11/16/2020

Sebab-sebab Kecewa, Akibat dan Solusinya

Kecewa adalah merupakan ungkapan hati, kekesalan hati karena ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, kecewa bermakna merasa atau perasaan tidak senang atau tidak puas (karena tidak sampai harapannya, keinginannya, dugaannya, dan sebagainya). Setiap orang pasti pernah mengalami kekecewaan, hal ini karena manusia mempunyai harapan dan cita-cita. Cita-cita akan diraih bukan dengan serta merta, namun harus melalui perencanaan usaha ikhtiar dan kerja keras. Untuk merealisasikan suatu rencana selalu dihadapkan dengan waktu, uang, tenaga dan pikiran. Tujuan bisa dicapai secara sendiri, namun banyak rencana yang akan terealisasi memerlukan keterlibatan orang lain. 

 

Bicara tentang manusia adalah suatu pembahasan yang tidak akan pernah berhenti, baik dari jasmani atau rohaninya. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, berbudaya dan diberikan amanah untuk mengelola sumber daya alam. Karena begitu kompleksnya urusan manusia maka dalam setiap mengimplementasikan suatu rencana kadang berbenturan dengan kepentingan orang lain, sehingga antara harapan dan kenyataan menjadi tidak sinkron. 

 

 Sebab-sebab kecewa 

Mengapa terjadi kekecewaan, hal ini berkaitan dengan rencana dan kenyataan. Rencana adalah suatu nilai yang ideal, perencanaan yang baik akan menentukan keberhasilan suatu kegiatan. Kenyataan adalah sesuatu kepastian, bila kenyataan sesuai dengan rencana maka akan menimbulkan rasa puas, percaya diri dan siap untuk menghadapi tantangan berikutnya. Tidak semua kenyataan terjadi sesuai dengan harapan. Karena itu bila tidak sesuai dengan harapan maka akan terjadi kekecewaan. 

 

Kecewa karena cinta, pekerjaan, kecewa karena telah membeli barang ternyata tidak sesuai dengan speknya, kecewa terhadap perilaku anak-anaknya, kecewa terhadap hasil pekerjaan, kecewa karena dikhianati teman atau saudara dan masih banyak kekecewaan- kekecewaan yang lain. 

 

Ada seorang laki-laki yang berkonsultasi kepada Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dengan terus terang, bahwa dirinya kecewa telah menikahi wanita pilihannya. Ketika ditanya, mengapa kecewa, bukankah istrinya cantik, muda, cerdas, terampil, anak orang yang terpandang dan religious. Ternyata yang dikatakan secara fisik dibenarkan, bahkan banyak orang yang mengatakan demikian. Namun dia tetap kecewa, yang menurut dirinya semua adalah tampilan luar atau casing, orang tidak mengetahui sifat dan karakter asli dari istrinya. Kemudian konsultan bertanya lagi, sifat dan karakter yang aslinya seperti apa? Kami akan berupaya membantu mencarikan solusi bila anda bersedia untuk mengatakan yang sesungguhnya. 

 

Kemudian laki-laki tersebut mengatakan yang dimulai dengan menceritakan latar belakang dirinya sendiri yang dilahirkan dari keluarga yang biasa saja, tidak berpendidikan tinggi, bukan anak birokrat atau pejabat pemerintah. Dirinya sudah terbiasa dengan hidup sederhana, namun selalu giat bekerja dan semangat dalam berusaha. Dengan pendidikan agama dalam keluarga, setiap hari dirinya bangun pagi bahkan sebelum adzan Subuh sudah bangun, lalu dilanjutkan dengan shalat Subuh di masjid, mengikuti dengan kuliah subuh dan tadarus Alquran. Setelah itu dilanjutkan dengan membersihkan rumah dan sekitarnya. Kebiasaan ini ternyata tidak diikuti oleh istrinya, bahkan setiap dirinya pulang dari masjid istrinya masih tidur dan setiap kali disuruh untuk bangun pagi selalu beralasan, bahkan kadang terjadi cekcok. 

 

Akibat dari suatu kekecewaan

Setiap sebab pasti akan mendatangkan akibat, bila orang kecewa pasti akan mendatangkan akibat baik bagi dirinya sendiri dan bisa jadi akan berdampak pada orang lain. Beberapa dampak dari kekecewaan: 

  1. Dari aspek psikologis bahwa orang yang sering mengalami kekecewaan akan bersikap pesimis dan apatis bahkan kadang tidak akan menaruh respek, simpati pada orang lain.
  2. Akan menjadi sebab timbulnya berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh kekecewaan dan menimbulkan berbagai macam penyakit hati. 
  3. Orang akan merasa masa bodoh, karena sikap yang dilakukan selalu mendatangkan kekecewaan, bila bekerja sering dicacat, diolok-olok, bahkan dirinya diberi stigma negativ.
  4. Akan terjadi tindakan kejahatan sebagai wujud dari kekecewaan, baik dengan kata-kata sampai menjadi kekerasan fisik yang menimbulakan kerugian, baik bagi dirinya maupun orang lain.
  5. Akan kehilangan teman, sahabat akibat ulah dan perilaku yang diluar control.
  6. Akan mencari pelampiasan atas kekecewaan itu bukan dengan membalas untuk mengecewakan tetapi untuk membuktikan bahwa dirinya bisa dan mampu. Menumbuhkan keyakinan diri untuk mengevaluasi dengan introspeksi dan ekstrospeksi. Untuk selanjutnya tumbuh suatu keyakinan, bila dia bisa, mengapa saya tidak bisa. Bukankah Allah telah menciptakan manusia dalam wujud yang paling sempurna, dirinyapun juga manusia yang sempurna.

 

Upaya mengatasi kekecewaan. 

Puas dan kecewa dua hal yang berlawanan, manusia ingin sukses, tetapi tidak semua kesuksesan akan mendatangkan rasa puas. Karena puas lebih dominan pada urusan hati, Bagaimana agar kesuksesan bisa mendatangkan rasa puas? Manusia bisa puas dan bisa kecewa. Kepuasan adalah suatu keinginan kekecewaan adalah suatu musibah. 

 

Ada beberapa upaya untuk menghindari kemungkinan terburuk dari kekecewaan: 

 

  1. Hentikan dari semua aktivitas, tenagkan hati dan pikiran, atur nafas dengan melakukan dzikir, minta pertolongan kepada Allah. Rasa kecewa yang berkecamuk, bergemuruh didalam hati, lalu muncul hawa nafsu yang berupaya untuk mewarnai kekecewaan maka akan mendatangkan musibah dan bencana yang lebih besar. 
  2. Identifikasi persoalan, mengapa terjadi kekecewaan, karena diri sendiri atau orang lain? Bila berkaitan dengan dirinya sendiri, maka harus menyadari bahwa dirinya harus lebih banyak melakukan introspeksi. Bila berkaitan dengan orang lain maka hendaklah mengembangkan sikap, jangan terlalu menggantungkan kepada orang lain. 
  3. Bila kekecewaan karena terjadinya miskomunikasi, maka perbaikilah cara berkomunikasi, pahami dan cermati setiap informasi, jangan sungkan untuk selalu mengingatkan dan mengklarifikasi. 
  4. Berpikir besar, bahwa kegagalan terhadap suatu urusan bukan berarti bencana, namun di sana masih banyak peluang dan kesempatan yang lebih besar lagi. 
  5. Jangan terlalu dipikirkan apa yang sudah terjadi, karena sesungguhnya dipikirkan atau tidak difikirkan toh semuanya sudah terjadi, fokuskan untuk melakukan hal-hal yang baru, fokus pada tujuan yang utama. 
  6. Kendalikan emosi dan hawa nafsu, biasanya ketika sedang kecewa akan menumpahkan kekesalan dengan berkata-kata yang kotor dan kasar. Rasul memberikan pedoman ketika sedang berdiri maka duduklah, ketika sedang duduk maka berbaringlah, bila sudah berbaring masih merasakan kesal, marah, maka segera bangun mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat. 

 

Kecewa bisa menimbulkan berbagai macam ekspresi, setiap orang mempunyai cara sendiri untuk mengatasi kekecewaan. Dengan kecewa, mengingatkan disitulah cara Allah mengingatkan kepada hamba-Nya, untuk mendewasakan hamba-Nya. Karena itu rasa kecewa terhadap sesuatu kegiatan dan kenyataan maka janganlah dibesar-besarkan, tetapi pahamilah bahwa setiap manusia yang hidup pasti mengalami kekecewaan dan carilah cara yang terbaik untuk mengatasi kekecewaan. Bila berkaitan dengan dirinya sendiri maka perbaikilah diri dengan banyak mengingat Allah, berpikir positif, beristighfar kemudian melaksanakan salat. Jangan memikirkan kekecewaan untuk dibesar-besarkan yang akhirnya akan membuat sikapnya menjadi apatis, pesimis dan tidak mempunyai rasa percaya diri.