10/03/2020

Kesaktian Pancasila dan Kesaktian Manusia, Khutbah Jum’at Bahasa Indonesia

Pancasila adalah idiologi dasar negara Indonesia, telah beberapa kali mengalami ujian, namun karena kandungan Pancasila sesuai dengan keyakinan dan budaya bangsa Indonesia sehingga Pancasila tetap sakti. Sila-sila Pancasila sesuai dengan syari’at Islam.

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ 

Kaum muslimin jemaah shalat Jum’at Rahimakumullah 

Pertama dan yang paling utama khatib senantiasa berwasiat, marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah. Marilah kita kuatkan usaha, ikhtiar dan tawakal kita kepada Allah untuk memutus penyebaran pandemi Covid-19, yang mana kita berharap Covid segera berlalu namun yang terjadi penularan covid semakin meningkat. 

 

Karena itu marilah kita selalu berupaya untuk menerapkan protokol kesehatan, yaitu dengan membiasakan untuk mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. Disamping kita menerapkan protokol kesehatan kita juga berupaya untuk menerapkan protokol keagamaan yaitu dengan meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah memperbanyak dzikir memohon ampunan kepada Allah dan meningkatkan Amaliyah ibadah baik ibadah mahdhah maupun ibadah ghairu mahdhah. 

 

Negara Indonesia mengalami pergolakan, rakyatnya mengalami penderitaan, siksaan akibat dari perbuatan manusia. Selama tiga setengah abad Bangsa Indonesia hidup dalam tekanan siksaan kaum penjajah, rakyat Indonesia hidup di negeri sendiri tapi laksana hidup di negeri orang lain, karena yang menguasai adalah orang lain. Kemudian atas perjuangan dan pengorbanan para pahlawan pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaan. Setelah proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia masih mengalami siksaan dan penderitaan yang disebabkan oleh saudaranya sendiri yaitu sesama warga negara Indonesia. 

 

Pada tanggal 30 September 1965 terjadi pemberontakan G30S PKI, mereka akan mengganti ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila diganti dengan ideologi komunis karena itu pada tanggal 30 September 1965 ada 10 pahlawan revolusi yang disiksa, dibantai, dibunuh dan dimasukkan dalam sumur tua atau lubang buaya. PKI tidak menyetujui berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila, sehingga akan diganti dengan faham komunis. Karena komunis tidak sesuai dengan idiologi bangsa Indonesia yang religious maka akhirnya dapat dilumpuhkan dan pada tanggal 1 Oktober 1965 dinyatakan sebagai hari Kesaktian Pancasila dan pada tahun ini baru saja diperingati. 

 

Pancasila adalah dasar negara merupakan sumber dari segala sumber hukum bangsa Indonesia, Pancasila bisa mengeratkan bangsa Indonesia yang mempunyai agama yang berbeda, keyakinan yang berbeda, suku bangsa dan bahasa yang berbeda, bisa disatukan dalam satu ideologi yaitu Pancasila. Pada khutbah ini akan disampaiakan tentang Pancasila dalam perspektif Islam. 

 

Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa adalah menyatakan tentang ketauhidan dan hablum minallah. Allah berfirman dalam Alquran:

Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (QS. Al Ihlas: 1-4) 

 

Islam mengajarkan tentang prinsip Ketauhidan, Allah itu Maha Esa dan disebutkan didalam Pancasila sila pertama bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa. 

 

Sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab mencerminkan hablum minannas atau hubungan sesama manusia. Hablum minallah peran manusia sebagai hamba Allah dan habluminannas peran manusia sebagai khalifatul fil ard atau wakil Allah di muka bumi. Allah SWT berfirman:

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujurat: 13) 

 

Sikap saling mengenal pada ayat tersebut adalah jika sesama manusia sudah saling mengenal, maka akan timbul sikap saling menghormati. Salah satunya adalah melakukan dialog, karena dengan dialog akan memunculkan keterbukaan berbagai pihak yang pada akhirnya akan timbul sikap saling menghargai satu sama lain dan juga melakukan sikap saling menghormati. 

 

Sila ke-3 Persatuan Indonesia, adalah mencerminkan ideologi insaniyah yaitu persaudaraan sesama manusia dan ukhuwah Islamiyah yaitu persaudaraan sesama umat Islam. Allah SWT berfirman:

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran: 103)

“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat”, (QS. Ali Imran: 105) 

 

Sikap toleransi, saling menghargai dan saling menghormati, dalam persatuan juga harus ditarik garis persamaan bukan garis perbedaan yang akan memunculkan perpecahan dan permusuhan. 

 

Sila keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Kerakyatan sejalan dengan prinsip Islam yaitu mudzakarah atau perbedaan pendapat dan as-syura yaitu musyawarah. Firman Allah dalam Alquran.

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali Imran: 159) 

 

Sila ke-5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila ini sejalan dengan prinsip keadilan dalam Islam keadilan sosial berkaitan dengan maqashid al syari’ah (sasaran-sasaran syari’at) yang terdiri dari tiga hal: 

 

Pertama dharuriyah perlindungan terhadap hak-hak yang bersifat esensial bagi kehidupan seperti agama atau addin, jiwa atau nafs, keturunan atau nasab, akal atau aql, harta atau mall

 

Kedua hajiyah yaitu menemukan hal-hal yang diperlukan dalam hidup manusia, tetapi bobotnya di bawah dharuriyah. 

 

Ketiga tahsiniyah perwujudan hal yang menjamin peningkatan kondisi individu dan masyarakat. Dalam prinsip keseimbangan kehidupan ekonomi, Alquran mencela orang yang sibuk memupuk harta hingga melupakan kematian:

“ Kecelakaanlah bagi Setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya, sekali-kali tidak! Sesungguhnya Dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah”. (QS. Al Humazah: 1-4) 

 

Demikianlah bahwa seluruh sila dalam Pancasila selaras dengan ajaran Islam. Karena itu setiap muslim yang telah memahami dan melangamalkan ajaran Islam pada dasarnya telah mengamalkan Pancasila. Oleh karena itu sebagai muslim sudah semestinya untuk mempertahankan Pancasila sebagai idiologi bangsa dan Negara Indonesia.

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ