4/12/2020

Hidup Sehat Tanpa Obat, suatu kepastian dan pilihan



Ada seorang pasien pada sebuah rumah sakit ternama di Yogyakarta, nampaknya pasien tersebut sudah menjadi pasien tetap. Pasien yang demikian ini karena mempunyai penyakit kronis, sehingga dalam setiap bulan harus kontrol ulang. Cukup lama pasien tersebut menunggu antrian obat, setelah dipanggil oleh petugas, dia menerima obat, apa yang terjadi. Dia berkata “kok obatnya hanya sedikit padahal bulan yang lalu dua kali ini”, dia nampak menggerutu, dia kembali ke loket obat menanyakan pada petugas, dia tidak percaya dengan jumlah obat yang diterima. Petugas hanya bisa menjawab bahwa didalam resep hanya tertulis itu saja.

Dari kisah diatas tergambar bahwa banyak pasien rumah sakit sudah ketergantungan pada obat, sehingga khawatir sakitnya akan kambuh bila obatnya kurang. Padahal dokter memberi resep tentu sudah berdasar pada hasil observasi dan pemeriksaan. Bila pasien sakitnya sudah berkurang maka dosisnya dikurangi, namun bila terjadi komplikasi maka obatnya ditambah kadang jenisnya juga bertambah. Banyak pula pasien rumah sakit berusaha untuk mencari obat yang non medis yaitu dengan herbal. Dr. Zaidul Akbar memberikan konsep hidup sehat dengan menghindari makanan yang berasal dari tepung, minyak, gula pasir, susu. Beda lagi dengan Dewi Hughes yang semula 150 kg bisa turun 75 kg dalam waktu 10 bulan, dengan diet kenyang yang dijalani. Dari kebiasaan makan-makanan yang berkalori tinggi beralih mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan, terbukti selain berat badannya bisa turun juga kesehatannya menjadi meningkat.

Ada seloroh orang yang peduli pada kesehatan, kebetulan dia berat badannya ideal, ada orang yang melakukan konsultasi padanya, bagaimana agar mempunyai berat badan yang ideal, bukankah tubuh yang gemuk itu adalah simbol suatu kemakmuran. Sehingga ketika ada dua orang yang baru turun dari mobil maka sepontan orang akan mengatakan bahwa bosnya adalah yang bertubuh gendut. Inilah sekilas suatu kisah sebelum orang tersebut membahas tentang program kesehatan yang telah dijalankan. Dia masih melanjutkan percakapan, sesungguhnya orang gendut itu ibarat orang kemana-mana membawa minyak dan gula. Bila minyak dan gula berlebihan di dalam tubuh maka tidak efektif dan tidak produktif. Kesehatan semakin menurun demikian pula kinerja, karena cepat lelah dan mengantuk.

Ada suatu pepatah mengatakan bahwa kesehatan itu bukan segala-galanya, tetapi bila tidak sehat segala-galanya tidak berarti. Kebutuhan hidup manusia meliputi sandang, pangan, papan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya, seperti kendaraan, perhiasan, pendidikan, kesehatan, hiburan dan masih ada kebutuhan-kebutuhan lain. Ada kebutuhan yang penting ada yang kurang penting, ada yang mendesak ada yang longgar, namun penempatan kadang yang tumpang tindih, yang tidak terlalu penting dan mendesak lalu didahulukan. Hal ini tidak lepas dari tuntutan dan dorongan hawa nafsu manusia.

Kesehatan adalah salah satu kebutuhan hidup manusia, dengan kondisi sehat maka akan bisa menikmati apapun yang dimiliki, rumah mewah, sofa, dipan, televise, hp, bahkan beraneka macam makanan dan minuman akan dapat dinikmati bila sehat. Bila sakit maka semua menjadi tidak enak, makan minum terasa tidak enak, seandainya merasakan enak namun ada pantangan untuk menyantap makan dan minuman tertentu. Untuk selanjutnya harus ditambah atau diganti dengan berenaka macam obat-obatan. Dapatkah menjadi solusi untuk meraih taraf kesehatan dan kehidupan yang lebih baik? Memang untuk obat-obtan farmasi modern memiliki khasiat yang mengagumkan dan memenuhi kebutuhan untuk kasus-kasus tertentu, namun obat-obatan tersebut mempunyai efek samping, karena kode genetis tubuh manusia tidak dirancang untuk sesuai dengan obat-obatan sintetis buatan manusia (Wijaya Danu, Sehat dengan pengobatan alami, Venus, Yogjakarta, 2009: 6). Manusia berasal dari alam maka disanalah alam menjadi sahabat, sahabat yang baik adalah yang mempunyai kepekaan bila temannya kurang baik. Maka alam telah menyediakan apapun yang menjadi kebutuhan hidup manusia.

Tubuh manusia sangat unik, setiap satu organ tubuh yang sakit maka akan merembet dan dirasakan oleh organ-organ yang lain. Karena itu kondisi organ tubuh manusia yang tidak sehat cara pengobatan dikembalikan kepada alam, karena itu banyak orang yang tertarik untuk menggunakan obat-obatan herbal, disamping harganya murah ternyata bahan-bahannya ada disekitar lingkungan hidup manusia. Pendekatan pengobatan secara holistik, bahwa dalam tubuh manusia mempunyai sistem harmoni yang selalu seimbang. Tidak berfungsinya salah satu organ tubuh manusia akan berpengaruh terhadap anggota tubuh yang lain. Bila anggota tubuh tidak mampu melakukan penyeimbangan kembali seperti keadaan semula, maka akan timbul suatu penyakit.

Penggunaan obat-obatan herbal sebenarnya sudah dikenalkan secara turun-menurun, pada zaman dahulu. Contoh pak tani yang sedang menyabit di sawah ternyata tangannya tergores oleh sabit, terluka dan berdarah. Maka obatnya adalah dengan daun lantoro, dikunyah atau ditumbuk terus ditempelkan pada luka, agar tidak lepas diikat dengan daun alang-alang. Ajaib ternyata lukanya cepat sembuh. Ada orang diare maka mengunyak daun jambu biji menjadi sembuh, anak kecil yang panas maka dikompres dengan daun dadap, perut melilit dengan menyeduh perasan kunyit, tubuh terasa demam maka merebus jahe, pagagan, hipertensi dengan banyak makan mentimun dan sebagainya. Inilah beberapa konsep penyembuhan penyakit tanpa obat

Pengobatan secara herbal memiliki bebarapa macam kelebihan diantaranya:
• Menggunakan bahan alamiah/ organic.
• Kandungannya lebih banyak diserap tubuh dari pada obat sintetis.
• Meningkatkan sistem imun.
• Holistis/ mengobati sumber penyakit.
• Minim efek samping bila digunakan dengan benar.
• Halal karena murni dari tumbuhan. (Putra Winkanda Satria, SEhat tanpa dokter dengan ramuan herbal, Citra Media, Yogyakarta, 2013:2).

Pengobatan dengan mengambil sari alam secara langsung tidak selamanya langsung menjadi sembuh, namun kadang harus melalui proses yang lama, karena itu diperlukan ketekunan, kesabaran, kedisiplinan. Demikian pula sistem imun pada masing-masing orang berbeda-beda, sehingga tingkat kebutuhannya juga berbeda-beda. Karena itu kadang cocok untuk seseorang tidak cocok untuk orang lain, keyakinan harus selalu dipupuk sebagai nutrisi untuk meraih kesembuhan.