1/06/2021

Menjadi Orang Terbaik Agar Hidup Bermakna

Tahun baru 1 Januari 2021 sudah berlalu dan sekarang hampir satu pekan, ketika kita melihat kesibukan dan hingar-bingar menyambut tahun baru. Mari sejenak kita merenung, apakah sebenarnya yang baru khusunya pada diri sendiri. Tahun baru biasanya diikuti dengan ucapan “tahun baru semangat baru”. Sudahkah terwujud dalam tingkah laku dan perbuatan? Sudahkan hidup kita semakin bermakna, semakin produktif dan bermanfaat bagi orang lain? 

 


Pada zaman Rasulullah Muhammad SAW masih hidup, ada seorang Arab Badui yang bertanya pada beliau:

 يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ 

"Wahai Rasulullah, siapa orang terbaik itu? Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Salam menjawab: "Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya." (HR. Tirmidzi) 

 

Dalam hadits yang lain meriwayatkan ada seorang laki-laki yang bertanya pada rasul:

 يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ قَالَ فَأَيُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ 

"Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling baik?" Beliau menjawab: "Orang yang panjang umurnya dan baik amalannya." Tanyanya lagi; "Siapakah manusia yang paling buruk?" Jawab beliau: "Orang yang panjang umurnya dan buruk pula amalannya." (HR. Ahmad) 

 

Dalam hadits yang pertama riwayat Imam Tirmidzi menyebutkan bahwa orang yang terbaik adalah Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya. Dalam hadits kedua riwayat Imam Ahmad bahwa Orang terbaik adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya. Sebaliknya orang yang paling buruk adalah Orang yang panjang umurnya dan buruk pula amalannya. Menjadi orang yang baik apalagi yang terbaik adalah menjadi harapan kita. Namun bagaimanakah kita bisa mengukur bahwa hidup kita telah beramal yang baik. Tentunya ada alat ukurnya, karena ternyata banyak orang yang telah melakukan amal perbuatan baik, namun amal tersebut tertolak, amal tersebut tidak berdampak pada kemudahan berwasilah kepada Allah dalam berdoa. 

 

Kita ingat bahwa ada tiga orang pemuda yang terjebak didalam gua. Tiga pemuda tersebut bermaksud mau berlindung di dalamnya tetapi tiba-tiba gua tersebut runtuh, sehingga pintu gua tertutup oleh batu yang sangat besar. Secara nalar pemuda tersebut akan mati karena terjebak di dalamnya. Segala daya dan kekuatan telah dikerahkan untuk mendorong batu besar tersebut namun sedikitpun batu tidak bergeser. Tiga pemuda memadukan kekuatan untuk mendorong batu, ternyata tetap tidak bergeser sedikitpun. Lalu tiga pemuda tersebut, masih-masing berdoa dengan wasilah amal perbuatan baik yang pernah dilakukan. Bila amal perbuatan yang menurut dirinya baik dan diterima oleh Allah maka bukakanlah pintu gua. Ternyata amal baik yang telah dilakukan memang benar, baik dan diterima Allah. Dengan bukti batu besar bisa bergeser dan pintu gua terbuka. 

 

Dari itu jelaslah bahwa bila ingin amal baik yang dilakukan diterima Allah dasarnya adalah Kitabullah dan Sunnah Rasul. Rasulullah Muhammad SAW wafat tidak meninggalkan harta benda, namun beliau meninggalkan Kitabullah dan Sunnaty (hadits rasul). Barang siapa yang berpegang teguh pada keduanya maka akan selamat dan tidak akan sesat untuk selamanya. Selamat berakifitas semoga hidup kita lebih bermakna, produktif dan bermanfaat, amin.