8/31/2020

Ujian Dalam Berkarya Dan Memberi Keteladanan, Antara Harapan Dan Kenyataan

Ujian dan pujian adalah dua hal yang berbeda, ujian adalah hak manusia sedang pujian adalah hak Allah. Allah sebagai pemilik dari semua yang ada di alam semesta, tiada sesuatupun yang menyekutukan-Nya, tidak ada tandingan karena Dialah yang maha segalanya. Siapa yang menciptakan alam semesta, Dialah Zat yang tidak diciptakan oleh siapapun dan tidak bergantung pada siapa pun, karena Dia adalah Zat yang berdiri sendiri dan tidak sama dengan makhluk-Nya. Dia zat Yang Maha Kaya, karena Dialah pemilik seluruh yang ada dialam semesta, ketika hamba-Nya meminta pasti akan diberi, bahkan tanpa diminta pun Allah telah menyediakan segala yang dibutuhkan manusia.


Dia Maha pengasih dan Penyayang, Dia Maha Pengampun, sehingga dengan kekuasaanya, Allah bisa menjadikan seluruh yang ada di alam semesta semua hidup dalam satu tatanan, adil makmur dan perselisihan dan pertengkaran. Namun bukan seperti itu bahwa di alam dunia disamping manusia Allah juga menciptakan makhluk yang lain baik makhluk yang kelihatan maupun yang tidak nampak. Masing-masing mempunyai watak dan karakteristik yang berbeda. Seperti malaikat diciptakan oleh Allah menjadi makluk yang tak pernah salah, sebaliknya iblis dan anak buahnya diciptakan tak pernah berbuat benar. Sedang manusia dalam penciptaannya, manusia adalah makhluk yang paling sempurna, karena manusia telah direncanakan untuk menjadi wakil Allah di muka bumi. Namun manusia bisa menjadi salah atau benar, baik atau buruk sehingga menjadi pilihan untuk menentukan dirinya.

Selama hidup di alam dunia, manusia tidak akan bisa lepas dari ujian, baik yang disebabkan oleh perilaku orang lain atau akibat dari perilaku diri sendiri. Ujian yang diakibatkan atas perilaku orang lain, karena adanya perbedaan persepsi, kepentingan sehingga menimbulkan konflik. Sering ditemukan antara harapan dan kenyataan sangat berbeda. Ada orang yang selalu berbuat baik pada orang lain, tak ingin menyakiti dan disakiti, tak ingin mengganggu dan diganggu, selalu membantu dan menghormati orang lain. Namun hal yang dirasakan tidak sesuai dengan yang dilakaukan disinilah timbul konflik, baik terhadap diri sendiri maupu terhadap orang lain.

Sebaik-baik perbuatan yang dilakukan tidak seratus persen diterima dengan senang hati oleh orang lain. Karena itu akan muncul ujian berupa kebencian, fitnah, adu domba, iri, dengki, tamak dan perilaku lainnya, menjadi ujian bagaimana menyikapi hal-hal tersebut. Karena itu bila membahas hal yang demikian tentu akan menjadi kajian yang amat panjang. Karena berkaitan dengan perilaku manusia sehingga berkembanag beraneka macam ilmu yang membahas tentang manusia dan upaya untuk mengembalikan fitrah insaniyahnya.

Kisah hidup
Di topic yang singkat ini penulis akan menyampaikan ujian yang diterima manusia akibat perlaku diri sendiri. Hal ini merupakan kisah nyata yang dialami oleh pak Markun (bukan nama sebenarnya). Pak Markun adalah salah seorang aparatur pemerintah, dia adalah salah seorang ASN pada suatu lembaga pemerintah. Bila dihitung pendapatannya sudah cukup untuk menghidupi keluarganya. Apalagi didukung oleh istrinya yang juga sebagai ASN. Mungkin bila melihat keluarga pak Markun adalah keluarga yang sakinah, bahagia dan sejahtera. Berlatar belakang dari keluarga seorang petani maka sangatlah bersyukur pak Markun bisa menjadi ASN. Disamping sebagai ASN beliau juga aktif di berbagai organisasi keagamaan dan takmir masjid. Dan kegiatan ini dilakuakan dengan senang dan berusaha untuk bisa memberikan kontribusi dan manfaat.

Pak Markun mempunyai kebiasaan yang unik, ketika liburan beliau selalu aktif, entah hobi atau ada maksud yang lain. Mengapa beliau sangat bersahabat dengan alam, suka memelihara tanaman, baik tanaman hias atau konsumsi, bahkan juga suka memelihara ikan dan beberapa jenis unggas. Padahal waktu libur enakan di rumah, tinggal duduk manis, nonton tv sambil sruput kopi atau teh, jalan-jalan, nongkrong dan ngrobrol. Ternyata pada suatu saat ketika ditanyakan langsung, kebetulan dia sedang menyiangi tanamannya. Dia mengatakan bahwa 1) Apa yang dilakukan karena ingin memberikan contoh pada orang lain bahwa ketika orang mau berkarya atau berusaha pasti akan mendapatkan hasil. 2) Ketika bekerja atau berkarya hendaknya jangan semata-mata mengandalkan pada kemampuannya tetapi harus ingat pada Allah, sehingga ketika menjelang datang waktu shalat selalu berhenti bekerja dan segera bersiap-siap untuk melaksanakan shalat, 3) Memanfaatkan waktu libur untuk mencintai alam, dengan mengolah, memelihara, menjaga dan marawatnya dengan baik pasti kan mendapatkan hasil. Kalau bukan hasil dari proses produksi juga dirasa ada kepuasan sendiri. 4) perrsiapan bila kelak sudah purna tugas tidak akan bingung dengan kegiatan dan aktifitas, karena itu sejak dini telah menyiapkan mental maupun sarana penunjang.

Menjempu rizqi yang kadang dilalaikan yaitu bangun pagi sebelum Subuh dan melaksanakan Shalat Subuh dengan berjamaah. Demikian penuturan pak Makun, yang mana setelah melaksanakan shalat Subuh dilanjutkan dengan membacaa Alquran dan membaca-baca buku guna menambah pengetahuan. Di rumah beliau tersedia beraneka macam koleksi buku, baik buku keagamaan, ekonomi, kesehatan, pertanian, perkebunan, peternakan, resep masakan dan lainnya. Bahkan beliau masih aktif menjadi anggota perpustakaan daerah. Hal ini sebagai upaya untuk menambah wawasan, karena koleksi buku yang dimiliki belum sebanding dengan yang ada di Perpustakaan Daerah. Ternyata dengan keanggotaan ini juga menambah saudara dan motivasi untuk terus belajar dengan membaca.

Kebiasaan untuk menambah pengetahuan dengan teori beliau juga sangat rajin untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam beraneka mcama tanaman, baik bunga, sayuran dan buah-buahan. Pada hari Ahad, 30 Agustus 2020 sejak pagi beliau telah membenahi pekarangan dan kebunnya. Walaupun pada musim kemarau namun kebunnya nampak hijau dan masih menghasilkan walaupun untuk kebutuhan keluarga. Nampaknya dia tidak tega ketika melihat lahan kosong tidak dimanfaatkan. Pada waktu itu pukul 15.45 sudah waktunya shalat Asar beliau membawa gabah ke tempat penggilingan padi. Melihat ada sekam beliau bermaksud hendak mengambil sekam tersebut sebagai media tanam di polybag. Ketika hendak memasukkan sekam ke dalam karung, tiba-tiba pada pinggangnya ada sesuatu yang lepas sehingga kehilangan tenaga, dia bilang tidak bisa berjalan, karung dan sekam ditinggalkan sambil merangkak mendekati motor dan dengan berdiri sambil menahan sakit motor dihidupkan lalu pulang. Dengan kondisi menahan sakit berupaya melepas pakaian segera mandi dan melaksanakan shalat Asar.

Begitulah kisah yang diterima dari penuturan pak Markun. Teranyata beliau terkilir yang dalam bahasa Jawa kecetit. Kecetit menjadi ujian yang cukup berat, karena segala aktifitas mejadi sangat terbatas, untuk berjalan saja sakit apalagi berlari, membawa beban tubuh saja sudah sulit apalagi bila membawa barang, alat kerja kantor atau alat-alat pertanian dan perkebunan. Bahkan kegiatan kantor pun terpaksa tidak bisa dilaksanakan. Upaya pak Markun adalah sangat mulia, namun ternyata Allah tetap memberikan ujian, memang ujian ini adalah hak manusia dan dalam kondisi mendapatkan ujian manusia hendaknya tetap memuji Allah yang berkehendak menguji hamba-Nya dengan menggeser salah satu sel dalam tubuh sehingga menjadi sakit.

Inilah salah satu kekuasaan Allah sedikit dari ciptaannya menjadikan manusia harus terus bersabar. Sabar menerima ujian. Ternyata ketika mendapatkan ujian maka manusia menjadi makluk yang sangat lemah dan sangat bergantung pada orang lain, bagaimanakah untuk membenarkan urat syarat memerlukan tukang pijit, untuk menghilangkan rasa sakit harus memerlukan dokter. Berapun biaya yang diperlukan tidak diperhitungkan. Asalkan menjadi sehat kembali. Jangan anggap enteng terhadap sakit dan jangan menyepelekan pada orang yang sedang sakit, menganggap lebay. Karena ketika sakit akan terjadi berbagai kemungkinan. Tak ingin sakit dan bila sakit ingin segera sehat, dan harus tetap yakin bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya.

Karena itu dalam kondisi apapun setiap muslim hendaknya bersyukur dan bersabar, seberapapun ujian yang diterima bila senantiasa bersabar dan bersyukur maka menjadi pribadi yang tangguh yang bisa mengelola diri sendiri untuk menjadi insan yang bermanfaat. Semoga kisah tentang pak Markun dapat menjadi i’tibar bahwa niat dan berbuatan baik tidak selamanya mendatangkan kesenangan, tapi karena yakin terhadap qadha dan qadar Allah maka akan tetap ikhlas dan istiqomah dalam melaksanakan tugas sebagai Abdullah dan sebagai khalifatul ard.

8/25/2020

Renungan Tahun Baru Hijriyah, Manfaatkan Waktu, Jangan Sia-Siakan Waktu.

Setiap pergantian tahun sering kita menerima ucapan selamat tahun baru, semangat baru. Kata ucapan itu begitu melekat ditelinga sehingga dirinya pun juga ikut-ikutan mengucapkan selamat tahun baru, semangat baru. Kata semangat menunjukkan sikap yang optimis untuk menyongsong masa depan, dimulai dari bulan pertama pada suatu tahun. Memang orang hidup harus selalu optimis, berpikir positif dan berperasaan yang positif, dengan kata lain kita optimis, positif thingking dan positif feeling. Ungkapan ini yang akan menunjukkan berhasil atau tidaknya pada masa yang akan datang.
Taushiyah menjadi media muhasabah.

Sebenarnya tidak hanya pada tahun baru, tetapi di setiap mengawali langkah, atau mengawali beraktifitas harus optimis dan dengan semangat yang baru, karena itu awali upaya dengan meluruskan niat dengan senantiasa memohon petunjuk pada Allah, dengan memanjatkan doa. Pada umumnya orang mengawali aktifitas pada pagi hari, maka awalilah semangat bekerja dengan upaya untuk meraih ibadah yang lebih, dengan menegakkan shalat sunnah fajar dan melaksanaka shalat subuh dengan berjamaah. Maka disananalah muslim telah memiliki kekuatan spiritual untuk mendapatkan kenikmatan, kemuliaan, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup.

Seandainya pada malam hari telah melaksanakan shalat tahajud, maka berapa waktu untuk bermunajat, bukan untuk mengerdilkan keutamaan shalat lail, namun pahala shalat subuh dengan berjamaah seperti orang yang beribadah semalam suntuk. Dan ditambah dengan shalat sunnah dua rekaat sebelum subuh seperti menggapai kebahagiaan dunia seisinya. Di sinilah bahwa ketika seorang muslim telah mengawali bangun pagi sebelum shalat subuh, maka Allah akan semakin lebar dalam membukakan pintu rahmatnya. Ternyata tidak sampai di situ, karena setiap muslim akan membiasakan untuk meraih rizqi yang berlimpah dengan melaksanakan shalat dhuha. Namun hendaknya harus pintar-pintar dalam mengatur waktu. Siapa dirinya dan sedang apa?

Ibadah shalat adalah kepentingan dan kebutuhan pribadi, sebagai wujud penghambaan diri kepada Allah, dan dirinya tidak bisa melepaskan tugas sebagai khalifatul ardhi. Bekerja dan beraktifitas adalah suatu kewajiban, apalagi bagi pegawai atau karyawan yang bekerja pada proses produksi dan layanan publik. Tidak bisa meninggalkan pekerjaan/ kewajiban lalu mengejar sunnah. Memang ini dua hal yang berbeda, yang satu pelaksanaan tugas manusia sebagai abdulah dan kedua sebagai khalifatul ard.

Berbeda tapi saling berkaiatan, hablun minallah akan berefek pada hablun minannas, dalam ayat Alquran disebutkan bahwa setiap bentuk penghambaan akan berdampak pada sikap dan perbuatan. Orang menegakkan shalat dalam setiap gerak-gerik atau kaifiyah shalat mengajarkan, bagaimanakah posisi takbirarul ikhram, ketika berdiri sambil menunduk melihat tempat sujud, ketika rukuk dan sujud kepala yang biasa berada diatas dengan ikhlas untuk sejajar bahkan lebih rendah dari pantat. Inilah simbol ketakdhiman dan ketawadhuan.

Demikian pula hablun minnanas akan berdampak pada kedalaman spiritual, adanya religious experience sehingga kebiasaan orang berbuat baik, suka menolong, membantu, mendoakan ternyata akan kembali pada dirinya atau kepada keluarganya. Maka kebiasaan-kebiasaan baik yang kadang tidak mungkin dilakukan orang lain dirinya justru semakin bergairah dan tertantang untuk melaksanakannya.

Menyia-nyiakan umur.
Umur manusia tidak akan ada yang mengetahui, sampai umur berapa, dan apakah ketika diberikan umur yang panjang hingga ajal menjemput tetap dalam kondisi sehat? Atau justru umurnya yang pendek, sakit-sakitan hingga ajal menjemput, atau umur yang panjang namun sakit-sakitan hingga ajal menjemput. Kita tidak ingin yang menurut dirinya buruk, umur panjang, selalu sakit-sakitan hingga ajal menjemput. Kita ingin umur yang panjang, selalu sehat, bisa bermanfaat, bahagia, sejahtera, meninggal dalam kondisi khusnul khatimah. Karena itu hendaknya membiasakan diri untuk selalu berfikir yang positif. Jangan biasakan bayang-bayang kegagalan menutupi mata hati dan fikiran.

Bahwa setiap manusia hidup pasti mempunyai masalah, dan masalah akan selalu datang silih berganti, namun hendaknya selalu yakin bahwa Allah telah menciptakan masalah, Allah memberikan masalah dengan memberikan cobaan kepada hamba-hambanya. Allah sayang pada hambanya, bahwa Allah telah mengukur kemampuan hambanya. Bahwa tidaklah Allah memberikan cobaan kecuali menurut kesanggupannya. Namun kadang seringnya masalah datang, terkadang lalai untuk segera mengatasinya. Sehingga dari masalah-masalah yang kecil akan menumpuk sehingga menjadi beban yang sangat berat.

Ada keluh kesah hamba Allah yang merasa resah karena hutang-hutangnya tak kunjung lunas. Sehingga setiap berangkat kerja dan ketika beraktifitas selalu mengharapkan untuk segera mendapat gaji. Waktu dilalui hanya menghitung jumlah gaji dan menghitung jumlah pengeluaran rutin keluarga dan kemampuan membayar hutang-hutang. Tidak disadari bahwa orang yang demikian ini sesungguhnya telah menyia-nyiakan waktu. Bagaimanakah waktu yang lalu hendaknya waktu yang dilalui dengan kekuatan, kemampuan, akal, fikir dan tenaga yang masih prima, tidak pernah merasa sakit, pemampilan perlente. Sebenarnya waktu-waktu itu akan lebih bermakna bila dapat mengeluarkan potensi dan kekuatan untuk merubah kondisinya. Namun menjadi sia-sia, ketika waktu yang masih produktif hanya digunakan untuk mengkalkulasi income dan outcame. Ketika telah sampai waktu penerimaan gaji mendapat kebahagiaan walau hanya sementara. Ternyata hutang-hutanya akan lunas hingga beberapa tahun lagi. Tidak sadar bahwa pada masa yang akan datang, adalah masa yang masih rahasia, apakah akan tetap sehat? Harapan tetapa sehat namun sesunggunhya waktu yang terus berjalan, usia semakin tua yang akan mempengaruhi fungsi metabiolisme tubuh dan produktifitas kinerja.

Karena itu tahun baru, dengan semangat baru hendaknya menjadi spirit untuk selalu mengembangkan diri, selalu mengolah dan mengasah fikr dan kalbu. Kadang kenyamanan akan menyebabkan orang cenderung pasif dan kurang produktif. Contoh seorang pegawai yang telah menjadi pegawai pemerintah, telah merasa nyaman dengan posisi dan kedudukannya. Gajinya tidak terlalu besar namun dipandang sudah cukup untuk kebutuhan keluarga. Kondisi kenyamanan ini akan melakukan rutininitas, pekerjaan dan aktifitas dilaksanakan menurut komando secara rutin. Tidak ada upaya untuk mengembangankan diri dalam ilmu, ketrampilan dan spiritual. Dirinya berfikir untuk apa belajar, mencari ilmu lagi toh dirinya telah mendapatkan gaji, dan temannya yang berpendidikan tinggi juga gajinya tidak terlalu berbeda dengan dirinya. Demikian pula dalam beribadah hanya melaksanakan ibadah-ibadah yang bersifat fardhu, karena merasa telah cukup melaksankaan kewajiban.

Masa yang akan datang tida ada yang tahu, ketika dua anaknya sakit. Dirinya dan istrinya berusaha untuk merawat dan menjaga anak-anaknya. Yang biasanya hidup telah merasa nyaman, berubah ketika harus datang pulang dari rumah ke rumah sakit, ke tempat kerja. Tidak lama pun tubuhnya merasa lelah demikian pula istrinya. Akhirnya karena kurangnya pengetahuan, dan ketrampilan dalam mengelola problem maka masalah semakin komplek. Ibadah yang minimalis belum bisa menjadi sarana untuk mengatasi masalah. Hal ini jauh berbeda dengan orang-orang yang selalu mengasah hati, fikir dan dzikir bisa mengatasi masalah dengan sistematism, tenang dan terencana.

Maka jangan sia-siakan waktu, banyak orang merugi karena waktu. Allah telah bersumpah dengan waktu, bahwa manusia benar-benar dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling berwasiat dalam untuk mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran. (lih. QS. Al Ashr: 1-3). Andai Allah tidak sayang pada hambanya maka tidak akan mengingatkan kepada hambanya. Allah akan membiarkan hambanya dalam kehendak dan perbuatannya. Karena itu penghargaan terhadap waktu sangatlah penting, waktu yang telah berlalu tidak akan kembali dan akan terus pergi semakin menjauh. Waktu yang akan datangpun terasa begitu cepatnya akan datang. Maka merugilah bila tidak dapat memenej terhadap waktu. Waktu menunggu diganti menjadi waktu untuk berbuat dan berkarya.

Begitu berarti dan bermaknanya waktu, setiap orang mempunyai waktu yang sama 24 jam dalam sehari semalam. Berapa banyak orang telah memanfaatkan waktu dengan produktif, berapa waktu telah disia-siakan. Sungguh bernilaianya waktu bagi orang yang akan menjalani operasi, berapa bermaknanya waktu bagi orang yang membutuhkan pertolongan rumah saki karena kekurangan oksigen. Betapa bermaknanya waktu, maka calon pegawai yang akan menghadapi ujian, sungguh bermaknanya waktu bagi petani yang menanti waktu panen dan sebagainya. Karena itu dengan waktu ada orang yang menjadi pintar, bodoh, kaya, miskin. Dengan waktu manusia akan menjadapatkan hasil. Karena agar masa yang akan datang menjadi lebih baik Allah telah berpesan.


“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasy: 18)


8/19/2020

Renungan Tahun Baru Hijriyah, Evaluasi Tahun 1441 H Menuju 1442 H

Pada hari Rabu 19 Agustus 2020 umat Islam  meninggalkan kalender hijriyah 1441 menuju pada tahun baru 1442 H. Pergantian tahun yang tidak pernah dilakukan dengan kegiatan pesta, uvoria dan bersenang-senang. Pergantian tahun yang selalu diselenggarakan dengan kegiatan perenungan, muhasabah atas apa yang telah dilakukan, berapa banyak dan berapa besar dosa-dosa yang telah dilakukan. Terasa kecil dan hina manusia dihadapan Allah yang Maha Suci, Maha Sempurna, Maha Besar dan tiada sekutu bagi Allah.
Matahari tenggelam, menandakan pergantian masa.
Allah telah menciptakan manusia dengan bentuk yang paling sempurna, diberi kelengkapan panca indra, hati, akal, agama sehingga menambah kesempurnaannya. Bahkan Allah telah menyediakan segala hal yang diperlukan manusia, alam semesta telah diamanatkan kepada manusia untuk menjaga, melestarikan, mengelola dan memanfaatkannya. Manusia tersungkur dihadapan Allah, apa yang telah dilakukan, sudahkah beramal, berkarya sesuai dengan petunjuknya, sudahkah manusia memberikan manfaat bagi yang lain. Atau justru dosa yang telah dilakukan, tanpa disadari atau dengan kesadaran menentang perintah Allah dan dengan bangganya melaksanakan larangan Allah.

Inilah tahun baru hijriyah, umat Islam bermuhasabah, sehingga pada tahun baru berusaha memikirkan terhadap amal ibadah yang telah dilakukan. Tiada kesempatan untuk berhura-hura, bersenang-senang dan melakukan aktifitas yang tidak bermanfaat. Tahun 1441 H telah berlalu, segala yang telah terjadi tidak akan kembali lagi, susah senang tidak akan kembali, bahkan usiapun semakin meninggalkan, tubuh yang molek wajah yang cantik termakan usia sehingga tak cantik lagi, tubuh yang tegak, tampan, gagah pun juga termakan usia. Bahkan tubuh yang sehat terasa semakin rapuh, terkena air hujan sedikit saja meriang, dingin sedikit-pun jugamenjadi kurang sehat.

Aroma tubuh yang harum karena besutan minyak wangi berubah menjadi aroma minyak angin yang selalu membalur tubuhnya. Menghangatkan, mengilangkan pening, perut kembung dan sakit-sakit lainnya. Rambut yang hitam pun juga lambat laun memutih, rambut kepala, hidung, kumis, jambang, alis dan bulu mata, bertambah hari berganti bulan dan tahun berubah putih. Gigi-gigipun juga ikut rapuh, satu persatu tanggal. Pandangan mata yang tajam menjadi buram, kaca mata yang dipakai kadang harus berganti, minus, plus, silindris dan sebagainya. Pendengaranpun juga semakin berkurang, dahulu waktu muda ada bisikan suara terdengar dengan jelas, namun tahun berganti, untuk mendengar harus mencari sumber suara. Kulit yang dahulu halus, kencang menjadi keriput. Kaki yang dahulu kuat untuk menopang tubuh, kini menjadi gemetar dan sering kesemutan, untuk berjalan apalagi berlari nafas terengah-engah.

Proses perjalanan hidup manusia, terus berjalan, mausia tidak akan bisa menolak Sunnatullah. Karena itu kecantikan, ketampanan, kekayaan, harta, tahta adalah suatu yang fana dan suatu saat akan sirna. Tidak ada yang dapat dibanggakan dihadapan Ilahi, kecuali iman, taqwa dan amal ibadah. Segal hal yang dilakukan manusia tertata rapi dalam buku catatan amal Malaikat Raqib dan Atid. Baik buruk, besar kecil tidak akan pernah tertinggal dari catatan amal perbuatan manusia.

Tahun 1441 H telah berlalu, entah kapan akan kembali, ketika Rasulullah ditanyakan tentang ruh dan hari qiyamat, rasul hanya bisa menjawab, itu urusan Tuhan-mu. Hari qiyamat adalah suatu yang pasti, alam akhirat suatu yang pasti dan terjadi untuk selamanya. Bisa saja orang merasakaan kehidupan yang bahagia dengan kebahagiaan yang belum pernah dirasakan di dunia. Di akhirat juga banyak orang yang hidup dalam penderitaan, siksaan yang tidak akan pernah berhenti. Disanalah manusia akan merasakan buah dari amal ibadaah selama hidup didunia. Dunia yang fana seakan akan selamanya, akhirat yang dijanjikan untuk selamnya namun banyak ditinggalkan.

Tahun 1441 H sudah berlalu, kini kita masuk di tahun 1442 H, tahun yang hendaknya dihadapi dengan rasa optimis, namun ternyata manusia tidak bisa menolak takdir bahwa tahun baru hijriyah dihadapi dengan peningkatan perenungan dan muhasabah, dengan wabah pandemi Covid-19. Mengapa Allah menimpakan wabah itu, apakah ini ujian, cobaan atau azab Allah. Dosa apakah yang telah dilakukan, sampai kapan wabah itu akan berakhir.

Banyak ditemukan bahwa new normal dipahami bahwa manusia bebas untuk beraktifitas. Ketika dahulu orang berdisiplin memakai masker, sekarang sering ditemukan aktifitas manusia yang tanpa masker. Sosialisasi pelaksanaan protokol kesehatan terus dilaksanakan, namun di beberapa daerah ODP, PDP dan yang positif terkena Covid-19 meningkat. Siapa yang salah dan siapa yang benar? Semua mempunyai dalih yang berbeda-beda. Desakan ekonomi sehingga menuntut untuk kembali beraktifitas, rasa risih, ingin bebas maka tidak lagi memaki masker, jaga jarak, membiasakan cuci tangan. Tuntutan pendidikan putra-putri, rasa jenuh putra-putri dalam keluarga ingin kembali berkumpul dengan teman-teman-temannya.

Karena itu bagaimana menyikapi pandemi Covid-19, tahun 1442 kita harus optimis dapat kembali menjalani kehidupan yang normal. Usaha lahir dan batin, saling bahu membahu, saling mengingatkan, saling menolong, saling menghormati, agar suasana hati tetap tenang. Jauhi fitnah, kebencian, permusuhaan, pertikaian dan perbuatan buruk lainnya yang akan menambah noktah pada hati hamba Allah. Bersihkanlah hati dengan beristighfar, memohon ampun kepada Allah, bertobat, memperbanyak dzikir.

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وأَتُوْبُ إِلَيْهِ, رَبِّ اغْفِرْ لِيْ ، وتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَابُ الرَّحِيْمُ, سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, خَلَقْتَنِي, وَأَنَا عَبْدُكَ, وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ, أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ, أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ, وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي, فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

8/16/2020

Do’a Apel Kehormatan dan Renungan Suci, Munajat Di Pusara Makam Pahlawan

Kemerdekaan Negara Republik Indonesia diperoleh berkat perjuangan dan pengurbanan para pahlawan kusuma bangsa. Betapa mereka hidup dalam kesedihan, siksaan, penderitaan, kemiskinan dan kebodohan. Setiap aktifitas selalu diawasi para penjajah. Sangat aneh hidup di negeri sendiri namun diatur oleh orang lain, bahkan tidak dapat menikmati hasil kerja, justru yang diperoleh adalah penderitaan karena semua hasil kerja diambil oleh para penjajah. Sehingga banyak terjadi kemiskinan, bahkan sesama anak negeri saling curiga, saling membenci, saling bermusuhan dan inilah salah satu siasat para penjajah untuk memperlemah kekuatan bangsa Indonesia.

Namun dalam setiap keburukan pasti ada kebaikan, setiap kelemahan pasti ada kekuatan, setiap kebengisan pasti ada kemuliaan. Para pahlawan menamkan semangat perjuangan, persatuan dan kesatuan, bangkit melawan para penjajah. Akhirnya atas jerih payahnya dapat menggugah semangat rakyat Indonesia untuk bangkit berjuang meraih kemerdekaan. Atas jasa mereka tugas kita mendoakan agar mereka mendapat ampunan Allah dan diberikan kemulaian disisi Allah. Kita juga bertugas untuk melanjutkan cita-cita para pahlawan untuk membangun negara Indonesia menjadi negara yang aman, tenteram damai dan sejahtera di bawah ridha dan ampunan Allah SAW.
Gerbang masuk Makam Pahlawan Wiropati Wonosobo

الحمد لله رب العلمين حمدا شاكرين حمدا ناعمين حمدا يوافى نعمه ويكافئ مزيده ياربنا لك الحمد كما ينبغى لجلال وجهك العظيم سلطانك اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Pada keheningan malam ini, kami bangsa Indonesia merenung betapa besar jasa dan pengorbanan para pahlawan, hidup dalam siksaan dan penindasan para penjajah. Mereka tetap dalam satu tekad Indonesia merdeka. Kini kami merenung, dengan ketulusan hati yang terdalam, merasa berhutang budi pada para pahlawan kusuma bangsa, karena atas perjuangan dan pengorbanan mereka, Indonesia merdeka, terbebas dari cengkeraman para penjajah.

Ya Allah, ya Rahim, muliakanlah kedudukan mereka disisi-Mu, ampunilah dosa dan kesalahananya. Lipatgandakanlah pahalanya, jadikanlah syuhadak, mereka yang telah gugur di medan perang, menjadi awal kehidupan yang abadi, bahagia karena ridha dan ampunan-Mu, Engkau tempatkan pada Jannatunna’im, surge yang penuh dengan kenikmatan.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Penyayang
Janganlah Engkau hilangkan jasa dan bakti para pahlawan, dalam berkurban menjaga dan mempertahankan bumi pertiwi, tanah tumpah darah Indonesia dari para penjajah. Atas jasa dan pengorbanan para pahlawan Indonesia tetap utuh, bumi Nusantara tetap menjadi hak milik bangsa Indonesia.

Ya Allah, tebarkanlah semangat dan perjuangan para pahlawan di dada kami, gelorakan selalu semangat persatuan dan kesatuan, cinta tanah air, bersatu untuk melanjutkan perjuangan dan pengurbanan para pahlawan. Karena kami yakin ya Allah hanya dengan cara ini kami dapat membalas jasa mereka yang teramat besar, hanya dengan cara ini pula, Engkau akan menambah kemuliaan mereka, amal shalih yang mereka lakukan menjadi pahala yang berlipat ganda.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa.
Sungguh jasa dan perjuangan para pahlawan, telah menjadikan kami hidup dalam kemerdekaan, karena itu lipatgandakanlah pahala disisi-Mu. Karena Engkaulah Tuhan Yang Maha Pengampun, Adil dan Bijaksana, ampunilah dosa-dosanya dan terimalah segala amalnya.

Ya Allah ya Ghaffar, ampunilah dosa kami, orang tua kami, dosa para pemimpin kami, muliakanlah ya Allah kedatangan mereka disisi-Mu, amin.

ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار, وادخلنا الجنة مع الابرار يا عزيز يا غفار يا رب العالمين وصل الله على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم والحمدلله رب العالمين

Daftar nama dan pusara para Pahlawan

8/15/2020

Do’a Peringatan Detik-detik Proklamasi HUT RI ke-75

Kemerdekaan adalah anugerah Allah, kemerdekaan diperoleh dengan perjuangan dan pengorbanan para syuhada’. Kemerdekaan diperoleh dengan cucuran keringat, tetesan darah, pengorbanan jiwa dan raga. Bagaimanakah dahulu rakyat Indonesia hidup dalam penderitaan, penindasan, kemiskinan dan kebodohan. Sejarah telah membukakan hati kita untuk mengingat perjuangan dan pengorbanan mereka.

Kini kita hidup di alam merdeka, tapi perjuangan belum selesai, apalagi pada Ulang Tahun Kemerdekaan ke-75 tahun 2020 ini kita, bangsa Indonesia bahkan seluruh dunia sedang merasakan dampak pandemi Covid-19. Untuk mengatasi ini perlu perjuangan, persatuan, kesabaran, ketekunan untuk selalu mensosialisasikan protokol kesehatan demi kesehatan dan kemaslahatan bersama.


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ, اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat-Mu, atas limpahan nikmat dan karunia-Mu sehingga pada pagi hari ini, kami bangsa Indonesia memperingati Detik-detik Proklamasi Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75, dalam suasana aman, damai dan sejahtera, sembah sujud senantiasa kami panjatkan kehadirat-Mu. Karena Engkaulah Maha Pencipta, Maha Pengatur dan Pemilik dari semua yang ada ada di alam semasta.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sungguh besar semangat perjuangan para pahlawan, para pejuang kemerdekaan, walau mereka hidup dalam tekanan penjajah, mereka bisa bangkit untuk wujudkan kemerdekaan, tak terhitung jumlah nyawa telah dikorbankan demi meraih kemerdekaan bangsa Indonesia. Tetasan keringan, tumpahnya darah dan hilangnya nyawa, karena pertolongan-Mu ya Allah, para pejuang mati satu tumbuh seribu. Karena itu ya Allah ampunilah dosa dan kesalahan para pahlawan, pejuang kemerdekaan tempatkanlah ditempat yang paling terpuji.

Ya Allah, berilah pertolongan kepada kami, bangsa Indonesia untuk dapat mewarisi semangat perjuangan dan pengorbanan para pahlawan, bangkitkan semangat nasionalisme dan patriotism. Satukanlah bangsa kami dalam semangat persatuan dan kesatuan untuk membangun bangsa dan Negara Indonesia.

Ya, Allah ya Aziz
Berilah pertolongan kepada bangsa kami, dari balak dan mara bahaya, bencana dan musibah, pada peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-75 ini, kami dalam pandemi wabah Covid-19. Kalau ini ujian berilah kekuatan kepada kami untuk menghadapinya, kalau ini cobaan berilah kemampuan kepada kami untuk menghindari, bila itu azab maka ampunilah dosa dan kesalahan kami. Ya Allah, kami sadar, ketika kami bahagia sering lupa dengan nikat-Mu, ketika kami bersedih kami mengadu dan berkeluh kesah.

Ya, Allah lepaskanlah ketakuatan dan kekhawatiran kami terhadap qodrat dan irodat-Mu, sirnakanlah pandemi Covid-19 dari muka bumi, gantilah dengan cinta dan kasih sayang-Mu. Kami sangat kecil dihadapan-Mu ya Allah, sedang Engkau Maha Besar. Karena pada hari ini kami memohon ridha dan ampunan-Mu.

Ya Allah ya ghoffar, ampunilah dosa kami, orang tua kami, para pemimpin kami, kabulkanlah permohonan kami, amin.

رَبَّناَ تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيناَ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الا خرة حسنة وقنا عذاب النار, والحمد لله رب العالمين.

8/14/2020

Mensyukuri Kemerdekaan Dan Perjuangan Melawan Pandemi Covid-19 Khutbah Jum’at

Allah SWT telah memberikan nikmat kemerdekaan, dan bangsa Indonesia telah mendapatkan warisan kemerdekaan. Dengan nikmat kemerdekaan itu janganlah terlena sehingga melupakan perjuangan dan pengurbanan para syuhadak karena sesungguhnya perjuangan belum berakhir.
Shaf shalat berjamaah dalam kondisi pandemi Covid-19

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Kaum muslimin Jemaah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah bersama-sama kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sekaligus kita mensyukuri nikmat iman dan taqwa, karena sesungguhnya ketika kita sudah menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah artinya kita telah memperoleh hidayah Allah. Karena sesungguhnya hidayah Allah hanya diberikan kepada hamba-Nya yang dikehendaki.

Pada hari Senin tanggal 17 Agustus 2020, kita bangsa Indonesia akan memperingati Detik-detik Proklamasi Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75. Bila kita membuka sejarah nasional bangsa Indonesia, bahwa selama 350 tahun bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda dan Jepang, masa penjajahan adalah masa yang penuh dengan penderitaan, masa yang penuh dengan adu domba, masa yang penuh dengan perpecahan, masa kebodohan dan kemiskinan, masa dimana umat Islam dimarjinalkan, para tokoh ulama diasingkan, disiksa bahkan dibunuh.

Pada masa penjajahan yang menjadi masa yang suram. Pada saat itu umat Islam dan para tokoh bersatu bersama rakyat Indonesia bangkit untuk berjuang melawan penjajah. Semangat nasionalisme dan patriotisme bergelora di dada para pahlawan dan pejuang, hingga sampai pada satu pernyataan yang bergelora, yaitu semangat untuk meraih kemerdekaan dengan semboyan hidup atau mati, sekali merdeka tetap merdeka. Selaras dengan firman Allah dalam Alquran surat Al Hajj ayat 39:

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena Sesungguhnya mereka telah dianiaya dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu”.

Pada masa penjajahan para pejuang berupaya untuk meraih kemerdekaan. Mereka ada yang menempuh jalan diplomasi dan ada yang dengan angkat senjata, berupa tombak, pedang, keris, senapan dan lainnya.
“Barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu, bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Baqarah: 194)

Dengan semangat dan tekat untuk meraih kemerdekaan, maka pada tanggal 17 Agustus 1945 Ir. Soekarno dan Muhammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan negara Indonesia, di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56 Jakarta.

Kaum muslimin Jemaah Jum’ah Rahimakumullah
Kini kita telah merdeka, namun perjuangan belum berakhir. Sejak bulan Februari 2019 kita kembali diuji dan harus berperang, yaitu melawan pandemic Covid-19, wabah penyakit yang menyerang manusia, bahkan bisa menimbulkan kematian. Hingga saat ini dunia menyatakan perang terhadap  Covid-19, melawan musuh makhluk Allah yang tidak kelihatan dan hanya diketahui tanda-tanda penularannya. Karena itu perang terhadap Covid-19 pada saat ini diwujudkan dengan:
1. Selalu menjaga kebersihan lingkungan dan setiap benda-benda yang kelihatan.
2. Membiasakan cuci tangan dengan sabun.
3. Melakukan penyemprotan tempat-tempat berkumpul dengan dengan disinfectan.
4. Menciptakan kebersihan jasmani dan kebersihan rohani. Banyak penyakit-penyakit rohani yang bisa mendatangkan musibah dan bencana, seperti kibir akan menyebabkan kebencian, riya’ menyebabkan amal ibadahnya hilang, tamak membuat hidup tidak tenang, fitnah menyebabkan kehancuran, adu domba penyebab perpecahan, dan lain sebagainya. Karena itu ketika merasakan sehat jasmani, sehatkah rohani kita? Rasulullah SAW bersabda:

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

" Ketahuilah bahwa didalam tubuh tedapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuh dan apabila segumpal daging itu rusak, maka rusak pula seluruh tubuh, itulah yang dinamakan hati". (HR. Buchari:50)

5. Membiasakan mengenakan masker, ada pesan singkat yang yang dari gugus tugas “Covid-19 adalah penyakit yang berbahaya tetapi bisa dicegah dengan mengenakan masker karena itu biasakanlah untuk selalu memakai masker.
6. Menjaga jarak tetapi tetap mewujudkan silaturahmi. Jaga jarak bukan hanya ketika duduk, berdiri atau ketika sedang bertemu dengan orang lain, namun ketika menegakkan salat pun shafnya juga direnggangkan. Umat Islam mengikhlaskan untuk kehilangan fadhilah atau keutamaan dengan merapatkan shaf, tetapi lebih menekankan pada keselamatan diri dan orang lain.
7. Menghindari kerumunan yang kurang bermanfaat, karena itu bila terpaksa harus mengadakan pertemuan, maka hendaknya tetap memegang pada protokol kesehatan
8. Selalu menjaga persatuan kesatuan dan ukhuwah. Kita yakin bahwa Covid-19 bisa membawa perpecahan umat Islam, karena itu hendaknya masing-masing menyadari bahwa Allah menurunkan musibah tentu saja akan mendatangkan efek negatif maupun positif bagi umat manusia.
9. Menjaga imunitas tubuh, makan minum dengan gizi yang seimbang.

Pada Hari Ulang Tahun RI ke-75 kita mensyukuri nikmat kemerdekaan dengan meningkatkat ibadah, baik maghdhah dan ghairu maghdhah. Semoga musibah, bencana dan pandemi Covid-19 segera berlalu dan kita akan kembali pada kehidupan yang normat, tanpa ketakutan dan kekhawatiran, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ



8/07/2020

Pesona Alun-alun Wonosobo, Kota ASRI

Alun-alun Wonosobo yang berada di pusat kota, menjadi tujuan bagi setiap orang. Mereka datang dengan tujuan yang berbeda-beda, namun sungguh pesona alun-alun Wonosobo yang mempunyai daya pikat bagi warga, baik bagi kalangan orang tua, dewasa remaja, anak-anak, laki-laki dan perempuan.
Pohon beringin di tengah-tengah alun-alun, kiri kanan rumput hijau
Alun-alun Wonosobo tempat yang tepat untuk berolah raga, senam, jalan kaki, lari-lari, bersepeda, sepak bola, bola voli, sepak takraw dan lainnya. Jalan melingkar dengan tatanan batu alam yang indah mengelilingi alun-alun, di dalam alun-alun yang tumbuh rumput hijau padang rumput yang menambah kesejukan. Demikian pula pohon beringin yang rindang mengelilingi alun-alun, menambah kesejukan dan suasana nyaman.
Batu alam berwarna-warni menghiasi dan melingkari alun-alun
Namun walaupun sudah berkeliling ke lapangan hingga beberapa kali, bisa saja tidak mengeluarkan keringat, karena udara dingin kota ASRI Wonosobo. Alun-alun Wonosobo juga menjadi tempat rekreasi keluarga, tempat yang nyaman untuk bersantai karena tempat tersebut bebas dari pedagang asongan. Bahkan karena menjadi tempat yang favorit untuk olahraga jalan kaki, maka di Wonosobo ada komunitas Jakilun yaitu jalan kaki alun-alun.

Di tengah alun-alun juga tumbuh pohon beringin yang semakin menambah rindang dan kesejukan. Angin bertiup berhembus sepoi-sepoi, menambah kesejukan dan ingin berlama-lama di dalam alun-alun Wonosobo. Di alun-alun Wonosobo juga menjadi tempat yang bagus untuk berselfie dengan background alam. Diambil dari posisi mana pun, akan nampak indah dan elok.

Untuk menambah keindahan dan keelokan alun-alun maka disebelah utara terdapat dua Gasibu dan di sebelah barat terdapat perlengkapan olahraga dengan berbagai macam gaya dan gerakan, di sebelah selatan terdapat air mancur yang semakin menambah kelengkapan kenyamanan keelokan alun-alun.

Hidup manusia harus ada keseimbangan, dalam setiap aktivitas, bekerja kadang mengalami kejenuhan dan ketegangan maka perlu direfresh kembali agar menjadi segar kembali. Refreshing, olahraga, rekreasi adalah suatu cara untuk mewujudkan keseimbangan setiap organ tubuh. Setiap organ tubuh mempunyai keperluan masing-masing. Karena itu lebih baik menjaga dari pada mengobati, lebih baik sehat daripada sakit karena itu sehat harus diusahakan.

Alun-alun Wonosobo telah menyediakan perlengkapan dan warga bisa mewujudkan keinginannya, baik sebagai arena untuk berolahraga, berekreasi, refreshing dan kegiatan-kegiatan lainnya, Selamat menikmati pesona alun-alun Wonosobo

Rumput hijau, arena berolah raga

Arena bermain bola voli

Air mancur yang menambah keindahan

8/04/2020

Raih Kedudukan dan Kenikmatan Abadi Dengan Shadaqah

Siapa yang tidak ingin kedudukan dan siapa yang tidak menginginkan kenikmatan yang abadi? Dengan kedudukan yang tinggi maka orang akan mendapatkan penghargaan dan penghormatan, bahkan kadang dengan kedudukan akan bisa mendapatkan sesuatu harapan yang sulit untuk diraihnya. Sehingga antara kedudukan dan kenikmatan biasanya saling berhubungan. Dengan kedudukan akan mendapatkan kenikmatan.

Kenikmatan dunia adalah fana, karena manusia bersifat dinamis, sesuatu yang pada awalnya nikmat namun karena dilakukan secara terus menerus maka akan berkurang atau bisa hilang kenikmatannya, baik karena obyek atau karena subyeknya. Rasululah Muhammad menjajikan kenikmatan yang abadi. Sekalipun sifat manusia yang dinamis namun kenikmatannya akan bervariasi dan tidak membosankan. Rasulullah Muhammad SAW memberikan tips untuk meraih kedudukan dan kenikmatan abadi dengan bershadaqah.

Ketika mendengar kata shadaqah maka yang terbersit dalam benak adalah dengan harta benda, karena itu kadang banyak orang yang sudah merasa jenuh dengan kata-kata shadaqah. Karena pemikirannya jangankan untuk memberikan orang lain untuk dirinya sendiri masih kekurangan. Atau ada yang berfikir, telah bersusah payah bekerja mencari dan mengumpulkan harta, malam jadi siang dan siang tak pernah berhenti bekerja, memeras otak, pikiran, membanting tulang memeras keringat. Mengapa setelah terkumpul harus dikeluarkan untuk infaq dan shadaqah? Sehingga pada suatu saat Rasulullah SAW kedatangan tamu orang-orang miskin yang mengadu kepada Rasulullah:

ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ مِنْ الْأَمْوَالِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَا وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَلَهُمْ فَضْلٌ مِنْ أَمْوَالٍ يَحُجُّونَ بِهَا وَيَعْتَمِرُونَ وَيُجَاهِدُونَ وَيَتَصَدَّقُونَ

“Orang-orang kaya, dengan harta benda mereka itu, mereka mendapatkan kedudukan yang tinggi, juga kenikmatan yang abadi. Karena mereka melaksanakan shalat seperti juga kami melaksanakan shalat. Mereka puasa sebagaimana kami juga puasa. Namun mereka memiliki kelebihan disebabkan harta mereka, sehingga mereka dapat menunaikan 'ibadah haji dengan harta tersebut, juga dapat melaksnakan 'umrah bahkan dapat berjihad dan bersedekah."

Dari hadits tersebut, jelas kalimat pengaduan dari para fuqara’, karena kewajiban maghdhah seperti shalat, puasa yang telah dijalankan, tetapi juga dilaksanakan oleh para aghniya’. Maka derajat dan kemuliaan para fuqara’ jelas lebih rendah dan tidak mempunyai kelebihan amal dibanding yang dilakukan orang-orang kaya. Bila melihat amaliyah ibadah para aghniya’ semakin jelas kelemahan dan kekurangan para fuqara’, semakin terpuruk ketika dirinya tidak bisa berinfaq dan shadaqah, padahal hal ini telah dilakukan oleh para aghniya’ melalui zakat, infaq dan shadaqah. Dan tidak sampai disitu bahwa para aghniya’ dapat melaksanakan haji, umrah dan berjihad dengan hartanya.

Dari hadits tersebut jelas begitu sulitnya bagi para fuqara’ untuk mendapatkan kedudukan dan kemuliaan, karena semua telah diambil oleh orang-orang kaya. Namun demikian Rasululah memberikan jalan kemudahan untuk meraih kedudukan dan kemuliaan. Suatu amalan bila dilakukan maka orang-orang faqir dapat meraih keutamaan sebagaimana yang didapatkan oleh orang-orang yang kaya. Karena itu Rasululah melanjutkan sabdanya:

أَلَا أُحَدِّثُكُمْ إِنْ أَخَذْتُمْ أَدْرَكْتُمْ مَنْ سَبَقَكُمْ وَلَمْ يُدْرِكْكُمْ أَحَدٌ بَعْدَكُمْ وَكُنْتُمْ خَيْرَ مَنْ أَنْتُمْ بَيْنَ ظَهْرَانَيْهِ إِلَّا مَنْ عَمِلَ مِثْلَهُ تُسَبِّحُونَ وَتَحْمَدُونَ وَتُكَبِّرُونَ خَلْفَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ

"Maukah aku sampaikan kepada kalian sesuatu yang apabila kalian ambil (sebagai amal ibadah) kalian akan dapat melampaui (derajat) orang-orang yang sudah mengalahkan kalian tersebut, dan tidak akan ada yang dapat mengalahkan kalian dengan amal ini sehingga kalian menjadi yang terbaik di antara kalian dan di tengah-tengah mereka kecuali bila ada orang yang mengerjakan seperti yang kalian amalkan ini. Yaitu kalian membaca tasbih (Subhaanallah), membaca tahmid (Alhamdulillah) dan membaca takbir (Allahu Akbar) setiap selesai dari shalat sebanyak tiga puluh tiga kali." (HR. Buchari: 798)


Hadits tentang keutamaan berzikir dengan membaca tasbih, tahmid, takbir sesudah shalat dengan redaksi yang hamper sama juga terdapat dalam Shahih Buchari nomor 5854,Shahih Muslim nomor 936,1674, 2050 dan Musnad Ahmad nomor 20508)

Demikian cintanya Allah kepada hamba-Nya dan begitu cintanya Rasulullah terhadap umatnya memberikan kemudahan untuk beribadah, guna meraih derajad dan kemuliaan yang lebih tinggi. Bahwa shadaqah menjadi kunci untuk meraihnya. Dan shadaqah tidak harus menggunakan uang dan harta benda. Allah telah memberikan potensi, kekuatan dan kemampuan untuk bershadaqah. Allah telah menyampaikan bahwa perkataan yang bagus adalah shadaqah dari pada memberikan tetapi dengan menyakiti,

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun”. (QS. Al Baqarah: 263)

Perkataan yang baik yang dimaksud bila menolak dengan cara yang baik, tidak menghina atau mencela, demikian pula bila orang meminta kurang sopan juga dengan lapang dada untuk memaafkannya. Hal ini sering dialami ketika sedang berkendaraan ada orang yang meminta-minta, sedang dia nampak sehat dan masih muda, tidak ada yang menghalangi untuk bekerja dan berusaha secara wajar, biasanya akan muncul kata-kata yang tidak enak. Karena itu bila berkenaan diberi dengan ikhlas dan bila tidak berkenan ditolak dengan cara yang halus.

Shadaqah tidak harus menggunakan uang dan harta, senyumpun menjadi ibadah. Senyuman yang tulus dari lubuk hati terdalam, senyuman bukan cibiran dan sinis. Ada bebarapa pedoman yangteramsuk shadaqah tetapi tidak dengan uang dan harta. Rasulullah SAW dalam hadit yang diriwayatkan At Tirmidzi hadits nomor 1679 menyebutkan:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ وَأَمْرُكَ بِالْمَعْرُوفِ وَنَهْيُكَ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَإِرْشَادُكَ الرَّجُلَ فِي أَرْضِ الضَّلَالِ لَكَ صَدَقَةٌ وَبَصَرُكَ لِلرَّجُلِ الرَّدِيءِ الْبَصَرِ لَكَ صَدَقَةٌ وَإِمَاطَتُكَ الْحَجَرَ وَالشَّوْكَةَ وَالْعَظْمَ عَنْ الطَّرِيقِ لَكَ صَدَقَةٌ وَإِفْرَاغُكَ مِنْ دَلْوِكَ فِي دَلْوِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ.

Rasulullah SAW bersabda: "Senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah, engkau berbuat ma'ruf dan melarang dari kemungkaran juga sedekah, engkau menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat juga sedekah, engkau menuntun orang yang berpenglihatan kabur juga sedekah, menyingkirkan batu, duri dan tulang dari jalan merupakan sedekah, dan engkau menuangkan air dari embermu ke ember saudaramu juga sedekah."

Begitu luas cakupan tentang shadaqah, beberapa kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan orang . Dimana manusia selain sebagai makhluk pribadi, sosial dan makhluk Tuhan.