8/11/2013

Mengingat Nikmat Allah


Sesungguhnya nikmat Allah sangat banyak, bahkan karena begitu banyaknya sehingga bila kita disuruh untuk menghitung nikmat Allah niscaya tidak akan bisa menghitungnya. Karena kenikmatan Allah sudah biasa kita nikmati sehingga kadang menjadi lupa bahwa apapun yang sedang dinikmati itu adalah merupakan kenikmatan yang diberikan Allah yang hendaknya kita syukuri.

Bagaimanakah cara mensyukuri nikmat yang teah diberikan Allah tersebut, hal yang paling mudah untuk dikatakan adalah berupaya untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi dan atau mencegah segala yang dilarang oleh Allah. Lalu bagaimanakah implementasinya. Perintah dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga dalam melaksanakan perintah hendaknya mengarah pada perbaikan secara terus- menerus, hari ini hendaknya lebih baik dari pada hari yang lalu, dan hari esok hendaknya lebih baik dari hari yang sekarang. Rasulullah bernah berpesan "Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin maka termasuk golongan orang yang beruntung, barang siapa yang hari ini sama denga hari yang kemarin maka termasuk golongan orang yang rugi dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari yang kemarin maka termasuk golongan orang-orang yang dilaknat".

Mari kita renungkan kenikmtan yang telah diberikan Allah kepada kita sekalian:
Ya Allah, dahulu aku kecil, lantas Engkau besarkan aku
Dahulunya aku hina, lantas Engkau muliakan aku
Dahulunya aku bodoh, lantas Engkau pandaikan aku
Dahulunya aku lapar, lantas Engkau kenyangkan aku
Dahulunya aku sesat, lantas Engkau beri petunjuk aku
Dahulunya aku miskin, lantas Engkau cukupi aku
Dahulunya aku sakit lantas Engkau sembuhkan aku.
Aku berdosa lantas Engkau tutupi aku.

Dan tentu saja masih banyak lagi kondisi-kondisi yang dirasakan sekarang lebih baik dari masa yang lalu, coba kita renungkan.

Siapakah yang membuat manusia menjadi lebih baik, lebih mulia baik dari makhluk jenis yang lain maupun dari sesama manusia. Tentu saya yang menentukan dan memutuskan adalah Allah, sedang manusia hanya berkuasa, memilih, berusaha, berikhtiar dan tawakal kepada Allah.