4/27/2020

Hikmah Ibadah Puasa Ramadhan, Suatu Kepastian Bukan Rekayasa



Setiap kejadian di dunia ini pasti ada hikmahnya, setiap musibah, bencana, wabah pasti ada hikmahnya. Demikian pula semua yang diperintahkan Allah pasti ada hikmahnya, sebagaimana puasa Ramadhan juga mempunyai hikmah, Rasulullah pernah bersabda:

اوله رحمة واو سطه مغفرة واخره عتق من النار

“Puasa Ramadhan yang pertama adalah rahmat yang pertengahan adalah maghfirah dan yang terakhir adalah dihindarkan dari siksa neraka”.

Awal Ramadhan adalah rahmat pertengahannya ampunan dan akhirnya kemerdekaan dari api neraka. Setiap muslim diwajibkan berpuasa pada bulan Ramadhan, karena puasa merupakan salah satu rukun Islam. Seorang muslim yang tidak berpuasa berarti keislamannya tidak sempurna. Perintah puasa diturunkan pada bulan Sya'ban tahun kedua Hijriyah ketika nabi mulai membangun pemerintahan yang berwibawa dan mengatur masyarakat baru (Departemen Agama, Alquran dan Tafsirnya: halaman 270)

Puasa Ramadhan bertujuan meraih ketakwaan, bila ayat tentang puasa itu telah dipahami dalam hubungannya dengan ayat-ayat lainnya, sebelum dan sesudahnya misalnya dari ayat 172 sampai 188 implementasi ketakwaan itu tercermin dalam pencarian nafkah yang halal dan baik membantu mereka yang kekurangan dan tidak mau mengambil milik orang lain.

Kata puasa dalam bahasa Arab artinya menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa sejak waktu imsak hingga terbenamnya matahari. Maka berdasarkan asal katanya, nabi meletakkan nilai yang sebenarnya tentang puasa, beliau bersabda bukanlah puasa itu sekedar menahan diri dari makan dan minum, sesungguhnya puasa itu mencegah dari segala perbuatan yang sia-sia atau tidak bermanfaat dan menjauhi perkataan kotor dan keji, sebab itu jika ada orang yang mengajak kamu berbuat sia-sia dan berkata kotor, maka hendaknya berkata “saya sedang puasa”.

الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ

"Puasa itu benteng, maka (orang yang melaksanakannya) janganlah berbuat kotor (rafats) dan jangan pula berbuat bodoh. Apabila ada orang yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka katakanlah aku sedang puasa (ia mengulang ucapannya dua kali). rupa". (HR. Buchari: 1761)

Menurut hadis rasul, orang yang berpuasa selain harus menahan diri dari makan minum, juga wajib baginya menahan diri untuk tidak berkata-kata kotor dan tidak berbuat yang sia-sia. Yang dimaksudkan dengan perkataan kotor adalah segala perkataan negative, berbahaya dan merugikan, misalnya mengumpat, memfitnah, menipu, berbohong, caci maki, kata-kata porno, mengadu domba dan sebagainya. Perbuatan sia-sia ialah segala perbuatan haram yang merugikan, tidak punya daya guna dan sebagainya. Dari segi pendidikan lainnya puasa menumbuhkan disiplin, jiwa yang bersih, moral yang baik dan semangat sosial yang kuat. Puasa memberikan dasar latihan untuk menahan untuk tidak makan, minum dan bersenggama yang bersifat jasmaniah, kemudian puasa membentuk kesadaran hidup manusia yang tinggi menuju pada kehidupan rohani.

Melakukan kewajiban puasa dengan ikhlas berarti telah membuktikan imannya kepada Allah, karena iman itu bukan saja diucapkan dengan lidah tetapi harus diikrarkan dengan qalbu kemudian dibuktikan dengan perbuatan. Maka seorang muslim ialah seorang yang memiliki integritas berbicara. Efek puasa bila diuji dari segi ilmu pengetahuan, puasa selain merupakan ibadah semata-mata kepada Allah, hampir seluruh cabang ilmu pengetahuan memperlihatkan dukungannya terhadap ibadah puasa. Pengetahuan psikologi, pedagogi, sosiologi, ekonomi, kesehatan jasmani, termasuk juga ilmu hitung dan ilmu Falak, ilmu jiwa dan sebagainya semuanya.

Hikmah puasa
Ibadah puasa mengandung beberapa hikmah diantaranya:

  1. Tanda terima kasih kepada Allah Karena semua ibadah mengandung arti terima kasih kepada Allah atas nikmat pemberiannya yang tidak terbatas banyaknya dan tidak ternilai harganya dan jika kamu menghitung nikmat Allah tidaklah dapat kamu menghinggap kan nya QS Ibrahim 34
  2. Dijadikan kepercayaan, seseorang yang telah sanggup menahan makan dan minum dari harta yang halal kepunyaannya sendiri karena ingat kepada perintah Allah sudah tentu tidak akan meninggalkan segala perintah Allah dan tidak akan berani melanggar larangannya.
  3. Didikan belas kasihan terhadap fakir miskin, karena seseorang yang telah merasa sakit dan pedihnya perut yang kosong akan dapat mengukur kesedihan dan kesusahan orang sepanjang masa, merasakan ngilunya perut yang kelaparan karena ketiadaan. Dengan demikian akan menimbulkan perasaan belas kasihan dan suka menolong fakir miskin.
  4. Untuk mempertinggi budi pekerti menimbulkan kesadaran dan kasih sayang terhadap orang-orang miskin, orang-orang lemah yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, melatih jiwa dan jasmani menambah kesehatan dan lainnya.
  5. Guna menjaga kesehatan. Doktor Ahmad Ramli menulis tentang puasa ini bagi higgiene pun ada arti dan kepentingan puasa. Istirahat yang diberikan kepada alat-alat pencernaan tiap-tiap siang hari sebulan lamanya akan menambah tenaga, seperti tanah ladang yang dibiarkan beberapa lamanya, supaya kesuburannya memberi hasil. Timbul kembali sebab alat-alat tubuh manusia itu sudah dijadikan demikian, hingga istirahat baginya, akan menambah tenaga bekerja dan kekuatan. Nabi Muhammad bersabda “berpuasalah agar kamu sehat” pada kesempatan lain nabi pernah bersabda, bahwa manusia yang banyak makan akan menjadi pemalas dan suka ngantuk, ini sejalan dengan ilmu kesehatan karena kebiasaan yang demikian dapat merusak onderdil perut atau alat pencernaan. Dengan puasa, alat pencernaan disuruh istirahat sebentar, ada dapat diistilahkan turun mesin pada ilmu montir, agar dapat dikontrol pada bagian-bagian atau onderdil onderdil yang rusak atau aus. Dengan memberikan kesempatan pada perut untuk istirahat juga sebagaimana memberikan kesempatan kepada mesin mobil untuk istirahat agar tidak cepat rusak.
  6. Perlu diketahui bahwa orang yang hidupnya untuk makan, artinya banyak makan, selalu makan yang enak-enak dan tidak teratur akan mengundang penyakit penyakit, seperti kencing manis, darah tinggi, disentri dan sebagainya. Maka penyakit yang menyerang perut, obatnya dari perut pula, artinya orang itu harus mengatur pola makan.
  7. Mendidik manusia berjiwa sabar, sanggup mengatasi segala kesulitan dan cobaan hidup ia menumbuhkan sifat sabar yang hebat pada manusia sabar untuk menderita apabila bentuk hidup itu harus dihadapkan kepadanya dan tidak boleh putus asa.
  8. Tahan menghadapi musim pancaroba dalam kehidupan ia pun melatih manusia berjuang mengalahkan hawa nafsu mengendalikan mengarahkannya karena dasar hawa nafsu adalah jahat bertujuan membinasakan manusia sebagaimana hawa nafsu yang ada pada binatang tujuannya untuk pemenuhan kepuasan perut dan seksual semata untuk mencapai pemenuhan itu binatang tidak mempunyai norma-norma.


Referensi:
Alquran dan Tafsirnya, Kementerian Agama RI, 2012
Bahaudin Mudhary, KH, Esensi Puasa Kajian Metafisika, Pustaka Progresif, Surabaya, 1993
Imam Habib Abdullah Haddad, Nasehat Agama dan Wasiat Iman, PT Thoha Putra Semarang, 2001
Nasruddin Razak, Drs. KH, Deinul Islam, PT Al Ma’arif, Bandung, 1971
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, PT Al Ma’arif, Bandung, 1978
Sulaiman Rasjid, H, Fiqh Islam, Sinar Baru Algensido, Bandung, 2014