusia 60 tahun keatas dan ibu hamil disarankan untuk beribadah beribadah di rumah. 

 

Demikian bahwa untuk menanggulangi atau memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang sampai diterbitkannya Surat Edaran Menteri Agama nomor 20 tahun 2021, Covid-19 masih belum berhenti, sehingga diupayakan untuk melakukan kegiatan secara terpadu khususnya bagi umat beragama di dalam melaksanakan peribadatan di rumah ibadah. 

 

Di tempat ibadah sudah menjadi kebiasaan, di sana terjadi perkumpulan masyarakat yang cukup banyak dari jamaahnya masing-masing. Oleh karena itu untuk menghindari adanya kluster terbaru di dalam pelaksanaan ibadah, pemerintah menghimbau dengan melalui surat edaran yang secara terus-menerus dikeluarkan. Surat Edaran sebagai langkah atau tindakan untuk turut serta membantu masyarakat agar terjamin rasa aman keselamatan bagi masyarakat. Karena itu Dengan adanya Surat Edaran dari Menteri Agama ini diupayakan untuk dilakukan sosialisasi secara terpadu melalui tokoh agama, tokoh masyarakat sehingga di sana akan terjadi sikap saling kesinambungan, saling melengkapi, agar upaya pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 benar-benar bisa terlaksana. 

 

 

7/19/2021

Wujudkan Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Keluarga dari Ancaman Covid-19, Khutbah Idul Adha 1442 H

Shalat Idul Adha 1442 H kita laksanakan di rumah, mudah-mudahan menambah keberkahan, dan bisa menghindarkan keluarga dari penyebaran virus corona yang mengancam kehidupan manusia. Karena itu mudah-mudahan pengurban kita menambah bobot iman dan taqwa kepada Allah SWT.

ألسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

 اَللهُ أَكْبَرُ ×٩كَبِيْرًا وَالْحَمْدُللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. لَا إِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِّيَ بَعْدَهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَاِبِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. 

Keluargaku yang berbahagia 

 

Tidak ada wasiat yang lebih utama kecuali wasiat iman dan taqwa kepada Allah , karena itu marilah kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga kita senantiasa diberikan rahmat dan keberkahan oleh Allah, sehingga kita selalu ikhlas sabar dan istiqomah di dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya. 

 

Keluargaku yang berbahagia, pada kesempatan pagi hari ini, kita sekalian melaksanakan salat Idul Fitri Idul Adha tidak seperti tahun-tahun yang lalu, bahwa kita melaksanakan shalat di masjid atau kadang kita melaksanakan di lapangan terbuka. Namun pada tahun ini dengan penuh keterpaksaan, demi melaksanakan aturan dari pemerintah sebagai upaya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan dan kesehatan dari ancaman virus corona, maka shalat kita laksanakan di rumah. Mudah-mudahan dengan shalat yang kita laksanakan, rumah kita akan bertambah keberkahan, sakinah dan sekaligus bisa mengusir aura negatif yang berada di rumah kita ini. Karena pada kesempatan khutbah ini, kita mengagungkan asma Allah, mentauhidkan Allah dan memuji kebesaran Allah subhanahu wa ta'ala. Karena itu rasa takdzim kita kepada Allah, mudah-mudahan Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita sekalian. 

 

 Keluargaku sekalian yang saya cintai. 

Kita berharap bahwa Idul Adha ini menjadi moment untuk berkumpul bersama keluarga, menyatukan persepsi bahwa keluarga adalah cikal bakal dari keberadaan masyarakat, bangsa dan negara. Keluarga yang baik akan menentukan kehidupan masyarakat bangsa dan negara. Allah subhanahu wa ta'ala telah mengingatkan kepada kita sekalian:

 

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا 

 

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. (QS. At Tahrim: 6) 

 

Ketika kita masih hidup di alam dunia, kita masih bisa saling menolong, ketika diantara kita sedang mengalami kesulitas dan kesusahan. Namun di akhirat kelak semua orang akan sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri, anak lupa dengan orang tua, orang tua lupa terhadap anak, apalagi terhadap orang lain, sebagaimana firman Allah SWT:

 

 فَاِذَا جَاۤءَتِ الصَّاۤخَّةُ ۖ يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيْهِۗ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ 

 

“ Maka, apabila datang suara yang memekakkan (dari tiupan sangkakala), pada hari itu manusia lari dari saudaranya, (dari) ibu dan bapaknya, serta (dari) istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya”. (QS. Abasa: 33-37) 

 

Karena itu saya mengajak, marilah kita pahami, dalami agama dan kita laksanakan agama dengan sebaik-baiknya. Memeluk agama Islam adalah merupakan hidayah Allah, memeluk agama Islam adalah itu merupakan anugerah yang tidak terkira, karena seluruh amal ibadah yang telah dan akan kita laksanakan akan diterima oleh Allah subhanahu wa ta'ala, sebagaimana Allah SWT dalam Alquran surat Ali Imran ayat 85:

 

 وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ 

 

“Siapa yang mencari agama selain Islam, sekali-kali (agamanya) tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi”. Mudah-mudahan kita menjadi umat nabi Muhammad, sebagai penerus syariat nabi Ibrahim, agama tauhid, sehingga perilaku kita sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wassalam. Kita akan termasuk kategori orang-orang yang selamat dalam agama, dunia dan akhiratnya, amin ya robbal ‘alamin.

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

 

 الخطبة الثانية

 

 اَللهُ أَكْبَرُ ×٧ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. لَا إِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُلِلَّهِ مُعِزِّ مَنْ أَطَاعَهُ وَاتَّقَاهُ, وَمُذِلِّ مَنْ أَضَاعَ أَمْرَهُ وَعَصَاهُ.أَشْهَدُ أَنْ لآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَاِبِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلَا ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِّى يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُواْ صَلُّواْ عَلَيْهِ وَسَلِّمُواْ تَسْلِيْماً. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْاُمِّيِّ وَعَلَى أَلِهِ وَاَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِناَ اِبْرَا هِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ أَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ. أَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَبَا رِكْ لَنَا فِى أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوْبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ, رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

7/18/2021

Peningkatan Iman dan Taqwa dalam Menghadapi Musibah dan Cobaan, Khutbah Shalat Idul Adha 1442 H

Idul Adha adalah hari yang menyenangkan bagi umat Islam, dimana setelah melaksanakan puasa sunnah kemudian diakhiri untuk berbuka (makan dan minum) pada pagi hari setelah melaksanakan shalat Id. Kebahagiaan bertambah nikmat ketika menyantap makanan bersama-sama dengan jamaah masjid. Walaupun makan dengan ala kadarnya namun rasa kebersamaan bisa manambah nikmat. Namun ternyata hal ini terjadi pada masa sebelum pandemi Covid-19. Kini pada tahun ini umat Islam dihimbau untuk melaksanakan shalat Id di rumah masing-masing bersama dengan keluarganya. Berat namun demi keselamatan dan kesehatan bersama harus direlakan. Semoga pengorbanan ini akan membuahkan hasil. Covid-19 segera berlalu.

ألسلام عليكم ورحمة الله وبركاته اَللهُ أَكْبَرُ ×٩كَبِيْرًا وَالْحَمْدُللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. لَا إِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِّيَ بَعْدَهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَاِبِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. 

 

Kaum muslimin Jemaah shalat Id Rahimakumullah 

Tidak ada wasiat yang lebih utama kecuali wasiat iman dan taqwa kepada Allah , karena itu dalam mimbar ini saya mengajak pada Jemaah sekalian marilah kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga kita senantiasa diberikan rahmat dan keberkahan oleh Allah, sehingga kita selalu ikhlas sabar dan istiqomah di dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya. 

 

Pada hari ini kita diingatkan kembali dengan kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang dengan ikhlas dan sabar melaksanakan perintah Allah, sehingga Allah memberikan kemuliaan di kemudian hari. Ibrahim dan Ismail sungguh menjadi rasul yang terpilih sehingga keluarganya pun, antara bapak, ibu dan anak -anaknya senantiasa taat dan patuh kepada perintah Allah. Hal yang demikian ini karena di dalam keluarga biasanya ada yang ingkar dan durhaka kepada Allah subhanahu waa ta'ala. 

 

Syariat Nabi Ibrahim dan Ismail selalu dilestarikan di dalam syariat Nabi Muhammad SAW, seperti yang baru saja kita laksanakan yaitu melaksanakan shalat Idul Adha dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemotongan hewan Qurban. Pada hari raya Idul Adha ini dalam kondisi pandemi Covid 19, yaitu salah satu pandemi yang mengancam pada kehidupan manusia. Sudah menjadi qodratullah, bila pada Idul Adha 1441 Hijriah keadaan pandemi, tetapi kaum muslimin diberikan kebijakan pemerintah dengan adaptasi kebiasaan baru, sehingga bisa melaksanakan salat Idul Adha di masjid dan di alun-alun. 

 

Tetapi pada tahun ini melaksanakan shalat Id agar dilaksanakan di rumahnya masing-masing dengan keluarganya, yang demikian ini atas dasar bahwa pemerintah sedang melaksanakan PPKM darurat dan juga berdasar pada surat edaran Menteri Agama nomor 17 tahun 2021. Karena keadaan pandemi yang masih membahayakan kehidupan manusia sehingga salat Id agar dilaksanakan di rumah, kecuali wilayah zona hijau dan kuning bisa melaksanakan shalat di masjid, langar, mushola tentu saja dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. 

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. 

Kaum muslimin Jemaah shalat Id Rahimakumullah 

 

Kalau kita menghitung nikmat Allah yang diberikan kepada makhluk-Nya, sungguh manusia tidak akan dapat menghitungnya. Allah Maha Kuasa, Allah telah menciptakan bumi, langit dan isinya, Allah juga menyediakan segala yang dibutuhkan oleh manusia. Allah memberikan rahmat, barakah kepada seluruh alam, dengan demikian Allah memberikan perintah kepada manusia yang diberikan taklif agar menyembah kepada Allah, sebagaimana firman Allah dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56:

 

 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ 

 

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”. 

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. 

Kaum muslimin Jemaah shalat Id Rahimakumullah 

 

Allah memerintahkan untuk menyembah bukan berarti bahwa bila tidak disembah Allah akan berkurang kekuasaan dan keagungan-Nya. Sesungguhnya sekalipun seluruh makhluk Allah semuanya menyembah Allah, maka tidak akan menambah keagungan Allah dan apabila seluruh makhluk durhaka kepada Allah pun juga tidak akan mengurangi keagungan Allah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sudah bersabda:

 

 يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا 

 

“Wahai hamba-Ku jika orang yang terdahulu dari kamu dan orang-orang yang belakangan baik manusia atau jin, semua serupa dengan orang yang paling taqwa diantara kamu, maka yang demikian itu tidak akan menambah sesuatu pada kerajaan-Ku. Wahai hambaku, jika orang-orang yang terdahulu diantara kamu dan orang-orang yang belakangan, baik manusia dan jin semua mempunyai hati seperti orang yang durhaka diantara kalian niscaya yang demikian itu tidak mengurangi sesuatupun pada kerajaan-Ku. (HR. Muslim) 

 

Dengan demikian menyembah Allah itu adalah kebutuhan manusia, manusia yang membutuhkan Allah dan Allah tidak membutuhkan manusia. Semua perintah dan larangan Allah mengandung hikmah, bila semua manusia beriman dan bertakwa, maka Allah akan memberikan rahmat dan keberkahan yang demikian itu tersebut di dalam Alquran surat Al A'raf ayat 96:

 

 وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ 

 

“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan”. 

 

Menurut ayat tersebut bahwa bila semua penduduk bumi beriman dan bertakwa kepada Allah, selalu menjauhkan dari segala yang dilarang oleh Allah, seperti perbuatan syirik, membuat kerusakan di bumi, maka Allah akan memberikan keberkahan dari langit. Dengan demikian, adanya pandemi Covid-19 ini, marilah kita bersama-sama meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, kita laksanakan perintah perintah Allah dan kita jauhi larangan Allah, dimulai dari keluarga kita masing-masing. Allah telah memerintahkan di dalam Alquran surah Attahrim ayat 6:

 

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا 

 

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. Keluarga itu sebagai cikal bakal dari suatu masyarakat dan negara, baik buruknya negara tergantung pada keluarga dan masyarakatnya. Karena itu marilah kita bersama-sama untuk melaksanakan perintah agama yang dimulai dari keluarga. Akhirnya marilah kita ingatkan dengan sabda Rasulullah Muhammad SAW.

 

 مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا فَكَانَ الَّذِينَ فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنْ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا 

 

 "Perumpamaan orang yang menegakkan hukum Allah dan orang yang diam terhadapnya seperti sekelompok orang yang berlayar dengan sebuah kapal lalu sebagian dari mereka ada yang mendapat tempat di atas dan sebagian lagi di bagian bawah perahu. Lalu orang yang berada di bawah perahu bila mereka mencari air untuk minum mereka harus melewati orang-orang yang berada di bagian atas seraya berkata; "Seandainya boleh kami lubangi saja perahu ini untuk mendapatkan bagian kami sehingga kami tidak mengganggu orang yang berada di atas kami". Bila orang yang berada di atas membiarkan saja apa yang diinginkan orang-orang yang di bawah itu maka mereka akan binasa semuanya. Namun bila mereka mencegah dengan tangan mereka maka mereka akan selamat semuanya". (HR. Buchari) 

 

Semoga pandemi Covid- 19 segera sirna, Allah Maha Kuasa menciptakan dan Allah berkuasa untuk menghilangkan, Allah tempat kita sekalian untuk memohon.

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

 

الخطبة الثانية

 اَللهُ أَكْبَرُ ×٧كَبِيْرًا وَالْحَمْدُللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. لَا إِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُلِلَّهِ مُعِزِّ مَنْ أَطَاعَهُ وَاتَّقَاهُ, وَمُذِلِّ مَنْ أَضَاعَ أَمْرَهُ وَعَصَاهُ.أَشْهَدُ أَنْ لآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَاِبِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلَا ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِّى يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُواْ صَلُّواْ عَلَيْهِ وَسَلِّمُواْ تَسْلِيْماً. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْاُمِّيِّ وَعَلَى أَلِهِ وَاَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِناَ اِبْرَا هِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ أَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ. أَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَبَا رِكْ لَنَا فِى أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوْبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ, رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

7/16/2021

Kanthi Musibah lan Cobaan Kita Tingkataken Iman lan Taqwa

Allah SWT, zat ingkang nyiptakaken sedaya alam semesta lan Allah ingkang paring sedaya kabetahaning gesang manungsa. Allah dhawuh dhateng manungsa supados manembah, manungsa betahaken Allah kanthi mekaten kedahipun sedaya manungsa sami nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nilar sedaya awisanipun, inggih punika kanthi nindakaken ibadah.

ألسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 اَللهُ أَكْبَرُ ×٩كَبِيْرًا وَالْحَمْدُللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. لَا إِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِّيَ بَعْدَهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَاِبِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 

 

 Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. 

Para sedherek kaum muslimin Jemaah shalat Id Rahimakumullah 

Boten wonten wasiyat ingkang langkung utami, kejawi wasiat iman lan taqwa dhateng Allah SWT. Mangga kita sami ningkataken iman lan taqwa dhateng Allah SWT inggih punika kanthi nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nilar sedaya awisanipun, mugi-mugi kita tansah pinaringan rahmat lan berkahipun Allah SWT sahingga kita tansah ikhlas, sabar lan istiqomah anggenipun nindakaken dhawuh-dhawuhipun. 

 

Ing dinten punika kita kaum muslimin dipun engetaken malih kalian kisahipun nabi Ibrahim lan Ismail anggenipun ikhlas lan sabar nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah. Sahingga Allah paring kamulyan ing tembe wingkingipun. Ibrahim lan Ismail saestu dados rasul pinilih sahingga keluarganipun, bapak, ibu lan putranipun sami taat lan mituhu dhateng dhawuhipun Allah, mekaten punika mergi ing satunggaling keluarga biasanipun inggih wonten mawon ingkang ingkar lan duraka dhateng dhawuhipun Allah. Syariatipun nabi Ibrahim lan Ismail tansah dipun lestantunaken wonten ing dalem syariatipun nabi Muhammad SAW, kados ingkang nembe kita tindakaken , inggih punika nindakaken shalat Idul Adha, lan saksampunipun badhe dipun tindakaken motong hewan qurban. 

 

Wonten ing riyaya Idul Adha punika kaum muslimin nembe ing kawontenan pandemi Covid-19, inggih punika salah satunggalaing pagebluk ingkang ngancam dhateng gesangipun umat manungsa. Sampun dados wolak-wailikipun zaman, nalika ing Idul Adha 1441 H, kawontenan pandemi, nanging wonten kawicaksanan nindakaken adaptasi kebiasaan baru, sahingga kaum muslimin saget nindakaken shalat Id wonten ing masjid utawi alun-alun. Ananging ing tahun punika nindakaken shalat Id dipun dhawuhaken wonten ing dalemipun piyambak kalian keluarganipun. Mekaten punika kanthi dasar bilih pemerintah nglaksanakaken PPKM darurat, lan ugi saking Surat Edaran Menteri Agama No. 17 tahun 2021 bilih amargi kawontenan pandemi ingkang tasih bahayani sahingga nindakaken shalat Id wonten ing dalem. Kejawi kagem wilayah zona ijem lan kuning saget nindakaken shalat wonten ing masjid, langar, musholla lan alun-alun, tentunipun kedah nerapaken protokol kesehatan kanthi ketat. 

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. 

Para sedherek kaum muslimin Jemaah shalat Id Rahimakumullah 

 

Menawi kita etang saking nikmatipun Allah ingkang dipun paringaken dhateng makhukipun, yektos manungsa boten badhe saget ngitung. Jalanan Allah Maha Kuwaos, Allah sampun nyiptakaken bumi langit sak isinipun, Allah ugi sampun nyediakaken sedaya ingkang dipun betahaken dening manungsa. Allah paring rahmat lan barokah dhateng sedaya alam. Kanthi mekaten Allah paring dhawuh dhateng para manungsa ingkang dipun taklif supados sami manembah dhateng Allah.

 

 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ 

 

 “Lan Ingsun (Allah) dadekake jin lan manungsa ora ana liya supaya pada nyembah maring Allah”. (QS. Adz-dzariyat: 56) 

 

 Allah dhawuh manembah punika boten ateges menawi boten dipun sembah Allah badhe kirang kuasa lan agungipun. Satuhune sinaosa sedaya makhlukipun Allah punika sami manembah dhateng Allah boten badhe nambah agungipun Allah, lan menawi sedaya makhluk sami duraka dhateng Allah boten badhe ngirangi agungipuin Allah. Rasulullah SAW ngendika:

 

 يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا 

 

“He, kawula Ingsun, lamun wong-wong kang dingen lan wong-wong kang keri-keri sarta manungsa lan jin, kabeh padha taqwa kang sak benere, mangka mengkono kui ora bakal nambah kuasa Ingsun. He, kawula Insun, lamun wong-wong kang dingen lan wong-wong kang keri-keri sarta manungsa lan jin, kabeh padha duraka sak banget-bangete, mangka sitik wae ora bakal ngurangi kuasa Ingsun”. (HR. Muslim) 

 

 Kanthi mekaten, manembah dhateng Allah punika kabetahanipun manungsa, manungsa ingkang betah Gusti Allah lan Gusti Allah boten betahake manungsa. Sedaya dhawuh lan awisanipuin Allah mengku gati, mila menawi manungsa sami iman lan taqwa yekyos Gusti Allah badhe paring rahmat lan keberkahan, mekaten punika kasebat wonten ing dalam Alquran surat Al A’rof ayat 96.

 

 وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ 

 

“Menawa sekirane para pendhudhuke negara-negara padha iman lan taqwa, wus menthi Ingsun bakal nurunake marang dheweke mau berkah sangka langit lan bumi, ananging dheweke padha anggorohake (marang ayat-ayat Ingsun) kuwi, akhire Ingsun siksa wong-wong mau amargo lelakone dhewe”. (QS. Al A’rof: 97) 

 

Midherek saking ayat punika bilih menawi sedaya penduduke bumi sami iman lan taqwa dhateng Allah, tansah nyingkiri saking sedaya awisanipiun Allah, kados tumindak syirik, damel risaking bumi, yektos Gusti Allah badhe paring kaberkahan saking langit. Kanthi punika wontenipun pademi Covid-19 punika mangga kita sami ningkataken iman lan taqwa dhateng Allah. Kita tindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan kita tilar awisanipun. Dipun melai saking keluarga, Allah SWT sampun dhawuh wonten Alquran suart Attaqhrim ayat:6.

 

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ ٦ 

 

“He wong-wong kang padha iman, padha ngreksaha awak ira kabeh lan kawulawarga ira kabeh seka genining neraka”. (QS. Attahrim: 6) 

 

Kelurga punika minangka cikal bakalipun saking masyarakat lan negari, sae lan awonipun negari gumantung kalian keluarga lan masyarakatipun. Mila mangga kita sami ngudi nindakaken dhawuhipun agami dipun melai saking kaluwarga. Akhiripun mangga kita engetaken kalian pangendikanipun rasul 

 

مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا فَكَانَ الَّذِينَ فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنْ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا 

 

”Kaumpaman wong kang negakake hukum Allah lan wong kang meneng, ing dalem karone kaya dene kaum numpak prahu, nuli saperangan entuk panggonan ing dhuwur lan saperangan ing ngisor. Nuli wong kang ana ing ngisor lamun bakal golek banyu kanggo ngumbe kudu ngliwati wong kang sak dhuwure nuli ngucap, umpamane oleh dibolongi wae prahu iki supaya entuk bagian nanging ora ganggu wong kang sak duwur Ingsung. Lamun wong kang ana ing dhuwur ngejorake apa wae kang dikarepake wong kang ana ing ngisor mangka wong kabeh bakal sirna. Nanging lamun dheweke nyegah kelawan kelawan astane mula bakal slamet kabeh”. (HR. Buchari). 

 

Mugi-mugi pandemi Covid-19 enggal sirna, Allah Maha Kuwaos nyiptakaken lan Maha Kuwaos nyirnakaken. Allah panggenan kagem kita manuwun, amin. 

وَقُلْ رَّبِ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرٌ رَاحِمِيْنَ   

 

 

 

الخطبة الثانية

 

 اَللهُ أَكْبَرُ ×٧كَبِيْرًا وَالْحَمْدُللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. لَا إِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُلِلَّهِ مُعِزِّ مَنْ أَطَاعَهُ وَاتَّقَاهُ, وَمُذِلِّ مَنْ أَضَاعَ أَمْرَهُ وَعَصَاهُ.أَشْهَدُ أَنْ لآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَاِبِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلَا ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِّى يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُواْ صَلُّواْ عَلَيْهِ وَسَلِّمُواْ تَسْلِيْماً. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْاُمِّيِّ وَعَلَى أَلِهِ وَاَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِناَ اِبْرَا هِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ أَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ. أَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَبَا رِكْ لَنَا فِى أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوْبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ, رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

7/09/2021

Ampun Ngamuk Masjid Ditutup, Nindakaken Shalat ing Dalem Kanthi Ikhlas lan Lega ing Penggalih

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

Para sedherek kaum muslimin ingkang kawula hormati Midherek saking surat edaran Menteri Agama nomer 17 tahun 2021 ngaturaken bilih ngicalaken ing sak wetawis wekdal, ngibadah wonten panggenan ngibadah, takbiran lan shalat Idul Adha. Melai tanggal 3 ngantos tanggal 20 Juli masjid, langar, musholla supados dipun tutup, ing sawetawis boten dipun ginakaken kagem nindakaken shalat jamaah, pengaosan, sahingga ibadah dipun tindakaken wonten ing dalemipun piyambak-piyambak. 

 

Makaten punika usaha dan ikhtiar saking pemerintah, kangge medhot nularipun virus corana ingkang wekdal punika ketingal ngrembaka, sahingga bahayani dhateng gesangipun manungsa. Ngengingi kawonten punika seratan Khutbah Jum’at boten kita terbitaken. Amargi shalat Jum’at dipun gantos kanthi nindakaken shalat dhuhur lan dipun tindakaken berjamaah wonten ing dalem. Mekaten punika amargi kawontenan, pagebluk ingkang derang tingkas. Pramila kanthi nindakaken ibadah wonten ing dalem mangga kita tambah anggenipun nindakaen ibadah, shalat sunnahipun dipun tetepi, dzikir, wirid, mujahadah lan ndonga kanthi khusuk, nyuwun dhateng Gusti Allah supados pagebluk punika enggal ical.

Covid-19 punika sampun ngrampas kautamaning nindakaken ibadah, shalat jamaah ing masjid ingkang ganjaranipun dipun tikelaken ngantos 27 derajat, ing saben jangkahipun badhe ngicalaken dosa lan badhe ngangkat derajatipun tiyang Islam. Salaman lan kumpul-kumpul nindakaken majlis taklim ing sak wetawis libur, malah ibadah haji ing tahun punika ingkang sampun kaping kalih namung kagem para mukimin ing tanah suci. 

 

Menawi wonten tiyang ingkang boten sarujuk masjid dipun tutup, shalat Jum’at dipun gantos kalian shalat dhuhur. Lan mesthi wonten ingkang boten sarujuk, kanthi mekaten kita saget mirsani Masjidil Haram ing Mekah lan Masjid Nabawi ing Madinah ugi dipun tutup. Mekah lan Madinah pusatipun agami Islam, lan masjid ing tanah suci, kathah panggenan ingkang mustajabah kangge munajat dhateng Allah, nanging tansah waspadha kalian bahayanipun virus corona. Sahingga masjid dipun tutup, mangga kita galih kalian masjid-masjid ing negari kita. Mugi-mugi saget ikhlas nampi qodrat lan irodatipun Allah.

Mila mangga kita wujudaken raos trisna, welas ashih dhateng keluarga, rencang, sedherek lan tiyang sanes kanthi netepi punapa ingkang dados putusan saking pemerintah. Ngurbanaken kuwajiban, lan ibadah sunnah ing sak wetawis kangge ngrengkuh rahayu lan raharjaning gesang ing dunya. Mugi-mugi Allah nyekapaken ujian punika, dipun icalaken pagebluk.

 

 اَللَّهُمَّ اِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَأَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَاوَمَمَاتِ أَللَّهُمَّ اِنِّى أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْقَسْوَةِ وَالْغَفْلَةِ وَالْعَيْلَتِ وَالذَّلَّةِ وَالْمَسْكَنَةِ وَأَعُوْذُبِكَ مِنَ الْفَكْرِ وَالْكُفْرِ وَالْفُسُوْقِ وَالشِّقَاقِ وَالسُّمْعَةِ وَالرِّيَاءِ وَأَعُوْذُبِكَ مِن الصَّمَمِ وَالْبُكْمِ وَالْجُنُوْنِ وَالْجُذَامِ وَسَيِّئِ الْأَخْلَقِ اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتَكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتَكَ وَالسَّلَا مَةَ مِنْ كُلِّ اِثْمٍ وَالْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاتَ مِنَ النَّارِ أَللَّهُمَّ لَا تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا اِلَّا غَفَرْتَهُ وَلَا هَمًّا اِلَّا فَرَجْتَهُ وَلَا دَيْناً اِلَّا قَضَيْتَهُ وَلَا حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْياَ وَالْاَخِرَةِ هِيَ لَكَ فِيْهَا رِضًا اِلَّا قَضَيْتَهَا يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ