7/21/2013

Fitrah dan Keyakinan menuju Kemenangan


Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 1 Syawal 1434 H, sebentar lagi akan kita rayakan. Dengan datangnya Idul Fitri kita harus selalu waspada dan berhati-hati terhadap dorongan hawa nafsu dan bujukan syetan yang mengajak pada jalan kesesatan. Selama sebulan kita sudah digembleng mental spiritual untuk berupaya membersihkan diri, namun ketika datang bulan Syawal yang seharusnya menjadi bulan peningkatan atas segala amal ibadah. Namun justru sebaliknya tempat ibadah menjadi sepi kembali, Alquran kembali dimasukkan dalam rak buku. Kegitan kajian Islam terhenti dan akan dilaksanakan pada tahun yang akan datang. Maka bila demikian adanya alanglah ruginya orang-orang yang beriman, yang seharusnya hari esok lebih baik dari hari sekarang, namun hal ini hanya menjadi slogan yang tidak diupayakan untuk diimplementasikan. Oleh karena itu dalam khutbah Id ini akan kami sampaikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan bulan Syawal.

َللهُ أَكْبَرُ ×٩ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا . لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَ حْزَابَ وَحْدَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُ لِلَّهِ جَعَلَ أَيَّامَ الْأَعْيَادِ ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةً وَسُرُوْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ َأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. َأمَا بَعدُ: فَيَاأَيُّهَاالنَّاسُ, فَأُوِصْيكُمْ وَاِيَّاىَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ .

Kaum muslimin jema’ah shalat Id Rahimakumullah
Disaat kita sedang merasakan kebahagiaan karena telah dapat menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan 1434 H, pada hari ini kita masuk tangga 1 Syawal 1434 H. Dengan kebahagiaan itu, marilah kita wujudkan dengan rasa syukur kepada Allah untuk selalu berupaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya, sebagai wujud bahwa kita telah maraih kesuksesan dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan yaitu dapat memperoleh gelar “ la’allakum tattaqun, semoga menjadi orang yang bertaqwa.

Bersamaan dengan perayaan Idul Fitri, baru saja kita warga negara Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun ke- 68 kemerdekaan negara Republik Indonesia. Ini artinya bahwa bangsa Indonesia telah memperoleh kedaulatan sebagai negara yang merdeka selama 68 tahun. Kemerdekaan yang sedang kita nikmati ini adalah merupakan perjuangan dari para pendahulu kita, para pahlawan kusuma bangsa yang telah dengan ikhlas mengorbankan harta, jiwa dan raga demi untuk meraih kemerdekaan. Selama 350 tahun bangsa Indonesia hidup dalam suasana penjajahan, harta benda dirampas, tenaga diperas, mental selalu ditekan. Sehingga penderitaannya semakin lengkap karena meliputi siksaan lahir dan batin.

Rakyat Indonesia pada waktu itu tidak dapat menjalankan agama Islam dengan bebas, karena itu bila diketahui oleh para penjajah maka akan disiksa bahkan akan dibunuh. Namun karena keyakinan yang sudah merasuk ke dalam hati dan pikiran dan direalisasikan dalam bentuk amal perbuatan, tekad, semangat dan akhlaqul karimah sudah bulat dalam keyakinan kepada Allah, nabi Muhammad adalah nabi dan utusan Allah yang terakhir, Alquran menjadi kitab suci dan pedoman hidupnya. Maka dalam situasi dan kondisi apapun selalu berupaya menegakkan perintah Allah. Karena itu rakyat Indonesia dengan sembunyi-sembunyi dalam menjalankan perintah Allah. Ibadah shalat yang menjadi ibadah pokok dalam Islam selalu ditegakkan, dengan mencari tempat yang sepi dan aman dari perhatian para penjajah.

Tekad dan semangat dalam menegakkan syaria’t Islam inilah akhirnya dapat membuahkan hasil, tidaklah mungkin para penjajah yang mempunyai perlengkapan lengkap, pengusaan wilayah dan tenaga yang terlatih, hanya dilawan dengan kekuatan masyarakat Indonesia yang sudah dirampas kekuatan dan kekayaannya. Maka muncullah dorongan perlunya mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, seluruh kompenen masyarakat Indonesia bahu-membahu, memikirkan agar negeri ini bebas dari cengkeraman para penjajah. Maka akhirnya dengan semangat inilah pada tanggal 17 Agustus 1945 pekik kemerdekaan dapat diwujudkan dengan pembacaan naskah proklamasi oleh presiden Republik Indonesia Soekarno Hatta.
Dari peristiwa sejarah ini kita dapat memetik hasilnya bahwa kemajuan suatu bangsa dan masyarakat akan dapat terwujud bila terjalin rasa kebersamaan, persaudaraan, hilangkan perbedaan-perbedaan yang tidak prinsip. Sebaliknya suatu kaum yang hanya mementingkan kelompok dan golongannya, bersikap inklusif maka akan terjadi perpecahan umat, dengan demikian akan dijauhkan dari rahmat Allah.

“ Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS. Ali Imran: 103)

Karena itu dengan semangat Idul Fitri yang berarti kita kembali ke Fitrah, umat Islam yang telah melaksanakan puasa Ramadhan dan ditutup dengan membayar zakat fitrah maka pada hari ini kondisinya seperti bayi yang baru lahir, disucikan oleh Allah SWT. Dengan semangat 1 Syawal umat Islam senantiasa berupaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadahnya kepada Allah SWT, sebagaimana sabda rasul” barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin maka di termasuk golongan orang yang beruntung”. Demikian pula hari yang akan datang menjadi lebih baik, maka hamba Allah yang demikian ini akan lebih dicintai oleh Allah sehingga dalam setiap langkah dan perbuatannya selalu mendapat petunjuk Allah SWT.
Hari ini adalah hari kemenangan dimana, setiap muslim telah berhasil menundukkan kemauan dan dorongan hawa nafsu yang selalu menjerumuskan pada jurang kesesatan, selama satu bulan kita sudah dilatih untuk berbuat sabar dan jujur untuk tidak makan, minum, dan berhubungan suami istri pada siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari atau sejak waktu imsyak hingga saat berbuka puasa. Maka kemenangan ini kita rayakan dalam suasana Idul Fitri, marilah kita awali dengan suasana saling memaafkan, kita eratkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah bashariyah dan ukhuwah imaniyah.
Karena sesungguhnya sebagai makhluk pribadi, makhluk sosial dan makhluk Tuhan manusia dieratkan hubungan persaudaraanya pertama karena hubungan kekeluargaan atau keturunan, kedua karena agama karena kita mempunyai persamaan dan kepentingan yang sama dalam menganut agama, ketiga karena lingkungan dimana kita hidup semua yang ada disekitar kita adalah saudara.

Allahu Akbar 3X walillahil hamdu,
Ketika kita telah masuk pada hari kesucian, peningkatan amal ibadah dan hari kemenangan hendaknya kita waspada dengan tipu daya syetan sebagaimana sabda rasul:

اِنَّ اِبْلِيْسَ عَلَيْهِ اللَّعْنَةُ يَصِيْحُ فِى كُلِّ يَوْمِ عِيْدٍ فَيَجْتَمِعُ اَهْلُهُ عِنْدَهُ فَيَقُوْلُوْنَ: يَا سَيِّدَنَا مَنْ اَغْضَبَكَ اِنَّانَكْسُرُهُ فَيَقُوْلُ لَا شَىْءَ وَلَكِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدْ غَفَرَ لِهَذِهِ الْاَمَّةِ فِى هَذَاالْيَوْمِ فَعَلَيْكُمْ اَنْ تَشْغُلُوْهُمْ بِاللَّذَّاتِ والشَّهَوَاتِ وَشُرْبِ الْخَمْرِ حتَّى يَبْغَضَهُمُ اللهُ

" Sungguh, iblis yang terlaknat berteriak-teriak saat Idul Fitri tiba. Lalu berkumpullah anak buahnya dan bertanya, wahai tuanku, siapa gerangan yang membuat paduka marah-marah akan kami pecahkan kepalanya. Iblis menjawab, tidak ada apa-apa. Hanya saja Tuhan telah memberi ampun kepada umat manusia hari ini. Maka kalian harus menjadikan mereka sibuk dengan kesenangan, nafsu syahwat dan mabuk-mabukan, agar Tuhan murka".

Dan didalam Alquran Allah SWT mengingatkan:

" Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khomr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)". (QS. Al Maidah: 91)

Allahu Akbar 3X walillahil hamdu,
kaum muslimin jema’ah Shalat Id Rahimakumullah
Karena itu agar kita selalu dikelompokkan dalam golongan orang-orang yang bertaqwa, marilah kita awali pada pada bulan Syawal ini dengan melaksanakan puasa sunnah, yang mempunyaه pahala amat besar.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ اَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa melaksanakan puasa Ramadhan kemudian diikuti 6 hari pada bulan Syawal maka (pahalanya) seperti berpuasa sepanjang masa” (HR. Muslim)

Hidup di negara yang merdeka dan dalam suasana fitrah, semoga kita dapat memegang teguh ajaran agama Islam, tentu saja selalu berupaya untuk menyempurnakan pelaksanaan dan pengamalan agama Islam dengan selalu meningkatkan keilmuan kita. Kita tingkatkan pemahaman Islam dengan kajian Islam, kita wujudkan rasa persaudaraan kita. Ini semua akan mengarah pada kemenangan yang akhirnya keberkahan akan dilimpahkan kepada kita sekalian.

جعلنا الله من العائدين والفائزين تقبل الله منا ومنكم تقبل ياكريم. أقول قولي هذا فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم وقل رب غفر ورحم وانت خير راحمين


الخطبة الثنية

اَللهُ اَكْبَرُ ×٧ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ و الله اكبر. الله اكبر ولله الحمد. الحمدلله الذى جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْدًالِلْمُؤْمِنِيْنَ وَخَتَمَ بِهِ شَهْرَ الصِّيَامِ لِلْمُخْلِصِيْنَ . اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله الْمَشْهُوْرُ بِفَطَانَتِهِ وَاَمَانَتِهِ وَصِدْقِهِ وَتَبْلِيْغِهِ وَصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَاداللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ وَحَذَرَ. فَقَاَلَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَآأَيُّهاَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللّٰهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ