7/21/2013

Fitrah dan Keyakinan menuju Kemenangan


Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 1 Syawal 1434 H, sebentar lagi akan kita rayakan. Dengan datangnya Idul Fitri kita harus selalu waspada dan berhati-hati terhadap dorongan hawa nafsu dan bujukan syetan yang mengajak pada jalan kesesatan. Selama sebulan kita sudah digembleng mental spiritual untuk berupaya membersihkan diri, namun ketika datang bulan Syawal yang seharusnya menjadi bulan peningkatan atas segala amal ibadah. Namun justru sebaliknya tempat ibadah menjadi sepi kembali, Alquran kembali dimasukkan dalam rak buku. Kegitan kajian Islam terhenti dan akan dilaksanakan pada tahun yang akan datang. Maka bila demikian adanya alanglah ruginya orang-orang yang beriman, yang seharusnya hari esok lebih baik dari hari sekarang, namun hal ini hanya menjadi slogan yang tidak diupayakan untuk diimplementasikan. Oleh karena itu dalam khutbah Id ini akan kami sampaikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan bulan Syawal.

َللهُ أَكْبَرُ ×٩ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا . لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَ حْزَابَ وَحْدَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُ لِلَّهِ جَعَلَ أَيَّامَ الْأَعْيَادِ ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةً وَسُرُوْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ َأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. َأمَا بَعدُ: فَيَاأَيُّهَاالنَّاسُ, فَأُوِصْيكُمْ وَاِيَّاىَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ .

Kaum muslimin jema’ah shalat Id Rahimakumullah
Disaat kita sedang merasakan kebahagiaan karena telah dapat menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan 1434 H, pada hari ini kita masuk tangga 1 Syawal 1434 H. Dengan kebahagiaan itu, marilah kita wujudkan dengan rasa syukur kepada Allah untuk selalu berupaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya, sebagai wujud bahwa kita telah maraih kesuksesan dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan yaitu dapat memperoleh gelar “ la’allakum tattaqun, semoga menjadi orang yang bertaqwa.

Bersamaan dengan perayaan Idul Fitri, baru saja kita warga negara Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun ke- 68 kemerdekaan negara Republik Indonesia. Ini artinya bahwa bangsa Indonesia telah memperoleh kedaulatan sebagai negara yang merdeka selama 68 tahun. Kemerdekaan yang sedang kita nikmati ini adalah merupakan perjuangan dari para pendahulu kita, para pahlawan kusuma bangsa yang telah dengan ikhlas mengorbankan harta, jiwa dan raga demi untuk meraih kemerdekaan. Selama 350 tahun bangsa Indonesia hidup dalam suasana penjajahan, harta benda dirampas, tenaga diperas, mental selalu ditekan. Sehingga penderitaannya semakin lengkap karena meliputi siksaan lahir dan batin.

Rakyat Indonesia pada waktu itu tidak dapat menjalankan agama Islam dengan bebas, karena itu bila diketahui oleh para penjajah maka akan disiksa bahkan akan dibunuh. Namun karena keyakinan yang sudah merasuk ke dalam hati dan pikiran dan direalisasikan dalam bentuk amal perbuatan, tekad, semangat dan akhlaqul karimah sudah bulat dalam keyakinan kepada Allah, nabi Muhammad adalah nabi dan utusan Allah yang terakhir, Alquran menjadi kitab suci dan pedoman hidupnya. Maka dalam situasi dan kondisi apapun selalu berupaya menegakkan perintah Allah. Karena itu rakyat Indonesia dengan sembunyi-sembunyi dalam menjalankan perintah Allah. Ibadah shalat yang menjadi ibadah pokok dalam Islam selalu ditegakkan, dengan mencari tempat yang sepi dan aman dari perhatian para penjajah.

Tekad dan semangat dalam menegakkan syaria’t Islam inilah akhirnya dapat membuahkan hasil, tidaklah mungkin para penjajah yang mempunyai perlengkapan lengkap, pengusaan wilayah dan tenaga yang terlatih, hanya dilawan dengan kekuatan masyarakat Indonesia yang sudah dirampas kekuatan dan kekayaannya. Maka muncullah dorongan perlunya mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, seluruh kompenen masyarakat Indonesia bahu-membahu, memikirkan agar negeri ini bebas dari cengkeraman para penjajah. Maka akhirnya dengan semangat inilah pada tanggal 17 Agustus 1945 pekik kemerdekaan dapat diwujudkan dengan pembacaan naskah proklamasi oleh presiden Republik Indonesia Soekarno Hatta.
Dari peristiwa sejarah ini kita dapat memetik hasilnya bahwa kemajuan suatu bangsa dan masyarakat akan dapat terwujud bila terjalin rasa kebersamaan, persaudaraan, hilangkan perbedaan-perbedaan yang tidak prinsip. Sebaliknya suatu kaum yang hanya mementingkan kelompok dan golongannya, bersikap inklusif maka akan terjadi perpecahan umat, dengan demikian akan dijauhkan dari rahmat Allah.

“ Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS. Ali Imran: 103)

Karena itu dengan semangat Idul Fitri yang berarti kita kembali ke Fitrah, umat Islam yang telah melaksanakan puasa Ramadhan dan ditutup dengan membayar zakat fitrah maka pada hari ini kondisinya seperti bayi yang baru lahir, disucikan oleh Allah SWT. Dengan semangat 1 Syawal umat Islam senantiasa berupaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadahnya kepada Allah SWT, sebagaimana sabda rasul” barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin maka di termasuk golongan orang yang beruntung”. Demikian pula hari yang akan datang menjadi lebih baik, maka hamba Allah yang demikian ini akan lebih dicintai oleh Allah sehingga dalam setiap langkah dan perbuatannya selalu mendapat petunjuk Allah SWT.
Hari ini adalah hari kemenangan dimana, setiap muslim telah berhasil menundukkan kemauan dan dorongan hawa nafsu yang selalu menjerumuskan pada jurang kesesatan, selama satu bulan kita sudah dilatih untuk berbuat sabar dan jujur untuk tidak makan, minum, dan berhubungan suami istri pada siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari atau sejak waktu imsyak hingga saat berbuka puasa. Maka kemenangan ini kita rayakan dalam suasana Idul Fitri, marilah kita awali dengan suasana saling memaafkan, kita eratkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah bashariyah dan ukhuwah imaniyah.
Karena sesungguhnya sebagai makhluk pribadi, makhluk sosial dan makhluk Tuhan manusia dieratkan hubungan persaudaraanya pertama karena hubungan kekeluargaan atau keturunan, kedua karena agama karena kita mempunyai persamaan dan kepentingan yang sama dalam menganut agama, ketiga karena lingkungan dimana kita hidup semua yang ada disekitar kita adalah saudara.

Allahu Akbar 3X walillahil hamdu,
Ketika kita telah masuk pada hari kesucian, peningkatan amal ibadah dan hari kemenangan hendaknya kita waspada dengan tipu daya syetan sebagaimana sabda rasul:

اِنَّ اِبْلِيْسَ عَلَيْهِ اللَّعْنَةُ يَصِيْحُ فِى كُلِّ يَوْمِ عِيْدٍ فَيَجْتَمِعُ اَهْلُهُ عِنْدَهُ فَيَقُوْلُوْنَ: يَا سَيِّدَنَا مَنْ اَغْضَبَكَ اِنَّانَكْسُرُهُ فَيَقُوْلُ لَا شَىْءَ وَلَكِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدْ غَفَرَ لِهَذِهِ الْاَمَّةِ فِى هَذَاالْيَوْمِ فَعَلَيْكُمْ اَنْ تَشْغُلُوْهُمْ بِاللَّذَّاتِ والشَّهَوَاتِ وَشُرْبِ الْخَمْرِ حتَّى يَبْغَضَهُمُ اللهُ

" Sungguh, iblis yang terlaknat berteriak-teriak saat Idul Fitri tiba. Lalu berkumpullah anak buahnya dan bertanya, wahai tuanku, siapa gerangan yang membuat paduka marah-marah akan kami pecahkan kepalanya. Iblis menjawab, tidak ada apa-apa. Hanya saja Tuhan telah memberi ampun kepada umat manusia hari ini. Maka kalian harus menjadikan mereka sibuk dengan kesenangan, nafsu syahwat dan mabuk-mabukan, agar Tuhan murka".

Dan didalam Alquran Allah SWT mengingatkan:

" Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khomr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)". (QS. Al Maidah: 91)

Allahu Akbar 3X walillahil hamdu,
kaum muslimin jema’ah Shalat Id Rahimakumullah
Karena itu agar kita selalu dikelompokkan dalam golongan orang-orang yang bertaqwa, marilah kita awali pada pada bulan Syawal ini dengan melaksanakan puasa sunnah, yang mempunyaه pahala amat besar.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ اَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa melaksanakan puasa Ramadhan kemudian diikuti 6 hari pada bulan Syawal maka (pahalanya) seperti berpuasa sepanjang masa” (HR. Muslim)

Hidup di negara yang merdeka dan dalam suasana fitrah, semoga kita dapat memegang teguh ajaran agama Islam, tentu saja selalu berupaya untuk menyempurnakan pelaksanaan dan pengamalan agama Islam dengan selalu meningkatkan keilmuan kita. Kita tingkatkan pemahaman Islam dengan kajian Islam, kita wujudkan rasa persaudaraan kita. Ini semua akan mengarah pada kemenangan yang akhirnya keberkahan akan dilimpahkan kepada kita sekalian.

جعلنا الله من العائدين والفائزين تقبل الله منا ومنكم تقبل ياكريم. أقول قولي هذا فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم وقل رب غفر ورحم وانت خير راحمين


الخطبة الثنية

اَللهُ اَكْبَرُ ×٧ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ و الله اكبر. الله اكبر ولله الحمد. الحمدلله الذى جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْدًالِلْمُؤْمِنِيْنَ وَخَتَمَ بِهِ شَهْرَ الصِّيَامِ لِلْمُخْلِصِيْنَ . اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله الْمَشْهُوْرُ بِفَطَانَتِهِ وَاَمَانَتِهِ وَصِدْقِهِ وَتَبْلِيْغِهِ وَصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَاداللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ وَحَذَرَ. فَقَاَلَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَآأَيُّهاَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللّٰهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

7/19/2013

Barakah Saking Langit lan Bumi


اَللهُ أَكْبَرُ ×٩ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا . لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَ حْزَابَ وَحْدَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُ لِلَّهِ جَعَلَ أَيَّامَ الْأَعْيَادِ ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةً وَسُرُوْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ َأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. َأمَا بَعدُ: فَيَاأَيُّهَاالنَّاسُ, فَأُوِصْيكُمْ وَاِيَّاىَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ .

Kaum muslimin jema’ah shalat Id Rahimakumullah
Ing dinten Fitri punika kawula wasiat dhateng awak kula piyambak, lan umumipun dhateng sedaya kaum-muslimin, sumangga kita tingkataken iman lan taqwa dhateng Allah SWT inggih punika kanthi nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nilar sedaya awisanipun Allah. Kanthi iman lan taqwa Allah badhe nurunaken barokah saking langit lan bumi. Allah SWT ngendika:

ولو أن أهل القرى آمنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركات من السماء والأرض ولكن كذبوا فأخذناهم بما كانوا يكسبون (ألاعراف:96)

“Menawa sikirane para pendhudhuke negara-negara padha iman lan taqwa, wus mesthi Ingsun bakal nurunake marang dheweke mau berkah sangka langit lan bumi, ananging dheweke padha anggorohake (marang ayat-ayat Ingsun) kuwi, akhire Ingsun siksa wong-wong mau amarga lelakone dheweke”. (Al A’rof: 96).

Maksudipun inggih punika menawi sedaya penduduk bumi sampun sami iman, ngakeni lan ngyakini sarta beneraken punapa ingkang sampun dipun beta dening para rasul, sahingga nindakkaen punapa ingkang dipun dhawuhaken arupi ketaatan lan ninggal sedaya awisanipun. Yektos Gusti Allah badhe ngluberaken rahmatipun. Turunipun jawah lan thukulipun wit-witan sahingga nuwuhaken mapinten-pinten rizki saking ngarsa dalem Allah SWT.

Mila kanthi pangendikanipun Allah punika, mangga kita ginakaken akal pikirian kita, manah lan nafsu kita kangge mahami dhateng maksud lan kandunganipun pangendikanipun Allah.
1. Umpaminipun kamum muslimin anggenipun nindakaken dhawuhuipun Allah, sampun saget katindakaken kanthi istiqomah, ikhlas, lan semata-mata namung ngajeng-ngajeng ridha saking ngarsa dalem Allah SWT.
2. Umpaminipun ukhuwah Islamiyah / pasedherekan saget saetu dipun wujudaken, bedanipun pendapat kita konduraken dhateng kaidah-kaidah hukum Islam Inggih punika Alquran lan hadits.
3. Umpaminipun umat Islam sampun sami dhemen kalian panggenan kangge ngibadah inggih punika masjid, langgar lan musholla dipun dadosaken kangge pusat ngibadah mahdhah, masjid dados pusat pendidikan lan pelatihan, masjid dados pusat kosultasi agamani, masjid kangge pusat pelayanan sosial masyarakat muslim.
4. Menawi umat Islam sampun ngghadahi kesadaran tulung tinulung ing perkawis kesahenan, wasiat- winasiyatan ing perkawis ingkang hak lan kaleresan.

Saking mapinten-pinten littamanni/ pengharapan punika saget kita wujudaken, yakin Gusti Allah badhe ngluberaken kerahmatan dhateng penduduk sawijinning negara. Semanten ugi masayarakat desa ugi sampun nindakaken ketatan punika yektos kaberhakan lan anugerah badhe dipun luberaken dening Allah. Masyarakat badhe gampil anggenipun ngudi rizki, langit lan bumi dipun bikak kangge nyekapi panuwunipun kaum muslim. Masyarakat badhe entheng anggenipun nindakaken dhawuhipun Allah.

Anaging kosok wangsulipun para penduduk bumi sami selak kalian dhawuhipun gusti Allah. Malah kaum muslimin sami nindakaen perkawis ingkang nyedaki dhateng kemaksiyatan, nindaken perkawis ingkang boten wonten dasaripun saking Alquran lan Hadits. Awrat nindakaen dhawuhipun Allah, yektos keberkahan saking langit lan bumi badhe dipun cabut sahinga masyarakat gesangipun sisah.

Allahu Akbar 3X walillahil hamdu.
Wonten dinten punika kita sami muji dhateng keagunganipun Allah, boten wonten zat ingkang langkung agung kejawi namung Allah, boten wonten zat ingkang langkung sae lan sempurna kejawi namung Allah, lan boten wonten keagungan kejawi peparingipun Allah. Saterasipun sasampunipun kita ngagungaken dhateng Gusti Allah kita memuji dhateng Allah bilih boten wonten pangeran ingkang hak kita sembah kejawi namung Allah. Kita tebihaken sedaya sifat lan af’al angenipun nyekuthokaken dhateng Allah, jalaran nyekutaokaken Allah punika saetu dosa ingkang paling ageng lan saget nglebur dhateng sedaya amal ibadah lan tumindak kesahenan ingkang sampun kita tindakaken. Allah SWT ngendika:

إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء ومن يشرك بالله فقد افترى إثما عظيما )ألنساء: 48

"Satemene Allah kuwi ora bakal paring ngapura marang dosa syirik, lan Panjenengane kersa paring pangapura marang saliyane (syirik) kuwi, tumrap sapa wae kang dikersakake. Sing sapa wonge kang nyekutokake Allah, temtu dheweke wus nglakoni dosa kang gedhe banget.

Kanthi mekaten sasampunipun kita mlebet ing setunggal Syawal kanthi tingkasipun nindakaken shiyam Ramadhan, kita langgengaken ibadhah ing wulan Ramadhan, shalat fardhu lan jama’ahipun dipun giyataken, zakat, infaq lan shadaqahipun dipun tindakaken, tadarus Alaquran dipun terasaken kanthi kajian Alquran ing majlis taklim. Hingga kita unggul-unggulan ing perkawis kesahenan, langkung sae malih shiyam Ramadhan dipun kanteni kalin puasa sunnah tangal 2-7 syawal.

Peningkatan saking sedaya amal ibadah punika dipun wujudaken:
• Ing wekdal enem lan sepuh tansah ngibadah.
• Ing wekdal sehat lan sakit inggih tansah ngibadah.
• Ing wekdal longgar lan rupek inggih tansah ngibadah
• Ing wekdal segih lan mlarat inggih ngibadah.
• Dipun paringi panjang umur dipun ginakaken kangge ngibadah.

Yakin kanthi pitulunganipun Gusti Allah, ing pundi papan lan panggenan, Gusti Allah tansah anyertani dhateng kita. Nalika kita nembe rupek, sumpek lan sisah gusti Allah tansah paring pitulungan, lan nalika kita badhe nerak dhateng awisanipun Allah langsung dipun engetaken dening Allah. Lan menawi sampun kadung nindakeken awisanipun Gusti Allah kita maos mertobat dhateng Allah SWT.
Akhiripun mugi-mugi dinten fitri punika jiwa kita dados fitrah lan kita siap nindakaken lan ningkataken amal ibadah kita dhateng Allah SWT.

جعلنا الله من العائدين والفائزين تقبل الله منا ومنكم تقبل ياكريم.

أقول قولي هذا فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم وقل رب غفر ورحم وانت خير راحمين



الخطبة الثنية

الله اكبر ×٧ لا اله الا الله و الله اكبر. الله اكبر ولله الحمد. الحمدلله الذى جعل اليوم عيد المؤمنين وختم به شهر الصيام للمخلصين . اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله المشهور بفطانته وامانته وصدقه وتبليغه وصلى الله عليه وعلى اله وصحبه وسلم اجمعين اما بعد. فيا عبادالله اتقوا الله فيما امركم وانتهوا عما نهى الله عنه وحذر. فقال تعالى ان الله وملا ئكته يصلون على النبى يا أيها الذين أمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما أللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه أجمعين وعلى التابعين ومن تبعهم باحسان الى يوم الدين وارحمنا معهم برحمتك ياأرحم الراحمين, أللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحيآء منهم والأموت إنك سميع قريب مجيب الدعوات يا قاضى الحاجات, اللهم انصر من نصر الدين وأخذل من خذل المسلمين ودمر أعاداء ألدين والكفرة والمشركين وأعل كلمتك الى يوم الدين. رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وصل الله على خير خلقك سيدنا و نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين والحمد لله رب العالمين.


7/16/2013

Puasa Membentuk Pribadi Muslim Bertaqwa


الحمدلله الذى خلق الانسان وعلمه البيان, ارسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على سائر الاديان. اشهد ان لا اله الا الله الواحد المنان واشهد ان سيدنا محمدا عبده ورسوله.اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه وسلم تسليما كثيرا امابعد: فيا عباد الله اوصيكم ونفسى بتقوى الله فقد فاز المتقون.

Tiada terasa pada bulan ini kita memasuki bulan besar bagi umat Islam, yaitu bulan yang penuh rahmat dan maghfirah dari Allah SWT yang karenanya Allah membuka seluas-luasnya pintu surga dan menutup pintu neraka, karena pada bulan ini para syetan dibelenggu. Dengan kesempatan yang baik ini marilah bersama-sama kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Sebagai wujud pelaksanaan syari'at Islam kita melaksanakan puasa Ramadhan, sebagaimana firman Allah:

" Hai orang -orang yang beriman, diwajibkan atas kamu puasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu". ( Al Baqarah: 183-184)

Puasa sebagai wujud hablun minallah karena pahala orang yang melaksanakan ibadah puasa langsung akan diterima oleh Allah. Puasa ujian bagi orang-orang yang taqwa, karena dengan semangat iman, taqwa dan cinta terhadap Allah. Karenanya dimanapun tempatnya orang yang melaksanakan puasa, menahan diri dari tidak makan dan minum pada siang hari, selalu berusaha untuk menahan hawa nafsu yang tidak terpuji, yang dapat membatalkan atau merusak nilai puasa. Orang yang demikian ini karena telah yakin bahwa dimanapun tempatnya Allah Maha mengetahui, sebagaimana firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 38:


" Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan, dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada dibumi maupun yang ada dilangit".

Dan dalam surat Yunus ayat 61 Allah juga berfirman:
" Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Alquran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhan biarpun hanya sebesar zarrah (atom) dibumi atau dilangit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)".

Kaum muslimin jama'ah Jum'ah Rahimakumullah
Puasa juga dapat mewujudkan rasa kepedulian sosial, dalam kaitannya untuk menolong dan meringankan beban kepada orang-orang yang tidak mampu. Maka dengan puasa akan mendorong untuk melaksanakan zakat, infaq dan shadaqah yang tujuannya untuk mencapai pada kesempurnaan iman. Kita mengetahui orang yang kaya dapat mewujudkan segala keinginanya, makan serba enak, tidur nyenyak. Tetapi bagi para fakir miskin, anak-anak terlantar jangankan makan serba enak, makan apa adanya saja sulit untuk dicapai, apalagi dizaman krisis ini, sandang serba mahal, makan juga mahal, demikian pula kebutuhan-kebutuhan lain untuk menyekolahkan anak-anaknya dirasakan menjadi beban berat.

Kondisi yang kerap kali dirasakan orang yang tidak mampu ini dirasakan oleh semua orang yang sedang melaksanakan puasa Ramadhan. Orang kaya yang bisanya makan enak dan tidur nyenyak, mereka merasakan lapar dan dahaga sebagaimana yang dirasakan oleh orang yang tidak mampu sepanjang masa. Maka tidakkah mereka merasa prihatin atas kondisi yang dirasakan oleh orang miskin ini?

Kaum muslimin jama'ah Jum'ah Rahimakumullah
Orang yang melaksanakan ibadah puasa baik itu kaya atau miskin, besar kecil, tua muda mereka mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh rahmat dan maghfirah dari Allah pada bulan Ramadhan ini karena Allah melihat hati dan amaliyahnya, sebagimana firman Allah SWT:

" Dan masing-masing orang memperoleh derajad (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan". Al An'am: 132)
" Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhan-Nya, (disediakan) pembalasan yang lebih baik…. (Arro'du: 18)

Akhirnya marilah kita memohon kepada Allah, agar apa yang kita lakukan pada bulan Ramadhan itu akan menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa sebagaimana sabda rasul:

كل عمل بن ادم يضاعف الحسنة عشر امثالها الى سبعمائة ضعف, قال الله تعالى الا الصوم فانه لى وانا اجزىبه

" Semua kebaikan yang dilakukan orang yang beriman akan dilipatgandakan pahalanya antar 10-700 kali, kecuali puasa, maka sesunguhnya puasa itu adalah hak-Ku dan Aku memberikan pahala menurut kehendak-Ku".

Marilah kita jadikan bulan puasa, sebagai sarana untuk mengembleng diri kita guna mendekatkan diri kepada Allah, membersihkan diri dari perilaku yang tidak baik dan mengisi dengan amal ibadah yang terpuji. Dengan melakukan kegiatan yang positif pada bulan ini, melakukan tadarus Alquran, mengadakan pesantren kilat, shalat tarowih, memberi makan orang yang sedang berpuasa, menyantuni fakir miskin. Dengan harapan semua kegiatan positif yang telah dibiasakan ini akan tetap dilanjutkan pada bulan-bulan yang lain, sehingga kita akan menjadi muslim yang benar-benar beriman dan bertaqwa,amin

بارك الله لى ولكم فى القران الكريم ونفعنى واياكم بما فيه من الايات والذكر الحكيم وتقبل منىومنكم تلا وته انه هوالسميع العليم.


7/14/2013

Aneka Perilaku Mentalitas Manusia II


Alquran adalah Kalamullah, firman Allah, Alquran adalah mukjizat terbesar bagi Rasulullah Muhammad SAW. Didalam alquran terkandung segala aturan bagi kehidupan manusia, bila setiap muslim dapat menjadikan Alquran sebagai pedoman hidupnya, maka dia akan termasuk dalam golongan yang selamat sejak didunia sampai di akherat kelak. Karena itu begitu pentingnya Alquran, setiap muslim hendaknya dapat mempelajari membaca, Alquran, menghayati dan mengamalkannya. Rasulullah SAW pernah bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم خيركم من تعلم القران وعلمه (وراه البخاري والترمذى عن على)

Artinya: Rasulullah SAW bersabda:”Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.”.(HR.Bukhari dan Turmudzi,dari Ali).

Hadits ini walaupun singkat tapi padat, berbobot dan luas maknanya, hal ini mengandung pengertian sbb:
1. Rasulullah SAW memberitahukan betapa amat pentingnya pembelajaran/ mempelajari Alquran. Karena dengan membaca dan mempelajari Alquran, orang akan memperoleh ilmu, petunjuk hidup, jalan yang lurus dan berbagai manfaat yang membahagiakan.

2. Secara tersirat, hadits tersebut menunjukkan bahwa orang yang lebih baik/ sebaik-baiknya orang ialah orang yang memperoleh ilmu dari Alquran lalu mengajarkannya/ mengamalkannya, memperjuangkannya/ mentablighkannya/ mendakwahkannya sesuai dengan kemampuannya dan ikhlas demi hanya mengharap ridha dari Allah SWT semata.

3. Berdasarkan hadits di atas, muslim yang mempelajari Alquran serta memahami dan mengamalkannya/ memperjuangkannya itu termasuk muslim yang berperilaku mentalitas Islami.

4. Dalam konteks ilmu Allah SWT berfirman:

ولا تقف ما ليس لك به علم, ان السمع والبصر والفؤاد كل اولئك كان عنه مسئولا (الاسراء: 36

Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai ilmu pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS Al-Israa’:36).

Ayat tersebut melarang manusia beramal/ berbuat tanpa ilmu, sebab pendengaran (telinga), penglihatan (mata) dan hati kelak di akhirat akan diminta pertanggungjawaban. Maka dalam konteks tanpa ilmu, Rasulullah saw bersabda:

هلك امتى فى شيئين ترك العلم وجمع المال (وراه البخاري

Artinya: Kerusakan ummatku dalam (karena) dua perkara: meninggalkan ilmu dan menimbun harta.(HR Bukhari).

Hal ini menunjukkan bahwa orang yang berbuat tanpa ilmu dan orang yang materialistis (mata duwitan) itu pasti menimbulkan bahaya/ kerusakan.

5. Menurut Muhammad Rasyid Ridha: ”Islam itu agama ilmu (Al Wahyu Muhammady:184). Berarti semua ajaran Islam itu disebut sebagai ilmu dari Allah SWT. Dan disebut pula sebagai kalimat Tuhan yang luas tak terbatas. Firmannya:

قل لوكان البحر مدادالكلمت ربى لنفدالبحر قبل ان تنفد كلمت ربى ولو جئنا بمثله مددا (الكهف: 109

Artinya: Katakanlah:”Kalau sekiranya lautan menjadi tinta umtuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku,meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).(QS Al-Kahfi:109).

ويسئلونك عن الرح, قل الروح من امر ربى ومااوتيتم من العلم الا قليلا (الاسراء: 85

Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: Ruh itu urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi ilmu kecuali sedikit. (QS Al Israa’:85)".

Ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah SWT memberi manusia ilmu sedikit sekali.. Kalau ada orang-orang merasa ilmunya banyak dengan sederet gelar kesarjanaan, maka berarti melanggar ketentuan Allah SWT. Akibatnya ia bersikap kibir/ sombang mudah menghina/ melecehkan orang lain yang dianggap ilmunya sedikit atau dibawahnya. Untuk itu dia harus merasa ilmunya sedikit dan suka menuntut ilmu.
Hadits tersebut menunjukkan perintah halus terhadap muslim yang telah mempelajari Alquran terus menambah ilmu dari Alquran semampunya agar makin menjadi muslim yang lebih baik menurut Alquran. Rasulullah SAW juga diperintahkan supaya menambah ilmu (QS. Thaha:144).

6. Untuk memperoleh ilmu, manusia diperintahkan untuk membaca dan memikir. Dalam konteks perintah membaca untuk mendapat ilmu, AllahSWT berfirman:

اقرأ باسم ربك الذى خلق (العلق: 1

" Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang mencipta (QS Al Alaq:1)"

Ayat pertama dari surat yang pertama kali diturunkan Alquran menerangkan demikian:
1. Ketika Rasulullah SAW dimohon oleh Malaikat Jibril supaya mengucapkan “Iqra”, Rasulullah SAW menjawab: Maa anaa bi-qoori-in sampai tiga kali. Setelah tiga kali, lalu Rasulullah SAW membaca (menirukan apa yang dibaca Jibril) ayat pertam tersebut. (HR Bukhari).

2. Rasulullah SAW mengucapkan Maa anaa biqoori-in (saya tidak bisa membaca) sampai tiga kali itu menunjukkan bahwa beliau jujur,memang tidak bisa membaca dan sekaligus Rasulullah SAW memerintahkan umatnya supaya bermental jujur dalam hidup. Jujur adalah perilaku mentalitas yang tinggi.

3. Ayat pertama itu menunjukkan perintah kepada manusia supaya berilmu, beriman, ikhlas dan beribadah/ beramal saleh/ berjihad fii sabilillah dalam hidup didunia yang fana ini.

4. Praktik pengamalan/ pelaksanaan empat perintah tersebut itu tidak boleh pisahkan, sebab kalau terpisah/ tertinggal satu saja, maka akibatnya fatal sekali sampai bisa masuk neraka. Misalnya tidak beriman, berarti kufur yang mengakibatkan masuk neraka. Tidak ikhlas berarti amal tidak diterima.

5. Ayat yang menegaskan empat perintah tersebut sebagai kewajiban bagi manusia ialah kewajiban berilmu dalam arti luas sekaligus kewajiban beriman bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah (QS. Muhammad:19); kewajiban berikhlas sekaligus beribadah (QS Al-Bayyinah:5); kewajiban beramal saleh (QS Al Kahfi:110) dan kewajiban berjihad fii sabilillah dengan harta dan diri baik dalam keadaan merasa ringan maupun merasa berat (QS At Taubah:41).

6. Muslim yang melaksanakan empat perintah tersebut dengan kesadaran itu adalah orang yang berperilaku mentalitas Islami yang fundamental.
7. Pelaksanaan empat perintah tersebut bisa menjadi solusi persoalan.

انما المؤمنون الذين امنوا بالله ورسوله ثم لم يرتابوا وجهدوا بامولهم وانفسهم فى سبيل اللهو اولئك هم الصدقون (الحجرات: 15

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah.Mereka itulah orang-orang yang benar".(QS Al Hujuraat:15).

Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya yang didalam iman mereka tidak ada keragu-raguan, bahkan dengan harta dan jiwa/ diri mereka berjihad/ berjuang pada jalan Allah, Yaitu menegakkan agama Allah SWT. Dan mereka itulah orang-orang yang jujur, benar dan berperilaku mentalitas Islami yang prima.

انما المؤمنون الذين اذا ذكر الله وجلت قلوبهم واذاتليت عليهم ايته زادتهم ايمانا وعلى ربهم يتوكلون

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal. .(QS. Al Anfal:2,)

Oleh karena itu mukmin yang imannya berfungsi bila nama Allah SWT disebut, maka hatinya tergetar/ gemetar takut kepada-Nya, bila ayat-ayat-Nya dibacakan kepadanya, maka imannya bertambah kokoh dan sempurna, dalam beribadah/ beramal/ berjihad fii sabilillah, bekerja/ berusaha dia tentu bertawakal/ berserah diri dan menggantungkan diri hanya kepada Allah SWT, mendirikan shalat dengan khusyu’ lagi tertib dan menginfakkan sebagian dari rizki pemberian Allah SWT. Mereka itulah orang-orang yang sebenar-benarnya beriman,mendapat derajat/kedudukan tinggi di sisi Allah SWT dan mendapatkan ampunan dan rizki yang mulia serta bermanfaat.

Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.Yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya,dan orang-orang yang menjauhkan diri (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,dan orang-orang yang menunaikan zakat,dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki,maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.(QS Al Mukminuun:1-6).

Ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah SWT memberitahu kepada umat manusia tentang orang-orang yang beruntung dan bahagia dalam hidup mereka.Mereka itu adalah orang yang imannya sempurna dan berfungsi, mereka itu orang-orang yang shalatnya khusyu’ dan baik, mereka itu orang-orang yang menghindari/ menjauhi apa yang tidak berguna,,mereka itu orang-orang yang menunaikan zakat serta apa yang bersifat sosial atau kepentingan masyarakat dan mereka itu orang-orang menjaga diri dalam hubungan seksual kecuali dengan istri mereka.Mereka semua itu adalah orang-orang yang berperilaku mentalitas Islami yang tinggi.






7/12/2013

Berolah Raga di Bulan Ramadhan


Puasa Ramadhan oleh kaum muslimin dilaksanaan selama satu bulan dengan hitungan hari 29 atau 30 hari. Pada tanggal-tanggal yang awal terutama pada sepuluh hari yang pertama banyak tempat ibadah, baik itu masjid, mushola atau langgar dipadati oleh para jama’ah yang ingin melaksanakan kewajiban shalat Isya’ dilanjutkan dengan shalat Tarowih dan Witir secara berjama’ah, demikian pula biasanya diikuti dengan kegiatan kultum atau ceramah Ramadhan. Selaras dengan janji Rasulullah SAW:

اول رمضان رحمة واو سطه مغفرة واخره عتق من النار

“Puasa Ramadhan yang pertama adalah rahmat yang pertengahan adalah maghfirah dan yang terakhir adalah dihindarkan dari siksa neraka”.

Dari hadits tersebut dapat dipahamai bahwa pelaksanaan ibadah puasa bila satu bulan genap selama 30 hari maka awal yang pertama adalah tanggal 1 sampai 10, yang pertengahan adalah tanggal 11 sampai 20 dan yang terakhir adalah tanggal 21 sampai 30.
Pada tanggal yang pertama pelaksanaan ibadah dilaksanakan dengan rasa gembira dan penuh semangat, sehingga seluruh anggota keluarga terlibat dalam pelaksanaan ibadah mulai dari pelaksaaan shalat Isya’, Tarowih witir dan ceramah Ramadhan serta tadarus Alquran. Semangat ini adalah sangat baik dan sudah menjadi tradisi bila memasuki tanggal yang pertengahan hingga akhir bulan Ramadhan shaf shalat berjama’ah semakin maju yang artinya bahwa jama’ah semakin berkurang.

Mengapa semangat dan gairah orang didalam melaksanakan amalan ibadah pada bulan Ramadhan semakin menurun, bukankah semakin bertambahnya hari dan tanggal dan semakin mendekati berakhirnya bulan Ramadhan Allah akan melimpahkan maghfirahnya yaitu pada tanggal 11- 20 dan bahkan akan dihindarkan dari siksa api neraka. Belum lagi bahwa pada 10 hari yang tekhir Allah memberikan keistimewaan yaitu nilai ibadah yang dilipatgandakan menjadi ibadah seribu bulan. Tidak inginkah kita meraih semua ini. Tentu kita ingin memperolehnya namun semangat yang semakin mengendor, sehingga banyak waktu-waktu yang mempunyai keistimewaan di biarkan begitu saja tanpa kegiatan untuk peningkatan amal ibadah serta untuk melaksanakan seluruh amalam baik pada bulan Ramadhan.

Karena itu bila diantara kita mengalami kemunduran tersebut, kita harus muhasabah, mencari penyebabnya. Secara umum kemunduran tersebut disebabkan karena:
1. Wujud dari ujian keimanan, bahwa keimanan yang sempurna dari waktu kewaktu selalu mengalami peningkatan, adanya rintangan dan penghalang hendaknya dipandang sebagai seninya orang beribadah.
2. Kondisi tubuh lelah sehingga merasa tidak fit lagi.
3. Beribadah hanya sekedar coba-coba saja, anut grubyug ora ngerti rembug, sehingga ikut-ikutan ini bila mereka merasakan ada keuntungan dan kenikmatan maka akan diteruskan, namun bila hanya capek yang diperolehnya maka tidak akan diteruskan lagi.

Dari dua penyebab tersebut, sebab yang pertama hendaknya kita selalu melakukan muhasabah, menghitung-hitung kekurangan dan kelebihan pada dirinya, bila di dalam hidup ini merasa sudah terlalu banyak amal ibadah yang dilakukan, maka renungkanlah dengan segala macam kenikmatan yang telah diberikan Allah SWT, sudahkan sebandingkah antara kenikmatan Allah yang telah dilimpahakan dengan amal ibadah yang dijalankan. Bukankan seluruh yang telah dianugerahkan oleh Allah seluruh panca indra akal, hati dan nafsu adalah kenikmatan dari Allah, bahkan dengan kondisi sehat dan sempat adalah merupakan kenikmatan yang diberikan Allah SWT yang hendaknya diwujudkan dengan rasa syukur kepada Allah yaitu dengan banyak melaksanakan amal ibadah. Bahkan didalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, untuk melihat orang lain dalam hal agama kepada orang yang berada diatasnya dan melihat kepada orang yang dibawahnya dalam hal urusan duniawi, bila dapat melaksankan kondisi ini maka Allah akan mencatatnya sebagai orang yang syukur dan sabar.

Janganlah kita merasa sebagia muslim yang paling saleh dan paling taat ketika berada dalam komunitas masyarakat, namun lihatlah keluar carilah suasana baru, dimana banyak para abid, para shalihin yang bersunguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah, niscaya kita akan merasa kurang, sehingga segala macam penyakit hati, dari waktu kewaktu akan semakin berkurang. Hal ini merupakan upaya untuk berbenah diri dengan ekstrospeksi. Melihat diri sendiri namun melalui orang lain, baik melalui pengamatan langsung dengan membandingkan, menganalisis, mengevaluasi dan menyimpulkan.

Namun bila kendornya semangat bergama karena tubuh merasa kurang fit, capek ngantuk dan sebagainya, hal ini yang perlu dibenahi adalah proses metabolisme tubuh selaras dengan fungsinya, yaitu dengan melakukan olah raga, gerak badan, disamping gerak karena banyak melakukan aktifitas, namun hendaknya mengkhusukan melakukan gerak badan, misalnya dengan lari-lari kecil, jalan sehat, menggerakkan seluruh anggota badan, tangan, leher, kaki, pinggul, pergelangan tangan, mulut dan sebagainya. Maka bila kegitan ini dapat dilaksanakan secara rutin, kejenuhan yang disebabkan karena kondisi tubuh yang kurang fit akan dapat di hilangkan, sehingga setelah berolah raga tubuh akan terasa lebih segar, duduk, tidur dengan posisi apapun akan terasa nyaman. Karena itu walaupun berada dibulan Ramadhan olah raga atau gerak badan mutlak diperlukan, hanya saja bahwa proporsi waktu hendaknya disesuaikan dengan kemampuan diri agar kalori yang berada dalam tubuh akan terbuang seluruhnya.

Janganlah ketika melaksanakan puasa terlalu hemat dalam mengeluarkan energi, tidak mau beraktifitas karena takut akan semakin haus, lapar, lemas. Karena kondisi pasif akan memicu saraf dan proses metabolisme tubuh akan pasif juga, sehingga semangat beribadah akan beralih menjadi loyo dan kendor, sadarkah bahwa kelesuan dalam beribadah ini akan semakin mendorong keleluasaan syetan dalam menjerumuskan manusia ke jalan yang di murkai oleh Allah. Karena sifat syetan adalah minannuri iladz dzulumat, yaitu akan menunjukkan dari jalan yang benar ke jalan yang sesat.

Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Karena itu disamping berolah raga perlu juga diperhatikan dalam hal makan dan minum, hendaknya jangan berlebih-lebihan, karena rasul telah memberikan petunjuk dengan membagi menjadi tiga, sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk udara. Bila keseimbangan ini dapat terwujud maka terjaga kebugaran tubuh yang akan menunjang spiritual yang bersih. Karena puasa sebagai bulan pelatihan, pembersihan dan peningkatan akan terwujud dengan maksimal.

Bila semangat beribadah hanya karena ikut-ikutan saja, memang begitulah bahwa rasul mengambarkan umat Islam sebagaimana busa yang berada di air terjun, semakin jauh mengikuti aliran air maka akan semakin berkurang dan hanya tinggal sedikit. Karena itu tugas dakwah adalah bagi saluruh umat Islam karena itu rasul telah mengatakan “sampaikanlah olehmu walaupun hanya satu ayat”. Karena itu bulan Ramadhan adalah waktu untuk meng-up grade kembali ilmu, iman, Islamnya.

Karena itu berolah raga di bulan Ramadhan hendaknya tetap dilaksanakan, dengan disesuaikan dengan kondisi fisik, yang memang telah kekurangan energi. Dengan keseimbanagn itu akan diperoleh derajat kesehataan yang paripurna. Dan ibadahpun akan dilaksanakan dengan total serta dengan ketenangan, khusu’ dan khudhu’ .

7/11/2013

Puasa Membentuk Pribadi Yang Sehat


Siapakah yang tidak ingin memiliki pribadi yang sehat jasmani dan rohani, tentu kita semua menginginkannya, salah satu cara untuk memperolehnya adalah dengan melaksanakan ibadah puasa, dalam hal ini Rasulullah bersabda “shumuu tasihhuu”, berpuasalah kamu sekalian maka akan sehat. Perlu kita ketahui bersama bahwa sumbernya penyakit adalah dari perut, karena itu terlalu banyak makan baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya akan menyebabkan kelebihan berat badan, sehingga tubuh akan menjadi semakin gemuk, karena gemuk maka biasanya susah untuk beraktifitas dan bergerak. Dengan kondisi demikian maka penyakit akan mudah menghinggapinya, baik itu asam urat, jantung, diabetes dan penyakit-penyakit berat lainnya.

Makan dan minum yang berlebihan dari segi kuantitasnya, adalah makan minum yang melebihi ukuran, sehingga perut semakin buncit, tidak ada ruang bagi oksigen, sehingga setelah makan inginnya tidur dan bersantai-santai. Sedangkan makan dan minum yang berlebihan dari segi kualitasnya adalah mengkonsumsi makanan dan minuman yang banyak mengandung kolesterol tinggi, kalori tinggi, lemah jenuh yang tinggi. Inipun didalam tubuh akan terjadi ketidakseimbangan. Kelebihan kolesterol LDL akan menyebabkan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, karena akan terjadi penyumbatan pembuluh darah, kekurangan gerak akan menyebabkan kadar gula naik. Demikian pula gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok.

Banyak perokok yang mengatakan lebih baik tidak makan seharian daripada tidak merokok, tetapi nyatanya pada bulan puasa bisa tahan selama sehari tidak merokok. Adalagi yang bilang bila tidak merokok kasihan petani tembakau, pabrik rokok, dan para pegawainya yang kehilangan pekerjaan. Hal ini perlu disadari bahwa Allah menciptakan kita sekalian, Allah telah memberikan semua yang dibutuhkan manusia dan Allah akan mencukupi segala keperluan kita. Demikian pula bila sakit kemudian dirawat di rumah sakit, siapakah yang akan membantu pengobatan, patani tembakaukah atau pabrik rokok atau diri sendiri. Sakit sambil memikirkan dari mana biaya untuk membayar pengobatan, optimalkan berfikir ketika sakit, atau justru dengan banyak berfikir ketika sakit akan menambah sakit yang diderita. Ketika sakit semakin parah karena terjadi komplikasi, diri sendiri dan keluargalah yang paling dekat, penghibur ketika susah, teman ketika terasingkan, doa dan harapan, pemberi subsisi yang tidak pernah henti.

Kebiasaan-kebiasaan buruk yang telah dilakukan dengan penuh kesadaran itu akan mendatangkan penyakit dan dapat diatasi dengan melaksanakan ibadah puasa. Badan yang gemuk, dengan puasa maka suhu tubuh akan meningkat menjadi panas sehingga lemak yang mengendap didalam tubuh akan mencair sehingga akan membentuk tubuh yang ideal. Demikian pula kebiasaan merokok, dengan dalil apapun pemerintah telah mengeluarkan peringatan: merokok dapat mengganggu kesehatan, dapat menyebabkan serangan jantung, kangker dan impotensi”.

Ketika puasa bisa tidak merokok dalam sehari, dari itu marilah dirasakan apakah manfaatnya merokok, apa untungnya merokok dan apa ruginya untuk tidak merokok. Pada bulan yang penuh keberkahan dan ampunan Allah, hendaknya segala bentuk emosi, egoisme dan kehendak hawa nafsu, bersihkan hati dari sifat-sifaty tersebut, keluarkan bisikan dari lubuk hati yang terdalam. Hati kecil tidak bisa berbohong dan tidak bisa dibohongi. Apakah kata hati kecil itu, memerintahkan ataukah melarang, ataukah merasa masa bodoh. Niscaya hati kecil dari semua orang mempunyai persamaan, tidak perlu berfikir karena itu adalah salah satu wujud dari pancaran Nur Ilahi. Sehingga hasil yang dikeluarkan adalah bersifat universal yang berorientasi pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, social ekonomi. Hari ini adalah kesempatan yang paling baik untuk memunculkan kata hati jauhkan dari segala macam sifat dusta, karena dusta dapat merusak nilai ibadah puasa.

Hati adalah wujud dari segala macam keadaan pada diri manusia, bila hatinya baik maka baiklah seluruh tubuh.

الا وان فى الجسد مضغة اذا صلحت صلح الجسد كله واذا فسدت فسدالجسد كله الا وهى القلب             رواه البخارى

" Ketahuilah bahwa didalam tubuh terdapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuh dan apabila segumpal daging itu rusak, maka rusak pula seluruh tubuh, itulah yang dinamakan hati". (HR. Buchari)

Bagaimanakah seorang akan merasa iri terhadap orang lain yang diberikan rizki berlimpah, pangkat dan jabatan yang diinginkan. Sedangkan Allah telah menyediakan segala yang diperlukan oleh manusia, namun kebanyakan manusia mengingkarinya. Kini di bulan Ramadhan segala penyakit hati yang disebabkan oleh rasa iri, dengki, baru menyadari bahwa ketika berpuasa orang yang kaya juga merasakan lapar dan dahaga sama halnya orang-orang miskin. Allah telah memberikan waktu yang sama namun kenapa hasil dari penggunaan waktu itu berbeda.

Demikian pula para aghniya’ yang setiap hari selalu bergelimpang dengan harta kekayaan, kemewahan, dalam hari-harinya tidak pernah merasakan kekurangan. Karena segala keperluannya telah terpenuhi. Pernahkan mereka merasakan penderiaan para fuqara’ dan masakin, anak-anak yatim dan orang-orang terlantar, lapar dan dahaga senantiasa menjadi hidangannya. Dengan pelaksaan ibadah puasa sifat rakus, tamak, serakah dan sifat individualistic dapat dihilangkan mengapa demikian. Karena ketika puasa, segala macam makanan dan minuman yangs serba enak tidak akan pernah disentuh, pantang baginya pada siang hari makan dan minum, karena kesadaran diri sedang melaksanakan puasa, dan bila sedang berpuasa makan dan minum dengan sengaja maka batal puasanya. Sehingga merekapun juga merasa lapar dan dahaga sebagaimana keadaan yang dirasakan para fuqara’ dan masakin dalam setiap harinya.

Akan diamkah terhadap penderitaan orang lain ketika sedang diuji dengan harta, pangkat dan jabatan, bila memang diam maka penyakit hati masih menghinggapinya. Namun ketika puasa akan terjadi keharmonisan hubungan social, bangkitnya empati social. Sebagai wujudnya adalah keinginan untuk mengeluarkan zakatnya 2,5%, dan bila 2,5% merasa masih kurang bisa ditambah dengan gerakan infaq dan shadaqah. Harta ini secara materi berkurang namun secara hakiki akan bertambah kerena akan menjadi dana deposito disisi Allah SWT.

Keyakinan bahwa setiap kebaikan harus dilaksanakan dan kejelekan harus ditinggalkan dilaksanakan dengan tulus ikhlas maka akan mewujudkan jamani dan rohani yang sehat, puasa menuntunnya untuk mewujudkan menjadi akhsani taqwim. Puasa merupakan ibadah sirri, karena ketika melaksanakan puasa sesungguhnya tidak ada yang mengetahui kecuali hanya dirinya sendiri. Bagaimanakah dirumah ikut makan sahur namun diluar rumah makan dengan lahab. Dan sampai dirumah ketika datang waktu berbuka puasa ikut-ikutan sibuk seperti halnya orang yang berpuasa. Karena itu puasa juga melatih kejujuran. Jujur adalah perbuatan yang terpuji dengan jujur maka kebaikan, kemaslahatan akan diraihnya.

Disamping puasa lahir juga dituntut puasa batin, menahan segala bentuk perbuatan yang akan mengurangi kualitas ibadah puasa. Karena itu bila kebanyakan orang dapat menahan diri untuk tidak makan, minum dan hubungan suami istri setelah waktu imsak sampai terbenam matahari. Namun hanya beberapa orang yang dapat menahan pandangan, pendengaran, pemikiran yang negatif. Karena perlu diketahui bahwa segala obyek yang telah ditangkap oleh alat indra akan menjadi buah pikiran. Maka dari pemikiran ini akan didominasi dengan kemauan hawa nafsu. Kekuatan hawa nafsu ini akan berdampak pada kualitas kesehatan manusia. Bisa jadi jasmaninya sehat namun rohaninya kurang sehat. Maka dengan puasa akan membimbing setiap muslim untuk membiasakan hidup sehat baik secara lahir maupun batin.

Karena itu rasul memberikan peringatan bahwa banyak orang yang berpuasa namun yang diperoleh hanya lapar dan dahaga saja. Hal ini karena puasa lahir tidak diikuti dengan puasa batin. Karena itu ketika melaksanakan ibadah puasa prinsip-prinsip keyakinan harus selalu dipegang teguh. Dimanapun dan kapanpun manusia berada selalu dalam pengawasan Allah, akan dicatat seluruh amal perbuatannya, walaupun amal itu hanya seberat biji sawi. Dan seluruh amal itu pada akhirnya akan dimintai pertanggungjawabannya disisi Allah. Amal baik dan ikhlas akan dibalas dengan surga, amal baik tetapi tidak ikhlas akan sia-sia, amal buruk tetapi ikhlas akan diazab.

7/10/2013

Puasa Adalah Benteng


الصيام جنة
Puasa adalah benteng (HR. Buchari Muslim).

Sepenggal hadits qutsi yang diriwayatkan oleh Imam Buchari dan Muslim mengatakan bahwa puasa adalah merupakan benteng. Didalam kamus besar Bahasa Indonesia benteng berarti dinding dari tembok (batu, tanah) untuk melindungi kota (tempat pasukan) dari serangan musuh. Bisa juga berarti tempat yang diperkuat dinding tembok dan sebagainya untuk kediaman prajurit.
Sedang puasa adalah merupakan benteng bagi orang-orang yang beriman, dari serangan yang maha dahsyat yaitu syetan yang membisikkan kepada manusia dengan bisikan yang menjerumuskan dari segala penjuru. Mengapakan manusia digoda oleh syetan, tidak lain karena syetan adalah musuh yang nyata bagi manusia, selama masih berada di alam dunia seluruh syetan akan selalu menggoda dan menjerumuskan manusia dari petunjuk kepada kesesatan.

Dapatkah manusia digoda oleh syetan, tentu saja bisa, karena manusia mempunyai sifat dan karakter yang ganda, yaitu:
1. Sifat hayawaniyah yang merupakan sifat kebinatangan. Bila kita tilik sifat binatang adalah berbuat menurut kehendaknya, tidak dapat membedakan yang baik dan yang buruk. Semua hal yang ada adalah sama. Boleh dimiliki dan dirasakan. Hal ini nampak jelas bila kita saksikan sekumpulan kerbau yang sedang digembalakan. Maka ketika terasa lapar, dan terlihat tanaman jagung yang masih segar, maka dengan serta-merta diterjang, tidak pernah memperdulikan sesuatu yang boleh diambil atau tidak semuanya adalah sama. Pantas saja karena binatang tidak dikenai taklif.

2. Sifat syaithaniyah, yaitu sifat setan yang selalu menjunjukkan jalan kesesatan dan selalu benci dengan petunjuk dan segala macam ketaatan pada sang Khaliq. Perintah Allah dijauhi namun bila ada larangan Allah justru didekati, perintah Allah ditinggalkan larangan Allah dilaksanakan. Ada manusia yang berusaha melaksanakan ketaatan kepada Allah selalu digoda dan diajak untuk melaksanakan perbuatan yang sesat dan terlarang.
3. Sifat malakut, yaitu sifat ketaatan seorang hama kepada sang Khaliq yang tidak pernah membantah dan lalai akan perintah Allah. Semua perintah Allah dilaksanakan dengan penuh ketaatan.

Dari tiga macam karakter sifat dan watak hamba Allah itu semua dimiliki oleh manusia, dominasi watak tersebut tergantung dari pemahaman diri sebagai khalifatullah dan 'abdulah. Untuk itu pada bulan Ramadhan ini, dimana berdasarkan hadits Rasulullah SAW Bahwa para syetan dibelanggu:

اِذَاجَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ اَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِقَتْ اَبْوَابُ النَّارِ وَسُلْسِلَةِ الشَّيَاطِيْنُ. رواه البخارى

" Jika bulan Ramadhan datang pintu surga dibuka pintu neraka ditutup dan para syetan dibelenggu oleh Allah". (HR. Buchari).

Hadits tersebut mengandung pengertian:
1. Terbuka pintu surga, bermakna bagi mereka yang puasanya dapat merubah daya nafsu syetaniyah menjadi yang murni yang menimbulkan niat murni, ikhlas perbuatan yang membawa kemaslahatan. Terhadap mereka yang puasanya seperti ini maka pintu surga dibuka baginya.
2. Tertutup pintu neraka, orang yang benar-benar melaksanakan perintah untuk berpuasa, sehingga berhasil memadamkan nafsu jahatnya berarti dia berhasil menyelamatkan dirinya dari api neraka, sehingga dengan demikian pintu neraka tertutup baginya.
3. Syetan-syetan dibelenggu, mereka yang berpuasa dengan tekun dan melaksanakan amalan-amalan pada bulan tersebut, yang hanya ditujukan semata-mata karena Allah, sehingga daya ruhaninya berhasil menaklukkan daya-daya syetan. Ini yang dimaksud dengan membelenggu syetan (Bahaudin Mudhary, KH, Esensi Puasa Kajian Metafisik: 59)

Kita rasakan bahwa ketika waktu siang hari pada bulan Ramadhan semua terasa indah dilihat, enak dirasakan bila melihat makanan. Pada hal ini adalah suatu yang dilarang oleh manusia, seperti memandang lawan jenis pada waktu puasa disiang hari, sungguh bila dorongan yang demikian ini terus diprogram sehingga menjadi rencana, sungguh akan mengurangi kualitas nilai puasa. Karena syetan akan terus membisikkan dorongan nafsu syahwat yang bermacam-macam. Karena itu puasa menjadi benteng ketika menyadari, bila disaat berpuasa melakukan perbuatan keji dan munkar maka akan merusak pahala puasa.

Oleh karena itu puasa adalah kegiatan totalitas untuk mahan diri dari segala yang membatalkan dan yang merusak puasa. Puasa bukan hanya sekedar menahan makan dan minum. Tapi puasa menjadi sarana spiritualitas untuk meraih derajat yang tertinggi yaitu derajadnya sebagai orang yang bertaqwa.
Apakah diluar bulan Ramadhan pintu surga tidak di buka? Tidak demikian, pintu surga tetap dibuka, namun bila pada bulan Ramadhan dibukanya dengan selebar-lebarnya. Hal ini mengingat pada hadits Rasulullah SAW bahwa setiap amal ibadah dilipatgandakan antara 10 sampai 700 tingkatan. Bila selain bulan Ramadhan hanya sampai 10 tingkatan saja. Semakin banyak aktifitas amal ibadah maka akhumulasi pahala juga semakin berlipat-lipat sehingga sangat mudah untuk masuk ke dalam surganya Allah. Namun bila Allah telah memberikan keutamaan pada bulan tersebut tetapi tidak memanfaatkan keutamaan ini maka artinya enggan masuk ke dalam surga, yang artinya walaupun pintu neraka sudah ditutup namun tetap berupaya untuk memasukinya. Hal ini karena dorongan untuk menjalankan ketaatan lebih didominasi oleh kemauan hawa nafsu.

7/09/2013

Puasa Menurut Ahli Tasyawuf


Bulan Ramadhan adalah merupakan bulan penggemblengan diri untuk meraih terajad muttaqin, kedatangan Bulan Ramadhan sangat dinanti-nantikan kedatangannnya. Sehingga disana-sini banyak sekali rencana kegiatan menyambut Ramadhan dan aktutualisasi kegiatan pada bulan Ramadhan. Hitungan tanggal pada bulan Ramadhan mempunyai keutamaan, dan tentu saja keutamaan itu akan dapat dirasakan bila diantara kaum muslimim juga berupaya untuk melaksanakan. Rasulullah SAW menegaskan:

اوله رحمة واوسطه مغفرة واخره عتق من النار


“ Awal dari puasa Ramadhan adalah rahmat yang pertengahan adalah maghfirah dan yang terakhir adalah dihindarkan dari siksa neraka”.

Bila kita lihat dari hadits tersebut ada tiga kelompok yaitu yang pertama, pertengahan dan yang terakhir. Yang pertama bila kita hubungkan dengan tanggal dalam satu bulan ada 29 atau tiga puluh hari. Bila itu 30 hari maka yang pertama adalah tanggal 1-10, yang pertengahan adalah 11-20 dan yang terakhir adalah 21-30. Jadi pada tanggal 1-10 pada bulan Ramadhan Allah SWT melimpahkan seluruh rahmatnya bagi hamba-hambanya utamanya adalah orang-orang yang sedang melaksanakan ibadah puasa, dan pada tanggal 11-20 Allah melimpahkan maghfirahnya bagi seluruh alam dan yang terakhir tangal 21-30 karena umat Islam telah memperoleh rahmatnya maka secara otomatis akan diampuni segala kesalahannya kepada Allah SWT, maka tanggal yang 21-30 umat Islam tinggal mengharapkan surganya Allah SWT karenanya disingkirkan dari siksa neraka.

Harapan ibadah setiap muslim pada dasarnya dari ketiga hal tersebut rahmat, maghfirah dan khusnul khatimah. Namun harapan ini bukan diperoleh dengan cara yang mudah tetapi membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh dan istiqomah dalam menegakkan dan menjalankan ajaran Islam. Berkaitan dengan hal tesebut untuk meraihnya, para ahli tasawuf menempuh tiga jalan yaitu takhalli, tahalli dan tajalli.
Takhalli adalah mengeluarkan segala macam perilaku yang tidak terpuji, sebagaimana ketika sedang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan tidak diperbolehkan berkata kotor, membuat gaduh, berkelahi, Rasulullah SAW bersabda:

والصيام جنة فاذا كان يوم صوم احدكم فلا يرفث ولا يصحب فان سابه احد او قاتله فليقل: انى صائم 

متفق عليه

“ Puasa adalah perisai (dari api neraka dan perisai dari perbuatan yang jelek). Bila hari berpuasa seseorang diantara kamu, maka janganlah berkata kotor atau berbuat gaduh (sebab orang yang berpuasa biasanya mudah marah, oleh karena itu dilarang marah dan berkata jelek). Bila ada orang yang mencacinya atau mengajak berkelahi, maka katakanlah: sesungguhnya aku sedang berpuasa”.

Menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang dapat merusak ibadah puasa serta mengeluarkan segala perbuatan jelek tersebut, hal ini adalah perilaku yang amat terpuji. Maka bila dapat menempuh jalan tersebut niscaya akan memperoleh Rahmat Allah SWT dan ini diupayakan pada sepuluh hari yang pertama pada bulan Ramadhan.

Setelah dapat melampui sepuluh hari yang pertama dengan usaha yang sungguh-sungguh mengeluarkan segala perilaku yang tidak baik, maka kemudian masuk pada tahapan yang kedua yaitu tahalli, yaitu menghiasi diri dengan perilaku yang terpuji. Segala bentuk perbuatan yang tidak baik diganti dengan perbuatan yang terpuji. Yang tadinya mempunyai kebiasaan berkata kotor diganti dengan kata-kata yang indah, ucapan dusta diganti dengan yang jujur, sifat tamak diganti dengan ikhlas, sifat su’uzan diganti dengan khusnuzan, sifat kibir diganti dengan tawadhu’, dan sifat-sifat baik lainnya selaras dengan akhlaq nabawiyah dapat direalisasikan dalam sepuluh hari yang kedua pada bulan Ramadhan. Maka bila dapat menempuh jalan tersebut niscaya akan diberikan ampunan oleh Allah SWT. Dan bila telah dapat menempuh dua tahapan sepuluh hari yang pertama dan yang kedua, maka akan memperoleh kenyataan kedekatan dengan Alah SWT atau yang dikenal dengan tajalli.

Tajalli bila dalam ilmu tasyawuf dimaksudkan adalah menyatunya kehendak Allah pada hambanya, sehingga segala yang dilakukan hamba adalah selaras dengan kehendak Allah SWT. Setiap ‘abid ketika melaksanakan ibadah puasa sudahkan terasa dekat kepada Allah, ataukah ibadah khususnya ibadah shalat hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja. Tentunya setiap ‘abid menginginkan bahwa pelaksanaan ibadah dari waktu-kewaktu akan menunjukkan rasa kedekatan diri kepada sang Khaliq. Karena Allah SWT itu dekat bahkan kedekatan Allah kepada hambanya lebih dekat dari urat leher, sudahkah merasakan yang demikian. Bila sudah, berarti tinggal mempertahankan, namun bila belum harus dapat mengupayakannya.
Karena apalah artinya ibadah seribu tahun bila terasa jauh dari Tuhannnya, karenanya ibadah tidak dapat menjadi landasan amal perbuatan manusia yang dari waktu-kewaktu ingin meraih tingkatan kebaikan. Karena itu momen 10 hari yang terakhir pada bulan Ramadhan adalah merupakan hasil dari kedekatan diri kepada Allah SWT, karenanya ibadah pusa Ramadhan dengan segala amalan baiknya, baik itu shalat tarowih, tadarus Alquran, shadaqah, pengajian dan sebagainya dilakukan dengan perasaan senang, tak pernah ada rasa bosan bahkan enggan untuk melakukannya. Apalagi motivasi yang telah diberikan oleh Rasulullah SAW, bahwa pada malam-malam yang terakhir pada bulan Ramadhan, Allah akan melipatkan pahala seorang abid yang bernilai dengan ibadah 1000 bulan. Karena itu para ‘abid tidak pernah meluangkan waktunya kecuali untuk sepenuhnya meningkantkan ibadah kepada Allah SWT sehingga terasa sekali kedekatannnya kepada Allah SWT.

Untuk meraih dari semua itu maka mulai hari ini, akan kita bahas tentang perilaku yang tidak baik yang harus dikeluarkan dari dalam diri kita, kemudian dilanjutkan dengan upaya untuk menghiasi diri dengan perilaku yang baik. Keistiqamahan, keikhlasan dan kesungguhan dalam melaksanakan ibadah ini, pada akhirnya akan memperoleh hasil yang baik. Dari pemahaman syariat dan akhlaq menuju pada hakekat makrifatullah. Mudah-mudahan Allah memberikan taufiq, hidayah dan inayahnya kepada kita sekalian, amin.

Do'a Penyerahan Bantuan Kursi Roda


الحمد لله حمدا شاكرين حمدا نعمين حمدا يوافى نعمه ويكافئ مزيده ياربنا لك الحمد كما ينبغى لجلا ل وجهك الكريم وعظيم سلطانك اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين.


Ya Allah, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji bagi-Mu, maka hanya kepada-Mu kami mengucapkan pujian dan menumpahkan rasa syukur. Atas kenikmatan itu ya Allah, pada hari ini kami dapat menyaksikan, penyerahan bantuan kursi roda bagi hamba-Mu, yang karena kehendak-Mu, Engkau ciptakan hamba-Mu dalam kondisi yang berbeda.

Ya Allah, sesungguhnya dengan kemurahan-Mu, Engkau ulurkan tangan hamba-Mu, dengan kasih sayang-Mu Engkau getarkan hatinya. Turut merasakan apa yang yang mereka rasakan. Hamba-Mu ingin berjalan dan berlari namun Engkau ciptakan dalam keterbatasan. Ya Allah jadikanlah sumbang rasa dan bahagia ini dapat menghibur mereka, meringankan langkah dan memudahkan harapannya. Karena sesungguhnya segala yang terjadi pada hamba-Mu adalah atas kehendak-Mu dan Engkau yang maha tahu atas segala sesuatu.

Kami yakin ya Allah, kenikmatan yang Engkau berikan, tidaklah dapat kami hitung, karena itu jadikanlah kami sebagai hamba-Mu yang pandai bersyukur dan berterimakasih. Dan kami selalu memohon kepada-Mu ya Allah, mudahkanlah urusan kami, ringankanlah beban yang Engkau amanatkan kepada kami. Karena hanya kepada-Mu kami memohon dan hanya kepada-Mu kami berserah diri.

Ya Allah, janganlah Engkau sesatkan hamba-Mu setelah Englau berikan petunjuk, terangilah hati dan fikiran kami dengan nur hidayah-Mu. Agar setiap langkah kami selalu berada dalam ridha-Mu.

Ya Allah ya ghoffar, ampunilah dosa kami, orang tua kami, para pemimpin kami, kabulkanlah permohonan kami, amin.

ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الا خرة حسنة وقنا عذاب النار, والحمد لله رب العالمين

7/07/2013

Sabar Jalan Meraih Derajad Taqwa


Sabar adalah suatu kata yang mudah untuk dikatakan, namun sangat sulit untuk diterapkan. Bahkan kesabaran bukan datang dengan tiba-tiba, namun sesungguhnya kesabaran itu membutuhkan pelatihan, bahkan perlu ujian. Semakin banyak ujian, tantangan dan gangguan maka akan menjadi pribadi yang tangguh, sabar, dan siap untuk mencari solusi.

Banyak orang yang mendapat ujian namun justru hanya bisa menyalahkan orang lain, pikiran kalut, hati kusut sehingga semakin banyak masalah. Lain halnya orang yang sudah berulang kali mendapatkan musibah maka hatinya tetap tenang sehingga dengan demikian setiap menghadapi masalah seberat apapun akan dapat diselesaikan. Karena Allah telah mengatakan bahwa tiadalah disebut sebagai orang yang beriman kecuali pasti akan diuji.

Sabar berarti menahan yang bermakna tahan mendertita untuk tidak lekas marah, tidak mudah patah hati, tidak mudah putus asa. Bulan puasa adalah bulan untuk menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dan juga segala hal yang dapat merusak kualitas ibadah puasa. Setelah waktu imsa’ sampai waktu maghrib harus bisa menahan untuk tidak makan, minum, hubungan suami istri dan juga menahan diri dari perilaku marah-marah, ghadzab, adu-domba, memfitnah, ghibah, namimah, suudhan (berburuk sangka) dan perilaku-perilaku buruk lainnya. Bila ingin meraih derajad taqwa, mau atau tidak mau harus bisa menahan diri dari hal-hal tersebut diatas.

Menurut KH. Bahaudin Mudharary dan buku Esensi Puasa Kajian Metafisika menyampaikan bahwa bahwa segala sesuatu yang ditangkap oleh panca indra, berupa benda dan kejadian disekitar akan menjadi gambaran-gambaran materialistis. Gambaran-gambaran ini dipangkal otak akan menjadi nafsu-nafsu. Maka pikiran yang materialistis itu akan berbaur lagi menjadi nafsu keinginan, kebencian, kemurkaan dan sebagainya. Kemudian mengalir lagi kepusat kemauan dengan melalui urat syaraf menuju otak untuk melakukan perbuatan. Karena daya pikir bercampur dengan daya nafsu, maka dinamai roh hewani. Jika nafsu ini tidak dikendalikan maka akan terus bergelora didalam jiwa, laksana api yang menjilat-jilat tanpa ada pemadamnya. Nafsu yang demikian ini saling bergetar atau beresonansi dengan yang sejenis serupa jin/ iblis.
Dari sinilah pangkal dari segala perbuatan keji, sadis dan semacamnya semakin merajalela. Bagi orang yang melaksankan ibadah puasa dengan seluruh amalan-amalannya tentu dapat mencegah daya syetaniyah yang mempengaruhi panca indera, sekaligus dapat mengendalikan gerakan-gerakan perbuatan jasmani.

Karena itu agar ibadah puasa menjadi ibadah puasa yang dapat membentuk pribadi yang taqwa, alangkah baiknya untuk mengetahui hal-hal yang harus ditahan atau dikendalikan. Untuk lebih jelasnya dalam hal apa saja kesabaran itu sering ditemukan. Secara syari’at sabar menahan diri dari tiga hal:
1. Sabar untuk taat kepada Allah.
Taat kepada Allah adalah sangat berat dan sulit, membutuhkan kesiapan tenaga, pikiran bahkan berupa harta benda seperti zakat dan haji. Yang lebih penting lagi bahwa ketaatan didalamnya ada kesulitan terhadap jiwa dan raga sehingga diperlukan kesabaran dan ketabahan.

"Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (Ali Imran: 200)

2. Sabar dari hal-hal yang diharamkan.
Manusia harus menahan diri dari dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah, hal ini karena sifat dan dorongan manusia untuk melakukan perbuatan tercela, maka manusia harus menahan diri dari kebohongan, penipuan, interaksi, memakan harta yang batil, berzina, minum khamr, pencurian, kemaksiatan. Semua ini membutuhkan ketabahan, kesabaran, kekuatan untuk menahan diri dari dorongan hawa nafsu.
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia Ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya Hanya orang-orang yang Bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Azzumar: 10)

3. Sabar terhadap takdir Allah. Takdir Allah ada yang disukai dan ada yang tidak disukai, bila hal yang disukai maka kita harus bersyukur, takdir yang tidak disukai seperti terkena musibah pada badan, harta, keluarga dan masyarakat diperlukan kesabaran dan ketabahan. Manusia harus sabar dari musibah yang menimpanya, mereka tidak melakukan hal-hal yang dilarang seperti keluh kesah baik dengan lisan, hati maupun anggota badan.

4. Sabar terhadap perbuatan orang lain:
• Tidak melayani permusuhan/ pertengkaran.

" Dan Bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik." (Al Muzammil: 10)
• Menerima akibat perbuatan.

"Maka Bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, Maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik. (Al Ahqaf: 35)

• Memaafkan perilaku orang lain.
" Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, Sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan. (Assyura: 43)

Inilah tantangan yang dihadapi oleh orang-orang yang beriman, sekalipun bulan Ramadhan para syetan dibelenggu, namun sesungguhnya yang dapat membelenggu syetan hanyalah dirinya sendiri. Karena ketika setiap muslim telah menyadari bulan puasa penuh dengan rahmat dan maghfirah dari Allah, Allah akan melipatgandakan pahalanya sampai 700 tingkatan. Setiap muslim termotivasi untuk menggapai keutamaan itu maka para syetan menjadi takut untuk menggoda manusia. Berupaya menjalankan perintah Allah membutuhkan kesabaran, meninggalkanpun juga membutuhkan kesabaran. Bahakan karena puasa adalah ibadah sirri tentu lebih banyak godaannya. Semoga kita akan dapat menjalankan ibadah puasa dengan kesabaran yang akhirnya akan terwujud sebagi pribadi muslim yang bertaqwa.

7/06/2013

Kebahagiaan Menyambut Bulan Ramadhan


Bulan suci Ramadhan adalah salah satu bulan yang mempunyai banyak sekali keutamaan, karena tidurnya orang yang berpuasa saja adalah berpahala. Namun tidur disini tentu saja dalam pengertian tertentu, karena bila setiap hari selama bulan Ramadhan hanya digunakan untuk tidur saja sehingga melupakan kewajiban maka hal ini tidak dibenarkan. Misalnya karena alasan sedang berpuasa sangat hemat dalam mengeluarkan energi takut capek, lapar, haus dan sebagainya. Ada tidak mau bekerja karena alasan sedang berpuasa, sedang bekerja adalah salah satu kewajiban untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena itu tidur disini tentu saja dalam kontek bila di khawatirkan pada bulan Ramadhan akan lebih banyak melakukan perbuatan maksiat, seperti bertengkar, adu-domba, berkata dusta dan perbuatan-perbuatan tercela lainnya.

Ketika telah mengetahui keutamaan ibadah di bulan Ramadhan maka dalam setiap hitungan menit-maupun detik hanya untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Begitu besarnya keutamaan pada bulan Ramadhan Rasulullah SAW pernah bersabda:

مَنْ فَرِحَ بِدُخُوْلِ رَمَضَانَ حَرَّ مَ اللهُ جَسَادَهُ عَلَى النِّيْرَانِ


“ Barang siapa yang merasa senang akan memasuki bulan Ramadhan maka Allah mengharamkan jasadnya masuk ke neraka (Hadits)

Dalam hadits tersebut bila kita pahami dari kalimatnya terdiri dari:
1. من فرح Barang siapa yang merasa senang
2. بدخول رمضان : akan memasuki bulan Ramadhan
3. حر م الله جسده على النيران :maka Allah mengharamkan jasadnya masuk ke neraka.

Alangkah mudahnya seorang muslim kelak di yaumil qiyamah untuk bisa masuk ke dalam Surganya Allah, baru saja merasa senang saja Allah sudah mengharamkan masuk kedalam nerakanya.
Namun yang perlu kita pahami bahwa sesungguhnya senang itu adalah bahasa hati, bukan bahasa akal. Karena itu sekalipun menurut penilaian orang lain susah dan menyedihkan dari dalam diri pribadi merasa senang. Ada seorang pedagang yang sedang sibuk melayani pembeli, tiba-tiba terdengarlah seruan panggilan adzan, hatinya terpanggil untuk mengingat untuk menjalankan perintah Allah. Dengan senang hati segera bergegas untuk menegakkan shalat, dan dengan sentuhan hati pula mengatakan pada pelanggan, maaf toko saya tutup dulu karena saya mau shalat, nanti setelah shalat akan saya buka kembali.

Ketika menjalankan getaran hati ini, tentu akan akal menyayangkan mengapa disaat toko atau warung sedang ramai dengan pembeli, justru ditinggalkan hanya untuk menegakkan shalat yang mana shalat bisa di tunda setelah sepi pembeli. Apalagi bila yang berbicara itu nafsu tentu akan lebih menyayangkan. Akan kehilangan pelanggan yang berdampak pada menurunnya pendapatan. Namun sesungguhnya bila hati yang bicara tentu lain, karena kedekatan hati pada Allah akan memudahkan segala urusan, urusan yang sulit akan menjadi mudah, urusan yang berat menjadi ringan, urusan yang besar menjadi kecil hal ini karena pertolongan Allah.

Karena itu setiap ibadah yang dilakukan karena mengikuti panggilan hati tentu akan dilakukan dengan mudah, ringan dan penuh keikhlasan. Walaupun pada mulanya dilakukan dengan keterpaksaan namun setelah memahami rahasia dibalik perintah Allah itu banyak hikmahnya, maka setiap perintah Allah akan dilaksanakan dengan senang hati.

Demikian pula sebagai seorang muslim yang sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan. Marilah kita bertanya pada diri kita masing-masing sudah berapa tahunkah kita melaksanakan puasa Ramadhan dan akan yang keberapa kali. Apakah setiap kali akan memasuki bulan Ramadhan kita senang atau justru sebaliknya kita susah.

Karena itu setiap akibat tentu ada sebabnya, mengapa senang akan memasuki bulan Ramadhan. Inilah yang hendaknya kita ketahui bersama agar kita merasakan senang akan memasuki bulan Ramadhan yang akhirnya akan dimasukkan kedalam golongan ahli Jannah. Mengapa merasa bahagia dengan datangnya bulan Ramadhan, ada beberapa alasan yang menjadi dasar:
1. Akan menjumpai ibadah seribu bulan/ 83 tahun:

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS. Al Qodar: 1-3)

2. Allah membuka pintu surga dan menutup pintu neraka:

اِذَاجَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ اَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِقَتْ اَبْوَابُ النَّارِ وَسُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْن

" Jika bulan Ramadhan datang pintu surga dibuka pintu neraka ditutup dan para syetan dibelenggu oleh Allah".

3. Setiap amal ibadah akan dilipatgandakan oleh Allah:

كُلُّ عَمَلِ بْنِ اَدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا اِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفِ, قَال اللهُ تَعَالَى اِلَّا الصَّوْمَ فَاِنَّهُ لِى وَاَنَا أَجْزِى بِهِ (رواه مسلم

" Semua kebaikan yang dilakukan orang yang beriman akan dilipatgandakan pahalanya antara 10-700 kali, kecuali puasa, maka sesunguhnya puasa itu adalah hak-Ku dan Aku memberikan pahala menurut kehendak-Ku".


4. Akan diampuni dosa-dosa yang telah dilakukan.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


"Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".

5. Akan menjumpai bulan kesabaran:

هو شهر الصبر, والصبر ثواب الجنة

“ Bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan ganjaran kesabaran adalah masuk surga.
Hadits yang lain menyebutkan

أوله رحمة وأوسطه مغفرة واخره عتق من النار

"Awal ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah kemerdekaan dari api neraka".

Inilah beberapa janji Allah yang di berikan kepada orang-orang yang beriman berkaitan dengan datangnya bulan Ramadhan. Mudah-mudahkan akan menumbuhkan rasa senang kepada kita akan segera datangnya bulan suci Ramadhan. Karena itu setelah mengetahui keutamaan bulan Ramadhan, tentu sangat disayangkan bila tidak dapat memaksimalkan kegiatan pada bulan Ramadhan.

7/04/2013

Menghalalkan Yang Haram


Ada suatu percakapan antara seorang kyai dengan pegawai Kantor Urusan Agama yang bernama pak Salim, pada suatu saat terdengar sapaan keakraban antara pak Salim dengan seorang kyai (tokoh agama dalam masyarakat). Assalaamu ‘alaikum pak kyai, pak Salim menyapa kyai. Sang kyai menjawab, wa’alaikum salam warahmatulahi wabarakaatuh, ini mau kemana? Karena sang kyai juga sudah merasa kenal dengan pak Salim, setelah menjawab salam dilanjutkan dengan pertanyaan mau kemana. Pak Salim menjawab “ada tugas luar kyai”. Sang kyai langsung menyapa lagi, o ya, mau menghalalkan yang haram ya.

Kata-kata yang singkat dan diucapkan dengan muka sang kyai dengan berseri-seri sedikit tersenyum. Begitu mendengar kata-kata sang kyai Pak Salim langsung menunjukkan kata tidak suka, benci, marah namun karena ingin tetap menjaga image, maka segera tancap gas sepeda motornya. Sepanjang perjalanan pak Salim berfikir, dan berkata dalam hati kurang ngajar pak kyai, mengapa dia berkata semacam itu. Hal ini terjadi karena ketika mendengar ucapan sang kyai, yang terlintas dalam benaknya bahwa institusi tempat bekerja yaitu Departemen Agama yang sekarang menjadi Kementerian Agama pada tahun-tahun yang lalu dicap sebagai institusi terkorup. Sekalipun dia tidak korupsi namun merasa malu bila dikatakan korupsi. Dan setelah di audit Kementerian Agama memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Sepanjang perjalanan pak Salim hanya memikirkan kata-kata sang kyai. Perasaan marah dan benci pada sang kyai karena ucapannya. Namun ternyata Allah tidak menghendaki hambanya larut dalam emosi yang tidak terkendali, Allah memberikan bisikan yang sangat halus dan pelan-pelan. Pak kyai bilang menghalalkan yang haram. Pak Salim terus menelusuri kegiatan dari Kepala KUA dan Penghulu yang diantara tugasnya adalah menikahkan dua insan yang berbeda jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya diharamkan memadu kasih dengan bercumbu rayu sampai pada berhubungan sebadan. Sebelum nikah aktifitas seperti ini termasuk kategori zina dan menjadi perbuatan dosa yang diharamkan oleh agama Islam. Namun setelah nikah aktifitas tersebut berballik termasuk kategori ibadah. Jadi aktifitas seksual laki-laki dan perempuan sebelum menikah termasuk perbuatan zina yang merupakan perbuatan dosa besar. Namun setelah terjalin dalam ikatan pernikahan yang kemudian dicatatkan di KUA menjadi perbuatan ibadah.

Pak Salim memperoleh jalan terang, mungkin pak kyai mengira bahwa aku adalah seorang penghulu yang akan menikahkan dua insan yang berbeda jenis kelamin. Setelah memperoleh jalan terang ini didalam perjalanan dia berbaik menghujat dirinya sendiri, alangah bodohnya aku, tetapi untung saya tidak mengucapkan kata-kata kasar pada pak kyai. Astaghfirulah, semoga Allah mengampuni kesalahan hamba-Mu yang dhoif ini. Semoga Allah tidak memutuskan hubungan shiaturahim kami, insya-Allah suatu saat kami akan bershilaturahim ke rumah pak kyai. Itulah tekad dan niat mulia pak Salim, semoga Allah memberikan jalan terbaik bagi hamba-Nya yang salih.

Karena itu Rasulullah Muhammad SAW bersabda “Bukanlah keperkasaan itu orang yang dapat mengalahkan musuh-musuhnya, tetapi keperkasaan adalah orang yang dapat menahan nafsunya ketika sedang marah”.

7/03/2013

Tukang Foto Cari Muka


Cari muka adalah salah satu perilaku yang tidak terpuji, karena perilaku ini identik dengan penjilat, sifat munafik, sikap riya’. Maka siapapun tentu saja akan merasa marah bila dikatakan sedang cari muka. Seorang staf yang selalu malas dalam bekerja, namun ketika atasan datang pura-pura sedang aktif bekerja. Begitu pula senang berkasak-kusuk mencari kesalahan orang lain, menjilat dan menghasut kepada atasannya. Perbuatan ini jelas akan menimbukan kedisharmonisan dalam lingkungan kerja. Sesama mitra kerja merasa tidak cocok, dan temannyapun merasa malas untuk berinteraksi, pergaulan terasa kaku, seakan dalam setiap pekerjaan akan terjadi kecemasan diantara teman kerja.

Kebetulan ada seorang pegawai, karena dia mempunyai sedikit ketrampilan untuk mengabadikan suatu peristiwa. Dengan mengambil foto dalam setiap kegiatan. Boleh dikata sebagai fotografer amatiran. Namun karena keikhlasan dan merasa terpanggil untuk mengabadikan kegiatan tersebut, maka sekalipun secara spesific bukan bidangnya namun dilakukan dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab.

Ketulusan hati berbalik ketika ada sahabatnya yang bekerja di luar kota. Karena ada suatu kegiatan yang sama sehingga berkumpulah sahabat-sahabat satu profesi, bak menjadi ajang reuni. Seorang karyawan putar kesana-kemari mencari fokus bidikan. Setiap momen yang indah selalu diabadikan. Sehingga juru fotopun tidak segan untuk berdiri didepan audien, bahkan para pejabat. Hal yang demikian bagi juru foto dipandang sebagai hal yang wajar dan dimaklumi. Satu kegiatan ke kegiatan yang lain selalu diikuti. Sampailah pada suatu kegiatan seorang sahabat mengatakan, wah kamu mondar-madir senang cari muka saja? Teman yang di bilang suka cari muka tidak menjawab apapun, karena mungkin dia hanya bercanda saja. Mungkin dia memancing bahwa sahabatnya marah atau tidak. Ternyata teman yang di bilang suka cari muka diam dan tidak menunjukkan tanda-tanda marah.

Ternyata ucapannya itu di jawab dengan sendiri, bukankah juru foto memang orang yang mencari muka, ada orang yang sedang pidato yang utama dibidik adalah mukanya. Karena memang sangat jarang bila orang mengambi foto dari belakang atau bagian-bagian tertentu saja. Langsung temannya menjawab, ya kalau saya memfoto pantat, pinggul atau bagian-bagian tertentu saja maka akan termasuk dalam kategori fotografer amatir yang porno dan norak.

Jadi memang benar, bila fotografer kerjanya memang mencari muka. Tapi mencari muka bukan dalam konotasi yang negatif, sebagaimana sifat-sifat diatas. Namun seorang juru foto yang memandang bahwa hasil bidikannya baik bila mengabadikan gambar orang, mukanya ditampakkan dengan jelas.
Bagaimanakah bila orang mau membuat KTP, SIM, Paspor dan kartu identitas lain yang harus memajang fotonya. Namun yang dipajang foto kepala, tangan, kaki atau perutnya, atau hanya separoh muka saja. Tentu hal ini akan sulit untuk dikenali, dan tidak akan diterima oleh petugas penerima pendaftaran. Karena memang sangat mulianya muka manusia. Akan dikenal karena dari mukanya. Misalnya ada kecelakaan yang mana organ tubuh manusia hancur, akan sulit diidentifikasi. Namun ketika mukanya masih ada dengan mudah akan di kenali tidak perlu dengan sidik jari.

Karena itu sangatlah baik bila setiap umat manusia dapat menahan diri dari marah, tidak reaktif. Bisa dibayangkan bila juru foto amatir sebagaimana diatas langsung bersikap reaktif tentu akan malu. Karena belum mengetahui maksud dari ucapannya namun sudah berkesimpulan, bahwa dia telah menghina dengan mengolok-olok. Bahkan yang lebih anarkhis akan main pukul, sehingga gara-gara dari ucapan akan terjadi permusuhan bahkan akan menimbulkan pertumpahan darah. Karena itu Rasulullah Muhammad SAW bersabda “Bukanlah keperkasaan itu orang yang dapat mengalahkan musuh-musuhnya, tetapi keperkasaan adalah orang yang dapat menahan nafsunya ketika sedang marah”.

6/29/2013

Do'a Upacara Penyerahan Panji


Panyandra Srah-srahaning Panji Kitha Wonosobo

Pengetan ambal warsa kitha Wonosobo ingkang kaping 188 warsa 2013 samangke dhumawah ing tanggal 24 Juli 2013, grengseng pengetan punika sampun dipun melai wiwit dinten Setu Wage tanggal 29 Juni 2013 kanthi Panyandra Srah-srahan Panjining Kitha Wonosobo. Ewodenten Panjining Kitha Wonosobo punika wonten sekawan sepindhah Dwaja Gula Klapa (bendera Merah Putih), Songsong Agung Pangayoman (Songsong Tunggul Naga, Tumbak Karawelang, Panji Lambang Daerah) setunggal ingkang dados tiga punika minangka panji angka kalih tiga lan sekawan. Ing Upacara punika dipun tutup kanthi munajat, nyenyuwun dhateng Gusti Allah kanthi waosan do'a, ingkang kita serat ing ngandhap punika.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.

Dhuh Gusti Pengeran ingkang nguwaosi sedaya alam, namung dhumateng Paduka kawula ngaturaken roas syukur lan mongkokipun penggalih, amargi namung saking kersa lan idi restu Paduka sahingga kita waget makempal ing ing sasana punika, saperlu kangge ndherek migatosaken, panyandra srah-srahan panjinging kitha Wonosobo. Mugi adikersa punika dados saperanganipun saking ngabektinipun kawula dhumateng Paduka.

Dhuh Gusti Allah, Pangeran ingkang maha mirah lan welas asih, mugi Paduka tansah ngluberaken kanugrahan dhumateng sedaya warga Wonosobo, anggenipun makarya ndherek sareng dhateng para pangembating negari. Mujudaken kitha Wonosobo ingkang Aman, Sehat, Rapi lan Indah, selaras kalian tanggap warsanipun kitha Wonosobo ingkang kaping 188 ing warsa 2013 punika.

Dhuh Gusti Ingkang Maha Wicaksana, mugi kanthi srah-srahan panjining kitha Wonosobo punika, mralambangaken saking semangat lan tanggel jawabipun para abdining negari anggenipun mengku jejibahan. Hamengku wajib minggah tata titi tentrem kerta raharjanipun, mujudaken masyarakat ingkang adi luhung, jer budi bawa laksana gemah ripah loh jinawe, kanthi ridha lan agenging sih pangapura.

Dhuh Gusti pangeran ingkang maha kuwaos, namung dhumateng Paduka kawula manuwun lan dhumateng Paduka kawula manembah. Mila kanthi mekaten dhuh Gusti, mugi Paduka kersa paring pitedah dhateng kita, kados tiyang-tiyang ingkang dipun paringi pitedah. Lan mugi Paduka kersa paring pitedah dhateng kita margi ingkang leres lan Paduka kersa maringi kekiatan anggen kita nindakaken.
Dhuh Gusti Allah mugi Paduka kersa nyembadani panuwun kita, amin.

رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

6/25/2013

Aneka Macam Perilaku Mentalitas Manusia I


Kalimat thayyibah (la ilaha illallah) adalah inti dari idiologi Islam yang menjadi dasar seluruh amal perbuatan setiap muslim. Karena itu setiap muslim yang aqidahnya sudah lurus akan mendorong seluruh perbuatannya menjadi lebih baik. Sehingga ketika amal perbuatannya itu baik maka setiap muslim akan merasakan kedekatannya dengan Allah. Allah telah menyebutkan bahwa Allah lebih dekat dari pada urat leher. Karena itu banyak terjadi dirasakan, walaupun Allah itu dekat namun terasa jauh. Merasa do’anya tidak didengar oleh Allah, apalagi di kabulkan.

Mengapa bisa demikian, jawabnnya hendaknya setiap muslim untuk bermuhasabah apakah idiologinya sudah sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah. Maka bila idiologi telah lurus amal perbuatnya akan cenderung untuk melakukan perbuatan yang baik yang diridhai Allah SWT. Bila demikian maka pada akhir hayat akan termasuk golongan oarang yang mati khusnul khatimah, dapat mempertahankan kalimah thayyibah, sehingga kunci surga dipegang, dan diberi keleluasaan untuk masuk ke dalam surganya Allah SWT.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كان اخر كلامه لااله الاالله دخل الجنة (وراه احمد وابوداوود والحكم عن معاذ حديث صحيح)


“ Rasulullah SAW bersabda:”barangsiapa akhir kalimatnya (ucapannya/perkataannya) Laa Illallah, maka dia (akan) masuk surga.(HR. Ahmad, Abu Dawud dan Hakim, dari Mu’adz).

Perlu diketahui bahwa kata”perilaku” bisa bermakna perbuatan, tindakan dan ucapan. Sedangkan kata ”mentalis” bisa bermakna kepribadian, nurani dan hati yang menentukan perilaku.
Dalam konteks hati, Rasulullah bersabda:” ketahuilah sesungguhnya didalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, bila segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuh. Ingat, daging itu ialah hati”.(HR.Buhari).

Hadits tersebut menunjukkan perilaku halus, yaitu setiap muslim supaya bisa membaca kalimat ”laa ilaaha Ilallah” setiap hari sesudah shalat fardhu sedikitnya lima kali atau beberapa kali semampunya asal dengan ikhlas. Membiasakan membaca demikian itu termasuk ibadah ‘Aammah. Dalam konteks “laa Ilaaha illallah” sebagai zikir, Rasulullah SAW bersabda:

افضل الذكرلااله الاالله وافضل الدعاء الحمد لله (وراه التر مذى عن جابرحديث صحيح)

“ Paling utamanya zikir ialah Laa ilaallah dan paling utamanya do’a ialah Alhamdulillah.(HR.Turmudzi,dari Jabir,).

Ketika membaca laa ilaaha illallah, muslim harus yakin dan mengerti / memahami maknanya lalu berdo’a kepada Allah SWT mohon semoga kalimat/ ucapan terakhir menjelang mati bisa membaca laa ilaaha illallah. Dengan demikian, kalau dia pada akhir hidupnya bisa membacanya, maka ia termasuk orang yang insya- Allah akan masuk surga.

Jadi, pembiasaan membaca Laa illaha illallah terserah berapa kali tiap hari itu merupakan perilaku, sedangkan pengertian/ pemahaman dan pengamalan makna laa ilaaha Illallah itu merupakan mentalitas pembaca yang menyadari. Dan itulah mentalitas yang baik yang timbul karena iman yang berfungsi.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليحسن الى جاره, ومن كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليكرم ضيفه, ومن كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليقل خيرا اوليسكت (وراه البخاري والنسائى واحمد عن ابى هريرة)

“ Rasulullah saw bersabda:”Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir,maka hendaklah ia berbuat kebajikan kepada tetangganya.Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir,maka hendaklah dia menghormati tamu. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir,maka hendaklah dia berbuat baik atau hendaknya dia diam”.(HR.Bukhari,Nasaai,dan Ahmad,dari Abu Hurairah).

Hadits ini menunjukkan tiga perintah kepada muslim yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir/ kiamat supaya memiliki perilaku mentalitas yang baik Islami. Dan realisasi perintah tersebut akan menimbulkan pergaulan yang saling hormat-menghormati, toleransi, solidaritas, rasa kebersamaan dan kekompakan dan tiga perintah itu ialah:
Muslim supaya berbuat kebaikan Islami yang antara lain menghormati tetangga dengan tidak menggangu, memberi pertolongan, menengok kalau keluarga tetangga ada yang sakit atau lainnya.
Muslim supaya memuliakan/ menghormati tamu. Caranya antara lain: menyambut kedatangannya dengan ramah tamah/ sopan santun, segera menyilakan duduk di tempat yang sudah disediakan di ruang tamu yang tertata baik, rapi dan bersih, menghidangkan hidangan pertama ialah senyum. Rasulullah saw, bersabda: Senyummu pada muka saudaramu itu sedekah. (HR.Bukhari).

Tetangga dan tamu wajib di hormati, meskipun mereka non muslim selama mereka tidak berbuat buruk terhadap muslim.sebab, Allah SWT tidak melarang muslim untuk berbuat kebaikan dan adil kepada non muslim.

Selanjutnya dalam memuliakan/ menghormati tamu, kalau hidangan (minuman/ makan) memang sudah tersedia hendaknya dihidangkan dan bersemangat mempersilahkan tamunya untuk minum/ makan dengan penuh keakraban. Kalau tamu mempunyai maksud/ keinginan/ tujuan, hendaknya muslim memenuhinya, tetapi kalau muslim tidak mempunyai apa yang diinginkan tamunya, hendaknya menolak dengan kata-kata yang baik dan minta maaf.
Muslim supaya berkata/ berucap/ berbicara dengan perkataan/ ucapan/ bicara yang baik-baik atau diam saja sewaktu berkumpul.

Kalau tiga perintah tersebut dapat dilaksanakan dengan ikhlas demi hanya mengharap ridha Allah SWT, terwujudlah perilaku mentalitas Islami dalam pergaulan hidup bertetangga, berkeluarga dan bermasyarakat dan menimbulkan saling menghormati, keamanan dan kebersamaan.
Perilaku mentalitas Islami ialah mendirikan shalat (mentalitas ini prinsip dan wajib), memberikan/ mensedekahkan harta yang dicintai (ini berat dan sulit) kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, Ibnu sabil, orang meminta-minta, memerdekakan budak, mengeluarkan zakat, menepati janji, sabar menghadapi kesempitan/ kesusahan dan jujur

“ Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al Baqarah: 177)


Selain itu, perilaku mentalitas Islami ialah bahwa bila muslim menerima kesulitan/ kesempitan/ kesusahan, dia sabar. Sebaliknya bila dai menerima kesenangan/ harta, dia bersyukur.(HR.Muslim dan Ahmad). Allah SWT berfirman :

انما الموء منون اخوة فاصلحوا بين اخويكم واتقواالله لعلكم ترحمون

 

“ Sesungguhnya orang-prang mukmin adalah bersaudara karena itu danaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya mendapat rahma )”.
Al Hujurat: 10)

Sesama mukmin harus ber-ukhuwah (bersaudara) berdasarkan iman. Ayat inilah sebagai argumentasi adanya penyebutan Ukhuwah Imaniyah sekaligus disebut Ukhuwah Imaniyah Islamiyah karena ukhuwah itu ajaran Islam. Maka ukhuwah Islamiyah Islamiyah (UII) menumbuhkan akhlaqul karimah yang puncaknya ikhlas demi mengharap ridha Allah SWT semata.