4/01/2015

Enaknya Orang Sakit, Kesempatan Bermuhasabah



Ketika judul tulisan ini muncul pada benak, kemudian dituangkan dalam bentuk kata-kata, bukan sesuatu yang diada-adakan, tetapi itulah suatu kenyataan yang sulit untuk diterima dengan akal. Karena orang sakit organ tubuhnya sedang ada gangguan dengan gangguan itu akan menimbulkan rasa yang tidak enak. Seperti contoh penyakit yang nampaknya ringan-ringan saja, misalnya sariawan. Maka makan minum menjadi tidak enak, untuk berbicara sulit, badan terasa panas dan sebagainya. Apalagi bila menderita penyakit kronis, seperti jantung, paru-paru, liver, kangker, struk, diabetes dan penyakit-penyakit kronis lainnya, semua penyakit itu akan menimbulkan rasa yang tidak enak.

Bila menderita sakit yang tergolong penyakit ringan mungkin untuk makan dan minuman tidak ada yang berpantang, hanya perlu dikurangi ketika sedang sakit saja, tetapi setelah sembuh makanan dan minuman apapun bisa disantap kembali. Lain halnya bila itu adalah penyakit kronis, misalnya diabetes maka setelah dinyatakan sehat oleh dokter harus selalu menghindari segala jenis makanan dan minuman yang dapat memicu naiknya kembali kadar glukosa, bahkan kadang harus melakukan diet ketat, semua jenis makanan, nasi, air minum, sayuran, goreng-gorengan yang masuk ke dalam perut harus sesuai dengan takaran atau menurut petunjuk dokter.

Bagaimanakah bila sedang berada dalam suasana pesta, dimana semua jenis makanan dan minuman yang serba enak telah tersedia, dan orang-orang yang berada disekelilingnya makan dengan lahabnya. Disinilah peran pengendalian diri untuk tidak larut dalam suka-cita dan isrof bersama teman-temannya. Karena bisa jadi kenikmatan yang hanya sementara akan mendatangkan penderitaan yang lama, sangatlah tidak sebanding. Karena penyakit kronis ini akan memicu timbulnya penyakit yang lainya, misalnya akan terjadi kebutaan, struk, luka yang kemudian membusuk dan harus diamputasi, lantas bila membaca paparan dan diskripsi orang yang sakit demikian mengerikan, amit-amit sakit seperti itu? Lalu apakah enaknya orang sakit itu?

Banyak orang yang baru sadar bahwa sesungguhnya sehat itu sangat indah, nikmat dan menyenangkan, keadaan ini baru dapat dirasakan ketika dalam kondisi sakit, sungguh besarnya nikmat sehat. Karena itu senantiasa bersyukur ketika diberikan kesehatan, bersyukur karena penyakitnya hanya ini dan itu saja, bersyukur bukan merupakan penyakit yang bersifat komplikasi. Bila ternyata sudah komplikasi, masih bersyukur segera tertangani dan bersyukur lagi bahwa Allah sedang mengujinya dan memberikan cobaan, sehingga dalam kondisi ini mereka menjadi hamba yang hina, hamba yang tidak patut menerima apapun kepada Allah, karena dirinya merasa sadar dengan dosa-dosa yang telah dilakukan atau dirinya sadar bahwa sebagai orang yang beragama belum dapat menjalankan syari’at agama secara sempurna, perintah Allah sering ditinggalkan larangan Allah banyak dijalankan.

Kesadaran ini terbangun ketika sedang merasakan sakit, sehingga dengan kondisi yang di alami akan membangkitkan rasa syukur kepada Allah. Dan sesungguhnya dengan bersyukur Allah akan menambah kenikmatan kepada hamba-Nya.


“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)

Dengan bersyukur hati akan menjadi tenang, sikap psimis, khawatir dan takut akan beralih menjadi sikap optimis, bahwa tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya. Setiap Allah menurunkan penyakit Allah juga menurunkan obatnya. Hanya saja untuk memperoleh kesembuhan adalah menjadi proses yang harus dijalankan. Rasa ikhlas dan sabar akan menjadi energy positif, terapi diri, inilah obat yang tidak akan ditemukan di dunia kedokteran, kondisi dan kedaran diri akan mendominasi pada proses kesembuhan’

Demikian pula ketika sakit akan insaf dan sadar atas kebiasaan buruk dalam hidup yang sering dijalankan. Misalnya makan dan minum yang berlebihan menjadi sebab pemicu timbulnya penyakit, karena itu makan dan minum hendaknya memenuhi syarat yang halal dan thayyib, hendaknya dijauhkan dari sifat isrof, berlebih-lebihan. Karena didalam tubuh manusia (perut) terdapat tiga ruang untuk air, makanan dan udara. Sehingga bila makanan yang melebihi 1/3 akan terjadi gangguan, dalam jarak pendek atau dalam waktu yang lama. Makan yang berlebihan akan mengurangi aktifitas dan kinerja, mengantuk, kalori yang seharusnya terbakar akan menumpuk dalam tubuh menjadi lemak yang selanjutnya akan terjadi obessitas, kolesterol naik, glokosa yang tidak terkontrol, sehingga akan menimbulkan beraneka macam penyakit.

Karena itu jangan terlalu bahagia bila sedang mendapat kenikmatan dan jangan terlalu sedih bila sedanag mendapat cobaan dan ujian. Ciptakanlah keseimbangan hidup, agar hidup terasa indah, sakinah, mawaddah dan rahmat. Semua orang bisa, bila niat yang ada didalam hati senantiasa diteguhkan dan dilaksanakan secara konsisten.