1/17/2014

Keteladanan Rasulullah Muhammad SAW Dalam Hal Makan dan Minum



Makan dan minum adalah salah satu sifat jaiz Rasulullah yang merupakan sifat-sifat basyariyah. Rasul berpedoman bahwa makan dan minum terdapat aturan-aturan tertentu yang harus dilaksanakan. Seperti makan makanan yang halal dan thayyib serta tidak berlebih-lebihan.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ ونفسى بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.


Sesungguhnya didalam diri Rasulullah SAW terdapat suri tauladan yang baik, sebagaimana firman Allah:
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

Keteladanan Rasulullah ini telah disampaikan oleh Allah SWT secara nyata di dalam kitabullah. Keteladanan ini dalam segala hal kehidupan manusia, dalam konsep aqidah dan keyakinan, beliau seorang yang paling kuat imannya telah teruji baik dalam keadaan suka maupun duka, dalam kesendirian maupun dalam kelompok umatnya. Dalam hal akhlaqnya beliau diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak manusia. “Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlaq”. Dalam hal kepemimpinan beliau telah terbukti menjadi pemimpin yang tegas, sederhana, dihormati oleh umatnya dan disegani oleh para musuhnya. Dalam bidang sosial kemasyarakatan beliau adalah pembela dan pelindung para dhu’afa’, fakir- miskin dan beliau mencintai anak-anak yatim.

Keteladanan yang disampaikan oleh Allah, kemudian waktulah yang membuktikan bahwa Rasulullah adalah pribadi yang sempurna. Karena itu dalam kesempatan yang singkat ini khatib hanya akan menyampaikan keteladanan Rasulullah dalam hal makan dan minum. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa kita mempunyai kebiasaan makan dan minum yang tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Karena itu bila kita mengakui sebagai umat Islam umatnya Rasulullah berupayalah untuk berittiba’ kepada rasul.

Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 3:31)
Ada beberapa tuntunan yang diberikan oleh Rasulullah SAW dalam hal makan dan minum:
1. Berdo’a, dan bila lupa tidak berdo’a dan ingat pada tengah-tengahnya maka bacalah basmalah.

من نسي أن يذكر الله في أول طعامه فليقل حين يذكر : باسم الله في أوله وآخره


“barangsiapa lupa bahwa menyebut nama Allah pada awal makannya, maka hendaklah dia berkata ketika ingat “dengan Nama Allah pada awalnya dan akhirnya”
2. Mencuci tangan sebelum makan
3. Sambil duduk

رأيت النبي صلى الله عليه وسلم مقعياً يأكل تمراً

“Aku melihat Nabi SAW dalam keadaan duduk ketika makan buah kurma”

4. Tidak banyak bicara
5. Dengan tangan kanan

إذا كان أحدكم فليأكل بيمينه ، فإن الشيطان يأكل بشماله ويشرب بشماله

“Apabila seseorang kamu makan, maka hendaklah dia menggunakan tangan kanannya. Ini karena, Syaitan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya”
6. Mengambil yang terdekat
7. Tidak mencela makanan

مَا عَابَ رسول صلى الله عليه وسلم طَعَامًا قَطُّ ، اِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ

“Nabi SAW tidak pernah mencela makanan sedikitpun. Sekiranya nabi berminat, pasti baginda akan memakannya. Dan jika baginda tidak menyukainya, baginda akan meninggalkannya”
8. Tidak berlebih-lebihan.
Ditegaskan oleh Allah dalam Alquran Surat Al A’rof ayat 31:

.......makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan..

مَامَلَأَبْنُ اَدَمَ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ, حَسْبُ ابنِ اَدَمَ اَكْلَاتٍ يُقِمْنَ صُلْبَهُ, فَاِنْ كَانَ فَاعِلًا لَامَحَالَةَ, فَثُلُوْثٌ لِطَعَامِهِ, وَثُلُوْثٌ لِشَرَابِهِ, وَثُلُوْثٌ لِنَفْسِهِ (رواه النساء والترمذى)

“ Tidaklah anak Adam mengisi bejana yang lebih buruk daripada perutnya sendiri. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya. Kalau ia memang harus melakukannya, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya.

Menurut Ibnul Qoyyim Al Jauziah dalam kitab Tibbun Nabawi bahwa kelebihan makanan akan menimbulkan penyakit, karena mengkonsumsi makanan sebelum makanan dalam tubuh tercerna, atau mengkonsumsi makanan yang melebihi kebutuhan tubuh, atau karena mengkonsumsi beraneka macam makanan yang sulit dicerna. Demikian pula menurut Imam Syafii bahwa perut yang penuh dengan makanan akan dapat membahayakan fngsi hati dan tubuh, karena kekenyangen akan mengakibatkan tubuh menjadi berat, hati keras, mengurangi kecerdasan, membuat ngantuk, serta melemahkan pelakunya untuk beribadah.

Rasulullah menghentikan makan sebelum merasa kenyang, dan cara makan Rasul adalah dengan menggunakan tiga jarinya:

رايت رسول الله صلى الله عليه وسلم يَأْكُلُ بِثُلَاثِ أَصَابِعَ ، وَاِذَا فَرَغَ لَعِقَهَا (رواه مسلم

Maksudnya;
“saya melihat Rulullah SAW makan dengan dengan menggunakan tiga jarinya, dan bila sudah selesai makan maka beliau memakan sisa makanan yang menempel pada jari-jarinya ”

9. Makan secara bersama-sama
10. Tidak mengeluarkan suara ketika mengunyah
11. Tidak memperhatikan orang yang sedang makan
12. Tidak menyisakan makanan
13. Membaca hamdalah.

بارك الله لى ولكم فى القران الكريم ونفعنى واياكم بما فيه من الايت والذكر الحكيم وتقبل منى ومنكم تلا وته انه هو السميع العليم