4/07/2020

Kesehatan, Manusia dan Rumah



Dalam judul diatas ada tiga kata yang saling berkaitan, kesehatan, manusia dan rumah. Dua hal penting antara kesehatan dan manusia, manusia hidup ingin sehat, maka bagaimana manusia selalu berupaya untuk bisa selalu tampil prima, sehat lahir dan batin. Tentu saja setelah tahu tantang kebutuhan nutrisi dalam tubuh manusia, maka manusia memerlukan makan dan minum. Dua hal ini ada yang enak di lidah tapi tidak enak di perut apalagi bagi metabolisme tubuh. Sebaliknya ada yang tidak enak di mulut tetapi diperut enak dan bagus untuk memenuhi nutrisi dalam tubuh manusia sehingga bisa meningkatkan kesehatan.

Karena itu untuk bisa meraih kondisi tubuh yang selalu prima walaupun tidak enak di mulut namun dipaksakan untuk dimakan dan diminum, karena yang dipikirkan adalah bahwa enak di mulut hanya berlangsung dalam hitungan menit tetapi bila aman bagi perut dan tubuh maka akan dirasakan berjam-jam bahkan berhari-hari. Bahkan kadang berefek pada kehiduoan selanjutnya. Maka disinilah antara hasrat, keinginan dan larangan menjadi hal yang semakin menambah kompleksitas bahwa untuk menjaga kesehatan itu diperlukan upaya yang konsisten, disiplin dan terpadu.

Disamping kebutuhan nutrisi dalam tubuh ternyata tubuh harus diimbangi dengan kegiatan yang bisa menunjang metabiolisme tubuh menjadi bagus, misalnya dengan membiasakan diri untuk berolah raga, menghindari tidur setelah makan. Karena kadang dari hal yang kecil, misalnya lebih banyak duduknya dari pada geraknya, lebih banyak tidurnya dari pada bangunnya, lebih banyak melihatnya dari pada memprakteknnya terutama dalam olah raga. Hal ini akan menjadi kebiasaan tidak produktif, efektif dan efisien.

Menyadari bahwa dalam hari-harinya digunakan untuk melihat youtobe, membaca sms dan sejenisnya. Kegiatan ini kebanyakan dilakukan sambil duduk sambil ngemil, berbaring atau leyeh-leyeh, tentu hal ini berpengaruh terhadap kesehatan. Karena banyak kalori yang tidak terbakar sehingga menimbulkan timbunan lemak, bisa dalam tubuh atau dalam darah, keduanya menurut kesehatan sama-sama berbahaya. Karena itu perlu aktifitas, gerak dalam setiap jam hendaknya berganti posisinya dan melakukan gerakan, walaupun sekedar untuk mengendorkan otot.

Disamping faktor nutrisi dan gerak yang akan mempengaruhi kesehatan ternyata perasaan juga sangat mendominasi dalam meraih derajat kesehatan. Perasaan ini bisa dari hati atau dari akal, antara hati dan akal saling berkaitan. Biasanya setiap problema yang tidak terselesaikan akan diupayakan untuk diselesaikan. Mengerahkan pikiran, hati tidak mau tinggal diam. Bila probema itu berkaitan dengan orang lain maka disinilah beraneka macam perasaan selalu berkembang. Adanya perasaan tidak enak, perasaan canggung, malu, gengsi, malas campur dalam diri manusia. Karena itu dengan apa mengatasi permasalahan ini agar kesehatan tetap terjaga.

Peran agama.
Didalam agama kadang rasional kadang irrasional, bagaimanakah orang menegakkan shalat hati dan pikiran menjadi tenang, bagaimana cara meemperoleh ketenangan. Agama menuntun jiwa agar menjadi bersih, agama memberikan peringatan bahwa setiap perbuatan yang tidak baik akan berimplikasi pada kesehatan manusia. Perasaan tinggi hati, tidak mau mengalah terapinya dengan shalat. Dari pemahaman dan perenungan bacaan surat Al Fatihah sudah jelas bahwa ayat yang kedua mengatakan segala puji bagi Allah seru sekalian alam. Disana menunjukkan tidak ada yang Maha Kuasa, Maha Perkasa kecuali Allah. Allah Maha Pengasih dan Penyayang, kasih sayang Allah merata bagi seluruh alam. Tidak ada makhluk Allah yang tidak diberi rizki, semuanya telah ditentukan dan disediakan.

Oleh karena itu ketika merasa paling kaya, bercerminlah bagaimanakah Nabi Sulaiman yang diberikan anugerah Allah dengan kekayaan yang melimpah, ternyata menjadi ingat ketika menjamu makhluknya Allah yang berada dilaut sekali saja sudah kehabisan. Beliau sadar bahwa kekayaan dan kekuasaan hanyalah pemberian Allah. Kemudian bagaimanakah ketika Raja Fir’aun merasa paling berkuasa, sehingga menganggap dirinya sebagai Tuhan untuk disembah. Ternyata dia makhluk Allah yang lemah sehingga kandas di dasar laut. Karena itu sikap hati yang keras, yang pongah terapinya adalah shalat.

Shalat juga menyadarkan bahwa manusia adalah makhluk yang harus tahu keadaan. Diantara organ manusia, organ manakah yang paling dihormati dan disanjung-sanjung? Tangan, kaki, dada, badan, kepala? Tentu sepakat bahwa pada kepala terletak simbol kehormatan. Cantik atau tampan tempatnya di muka. Khusus bagi wanita bagaimanakah untuk tampil cantik ada berapa macam alat untuk memoles agar menjadi cantik, berapa biaya yang dikeluarkan, berapa lama waktunya untuk berhias. Misalnya dari mukanya, alisnya, idepnya, bibirnya, giginya, dagunya, pipinya, keningnya, rambutnya. Demikian pula kaum pria kumisnya, jambannya, mukanya dan lainnya akan menunjukkan karisma.

Jadi benar bahwa pada kepala terletak simbol kebanggaan, disamping karena selalu berada pada posisi paling atas. Namun sadarkah bahwa ketika shalat ternyata suatu yang diagungkan bersedia untuk sejajar dengan suatu yang berada dibawah dalam hal penghormatannya. Kepala harus ikhlas sejajar dengan pantat, ada apakah dalam pantat, disana tempat keluarnya sesuatu yang kotor. Bahkan ketika sujud ternyata kepala harus mengikhlaskan ketika harus lebih rendah posisinya dari pada pantat.

Manusia ibarat rumah.
Bila manusia ingin selalu tampil prima, maka dari itu ingin selalu menjaga kesehatan, karena itu perlu dijaga dan diupayakan. Perjalanan hidup manusia dimakan usia, karena itu usia yang semakin bertambah derajat kesehatan bukan semakin baik, namun semakin turun. Karena itu gejala-gejala orang menjadi tua minimal ada 7 yang disingkat 6B 1L . 6 B adalah, Budeg (pendengarannya berkurang), Bisu (sulit bicara), Blawur (penghlihatan samar), Bawel (crewet), Buyuten (gemetaran), Bingung, L (lalen) pikun mudah lupa. Disamping itu ada unsur-unsur fisik yang berubah,seperti kulit keriput, rambut putih, tubuh bengkok atau miring, otot-otot kendor, matanya sering berair, giginya ompong dan lainnya.

Kadang segala macam ditempuh untuk merenovasi diri seperti rambut putih dicat, gigi ompong pasang gigi palsu, kulit keripun di make up dan lainnya. Namun sepintar-pintar manusia tetap tidak bisa mengundurkan usia, ternyata yang tua tetap tua, apalagi dengan kelahiran cucu atau cicit sehingga penyebutan nama diberi gelar eyang atau buyut. Sehingga jika ada orang tua yang merasa sehat, tampan dan cantik tentu dalam dimensi yang berbeda. Usaha dalam bentuk apapun akan menjadi seperti rumah, walaupun selalu diadakan perawatan, dibersihkan, dicat namun tetap ada saja yang rusak. Bila atapnya tidak bocor bisa jadi hanya retak. Demikian pula temboknya, jendelanya, pintunya, lantainya, pagarnya, lampunya, instalasinya. Karena memang waktu tidak bisa didustai.

Agar masa tua tetap bahagia hendaknya tetap menerapkan pola makan yang baik, berolah raga, istirahat yang cukup, lebih aktif dalam kegiatan keagamaan. Kembalikan kebiasaan suka membaca, dan bagi yang belum terbiasa untuk melatih. Karena usia tua teman dan kerabat dekat banyak namaun kadang terasa jauh. Zaman sudah berubah orangnya dekat namun hatinya jauh, berbedaa dengan zaman dahulu jasadnya jauh namun dekat di hati. Solusi kebiasaan membaca, mengendorkan urat saraf, menambah kualitas iman dan menambah pahala yaitu dengan membaca Alquran.

Yang muda akan menjadi tua, yang tua tidak akan menjadi muda lagi, muda dan tua adalah Sunnatullah, nikmati kehidupan dengan rasa bahagia, insya-Allah akan selalu sehat, amin.