1/01/2014

Prestasi Kaum Disabilitas Jadi Motivasi Hidup



Kaum disabilitas adalah manusia juga, mereka mempunyai jasad dan ruh. Namun mereka mempunyai keterbatasan dalam hal tertentu. Istilah lain dari disabilitas adalah orang yang mengalami gangguan, keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Gangguan adalah sebuah masalah pada fungsi tubuh atau strukturnya; suatu pembatasan kegiatan adalah kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan. Jadi disabilitas adalah sebuah fenomena kompleks, yang mencerminkan interaksi antara ciri dari tubuh seseorang dan ciri dari masyarakat tempat dia tinggal.

Walaupun kaum disabilitas ini mempunyai keterbatasan, namun diantara mereka ada yang dapat mengukir prestasi luar biasa, mereka berkemampuan melebihi orang-orang yang sempurna dalam hal fisik dan mentalnya. Kaum disabilitas dapat bekerja dan berkarya, mereka dapat membangun kehidupan berumah tangga, bahkan menyekolahkan putra-putrinya hingga dapat melanjutkan sekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi.

Kaum disabilitas dilihat dari keterbatasan/ cacatnya ada tiga macam:
1. Cacat fisik;
2. Cacat mental;
3. Cacat fisik dan mental.

Secara keseluruhan disabilitas ada beberapa jenis:
1. Tunanetra yaitu disabilitas fisik tidak dapat melihat (buta)
2. Tunarungu yaitu disabilitas fisik tidak dapat mendengar (tuli)
3. Tunawicara yaitu disabilitas fisik tidak dapat bicara (bisu)
4. Tunadaksa yaitu disabilitas fisik berupa cacat tubuh.
5. Tunalaras ada dua yaitu disabilitas fisik yaitu berupa cacat suara dan nada dan disabilitas mental sukar mengendalikan emosi dan sosial.
6. Tunagrahita yaitu disabilitas mental berupa cacat pikiran, lemah daya tangkap, idiot.

Coba kalau kita lihat, banyak orang yang secara fisik sempurna, namun mental spiritualnya sakit. Namun sakitnya bukan karena pembawaan, namun sakit karena tidak dapat mengolah mental spiritualnya, sehingga walaupun telah diberi mental spritual yang sempurna, tetapi tidak dapat digunakan dengan maksimal. Contoh memilih menganggur dari pada bekerja, memilih meminta daripada memberi, memilih mencuri, merampok, menodong, menjambret dan sebagainya dari pada bekerja. Memilih berjudi dari pada bekerja dan menabung. Perilaku manusia yang seperti ini secara mental spritualnya sesungguhnya sakit. Kondisi sakit yang demikian ini akan menjadi lebih parah bila tidak diupayakan untuk diterapi dan diobati. Dan sesungguhnya yang dapat mengobati adalah dirinya sendiri, para dokter dan psikolog hanyalah membantu proses pemyembuhan.

Terapi dari penyakit hati terhadap diri sendiri:
1. Bergaul dengan orang-orang sukses dan pekerja keras. Sukses, ulet dan kerja keras adalah merupakan satu kesatuan. Pekerja keras, ulet kemudian sukses itu adalah sudah hal yang semestinya. Tetapi bila malas, boros dapat sukses itu adalah suatu kemustahilan.
2. Luluhkan hati dengan melihat kaum disabilitas yang telah meraih kesuksesan. Suami isteri yang sama-sama buta ternyata dapat membangun kehidupan rumah tangga, profesi sebagai tukang pijat menjadi lantaran dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga. Bisa makan minum, berpakaian dengan layak bahkan mempunyai rumah yang bagus serta bersih. Bagaimana mereka dapat menjaga kebersihan, wc, kamar mandi,dapur, ruang tamu terjaga kebersihannya, padahal mereka tidak dapat melihat, tetapi mereka dapat melakukan dengan baik. Disabilitas juga dapat membangun kerajaannnya dengan membangun salon dan rias, usaha rumah makan, UKM usaha produksi roti yang karyawannya orang-orang yang sempurna.
3. Bila sedang berdiri duduklah, bila sedang duduk berbaringlah, bayangkan bila suatu saat menjadi orang yang cacat, apa yang yang dapat dilakukan. Mungkin akan di ejek, direndahkan, dihina orang lain. Maka agar kemungkinan terjelek itu tidak mengenainya, segera bangkitkan potensi yang ada pada dirinya.

Kehadiran kaum disabilitas secara spontan akan menimbulkan perasaan yang berbeda-beda, kasihan, ingin membantu, menumbuhkan rasa syukur atas kesempurnaan yang telah diperolehnya. Wujud dari rasa syukur itu akan memaksimalkan fungsi organ fisik,mental dan spiritualnya agar lebih bermanfaat bagi kehidupan. Sehingga menjadi orang yang bermanfaat bagi yang lainnya.