8/22/2014

Penanggulangan Virus HIV AIDS Yang Mematikan



Pada hari Kamis 21 Agustus 2014 bertempat di rumah makan Sarirasa Wonosobo Komisi Penanggulangan AIDS menyelenggarakan rapat koordinasi segenap Kantor, Dinas dan Lembaga terkait untuk menanggulangi penyakit masyarakat yang hingga kini belum ada obatnya yaitu HIV AIDS. Di Kabupaten Wonosobo terdeteksi sebanyak 189 orang penderita HIV dan dimungkinkan masih banyak penderita lain yang tidak lapor. Karena jumlah penderita yang demikian banyak ini akan menularkan pada orang lain, dan menjadi generasi yang sakit.

Karena itu untuk mencegah merebaknya penyakit ini kita semua perlu mengetahui tentang HIV/ AID itu. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yaitu suatu penyakit yang timbul akibat infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam tubuh manusia, yang menyerang sel darah putih (sel CD4) mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Penderita menjadi mudah terjangkit berbagai macam penyakit.
Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, tubuh lemah dan tidak berupaya melawan serangan penyakit dan akibatnya dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.

Ketika tubuh manusia terkena virus HIV tidak langsung menyebabkan penyakit AIDS, melainkan perlu waktu cukup lama, antara sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan. Angka ini diambil dari rata-rata penderita HIV, namun setiap orang mempunyai imunitas yang berbeda-beda. Bagi yang imunitasnya rendah maka virus akan berkembang dan mempengaruhi kualitas kesehatan.

Sebab-sebab menularnya virus HIV/ AIDS:
1. Hubungan seks dengan penderita HIV/ AIDS
2. Transfuse darah dari pengindap HIV
3. ASI dari penderita HIV
4. Penggunaan jarum suntik dengan bergantian.
5. Alat suntik atau jarum suntik/ alat tatoo/tindik yang dipakai bersama dengan penderita HIV/AIDS

Hubungan kelamin bukan dengan pasangannya adalah perbuatan yang terlarang. Karena salah satu akibatnya akan mudah tertularnya penyakit HIV/ AIDS. Penyakit ini sampai sekarang belum ada obatnya, bila untuk sementara menggunakan obat-obatan, adalah sekedar untuk menekan tumbuh-kembangnya virus dalam tubuhnya. Bila imunitas tubuhnya berkurang maka akan menimbulkan penyakit-penyakit lain yang sulit untuk disembuhkan, misalnya flu menjadi penyakit yang sulit untuk disembuhkan, kemudian akan muncul penyakit-penyakit lainnya.

Karena itu penderita AIDS disamping karena tumbuh-kembangnya virus HIV juga penyakit-penyakit lainnya yang bersarang secara bersamaan. Bila ini pada kenyataannya maka tinggallah menunggu detik-detik kematian, arwahnya akan disambut oleh malaikat dengan hormat dan segera dipersilahkan untuk tidur atau malaikat yang teramat garang, sekali bentakan akan meluluhlantakkan seluruh tubuhnya, hancur berkeping-keping dan dalambeberapa saat akan kembalai lagi.

Bila agama melarang seks bebas, dalam kehidupan sosial merupakan penyakit masyarakat, dalam tinjauan kesehatan akan terjadi penularan virus HIV/ AIDS, satu hal dalam perspektif hawa nafsu adalah sesuatu yang membuat indah, bersemangat dan menyenangkan, sehingga dengan nahsu ini akan menghiangkan rasa malu, ragu dan takut. Dan yang terjadi adalah penyesalan yang tiada berguna.

Hawa nafsu bila dibiarkan maka akan merusak kehidupan manusia, yang harmonis menjadi berantakan, yang damai menjadi carut-marut, yang bahagia menjadi susah dan sebagainya. Karena itu hawa nafsu perlu dikendalikan dengan kemampuan hati untuk selalu dibersihkan agar tidak tertutupi oleh buramnya hawa nafsu. Dengan hati yang bersih manusia akan dituntun pada akhlaq dan perbuatan yang terpuji. Salah satu upaya untuk mengendalikan hawa nafsu maka dengan puasa, misalnya puasa Ramadhan, puasa syawal, puasa Senin Kamis, puasa tengah bulan, puasa Dawud dan lain-lainya.

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ (البخاري، ومسلم،


“Wahai para pemuda! Barangsiapa yang sudah memiliki kemampuan (biologis maupun materi), maka menikahlah. Karena hal itu lebih dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu (menikah), maka hendaklah dia berpuasa karena hal itu menjadi benteng baginya”. (HR. Bukhari, Muslim)

Hukum ini meskipun dianjurkan bagi para pemuda, akan tetapi sesungguhnya sangat diperlukan (semua golongan) bersamaan dengan bertambahnya fitnah dan mudahnya berbagai macam sebab kemungkaran dan banyaknya godaan. Terutama bagi orang yang hidup di tengah masyarakat yang di dalamnya banyak terjadi tabarruj (wanita yang tampil bersolek di depan umum) dan dekadensi moral. Selayaknya ibadah ini dibiasakan agar iffah (kesucian diri) dan agama terjaga. Disamping berpuasa, hendaknya juga memohon pertolongan dengan berdoa kepada Allah Ta’ala agar agama dan kehormatannya dijaga. Semoga dimudahkan untuk menikah yang dapat menjaga kehormatannya. Meminta pertolongan dapat juga dilakukan dengan mengingat apa yang telah Allah sediakan di surga, berupa bidadari bagi orang yang istiqamah dalam syariat Allah Ta’ala, dan menjaga dirinya

Pencegahan HIV/ AIDS adalah menjadi tugas bersama seluruh lapisan masyarakat. Semua orang menginginkan hidup sehat dan bahagia, sakinah, mawaddah dan rahmat. Cara mencegah masuknya suatu penyakit secara umum di antaranya dengan membiasakan hidup sehat, yaitu mengkonsumsi makanan sehat, berolah raga, dan melakukan pergaulan yang sehat.

Beberapa tindakan untuk menghindari dari HIV/AIDS antara lain:
1. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah.
2. Hindari Kontaminasi dengan cairan tubuh terinfeksi
    a.  Orang tergolong perilaku resiko tinggi tidak menjadi donor darah.
    b.  Penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lain mis; akupunktur, jarum tatto, jarum tindik, hanya sekali      pakai dan terjamin sterilitasnya.
   c.  Jauhi narkoba, karena penyebaran HIV/AIDS di kalangan panasun (pengguna perilaku risiko lainnya.
3. Hindari penularan dari ibu ke anak
 Seorang ibu yang terindikasi penyakit HIV secara genetika akan mewariskan penyakit kepada anak-anaknya. Karena itu alangkah sayangnya bila buah hati yang lahir dalam kondisi fitrah, tidak berdosa, namun ternyata telah membawa bibit penyakit yang suatu saat akan merenggut jiwanya.