5/05/2022

Lebaran yang Luar Biasa, Untuk Tetap Waspada

Peringatan hari raya Idul Fitri 1443 H/ 2022 M sungguh merupakan peristiwa yang luar biasa, karena selama dua tahun umat Islam sepi dengan kegiatan Idul Fitri termasuk dengan nuansa mudik dan silaturahmi. Hal ini tidak lepas karena adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia sehingga berefek pada kehidupan umat beragama.
Kepadatan Lalu lintas mejelang dan saat lebaran.

Idul Fitri tahun 1443/2022 H seakan menjadi akumulasi peringatan Idul Fitri tiga tahun yang dikumpulkan menjadi setahun atau tiga kali kegiatan menjadi satu kegiatan. Hal ini ditandai dengan keramaian, khususnya kepadatan lalu lintas jalan raya, jalan perkampungan yang selalu ramai dengan hilir mudik kendaraan bermotor. Di beberapa wilayah perkampungan banyak berseliweran kendaraan bermotor dengan plat B. Hal ini menandakan bahwa para perantau yang berada di luar Jawa atau berada di Jakarta pulang ke Jawa untuk bertemu dengan orang tua, sanak saudara , handai tolan dan teman serta kerabat. Keramaian juga terjadi pada tempat wisata. 

 

Kerinduan yang mereka pendam selama dua tahun terobati pada tahun ini, karena itu ada beberapa hal yang perlu kita sikapi pada Idul Fitri tahun ini: 

 

  1. Kita mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, karena Allah telah menguji hamba-Nya Allah juga yang memberikan jalan keluar atas kesulitan hamba-Nya. Hal ini ditandai dengan adanya kebijakan pemerintah yang melakukan kegiatan vaksinasi secara nasional sehingga pandemi Covid-19 semakin melandai. 
  2. Walaupun pandemi Covid- 19 nampak mulai melemah, namun kita harus tetap waspada dengan kemungkinan munculnya varian baru, demikian pula dengan berbagai macam musibah dan bencana yang dimungkinkan juga akan datang. Karena itu janganlah rasa aman akan terlena dengan kenyamanan, karena itu “Sedia payung sebelum hujan” adalah suatu peribahasa yang perlu tetap diperhatikan. 
  3. Perlu kehati-hatian, dengan melakukan langkah-langkah preventif, minimal untuk selalu memakai masker dan membiasakan untuk mencuci tangan. 
  4. Rasa syukur kepada Allah diungkapkan dengan ucapan billisan yaitu dengan mengucapkan hamdalah, kemudian dengan perbuatan untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah dengan meningkatkan amal ibadah yang sesuai dengan agama dan keyakinannya masing-masing. 
  5. Setiap pemeluk agama untuk mendalami agama masing-masing dan menerapkan ajaran agamanya tersebut. 
  6. Dengan melaksanakan perintahnya Allah dan menjauhi larangannya adalah menjadi media untuk menaruh harapan kepada Allah, kita berharap agar pandemi tidak kembali lagi, kita berharap agar kehidupan kembali normal, kita berharap agar roda ekonomi juga bisa berkembang dengan baik, kita berharap bahwa kesejahteraan umat juga semakin baik, kita berharap agar proses pendidikan dan pengajaran berjalan secara normal. 
  7. Menjalin shilaturahmi, karena selama dua tahun nyaris persaudaraan menjadi renggang, orang yang sakit hendaknya didatangi untuk dihibur namun Prokes mengatakan orang yang sakit harus diasingkan. Idul Fitri menjadi media bershilaturahmi, mudik menjadi media untuk mengeratkan kembali tali silaturahmi. 

 

Karena itu di tengah-tengah kita kebahagiaan Idul Fitri ini kita pun juga harus tetap berhati-hati dan waspada agar kita tetap merasa aman dan bahagia. Berdasarkan taushiyah Majelis Ulama Indonesia di bulan Syawwal hendaknya umat Islam semakin menggalakkan tuntunan puasa sunnah enam hari Syawwal agar tetap terjaga dan tetap meningkatnya spirit khusyuk Ramadhan dan Syawwal.

Candi Borobudur di padati wisatawan.

5/01/2022

Syukrun, Roja’ dan Meningkatkan Ibadah-Khutbah Idul Fitri 1443 H

Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1443 H menjadi peristiwa yang membahagiakan, karena selama dua tahun pelaksanaan shalat Id diselenggarakan secara terbatas. Bahkan para perantau tidak diperbolehkan untuk mudik. Hal ini karena pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Dan Prokes harus diterapkan yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas. Bahkan juga menghindari jabat tangan.

اَللهُ أَكْبَرُ ×٩ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا . لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَ حْزَابَ وَحْدَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُ لِلَّهِ جَعَلَ أَيَّامَ الْأَعْيَادِ ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةً وَسُرُوْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ َأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. َأمَا بَعدُ: فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. ثُمَّ قَالَ اَيْضًا يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ 

 

Kaum muslimin Jemaah shalat Ied Rahimakumullah. 

 

Pertama dan yang paling utama khatib senantiasa berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada jemaah sekalian. Marilah bersama-sama kita berupaya untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Pada momen penting Idul Fitri 1443 Hijriyah ini khatib menyampaikan ja'alanallahu minal aidin wal faizin mohon maaf lahir dan batin atas segala kekhilafan kesalahan. Permohonan maaf dan saling memafkan ini, semoga dapat mengantarkan kita menjadi hamba yang kembali ke fitrah. Sehingga kita akan memasuki bulan Syawal dengan semangat untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, amin. 

 

Kaum muslimin jemaah shalat Ied Rahimakumullah 

 

Disaat kita berbahagia karena telah menuntaskan ibadah puasa selama sebulan kemudian ditutup dengan melakukan pembayaran zakat fitrah. Mudah-mudahan amal ibadah kita pada bulan Ramadhan diterima oleh Allah subhanahu wa ta'ala, dan setiap amal yang baik yang kita lakukan senantiasa bisa menjadi wasilah kita bermunajat kepada Allah subhanahu wa ta'ala. 

 

Idul Fitri sebagai momen hari kemenangan bagi kita sekalian, Idul Fitri berarti kembali ke fitrah/ kesucian. Idul Fitri juga sebagai hari peningkatan amal ibadah, Idul Fitri juga sering disebut hari lebaran yang berarti kita sudah menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan. Kita telah terbiasa mengungkapkan dengan beberapa macam peristilahan. Langkah apa, selanjutnya yang perlu kita lakukan untuk pada masa sekarang dan yang akan datang. 

 

Allah memberikan masa kepada kita sekalian, masa sekarang adalah masa yang sedang dijalankan, masa lalu adalah masa yang tidak akan bisa kembali, dan masa yang akan datang adalah masa yang masih dalam misteri tidak ada yang mengetahui. Oleh karena itu sebaik-baik kita agar menjadikan masa yang telah lalu sebagai bahan pelajaran dan renungan. Masa sekarang adalah masa sedang yang terjadi dan masa yang akan datang adalah masa yang masih dalam misteri. Bisa jadi masa yang akan datang akan menjadi kondisi yang menyenangkan atau menyedihkan, semua itu tergantung pada setiap diri untuk menyiapkan masa yang akan datang. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman di dalam Alquran surah Al Hasyr ayat 18:

 

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ 

 

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. Dari ayat tersebut hendaknya kita dapat mengambil pelajaran: 

 

1. Agar senantiasa meningkatkan rasa syukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Rasa syukur kita sampaikan karena pada tahun ini umat Islam dapat melaksanakan ibadah shalat tarawih shalat, tadarus, shalat Idul Fitri secara bersama-sama. Keluarga berbondong-bondong ke tempat ibadah, tempat untuk melaksanakan shalat Ied. Baik yang berada di lapangan atau berada di masjid. Kita mengingat pada dua tahun yang lalu yaitu tahun 2020 dan 2021 pada masa pendemi Covid-19 sehingga umat Islam diberikan keterbatasan dalam melaksanakan shalat secara berjamaah, yaitu hanya pada keluarga kecil di rumah masing-masing. 

 

2. Kita mengharap kepada Allah bahwa sebagai hamba Allah, agar pandemi Covid-19 dengan segala variannya yang sudah melandai agar terus melandai dan hilang dari kehidupan manusia, agar manusia dapat menjalani hidup dengan wajar namun tentu saja agar tetap wasapada. Kita senantiasa memohon kepada Allah agar kita dijauhkan dari bala musibah dan bencana. Berharap kepada Allah disampaikan dalam wujud permohonan doa.

 

 وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ 

 

“ Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.” QS. Mu’min: 60)

 

 اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَۚ 

 

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al A’rof: 55)

 

 وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ 

 

“ Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al Baqarah: 186) 

 

Dari beberapa surat dan ayat diatas menunjukkan bahwa doa adalah salah satu media untuk mencapai pada tujuan. Maka teruslah berdoa kepada Allah. 

 

3. Meningkatkan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Bulan puasa telah mengajarkan kepada umat Islam untuk keluar dari kebiasaan dan perilaku yang tidak baik dan masuk pada kebiasaan baru yang sebenarnya sebagai pengulangan ibadah pada tahun-tahun yang lalu. Pada umumnya selain di bulan Ramadhan kita tidak melaksanakan shalat malam secara terus menerus, tadarus Alquran, mengikuti kajian Islam. Pada bulan Ramadhan umat Islam masuk dalam kegiatan rutin pada bulan suci Ramadhan yang keluar dari kebiasaan yang biasanya. Kebiasaan pada siang hari perut penuh dengan makanan dan minuman, namun pada bulan Ramadhan sejak waktu imsyak sampai terbenam matahari perut manusia kosong tidak diisi dengan makanan dan minuman. 

 

Keluarnya manusia dari kebiasaan pada bulan Ramadhan ini adalah untuk menjalankan perintah Allah agar manusia dapat meningkat derajatnya sehingga menjadi pribadi yang muttaqin. Disamping itu bulan suci Ramadhan adalah menjadi bulan pelatihan sehingga manusia diberikan pelatihan dengan berbagai macam kegiatan yang diharapkan setelah selesai bulan suci Ramadan kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah dilakukan itu bisa diteruskan. Seperti salat malam, tadarus Alquran, kajian Islam, memberikan santunan dan tidak kalah pentingnya adalah upaya pengendalian hawa nafsu adalah dengan melaksanakan puasa.

 

 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ اَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ 

 

“Barangsiapa yang melaksanakan puasa Ramadhan kemudian diikuti 6 hari pada bulan Syawal seperti orang yang berpauasa sepanjang masa”. (HR. Muslim) 

 

Kaum muslimin Jemaah shalat Ied Rahimakumullah. 

 

Setiap musibah tentu ada hikmah dibaliknya, seperti pandemi Covid-19 terdapat beberapa hikmah yaitu: 

 

1. Untuk membiasakan hidup bersih. Berdasarkan protokol kesehatan agar kita membiasakan untuk mencuci tangan, hal ini dimaksudkan agar kuman-kuman tidak menjalar ke tubuh. Dengan demikian menjaga kebersihan sesungguhnya sudah menjadikan sudah menjadi perintah agama. Karena itu marilah perintah agama itu kita biasakan. Disamping mencuci tangan juga agar membiasakan untuk menjaga kebersihan lingkungan. 

 

2. Menjaga kebersihan rohani yaitu dengan meningkatkan ibadah, baik hablun minallah dan hablun minannas. 

 

3. Dengan menjaga kebersihan jasmani tubuh akan terhindar dari virus dan bakteri yang mengancam kehidupan manuis. Dan dengan menjaga kebersihan rohani manusia akan akan menyadari dirinya sebagai makhluk yang lemah dan memerlukan pelindung karena pentingnya untuk tunduk dan patuh terhadapat perintah Allah dan manjuhi larangannya. 

 

Setelah menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan dan kita masuki pada bulan Syawal ini, marilah kita bersama-sama untuk senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, kita eratkan tali silaturahmi di antara kita sekalian karena kita adalah umat yang satu. Marilah kita bertolong menolong dalam melakukan perbuatan baik dan Jangan ber tolong-menolong dalam melakukan perbuatan yang tidak baik. Marilah kita berlomba-lomba dalam melakukan perbuatan baik, tak lupa untuk senantiasa mengajak untuk melakukan perbuatan baik dan mencegah kemungkaran. Bila mampu dengan kekuasaan dan kekuatannya, bila tidak mampu dengan perkataan dan ajakan yang baik namun bila tetap tidak mampu maka doakan mereka agar kembali ke jalan Allah. 

 

Kebiasaan pada bulan Ramadhan seperti tadarusa Alquran, marilah kita lestarikan. Makmurkan masjid dengan berbagai macam kegiatan, jadikan masjid sebagai pusat ibadah, pendidikan, pelayanan, perlindungan, penyantunan, penyaluran dana umat. Semoga dengan kegigihan umat Islam dalam menegakkan syariat Islam. Umat akan semakin shalih, cerdas, bijak, toleran sehingga tidak ada halangan untuk meraih keberkahan dari langit.

 

 وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ 

 

“ Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS. Al A’rof: 96) 

 

جَعَلْنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَاَدْ خِلْنَا وَاِيَّاكُمْ مِنْ زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصّٰلِحِيْنَ . وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْن

 

 الخطبة الثنية

 

 اَللهُ اَكْبَرُ ×٧ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْدًالِلْمُؤْمِنِيْنَ وَخَتَمَ بِهِ شَهْرَ الصِّيَامِ لِلْمُخْلِصِيْنَ . اَشْهَدُ اَنْ لَا ِالٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَشْهُوْرُ بِفَطَانَتِهِ وَاَمَانَتِهِ وَصِدْقِهِ وَتَبْلِيْغِهِ وَصَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ وَحَذَرَ. فَقَاَلَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَآأَيُّهاَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللّٰهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ