1/06/2017

Tadzkirah di Tahun Baru 2017-Khutbah Jum'at Terbaru



Setiap pergantian tahun, banyak orang yang bersuka cita, bergembira dengan berbagai macam cara. Pada tahun baru 2017 sebagimana pada tahun-tahun sebelumnya disambut dan dimeriahkan dengan berbagai macam cara. Ada yang berpesta, menonton pertunjukankatkan, menyalahan kembang api, meinium terompet, travelling dan lainnya.

Pernahkan terbersit dalam sanubari, bahwa setiap pergantian tahun berarti usia manusia menjadi berkurang dan semakin mendekati pada ajal atau kematian. Keyakinan yang dalam semua agama bahwa setelah kematiaan akan ada kebangkitan kembali. Di waktu kebangkitan setiap manusia akan menikmati setiap amal yang pernah dilakukan. Alam akhirat adalah abadi, sudahkah menyiapkan diri untuk memcari bekal menghadapi hari akhir?


اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ وَاْلِاسْتِقْلَالِ أَوِاْلحُرِّيَّةِ، وَأَفْهَمَنَا مِنْ عُلُوْمِ الدِّيْنِ وَاْلعَقِيْدَةِ، وَبَيَّنَ لَنَا وَأَرْشَدَنَا اْلأَخْلَاقَ الْكَرِيْمَةَ وَاْلأَعْمَالَ الصَّالِحَةَ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah kita berupaya meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dalam Kondisi apapun dan dimanapun kita senanatiasa berupaya untuk menegakkan perintah Allah, tak lupa senantiasa berhati-hati agar segala tindakan bisa selaras dengan perintah Allah, jangan memandang banyak orang yang melaksanakan adalah suatu kebaikan, kemudian tergiur dan mengikuti mereka. Karena Rasulullah SAW pernah bersabda:

مَنْ عَمِلَ عمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُو ردٌّ

"Barangsiapa yang mengamalkan sesuatu amalan yang atasnya itu tidak ada perintah kami - maksudnya perintah agama, maka amalan itu wajib ditolak." (HR. Muslim)

Baru saja kita menyaksikan pergantian tahun baru masehi sungguh berbeda dengan tahun baru Hijriyah, dimana pada tahun baru masehi orang-orang lebih cenderung pada perilaku hura-hura, bersuka-cita, terbukti bahwa pada malam tersebut sering diselenggarakan pentas hiburan, membunyikan terompet dan petasan, kembang api, tempat hiburan, wisata, hotel dan home stay selalu penuh. Karena kebanyakan orang ingin menghabiskan dalam kondisi yang demikian sekalipun mereka muslim. Lain sekali dengan tahun baru Muharram, kaum muslimin lebih terfokus pada tempat ibadah, yang diawali dengan membaca doa akhir tahun dan awal tahun, kemudian pada malam hari diselenggarakan renungan, pengajian dan pemberian santuan.
Karena itu Allah SWT mengingatkan:



“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. (QS. Ali Imran: 190)

Sesungguhnya dengan perputarannya malam dan siang sehingga menjadikan hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya. Dalam kehidupan manusia tidak akan bisa lepas dari waktu, karena dengan waktu itu manusia akan menjadi manusia yang beruntung atau merugi, bahagia atau sengsara karena itu sekalipun Allah telah memberikan waktu yang sama kepada semua hambanya, namun dengana waktu itu manusia tidak sama, saling berbeda tergantung dari tingkat produktifitas dan kinerjanya.
Karena itu Allah telah bersumpah dengan waktu sebagaimana firmannya:



“ Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al Ashrs: 1-3).

Sesungguhnya Allah memberikan waktu kepada manusia ada tiga:

  1. Waktu yang telah berlalu, adalah waktu yang sudah tidak akan bisa kembali. Karena itu orang yang sudah tua tidak akan bisa menjadi muda lagi, orang yang sudah berusia 40 tahun tidak akan bisa kembali menjadi 20 tahun. Setiap orang mempunyai masa lalu. Orang yang bijak akan mengambil hikmah dari semua peristiwa yang terjadi pada masa lalu, yang baik dilanjutkan atau ditingkatkan dan yang tidak baik ditinggalkan untuk beralih pada kebaikan.
  2. Masa sekarang, adalah masa yang sedang dijalankan, seandainya masa sekarang kondisinya lebih baik maka termasuk golongan orang-orang yang beruntung. Baik buruknya manusia dihadapan Allah adalah masa sekarang, karena itu Allah menentukan orang yang mati dalam kondisi khusnul khatimah adalah yang di akhir hayat sedang mengingat Allah. Rasulullah pernah bersabda “man kana akhiru kalamihi la ilaha illallah dakholal jannah”. Barang siapa yang di akhir hayat mengucapkan la ilaha illahha maka masuk surga. Akhir hayat lidah kaku, mulut dikunci, mata dibutakan, telinga ditutup. Maka kalau tidak membiasakan diri dalam setiap saat beribadah dan beramal shalih akan sulit mengucapkan kalaimat thayyibah.
  3. Masa yang akan datang, adalah masa yang penuh dengan harapan dan cita-cita. Para pelajar dan mahasiswa rajin menuntut ilmu dengan harapan di hari esok akan meraih kesejahteraan dan kebahagiaan. Setiap orang bekerja untuk keperluan hari esok. Hal ini selaras dengan firman Allah:



Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18)

Setiap orang menginginkan hari esok dalam kehidupan dunia menjadi lebih baik, demikian pula kehidupan di alam akhirat kelak. Karena itu kebahagian hidup di dua alam itu akan dapat diraih manakala kita mempunyai bekal, adapun bekal yang harus di bawa adalah:


  1. Attuqa: taqwa, landasan mental spiritual setiap muslim, bahwa dalam setiap saat dirinya selalu dalam pengawasan Allah. Setiap amal perbuatan akan dikembalikan kepada dirinya. Karena itu setiap muslim selalu menyadari bahwa dalam kondisi apapun dan dimanapun senantiasa ingat kepada Allah. Dirinya merasa dalam pengawasan Allah, Allah mengetahui apa yang nyata dan yang ghaib, yang lahir dan yang ada di dalam hati.
  2. Al ilm: ilmu, Rasulullah maengatakan bahwa al ilm annur, ilmu adalah cahaya, ilmu yang akan menerangi. Dengan ilmu sesuatu akan menjadi mudah, dengan ilmu sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Karena itu Rasulullah memerintahkan pada umatnya untuk mencari dan mengkaji ilmu. Semakin banyak ilmu yang diperoleh maka akan merasa semakin bodoh. Karena semakin tinggi tingkat pendidikan merasakan semakin banyak ilmu uyang belum didapat, bahakan akan timbul kesadaraan bahwa ilmunya Allah maha luas, seluas langit dan bumi.
  3. Adabin/ akhlaq, berkorelasi dengan al ilmu, karena semakin banyak mengenyam ilmu, bagi orang-orang yang bertaqwa akan menunjukkan perilaku yang terpuji, akan lebih bijaksana, mudah untuk menghargai pendapat orang, karena dirinya menyadari bahwa penghargaan terhadap orang lain akan menjadikan dirinya lebih berharga. Sebagaimana fakta dan falsafah buah padi, ketika sudah berisi akan menunduk.
  4. Zuhdun/ zuhud. Dengan kelimuan yang telah diraih, seakan semua bisa diraihnya, namun bagi muslim yang mempunyai landasan taqwa tidak akan mudah tergiur dengan kemegahan dan kemewahan dunia. Karena sesungguhnya dunia bersifat fana.


“ dan tidaklah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka, dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS Al An’am: 32)


“ Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak”. (QS. Al Hadid:20)

Akhirnya dengan memasuki tahun baru ini, semangat, kinerja dan amal ibadah menjadi lebih baik dan meningkat. Agar kita menjadi golongan orang-oarang yang beruntung, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ