4/23/2013

Mengatasi Kesurupan


Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah bersifat merdeka, tetapi ia mempunyai sifat fitrah yang ingin bebas dari segala gangguan. Oleh karena itu adanya fenomena kesurupan yang melanda beberapa wilayah Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi terutama dari kalangan pelajar dan buruh pabrik akhir-akhir ini, sebagaimana diberitakan baik dimedia massa maupun media elektronik.  Peristiwa tersebut ditengarai adanya kegiatan-kegiatan manusia, misalnya pembangunan gedung, penebangan pohon, pembuatan sumur yang merupakan aktifitas rutin manusia untuk mengolah sumber daya alam yang merupakan hak manusia selaku khalifah dibumi.

Mereka berteriak histeris, menangis dan kejang-kejang baik terjadi ketika proses belajar-mengajar atau sedang melakukan aktifitas lain. Dari kejadian ini kemudian diadakan upaya penyembuhan dengan berbagai cara yang bisa dilakukan, ada yang mengundang paranormal, ustadz, kyai, memberikan sesaji, memanggil imam masjid, tergantung dari tingkat kecerdasan dan keberagamaan masyarakat.

Kesurupan merupakan kondisi tubuh yang fitrah kemasukan makhluk ghaib. Bila dianalogikan dengan suatu yang bersifat materiil, bahwa jasad manusia mempunyai sifat steril dari benda-benda lain. Bila kulit tertusuk duri maka akan timbul rasa sakit walaupun tanpa upaya untuk dikeluarkan tetapi sel-sel dalam tubuh akan berontak dan berusaha untuk mengeluarkan benda tersebut. Demikian pula bila mata kena kotoran atau debu maka air mata akan mengalir untuk menghilangkan kotoran agar mata menjadi steril kembali.
Tubuh yang tidak normal, misalnya mempunyai penyakit jantung, paru-paru, diabetes, asam urat, darah tinggi, mag dan penyakit-penyakit lainnya yang menurut diagnosa dokter harus pantang terhadap makanan tertentu. Maka bila tetap makan makanan tersebut akibatnya tubuh akan konslet yang akan menambah sakit, reaksi yang terjadi tubuh akan lemas, kepala pusing atau bersifat frontal misalnya jatuh atau kejang-kejang.

Proses kesurupan.
Secara tidak disengaja kesurupan terjadi karena makhluk ghaib merasa terusik dengan keberadaan manusia. Tanpa sepengetahuan manusia mereka yang bertempat dipohon, batu, pohon, bukit, lembah atau tempat-tempat lain, mereka merasa bahwa tempat-tempat tersebut menjadi miliknya. Bila ada makhluk yang mengganggu keberaaannya maka dengan serta merta mereka akan berontak dan bisa jadi akan masuk kedalam jasat hidup manusia.

Kesurupan bisa terjadi karena disengaja dengan adanya aktifitas fisik yang membutuhkan konsentrasi sedang hatinya kosong seperti pemain kuda lumping, kuda kepang, dolalak, rodad. Demikian pula mereka yang sedang mempelajari ilmu yang tidak ada bertentangan dengan syari'at (ilmu hitam) bisa mengalami hal yang sama. Sehingga ketika kesurupan mereka dapat melakukan aktifitas yang diluar kemampuan fisik dan tidak masuk akal, seperti makan kaca, mengupas kelapa dengan giginya lalu memecahkannya dengan diadu pada kepalanya, bahkan kotoran hewan dan sebagainya.

Bagi paranormal yang sedang mengobati pasien dengan mantera-mantera tertentu dirinya kesurupan, hal ini yang menurut keyakinan bahwa dirinya sudah memperoleh wisik. ketika bermeditasi lalu mengucapkan sesuatu yang diyakini itu bukan ucapan dia tetapi makhluk ghaib yang menjadi taghutnya.

Kesurupan juga bisa dilakukan oleh pihak ketiga dengan memalui perantara minta bantuan pada makhluk ghaib untuk mempengaruhi kondisi psikhis seseorang maka akibatnya seseorang melakukan aktifitas yang diluar kebiasaan, benci menjadi cinta, sabar menjadi pemarah, lemah-lembut menjadi garang dan sebagainya.
Aktifitas yang dilakukan oleh orang yang kesurupan tidak fitrah lagi, jiwa fitrah yang mempunyai sifat-sifat ketuhanan sudah didominasi kekutan metafisik dari golongan jin, baik itu jin muslim maupun jin kafir mereka adalah zalim dan telah melakukan penjajahan. Karena manusia dan jin adalah makhluk yang berbeda dan mempunyai alam yang berbeda dan tujuan penciptaan ada sama yaitu untuk beribadah kepada Allah. Alam semesta pengeloaan dan pemanfaatan sudah diserahkan kepada manusia sebagai khalifah, yang sebelumnya sudah diserahkan kepada golongan Iblis tetapi mereka menyalahgunakan wewenang akhirnya dicabut oleh Allah. Manusia makhluk bersifat jasmani dan rohani sedang jin adalah makhluk rohani dan meraka bisa mengetahui bentuk dan kedudukan manusia.

Bila manusia mampu melihat mereka maka akan menimbulkan keresahan, seperti dikisahkan oleh Hasan Bishri Lc dalam bukunya 6 Jenis gangguan Jin pada Anak dikisahkan. Andi seorang anak kecil yang mempu mengetahui jin, dia sering bermain-main dengan jin baik itu disekolah maupun dirumah, ketika dirumah disaksikan oleh ibunya dia sedang bermain, sekan-akan mempunyai teman, dan ketiaka ditanya ibunya memang dia mempunyai teman. Namun suatu saat dia menjerit ketakutan dan kemanapun pergi minta ditemani, ditanya ibunya mengapa demikian, dia menjawab bahwa dia selalu diikuti oleh makhluk yang bermuka hitam dan bertanduk, kadang diikuti oleh wanita tua yang botak kepalanya.

Demikian pula yang dialami oleh KH Ahmad Suhaimiy pimpinan Pondok Pesantren Darul Falah Es Salafi Kemang Indah Meuji OKI Sumatera selatan dia pernah shalat subuh dengan jama'ah jin. Ketika ada adzan subuh lalu dilaksanakan shalat subuh berjama'ah dan kemudian kegiatan ta'lim. Setelah kegiatan selesai jama'ah bubar lalu ada panggilan adzan kembali, lalu shalat subuh dan kegiatan ta'lim kembali, dia berkeyakinan bahwa jama'ah yang kedua itu jama'ah yang sesungguhnya. (Majalah Ghoib, Pebruari 2006).
Disamping jin, malaikat juga makhluk ghaib disamping mereka mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda, meraka sering turun kelangit dunia untuk mencari orang yang sedang mengadakan majelis dzikir. Akan tetapi dua makhluk ghaib diciptakan dari unsur yang berbeda dan tugasnya juga berbeda, yang satu menyesatkan dan yang satu memberi petunjuk.

Mengatasi kesurupan
Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Al Isra': 82). Hal tersebut direalisasikan oleh para ulama', kyai, ustdz dengan kegiatan mujahadah, dzikir, ruqyah.

Ruqyah yang menjadi terapi dari gangguan jin dan juga penyakit medis. Peruqyah menyampaikan muqodimah tentang kedudukan jin dan manusia yang berbeda, diciptakan dari unsur yang berbeda, mereka hidup bebas satu sama lain tidak boleh saling mengganggu, apalagi bila makhluk halus yang berasal dari golongan jin masuk kedalam jasad manusia maka hal ini telah terjadi perbuatan kedzaliman. Para peserta nampak hidmat mendengarkan, ada yang sudah merasa cemas. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat Alquran, baru beberapa menit ada yang sudah mengomel, menangis, histeris, berteriak-teriak tetapi ada yang reaksinya halus lewat keringat, air mata, gerakan halus dalam tubuh dan sebagainya.
Semakin lama dibacakan ayat Alquran semakin keras reaksinya, dan bisa terjadi percakapan, meraka ditanya asal-usulnya, apa maksudnya, bila jin kafir maka mereka diajak masuk Islam dan bila jin muslim maka diberi kesadaran. Dengan demikian terapi ayat yang dibacakan bisa lebih tepat dan akurat, mantera pengusiran atau penyadaran.

Dalam prakteknya ada jin yang merasa cocok tinggal ditubuh manusia, karena ketika terjadi percakapan bahwa manusia itu sendiri yang memintanya maka ruqyah harus dilakukan berulang-ulang. Ruqyah memang tidak masuk akal tetapi nyata dan kesembuhannya adalah nyata. Karena jin kafir bisa diajak masuk Islam dan jin muslim dengan ikhlas mau pergi. Terapi yang demikian ini akan memutuskan rantai lingkaran syetan. Metode pengusiran makhluk halus dangan makhluk yang lebih tinggi maka akan terjadi adu kekuatan, yang kuat dialah yang berkuasa, tetapi seiring dengan peredaran waktu akan ada yang menandinginya, diatas langit masih ada langit. Tetapi tandingan yang kita ajukan adalah sang Kaliq, maka tidak akan ada yang mampu menandingi, karena tidak ada dzat yang setara dengan Dia.
Ruqyah pernah dilakukan oleh rasul baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap sahabat Abu Bakar ketika disengat Kalajengking lalu dibacakan surat Al Fatehah, Al Ikhlas, Al falaq dan Annas. Demikian pula Rasulullah pernah diruqyah oleh malaikat.

Bila hendak melakukan ruqyah, hindarkan ruqyah syirkiyah, karena mantera yang dibaca tidak bersumber dari Alquran dan hadits, tidak diketahui maknanya dan adanya keyakinan bahwa yang menyembuhkan adalah ayat tersebut. Maka bila terjadi yang demikian dikhawatirkan akan terjadi kekuatan ketiga yaitu jin yang dapat mencuri berita dari langit membawa seratus kebohongan yang dibalut dengan satu kebenaran membisikkan pada manusia yang sedang membutuhkan pertolongan.

Dampak ditengah masyarakat.
Fenomena kesurupan yang tidak disengaja yang terjadi dilingkungan pelajar dan buruh memberikan nuansa baru dalam kehidupan beragama. Visualisasi anak atau orang yang kesurupan menjadi media yang efektif didalam menanamkan kesadaran beragama. Keharusan manusia untuk berdisiplin, istiqomah dalam melaksanakan syari'at, membiasakan diri untuk bersikap jujur dan adil, beramal shaleh memenuhi hati dengan dzikir dan akal dengan fakir. Menjauhi dari perbuatan fasiq niscaya hati akan bersinar, jasad manusia seakan dibungkus dengan kekuatan Allah, sehingga jin tidak mampu menembusnya. Sebagaimana dikatakan oleh Prof Dr. Qurais Shihab bahwa kesurupan disebabkan oleh hati dan pikiran yang labil.

Setiap saat manusia selalu diintai oleh syetan dari segala penjuru yang akan mempengaruhi bahkan menguasainya. Bila manusia itu adalah sebuah rumah dimana didalam rumah terdapat harta benda yang menjadi incaran para penjahat, bila ingin aman maka dibuatkan pagar dan bila perlu tenaga Satpam, bila dipandang kurang kuat maka ditambah dengan alarm, alat detector, CCTV. Bentengnya manusia adalah dzikir, keteguhan dan ketaatan dalam menjalankan syari'at Islam, jauhkan dari thaghut, mintalah petunjuk dan pertolongan hanya kepada Allah. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan (QS Al Fatehah).

Kekuatan benteng manusia dapat dibangun secara terus menerus dengan iman dan amal shaleh, iman kadang kuat dan kadang melamah (Al hadits). Iman kuat ditandai dengan keteguhan dan sikap istiqomah dalam menegakkan dan menjalankan syari'at. Iman yang sedang melemah ditandai dengan sifat malas, benci, marah tanpa sebab. Maka bila hal ini dibiarkan akan membuat jiwa menjadi rapuh.
Jiwa dan fikiran yang labil terkait dengan perubahan waktu, tempat dan usia, antara dus seint dan dus sollen perlu disinkronkan dengan menyadari keterbatan dan kemampuan yang ada. Perlu berhati-hati terhadap dunia fantasi yang bisa yang melalaikan tugas dan tanggung jawab selaku makhluk individu, masyarakat dan ber-Tuhan.