Tampilkan postingan dengan label Hidup Sehat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hidup Sehat. Tampilkan semua postingan

8/22/2013

Mewaspadai Tingkatan-Tingkatan Stres Sebagai Wujud Gangguan Kejiwaan


Stres merupakan gangguan kejiwaan yang terjadi karena tanggapan atau reaksi tubuh terhadap berbagai tuntutan beban atasnya yang bersifat non spesifik. Stres juga bisa menjadi pencetus timbulnya beraneka macam penyakit. Manakala tuntutan yang ada pada seseorang melebihi kemampuan yang dimiliki. Dalam kehidupan, stres adalah suatu keadaan yang tidak dapat dihindarkan. Yang menjadi tugas adalah bagaimana menyadarkan bahwa dirinya sedang stres namun tanpa harus mengalami distres.
Gangguan stres biasanya terjadi sangat lambat, kadang tidak di sadari. Oleh karena itu kewaspadaan terhadap stres ini juga perlu sinergitas dengan orang lain. Karena sesungguhnya bila seseorang menderita penyakit batin, maka yang lebih tahu adalah orang lain, namun bila penyakit lahir diri yang bersangkutan adalah yang lebih tahu. Stres ini merupakan indikator penyaikit batin atau jiwa, walaupun sudah sampai pada tahapan tertentu akan muncul penyakit lahir, misalnya sakit perut, maag, kepala. Berikut pendapat Dr. Robert J. Van Amberg, Psikiater sebagaimana yang dikutip oleh Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari. Psikiater dalam buku Alquran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, bahwa stres mempunyai tingkatan-tingkatan sebagai berikut:
1. Stres tingkat I.
Tahapan ini merupakan tingkat stres yang paling ringan, dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut;
a. Semangat besar.
b. Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya.
c. Energi dan gugup berlebihan, kemampuan menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya.
Tahapan ini bisannya menyenangkan dan orang lalu bertambah semangat, tidak disadari sebenarnya cadangan energinya semakin menipis.
2. Stres tingkat II.
Dalam tahapan ini dampak dari stres yang menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan dikarenakan cadangan energi tidak cukup sepanjang hari. Keluhan-keluhan tersebut diantaranya:
a. Merasa letih sewaktu bangun pagi.
b. Merasa lelah setelah makan siang.
c. Merasa lelah menjelang sore hari
d. Terkadang gangguan dalam sistem pencernaan (gangguan usus, perut kembung), kadang-kadang jantung berdebar-denar.
e. Perasan tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk (belakang leher)
f. Persaan tidak bisa santai.
3. Stres tingkat III.
Pada tahapan ini keluhan keletihan semakin nampak disertaai dengan gejala-gejala sebagai berikut:
a. Gangguan usus lebih terasa (sakit perut, mulas, sering ke belakang).
b. Otot-otot terasa lebih tegang.
c. Perasaan tegang yang semakin meningkat.
d. Gangguan tidur (sukar tidur, sering terbangun malam dan sukar tidur kembali, atau bangun terlalu pagi).
e. Badan terasa oyong, rasa mau pingsan.
Gangguan-gangguan ini akan berkurang bila beban-beban mulai dikurangi.
4. Stres tingkat IV.
Tahapan ini menunjukkan tanda yang lebih buruk, hal ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Untuk bisa bertahan sepanjang hari tersa sangat sulit.
b. Kegiatan-kegiatan yang semula menyenangkan kini terasa sulit.
c. Kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi, pergaulan sosial dan kegaiatan-kegiatan rutin terasa berat.
d. Tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan dan sering kali bangun dini hari.
e. Perasan selalu negatif.
f. Kemampuan berkonsentrasi semakin menurun.
g. Perasaan takut yang tidak dapat dijelaskan, tidak mengerti mengapa dan apa sebabnya.

5. Stres tingkat V.
Pada tahapan ini mengalami keadaan yang lebih memprihatinkan:
a. Keletihan yang mendalam (physical and psychological exhaustion).
b. Untuk pekerjaan-pekerjaan sederhana saja tersa kurang mampu.
c. Gangguan sistem pencernaan (sakit maag dan usus) lebih sering, sukar buang air besar atau sebaliknya feses encer dan sering ke belakang.
d. Perasaan takut semakin menjadi, mirip panik.

6. Stres tingkat VI.
Penderita pada tahapan ini, menunjukkan gawat darurat atau dikatakan keadaan yang mengerikan:
a. Debaran jantung terasa amat keras, hal ini disebabkan zat adrenalin yang dikeluarkan, karena stres tersebut cukup tinggi dalam peredaran darah.
b. Nafas sesak, megap-megap.
c. Badan gemetar, tubuh dingin, keringat bercucuran.
d. Tangan untuk yang ringan-ringan saja tidak mampu, pingsan atau collaps.
Dari enam tingkatan ini, maka kita perlu waspada, karena stres dalam kondisi tertentu bisa menunjukkan hal-hal yang menyenangkan. Oleh karena didalam menjalani kehidupan ini perlu adanya kewajaran. Namun karena mempunyai tntutan-tuntutan kebutuhan tertentu sehingga menjadikan sesuatau yang wajar menjadi sesuatu yang luar biasa. Oleh karena itu waspadalah dan berhati-hatilah.

8/18/2013

Stres, Depresi dan Macam-Macam Stresor Psikososial


Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang diciptakan dalam sebaik-baik bentuk. Karena manusia diciptakan oleh Allah dengan mempunyai peran ganda yaitu sebagai khalifah dan sebagai hamba Allah. Dengan dua peran fungsi ganda tersebut, maka Allah memberikan kelengkapan kepada manusia dengan panca indra yang sempurna, akal, hati, nafsu dan agama.
Implementasi dua peran ganda ini ternyata bukan merupakan hal yang mudah, karena membutuhkan perjuangan dan pengorbanan, hal ini karena, dalam beraktifitas dan berkarya manusia dihadapkan dengan cobaan dan ujian baik berupa harta, anak dan sebagainya.
“ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. (QS. Al Baqarah: 155)
Untuk meminimalisir adanya kegagalan, maka manusia mengadakan penelitian, bahwa setiap kegiatan hendaknya dibuat perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Namun walaupun sudah dibuat perencanaan yang matang ternyata tidak semua perencanaan sesuai dengan harapan. Ada yang lebih baik, ada yang seimbang namun ada yang sama sekali jauh dari harapan. Dari hal ini maka kemudian memunculkan ketegangan yang disebut dengan stres.
Bila mendengar kata-kata stres, kadang yang muncul pada pikiran kita adalah kondisi tubuh yang linglung, tidak bisa berfikir secara obyektif bahkan dalam bertindakpun kadang tidak normal, sehingga banyak orang yang mengatakan bahwa stres itu identik dengan gila. Stres disebabkan karena kondisi yang tidak sesuai dengan kehendak dirinya dan hal ini terus akan memunculkan permasalahan. Dan sesungguhnya setiap permasalahan yang menimpa pada diri seseorang disebut stresor psikososial. Reaksi tubuh ini dinamakan stres dan bila sampai mengganggu fungsi organ tubuh maka disebut distres. Sebagaimana disampaikan oleh Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater. Reaksi kejiwaan lainnya yang erat hubungannya dengan stres adalah kecemasan (anxiety). Kecemasan dan depresi merupakan dua gangguan kejiwaan yang satu dengan lainya saling berkaitan.

Macam-macam psikososial:
1. Perkawinan.
Berbagai permasalahan perkawinan merupakan sumber stres yang dialami seseorang, misalnya kondisi pada masa ta’aruf (berpacaran) dengan masa pernikahan yang sangat jauh berbeda, baik dari kehangatan, perhatian, kerapian, kewangian dan sebagainya. Berbeda dengan kondisi yang setelah pernikahan dari kepalsuan menjadi kenyataan. Hal ini bisa menjadi biang ketegangan sehingga menimbulkan stres. Demikian pula adanya pertengkaran, perpisahan, perceraian, kematian salah satu pasangan, ketidaksetiaan.
2. Problem orang tua.
Permasalahan yang dihadapi orang tua, misalnya tidak mempunyai anak, kebanyak anak, kenakalan anak, anak sakit hubungan yang tidak baik dengan mertua, ipar, besan dan lainnya.
3. Hubungan interpesonal (antar pribadi).
Hubungan ini berkaitan dengan kawan dekat yang mempunyai konflik, konflik dengan kekasih, antara atasan dengan bawahan, dengan teman sejawat yang diterima dengan tidak baik. Perhatian, tutur kata dan perbuatan yang selalu dianggap salah, tidak ada benarnya. Hal ini akan menimbulkan depresi dan kekecewaan, baik bagi dirinya maupun temannya. Karena sesungguhnya setiap penilaian terhadap orang lain akan banyak menguras energi. Apalagi menilai teman, namun yang lebih ditonjolkan kekurangan dan keburukannya maka depresi akan semikin nampak.
4. Pekerjaan.
Pekerjaan juga bisa menjadi sebab stres, maka setelah pernikahan pekerjaan menjadi penyebab stres, hal ini bila dilihat bahwa pekerjaannya sangat banyak, pekerjaan terllau banyak, pekerjaan yang tidak cocok dengan dirinya. Baik dari gaji yang tidak setarap atau pekerjaan yang tidak sesuai tingkat pendidikan dan keahliannya. Mutasi, kenaikan pangkat, pensiun, kehilangan pekerjaan dan sebagainya.
5. Lingkungan hidup
Lingkungan yang buruk, kotor, banyaknya tumpukan sampah sehingga bayak lalat dan nyamuk. Lingkungan yang buruk ini secara langsung atau tidak langsung akan mnimbulkan kecemasan. Demikian pula dengan lingkungan hidup yang kotor ini menjadi penyebab timbulnya penyakit.
6. Keuangan.
Setiap pekerjaan tentu mengharapkan untuk memperoleh penghasilan (uang). Pekerjaan dengan gaji yang sedikit, atau diberikan rizki yang melebihi ukurannya. Karena bila gaji sedikit akan merasa kurang, namun bila gaji besar, bingung bagaimana cara membelanjakannya. Bahkan kadang takut bila suatu saat gajinya akan hilang.
7. Hukum.
Penegakan hukum atas suatu kejadian, misalnya tuntutan hukum pengadilan, masuk penjara, denda dan sebagainya akan menimbulkan ketegangan dan kecamasan.
8. Perkembangan.
Perkembangan perubahan diri dan sikap mental, dari anak-anak menjadi remaja, masa dewasa, tua maupun menopause, masa tua.
9. Penyakit fisik dan cidera.
Penyakit ini disebabkan karena kecelakaan, operasi atau pembedahan, aborsi dan sebagainya.
10. Faktor keluarga.
Seorang anak yang dilahirkan dan dibesarkan pada lingkungan keluarga yang kurang baik, misalnya:
• Hubungan kedua orang tua yang dingin, atau penuh ketegangan, acuh tak acuh.
• Orang tua yang jarang di rumah, sehingga tidak ada waktu untuk anak-anak.
• Komunikasi antara anak yang tidak baik.
• Kedua orang tua yang berpisah atau cerai.
• Salah satu anggota keluarga mengalami gangguan jiwa.
• Sikap orang tua yang tidak sabar, pemarah, keras, otoriter dalam mendidik anak-anak.
11. Musibah dan bencana.
Musibah dan bencana yang disebabkan karena peristiwa alam, seperti gunung melerus, banjir, tanah longsor. Maupun bencana karena perbuatan manusia sendiri, seperti perkosaan, kehamilan diluar nikah.

Macam-macam kejadian stresor psikososial tersebut akan menimbulkan depresi dan kecemasan. Sehingga hal-hal tersebut bila tidak segera ditanggapi dengan baik, maka akan menimbilkan stres, baik dalam kategori yang ringan, misalnya dengan indikasi dapat menyelesaikan pekerjaan tidak seperti biasanya, maupun sampai yang berat yaitu harus di rawat di ruang ICCU.
Secara umum bahwa penyebab dari stresor psikososial ini adalah sikap manusia yang tidak bisa bersyukur, “ Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh- kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya”.

Karena itu untuk meminimalisir adanya gangguan stresor psikososial maka dalam melakukan tugas fungsi ganda sebagai khalifatullah dan sebagai abdullah hendaknya dapat memfungsikan peran akal, hati dan rasa secara seimbang. Jadikanlah Allah yang dekat dengan manusia benar-benar dirasakan kehadirannya dalam setiap insan. Sehingga dalam situasi dan kondisi apapun, manusia selalu berada dalam pengawasan, perlindungan dan bimbingan Allah.
“ Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (QS. Al Baqarah: 38)

8/11/2013

Mengingat Nikmat Allah


Sesungguhnya nikmat Allah sangat banyak, bahkan karena begitu banyaknya sehingga bila kita disuruh untuk menghitung nikmat Allah niscaya tidak akan bisa menghitungnya. Karena kenikmatan Allah sudah biasa kita nikmati sehingga kadang menjadi lupa bahwa apapun yang sedang dinikmati itu adalah merupakan kenikmatan yang diberikan Allah yang hendaknya kita syukuri.

Bagaimanakah cara mensyukuri nikmat yang teah diberikan Allah tersebut, hal yang paling mudah untuk dikatakan adalah berupaya untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi dan atau mencegah segala yang dilarang oleh Allah. Lalu bagaimanakah implementasinya. Perintah dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga dalam melaksanakan perintah hendaknya mengarah pada perbaikan secara terus- menerus, hari ini hendaknya lebih baik dari pada hari yang lalu, dan hari esok hendaknya lebih baik dari hari yang sekarang. Rasulullah bernah berpesan "Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin maka termasuk golongan orang yang beruntung, barang siapa yang hari ini sama denga hari yang kemarin maka termasuk golongan orang yang rugi dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari yang kemarin maka termasuk golongan orang-orang yang dilaknat".

Mari kita renungkan kenikmtan yang telah diberikan Allah kepada kita sekalian:
Ya Allah, dahulu aku kecil, lantas Engkau besarkan aku
Dahulunya aku hina, lantas Engkau muliakan aku
Dahulunya aku bodoh, lantas Engkau pandaikan aku
Dahulunya aku lapar, lantas Engkau kenyangkan aku
Dahulunya aku sesat, lantas Engkau beri petunjuk aku
Dahulunya aku miskin, lantas Engkau cukupi aku
Dahulunya aku sakit lantas Engkau sembuhkan aku.
Aku berdosa lantas Engkau tutupi aku.

Dan tentu saja masih banyak lagi kondisi-kondisi yang dirasakan sekarang lebih baik dari masa yang lalu, coba kita renungkan.

Siapakah yang membuat manusia menjadi lebih baik, lebih mulia baik dari makhluk jenis yang lain maupun dari sesama manusia. Tentu saya yang menentukan dan memutuskan adalah Allah, sedang manusia hanya berkuasa, memilih, berusaha, berikhtiar dan tawakal kepada Allah.

7/12/2013

Berolah Raga di Bulan Ramadhan


Puasa Ramadhan oleh kaum muslimin dilaksanaan selama satu bulan dengan hitungan hari 29 atau 30 hari. Pada tanggal-tanggal yang awal terutama pada sepuluh hari yang pertama banyak tempat ibadah, baik itu masjid, mushola atau langgar dipadati oleh para jama’ah yang ingin melaksanakan kewajiban shalat Isya’ dilanjutkan dengan shalat Tarowih dan Witir secara berjama’ah, demikian pula biasanya diikuti dengan kegiatan kultum atau ceramah Ramadhan. Selaras dengan janji Rasulullah SAW:

اول رمضان رحمة واو سطه مغفرة واخره عتق من النار

“Puasa Ramadhan yang pertama adalah rahmat yang pertengahan adalah maghfirah dan yang terakhir adalah dihindarkan dari siksa neraka”.

Dari hadits tersebut dapat dipahamai bahwa pelaksanaan ibadah puasa bila satu bulan genap selama 30 hari maka awal yang pertama adalah tanggal 1 sampai 10, yang pertengahan adalah tanggal 11 sampai 20 dan yang terakhir adalah tanggal 21 sampai 30.
Pada tanggal yang pertama pelaksanaan ibadah dilaksanakan dengan rasa gembira dan penuh semangat, sehingga seluruh anggota keluarga terlibat dalam pelaksanaan ibadah mulai dari pelaksaaan shalat Isya’, Tarowih witir dan ceramah Ramadhan serta tadarus Alquran. Semangat ini adalah sangat baik dan sudah menjadi tradisi bila memasuki tanggal yang pertengahan hingga akhir bulan Ramadhan shaf shalat berjama’ah semakin maju yang artinya bahwa jama’ah semakin berkurang.

Mengapa semangat dan gairah orang didalam melaksanakan amalan ibadah pada bulan Ramadhan semakin menurun, bukankah semakin bertambahnya hari dan tanggal dan semakin mendekati berakhirnya bulan Ramadhan Allah akan melimpahkan maghfirahnya yaitu pada tanggal 11- 20 dan bahkan akan dihindarkan dari siksa api neraka. Belum lagi bahwa pada 10 hari yang tekhir Allah memberikan keistimewaan yaitu nilai ibadah yang dilipatgandakan menjadi ibadah seribu bulan. Tidak inginkah kita meraih semua ini. Tentu kita ingin memperolehnya namun semangat yang semakin mengendor, sehingga banyak waktu-waktu yang mempunyai keistimewaan di biarkan begitu saja tanpa kegiatan untuk peningkatan amal ibadah serta untuk melaksanakan seluruh amalam baik pada bulan Ramadhan.

Karena itu bila diantara kita mengalami kemunduran tersebut, kita harus muhasabah, mencari penyebabnya. Secara umum kemunduran tersebut disebabkan karena:
1. Wujud dari ujian keimanan, bahwa keimanan yang sempurna dari waktu kewaktu selalu mengalami peningkatan, adanya rintangan dan penghalang hendaknya dipandang sebagai seninya orang beribadah.
2. Kondisi tubuh lelah sehingga merasa tidak fit lagi.
3. Beribadah hanya sekedar coba-coba saja, anut grubyug ora ngerti rembug, sehingga ikut-ikutan ini bila mereka merasakan ada keuntungan dan kenikmatan maka akan diteruskan, namun bila hanya capek yang diperolehnya maka tidak akan diteruskan lagi.

Dari dua penyebab tersebut, sebab yang pertama hendaknya kita selalu melakukan muhasabah, menghitung-hitung kekurangan dan kelebihan pada dirinya, bila di dalam hidup ini merasa sudah terlalu banyak amal ibadah yang dilakukan, maka renungkanlah dengan segala macam kenikmatan yang telah diberikan Allah SWT, sudahkan sebandingkah antara kenikmatan Allah yang telah dilimpahakan dengan amal ibadah yang dijalankan. Bukankan seluruh yang telah dianugerahkan oleh Allah seluruh panca indra akal, hati dan nafsu adalah kenikmatan dari Allah, bahkan dengan kondisi sehat dan sempat adalah merupakan kenikmatan yang diberikan Allah SWT yang hendaknya diwujudkan dengan rasa syukur kepada Allah yaitu dengan banyak melaksanakan amal ibadah. Bahkan didalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, untuk melihat orang lain dalam hal agama kepada orang yang berada diatasnya dan melihat kepada orang yang dibawahnya dalam hal urusan duniawi, bila dapat melaksankan kondisi ini maka Allah akan mencatatnya sebagai orang yang syukur dan sabar.

Janganlah kita merasa sebagia muslim yang paling saleh dan paling taat ketika berada dalam komunitas masyarakat, namun lihatlah keluar carilah suasana baru, dimana banyak para abid, para shalihin yang bersunguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah, niscaya kita akan merasa kurang, sehingga segala macam penyakit hati, dari waktu kewaktu akan semakin berkurang. Hal ini merupakan upaya untuk berbenah diri dengan ekstrospeksi. Melihat diri sendiri namun melalui orang lain, baik melalui pengamatan langsung dengan membandingkan, menganalisis, mengevaluasi dan menyimpulkan.

Namun bila kendornya semangat bergama karena tubuh merasa kurang fit, capek ngantuk dan sebagainya, hal ini yang perlu dibenahi adalah proses metabolisme tubuh selaras dengan fungsinya, yaitu dengan melakukan olah raga, gerak badan, disamping gerak karena banyak melakukan aktifitas, namun hendaknya mengkhusukan melakukan gerak badan, misalnya dengan lari-lari kecil, jalan sehat, menggerakkan seluruh anggota badan, tangan, leher, kaki, pinggul, pergelangan tangan, mulut dan sebagainya. Maka bila kegitan ini dapat dilaksanakan secara rutin, kejenuhan yang disebabkan karena kondisi tubuh yang kurang fit akan dapat di hilangkan, sehingga setelah berolah raga tubuh akan terasa lebih segar, duduk, tidur dengan posisi apapun akan terasa nyaman. Karena itu walaupun berada dibulan Ramadhan olah raga atau gerak badan mutlak diperlukan, hanya saja bahwa proporsi waktu hendaknya disesuaikan dengan kemampuan diri agar kalori yang berada dalam tubuh akan terbuang seluruhnya.

Janganlah ketika melaksanakan puasa terlalu hemat dalam mengeluarkan energi, tidak mau beraktifitas karena takut akan semakin haus, lapar, lemas. Karena kondisi pasif akan memicu saraf dan proses metabolisme tubuh akan pasif juga, sehingga semangat beribadah akan beralih menjadi loyo dan kendor, sadarkah bahwa kelesuan dalam beribadah ini akan semakin mendorong keleluasaan syetan dalam menjerumuskan manusia ke jalan yang di murkai oleh Allah. Karena sifat syetan adalah minannuri iladz dzulumat, yaitu akan menunjukkan dari jalan yang benar ke jalan yang sesat.

Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Karena itu disamping berolah raga perlu juga diperhatikan dalam hal makan dan minum, hendaknya jangan berlebih-lebihan, karena rasul telah memberikan petunjuk dengan membagi menjadi tiga, sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk udara. Bila keseimbangan ini dapat terwujud maka terjaga kebugaran tubuh yang akan menunjang spiritual yang bersih. Karena puasa sebagai bulan pelatihan, pembersihan dan peningkatan akan terwujud dengan maksimal.

Bila semangat beribadah hanya karena ikut-ikutan saja, memang begitulah bahwa rasul mengambarkan umat Islam sebagaimana busa yang berada di air terjun, semakin jauh mengikuti aliran air maka akan semakin berkurang dan hanya tinggal sedikit. Karena itu tugas dakwah adalah bagi saluruh umat Islam karena itu rasul telah mengatakan “sampaikanlah olehmu walaupun hanya satu ayat”. Karena itu bulan Ramadhan adalah waktu untuk meng-up grade kembali ilmu, iman, Islamnya.

Karena itu berolah raga di bulan Ramadhan hendaknya tetap dilaksanakan, dengan disesuaikan dengan kondisi fisik, yang memang telah kekurangan energi. Dengan keseimbanagn itu akan diperoleh derajat kesehataan yang paripurna. Dan ibadahpun akan dilaksanakan dengan total serta dengan ketenangan, khusu’ dan khudhu’ .

7/11/2013

Puasa Membentuk Pribadi Yang Sehat


Siapakah yang tidak ingin memiliki pribadi yang sehat jasmani dan rohani, tentu kita semua menginginkannya, salah satu cara untuk memperolehnya adalah dengan melaksanakan ibadah puasa, dalam hal ini Rasulullah bersabda “shumuu tasihhuu”, berpuasalah kamu sekalian maka akan sehat. Perlu kita ketahui bersama bahwa sumbernya penyakit adalah dari perut, karena itu terlalu banyak makan baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya akan menyebabkan kelebihan berat badan, sehingga tubuh akan menjadi semakin gemuk, karena gemuk maka biasanya susah untuk beraktifitas dan bergerak. Dengan kondisi demikian maka penyakit akan mudah menghinggapinya, baik itu asam urat, jantung, diabetes dan penyakit-penyakit berat lainnya.

Makan dan minum yang berlebihan dari segi kuantitasnya, adalah makan minum yang melebihi ukuran, sehingga perut semakin buncit, tidak ada ruang bagi oksigen, sehingga setelah makan inginnya tidur dan bersantai-santai. Sedangkan makan dan minum yang berlebihan dari segi kualitasnya adalah mengkonsumsi makanan dan minuman yang banyak mengandung kolesterol tinggi, kalori tinggi, lemah jenuh yang tinggi. Inipun didalam tubuh akan terjadi ketidakseimbangan. Kelebihan kolesterol LDL akan menyebabkan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, karena akan terjadi penyumbatan pembuluh darah, kekurangan gerak akan menyebabkan kadar gula naik. Demikian pula gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok.

Banyak perokok yang mengatakan lebih baik tidak makan seharian daripada tidak merokok, tetapi nyatanya pada bulan puasa bisa tahan selama sehari tidak merokok. Adalagi yang bilang bila tidak merokok kasihan petani tembakau, pabrik rokok, dan para pegawainya yang kehilangan pekerjaan. Hal ini perlu disadari bahwa Allah menciptakan kita sekalian, Allah telah memberikan semua yang dibutuhkan manusia dan Allah akan mencukupi segala keperluan kita. Demikian pula bila sakit kemudian dirawat di rumah sakit, siapakah yang akan membantu pengobatan, patani tembakaukah atau pabrik rokok atau diri sendiri. Sakit sambil memikirkan dari mana biaya untuk membayar pengobatan, optimalkan berfikir ketika sakit, atau justru dengan banyak berfikir ketika sakit akan menambah sakit yang diderita. Ketika sakit semakin parah karena terjadi komplikasi, diri sendiri dan keluargalah yang paling dekat, penghibur ketika susah, teman ketika terasingkan, doa dan harapan, pemberi subsisi yang tidak pernah henti.

Kebiasaan-kebiasaan buruk yang telah dilakukan dengan penuh kesadaran itu akan mendatangkan penyakit dan dapat diatasi dengan melaksanakan ibadah puasa. Badan yang gemuk, dengan puasa maka suhu tubuh akan meningkat menjadi panas sehingga lemak yang mengendap didalam tubuh akan mencair sehingga akan membentuk tubuh yang ideal. Demikian pula kebiasaan merokok, dengan dalil apapun pemerintah telah mengeluarkan peringatan: merokok dapat mengganggu kesehatan, dapat menyebabkan serangan jantung, kangker dan impotensi”.

Ketika puasa bisa tidak merokok dalam sehari, dari itu marilah dirasakan apakah manfaatnya merokok, apa untungnya merokok dan apa ruginya untuk tidak merokok. Pada bulan yang penuh keberkahan dan ampunan Allah, hendaknya segala bentuk emosi, egoisme dan kehendak hawa nafsu, bersihkan hati dari sifat-sifaty tersebut, keluarkan bisikan dari lubuk hati yang terdalam. Hati kecil tidak bisa berbohong dan tidak bisa dibohongi. Apakah kata hati kecil itu, memerintahkan ataukah melarang, ataukah merasa masa bodoh. Niscaya hati kecil dari semua orang mempunyai persamaan, tidak perlu berfikir karena itu adalah salah satu wujud dari pancaran Nur Ilahi. Sehingga hasil yang dikeluarkan adalah bersifat universal yang berorientasi pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, social ekonomi. Hari ini adalah kesempatan yang paling baik untuk memunculkan kata hati jauhkan dari segala macam sifat dusta, karena dusta dapat merusak nilai ibadah puasa.

Hati adalah wujud dari segala macam keadaan pada diri manusia, bila hatinya baik maka baiklah seluruh tubuh.

الا وان فى الجسد مضغة اذا صلحت صلح الجسد كله واذا فسدت فسدالجسد كله الا وهى القلب             رواه البخارى

" Ketahuilah bahwa didalam tubuh terdapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuh dan apabila segumpal daging itu rusak, maka rusak pula seluruh tubuh, itulah yang dinamakan hati". (HR. Buchari)

Bagaimanakah seorang akan merasa iri terhadap orang lain yang diberikan rizki berlimpah, pangkat dan jabatan yang diinginkan. Sedangkan Allah telah menyediakan segala yang diperlukan oleh manusia, namun kebanyakan manusia mengingkarinya. Kini di bulan Ramadhan segala penyakit hati yang disebabkan oleh rasa iri, dengki, baru menyadari bahwa ketika berpuasa orang yang kaya juga merasakan lapar dan dahaga sama halnya orang-orang miskin. Allah telah memberikan waktu yang sama namun kenapa hasil dari penggunaan waktu itu berbeda.

Demikian pula para aghniya’ yang setiap hari selalu bergelimpang dengan harta kekayaan, kemewahan, dalam hari-harinya tidak pernah merasakan kekurangan. Karena segala keperluannya telah terpenuhi. Pernahkan mereka merasakan penderiaan para fuqara’ dan masakin, anak-anak yatim dan orang-orang terlantar, lapar dan dahaga senantiasa menjadi hidangannya. Dengan pelaksaan ibadah puasa sifat rakus, tamak, serakah dan sifat individualistic dapat dihilangkan mengapa demikian. Karena ketika puasa, segala macam makanan dan minuman yangs serba enak tidak akan pernah disentuh, pantang baginya pada siang hari makan dan minum, karena kesadaran diri sedang melaksanakan puasa, dan bila sedang berpuasa makan dan minum dengan sengaja maka batal puasanya. Sehingga merekapun juga merasa lapar dan dahaga sebagaimana keadaan yang dirasakan para fuqara’ dan masakin dalam setiap harinya.

Akan diamkah terhadap penderitaan orang lain ketika sedang diuji dengan harta, pangkat dan jabatan, bila memang diam maka penyakit hati masih menghinggapinya. Namun ketika puasa akan terjadi keharmonisan hubungan social, bangkitnya empati social. Sebagai wujudnya adalah keinginan untuk mengeluarkan zakatnya 2,5%, dan bila 2,5% merasa masih kurang bisa ditambah dengan gerakan infaq dan shadaqah. Harta ini secara materi berkurang namun secara hakiki akan bertambah kerena akan menjadi dana deposito disisi Allah SWT.

Keyakinan bahwa setiap kebaikan harus dilaksanakan dan kejelekan harus ditinggalkan dilaksanakan dengan tulus ikhlas maka akan mewujudkan jamani dan rohani yang sehat, puasa menuntunnya untuk mewujudkan menjadi akhsani taqwim. Puasa merupakan ibadah sirri, karena ketika melaksanakan puasa sesungguhnya tidak ada yang mengetahui kecuali hanya dirinya sendiri. Bagaimanakah dirumah ikut makan sahur namun diluar rumah makan dengan lahab. Dan sampai dirumah ketika datang waktu berbuka puasa ikut-ikutan sibuk seperti halnya orang yang berpuasa. Karena itu puasa juga melatih kejujuran. Jujur adalah perbuatan yang terpuji dengan jujur maka kebaikan, kemaslahatan akan diraihnya.

Disamping puasa lahir juga dituntut puasa batin, menahan segala bentuk perbuatan yang akan mengurangi kualitas ibadah puasa. Karena itu bila kebanyakan orang dapat menahan diri untuk tidak makan, minum dan hubungan suami istri setelah waktu imsak sampai terbenam matahari. Namun hanya beberapa orang yang dapat menahan pandangan, pendengaran, pemikiran yang negatif. Karena perlu diketahui bahwa segala obyek yang telah ditangkap oleh alat indra akan menjadi buah pikiran. Maka dari pemikiran ini akan didominasi dengan kemauan hawa nafsu. Kekuatan hawa nafsu ini akan berdampak pada kualitas kesehatan manusia. Bisa jadi jasmaninya sehat namun rohaninya kurang sehat. Maka dengan puasa akan membimbing setiap muslim untuk membiasakan hidup sehat baik secara lahir maupun batin.

Karena itu rasul memberikan peringatan bahwa banyak orang yang berpuasa namun yang diperoleh hanya lapar dan dahaga saja. Hal ini karena puasa lahir tidak diikuti dengan puasa batin. Karena itu ketika melaksanakan ibadah puasa prinsip-prinsip keyakinan harus selalu dipegang teguh. Dimanapun dan kapanpun manusia berada selalu dalam pengawasan Allah, akan dicatat seluruh amal perbuatannya, walaupun amal itu hanya seberat biji sawi. Dan seluruh amal itu pada akhirnya akan dimintai pertanggungjawabannya disisi Allah. Amal baik dan ikhlas akan dibalas dengan surga, amal baik tetapi tidak ikhlas akan sia-sia, amal buruk tetapi ikhlas akan diazab.

6/25/2013

Aneka Macam Perilaku Mentalitas Manusia I


Kalimat thayyibah (la ilaha illallah) adalah inti dari idiologi Islam yang menjadi dasar seluruh amal perbuatan setiap muslim. Karena itu setiap muslim yang aqidahnya sudah lurus akan mendorong seluruh perbuatannya menjadi lebih baik. Sehingga ketika amal perbuatannya itu baik maka setiap muslim akan merasakan kedekatannya dengan Allah. Allah telah menyebutkan bahwa Allah lebih dekat dari pada urat leher. Karena itu banyak terjadi dirasakan, walaupun Allah itu dekat namun terasa jauh. Merasa do’anya tidak didengar oleh Allah, apalagi di kabulkan.

Mengapa bisa demikian, jawabnnya hendaknya setiap muslim untuk bermuhasabah apakah idiologinya sudah sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah. Maka bila idiologi telah lurus amal perbuatnya akan cenderung untuk melakukan perbuatan yang baik yang diridhai Allah SWT. Bila demikian maka pada akhir hayat akan termasuk golongan oarang yang mati khusnul khatimah, dapat mempertahankan kalimah thayyibah, sehingga kunci surga dipegang, dan diberi keleluasaan untuk masuk ke dalam surganya Allah SWT.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كان اخر كلامه لااله الاالله دخل الجنة (وراه احمد وابوداوود والحكم عن معاذ حديث صحيح)


“ Rasulullah SAW bersabda:”barangsiapa akhir kalimatnya (ucapannya/perkataannya) Laa Illallah, maka dia (akan) masuk surga.(HR. Ahmad, Abu Dawud dan Hakim, dari Mu’adz).

Perlu diketahui bahwa kata”perilaku” bisa bermakna perbuatan, tindakan dan ucapan. Sedangkan kata ”mentalis” bisa bermakna kepribadian, nurani dan hati yang menentukan perilaku.
Dalam konteks hati, Rasulullah bersabda:” ketahuilah sesungguhnya didalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, bila segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuh. Ingat, daging itu ialah hati”.(HR.Buhari).

Hadits tersebut menunjukkan perilaku halus, yaitu setiap muslim supaya bisa membaca kalimat ”laa ilaaha Ilallah” setiap hari sesudah shalat fardhu sedikitnya lima kali atau beberapa kali semampunya asal dengan ikhlas. Membiasakan membaca demikian itu termasuk ibadah ‘Aammah. Dalam konteks “laa Ilaaha illallah” sebagai zikir, Rasulullah SAW bersabda:

افضل الذكرلااله الاالله وافضل الدعاء الحمد لله (وراه التر مذى عن جابرحديث صحيح)

“ Paling utamanya zikir ialah Laa ilaallah dan paling utamanya do’a ialah Alhamdulillah.(HR.Turmudzi,dari Jabir,).

Ketika membaca laa ilaaha illallah, muslim harus yakin dan mengerti / memahami maknanya lalu berdo’a kepada Allah SWT mohon semoga kalimat/ ucapan terakhir menjelang mati bisa membaca laa ilaaha illallah. Dengan demikian, kalau dia pada akhir hidupnya bisa membacanya, maka ia termasuk orang yang insya- Allah akan masuk surga.

Jadi, pembiasaan membaca Laa illaha illallah terserah berapa kali tiap hari itu merupakan perilaku, sedangkan pengertian/ pemahaman dan pengamalan makna laa ilaaha Illallah itu merupakan mentalitas pembaca yang menyadari. Dan itulah mentalitas yang baik yang timbul karena iman yang berfungsi.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليحسن الى جاره, ومن كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليكرم ضيفه, ومن كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليقل خيرا اوليسكت (وراه البخاري والنسائى واحمد عن ابى هريرة)

“ Rasulullah saw bersabda:”Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir,maka hendaklah ia berbuat kebajikan kepada tetangganya.Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir,maka hendaklah dia menghormati tamu. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir,maka hendaklah dia berbuat baik atau hendaknya dia diam”.(HR.Bukhari,Nasaai,dan Ahmad,dari Abu Hurairah).

Hadits ini menunjukkan tiga perintah kepada muslim yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir/ kiamat supaya memiliki perilaku mentalitas yang baik Islami. Dan realisasi perintah tersebut akan menimbulkan pergaulan yang saling hormat-menghormati, toleransi, solidaritas, rasa kebersamaan dan kekompakan dan tiga perintah itu ialah:
Muslim supaya berbuat kebaikan Islami yang antara lain menghormati tetangga dengan tidak menggangu, memberi pertolongan, menengok kalau keluarga tetangga ada yang sakit atau lainnya.
Muslim supaya memuliakan/ menghormati tamu. Caranya antara lain: menyambut kedatangannya dengan ramah tamah/ sopan santun, segera menyilakan duduk di tempat yang sudah disediakan di ruang tamu yang tertata baik, rapi dan bersih, menghidangkan hidangan pertama ialah senyum. Rasulullah saw, bersabda: Senyummu pada muka saudaramu itu sedekah. (HR.Bukhari).

Tetangga dan tamu wajib di hormati, meskipun mereka non muslim selama mereka tidak berbuat buruk terhadap muslim.sebab, Allah SWT tidak melarang muslim untuk berbuat kebaikan dan adil kepada non muslim.

Selanjutnya dalam memuliakan/ menghormati tamu, kalau hidangan (minuman/ makan) memang sudah tersedia hendaknya dihidangkan dan bersemangat mempersilahkan tamunya untuk minum/ makan dengan penuh keakraban. Kalau tamu mempunyai maksud/ keinginan/ tujuan, hendaknya muslim memenuhinya, tetapi kalau muslim tidak mempunyai apa yang diinginkan tamunya, hendaknya menolak dengan kata-kata yang baik dan minta maaf.
Muslim supaya berkata/ berucap/ berbicara dengan perkataan/ ucapan/ bicara yang baik-baik atau diam saja sewaktu berkumpul.

Kalau tiga perintah tersebut dapat dilaksanakan dengan ikhlas demi hanya mengharap ridha Allah SWT, terwujudlah perilaku mentalitas Islami dalam pergaulan hidup bertetangga, berkeluarga dan bermasyarakat dan menimbulkan saling menghormati, keamanan dan kebersamaan.
Perilaku mentalitas Islami ialah mendirikan shalat (mentalitas ini prinsip dan wajib), memberikan/ mensedekahkan harta yang dicintai (ini berat dan sulit) kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, Ibnu sabil, orang meminta-minta, memerdekakan budak, mengeluarkan zakat, menepati janji, sabar menghadapi kesempitan/ kesusahan dan jujur

“ Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al Baqarah: 177)


Selain itu, perilaku mentalitas Islami ialah bahwa bila muslim menerima kesulitan/ kesempitan/ kesusahan, dia sabar. Sebaliknya bila dai menerima kesenangan/ harta, dia bersyukur.(HR.Muslim dan Ahmad). Allah SWT berfirman :

انما الموء منون اخوة فاصلحوا بين اخويكم واتقواالله لعلكم ترحمون

 

“ Sesungguhnya orang-prang mukmin adalah bersaudara karena itu danaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya mendapat rahma )”.
Al Hujurat: 10)

Sesama mukmin harus ber-ukhuwah (bersaudara) berdasarkan iman. Ayat inilah sebagai argumentasi adanya penyebutan Ukhuwah Imaniyah sekaligus disebut Ukhuwah Imaniyah Islamiyah karena ukhuwah itu ajaran Islam. Maka ukhuwah Islamiyah Islamiyah (UII) menumbuhkan akhlaqul karimah yang puncaknya ikhlas demi mengharap ridha Allah SWT semata.

6/10/2013

Pembentukan Karakter Manusia


Karakter adalah suatu sifat yang melekat pada diri manusia, ada yang berpendapat bahwa karakter adalah suatu yang sudah pasti dan tidak bisa dirubah. Benarkah demikian. Banyak teori yang menyampaikan tentang hal ini, tetapi yang perlu ditangkap bahwa ada suatu kisah yang berasal dari negeri India. Dua anak manusia yang bernama Kamala dan Amala, ditemukan di hutan Godamuri India pada tahun 1920. Bahwa dua bayi itu diasuh oleh kawanan serigala. Entah karena suatu sebab apa, bahwa bayi tersebut tersebut hidup bersama dengan kawanan serigala. Kemungkinan karena bayi tersebut di buang oleh orang tuanya. Kemudian diasuh oleh serigala bersama dengan anak serigala yang lain. Anak bayi berusia 3 dan 8 tahun ini setelah dipindahkan ke Panti Asuhan ternyata sulit untuk berkomunikasi, layaknya seperti anak manusia yang lain. Ia maunya berperilaku seperti serigala, merangkak, mengendus-endus dan bila mau makan dan minum yang disodorkan adalah mulutnya.

Ini adalah sifat dan karakter hewan namun mengapa melekat pada manusia. Hal ini tentu saja karena melalui proses belajar dan pelatihan secara terus-menerus. Dari sesuatu yang asing kemudian menjadi kebiasaan, bahkan hal ini sering disebut menjadi karakter manusia. Oleh karena itu sifat, watak dan karakter manusia selalu dipengaruhi oleh lingkungan, maupun proses pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu lingkungan yang baik cenderung akan membentuk karakter yang baik, lingkungan yang buruk demikian pula akan mencetak watak dan karakter yang buruk.

Hidup di zaman modern ini semua serba ada, baik dan buruk, halal haram, benar salah nyaris campur menjadi satu, sulit untuk dibedakan. Maka sebaik-baik orang yang dapat memilah dan memilih suatu perbuatan yang baik, karena perbuatan baik ini akan berdampak pada perilaku manusia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membentuk karakter:

1. Pembiasaan tingkah laku sopan.
Sopan santun atau etiket adalah akhlak yang bersifat lahir. Ukuran sopan santun terletak pada cara pandang suatu masyarakat. Oleh karena itu cara pandang sopan-santun dan sikap suatu daerah mungkin berbeda dengan cara pandang masyarakat yang lain. Sopan santun diperlukan ketika sesorang berkomunikasi dengan orang lain, dengan penekanan utama pertama kepada orang yang lebih tua atau guru atau atasan, kedua kepada orang yang lebih muda, anah buah, anak, murid, bawahan dan sebagainya, ketiga kepada orang yang setingkat atau sebaya, seusia atau setingkat status sosial.

Disamping itu sopan santun juga berlaku ketika berkomunikasi dengan kawan atau lawan. Komunikasi dengan lawan memerlukan kekuatan diplomatis yang lebih kuat dibandingkan dengan perilaku kasar. Kesopanan bisa menambat hati lawan, sebaliknya kekerasan akan menimbulkan dendam.

Sopan santun pada anak tertanam melalui kebiasaan sehari-hari di rumah. Apa yang diajarkan orang tua di rumah akan melekat pada diri anak. Sopan santun pada remaja tertanam disamping melalui kebisaan dalam rumah juga melalui proses pergaulan teman sebaya, di sekolah atau melalui suatu tontonan. Sedangkan sopan santun pada remaja disamping karena perbekalan pada masa anak-anak dan remaja terbentuk melalui perilalu para tokoh masyarakat, terutama tokoh yang dihormati dan diidolakan

2. Kebersihan, kerapian dan ketertiban
Pengetahua tentang hubungan kebersihan dengan lingkungan dibentuk melalui proses pendidikan, tetapi kepekaan terhadap kebersihan dibangun melalui proses pembiasaan sejak kecil. Konsisitensi orang tua terhadap keharusan anak untuk cuci tangan sebelum makan, cuci kaki sebelum tidur, mandi dan gosok gigi secara tertur, menyapu lantai dan halaman rumah, buang sampah di tempat sampah, menempatkan sepatu ditempatnya, merapikan baju dan buku dikamarnya. Merapikan tempat tidur setiap bangun tidur, adalah merupakan pekerjaan membiasakan anak pada hidup bersih hingga kedasaran akan kebersihan itu menjadi bagian dari kepribadiannya.

Pada usia remaja kebersihan harus didukung oleh pengetahuan empirik, misalnya melihat benda dan air kotor, tangan kotor dan sebagainya dengan mikroskup sehingga bisa menyaksikan sendiri kuman-kuman penyakit pada sesuatu yang kotor tersebut. Adapun perilaku bersih pada masyarakat diwujudkan dengan pengaturan yang bersistem, misalnya sistem pemeliharaan kebersihan umum lengkap dengan sarana yang tesedia, sistem sanitasi, sistem pembuangan limbah ditempat umum kemusian didukung dengan peraturan yang menjamin kelangsungan hidup bersih dan tertib. Singapura misalnya mengenakan denda sekitar lima ratus ribu rupiah bagi orang yang hanya membuang puntung rokok secara sembarangan.

3. Kejujuran
Kejujuran merupakan sifat terpuji. Dalam bahasa arab disebut dengan istiah siddq dan amanah. Siddiq artinya benar, amanah artinya dapat dipercaya, ciri orang jujur adalah tidak suka bohong, meski demikian jujur yang berkonotasi positif berbeda dengan jujur dalam arti lugu dan polos. Dalam sifat amanah mengandung arti cerdas, yakni kejujuran yang disampaikan dengan bertanggung jawab. Jujur bukan berarti mengatakan semua yang diketahui apa adanya, tetapi mengatakan apa yang diketahui sepanjang mengandung kebaikan dan tidak menyebutnya jika diperkirakan memabawa akibat buruk bagi dirinya dan orang lain.

4. Disiplin.
Tingkah laku disiplin dilakukan karena mengikuti suatu komitmen. Disiplin bisa berhubungan dengan kejujuran, bisa juga tidak. Kejujuran juga diwariskan oleh genetika orang tuannya, terutama ketika anak masih dalam kandungan, secara psikologis dapat menetas pada anaknya. Keharmonisan orang tua didalam rumah akan sangat berpengaruh dalam membentuk watak dan kepribadian anak-anak pada umur perkembangannya. Ketika anak masih kecil, pantang orang tua bebohong kepada anaknya, karena kebohongan yang diarasakan oleh anak akan menimbulkan kegelisahan serta merusak tatanan psikologi seorang anak.

Pada anak usia kelas IV SD hingga SLTP, kejujuran sebaiknya dibiasakan sejalan dengan kedisplinan hidup, disiplin belajar, disiplin ibadah, displin bekerja membantu orang tua di rumah, disiplin keuangan dan dan disiplin agenda harian anak. Pada anak usia SMA kejujuran dan kedisiplinan yang ditanamkan harus sudah disertai alasan yang rasional, baik dalam kehidupan dalam rumah tangga, sekolah maupun dilingkungan masyarakat. Sistem punishment dan reward sudah bisa diterapkan secara rasional.

Pada usia mahasiswa, kejujuran dan kedisiplinan dinisyakan melalui pemberian kepercayaan dalam berbagai tanggungjawab.kepada mereka sudah ditekankan komitmen dan substansi, sementara prosedur dan teknik mungkin harus sudah diserahkan kepada seni dan kreatifitas mereka.
Pada orang dewasa yang sudah bekerja, kejujuran dan kedisiplinan diterapkan melalui pelaksanaan sistem dimana peluang untuk berbuat tidak jujur dipersempit. Misalnya dengan pengawasan yang transparan. Betapapun orang jujur dapat berubah menjadi tidak jujur menakala peluang tidak jujur dan tidak disiplin terbuka tanpa pengawasan.

Ada suatu tamsil, orang yang mengeluhkan atas aroma wc yang baunya pesing dengan orang yang masuk ke kamar hotel yang baunya harum. Ketika mau masuk wc dengan penuh terpaksa, manahan bau yang tidak sedap, sambil menyiramkan air agar baunya hilang. Perasaan marah sambil mengomel siapa yang tidak menyiramkan air seninya setelah selesai kencing. Lama kelamaan hidung sudah terbiasa dengan bau yang tidak enak. Dikira baunya sudah hilang setelah selesai buang hajat segera keluar, dan diluar juga sudah menunggu orang yang mau buang hajat. Orang yang menunggu sama-sama mengeluhkan wc nya bau pesing. Kenapa orang yang baru keluar hajat merasakan sudah tidak berbau.

Lain masuk wc ternyata lain pula masuk ke kamar hotel yang berbau harum, sambil mensyukuri aduhai harumnya kamar ini, setelah tinggal beberapa saat bau harumnya sudah tidak begitu dirasakan lagi. Inilah tamsil bahwa perbuatan buruk atau baik itu kadang ditentukan oleh lingkungannya, oleh karena itu sebaik-baik orang yang menyadari bahwa kebaikan itu hakiki dan harus dipertahankan, demikian pula keburukan itu juga hakiki yang harus dihindarkan. Maka prinsip hidup amatlah penting, agar kehidupan tidak mudah terombang-ambingkan keadaan. Karena itu Rasulullah SAW pernah berpesan “ Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, dan balaslah perbuatan buruk dengan kebaikan, dan berbudilah dengan manusia dengan budi yang baik”. Insya-Allah bila dapat menerapkan konsep ini kita akan selamat didunia maupun di akherat kelak, amin.

5/06/2013

Refleksi Kehidupan


Seorang tukang bangunan yang sudah tua berniat untuk pensiun dari profesi yang sudah ia geluti selama puluhan tahun. Ia ingin menikmati masa tua bersama istri dan anak cucunya. Ia tahu ia akan kehilangan penghasilan rutinnya namun bagaimanapun tubuh tuanya butuh istirahat. Ia pun menyampaikan rencana tersebut kepada mandornya. Sang Mandor merasa sedih, sebab ia akan kehilangan salah satu tukang kayu terbaiknya, ahli bangunan yang handal yang ia miliki dalam timnya.Namun ia juga tidak bisa memaksa. Sebagai permintaan terakhir sebelum tukang kayu tua ini berhenti, sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah untuk terakhir kalinya.

Dengan berat hati si tukang kayu menyanggupi namun ia berkata karena ia sudah berniat untuk pensiun maka ia akan mengerjakannya tidak dengan sepenuh hati.
Sang mandor hanya tersenyum dan berkata, "Kerjakanlah dengan yang terbaik yang kamu bisa. Kamu bebas membangun dengan semua bahan terbaik yang ada."

Tukang kayu lalu memulai pekerjaan terakhirnya,
ia begitu malas-malasan
ia asal-asalan membuat rangka bangunan
ia malas mencari bahan yang berkualitas
ia gunakan bahan-bahan berkualitas rendah.

sayang sekali...!

ia memilih cara yang buruk untuk mengakhiri karirnya.
saat rumah itu selesai.
sang mandor datang untuk memeriksa
saat sang mandor memegang daun pintu depan,
Ia berbalik dan berkata,

"Ini adalah rumahmu, hadiah dariku untukmu!"

 

Betapa terkejutnya si tukang kayu.
ia sangat menyesal.
kalau saja sejak awal ia tahu bahwa ia sedang membangun rumahnya,
ia akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.
sekarang akibatnya,
ia harus tinggal di rumah yang ia bangun dengan asal-asalan.

inilah refleksi hidup kita 

Pikirkanlah kisah si tukang kayu ini.
Anggaplah rumah itu sama dengan kehidupan Anda.
Setiap kali Anda memalu paku, memasang rangka, memasang keramik,
lakukanlah dengan segenap hati dan bijaksana!
Sebab kehidupanmu saat ini adalah akibat dari pilihanmu di masa lalu.
Masa depanmu adalalah hasil dari keputusanmu saat ini.

4/23/2013

Mengatasi Kesurupan


Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah bersifat merdeka, tetapi ia mempunyai sifat fitrah yang ingin bebas dari segala gangguan. Oleh karena itu adanya fenomena kesurupan yang melanda beberapa wilayah Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi terutama dari kalangan pelajar dan buruh pabrik akhir-akhir ini, sebagaimana diberitakan baik dimedia massa maupun media elektronik.  Peristiwa tersebut ditengarai adanya kegiatan-kegiatan manusia, misalnya pembangunan gedung, penebangan pohon, pembuatan sumur yang merupakan aktifitas rutin manusia untuk mengolah sumber daya alam yang merupakan hak manusia selaku khalifah dibumi.

Mereka berteriak histeris, menangis dan kejang-kejang baik terjadi ketika proses belajar-mengajar atau sedang melakukan aktifitas lain. Dari kejadian ini kemudian diadakan upaya penyembuhan dengan berbagai cara yang bisa dilakukan, ada yang mengundang paranormal, ustadz, kyai, memberikan sesaji, memanggil imam masjid, tergantung dari tingkat kecerdasan dan keberagamaan masyarakat.

Kesurupan merupakan kondisi tubuh yang fitrah kemasukan makhluk ghaib. Bila dianalogikan dengan suatu yang bersifat materiil, bahwa jasad manusia mempunyai sifat steril dari benda-benda lain. Bila kulit tertusuk duri maka akan timbul rasa sakit walaupun tanpa upaya untuk dikeluarkan tetapi sel-sel dalam tubuh akan berontak dan berusaha untuk mengeluarkan benda tersebut. Demikian pula bila mata kena kotoran atau debu maka air mata akan mengalir untuk menghilangkan kotoran agar mata menjadi steril kembali.
Tubuh yang tidak normal, misalnya mempunyai penyakit jantung, paru-paru, diabetes, asam urat, darah tinggi, mag dan penyakit-penyakit lainnya yang menurut diagnosa dokter harus pantang terhadap makanan tertentu. Maka bila tetap makan makanan tersebut akibatnya tubuh akan konslet yang akan menambah sakit, reaksi yang terjadi tubuh akan lemas, kepala pusing atau bersifat frontal misalnya jatuh atau kejang-kejang.

Proses kesurupan.
Secara tidak disengaja kesurupan terjadi karena makhluk ghaib merasa terusik dengan keberadaan manusia. Tanpa sepengetahuan manusia mereka yang bertempat dipohon, batu, pohon, bukit, lembah atau tempat-tempat lain, mereka merasa bahwa tempat-tempat tersebut menjadi miliknya. Bila ada makhluk yang mengganggu keberaaannya maka dengan serta merta mereka akan berontak dan bisa jadi akan masuk kedalam jasat hidup manusia.

Kesurupan bisa terjadi karena disengaja dengan adanya aktifitas fisik yang membutuhkan konsentrasi sedang hatinya kosong seperti pemain kuda lumping, kuda kepang, dolalak, rodad. Demikian pula mereka yang sedang mempelajari ilmu yang tidak ada bertentangan dengan syari'at (ilmu hitam) bisa mengalami hal yang sama. Sehingga ketika kesurupan mereka dapat melakukan aktifitas yang diluar kemampuan fisik dan tidak masuk akal, seperti makan kaca, mengupas kelapa dengan giginya lalu memecahkannya dengan diadu pada kepalanya, bahkan kotoran hewan dan sebagainya.

Bagi paranormal yang sedang mengobati pasien dengan mantera-mantera tertentu dirinya kesurupan, hal ini yang menurut keyakinan bahwa dirinya sudah memperoleh wisik. ketika bermeditasi lalu mengucapkan sesuatu yang diyakini itu bukan ucapan dia tetapi makhluk ghaib yang menjadi taghutnya.

Kesurupan juga bisa dilakukan oleh pihak ketiga dengan memalui perantara minta bantuan pada makhluk ghaib untuk mempengaruhi kondisi psikhis seseorang maka akibatnya seseorang melakukan aktifitas yang diluar kebiasaan, benci menjadi cinta, sabar menjadi pemarah, lemah-lembut menjadi garang dan sebagainya.
Aktifitas yang dilakukan oleh orang yang kesurupan tidak fitrah lagi, jiwa fitrah yang mempunyai sifat-sifat ketuhanan sudah didominasi kekutan metafisik dari golongan jin, baik itu jin muslim maupun jin kafir mereka adalah zalim dan telah melakukan penjajahan. Karena manusia dan jin adalah makhluk yang berbeda dan mempunyai alam yang berbeda dan tujuan penciptaan ada sama yaitu untuk beribadah kepada Allah. Alam semesta pengeloaan dan pemanfaatan sudah diserahkan kepada manusia sebagai khalifah, yang sebelumnya sudah diserahkan kepada golongan Iblis tetapi mereka menyalahgunakan wewenang akhirnya dicabut oleh Allah. Manusia makhluk bersifat jasmani dan rohani sedang jin adalah makhluk rohani dan meraka bisa mengetahui bentuk dan kedudukan manusia.

Bila manusia mampu melihat mereka maka akan menimbulkan keresahan, seperti dikisahkan oleh Hasan Bishri Lc dalam bukunya 6 Jenis gangguan Jin pada Anak dikisahkan. Andi seorang anak kecil yang mempu mengetahui jin, dia sering bermain-main dengan jin baik itu disekolah maupun dirumah, ketika dirumah disaksikan oleh ibunya dia sedang bermain, sekan-akan mempunyai teman, dan ketiaka ditanya ibunya memang dia mempunyai teman. Namun suatu saat dia menjerit ketakutan dan kemanapun pergi minta ditemani, ditanya ibunya mengapa demikian, dia menjawab bahwa dia selalu diikuti oleh makhluk yang bermuka hitam dan bertanduk, kadang diikuti oleh wanita tua yang botak kepalanya.

Demikian pula yang dialami oleh KH Ahmad Suhaimiy pimpinan Pondok Pesantren Darul Falah Es Salafi Kemang Indah Meuji OKI Sumatera selatan dia pernah shalat subuh dengan jama'ah jin. Ketika ada adzan subuh lalu dilaksanakan shalat subuh berjama'ah dan kemudian kegiatan ta'lim. Setelah kegiatan selesai jama'ah bubar lalu ada panggilan adzan kembali, lalu shalat subuh dan kegiatan ta'lim kembali, dia berkeyakinan bahwa jama'ah yang kedua itu jama'ah yang sesungguhnya. (Majalah Ghoib, Pebruari 2006).
Disamping jin, malaikat juga makhluk ghaib disamping mereka mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda, meraka sering turun kelangit dunia untuk mencari orang yang sedang mengadakan majelis dzikir. Akan tetapi dua makhluk ghaib diciptakan dari unsur yang berbeda dan tugasnya juga berbeda, yang satu menyesatkan dan yang satu memberi petunjuk.

Mengatasi kesurupan
Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Al Isra': 82). Hal tersebut direalisasikan oleh para ulama', kyai, ustdz dengan kegiatan mujahadah, dzikir, ruqyah.

Ruqyah yang menjadi terapi dari gangguan jin dan juga penyakit medis. Peruqyah menyampaikan muqodimah tentang kedudukan jin dan manusia yang berbeda, diciptakan dari unsur yang berbeda, mereka hidup bebas satu sama lain tidak boleh saling mengganggu, apalagi bila makhluk halus yang berasal dari golongan jin masuk kedalam jasad manusia maka hal ini telah terjadi perbuatan kedzaliman. Para peserta nampak hidmat mendengarkan, ada yang sudah merasa cemas. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat Alquran, baru beberapa menit ada yang sudah mengomel, menangis, histeris, berteriak-teriak tetapi ada yang reaksinya halus lewat keringat, air mata, gerakan halus dalam tubuh dan sebagainya.
Semakin lama dibacakan ayat Alquran semakin keras reaksinya, dan bisa terjadi percakapan, meraka ditanya asal-usulnya, apa maksudnya, bila jin kafir maka mereka diajak masuk Islam dan bila jin muslim maka diberi kesadaran. Dengan demikian terapi ayat yang dibacakan bisa lebih tepat dan akurat, mantera pengusiran atau penyadaran.

Dalam prakteknya ada jin yang merasa cocok tinggal ditubuh manusia, karena ketika terjadi percakapan bahwa manusia itu sendiri yang memintanya maka ruqyah harus dilakukan berulang-ulang. Ruqyah memang tidak masuk akal tetapi nyata dan kesembuhannya adalah nyata. Karena jin kafir bisa diajak masuk Islam dan jin muslim dengan ikhlas mau pergi. Terapi yang demikian ini akan memutuskan rantai lingkaran syetan. Metode pengusiran makhluk halus dangan makhluk yang lebih tinggi maka akan terjadi adu kekuatan, yang kuat dialah yang berkuasa, tetapi seiring dengan peredaran waktu akan ada yang menandinginya, diatas langit masih ada langit. Tetapi tandingan yang kita ajukan adalah sang Kaliq, maka tidak akan ada yang mampu menandingi, karena tidak ada dzat yang setara dengan Dia.
Ruqyah pernah dilakukan oleh rasul baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap sahabat Abu Bakar ketika disengat Kalajengking lalu dibacakan surat Al Fatehah, Al Ikhlas, Al falaq dan Annas. Demikian pula Rasulullah pernah diruqyah oleh malaikat.

Bila hendak melakukan ruqyah, hindarkan ruqyah syirkiyah, karena mantera yang dibaca tidak bersumber dari Alquran dan hadits, tidak diketahui maknanya dan adanya keyakinan bahwa yang menyembuhkan adalah ayat tersebut. Maka bila terjadi yang demikian dikhawatirkan akan terjadi kekuatan ketiga yaitu jin yang dapat mencuri berita dari langit membawa seratus kebohongan yang dibalut dengan satu kebenaran membisikkan pada manusia yang sedang membutuhkan pertolongan.

Dampak ditengah masyarakat.
Fenomena kesurupan yang tidak disengaja yang terjadi dilingkungan pelajar dan buruh memberikan nuansa baru dalam kehidupan beragama. Visualisasi anak atau orang yang kesurupan menjadi media yang efektif didalam menanamkan kesadaran beragama. Keharusan manusia untuk berdisiplin, istiqomah dalam melaksanakan syari'at, membiasakan diri untuk bersikap jujur dan adil, beramal shaleh memenuhi hati dengan dzikir dan akal dengan fakir. Menjauhi dari perbuatan fasiq niscaya hati akan bersinar, jasad manusia seakan dibungkus dengan kekuatan Allah, sehingga jin tidak mampu menembusnya. Sebagaimana dikatakan oleh Prof Dr. Qurais Shihab bahwa kesurupan disebabkan oleh hati dan pikiran yang labil.

Setiap saat manusia selalu diintai oleh syetan dari segala penjuru yang akan mempengaruhi bahkan menguasainya. Bila manusia itu adalah sebuah rumah dimana didalam rumah terdapat harta benda yang menjadi incaran para penjahat, bila ingin aman maka dibuatkan pagar dan bila perlu tenaga Satpam, bila dipandang kurang kuat maka ditambah dengan alarm, alat detector, CCTV. Bentengnya manusia adalah dzikir, keteguhan dan ketaatan dalam menjalankan syari'at Islam, jauhkan dari thaghut, mintalah petunjuk dan pertolongan hanya kepada Allah. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan (QS Al Fatehah).

Kekuatan benteng manusia dapat dibangun secara terus menerus dengan iman dan amal shaleh, iman kadang kuat dan kadang melamah (Al hadits). Iman kuat ditandai dengan keteguhan dan sikap istiqomah dalam menegakkan dan menjalankan syari'at. Iman yang sedang melemah ditandai dengan sifat malas, benci, marah tanpa sebab. Maka bila hal ini dibiarkan akan membuat jiwa menjadi rapuh.
Jiwa dan fikiran yang labil terkait dengan perubahan waktu, tempat dan usia, antara dus seint dan dus sollen perlu disinkronkan dengan menyadari keterbatan dan kemampuan yang ada. Perlu berhati-hati terhadap dunia fantasi yang bisa yang melalaikan tugas dan tanggung jawab selaku makhluk individu, masyarakat dan ber-Tuhan.

4/19/2013

Gaya Hidup Tangan-tangan Kreatif


Tangan kreatif bergerak adalah menunjukkan keterampilan dan kreatifitas, bila diam terasa gatal, dalam judul ini penulis sampaikan tentang tangan-tangan terampil ketika berhadapan dengan perkembangan IPTEK yang ditandai dengan semakin canggihnya sarana informasi dan komunikasi melalui ponsel.

Di sekolah, di mol, di pasar, di jalan, di halte bus, di kantor, terlihat tangan-tangan kreatif memainkan ponsel. Entah itu mau ngebel, kirim SMS, main game, membuka memori lewat inbox, membuaka e-mail, face book, mencari berita atau mungkin hanya sekedar untuk mengecek sisa pulsa. Begitu banyaknya para pemakai ponsel, yang pada tahun 1990-an masih menjadi barang langka dan sangat mahal. Penelpon dan penerimanya dikenai beban pulsa, demikian pula untuk membeli voucer perdana sangat mahal, bahkan satu voucer perdana pada masa sekarang dapat digunakan untuk membeli ponsel kamera. Dengan semakin berkembangnya sarana informasi dan komunikasi, maka terjadi persaingan para pengelola ponsel dengan menawarkan produk yang sangat murah. Sehingga pada masa sekarang ponsel menjadi barang biasa, sebagaimana orang yang memakai jam tangan.

Begitu banyaknya para pemakai ponsel, ada yang memandang bahwa ponsel adalah menajadi kebutuhan pokok, sehingga setiap saat ponsel selalu melekat pada dirinya, ibarat perangko yang melekat pada suratnya. Dengan HP bisnis menjadi lancar, relasi semakin banyak, komunikasi dengan keluarga semakin dekat, dan banyak hal lain yang dapat berjalan lebih baik ketika mengunakan jasa ponsel. Dengan demikian kelompok ini dalam pemakaian ponsel sudah diperhitungkan untung-ruginya, manfaat dan madharatnya. Sehingga sebelum habis masa berlakunya sekalipun sisa pulsa masih banyak, akan segera diisi ulang. Karena takut kehilangan informasi, karena ponselnya ibarat orang yang bisu sudah tidak dapat berbicara, untuk memanggil atau hanya sekedar untuk mengirim SMS.

Disamping pemakai ponsel karena kebutuhan namun ada juga yang karena motivasi ingin tampil modis, sehingga perkembangan IPTEK selalu diikuti walaupun kadang tidak diikuti dengan kemampuan SDM pada dirinya sendiri. Sehingga ketika voucer sudah didisi ulang, mulut selalu ingin bicara, jari telunjuk semakin terampil, pencet sana, pencet sini, untuk tulis SMS sehingga tersusun kata-kata yang manis atau hanya sekedar ingin ngobrol, menanyakan apakah sudah makan, apakah belum tidur, apakah capek, apakah sudah bangun dan lain sebagainya. Yang lebih ironis lagi baru saja ketemu lalu berpisah sudah ingin ngebel atau kirim SMS.

Begitu asiknya permainan jari terampil, masa berlakunya pulsa masih lama namun sisa pulsa sudah tidak cukup untuk mengirim SMS apalagi untuk ngebel. Akhirnya punya HP yang bisu, karena hanya bisa menerima. Maka apalah gunanya ketika kolega minta dikirimi nomor HP seseorang, padahal dia sangat membutuhkan. Ahirnya kolega menunggu yang tak pernah ada jawab, karena kolega sendiri juga tidak punya persediaan pulsa buat berbicara. Belum lagi bila ada urusan keluarga yang sangat penting, tentu juga amat menyulitkan.

Kiat menggunakan HP
Ketika menggunakan HP maka kita dapat bermuhasabah, betapa sangat berharganya waktu, pembicaraan lewat HP dihitung dengan uang, sehingga waktu itu memang amat penting walaupun pentingnya waktu itu kadang lebih banyak disia-siakan. Allah menyebutan bahwa orang yang tidak dapat memanfaatkan waktu maka termasuk orang-orang yang merugi. Oleh karena itu rasul memerintahkan kepada umatnya agar menggunakan waktu muda sebelum datang waktu tua, waktu sehat sebelum datangnya sakit, waktu luang sebelum datangnya waktu sibuk, waktu kaya sebelum datangnya kemiskinan, waktu hidup sebelum datangnya kematian.

Maka agar HP selalu dapat digunakan perlu dilakukan kiat-kiat sebagai berikut:
1. Isi ulang vocer sebelum masa berlakunya habis atau ketika sisa pulsa sudah tidak dapat digunakan untuk memanggil.
2. Berbicaralah yang singkat, jangan ngobrol, bicaralah yang penting-penting saja hindari sikap yang penting bicara.
3. Ketika bertemu relasi, teman cukupkan pembicaraan, tanyakan yang belum jelas, sehingga tidak akan mendorong untuk menanyakan sesuatu setelah berpisah.
4. Bila mengirim pesan yang berisi perjanjian untuk bertemu pada suatu waktu, jangan memulai dengan, kapan kita bertemu, dimana kita bertemu dan sebagainya. Tetapi kita mulai dengan kita bertemu pada hari Sabtu, jam 09.00 di Perpustakaan. Maka penerima pesan akan menjawab ya atau tidak. Jadi hindarkan mengirim pesan yang akan selalu menjadi tanya jawab yang tidak pernah akan selesai.
5. Bila untuk internet gunakan fasilitas paket agar pengeluaran dapat diperhitungkang.

Oleh karena itu gaya hidup tangan-tangan kreatif, hendaknya diimbangi dengan daya fikir dan semangat zikir, agar hidup semakin terarah, sekaligus untuk membiasakan diri pola hidup sederhana, tidak boros dan tidak medit. Sehingga azas manfaat, azas keseimbangan selalau dipupuk dan dikembangkan pada setiap insan.

3/27/2013

Selamatkan Anak Bangsa dari Bahaya Narkoba




Para ahli memprediksikan bahwa negara Indonesia akan menjadi market atau sasaran penyebaran Narkoba (Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya). Dan sekarang terbukti Narkoba sudah merambah di kalangan para artis, para pelajar, mahasiswa, masyarakat umum, aparat. Narkoba menjadi lahan mencari nafkah yang dapat mengeruk keuntungan yang sangat besar tanpa mempedulikan kemaslahatan bersama, generasi mendatang banyak yang rusak hal ini karena Narkoba dapat menimbulkan gangguan mental, kenakalan remaja dan tindakan kriminalitas lainnya.

Lima belas abad yang lalu Islam telah mengharamkan minuman keras yang disampaikan secara bertahab, hal ini mengingat bahwa kondisi sosio cultural masyarakat Arab yang suka minum-minuman keras, berjudi dan perbuatan jelek lainya. "Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi mausia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya" (QS. Al Baqarah: 219).

" Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan, Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dapat menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)". ( QS. Al maidah ayat 90-91). 

" Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan adalah khamar dan setiap khamar adalah haram" (HR. Abdullah bin Umar).

Jenis-jenis Narkoba dan akibatnya:
1. Minuman keras.
Minuman keras adalah jenis minuman yang mengandung alkohol didalamnya. Alkohol termasuk zat adiktif, artinya zat tersebut dapat menimbulkan adiktif (addiction) yaitu ketagihan dan ketergantungan. Pemakainan minuman keras dapat menimbulkan gangguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam berfikir, perasaan dan perilaku. Timbulnya GMO ini disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat (otak). Karena sifat adiktif dari alkohol ini maka orang yang meminumnya semakin lama akan menambah takaran sampai pada dosis keracunan (intoksikasi) atau mabuk.
Bagi mereka yang sudah ketagihan atau ketergantungan, bila pemakaian dihentikan akan menimbulkan sindrom putus alkohol, hal ini sungguh akan menimbulkan rasa sakit maka akan terus berupaya untuk meminumnya lagi dengan takaran semakin bertambah, demikian seterusnya akan menjadi lingkaran setan yang sukar untuk dihentikan.
Pemakaian miras terlalu lama akan menimbulkan gangguan pada organ otak, liver, alat pencernaan, pancreas, otot, janin, endroktrin, nutrisi, metabolisme dan resiko kangker. Adapun tindakan kekerasan yang dipicu oleh miras dapat mengakibatkan cidera, cacat hingga kematian.

2. Ganja (tetrahidrocanabinol/ THC).
Ganja termasuk kategori narkotika dan didalamnya termasuk candu, morfin, heroin dan kokain. Pemakaian ganja dapat menimbulkan gangguan mental organik (GMO) yaitu gangguan dalam fungsi berfikir, perasaan dan perilaku. GMO ini karena reaksi ganja langsung ke sel otak. Zat adiktifnya juga berupaya untuk menambah takaran.
Biasanya orang yang menghisap ganja dengan maksud untuk melarikan diri dari kenyataan, ingin merasakan bebas dari beban dan kenyataan yang ada, ingin memperoleh kegembiraan yang semu dan masa bodoh terhadap lingkungannya. Tanpa disadari bahwa yang demikian ini justru menjerumuskan kedalam dunia khayal sampai pada gangguan jiwa mirip skizofrenia. Seorang yang menderita skizofrenia menunjukaan gangguan pada daya nilai realitas (terganggu) serta pemahaman tentang dirinya (insight) buruk (merasa dirinya tidak sakit).
Gejala lainnya adalah adanya halusinasi, yaitu adanya pengalaman panca indera tanpa adanya stimulus (rangsangan). Misalnya halusinasi pendengaran, terdengar suara-suara pada telinga namun sesungguhnya tidak ada sumber suara. Dapat pula seorang merasakan ada sesuatu yang masuk kedalam dirinya, seolah–olah ada orang lain didalam dirinya, bisa juga tubuhnya bergerak secara reflek tanpa disadari melakukan suatu perbuatan, ada pula yang menangis, berontak, mengamuk dan sebagainya.

3. Putau.
Dipasaran gelap heroin tidak begitu dikenal, sehingga menggunakan nama putau yang tidak lain adalah bubuk/ kristal heroin.
Biasanya orang memakai putau dengan mengejar dragon yaitu dengan memanasi bubuk heroin pada kertas timah lalu keluar asapnya yang menyerupai dragon dan kemudian dihisap. Bisa juga dilakukan dengan nyipet yaitu menyuntikkan heroin yang telah dicampur dengan air panas.
Pemakain putau akan menimbulkan gangguan mental organik karena reaksinya langsung menuju ke pusat sel-sel saraf pusat sehingga menimbulkan gangguan fungsi berfikir, perasaan dan perilaku.
Pemakai putau akan merasa sakoi yaitu suatu keadaan yang sakit luar biasa karena putus zat, yaitu kehabisan putau. Maka resikonya akan mencari putau dengan jalan apapun tanpa mempedulikan resikonya. Oleh karena itu dapat dimengerti mereka sering terlibat perkelahian atau tindak kriminial guna memperoleh uang untuk membelinya. Dampak psikososial lainnya adalah drop out sekolah, kehilangan kawan, tidak masuk kerja, bolos sekolah dan terlibat pelanggaran hukum lainnya.

4. Ectasy.
Ectasy adalah zat atau bahan yang tidak termasuk narkotika atau alkohol, melainkan termasuk zat adiktif. Artinya zat yang dapat mengakibatkan adiksi (ketergantungan, ketagihan). Pengaruh terhadap susunan syaraf pusat (otak) sama dengan narkotika dan alkohol.
Ectasy mempunyai sifat:
a. Keinginan untuk memperolehnya dengan jalan apapun.
b. Kecenderungan untuk menambah takaran.
c. Ketergantungan secara psikis.
d. Ketergantungan secara fisik.

5. Kokain.
Kokain berasal dari tanaman koka, bahan dasar dipakai dengan cara merokok, baik sigaret maupun pipa dan dampaknya mirip yang digunakan dengan nyipet. Pemakaian kokain juga akan menimbulkan gangguan mental organik pada fungsi berfikir, perasaan dan perilaku. Atau dengan kata lain pemakainya akan terganggu karena susunan syaraf pusat langsung bereaksi dengan kokain tadi.

Dampak penggunaan Narkoba:
1. Bagi pemakai terjadinya gangguan mental organik, sel saraf otak pusatnya tergangu oleh karena itu akan menurunkan kualitas sumber daya manusia.
2. Tidak harmonisnya kehidupan keluarga maka sulit untuk menciptakan keluarga sakinah.
3. Terjadi tindak kekerasan, krimanalitas, karena kondisi sakoi akan menuntut terpenuhinya dengan jalan apapun.
4. Bagi pengedar akan merusak generasi mendatang dan sekaligus akan memperoleh harta yang tidak halal dan thayib.

Upaya memerangi Narkoba:
1. Pendidikan agama sejak dini, berdasarkan hasil penelitian bahwa remaja yang komitmen agamnya rendah mempunyai resiko penyalahgunaan narkoba bila dibanding dengan remaja yang mempunyai komitmen agama yang tinggi.
2. Menciptakan kehidupan rumah tangga yang religius. Penelitian membuktikan bahwa remaja yang dibesarkan pada keluarga yang kurang religius akan mempunyai resiko yang lebih besar dalam penyalahgunaan Narkoba dibanding dengan anak yang dibesarkan dalam keluarga yang religius.
3. Penanaman pada remaja sedini mungkin bahwa menggunakan Narkoba atau mengedarkannya adalah haram hukumnya.
4. Peran orang tua sangat besar dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan Narkoba:
a. Orang tua dirumah (ayah ibu), ciptakan suasana rumah tangga yang harmonis (sakinah), tersedia waktu dan komunikasi dengan anak, hindari pola hidup konsumtif, beri suri tauladhan yang baik sesuai dengan tuntunan agama.
b. Orang tua disekolah (bapak ibu guru), ciptakan kondisi proses belajar-mengajar yang kondusif bagi anak didik agar manjadi manusia yang beriman, berilmu dan beramal.
c. Orang tua dimasyarakat (tokoh masyarakat, ulama', ustadz, pejabat, pengusaha dan aparat) ciptakan kondisi lingkungan yang sehat bagi perkembangan anak dan remaja.

5. Ditegakkannya Undang-undang.
Undang-undang dan peraturan pemerintah dibentuk dibentuk untuk mewujudkan suasana masyarakat yang damai, aman dan sejahtera serta membatasi terhadap perbuatan zalim. Maka bila undang-undang telah ditetapkan tapi bila terjadi pelanggaran tidak ada sangsinya maka yang terjadi adalah kekacauan, ketidakadilan dan perbuatan angkara murka lainya.

Maka untuk menyelamatkan generasi mendatang yang bebas dari Narkoba adalah menjadi tanggung jawab bersama baik pemerintah sebagai pembuat undang-undang, aparat sebagai penegak hukum dan rakyat agar menjadi warga yang taat hukum. Sudah banyak kegiatan pendidikan atau penyuluhan kepada masyarakat untuk bersama-sama mewaspadai tindakan penggunaan dan penyebaran Narkoba. Dan sudah banyak para pelaku yang ditindak dan dikenai jerat hukum, maka tiadalah suatu kebaikan itu dapat diterima dan dilaksanakan. Oleh karena itu sikap istiqomah, tawadhu', ridha dan ikhlas agar selalu diupayakan untuk menjadi acuan dalam memberikan suri tauladhan yang baik.

(Sumber: Alquran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater)

3/13/2013

Menyiapkan Mental

Banyak terjadi dalam kehidupan ini hukum sebab dan akibat, siapa menanam pasti akan mengetam. Namun dalam kenyataannya banyak melakukan sebab tetapi tidak mau menerima akibat (yang buruk). Bila perbuatan baik tentu akan selalu diingat, namun bila terjadi kesalahan maka yang akan terjadi lempar batu sembunyai tangan.
Hukum sebab dan akibat yang berdampak pada orang lain tentu bisa dielakkan dengan orang lain, namun bila sebab dan akibat itu ada pada diri sendiri tentu harus diterima apa adanya. Sebagai contoh adalah orang yang menderita suatu penyakit dimana penyembuhannya harus melalui proses operasi niscaya yang terbanyang dalam fikiran adalah bahwa dirinya akan menjadi pribadi yang cacat. Demikian pula kondisi yang diharapkan akan menjadi lebih baik namun sebaliknya akan menjadi lebih buruk, bahkan akan muncul suatu bayangan tidak akan mempunyai umur panjang (mati). Negatif thinking inilah yang akan semakin memperkeruh keadaan.
Saya yakin bahwa setiap orang akan merasa down bahkan sok setelah membayangkan hal-hal negative dan sesuatu hal yang belum tentu akan terjadi. Dan sebenarnya pikiran yang negative ini telah dipelajari oleh para ilmuan dari masa kemasa yang selalu menunjukkan kemajuan. Untuk melakukan tindakan medis para dokter tentu telah melakuakn observasi dan kajian yang mendalam, serta memprediksi segala kemungkinan. Masihkah diri yang lemah bahkan sangat buta dengan pengetahuan yang demikian, negative thinking dan negative feeling itu telah mendominasi keyakinan.
Maka ketika fikiran negative telah bersemayam dalam diri, tiada jalan lain selain berusaha untuk berontak, mencari motivasi diri dengan menanyakan pada orang-orang yang berwawasan keilmuan, atau shering dengan orang yang pernah mengalami hal yang serupa. Dalam hal ini dorongan dari keluarga sangat dibutuhkan. Hal ini pernah penulis alami, ketika dokter menyarankan untuk operasi, maka yang terfikir adalah mati, yang karenanya dengan mati maka akan meninggalakan orang-orang yang dicintai dan mencintai, contohnya istri, anak, orang tua, saudara, dan lainnya. Bagaimanakah mereka, siapkan mereka ditinggalkan.
Perasaan yang demikian ini sebenarnya telah mendahului qodrat dan irodat Allah SWT. Bila ternyata perasaan yang demikian ini terus berkembang, bahkan ingin mendominasi seluruh pikiran maka berusahalah untuk mencari ketenangan, karena bila fikiran tenang niscaya akan dapat berfikir secara positif, namun sampai kapankah untuk memperoleh ketenangan hati. Jawabannya adalah bila dirinya sudah merasa dekat dengan Allah. Sehingga dengan kedekatan hati inilah Allah akan mendengarkan jeritan hambanya yang berusaha bersikap tegar walau hatinya terasa pedih.
Pernahkah kita ditinggalkan oleh orang-orang yang kita cintai, bisa jadi untuk menaruh hati pada dirinya telah melakukan berbagai upaya, bahkan dengan pengorbanan. Sungguh upaya dan pengorbanan ini menjadi tidak berarti bahkan menjadi perbuatan yang sia-sia. Inilah dalam kehidupan dunia ada yang mencintai ada yang dicintai, ada yang datang ada yang pergi yang semuanya merupakan qodrat irodat Allah di dunia ini. Pernahkan kita membayangkan bila kita ditinggalkan Allah, namun secara tidak sadar sering atau kadang-kadang meninggalkan Allah. Rasulullah SAW pernah memberikan nasehat pada Ibnu Abbas, yang waktu itu masih kecil: Ihfadzillah yahfadzka, jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu.
Secara maknawi bahwa Allah tidak membutuhkan penjagaan dari makhluknya, namun secara hakiki, bahwa manusia diperintahkan untuk menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, begitu juga belajar ilmu agama untuk meluruskan ibadah dan muamalah, yang dengannya kita berdoa kepada Allah. Selaras dengan hakekat diciptakannya manusia agar beribadah kepada Allah SWT. “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (QS. Adz-Dzariyat: 56). Pengharapan hamba Allah setelah melakukan ketaatan kepada-Nya maka akan di kabulkan do’anya. “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. (QS. Muhammad: 7).
Bagaimanakah caranya untuk menumbuhkan rasa untuk selalu dekat dengan Allah. Tidak lain adalah dengan melakukan zikir secara istiqomah. Dzikir dilakukan secara terus- menerus baik dari segi kuantitas dan kualitasnya berupaya untuk selalu ditingkatkan. Karena itu bila zikir dilakukan secara sembarangan atau kadang-kadang saja maka ketenangan dan kegundahan akan selalu berperang untuk menjadi pemenangnya. Dari aktifitas zikir inipun Allah SWT telah memberikan pengharapan kepada hambanya “Apabila seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta, apabila dia mendekat kepada-Ku sehasta maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa, dan apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari (HR. Buchari)”.
Banyak pedoman untuk berzikir, diantaranya adalah zikir Maksurat yang disusun oleh Syahid Hasan Al Banna, yang menjadi konsumsi zikir yang dibaca pada saat pagi (setelah shalat Subuh) dan petang (setelah shalat Ashar). Untuk mengistiqomahkan diri, pada awalnya terasa berat, apalagi memerlukan waktu yang cukup lama, namun bila telah dilaksanakan semakin lama, maka akan merasakan ketenangan. Dalam segala urusan manusia hanya berwenang untuk berusaha, berikhtiyar dan tawakal. Karena itu baik dan buruknya yang akan terjadi adalah menjadi urusan Allah SWT. Dan Allah tidak akan membiarkan do’a hambanya yang beriman, beramal dan bertawakal kepada Allah SWT. Kenikmatan dalam berdzikir akan menumbuhkan rasa rindu kepada Allah, sehingga dzikir diucapkan dalam hati (zikir bil qalb), dzikir dengan ucapan (zikir billisan), dilaksanakan dengan perbuatan (zikir bil hal).

Ibadah dalam Perspektif Agama Islam

Islam adalah agama paripurna, didalam syari'atnya ada yang melanjutkan, menghapuskan, mengganti, menjelaskan dan menyempurnakan syari'at agama sebelumnya. Semua bentuk aktifitas perbuatan manusia mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali adalah merupakan ibadah, bila dilaksanakan sesuai dengan tuntunan syari'at. Oleh karena itu dengan keluasan ibadah hendaknya dapat dipahami adanya ibadah yang pokok dan ibadah yang sunah, sehingga ketika melaksanakan ibadah sunah, hati telah menyatu dalam kondisi khudhu', mengagungkan dan kecintaan terhadap Allah. Karena kondisi tersebut semakin menambah keyakinan terhadap Allah dan senantiasa tidak melalaikan ibadah wajib.
Didalam memaknai ibadah antara Ibnu Taimiyyah dan Yusuf Qardawi mempunyai persamaan yaitu:
العبادة اسم لكل ما يحبه الله ويرضاه من الاقوال والاعمال الظاهر والباطن
" Ibadah adalah suatu bentuk kegiatan yang mencakup segala yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik perkataan maupun perbuatan, lahir maupun batin". ( Sa'ad Abdul Wahab, Tafsir Al Hidayah:88).
Sehingga ibadah itu merupakan ukuran dan wujud kecintaan manusia kepada Allah SWT. " Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik". (QS. Attaubah: 24)
Ibadah ada dua macam yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu maghdhah. Ibadah mahdhah (murni) adalah segala macam bentuk ibadah yang sudah ditentukan oleh Allah bentuk, kadar dan waktunya, seperti menjalankan shalat lima waktu, melaksanakan puasa Ramadhan, membayar zakat dan melaksanakan haji. Sebaliknya ibadah ghairu mahdhah (tidak murni) adalah segala aktifitas lahir dan batin manusia yang dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sehingga ibadah bukan sekedar bentuk ketundukan dan ketaatan, tetapi ia adalah bentuk ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya akibat adanya rasa keagungan dalam jiwa seseorang terhadap siapa dalam mengabdi. Dan ia merupakan dampak dari keyakinan bahwa pengabdian itu tertuju kepada yang memiliki kekuasaan yang tidak terjangkau arti hakekatnya. (M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah: 356).
Segala macam bentuk ibadah harus mempunyai dasar dan landasan yang qath'i yaitu dari Alquran dan sunnah Rasulullah SAW.
عن عائشة رضى الله عنها قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من احدث فى امرنا هذا ما ليس منه فهو رد (متفق عليه)
" Dari 'Aisyah RA berkata, bersabda Rasulullah SAW, barang siapa mengada-ada dalam urusan kami ini, maka ditolak" (HR. Bukhari Muslim)
من عمل عملا ليس عليه امرنا فهو رد (رواه مسلم)
" Barang siapa melakukan suatu perbuatan yang tidak berdasarkan urusan kami (Alquran dan atau Hadits) maka ditolak" (HR. Muslim).
Dalam hadits yang lain Rasulullah memberikan pelajaran kepada Muadz bin Jabal tentang tata cara memutuskan perkara: Muadz menjawab dengan Alquran, bila tidak ditemukan dalam Alquran maka dengan hadits, bila dalam keduanya tidak ditemukan maka dengan ro'yu".
Dengan demikian didalam melaksanakan ibadah disamping dengan dalil yang naqli juga dengan dalil aqli. Islam sangat menjunjung tinggi keberadaan akal, sehingga didalam memutuskan suatu perkarapun boleh menggunakan akal yang disebut dengan ijtihad. Ijtihat merupakan upaya yang sungguh-sungguh didalam mengerahkan segala kemampuan untuk mencari jalan keluar atas segala permasalahan baru yang belum ditemukan dasar hukumnya baik didalam Alquran maupun didalam sunnah Rasulullah SAW, dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Sehingga ijtihad hanya dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan ilmu lebih dari orang lain, sebagaimana imam Hambali, Maliki, Syafi'i, Hanafi. Hasil dari ijtihad mempunyai kebaikan yang tinggi, bila benar mendapatkan dua pahala dan bila salah maka mendapatkan satu pahala. Demikian pula bagi orang yang mengikuti salah satu hasil ijtihad.
Segala macam bentuk ibadah semata-mata ditujukan untuk mencari ridha Allah SWT, dengan dasar Aqidah dan pokok-pokok ajaran Islam.
Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".(Al An'am: 162-163)
Aqidah yang lurus dan benar akan menjamin bahwa pelaksanaan ibadahnya dilaksanakan secara optimal. Lebih mengutamakan kewajiban pokok dari pada melaksanakan ibadah yang sunah. Rasulullah memerintahkan kepada umatnya untuk menjalankan shalat tahajud, mengunakan sebagian kecil dari malam untuk berdzikir dan bertafakur, memohon dan mengharap ampunan-Nya. Karena disebagian dari malam itu Allah menurunkan rahmat-Nya, dan Allah akan mengabulkan do'a kepada hamba-Nya yang mau berdo'a. Sehingga keutamaan dari sepertiga malam, separuh malam dan dua pertiga malam senantiasa dilakukan semata-mata untuk meraih ridha Allah.
Didalam mengejar ibadah sunnah itu, hendaknya dapat selalu melatih kepekaan nurani, mengasah hati sehingga ketika baru saja terlelap dari tidur, ketika datang panggilan adzan subuh senantiasa membangkitkan diri untuk segera melaksanakan shalat subuh, sebagaimana Rasulullah SAW setiap menunggu waktu panggilan shalat seperti orang yang sedang kehausan dipadang pasir.

Ibadah bukan hanya shalat
Shalat adalah merupakan ibadah yang pokok, karena shalat adalah merupakan salah satu dari rukun Islam, dan pelaksanaan shalat adalah dalam rangka menyembah secara langsung kepada Allah. Karena itu ibadah shalat, ketika manusia masih hidup di alam dunia ini akan menjadi barometer tentang derajad kemanusiaanya, baik-buruk akhlaq manusia ditentukan oleh shalatnya. Maka ketika didunia ini shalat adalah menjadi penentu di akheratpun amal yang pertama kali akan ditanyakan oleh Allah adalah amal shalatnya.
Shalat adalah ibadah mahdhah, karena telah ditentukan waktunya, dimana waktu shalat subuh dilakukan pada waktu subuh, shalat dzuhur, asar, maghrib dan isa' juga dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal imsyakiyah. Kebolehan untuk mengurangi jumlah rekaat, dan pelaksanaannya tidak pada waktunya bila dalam kondisi darurat sehingga Allah memberikan rukhsoh. Ibadah tidak hanya shalat, akan tetapi shalat adalah merupakan bagian dari ibadah, bahkan shalat akan menentukan nilai ibadah yang lain.
Bila kita sering mengikuti atau mendengarkan diskusi agama, ceramah dan dialog atau pengajian interaktif baik di radio atau di TV sering diantara para pemerhati menanyakan, " mengapa ada orang yang rajin mengerjakan shalat tetapi perbuatan keji, fakhsa' dan munkar senantiasa dilaksanakan"? Maka ketika mendengar pertanyaan ini diantara kita akan berusaha memberikan jawaban, sesuai dengan pengamalaman dan pengetahuan agama masing-masing. Tak jarang bila jawaban kadang mengarah pada seseorang, kalau demikian, mengapa orang lain yang menjadi sasaran bukan dirinya sendiri, keluarga sendiri, bukankah Allah telah memerintahkan " Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…." (QS. Attahrim: 6). Maka sebaik-baik itu adalah mengoreksi terhadap diri sendiri, sejauh mana ketaatan terhadap Allah, sejauh mana ibadah shalat yang senantiasa dijalankan telah membentuk watak dan kepribadiaannya sehingga menjadi pribadi shaleh yang senantiasa dapat menjaga diri dari perbuatan fakhsa' dan munkar
Pribadi shaleh dan shalehah yang dikehendaki adalah yang dapat memotivasi diri dalam kesalehan sosial dan kesalehan spiritual, sehingga antara dunia dan akherat senantiasa akan terjadi keseimbangan. Sehingga ketika sedang berada ditempat shalat senantiasa merasa dekat dengan Allah, segala gerak geriknya selalu dalam pengawasan Allah, perbuatannya sedang tertuju kepada Allah, tidak mau mencampuri urusan shalat dengan urusan yang lain. Seandainya segala perilaku yang demikian ini dapat dilestarikan untuk selanjutnya diterapkan pada kondisi diluar shalat, niscaya perbuatan keji, fakhsa' dan munkar tidak akan sampai terlaksana, karena takut dirinya merasa dalam pengawasan Allah SWT." Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya". (Al Isra': 36)

Ibadah Islamiyah
Pelaksanaan ibadah didalam agama Islam sangat luas sekali, dan mempunyai cirri-ciri:
1. Tidak memberatakan kepada umatnya, bahwa pelaksanaan ibadah adalah berdasar pada taraf kesanggupan, lihat ibadah mahdhah, bahwa Allah mewajibkan untuk melaksanakan karena Allah maha tahu tentang kesanggupan hambanya. Akan tetapi bila didalam pelaksanaannya terdapat masyaqot, kemudian Allah membebaskan dari kewajiban tersebut dengan memberikan rukhsoh. Sehingga bila syarat pelaksanaan ibadah pokok tidak dapat dijalankan maka Allah memberikan alternative kemudahan. Misalnya syarat mendirikan shalat adalah berdiri, namun berdiri bukan harga mati, karena Allah memberikan rukhsoh untuk duduk bila tidak mampu dengan berdiri, atau berbaring bahkan bila tidak mampu dengan isyarat.
2. Fungsi ibadah adalah untuk menuntun hati sebagai penggerak dari segala aktifitas manusia agar sesuai dengan kehendak Allah, karena dalam setiap ibadah pasti ada godaan yang mengakibatkan ibadah kurang khudhu', kurang khusu', kurang ikhlas dan kekurangan lainnya sehingga kualitas pelaksanaan ibadah bersifat statis. Untuk mencapai taraf kesempurnaan ibadah Allah memberikan alternative ibadah tambahan dalam wujud ibadah sunnah. Misalnya untuk mewujudkan kondisi shalat yang khusu', khudhu', ikhlas, istiqomah maka seyogyanya untuk memperbanyak shalat sunnah rawatib dan shalat sunnat yang lain. Rasulullah sebagai uswatun hasanah selalu meluangkan waktu malam untuk menjalankan shalat tahajud. Kebiasaan melakukan amalan sunnah akan menuntun perilaku yang ikhlas, khusu' dan khudzu'.
3. Ibadah akan menjadi kebutuhan hidup manusia, seorang filosop Yunani Plutarque dalam lawatannya ke penjuru dunia sering menemukan kota-kota tanpa pagar, tampa kekayaan, tanpa gedung pertunjukan namun tak pernah ditemukan bahwa suatu kota tanpa tempat ibadah (Sa'ad Abdul Wahab, Tafsir Hidayah: 99). Bahkan sebelum datang petunjuk dari para rasul umat manusia banyak yang mempunyai faham animisme, dinamisme, deisme, polyteisme dan kepercayaan lainnya. Semua ini untuk mengungkapkan bahwa dirinya adalah makhluk yang lemah sehingga membutuhkan perlindungan dari suatu dzat yang dipandang lebih tinggi.
4. Ibadah zakat yang lebih berorientasi sosial diwajibkan bagi orang-orang yang mempunyai harta lebih dari satu nishab. Bila kekayaan masih berlebih maka ada kewajiban infaq dan shadaqah. Bila para fuqara' dan masakin ingin memperoleh keutamaan sebagaimana para aghniya' maka bertuturkatalah yang baik, "Perkataan yang baik dan pemberian ma`af lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan sipenerima)". (QS. Al Baqarah: 263)

Demikian bahwa ruang lingkup ibadah adalah sangat luas, maka beribadahlah selaras dengan tujuan penciptaan manusia " Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku". (Adz-Dzariyat: 57). Satukan fakir dan dzikir sehingga akan menuai rasa, bahwa dirinya selalu dekat dengan Allah.

3/06/2013

Penderita Jantung di Ruang ICCU


Asataghfirullah, Alhamdulillah… saya bisa melihat dan mendengar kembali, selang bantuan makan, minum dan oxygen mulai dilepas dari mulutku. Oleh perawat yang dipandang sudah tidak sesak lagi jadi cukup dengan bantuan oxygen, namun selang yang masuk dalam hidungku belum dilepas juga, karena selang tersebut untuk membantu memberikan asupan makan dan minum yang tentu saja dengan kandungan gizi dan kalori yang tinggi. Namun rasa haus terasa tak tertahankan, terlintas dalam fikiran seandainya minum es buah tentu sangat segar, maka saya minta minum pada perawat dan diberi segelas air putih, karena belum juga hilang rasa haus minta tambah lagi. Setelah minum baru saya ingat, bahwa katanya orang yang operasi tidak boleh makan dan minum sebelum kentut. Pada awalnya muncul rasa khawatir, namun setelah bertanya pada perawat, ternyata tidak masalah. Dan saya percaya bahwa seluruh tenaga medis dan perawat tentu lebih tahu, dan tentu tahu dan paham apa yang harus dilakukan.
Melihat kondisi yang semakin membaik kemudian selang yang masuk dalam hidungku dilepas. Dokter bedah yaitu dokter Supomo memeriksaku dan nampak optimis dengan mengacungkan jempol. Dan beliau yang memberi rujukan untuk di pindah ke ruang ICCU. Ketika perawat mengantarku untuk dirawat diruang ICCU, salah seorang berupaya untuk menghiburku. Saya menyadari bahwa pada saat itu muka saya sangat kusut, susah untuk tersenyum. Karena disamping risih juga susah untuk bergerak. Ketika berada didalam lift saya juga amat segan untuk dapat melihat wajahku. Rasa ingin tahu namun tertutup oleh rasa malu, dari lantai empat turun ke lantai 1 dan sampai diruang ICCU, dari bet satu ke bet yang lain harus diangkat oleh para perawat. Di ruang ini, sampai dua hari makan minum harus disuapi, tubuh belum bisa saya gerakkan. Saya berusaha untuk menggerakkan, untuk memastikan bila semuanya masih normal.
Pada hari yang ketiga di ruang ICCU, pada sore hari saya dibawakan buah jeruk, yang amat menggiurkan, warna hijau kemerahan dengan kandungan air yang banyak. Pada waktu sore dan menjelang malang bisa tidur, namun kemudian karena rasa haus yang tak tertahankan sehingga kemudian saya berusaha meraih buah jeruk, saya kupas lalu saya makan, memang benar adanya rasa haus berkurang. Namun selang beberapa saat setelah selesai makan buah jeruk kemudian batuk-batuk.
Batuk dan bersin itu sebenarnya kondisi yang paling aku takutkan, karena orang normalpun bila batuk kadang perutnya menjadi sakit. Dan sebelum operasi saya juga sering batuk-batuk bahkan merasakan sampai akan muntah. Dan itulah yang terjadi pada malam yang ketika berada di ruang ICCU saya batuk secara terus menerus dengan mengeluarkan dahak. Dada yang barus saja belah dan jantung baru saja dibedah belum pulih, namun kemudian terjadi kontraksi. Tulang rusuk, urat-urat yang baru saja disatukan ketika batuk terasa ada benturan yang amat keras, terdengar suara klethuk-kletuk dengan sakit yang memang sudah saya bayangkan sebelumnya. Pada waktu itu saya ingat nasehat dokter psikoterapi bahwa bila terjadi batuk maka jangan ditahan, hendaknya diloskan saja agar dahak dan kotoran yang beraga di kerongkongan bisa keluar. Saya memang selalu berupaya, namun yang terjadi jangankan untuk mengeloskan batuk, berusaha sedikit dehem saja sudah terasa amat sakit. Batuk yang ngikil terus saya rasakan, sesekali saya harus menikmati dengan sakit itu, dahak juga keluar namun saya tidak bisa memuntahkan sehingga saya lap pakai kapas dan saya masukkan dalam cangkir tempat dahak. Tekanan batuk semakin menjadi-jadi dan mengeluarkan dahak begitu banyak saya kira sudah cukup. Sekalipun oleh perawat jaga sudah diberi obat batuk, namun batuk terus menjadi-jadi, nyaris sepanjang malam tidak bisa tidur, karena batuk dan harus menahan rasa sakit.
Selama empat hari saya harus berbaring di tempat tidur, punggung terasa kaku dan cekat-cekot, sebenarnya bila dapat miring sedikit saja sudah terasa lega, plong peredaran darah terasa lebih lancaar. Sesekali pada waktu jam besuk istri, saya suruh untuk mengelus-elus punggung saya dan memang terasa enak, maklum saja sebelum operasi saya sudah terbiasa dengan pijet. Sehingga waktu sakit yang demikian juga merasakan sungguh enaknya bila di pijat urut.
Pada hari yang kelima dengan bet yang ditinggikan di bagian kepala saya belajar untuk duduk, tetapi kepala terasa amat pusing, duduk berbaring kanan kiri terasa salah karena terasa sakit dan tidak mengenakkan. Namun pelan-pelan bisa makan sendiri tanpa disuapi, pada hari yang keenam saya belajar untuk duduk dan berdiri, sungguh terkejutnya saya ketika akan berdiri otot paha terasa mau kram, sehingga saya segera meraih bet untuk pegangan. Saya selalu berupaya dari hari-kehari agar selalu ada peningkatan sehingga saya berusaha untuk menggerakkan tangan, kaki, leher, melenturkan otot-otot agar mempunyai kekuatan kembali. Alhamdulillah pelan-pelan otot-otot kaki dan tangan mulai kuat sehingga untuk mampu berdiri dan berjalan. Pada hari kamis saya duduk, ke WC sendiri tanpa kursi roda. Para perawat, dokter selalu memberi motivasi namun juga agar selalu berhati-hati.
Pada hari Jum’at saya dipindahkan ke ruang IMCC sampai hari Sabtu, namun karena suhu badan yang tinggi yang dipindahkan kembali ke ruang ICCU. Sebenarnya di ruang IMCC terasa lebih nyaman karena bisa berjalan dengan leluasa, ke WC, shalat lebih tenang karena tidak mendengar rintihan orang-orang, karena di ruangan ini merupakan ruang untuk persiapan, baik untuk tindakan atau persiapan pulang. Waktu saya kembali ke ruang ICCU pasien dari Padang yang juga dioperasi torak sudah meninggal. Di ICCU saya kembali menempati bed 3.
Pada pukul 18.00 ketika saya sedang menjalankan shalat maghrib, datang seorang pasien yang terserang penyakit jantung koroner, dia bertempat di bed 4 persis di samping saya. Dia datang dengan diantar oleh isterinya. Dia muntah-muntah sambil berkata bahwa nafasnya sesak, ketika ditolong oleh dokter beserta perawat langsung dipasang alat bantu pernafasan, yaitu oxygen agar nafasnya lebih lega. Benar adanya nafasnya lebih longgar sehingga bisa bercakap-cakap dengan dokter, bahwa dirinya baru saja pulang kerja, sesampai di rumah nafasnya sesak dan muntah-muntah. Dia nampaknya bisa istirahat, namun pada jam 03.30 penyakitnya kembali kambuh, nafasnya sesak dan kembali muntah-muntah, dengan mengeluarkan cairan berwarna biru seperti blawu. Sehingga suasana yang tenang kembali menjadi gaduh sehingga sayapun menjadi terbangun, lalu saya ke belakang dan mengambil air wudhu lalu melaksanakan shalat, saya sempat membuka kordennya dan melihat memang benar dia amat kesakitan, dokter dan perawat yang berusaha dengan maksimal, pasien mengaduh nafasnya sesak “aduh angel nggo nafas” diulangi bebarapa kali. Dokter dan perawat berusaha untuk memberikan pertolongan namun Allah berkehendak lain, bahwa pada jam 04.00 di meninggal dunia.
Kegaduhan-kegaduhan seperti ini yang sering membuat pasien yang lain tidak bisa istirahan termasuk saya, dan ini tentunya juga bisa dimaklumi. Pada waktu itu saya kurang tidur, mau minta minum dibatasi karena tidak boleh banyak-banyak, sehingga untuk menghilangkan rasa haus saya makan buah apel dan jeruk yang di bawakan oleh kakak. Pada pagi hari jam 7.30 ketika pergantian siff dokter dan perawat jaga, breafing, masing-masning melaporkan kerja dan melimpahkan pekerjaan, perawat menyampaikan catatan tentang saya bahwa saya sudah boleh pulang. Namun apa yang terjadi, dokter (dr. Nahar) tidak mengizinkan karena kondisi suhu tubuh naik, maka berdasar pertimbangan medis kepulangan ditunda.
Saya menyadari mungkin pengalaman pribadi dengan pengalaman medis berbeda. Hal ini sering saya rasakan bahwa sebelum saya operasi sering merasakan panas yang demikian, suhu tubuh yang naik, yang disebut panas dalam, setelah itu kemudian muncul luka-luka pada mulut atau lidah dan terjadilah sakit sariawan. Saya pikir itu adalah hal yang biasa, saya berargumen berdasar pengalaman, karena saya ingin segera pulang. Dengan motivasi ingin menghibur orang tua yang sedang sakit. Ya apa boleh di kata di rumah sakit harus mengikuti nasehat dokter, karena dialah yang lebih berpengalaman dalam menangani pasien.
Panas dalam yang saya pandang sebagai hal yang biasa, ternyata oleh dokter dipandang sebagai suatu yang serius. Dokter dan para perawat mengatakan: “Sayang usaha yang maksimal telah dilakukan dan bisa dikatakan telah sukses namun menjadi gagal karena kecerobohan pasien dan keteledoran dokter”. Dengan menahan kekecewaan saya menerima alasan dokter, karena hasrat ingin pulang saya ini sebenarnya hanya ingin melegakan orang tua, ayah dan ibu yang memang sejak saya berangkat operasi belum pernah melihat. Hal ini karena ayah yang sedang sakit, dan ibu yang tidak kuat dikendaraan dan juga harus menjaga ayah, sehingga harapan saya setelah ayah melihat saya dalam kondisi yang baik akan menjadi lega.
Belum lagi dokter Nahar memeriksa, beliau telah memprediksi bahwa kondisi saya tidak baik, sehingga kepulangan untuk ditunda. Saya minta agar dipindahkan ke ruang IMCC, dengan pertimbangan agar bisa beristirahat. Ketika memeriksa dr. Supomo (dokter bedah) menyarankan agar banyak minum air putih agar suhu badan menurun, karena semakin banyak minum air putih akan sering kencing dan suhu badan menurun. Akhirnya saya di belikan aqua. 1,5 liter dan saya minum terus.
Pada hari Selasa dokter mengizinkan saya untuk pulang dengan memberikan catatan, hari Senin agar kontrol, selama berada di rumah agar jangan banyak bicara, dan kurangi kontak langsung dengan sesama manusia, dan gunakan waktu untuk beribadah. Lakukan gerak badan, tangan, kaki dan leher hal ini untuk mempercepat pemulihan kesehatan.
Ketika sudah sampai di rumah, sudah menjadi kebiasaan dalam masyarakat, bila mendengar tetangga atau saudaranya sakit maka akan berbondong-bondong ditengok, biasanya orang yang sakit juga akan memberikan apresiasi menanggapi setiap pertanyaan. Namun saya sudah distel oleh dokter untuk tidak banyak bicara dan melakukan aktifitas. Sehingga bila ada teman , saudara, tetangga yang menengok istri atau keluarga yang menjadi juru bicara.