4/28/2023

Melestarikan Ibadah Puasa Ramadhan 1444 H- Khutbah Jum'at

Puasa Ramadhan adalah yang mempunyai nilai ibadah plus, karena setiap amal ibadah pahalanya dilipatgandakan oleh Allah. Karena itu setiap muslim selalu berlomba untuk meraih keutamaan ibadah. Bulan Syawal menjadi bulan untuk melenjutkan dan merealisasikan amal ibadah di bulan Ramadhan. Semoga bertemu bulan Ramadhan tahun depan dan dapat menjaga kualitas iman, taqwa dan amaliyahnya.

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ، وَأَفْهَمَنَا مِنْ عُلُوْمِ الدِّيْنِ وَاْلعَقِيْدَةِ، وَبَيَّنَ لَنَا وَأَرْشَدَنَا اْلأَخْلَاقَ الْكَرِيْمَةَ وَاْلأَعْمَالَ الصَّالِحَةَ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ 

 

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah 

 

Pertama dan yang paling utama khatib senantiasa berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada jamaah sekalian, marilah kita bersama-sama berupaya untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan sekaligus kita berupaya untuk menjauhi, menghindari apa yang dilarang oleh Allah SWT. 

 

Ramadhan mubarak telah meninggalkan kita, bulan yang didalamnya Allah melimpahkan rahmat dan maghfirahnya, sehingga dengan demikian Allah memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada umat Islam untuk meraihnya. Bila dapat memanfaatkan kesempatan yang diberikan Allah tersebut, setiap muslim akan dapat dapat memasuki pintu surga dan dijauhkan dari siksa api neraka. 

 

Sekarang kita sudah masuk di bulan Syawal, bulan yang menjadi titik pangkal untuk melaksanakan ibadah dan amaliyah di bulan Ramadhan. Dengan berlalunya bulan Ramadhan banyak orang yang merasa lega. Apalagi jika dalam melaksanakan ibadah puasa merasa dipaksakan dan terkekang, begini tidak boleh, begitu tidak boleh. Maka dengan masuknya bulan syawal, waktunya untuk berbuka, kondisi kembali pada status quo, makan, minum tidur bebas dengan leluasa. Maka bila tidak dikendalikan lagi akan terjadi perbudakan hawa nafsu kembali. 

 

Karena itu untuk mewujudkan peningkatan kualitas iman dan taqwa kepada Allah, dan sekaligus menjadi endingnya orang yang berpuasa yaitu menjadi orang yang bertaqwa. Karena itu penting untuk melestarikan kebiasaan baik pada bulan Ramadhan: 

 

1. Melaksanakan puasa sunnah enam hari pada bulan Syawal.

 

 من صام رمضان ثم اتبع ستا من شوال كان كصيام الدهر (رواه مسلم) 

 

" Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan kemudian diikuti enam hari pada bulan Syawal maka seperti orang yang berpuasa sepanjang masa (HR. Muslim) 

 

Ibadah ditengah-tengah banyaknya godaan adalah mempunyai pahala yang lebih besar, karena pada hari tersebut pada umumnya masih tersedia banyak makanan dan minuman yang kadang membuat manusia akan terlena, sehingga mendorong untuk mengumbar kemauan hawa nafsu. Ingatlah dengan sabda Rasul bahwa ketika masuk bulan Syawal maka Iblis dengan anak turunnya akan menjerumuskan manusia ke jurang kesesatan.

 

 ان ابليس عليه اللعنة يصيح فى كل يوم عيد فيجتمع اهله عنده فيقولون: يا سيدنا من اغضبك انانكسره فيقول لا شىء ولكن الله تعالى قد غفر لهذه الامة فى هذااليوم فعليكم ان تشغلوهم باللذات والثهوات وشرب الخمر حتى يبغضهم الله 

 

" Sungguh, iblis yang terlaknat berteriak-teriak saat Idul Fitri tiba. Lalu berkumpullah anak buahnya dan bertanya, wahai tuanku, siapa gerangan yang membuat paduka marah-marah akan kami pecahkan kepalanya. Iblis menjawab, tidak ada apa-apa. Hanya saja Tuhan telah memberi ampun kepada umat manusia hari ini. Maka kalian harus menjadikan mereka sibuk dengan kesenangan, nafsu syahwat dan mabuk-mabukan, agar Tuhan murka". 

 

2. Melestarikan ibadah shalat lail dan shalat-shalat sunnah lainnya secara istiqomah. Shalat menurut bahasa berarti do'a, maka ingatlah bahwa Allah akan mengabulkan do'a kita sekalian apabila mau berdoa:

 

 وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ 

 

" Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (QS. Al Baqarah: 186) 

 

3. Senantiasa melestarikan kegemaran untuk tadarus Alquran, diikuti dengan kegiatan mempelajari isi kandungannya, dan setelah mengetahuinya berusaha untuk mengamalkan ajarannya. 4. Melestarikan kebiasaan berderma, memperbanyak shadaqah, menyantuni fakir miskin. Bershadaqah memberi makan untuk berbuka bagi orang yang melaksanakan puasa, maka pahalanya sama dengan orang yang melaksanakan puasa, hal ini bisa menjadi motivasi untuk memupuk amal kebaikan. Allah akan melipatgandakan pahala orang yang bershadaqah:

 

 مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ 

 

“Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Baqarah: 261) 

 

5. Membiasakan diri untuk berperilaku yang shaleh, bila pada bulan puasa tidak boleh berkata kotor, berbuat fasik, berkelahi dan perilaku jelek lainnya. Bagaimanakah bila perbuatan ini diterapkan pada bulan-bulan yang lain, niscaya ditengah-tengah masyarakat akan tercipta keharmonisan dan kedamaian. Semua orang dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah dan hamba Allah. 

 

6. Ketika bulan Ramadhan banyak kegiatan majelis ta'lim, yasinan, TPQ, Madin dan kegiatan taklim dihentikan. Maka ketika masuk pada bulan Syawal hendaknya segera dilanjutkan, ditingkatkan baik secara kuantitas maupun kualitasnya, karena aktualisasi Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin tergantung pada umat Islam untuk merealisasikan isi kandungan Alquran dan sunnah rasul. 

 

7. Kita kembangkan budaya shilaturahmi dan saling memaafkan. Jadilah pribadi yang menyadari kesalahannya jika memang bersalah.

 

 خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ وَاِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطٰنِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّهٗ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

 

"Jadilah pemaaf, perintahlah (orang-orang) pada yang makruf, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh. Jika setan benar-benar menggodamu dengan halus, berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al A’rof: 199-200). 

 

Demikian untuk mewujudkan amaliyah pada bulan Ramadhan bukanlah hal yang mudah, akan tetapi membutuhkan perjuangan dan pengorbanan, kesungguhan, kemauan yang kuat untuk memerangi hawa nafsu, mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberikan taufiq, hidayah serta inayahnya kepada kita sekalian, amin.

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

4/20/2023

Memikirkan Ciptaan Allah dan Mensyukuri Nikmat Allah, Khutbah Gerhana Matahari 20 April 2023

Gerhana matahari merupakan Sunnatullah, hendaknya dijadikan sebagai i'tibar. Allah menciptakan alam semesta dan Allah yang akan menentukan, rasul memerintahkan untuk berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah.

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ جَعَلَ لَنَا مِنْ دِيْنِنَا مَافِيْهِ عِبْرَةً لِاُولِي الْاَلْبَابِ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّابَعْدُ…فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ 

 

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT pada hari ini kita sekalian diingatkan kembali dengan peristiwa alam yaitu gerhana matahari, salah satu peristiwa yang jarang terjadi namun pada hari ini kita dapat menyaksikan peristiwa tersebut, karena marilah kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, Allah Maha Pencipta, Allah yang Maha Kuasa untuk menjadikan sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Karena bila Allah telah berhendak maka tak ada suatupun yang dapat menghalanginya:

 

 وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗ ٓاِلَّا هُوَ ۚوَاِنْ يُّرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَاۤدَّ لِفَضْلِهٖۗ يُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ ۗوَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 

 

“ Jika Allah menimpakan suatu mudarat kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia dan jika Dia menghendaki kebaikan bagimu, tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikannya (kebaikan itu) kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Yusnus 107) 

 

Allah karena itu peristiwa gerhana yang seharusnya pada siang hari ini kondisinya terang dengan sinar matahari namun ada suatu keanehan yang benar-benar terjadi bahwa pada waktu siang hari ternyata kondisinya menjadi gelap, hal ini karena sinar matahari ke bumi terhalang oleh Rembulan. Allah SWT telah berfirman di dalam Alquran:

 

 اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ 

 

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka. 

 

 Allah Maha Kuasa atas segala ciptaannya, perputaran siang hingga menjadi malam, Allah telah menciptakaan alam semerta, sistem galaksi dan antariksa yang penuh dengan planet, bintang-bintang semua berputar pada porosnya, tidak ada yang berbenturan sehingga tercipta keseimbangan dan adanya kehidupan. Bahkan perputaran bumi mengitari matahari/ revolusi bumi mengelilingi matahari selama 365 hari, 6 jam, 9 menit, 10 detik sehingga terjadinya tahun. Jarak bumi dengan matahari paling dekat disebut perihelion yaitu 147.098.200 km. Dan bumi berputar pada porosnya sehingga terjadilah pergantian hari. Bagaimanakan jika bumi berhenti untuk berputar niscaya tidak akan ada kehidupan, demikian pula matahari yang setiap saat bersinar, dari manakah sumber cahaya, yang selalu bersinar dan mengeluarkan panas. Allahlah penciptanya, jika Allah menghentikan kehendak dan ciptaannya maka binasalah seluruh makhluk hidup. Karena itu dengan gerhana matahari ini jadilah kita hamba Allah yang selalu bersyukur dan memuji kebesaran Allah. Hindarkan prasangka bahwa gerhana ini berkaitan dengan hidup dan matinya seseorang. Rasulullah SAW bersabda:

 

 انْكَسَفَتْ الشَّمْسُ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ مَاتَ إِبْرَاهِيمُ ابْنُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّاسُ إِنَّمَا انْكَسَفَتْ لِمَوْتِ إِبْرَاهِيمَ 

 

“Pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertepatan dengan hari wafatnya Ibrahim bin Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka orang-orang pun mengatakan, "Terjadinya gerhana matahari adalah karena kematiannya Ibrahim." (HR. Muslim)

 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ وَإِنَّهُمَا لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ مِنْ النَّاسِ 

 

"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat (bukti) di antara sekian banyak bukti kebesaran Allah. Dan gerhana pada keduanya itu terjadi bukan karena kematian seseorang. (HR. Muslim)

 

 إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا 

"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah." (Hr. Buchari) 

 

Dengan hadits ini ada beberapa pelajaran yang dapat kita lakukan 1)hendaklah kita perbanyak ucapan doa dan permohonan kepada Allah, tentu saja doa yang disertai dengan amal ibadah. 2)perbanyak bertakbir, agungkanlah asama Allah, takbir merupakan ungkapan bahwa manusia adalah hamba Allah yang kecil, dhoif dan tidak berdaya, kecuali Allah memberikan daya upaya, kekuatan dan kekuasaan kepada manusia. 3)tegakkanlah shalat, terutama shalat gerhana, shalat merupakan ungkapan pasrah dan berserah diri kepada Allah, bacaan shalat merupakan doa dan ungkapan berserah diri dan kaifiyah shalat menunjukkan kedudukan manusia dalam segala aspeknya tetap tunduk dan patuh kepada Allah, 4)laksanakan shadaqah, dalam beberapa hadits disebutkan bahwa shadaqah dapat mencegah adanya balak dan musibah, shadaqah akan menjadikan rizqi menjadi berkah, shadaqah tidak akan mengurangi rizqi, shadaqah menjadi perwujudan rasa kepada Allah.

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

4/17/2023

Zakat untuk Bersihkan Penghasilan dan Bukan Memberikan Kotoran

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo dalam rangka kegiatan syiar Ramadhan 1444 H dan berbagi rizki kepada kaum dhuafa pada Senin 17 April 2023 mentasyarufkan dana zakat berupa paket sembako. Penyelenggara Zakat dan Wakaf Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo Hj. Artiyah secara simbolis menyerahkan bantuan kepada para mustahik di lingkungan KUA Kecamatan Selomerto. Dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan pemberian santunan zakat merupakan kegiatan rutin, pada Ramadhan 1444 H membagikan 2000 paket sembako dan uang sejumah Rp. 134.400.000 pada 15 Kecamatan se-Kabupaten Wonosobo.
Gara ZAWA Hj. Artiyah, Alhz, S. Ag menyerahkan zakat berupa bingkisan sembako.
Masih dalam sambutannya bahwa dan sumber dana diperoleh dari pengumpulan zakat yang berasal dari zakat para ASN di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo. Setiap mendapatkan gaji dan tunjangan di keluarkan zakatnya sebanyak 2,5%. Zakat untuk membersihkan penghasilan dan mengeluarkan zakat bukan berarti memberikan kotoran, namun sesungguhnya ini merupakan wujud kepedulian para aghinya’ kepada kaum dhuafa’. Bila ada orang yang kaya dengan penghasilan yang sudah melampui nishab maka diwajibkan untuk mengelurkan zakat dan bagi kaum dhuafa’, fakir miskin yang kurang mendapatkan keberuntungan dalam hal harta dan penghasilan maka mereka berhak untuk mendapatkan zakat. Dengan demikian akan terwujud sikap cinta kasih dalam hidup beragama dan bermasyarakat.
Acara pembukaan penyerahan bantuan zakat daru UPZ Kan. Kemenag Kab. Wonosobo.

Kepala KUA Kecamatan Selomerto H. Sarif Hidayat menyambut baik dengan pemberian santunan ini. KUA Kecamatan Selomerto mendapatkan alokasi sebanyak 115 paket sembako terbagi dalam dua kategori 50 paket yang ditasyarufkan lewat KUA dan 65 paket disalurkan lewat PPA yang diperuntukkan bagi para tenaga wiyata bakti. Tentunya pembagian ini belum sepadan dengan jumlah mustahiq yang seharusnya menerima, namun minimal sudah bisa memberikan kontribusi dan sumbangsih pada para mustahiq. 

 

Banyak sedikitnya pengumpulan dana zakat ditentukan beberapa hal 1) besar kecilnya penghasilan para aghniya’. Semakin besar penghasilan para aghniya’ maka pengumpulan dana zakat akan semakin banyak. 2) banyak sedikitnya para aghniya’, jika jumlah aghniya’ semakin banyak maka perolehan pengumpulan dana zakat semakin banyak. 3)terwujudnya pemahaman tentang zakat, hukum zakat, berapa besar dan kadarnya, 4)kesadaran para aghniya’ untuk berzakat, zakat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah, bahwa Allah telah memberikan berbagai macam rizqi, kenikmatan yang sangat banyak maka salah satunya diwujudkan dengan berbagi dengan memberikan zakat.

Para mustahiq zakat konsumtif bersama Gara Zara, Ka. KUA, PPA dan Penyuluh Agama

4/14/2023

Berhidmat pada Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan

Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah maghfirah dan yang teakhir adalah dihindarkan dari siksa api neraaka. Berhidmat pada Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ، وَأَفْهَمَنَا مِنْ عُلُوْمِ الدِّيْنِ وَاْلعَقِيْدَةِ، وَبَيَّنَ لَنَا وَأَرْشَدَنَا اْلأَخْلَاقَ الْكَرِيْمَةَ وَاْلأَعْمَالَ الصَّالِحَةَ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ 

 

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah 

Pertama dan yang paling utama khatib senantiasa berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada jamaah sekalian, marilah kita bersama-sama berupaya untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan sekaligus kita berupaya untuk menjauhi, menghindari apa yang dilarang oleh Allah SWT. 

 

Tidak terasa bahwa pada hari ini kita sekalian telah memasuki 10 hari yang terakhir pada bulan suci Ramadhan 1444 H. Bagaimanakah 10 hari yang pertama dan yang kedua sudah kita laksanakan. Apakah kita telah melaksanakan ibadah puasa dan sekaligus menyempurnakan amaliah pada bulan suci Ramadhan? Ingatlah dengan doa yang senantiasa dipanjatkan kepada Allah: 

 

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا فِى رَمَضَانَ 

 

“Ya Allah berkahilah umur kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah (umur) kami pada bulan Ramadhan”. 

 

Doa ini kita panjatkan jauh hari yaitu selama dua bulan sebelum memasuki bulan suci Ramadhan kita minta pada Allah agar diberikan keberkahan pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan sekarang bulan Rajab dan Sya'ban sudah kita lampui Allah telah mengabulkan doa kita karena sekarang kita benar-benar menjumpai bulan Ramadhan. Apakah kita semakin bersemangat atau kita semakin kendor ketika kita akan meninggalkan bulan suci Ramadhan 

 

Bagaimanakah kondisi kita ketika akan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan? Bagaimanakah ibadah kita ketika sudah memasuki bulan suci Ramadhan? ini semuanya menjadi bahan evaluasi bagi kita sekalian agar kedepan kita menjadi hamba Allah yang benar-benar bisa istiqomah dalam menjalankan syari’at Allah. Karena itu pada sisa hari pada bulan suci Ramadhan ini masih ada kesempatan bagi kita sekalian untuk meraih ibadah 1000 bulan yang disebut dengan Lailatul Qadar. Barangsiapa yang melaksanakan ibadah pada Lailatul Qadar maka akan dicatat oleh Allah sebagaimana orang yang beribadah 1000 bulan.

 

 اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ.

 

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar. Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar. (QS. Al Qadar: 1-5) 

 

Karena itu tiada pilihan lagi bagi kita sekalian bahwa bulan suci Ramadhan kita isi dengan kegiatan-kegiatan yang positif, menegakkan shalat baik itu shalat yang fardhu atau shalat yang sunnah, melaksanakan i’tikaf, memperbanyak amal shadaqah, tadarus Alquran, melaksanakan kajian Islam. Dengan ibadah yang demikian ini akan dapat meraih dua manfaat yang pertama untuk memenuhi ruang waktu guna beribadah dalam rangka menyongsong Lailatul Qadar, dan kedua menanti keberkahan ibadah bulan Ramadhan dimana pahalanya akan dilipatgandakan antara 10 sampai 700 kebaikan sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW:

 

 كُلُّ عَملِ ابنِ آدَمَ يُضَاعفُ الحسَنَةُ بِعشْر أَمْثَالِهَا إِلى سَبْعِمِائة ضِعْفٍ قال اللَّه تعالى : " إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وأَنا أَجْزي بِهِ(رواه مسلم)

 

“Setiap amal perbuatan anak Adam yakni manusia itu, yang berupa kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya dengan sepuluh kalinya sehingga tujuhratus kali lipatnya."Allah ta'ala berfirman: "Melainkan puasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasannya”. (HR. Muslim). 

 

Begitu besarnya pahala ibadah pada bulan suci Ramadhan sehingga Rasulullah SAW pada akhir bulan Ramadhan menggiatkan ibadahnya. 

 

إِذَا دَخَلَ العَشْرُ أَحْيَى اللَّيْلَ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ ، وَشَدَّ المِئْزَرَ " متفقٌ عليه .

 

“Apabila telah masuk sepuluh hari - yang terakhir dari Ramadhan maka Rasullah menghidupkan malamnya (dengan memperbanyakkan amalan ibadatnya) membangunkan isterinya (agar ikut memperbanyak amalannya) dan mengeraskan ikat pinggang-nya (yakni sebagai kata kinayah bahwa beliau menjauhi untuk berkumpul dengan isterinya)" (Muttafaq 'alaih) 

 

 تحروا ليلة القدر في العشرالأ واخر من رمضان (رواه البخاري ) 

 

“Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan (HR. Buchari). 

 

Hadits lainya menyebutkan: 

 

تحروا ليلة القدر في الوتر من العشرالأ واخر من رمضان (رواه البخاري ) 

 

“Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan (HR. Buchari).

 

 التمسوها في العشر الأواخر فان ضعف أوعجز فلا يغلبن على السبع البواقي(رواه البخاري و مسلم)

 

"Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampumaka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya. (HR. Buchari) .

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

4/11/2023

Saling Menghormati dalam Perbedaan - Khutbah Shalat Idul Fitri 1444 H

Manusia adalah hamba Allah yang semula dari satu keturunan yaitu nabi Adam AS. Dengan kemurahan dan kasih sayang-Nya, Allah menciptakan pasangan. Pasangan ini untuk menyempurnakan kedudukan sebagai makhluk hidup yang membutuhkan teman hidup untuk berbagi suka dan duka. Dari pasangan itu berkembang biak, yang mana perkembangannya menyebar ke seluruh penjuru dunia.

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 اَللهُ أَكْبَرُ ×٩ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا . لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَ حْزَابَ وَحْدَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُ لِلَّهِ جَعَلَ أَيَّامَ الْأَعْيَادِ ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةً وَسُرُوْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ َأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. َأمَا بَعدُ: فَيَاأَيُّهَاالنَّاسُ, فَأُوِصْيكُمْ وَاِيَّاىَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ . 

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil hamdu 

Kaum muslimin jemaah shalat Ied Rahimakumullah 

 

Pertama dan yang paling utama khatib senantiasa berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada jemaah sekalian, marilah kita senantiasa berupaya untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Tak lupa berharap semoga nilai ibadah puasa senantiasa kita aplikasikan dalam ibadah di luar bulan suci Ramadhan sebagai indikasi bahwa ibadah puasa kita menjadi ibadah yang bisa mewujudkan pribadi muslim yang bertakwa. 

 

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ 

 

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al Baqarah: 183). 

 

Pada hari ini kita sekalian telah masuk pada bulan Syawal yaitu bulan yang menandakan telah berakhirnya ibadah puasa Ramadhan. Pada hari ini kita sudah masuk pada hari kemenangan dan hari kesucian. Pertama disebut hari kemenangan karena pada hari ini kita sekalian benar-benar telah lolos, bisa melaksanakan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan. Selama sebulan mampu menahan dari makan, minum, berhubungan suami istri pada siang hari dan selama puasa berupaya untuk menahan diri dari godaaan hawa nafsu dan segala hal yang dapat merusak kualitas ibadah puasa. 

 

Kedua kita masuk pada hari yang fitrah, yaitu hari yang suci, pada hari ini Allah telah mengampuni dosa-dosa kita, sehingga pada tanggal 1 Syawal kondisi orang-orang mukmin suci. Dengan kondisi fitrah mulailah dengan aktiftas ibadah dengan meningkatkan amal ibadah. Oleh karena itu kita berharap agar kondisi fitrah dapat dijaga dari sikap dan perilaku yang tidak baik, agar predikat sebagai muslim yang bertakwa selalu terjaga. 

 

 Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil hamdu. 

 Kaum muslimin jema’ah shalat Id Rahimakumullah 

 

Manusia adalah makhluk yang asal mulanya adalah satu, berasal dari satu keturunan sebagaimana firman Allah dalam Alquran surah Al-Hujurat ayat 13:

 

 يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ 

 “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti. 

 

Di dalam ayat tersebut Allah memberikan informasi kepada seluruh hamba-Nya, bahwa Allah SWT menciptakan manusia pada awalnya dari satu orang yaitu Nabi Adam AS. Dari Nabi Adam itu Allah menciptakan pasangan dan dari pasangan itu maka kemudian menjadi manusia yang berkembang biak. Dengan perkembangan manusia itu umat manusia menyebar ke seluruh penjuru dunia. Dengan perkembangan tersebut manusia mempunyai perbedaan dari bentuk tubuh, warna kulit, bahasa, strata ekonomi, sosial, budaya, agama dan pendidikan. Oleh karena itu perbedaan-perbedaan tersebut hendaknya kita pahami sebagai Sunnatullah. Dengan perbedaan suatu akan bertambah indah dan terjadi dinamika dalam kehidupan. 

 

Bila di suatu lingkungan atau masyarakat, setiap orang mempunyai pemahaman yang berbeda baik dalam bidang ilmu, sosial dan keagamaan, hal ini mengingatkan bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai keterbatasan dan kekurangan. Namun dibalik kekurangan, setiap manusia mempunyai kelebihan. Karena itu dengan adanya kekurangan, manusia melakukan proses belajar dan mengajar. Allah telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk, tetapi manusia mempunyai tingkat pemahaman dan pengetahuan yang berbeda-beda, demikian pula tingkat kecerdasan emosional, mental dan spiritual yang berbeda. Dengan kondisi tersebut kita dituntut untuk bisa memahami kondisi yang berbeda itu. 

 

Perbedaan adalah Sunnatullah, namun perbedaan bila dipahami dengan seksama akan menjadi kekuatan, artinya bahwa antara satu orang dengan yang lain, satu sisi mempunyai kelebihan, sisi lain mempunyai kekurangan, sehingga dari kekurangan akan disempurnakan dengan yang lain. Suatu yang telah benar, baik dan sempurna bisa melengkapi dari kekurangan dan kelemahan. 

 

Tanggal 1 Syawal menjadi titik awal, dengan hati yang tulus dan terbuka mengakui kelebihan yang dimiliki sehingga semakin menambah rasa syukur kepada Allah. Sedangkan dengan bermuhasabah, menyadari kelemahan yang ada pada dirinya, bahwa kondisi manusia sebagai makhluk sosial, yang memungkinkan manusia untuk berinteraksi sosial, sangatlah mungkin terjadinya kesalahan baik yang disengaja atau yang terjadi secara spontan, karena itu pada hari ini kita saling memaafkan, bahkan saling mendoakan dalam kebaikan. 

 

 تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ جَعَلَنَا اللهُ مِنَ الْعَاءِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ 

 

"Semoga Allah menerima amalan ibadah yang telah saya dan anda kerjakan dan semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali kepada fitrah dan orang-orang yang mendapatkan kemenangan." 

 

Saling tegur sapa, berjabat tangan, saling memaafkan, momen Idul Fitri, menjadi media untuk mengeratkan tali shilaturahmi, raut wajah penuh dengan persahabatan dan kekeluargaan. Pancaran wajah yang menunjukkan keikhlasan, kalimat takbir, tahlil dan tahmid bergema yang menunjukkan kelemahan hamba, sehingga secara berulang-ulang mengagungkan asma Allah, mensucikan Allah dan memuji Allah. Pengakuan orang-orang yang beriman semakin meneguhkan rasa cintanya kepada Allah, sehingga setiap muslim akan mengakhiri ibadah puasa Ramadhan dengan melaksanakan menunaikan zakat fitrah. Hal ini disamping untuk mensucikan jiwa juga akan mewujudkan rasa cinta para fakir miskin, sehingga disaat Idul Fitri umat Islam akan merasakan bahagia. Rasulullah SAW bersabda:

 

 اَلْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ ، لَا يظْلِمُهُ ، وَلَا يُسْلِمُهُ ، مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ ، ومَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمَ الْقِيامَةِ ، وَمَنْ سَتَّرَ مُسْلِماً سَتَرهُ اللَّهُ يَوْم الْقِيَامَةِ(متفقٌ عليه)

 

 "Seorang Muslim adalah saudaranya orang Muslim lainnya. Janganlah ia menganiayanya, jangan pula menyerahkannya kepada musuhnya. "Barangsiapa memberi pertolongan akan hajat saudaranya, maka Allah selalu menolongnya dalam hajatnya. Dan barangsiapa memberi kelapangan kepada seseorang Muslim dari sesuatu kesusahan, maka Allah akan melapangkan orang itu dari sesuatu kesusahan dari sekian banyak kesusahan pada hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi cela seseorang Muslim, maka Allah akan menutupi cela orang itu pada hari kiamat." (Muttafaq 'alaih) 

 

Bahkan kekuatan persaudaraan umat Islam diibaratkan seperti sebuah bangunan:

 

 اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشدُّ بَعْضُهُ بَعْضاً وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِه. متفق عليه

 

"Seorang mu'min terhadap mu'min yang lain itu adalah sebagai bangunan yang sebagiannya mengokohkan kepada bagian yang lainnya," dan beliau s.a.w. menjalinkan antara jari-jarinya." (Muttafaq 'alaih) 

 

 (ثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِي تَوَادِّهِمْ وتَرَاحُمِهِمْ وتَعاطُفِهِمْ ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَداعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ والْحُمَّى (متفقٌ عليه

 

"Perumpamaan kaum mu'minin dalam hal saling sayang-menyayangi, saling kasih mengasihi dan saling iba-mengibai itu adalah bagaikan sesosok tubuh. Jikalau salah satu anggota dari tubuh itu ada yang merasa sakit, maka tertarik pula seluruh tubuh - karena ikut merasakan sakitnya dengan berjaga - tidak tidur serta merasa panas." (Muttafaq 'alaih)

 

 وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ 

 

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (QS Ali Imran [3]:133).”

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 

 

 الخطبة الثنية

 

 اَللهُ اَكْبَرُ ×٧ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْدًالِلْمُؤْمِنِيْنَ وَخَتَمَ بِهِ شَهْرَ الصِّيَامِ لِلْمُخْلِصِيْنَ . اَشْهَدُ اَنْ لَا ِالٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَشْهُوْرُ بِفَطَانَتِهِ وَاَمَانَتِهِ وَصِدْقِهِ وَتَبْلِيْغِهِ وَصَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ وَحَذَرَ. فَقَاَلَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَآأَيُّهاَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللّٰهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ