10/28/2021

Dengan Bimbingan Perkawinan Fahamkan Fondasi Keluarga Sakinah

Untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada para calon pengantin guna memasuki kehidupan yang baru, yaitu membentuk rumah tangga menuju pada keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah. Kementerian Agama melalui Subdit Bina Keluarga Sakinah Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI telah menerbitkan buku panduan bagi calon pengantin yaitu Fondasi Keluarga Sakinah, bacaan mandiri calon pengantin. Buku tersebut merupakan buku yang monumental karena berisi panduan untuk membentuk suatu keluarga idaman. Buku tersebut sangat padat, dan memerlukan metode untuk memahaminya.
Fasilitator memperkenalkan diri, kontrak belajar dan materi.

Pada umumnya untuk memahami harus dibaca secara berulang-ulang, namun tentu saja tidak cukup karena SDM yang berbeda-beda. Demikian pula minat untuk membaca yang rendah dan juga adanya kesibukan yang nyaris tidak ada kesempatan untuk membaca dan memahaminya. Untuk mengatasi hal tersebut maka diadakan bimbingan perkawinan bagi calon pengantin. 

 

Para fasilitator yang telah mempunyai sertifikat Bimtek, akan menggunakan metode yang mudah dipahami dan menyenangkan. Fasilitator bisa mencairkan suasana, diantara peserta bisa saling mengenal, terjadi interaksi, komunikasi yang sinergis dan harmonis. Suasana senang dan komunikatif sehingga bisa membangkitkan semangat bagi calon pengantin untuk berimprovisasi, menyampaikan gagasan dan pikiran secara terbuka. Banyak peserta yang pada awalnya malu-malu berubah menjadi berani, tidak takut salah. Ada juga yang merasa rendah diri berubah menjadi percaya diri. Terjalin keakraban terhadap sesama peserta dan terhadap fasilitator.

Fasilitator membuka dialog untuk saling mengenal.
Karena itu kegiatan bimbingan perkawinan dilaksanakan dengan berbagai macam metode, misalnya role playing, game, visualisasi, simulasi, diskusi kelompok, pemaparan hasil diskusi oleh calon pengantin. Dalam kegiatan ini peserta diajak untuk bersikap aktif dan komunikatif dan fasilitator mengurangi kegiatan ceramah. Keaktifan peserta untuk menyampaikan gagasan, pendapat dan berani tampil didepan umum sebagai bekal calon pengantin akan memasuki kehidupan yang baru.
Peserta Bimwin mamaparkan hasil diskusi kelompok.
Kegiatan Bimwin tidaklah diikuti oleh semua calon pengantin hal ini karena keterbatasan anggaran yang disediakan pemerintah. Dengan kondisi ini maka pada masing-masing Kantor Urusan Agama menyelenggarakan Bimwin secara mandiri. Salah satu yang dilaksanakan dalam wujud tandan. Kegiatan ini pada asalnya adalah pemeriksaan administrasi persayaratan pendaftaran nikah, namun pada sela-sela pemeriksaan juga diberikan bekal ilmu dan ketrampilan guna mamasuki kehidupan baru yaitu rumah tangga. Karena itu setiap pengantin yang telah memasuki kehidupan rumah tangga agar selalu menerapkan empat pilar perkawinan yaitu zawwaj, mistaqon ghalidhan, muasarah bil makruf dan musyawarah.

10/23/2021

Berlomba Berbenah untuk Memajukan dan Mengembangkan Fungsi Masjid, Menuju Masjid yang Paripurna

Kegiatan pembinaan manajemen takmir masjid yang dikemas dengan lomba kegiatan K3M (Kebersihan, Keindahan dan Kemakmuran Masjid) akan diselenggarakan pada tanggal 22-30 November 2021. Kegiatan ini menjadi agenda rutin Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo dalam melaksanakan pembangunan  melalui kegiatan kemasjidan. Kegiatan ini didukung oleh Kantor Kementerian Agama, Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Wonosobo, MUI, IPHI, ICMI Orda Wonosobo. Geliat dan semangat dari peserta lomba mulai berbenah, untuk menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan perlengkapan atau sarana lomba yang meliputi bidang idaroh, riayah dan imaroh.
Takmir Masjid Al Huda Sudagaran Wonosobo sedang rapat koordinasi
Kegiatan lomba K3M ke-12 tingkat kabupaten adalah merupakan media pendidikan dan pelatihan bagi takmir masjid untuk mengelola masjid secara profesional. Selama ini pengelolaan masjid hanya berjalan apa adanya, mengalir nyaris tidak ada program kerja dan progress setiap takmir. Pelaksanaan shalat lima waktu sudah terlaksana namun belum ada gerakan shalat berjamaah, hal ini berakibat masjid-masjid yang berdiri masih sepi dengan kegiatan terutama kegiatan shalat lima waktu secara berjamaah, sehingga masjid-masjid hanya dominan ramai ketika masuk moment puasa Ramadhan dan itu pun banyak masjid yang ramai pada hari-hari yang pertama.
Takmir Masjid Al Huda Simbang Kalikajar sedang rapat koordinasi.
Demikian pula dengan kegiatan pendidikan atau majelis taklim juga masih banyak yang hanya mengandalkan Majelis Taklim selapanan. Dari kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan pada umumnya masjid tidak mempunyai dokumentasi sehingga kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan berlalu begitu saja, sehingga tidak bisa memberikan pelajaran bagi generasi selanjutnya. Karena itu dengan kegiatan lomba K3M adalah menjadi media pembelajaran, pelatihan dan pendidikan bagi takmir masjid tentang arti pentingnya dokumentasi kegiatan.
Camat Kalikajar Drs. H. Suratman, M. Si memberikan bantuan alat kebersihan
Kemudian banyak pula jamaah masjid yang kurang memperhatikan terhadap perawatan masjid, sehingga bangunan yang sudah dibangun, pada awalnya merupakan bangunan yang megah, namun kemudian menjadi bangunan yang kusam karena kurang terawat. Dengan lomba K3M ini menjadi media pemahaman kepada jamaah untuk meningkatkan kepedulian terhadap masjid dalam perawatannya. Karena perawatan bangunan ada yang bersifat tahunan sepertti pengecatan, ada yang bulanan seperti perlengkapan pengajian selapanan, ada yang mingguan seperti pengajian mingguan, shalat Jum’at dan yang paling berat adalah harian yang berkaitan dengan menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan.
Takmir Masjid Baiturohman Menjer Garung sedang kerja bakti.
Lomba K3M meningkatkan kepedulian takmir masjid dan jamaah untuk berperan serta dalam memajukan dan mengembangkan fungsi masjid. Berangkat dari diri sendiri dan keluarga untuk berkontribusi untuk kepentingan masjid, sehingga masjid yang dibanggakan akan menjadi tempat yang dicintai oleh jamaah. Sehingga dari masjid masyarakat akan merasa mendapatkan ketenangan, kedamaian, merasa mempunyai banyak saudara. Dari itu banyak masjid yang telah memberikan pelayanan pada jamaah dari keutuhannya, seperti tersedianya tempat ibadah yang nyaman, tempat wudhu dan MCK yang memadai, tersedia tempat parkir yang aman. Dan Jum’at berkah dengan wujud pemberian makan minum pada jamaah shalat Jum’at.
Anggota TNI Kecamatan Wonosobo sedang bersih-besih masjid
Aneka macam tanaman untuk kesejukan masjid.
Takmir masjid  Al Muttaqin Gataksari Serang Kejajar sedang rapat koordinasi

10/20/2021

Bimtek manajemen Pemberdayaan Fungsi Masjid

Dalam rangka menyambut pelaksanaan lomba Kebersihan Keindahan dan Kemakmuran Masjid (K3M) ke-12 tingkat Kabupaten Wonosobo, Dewan Masjid Indonesia bersama dengan pemerintah Kabupaten Wonosobo menyelenggarakan kegiatan bimbingan teknis manajemen pemberdayaan fungsi masjid. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 19, 21, 25, 27 Oktober 2021 bertempat di 15 kecamatan se- Kabupaten Wonosobo dengan narasumber para pengurus DMI Kabupaten Wonosobo dan para aktivis masjid. Dari merekalah akan dapat memberikan ilmu pengetahuan, model pengelolaan dan pengembangan fungsi masjid, agar masjid yang menjadi simbol kebanggaan bagi umat Islam, bangunan monumental, pusat peribadatan, pendidikan dan dakwah Islamiyah bisa dilaksanakan secara maksimal.
Bmtek manajemen pemberdayaan Kecamatan Kalikajar
Bimtek pemberdayaan fungsi masjid pada masing-masing kecamatan diikuti 30 peserta yang terdiri dari unsur kecamatan, KUA, enam takmir masjid yang akan menjadi peserta lomba K3M dan 22 takmir masjid se-kecamatan. Kegiatan ini sebagai kesiapan dan pembekalan pada takmir masjid, sehingga dengan pelaksanaan Bimtek ini, pada tahun 2021 itu akan menghasilkan 420 takmir masjid yang sudah terbimtek. Dari itu diharapkan para takmir masjid akan berkreasi dan berinovasinya untuk melakukan kegiatan pemberdayaan fungsi masjid. Disamping itu akan terwujud jaringan shilaturahmi antara takmir masjid dengan Dewan Masjid Indonesia, Pemerintah Daerah.
Bimtek manajemen pemberdayaan fungsi masjid Kecamatan Kertek
Ketua DMI Kabupaten Wonosobo H. Tarjo menyampaikan bahwa fungsi masjid yang yang sangat besar, hendaknya jangan dikerdilkan hanya sebagai tempat shalat saja. Pemberdayaan fungsi masjid akan menjadi lebih besar, karena masjid bisa menjadi media pendidikan, pelayanan, musyawarah, penyampaian informasi, menampung dan memberdayakan dana umat. Karena itu Dewan Masjid Indonesia salah satu organisasi yang berhidmat pada kepentingan umat dengan berbasiskan pada masjid untuk kepengurusan persifat berjenjang. DMI pusat adalah Dewan Masjid Indonesia, ketuanya adalah HM. Jusuf Kalla mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, DMI di provinsi adalah Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia, ketuanya adalah H. Ahmad mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah, DMI kabupaten adalah Pimpinan Daerah Dewan Masjid Indonesia yang semula ketuanya adalah H. Bedjo Taruno, namun belum habis masa jabatannya beliau wafat, lalu digantikan H. Tarjo.
Bimtek manajemen pemberdayaan fungsi masjid Kecamatan Sapuran
Untuk selanjutnya DMI kecamatan adalah Pimpinan Cabang Dewan Masjid Indonesia Kecamatan, DMI Desa/ Kelurahan adalah Pimpinan Ranting Dewan Masjid Indonesia. Kabupaten wonosobo seluruh kecamatan sudah terbentuk dewan pimpinan cabang. Demikian pula masjid sebagai basis kegiatan DMI juga berjenjang, masjid negara atau nasional adalah masjid Istiqlal, masjid tingkat provinsi adalah Masjid Raya, masjid tingkat kabupaten adalah Masjid Agung, masjid tingkat kecamatan adalah Masjid Besar, masjid tingkat desa/ kelurahan adalah Masjid Jami.
Bimtek manajemen pemberdayaan fungsi masjid Kecamatan Garung
Adapun narasumber Bimtek manajemen takmir masjid adalah H. Tarjo, S. Sos, M. Si, Drs. H. Mahbub, M. Ag, H. Imron Awaludin, S. Ag, Drs. H. Toharotun, H. Fakih Khusni, S. Ag, MM, M. Si, H. Syarif Hidayat, S. Ag, H. Ahmad Fuadi, S. Ag, M. Pd. I, Untaji Affan, S. Ag, Hj. Munjiyatun, S. Ag, Drs. H. Ahmad Zuhdi, M. Ag, Dra. Amiroh Zaetun, Drs. H. Ambyah, Irna Fitroyah, S. Ag , H. Fakih Al Azis, S. Ag, H. Wajihudin, Alh, S. Ag, M. Pd. I, Hj. Istiqomah, S. Ag, Mustofa Al Kifli, SHI, Achmad Fauzi, S. Pd. I, M. Ag, Adim Safiin, M. Ag.
Bimtek manajemen pemberdayaan fungsi masjid Kecamatan Kalibawang

10/12/2021

Keajaiban dan Dahsyatnya Shalat Berjamaah-Pahala Berlipat-lipat

Ibadah shalat adalah merupakan rukun Islam yang kedua, shalat menjadi ukuran keislaman seseorang, shalat akan menentukan baik dan buruknya perilaku setiap muslim, shalat merupakan wujud hablum minallah, hubungan langsung kepada Allah. Shalat adalah ibadah yang pertama kali akan ditanyakan besok di yaumil qiyamah. Karena begitu pentingnya shalat, maka kita diwajibkan untuk selalu menegakkan shalat lima waktu, ditambah dengan melaksanakan ibadah shalat sunah. Ibadah shalat akan mempunyai nilai tambah bila dilakukan secara berjamaah yaitu berada di tempat ibadah di dalam hadis Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah menyampaikan tentang keutamaan dan pentingnya menegakkan shalat berjamaah. Keutamaan melaksanakan shalat disampaikan dalam beberapa hadis, ada 21 hadis yang menyampaikan tentang keutamaan shalat berjamaah, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

 

 صَلَاةُ الْجَمِيعِ تَزِيدُ عَلَى صَلَاتِهِ فِي بَيْتِهِ وَصَلَاتِهِ فِي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ دَرَجَةً فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ وَأَتَى الْمَسْجِدَ لَا يُرِيدُ إِلَّا الصَّلَاةَ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْهُ خَطِيئَةً حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ وَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِي صَلَاةٍ مَا كَانَتْ تَحْبِسُهُ وَتُصَلِّي يَعْنِي عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ مَا دَامَ فِي مَجْلِسِهِ الَّذِي يُصَلِّي فِيهِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ 

 

"Shalat berjamaah lebih utama dari shalatnya sendirian di rumah atau di pasarnya sebanyak dua puluh lima derajat. Jika salah seorang dari kalian berwudhu lalu membaguskan wudhunya kemudian mendatangi masjid dengan tidak ada tujuan lain kecuali shalat, maka tidak ada langkah yang dilakukannya kecuali Allah akan mengangkatnya dengan langkah itu setinggi satu derajat, dan mengahapus darinya satu kesalahan hingga dia memasuki masjid. Dan jika dia telah memasuki masjid, maka dia akan dihitung dalam keadaan shalat selagi dia meniatkannya, dan para malaikat akan mendoakannya selama dia masih berada di tempat yang ia gunakan untuk shalat, 'Ya Allah ampunkanlah dia. Ya Allah rahmatilah dia'. Selama dia belum berhadats." (HR. Buchari, 457) 

 

 Dari hadis tersebut dapat diambil pelajaran: 

 

1. Shalat berjamaah itu lebih utama dilaksanakan daripada ada di shalat secara sendirian, baik itu berada di rumah atau di pasar. Karena itu ibadah shalat yang dilakukan secara berjamaah, maka Allah akan melipatgandakan pahalanya menjadi 25 derajat. Untuk kelipatan pahala orang yang melaksanakan shalat dalam beberapa hadits juga menyebutkan ada yang dilipatgandakan menjadi 20 derajat , 27 derajat:

 

 صَلَاةُ الرَّجُلِ فِي الْجَمَاعَةِ تَزِيدُ عَلَى صَلَاتِهِ وَحْدَهُ سَبْعًا وَعِشْرِينَ 

 

"Shalatnya seseorang dengan berjamaah melebihi shalatnya yang dikerjakan secara sendiri sebanyak dua puluh tujuh derajat.

 

" قَالَ ابْنُ نُمَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ بِضْعًا وَعِشْرِينَ و قَالَ أَبُو بَكْرٍ فِي رِوَايَتِهِ سَبْعًا وَعِشْرِينَ دَرَجَةً 

 

“Ibnu Numair berkata dari ayahnya dengan redaksi "Sebanyak dua puluh tujuh derajat." Abu Bakr berkata dalam priwayatannya, "Kurang lebih dua puluh derajat." (HR. Muslim: 1039) 

 

 Karena itu yang utama, bahwa ketika seseorang melaksanakan shalat berjamaah maka Allah akan melipatgandakan pahalanya. Dan menjadi kewenangan Allah untuk melipatgandakan pahala bagi hambanya. Yang artinya bahwa nilai kelipatan pahala bagi setiap muslim berbeda-beda. 

 

2. Jika seseorang melaksanakan wudhu, kemudian membaguskannya wudhunya. Membaguskan disini bermakna menyempurnakan wudhunya, dimulai dengan cara memilih air, yang suci dan mensucikan, serta dihindari dari air yang musta'mal. Kemudian kaifiyah dilakukan secara berurutan, demikian pula dengan melaksanakan sunnah wudhu. Bila demikian, berarti orang tersebut telah menyempurnakan wudhunya. 

 

3. Setelah menyempurnakan wudhu, kemudian mendatangi masjid dengan tujuan untuk melaksanakan shalat, maka niat berwudhu untuk mendatangi masjid, maka setiap langkahnya Allah akan mengangkat derajatnya dan satu langkah yang lain akan menghapuskan dosa dan kesalahan yang telah dilakukannya. 

 

4. Dengan terhapusnya dosa dan kesalahannya, akan semakin banyak pahala untuk menjadi wasilah ketika seseorang bermunajat kepada Allah, sebagaimana kisah tiga orang pemuda yang terjebak di dalam gua, tertutup batu yang sangat besar dengan kekuatan fisik, mereka tidak akan kuat untuk mendorongnya, namun dengan wasilah amal ibadah yang dilakukan dia bisa keluar dari dalam gua. 

 

5. Dengan terhapusnya dosa dan kesalahannya, maka akan ditempatkan pada tempat yang mulia yaitu surga. 

 

6. Ketika memasuki masjid dan mempunyai niat yang murni karena Allah untuk melaksanakan shalat, maka walaupun itu dalam kondisi duduk akan dicatat oleh Allah seperti orang yang sedang melaksanakan shalat. 

 

7. Orang yang melaksanakan shalat berjaaah di masjid, mereka akan didoakan oleh para malaikat. Malaikat akan memohon kepada Allah agar mengampuni dosa-dosanya dan memberi Rahmat kepadanya selagi dia belum berhadas. Karena itu ketika berada di masjid hendaknya dalam kondisi suci tidak terkena hadas. 

 

Rasulullah begitu cinta kepada umatnya, sehingga memberikan harapan agar lebih giat di dalam melaksanakan perintah-Nya. Termasuk dengan bersemangat untuk melaksanakan ibadah sunnah sebagai sarana untuk menggapai rahmat dan maghfirah dari Allah.