6/21/2013

Istiqamah Istikharah Istighfar, Benteng Keamanan Diri


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.


Kaum Muslimin Jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah kita senantiasa berupaya untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, dalam arti kita berupaya untuk menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan iman dan taqwa inilah kita akan senatiasa siap siaga didalam menghadapi perubahan zaman. Dimana romantika kehidupan dunia ada siang dan ada malam. Roda kehidupan dunia juga tidak pernah berhenti. Kadang naik kadang turun. Ada suka ada duka. Ada senyum ada tangis. Kadangkala dipuji tapi pada suatu saat kita dicaci. Tidak ada keabadian didalamkehidupan dunia.namun sebaik-baik kita dengan amal shalih akan meraih keabadian kehidupan diakherat dalam naungan ridhaNya.
Ada bebarapa pegangan untuk meraih ketengan hidup didunia. Tiga amalan baik tersebut adalah Istiqamah, Istikharah dan Istighfar.
1. Istiqamah, yaitu kokoh dalam aqidah dan konsisten dalam beribadah. Keimanan menjadi dasar dalam setiap perbuatan iman yang lurus dan benar maka akan mengarahkan pelakunya pada amal ibadah yang baik.
Begitu pentingnya sifat istiqamah ini sehingga Rasulullah menyampaikan pesannya:

عَنْ أَبِيْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، قُلْ لِيْ فِي اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُهُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ. قَالَ: قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ. (رواه مسلم

“Dari Abi Sufyan bin Abdullah RA berkata: Aku telah berkata, “Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku pesan dalam Islam sehingga aku tidak perlu bertanya kepada orang lain selain engkau. Nabi menjawab, ‘Katakanlah aku telah beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah’.” (HR. Muslim).

Orang yang istiqamah selalu kokoh dalam aqidah dan tidak goyang keimanan bersama dalam tantangan hidup. Sekalipun dihadapkan pada persoalan hidup, ibadah tidak ikut redup, dalam kondisi kaya atau miskin, tetap memperhatikan haram halal, dicaci dipuji, sujud pantang berhenti, sekalipun ia memiliki fasilitas kenikmatan, ia tidak tergoda melakukan kemaksiatan.
Orang seperti itulah yang dipuji Allah SWT dalam Alquran surat Fushshilat ayat 30:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatahkan): “Janganlah kamu merasa takut, dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”

2. Istikharah, selalu mohon petunjuk Allah dalam setiap langkah dan berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Setiap orang mempunyai kebebasan untuk berbicara dan melakukan suatu perbuatan. Akan tetapi menurut Islam, tidak ada kebebasan yang tanpa batas, dan batas-batas tersebut adalah aturan-aturan agama. Maka seorang muslim yang benar, selalu berfikir berkali-kali sebelum melakukan tindakan atau mengucapkan sebuah ucapan serta ia selalu mohon petunjuk kepada Allah. Sebagai mana sabda rasul:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ. (رواه البخاري ومسلم

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah". (HR. Bukhari dan Muslim)

Jika sekiranya ucapan itu tidak baik, apalagi sampai menyakitkan orang lain maka tahanlah, jangan diucapkan, sekalipun menahan ucapan tersebut terasa sakit. Akan tetapi jika ucapan itu benar dan baik maka katakanlah jangan ditahan. Rasul pernah bersabda:
قُلِ الْحَقُ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
“ Katakanlah yang haq sekalipun pahit (pada akhirnya

Pernah Rasulullah SAW diberi tahukan oleh Malaikat Jibril tentang suatu hal, sebagaimana sabdanya:


أَتَانِيْ جِبْرِيْلُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدًا عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقٌ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ. (رواه البيهقي

“Jibril telah datang kepadaku dan berkata: Hai Muhammad hiduplah sesukamu, tapi sesungguhnya engkau suatu saat akan mati, cintailah apa yang engkau sukai tapi engkau suatu saat pasti berpisah juga dan lakukanlah apa yang engkau inginkan sesungguhnya semua itu ada balasannya. (HR.Baihaqi)”.

Manusia diberi kebebasan dalam berbuat, namun manusia juga harus mempertanggungjawabkan segala perbuatnnya. Tak ada suatupun yang lepas dari pengawasan Allah, sehingga dihadapan Allah tidak ada orang yang merasa teraniaya, namun semuanya didasarkan atas perilakunya.
Karena itu dengan senantisa memohon petunjuk Allah (istikharah) dalam segala langkah kita, niscaya akan dijauhkan dari segala bentuk kekecewaan dan keputusasaan. Nabi Muhammad SAW bersabda:

مَا خَابَ مَنِ اسْتَخَارَ وَلاَ نَدِمَ مَنِ اسْتَشَارَ وَلاَ عَالَ مَنِ اقْتَصَدَ


Tidak akan rugi orang yang beristikharah, tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah dan tidak akan miskin orang yang hidupnya hemat. (HR. Thabrani dari Anas)

3. Istighfar, yaitu memohon ampun kepada Allah atas segala yang dilakukan. Karena sesungguhnya segala perbuatan manusia tidak akan lepas dari salah dan lupa yang akan menimbulkan dosa. Karena itu dengan menyadari bahwa dirinya orang yang dhoif akan menjad pribadi yang lebih baik bila dirinya adalah makhluh yang serba kurang. Tidak sedikit persoalan besar diawali dari hal yang kecil bahkan diakibatkan oleh dirinya sendiri.

Dalam persoalan ekonomi, jika rizki Allah tidak sampai kepada kita disebabkan karena kemalasan kita, maka yang diobati adalah sifat malas itu. Kita tidak boleh menjadi umat pemalas. Malas adalah bagian dari musuh kita. Jika kesulitan ekonomi tersebut, karena kita kurang bisa melakukan terobosan-teroboan yang produktif, maka kreatifitas dan etos kerja umat yang harus kita tumbuhkan. Namun lain halnya bila kehidupan sosial ekonomi sebuah bangsa mengalami kesulitan. Kesulitan itu disebabkan karena dosa-dosa masa lalu yang menumpuk yang belum bertaubat. Jika itu penyebabnya, maka obat satu-satunya adalah beristighfar dan bertobat.

Allah berfirman yang mengisahkan seruan Nabi Hud Alaihissalam, kepada kaumnya:
“Dan (Hud) berkata, hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa” (QS. Hud:52).

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Gegap gempita dunia ini, berkembanganya IPTEK hendaknya diimbangi dengan IMTAQ, diantara dengan tiga hal istiqamah, istikharah dan istighfar akan membimbing manusia menjadi insan yang terpilih dan dimuliakan oleh Allah SWT, amin

أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.


















6/19/2013

Do'a Malam Nisfu Sya'ban


Bulan Sya’ban adalah bulan dimana umat Islam mulai bersiap-siap untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Bulan dimana setiap muslim hendaknya mulai bersiap diri baik jasmani maupun rohani untuk menyambut datangnya bulan yang penuh keberkahan. Sehingga pada pertengahan bulan tersebut untuk memanjatkan do’a kepada Allah agar diberikan umur yang panjang dan baik amal perbuatannya, mohon agar diberi rizki yang halal dan thayyib dan memohon kepada Allah agar diberikan ketetapan iman dan Islam.

Do’a Nisfu Sya’ban dibaca pada tanggal 15 setelah selesai menegakkan shalat Maghrib, diawali dengan membaca surat Yasin 3 x. Setelah selesai membaca sekali berdo’a memohon kepada Allah agar diberikan panjang umur, kemudian setelah selesai membaca yang kedua berdo’a agar diberikan rizki yang banyak, halal dan thayyib, dan setelah selesai membaca yang ketiga berdoa agar selalu diberikan ketetapan iman dan Islam. Kemudian membaca do’a Nisfu Sya’ban sebagaimana teks di bawah ini:

اَللّهُمَّ يَاذَاالْمَنِّ وَلاَيُمَنُّ عَلَيْك يَاذَاالْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَاذَاالطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ لآ إِلهِ إِلاَّ أَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَأَمَانَ الْخَائِفِيْنَ

اَللّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُوْمًا أَوْ مَطْرُوْدًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَىَّ فِي الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِى أُمِّ الْكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِيْ وَطَرْدِيْ وَاِقْتَارَ رِزْقِي وَأَثْبِتْنيْ عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِي كِتَاِبكَ الْمُنَزَّلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُواللهُ مَايَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ

إِلَهِي بِالتَّجَلِّي الْأَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِي يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ وَيُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّى مِنَ الْبَلاَءِ مَاأَعْلَمُ وَمَا لَاأَعْلَمُ وَمَا أَنْتَ َعَلَّمُ الْغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


Ya Allah, wahai pemilik karunia dan tak ada yang dapat memberi karunia kepada Engkau.
Wahai pemilik kebesaran dan kemuliaan, wahai pemilik anugerah dan kenikmatan.
Tak ada Tuhan selain Engkau, tempat bersandar bagi orang yang butuh pertolongan, tempat berlindung bagi orang yang butuh perlindungan, dan tempat yang aman bagi orang-orang yang takut.
Ya Allah, jika Engkau telah tulis aku dalam buku induk kesengsaraanku, keburukan nasibku, ketersingkiranku, dan kesempitan rizkiku, dan tetapkanlah aku dalam buku induk Engkau sebagai orang yang bahagia, diberi rizki, diberi petunjuk kebaikan. Karena sesungguhnya Engkau telah berkata, dan perkatanmu adalah benar, didalam kitab-Mu yang kau turunkan kepada nabi-Mu yang kau utus, yaitu Allah akan menghapus apa saja yang ia kehendaki dan menetapkannya, disisinyalah buku induk.
Ya Tuhanku dengan keagungan-Mu yang paling besar pada malam Nisfu Sya’ban yang mulia ini, yang pada malam ini setiap perkata yang pasti dibedakan dan ditetapkan, jauhilah aku dari bala’, yang kuketahui dan yang tak kuketahui, sedangkan Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang gaib, berkat rahmat-Mu wahai zat yag pengasih diantara para pengasih.

6/18/2013

Dahulu Gagah Sekarang Lemah


Dahulu ketika aku masih menempuh pendidikan di SD memandang beberapa orang muda-mudi, bergembira-ria layaknya orang yang sudah dewasa, kadang mereka berjalan berduaan kadang berkumpul bersama teman-temannya. Ketika telah sampai pada pendidikan SMP aku melihat mereka mulai nampak sebagai pribadi yang mulai nampak kematangan jiwanya, mental dan spiritualnya. Ketika aku SMA mereka telah mulai sibuk dengan urusannya masing-masing, karena mereka telah menemukan pasangan hidup masing-masing, mulai sibuk dengan urusan keluarganya masing-masing. Ketika aku selesai SMA dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi untuk kuliah, aku berada diluar kota sehingga mulai jarang bertemu dengan mereka dan aku mulai masuk dalam komunitas baru, sehingga ketika aku selesai kuliah mereka sudah nampak menjadi orang tua, bahkan ada yang sudah mempunyai cucu.

Kita dibedakan dalam waktu dan kesempatan, mereka pernah merasakan muda sedang aku belum menjadi tua. Diantara mereka dalam usia senja ada yang telah merasakan hidup rukun, damai dan sejahtera dalam komunitas masyarakat desa dengan semboyan "mangan ora mangan sing penting kumpul", makan tidak makan yang penting bisa bersatu. Masyarakat desa berprinsip hidup yang praktis dan sederhana. Tidak terlalu berambisi dalam kemewaahan hidup didunia, yang penting adalah kehidupan yang rukun, tentran, damai, jiwa dan semangat kegotongroyongan senantiasa melekat pada pribadi mereka. Sehingga mereka hidup ditengah-tengah masyarakat tetap menjadi pepundhen, orang yang senantiasa dihormati. Bahkan ucapannya dipandang sebagai sabda pandhita ratu yang sentiasa di tunggu-tunggu sebagai nasehat hidup.

Kemudian aku terus melangkah menyusuri waktu, dalam meniti hidup untuk menjadi manusia yang mandiri dan berdikari. Didalam komunitas pekerjaan selalu ada perbedaan strata sosial, sebagai pegawai yang lebih berkecimpung dalam kegiatan public relation, dituntut untuk mempunyai sikap yang fleksibel dan dinamis dalam berinteraksi sosial., perbedaan status sosial, ekonomi, politik, berbedaan etnis, suku, bahasa dan agama. Sepuluh tahun yang lalu aku telah mengenal para manajer, pimpinan dan para stacholder aku berupaya untuk selalu menjaga sikap, tutur kata yang sopan, aku menyadari bahwa statusku berbeda jauh dengan mereka. Aku menyadari jika mereka tidak level untuk ngobrol dengan aku dan akupun menyadari yang demikian itu.

Ada bayak diantara mereka yang berupaya untuk menjaga emage. Sehingga walaupun mereka telah mengenal dan tahu tentang aku, namun mereka senantiasa menjaga jarak, cuek, tak acuk . Walaupun sudah mengenal sejak lama namun sikapnya masih terasa kaku, tidak ada canda tawa. Tidak seperti dengan mas Paimin, mas Sardi, mas Sapto, mbak Surti, mbak Kinah dan karyawan-karyawan yang berkerja tulus bukan untuk meraih jabatan dan kehormatan. Dengan mereka aku lebih lancar dalam berbicara, canda, tawa bahkan ketika suatu sasat diantara kita mendapat rizki tidak segan-segan untuk mentraktirnya. Makan bersama terasa tiada beban.

Waktu terus berlalu, tidak seperti dahulu mereka masih terlihat gagah, pakaian selalu necis, rambut tersisir rapi, banyaklah orang yang menaruh hormat kepada mereka. Ternyata waktu sekarang sudah berubah total, aku melihat diantara mereka yang dahulu gagah sekarang sedang berbaring lemah di rumah sakit. Ada pula yang dahulu gagah sekarang sering terlihat berjalan-jalan diwaktu pagi hari, sekarang mereka ingin mengenang kembali kegagahan pada 15 tahun yang lalu, namun ternyata otot-otot terasa lemah, kulit keriput, tulang keropos, tubuh sering terasa pegal dan linu, leher terasa kaku, mata berkunang-kunang, tangan dan kaki sering kesemutan, sering terasa mau kencing dan keluhan-keluhan lain yang dahulu tidak pernah dirasakan.

Kehormatan dan jabatan hanya tinggal kenangan. Aku melihat mereka hanya merasa iba, tapi aku tidak dapat berbuat apa-apa, karena aku masih takut untuk menyapa diantara mereka yang dahulu gagah takut jika mereka tidak mengacuhkan. Sebenarnya aku tahu bahwa mereka butuh teman yang siap untuk menjadi pendengar tetapi aku masih teringat dahulu ketika diantara mereka masih gagah mereka tidak memperdulikan apa yang aku katakan.

Aku tahu diantara mereka ada yang telah berhasil mendidik dan membimbing putra-putrinya menjadi orang yang dapat mewarisi kesuksesan orang tuanya. Namun apa yang terjadi, ternyata anak-anak mereka telah sibuk dengan urusannya masing-masing, bahkan untuk bertemu dengan anaknya sangat sulit seperti ketika aku dadulu mencari untuk meminta tanda tangan.

Dahulu mereka gagah sekarang aku merasa lebih gagah. Sekarang mereka lemah, aku dan kawula muda yang lain suatu saat akan menjadi lemah. Kegagahan fisik suatu saat akan musnah dan tidak berguna, namun sikap, hati dan akhlaq yang bagus tidak akan pernah melemah. Sebagai tamsil biji padi semakin lama akan semakin menunduk dan berisi. Lain halnya pohon tebu, semakin banyak bunganya maka batangnya hilang air gulanya, batangnya juga kehilangan esensinya, akan digunakan untuk kayu bakarpun tidak bisa, akhirnya menjadi barang yang tidak berharga, karena dikumpulkan dengan sampah-sampah yang lain.

Rasulullah SAW pernah bersabda “Allah tidak akan melihat bentuk tubuh dan rupa seseorang tetapi Allah melihat hati dan amal perbuatnnya”.

6/13/2013

Mabuk Sinetron hati menjadi keras


Ingatkah kita dengan sinetron “Tersanjung, Mak Lampir” yang ditayangkan oleh stasiun TV Indosiar. Kisahnya selalu dinanti-nantikan oleh para pemirsa. Ini kami sebutkan karena dua sinetron yang mempunyai banyak penggemar. Nyaris tidak pernah akan berakhir. Sebut saja Mak Lampir yang selalu kalah dan menang. Ketika kalah suatu saat menang lagi, dikalahkan lagi dan seterusnya. Produser dan semakin kreatif untuk merangkai suatu cerita yang bisa membuat para pemirsa semakin penasaran dan semakin ketagihan untuk menyaksikan terus kisah-kisahnya. Tentu saja stasiun TV juga semakin menjadi TV yang mempunyai banyak penggemar.

Dari kisah sinetron masa yang lalu, sekarang berganti pada zaman sekarang, ternyata tayangan fiktif dan kontemporer tetap menjadi tontonan yang selalu dinantikan. Sebut saja sinetron “Raden Kian Santang di MNCTV, Tukang Bubur Naik Haji di RCTI”. Sampai kapankah kisah ini akan berakhir. Ternyata semakin lama justru kisahnya semakin berlika-liku. Muncul tokoh-tokoh baru yang juga membuat penasaran.
Apa yang bisa pemirsa harapkan dari kisah tersebut, kadang bagi penggemar yang sudah di mabuk sinetron malah kadang tidak bisa menjawab. Karena dengan tekun menyaksikan kisah tersebut tidak dapat memberikan solusi. Bila mempunyai hutang justru hutang semakin banyak, bila ingin menghibur diri mendapat ketenangan namun yang didapat hati malah semakin keras. Bagi pelajar dan mahasiswa PR atau tugas malah semakin menumpuk. Bila ibu rumah tangga malah lupa untuk menyiapkan sarapan pagi karena tidurnya sampai larut malam sehingga tidak bisa bangun pagi. Bila seorang pegawai maka bisa lalai dengan pekerjaannya. Bila ahli ibadah akan menjadikan jauh dari Allah, karena zikirnya tidak sampai hati. Ketika mau melaksanakan shalat menunggu waktu iklan, namun jeda waktu iklan dalam kondisi shalatpun pikirannya berada pada tontonan, bisa dikatakan shalatnya tidak khusuk.

Sadarkah berapa banyak waktu dihabiskan untuk menonton dan berapa waktu untuk menjalankan ibadah maghdhah. Berapapun lamanya waktu untuk menonton tidak terasa bahkan masih mera kurang, namun sedikit waktu untuk beribadah sudah merasa cukup. Loba adalah perilaku yang tidak baik, karena selalu merasa kurang, tetapi loba dalam hal ilmu dan ibadah sangatlah dianjurkan. Siapakah yang jadi teladan, tidak lain adalah Rasulullah SAW, beliau senantiasa menganjurkan kepada umatnya untuk mencari ilmu sejak dari buaian sampai ke liang lahat. Dan dalam hal beribadah diperintahkan agar melihat kepada orang yang lebih baik dan shalih. Karena ibadah yang dilakukan semata-mata untuk mewujudkan kesyukuran terhadap nikmat Allah. Sungguh Allah telah memberikan kenikmatan yang tidak dapat dihitung, dan manusia tidak akan dapat menghitung nikmat Allah. Maka sebagai wujud rasa syukur dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kepada Allah SWT.

Setiap tayangan atau tontonan ibarat pisau bermata dua, dua sisi sama-sama tajamnya. Ketajaman suatu yang baik tentu akan berdampak pada perilaku hidup yang baik. Baik dalam bersikap, dalam bertutur kata, dalam beraktifitas. Niat lurus maka akan menghasilkan sikap dan perilaku yang tulus, antara hati, lisan dan perbuatan menjadi satu kesatuan. Ini tentu akan membentuk pribadi yang baik. Mereka ini jauh dari sikap munafik. Sikap yang tidak baik, merugikan diri sendiri, orang lain bahkan dapat merusak tatanan serta norma dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sebaliknya bila ketajaman itu mengarah pada perilaku yang tidak baik maka akan berdampak pada tutur kata, sikap, perilaku yang tidak baik. Karena itu pisau dengan dua sisi yang tajam itu hendaknya dapat disikapi dengan sikap yang arif. Semua bentuk hiburan, enternainment lebih berorientasi pada unsur profit. Semua yang terkait pada program tersebut, baik itu produser, para artis, selebritis, bintang film, penyanyi, lawak, para sponsor berharap mendapatkan nafkah dari program tersebut. Pada dasarnya semua program bila tidak ada yang menonton maka program tersebut akan berhenti. Pernahkan kita merenungkan bahwa ketika kita menyaksikan program tersebut pada dasarnya kita telah menggaji mereka. Lalu apakah yang dihasilkan dari program tersebut bagi kehidupan diri dan keluarga. Keteladanankan, jalan hidupkah atau hanya hiburan semata. Mereka hidup serba kecukupan namun para penggemar/ penonton ada yang sudah untuk mendapatkan kecukupan karena hidup serba kekurangan.

Berhati-hatilah dengan pisau bermata dua.

6/12/2013

Makna dan Keistimewaan Bulan Sya'ban


Bulan Sya’ban adalah merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan yang penuh dengan rahmat, maghfirah dan dijauhkan dari siksa api neraka. Tidak lain bulan itu adalah bulan Ramadhan, bulan yang selalu dinantikan oleh orang-orang yang beriman dan yang senantiasa mengharapkan ridha Allah SWT. Persiapan pada bulan Sya’ban adalah persiapan jasmani untuk berhati-hati dari godaan hawa nafsu, sehingga jasmani mempersiapkan diri dari segala yang dapat digunakan untuk menyongsong bulan suci Ramadhan, misalnya bersih-bersih ingkungan, tempat ibadah, mencuci tikar, karpet, sajadah, rukuh dan sarung serta segaa yang dapat menunjang kelancaran dalam menjalankan ibadah. Kesiapan yang bersifat rohani untuk mengasah kepekaan nurani menahan diri dari lapar dan dahaga serta dorongan hawa nafsu yang dapat merusak kualitas ibadah, hal ini dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, sehingga merasa selalu dekat dengan Allah.

Bulan Sya’ban merupakan bulan yang menjadi kesempatan bagi hamba Allah yang beriman dan bertaqwa, untuk menjadi orang yang diharamkan masuk ke dalam neraka “Barang siapa yang merasa senang akan datangnya bulan Ramadhan maka diharamkan jasadnya masuk ke dalam Neraka (Hadits)”. Baru saja merasa senang sudah demikian besar keutamaannya apalagi bila sampai pada amaliyah, tentu lebih besar lagi keutamaannya. Alangkah baiknya bila pada bulan ini untuk mengkadha puasa, bila ternyata pada tahun yang lalu pernah meninggakan puasa karena sakit, menjadi musyafir atau bagi wanita sedang melahirkan, menyusui atau sedang nifas maka masih ada kesempatan untuk mengqadhanya, agar bulan puasa nanti menjadi lebih ringan di dalam menjankan puasa karena merasa tidak mempunyai hutang puasa.

Menurut Yahya bin Mu’adz bahwa Sya’ban terdiri dari lima huruf yaitu syin, ‘ain, ba’, alif dan nun dan masing-masing bernakna sebagai berikut:
1. Syin : syarafatun atau syafa’atun yang berarti kemuliaan dan syafa’at.
2. ‘Ain : Al ’izzah wa karomah yang berarti kemenangan dan karomah.
3. Ba’ : Al Birru yang berarti kebaikan.
4. Alif : Ulfah yang berarti rasa belas kasihan.
5. Nun : Nur yang berarti cahaya.

Itulah sebabnya bulan Rajab menjadi bulan untuk mensucikan tubuh, bulan Sya’ban untuk mensucikan lubuk hati dan Ramadhan untuk mensucikan jiwa/ ruh. Maka barang siapa yang mensucikan tubuhnya di bulan Rajab, sucilah hatinya di bulan Sya’ban, dan siapa yang mensucikan lubuk hatinya di bulan Sya’ban, sucilah jiwanya di bulan Ramadhan (Durrotun Nashihin).

Rasuluah SAW sebagai pribadi yang maksum namun beliau berbeda yang hamba Allah yang lain, karena beliau tidak pernah mengandalkan kunci dan garansi, namun beliau sentiasa merasa kurang didalam melaksanan perintah Allah. Pada bulan Sya’ban Rasulullah selalu berupaya untuk menyempurnakan ibadahnya sehingga pada bulan Sya’ban berupaya untuk meraih keutamaan. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh istrinya Siti Aisyah.

“Dari Aisyah; Rasulullah tidak pernah puasa dalam satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Sesungguhnya beliau berpuasa sebulan penuh pada bulan ini. (Hr. Bukhari Musim)

“ Dari Abu Hurairah  RA berkata, Rasulullah SAW bila pertengahan bulan Sya’ban telah dijumpai, maka janganlah berpuasa sunnah. (HR. Turmudzi).

Sungguh banyak amal ibadah yang dapat dilakukan, baik amalan jasmani maupun rohani. Mudah-mudahkan antara jasad dan ruh selalu berjalan untuk menuju pada ridha Allah SWT.

6/10/2013

Pembentukan Karakter Manusia


Karakter adalah suatu sifat yang melekat pada diri manusia, ada yang berpendapat bahwa karakter adalah suatu yang sudah pasti dan tidak bisa dirubah. Benarkah demikian. Banyak teori yang menyampaikan tentang hal ini, tetapi yang perlu ditangkap bahwa ada suatu kisah yang berasal dari negeri India. Dua anak manusia yang bernama Kamala dan Amala, ditemukan di hutan Godamuri India pada tahun 1920. Bahwa dua bayi itu diasuh oleh kawanan serigala. Entah karena suatu sebab apa, bahwa bayi tersebut tersebut hidup bersama dengan kawanan serigala. Kemungkinan karena bayi tersebut di buang oleh orang tuanya. Kemudian diasuh oleh serigala bersama dengan anak serigala yang lain. Anak bayi berusia 3 dan 8 tahun ini setelah dipindahkan ke Panti Asuhan ternyata sulit untuk berkomunikasi, layaknya seperti anak manusia yang lain. Ia maunya berperilaku seperti serigala, merangkak, mengendus-endus dan bila mau makan dan minum yang disodorkan adalah mulutnya.

Ini adalah sifat dan karakter hewan namun mengapa melekat pada manusia. Hal ini tentu saja karena melalui proses belajar dan pelatihan secara terus-menerus. Dari sesuatu yang asing kemudian menjadi kebiasaan, bahkan hal ini sering disebut menjadi karakter manusia. Oleh karena itu sifat, watak dan karakter manusia selalu dipengaruhi oleh lingkungan, maupun proses pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu lingkungan yang baik cenderung akan membentuk karakter yang baik, lingkungan yang buruk demikian pula akan mencetak watak dan karakter yang buruk.

Hidup di zaman modern ini semua serba ada, baik dan buruk, halal haram, benar salah nyaris campur menjadi satu, sulit untuk dibedakan. Maka sebaik-baik orang yang dapat memilah dan memilih suatu perbuatan yang baik, karena perbuatan baik ini akan berdampak pada perilaku manusia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membentuk karakter:

1. Pembiasaan tingkah laku sopan.
Sopan santun atau etiket adalah akhlak yang bersifat lahir. Ukuran sopan santun terletak pada cara pandang suatu masyarakat. Oleh karena itu cara pandang sopan-santun dan sikap suatu daerah mungkin berbeda dengan cara pandang masyarakat yang lain. Sopan santun diperlukan ketika sesorang berkomunikasi dengan orang lain, dengan penekanan utama pertama kepada orang yang lebih tua atau guru atau atasan, kedua kepada orang yang lebih muda, anah buah, anak, murid, bawahan dan sebagainya, ketiga kepada orang yang setingkat atau sebaya, seusia atau setingkat status sosial.

Disamping itu sopan santun juga berlaku ketika berkomunikasi dengan kawan atau lawan. Komunikasi dengan lawan memerlukan kekuatan diplomatis yang lebih kuat dibandingkan dengan perilaku kasar. Kesopanan bisa menambat hati lawan, sebaliknya kekerasan akan menimbulkan dendam.

Sopan santun pada anak tertanam melalui kebiasaan sehari-hari di rumah. Apa yang diajarkan orang tua di rumah akan melekat pada diri anak. Sopan santun pada remaja tertanam disamping melalui kebisaan dalam rumah juga melalui proses pergaulan teman sebaya, di sekolah atau melalui suatu tontonan. Sedangkan sopan santun pada remaja disamping karena perbekalan pada masa anak-anak dan remaja terbentuk melalui perilalu para tokoh masyarakat, terutama tokoh yang dihormati dan diidolakan

2. Kebersihan, kerapian dan ketertiban
Pengetahua tentang hubungan kebersihan dengan lingkungan dibentuk melalui proses pendidikan, tetapi kepekaan terhadap kebersihan dibangun melalui proses pembiasaan sejak kecil. Konsisitensi orang tua terhadap keharusan anak untuk cuci tangan sebelum makan, cuci kaki sebelum tidur, mandi dan gosok gigi secara tertur, menyapu lantai dan halaman rumah, buang sampah di tempat sampah, menempatkan sepatu ditempatnya, merapikan baju dan buku dikamarnya. Merapikan tempat tidur setiap bangun tidur, adalah merupakan pekerjaan membiasakan anak pada hidup bersih hingga kedasaran akan kebersihan itu menjadi bagian dari kepribadiannya.

Pada usia remaja kebersihan harus didukung oleh pengetahuan empirik, misalnya melihat benda dan air kotor, tangan kotor dan sebagainya dengan mikroskup sehingga bisa menyaksikan sendiri kuman-kuman penyakit pada sesuatu yang kotor tersebut. Adapun perilaku bersih pada masyarakat diwujudkan dengan pengaturan yang bersistem, misalnya sistem pemeliharaan kebersihan umum lengkap dengan sarana yang tesedia, sistem sanitasi, sistem pembuangan limbah ditempat umum kemusian didukung dengan peraturan yang menjamin kelangsungan hidup bersih dan tertib. Singapura misalnya mengenakan denda sekitar lima ratus ribu rupiah bagi orang yang hanya membuang puntung rokok secara sembarangan.

3. Kejujuran
Kejujuran merupakan sifat terpuji. Dalam bahasa arab disebut dengan istiah siddq dan amanah. Siddiq artinya benar, amanah artinya dapat dipercaya, ciri orang jujur adalah tidak suka bohong, meski demikian jujur yang berkonotasi positif berbeda dengan jujur dalam arti lugu dan polos. Dalam sifat amanah mengandung arti cerdas, yakni kejujuran yang disampaikan dengan bertanggung jawab. Jujur bukan berarti mengatakan semua yang diketahui apa adanya, tetapi mengatakan apa yang diketahui sepanjang mengandung kebaikan dan tidak menyebutnya jika diperkirakan memabawa akibat buruk bagi dirinya dan orang lain.

4. Disiplin.
Tingkah laku disiplin dilakukan karena mengikuti suatu komitmen. Disiplin bisa berhubungan dengan kejujuran, bisa juga tidak. Kejujuran juga diwariskan oleh genetika orang tuannya, terutama ketika anak masih dalam kandungan, secara psikologis dapat menetas pada anaknya. Keharmonisan orang tua didalam rumah akan sangat berpengaruh dalam membentuk watak dan kepribadian anak-anak pada umur perkembangannya. Ketika anak masih kecil, pantang orang tua bebohong kepada anaknya, karena kebohongan yang diarasakan oleh anak akan menimbulkan kegelisahan serta merusak tatanan psikologi seorang anak.

Pada anak usia kelas IV SD hingga SLTP, kejujuran sebaiknya dibiasakan sejalan dengan kedisplinan hidup, disiplin belajar, disiplin ibadah, displin bekerja membantu orang tua di rumah, disiplin keuangan dan dan disiplin agenda harian anak. Pada anak usia SMA kejujuran dan kedisiplinan yang ditanamkan harus sudah disertai alasan yang rasional, baik dalam kehidupan dalam rumah tangga, sekolah maupun dilingkungan masyarakat. Sistem punishment dan reward sudah bisa diterapkan secara rasional.

Pada usia mahasiswa, kejujuran dan kedisiplinan dinisyakan melalui pemberian kepercayaan dalam berbagai tanggungjawab.kepada mereka sudah ditekankan komitmen dan substansi, sementara prosedur dan teknik mungkin harus sudah diserahkan kepada seni dan kreatifitas mereka.
Pada orang dewasa yang sudah bekerja, kejujuran dan kedisiplinan diterapkan melalui pelaksanaan sistem dimana peluang untuk berbuat tidak jujur dipersempit. Misalnya dengan pengawasan yang transparan. Betapapun orang jujur dapat berubah menjadi tidak jujur menakala peluang tidak jujur dan tidak disiplin terbuka tanpa pengawasan.

Ada suatu tamsil, orang yang mengeluhkan atas aroma wc yang baunya pesing dengan orang yang masuk ke kamar hotel yang baunya harum. Ketika mau masuk wc dengan penuh terpaksa, manahan bau yang tidak sedap, sambil menyiramkan air agar baunya hilang. Perasaan marah sambil mengomel siapa yang tidak menyiramkan air seninya setelah selesai kencing. Lama kelamaan hidung sudah terbiasa dengan bau yang tidak enak. Dikira baunya sudah hilang setelah selesai buang hajat segera keluar, dan diluar juga sudah menunggu orang yang mau buang hajat. Orang yang menunggu sama-sama mengeluhkan wc nya bau pesing. Kenapa orang yang baru keluar hajat merasakan sudah tidak berbau.

Lain masuk wc ternyata lain pula masuk ke kamar hotel yang berbau harum, sambil mensyukuri aduhai harumnya kamar ini, setelah tinggal beberapa saat bau harumnya sudah tidak begitu dirasakan lagi. Inilah tamsil bahwa perbuatan buruk atau baik itu kadang ditentukan oleh lingkungannya, oleh karena itu sebaik-baik orang yang menyadari bahwa kebaikan itu hakiki dan harus dipertahankan, demikian pula keburukan itu juga hakiki yang harus dihindarkan. Maka prinsip hidup amatlah penting, agar kehidupan tidak mudah terombang-ambingkan keadaan. Karena itu Rasulullah SAW pernah berpesan “ Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, dan balaslah perbuatan buruk dengan kebaikan, dan berbudilah dengan manusia dengan budi yang baik”. Insya-Allah bila dapat menerapkan konsep ini kita akan selamat didunia maupun di akherat kelak, amin.

6/05/2013

Riya' Hilangkan Pahala


Kisah seorang ahli ibadah, yang senantiasa mendarmabaktikan hidupnya untuk bersujud dan beribadah kepada Allah. Pada suatu malam setelah ahli ibadah tersebut makan sahur kemudian membaca Alquran surat Thaha, setelah selesai membaca surat tersebut dia terlelap tidur. Dalam tidurnya ia bermimpi didatangi oleh seseorang yang turun dari langit sambil membawa secarik kertas. Secarik kertas tersebut ternyata isinya sama dengan Alquran yang baru saja di baca yaitu surat Thaha. Diperhatikan ayat Alquran tersebut bahwa dalam setiap huruf dibawahnya tertulis sepuluh kebaikan. Karena begitulah sifat rahman dan rahim Allah selalu melipatgandakan semua amalibadah hambanya, termasuk ketika membaca ayat-ayat Alquran.

Namun sungguh terkejutnya bahwa ternyata dalam tulisan itu ada beberapa ayat yang kosong (terhapus) dan dibawahnya tidak terdapat apa-apa. Dengan serta merta ahli ibadah memprotes, “Sungguh kalimat itu sudah saya baca tetapi mengapa menjadi kosong dan tidak ada nilainya? Kemudian orang yang membawa kertas itu berkata “ Kamu memang benar telah membacanya, dan kami telah menulisnya, namun kami mendengar orang berteriak-teriak memanggil dari Arasy, hapuskan kalimat itu dan hilangkan pahala dari kalimat tersebut, oleh karena itu kamipun kemudian menghapusnya.

Lalu dalam mimpi ahli ibadah tersebut menangis dan menanyakan mengapa dihapuskan, karena pada waktu kamu membaca, kamu mengetahui ada orang yang lewat kemudian kamu mengeraskan bacaanmu karena dia, setelah itu terhapuslah pahala dari bacaan tersebut. (Abu Thalhah Muh. Yunus Abdu Sattar, Raih Surga dengan beberapa menit (trj): 109)
Karena itu Allah SWT berfirman:

“Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya' kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan (QS. Al Anfal: 47)

Mengingat hal tersebut, bagaimanakah dengan ibadah-ibadah yang lain, ketika infaq ingin dilihat oleh orang lain, ketika shalat nampak bertambah khusuk ketika disaksikan oleh orang lain. Bekerja bertambah giat ketika disaksikan oleh atasannya. Dan masih banyak lagi ibadah-ibadah yang lain yang seharusnya ditujukan untuk pengabdian diri kepada Allah namun berbalik pada harapan untuk memperoleh pujian dari hamba Allah. Ibadah yang demikian ini sesungguhnya menjadi ibadah yang sia-sia. Pada suatu saat Rasulullah SAW pernah bersabda:

اِنَّ اَخْوَفَ مَا اَخَافُ عَليْكُمُ الشِّرْكُ الْاَصْغَرُ قَالُواْ وَمَا الشِّرْكُ الْاَصْغَرَ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ الرِّيَاءُ

“ Sesungguhnya perbuatan yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah syirik kecil, lalu sebagian sahabat bertanya: Apakah yang dimaksudkan dengan syirik kecil wahai rasul? Rasul menjawab yang dimaksudkan syirik kecil adalah riya’ (pamer) (HR. Ahmad, Attabrani, Bahaihaqi).

Sifat riya’ datangnya dengan tiba-tiba, kadang tidak diketahui dan tidak disadari, karena perilaku riya’ ini melebihi dari adat kebiasaan. Bahkan kadang timbul kekuatan lain diluar kemampuannya. Sehingga bila tidak disadari dan tidak menyadarkan diri niscaya ibadah yang dilakukan akan musnah. Karena sekalipun riya’ itu termasuk dalam kategori syiri’ yang kecil namun kalau terus dibiarkan akan menjadi kekuatan yang melumpuhkan keikhlasan. Allah pernah mengingatkan:
Sebagaimana firman Allah dalam surat Annisa’ ayat 48:
" Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar".

Karena itu sebaik-baik hamba Allah yang selalu meluruskan niat, menguatkan tekad, dan banyak melakukan kegiatan ibadah. Dengan demikian ibadah yang dilakukan akan terasa lebih ringan tanpa beban. Bagaimanakah hamba Allah akan dapat melaksanakan shalat dengan ikhlas dan khusuk bila hanya mengandalkan shalat fardhu saja (shalat Isa, Subuh, Zuhur, Ashar dan Maghrib). Bukankah Allah telah memberikan tuntunan ibadah shalat sunnah, banyak fadhilahnya namun mengapa tidak pernah dihiraukan. Semakin banyak menjalankan ibadah shalat sunnah ini maka ringan dalam menegakkan shalat, sehingga shalat benar-benar akan menjadi kebutuhan hidup. Dimanapun dan kapanpun selalu berupaya untuk mengakkan shalat.

Demikian pula dalam hal zakat, infaq dan shadaqah, akan menuntun hamba Allah menjadi hamba yang berjiwa sosial. Mempunyai kepekaan sosial yang tinggi, jiwa empati ketika melihat orang lain dalam kondisi kekurangan, kesempitan dan penderitaan maka akan muncul pada dirinya bagaimanakah bila menimpa pada dirinya. Mungkin bisa jadi akan sangat menderita, makan tidak enak, tidur tidak nyenyak, tidak ada gairah kerja dal lainnya. Karena itu dia berupaya untuk menghindarkan diri dari segala balak, musibah dan malapetaka dengan memperbanyak shadaqah. Karena sesungguhnya hikmah dari shadaqah dapat meningkatkan kepekaan sosial, dan rasa empati. Demikian pula dengan shadaqah akan dapat menolak balak serta shadaqah tidak akan mengurangi rizki.

Banyak kejadian orang yang dermawan menjadi orang yang dihormati dan disegani oleh orang lain, dermawan dapat menjadikan orang yang sehat jasmani dan rohani. Orang yang dermawan justru mengalami peningkatan dalam status ekonomi dan sosialnya. Begitulah janji Allah yang akan diberikan kepada hamba-Nya yang senantiasa menegakkan perintah-perintah-Nya. Karena itu agar ibadah yang kita lakukan menjadi menjadi ibadah yang ikhlas dan terhindar dari sikap riya’. Hendaknya dimulai dari sekarang, dimulai dari diri sendiri dan dimulai dari hal yang kecil untuk selalu menjalankan perintah Allah hanya semata-mata beribadah kepada-Nya.

6/04/2013

Menjadi Wanita Idaman


Wanita adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dalam bentuk yang indah, apapun yang ada pada diri wanita adalah sesuatu yang indah. Indah dipandang, indah dikhayalkan, indah dirasakan. Karena keindahan daya tarik wanita sehingga bisa memikat kaum Adam. Yang karenanya kaum Adam tanpa sadar rela mengorbankan waktu, tenaga, fikiran, harta, kadangkala jabatanpun dipartaruhkan demi untuk mendapatkan keindahan wanita, bahkan ada yang mengurbankan anak-istri dan keluarga demi meraih keindahan wanita. Betapa banyak orang yang akhirnya juga kecewa atas perilaku karena bermain atau mempermainkan wanita. Syair lagu Bimbo menggambarkan keindahan wanita.

Wanita ibarat biola
indah suaranya, menarik bentuknya
Gesek lemah lembut merdu suaranya
Salah gesek tak karuan bunyinya

Wanita ibarat komputer
makin banyak data, makin pintar dia
bila kurang cerdik, jangan coba-coba
sangat susah untuk dibohongi

Wanita ibarat pipa cangklong
kasihlah tembakau hisap pelan-pelan
hangat pipa cangklong amatlah nikmatnya
Tapi awas jangan dipinjamkan

Laki-laki tanpa wanita
Kenal dunia tidak kenal sorga
Laki-laki tanpa wanita
Mana bisa merasa perkasa
Laki-laki tanpa wanita
Bagi kopi tidak pakai gula
(sayur asam hambar bila lupa garam)
Hal ini jangan didengar wanita
(Ini rahasia kaum pria saja)
Nanti mereka jadi Gede Rasa

Kisah laki-laki mencari wanita idaman
Ada tiga orang wanita yang dicintai oleh seorang laki-laki, semuanya sama -sama menarik dan memikat hati laki-laki tersebut. Sehingga begitu terpikat dan terpesonanya laki-laki itu amat bimbang mau pilih yang mana. Dia tipe laki-laki setia, tidak mau menyakiti hati wanita, tapi fitrah laki-laki untuk mencari dan memilih. Laki-laki itu hanya mau memilih seorang untuk menjadi pendamping hidup, sehingga laki-laki tersebut berusaha membuka diri dengan memohon pertimbangan dari kawan, saudara sampai pada guru spiritual.

Namun itulah cinta tidak bisa dihalangi. Shalat istikharahpun senantiasa dijalankan, untuk semata-mata memperoleh isyarat mimpi yang merupakan petunjuk dari Allah SWT. Apa mau di kata ternyata Allah berkehendak lain, ingin menguji hamba-Nya, ilham tidak diberikan apalagi isyarat mimpi. Allah memberikan petunjuk dengan sesuatu yang tidak pernah disadari apalagi diketahui. Kebetulan gadis yang dicintainya lahir dalam bulan yang sama hanya berbeda tanggal, setelah mengetahui itu maka muncul niat pada laki-laki tersebut untuk memberikan hadiah ulang tahun. Namun apa yang akan diberikan pada wanita tersebut, ketika berkeliling di Supermarket, pilihan sangat banyak. Sepatu, sandal, baju, permata, jam dan masih banyak pilihan lain makin bingung.

Namun setelah capek berkeliling dia istirahat sambil makan bakso, o ya, dompet. Tiap wanita tentu butuh dompet dan dompet biasanya dibawa kemana-mana. Maka belilah dia tiga buah dompet yang indah dan harganyapun cukup lumayan mahal. Pada hari ulang tahunnya secara bergiliran diberikan:
• Gadis yang pertama merasa sangat berbahagia, sambil mengucapkan terimakasih dia mengucapkan belum pernah aku mempunyai dompet sebagus ini, maka ucapan terimakasihpun diulang-ulang sambil menciumi dompetnya.
• Gadis yang kedua juga mengucapkan terimakasih sambil berkata seandainya dompet ini berwarna coklat bukan warna hitam.
• Gadis yang ketiga, marasa tidak perlu dengan dompet itu, ambillah kembali dompet itu karena cintamu cukup bagiku.

Dengan ekspresi spontanitas dari masing-masing gadis itu, akhirnya laki-laki tersebut menentukan pilihannnya pada gadis yang pertama karena ia adalah gadis berakal, ridha dan merasa bahagia terhadap pemberian. Sedang gadis yang kedua tidak dipilih karena gadis itu gadis yang selalu akan kurang terhadap pemberian, tidak bisa berterimakasih bahkan tidak segan-segan untuk mencela suatu pemberian. Dan gadis yang ketiga tidak dipilih juga karena seakan-akan gadis itu hidup di alam mimpi, bahkan tidak layak menanggung beban kehidupan berumah tangga. Telah banyak terjadi pada masa berta’aruf (berpacaran) karena sudah dimabuk cinta, seakan-akan hidup hanya dengan cinta saja sehingga hal-hal lain yang lebih orgen untuk menunjang kelanjutan dari cinta tidak dipertimbangkan. Hal yang demikian ini tidak menutup kemungkinan bila cinta akhirnya sampai pada jenjang pernikahan, maka pernikahan hanya seumur jagung atau hanya seumur jamur tiram

Figur wanita idaman
Wanita dari isteri nabi Ibrahim Siti Sarah dan Siti Hajar adalah simbol wanita yang tegar yang senantiasa setia dalam kondisi senang dan susah, begitu pula isteri-isteri nabi Muhammad menggambarkan wanita yang tegar setia dalam kondisi apapun. Wanita-wanita dari keluarga ini tidak sama dengan wanita dari isteri Abu Lahab yang senanatiasa bersepakat kepada suaminya untuk berbuat maksiat bahkan diabadikan didalam Alquran sebagai orang yang celaka. Wanita dari isteri nabi Luth dan nabi Nuh, simbol wanita yang tidak bisa dijadikan sebagai teladan, karena tidak taat pada suaminya bahkan meninggalkan suaminya ketika suaminya sedang membutuhkan bantuan. Wanita dari Istri Fir’aun walaupun berupaya untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah namun akan terganggu karena suaminya tidak percaya adanya Allah bahkan memproklamirkan diri sebagai Tuhan.

Itulah gambaran keindahan wanita, namun sudahkan menjadi wanita idaman.
1. Idaman dalam kiprahnya.
Idaman dalam pengertian yang luas, bahwa didalam keluarga, bagi anak dan suaminya. Wanita didalam keluarga dituntut untuk berperan ganda sebagai ibunya anak-anak, sebagai istrinya suami, sebagai pengatur dalam urusan rumah tangga. Hal seperti ini bila dipilah-pilah nampak semakin banyak dan seakan berat dan tidak dapat dijalankan. Namun hal seperti ini bila dibiasakan dari hal yang kecil dan terus membiasakan diri sehingga menjadi kebiasaan. Contohnya bangun pagi pada setiap pagi hari pada awalnya adalah berat, apalagi bila kebiasaan dalam keluarganya setiap pagi hari anak dibiasakan bangun sesadarnya saja.

Orang tua bila shalat tidak pernah mengingatkan anaknya agar bangun untuk shalat. Maka setelah berumah tangga wanita seperti ini akan selalu membawa kebiasaan lama. Padahal banyak wanita-wanita karier, wanita pekerja, wanita PNS yang terbiasa bangun pagi, bahkan sebelum masuk waktu subuh, karena mereka sudah bangun untuk menegakkan qiyamul lail. Pada pagi hari telah terbiasa menyiapkan hidangan untuk anak-anak, suami, pakaian anak-anak. Bila ditanyakan kepada mereka akan dijawab dengan ringan, kebiasaan ini kalau diniatkan karena ibadah maka akan terasa ringan. Balik kita bertanya kok bisa ringan, mereka menjawab “kita seperti ini kan dilakukan ketika sehat, kalau sakit tidak bisa, sehat itu mahal harganya, kenapa ketika sehat tidak diimbangi dengan meningkatkan rasa syukur kepada Allah dengan meningkatkan ibadah, diantaranya mengurus rumah tangga seperti ini. Ternyata wanita seperti ini seakan tidak pernah merasa capek.

Didalam masyarakatpun aktif dalam kegiatan sosial, aktif di Ormas, PKK, Dharma Wanita, Majlis Taklim dan sebagainya. Mereka ringan membantu terhadap saudara-saudara yang tidak mampu dan membutuhkan pertolongan. Bahkan dalam kegiatan keagamaan selalu aktif dan memotifasi kepada anak-anaknya untuk menjalankan shalat jama’ah di masjid, menggalang dana zakat dan dana sosial lainnya untuk kepentingan agama, sehingga patut baginya menjadi teladhan dalam kehidupan masyarakat. Wanita ini tidak ada puasnya untuk selalu belajar dan tidak ada bosannya untuk mengajarkan ilmunya.

Begitu banyak kiprahnya dalam kehidupan masyarakat, tidak pernah memperhitungkan untung dan ruginya, tidak pernah pilih-pilih dalam memberikan pertolongan. Dan bila ada kegiatan sosial selalu tampil didepan. Maka dialah wanita yang selalu dicari oleh kaumnya karena keteladanan dalam menjalankan kebaikan. Maka wanita ini akan selalu bahagia sepanjang hayatnya, dimana-mana terdapat saudara. Segala ucapan dan curahan hati serta buah pikiran menjadi sumber nasehat dan penuh bagi kaumnya.

2. Idaman dalam usia.
Usia tidak menjamin seseorang dipandang dewasa. Sifat suka meniru, ketergantungan, manja, malas adalah merupakan sifat kekanak-kanakan. Sehingga walaupun dari segi usia dipandang sudah dewasa namun ketika dihadapkan dengan suatu permasalahan tidak bisa mencari solusi.
Karena kedewasaan seseorang bisa diterpa karena proses pendidikan, karena dengan pendidikan seseorang akan dilatih untuk berfikir kritis, realistis, runtut dan ilmiah. Karena itu biasanya orang yang tidak mengenyam pendidikan maka cara berfikir amat praktis, dangkal dan sporadis. Karena itu amat rugi bagi anak-anak dan remaja yang tidak mau mengenyam pendidikan padahal kesempatan terbuka dengan lebar. Tapi enggan mengenyam pendidikan. Mereka kadang berfikir sempit, bahwa sekolah tidak menjamin hidupnya kelak akan bahagia, contohnya dia dan dia berpendidikan tinggi tapi juga akhirnya menganggur. Untuk mencari makan sehari-hari saja susah. Bandingkan dengan dia dan dia tidak pernah sekolah bahkan tidak bisa baca tulis tapi ternyata hidupnya lebih mapan, punya usaha dan karyawan, rumah dan kendaraan mewah. Mengapa harus sekolah.

Orang yang demikian tidak melihat prosentase, hanya melihat sesuatu yang ada satu atau dua orang menjadi konklusi. Tidak sadar bahwa sesungguhnya rizki, jodoh dan mati adalah sudah menjadi qodrat dan irodat Allah. Manusia hanya bisa mengupayakan, keputusan di tangan Allah. Orang yang berpendidikan bila menghadapi masalah akan mencari penyelesaian dikaji dalam beberapa sektor, selalu mempertimbangkan akibatnya. Mendahulukan akal dari pada otot, mendahulukan hati dari pada nafsu.

Disamping proses pendidikan, orang yang sering diterpa masalah, bahkan satu masalah belum selesai sudah muncul masalah yang lain. Hal ini akan membuat seseorang lebih dewasa. Rasulullah Muhammad SAW sejak kecil sudah terbiasa menghadapi masalah, sehingga beliau teruji. Ketika orang-orang Qurais berbeda pendapat, bahwa semua merasa berhak untuk meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya, maka Rasulullah menyampaikan usulnya dengan menggelar kain lalu Hajar Aswad diletakkan ditengahnya. Semua orang memegang dan mengangkat kain sehingga semua orang merasa mengangkat bersama, maka pertikaian dapat dihindarkan.

3. Idaman dalam menerapkan moralitas Islam.
Dalam bersikap, bertutur kata serta berbuat dengan berdasarkan pada syari’at Islam. Islam baginya menjadi way of life, Islam sebagai petunjuk, jalan dan solusi atas segala masalah kehidupan manusia. Tidak ada aturan yang lengkap, dinamis, aktual kecuali Islam. Bagaimanakah pergaulan muda- mudi yang kadang berhadapan dengan dua pilihan yang sulit untuk diputuskan. Maka keyakinan tetap terpatri bahwa Allah yang menciptakan masalah, dan memberikan masalah, dan hanya dengan memohon kepada Allah maka masalah akan teratasi.

Moralitas memang harus berpangkal dari tauhid yang lurus, tanpa idiologi yang kuat maka moral mudah terombang-ambingkan. Ada sedikit masalah sudah lupa ingatan, melihat perilaku para artis dan selebritis akan berupaya untuk meniru bagaimanakah bila yang ditiru itu berjalan pada koridor moralitas Islam tentu dapat diteladani, namun bila melenceng dari rel yang benar maka tidak harus ditiru bahkan harus dijauhkan. Namun bila hantaman pengaruh makin kuat tidak diimbangi dengan aqidah yang kuat maka akan hanyut, seperti sebatang kayu yang hanyut pada arus sungai. Semakin kuat melawan maka semakin berat beban yang ditanggung. Wanita idaman selalu menerapkan idiologi yang lurus sehingga menjadi moralitas yang baik, enak dirasakan, sedap dipandang, bagus untuk diteladani.

5/29/2013

Do'a Penutupan Bulan Bhakti Gotong Royong dan PKK


Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat dan Kesatuan Gerak PKK telah melakukan bhakti dan segera diadakan penutupan. Namun bukan berarti setelah ditutup dengan kegiatan ceremonial, bukan berarti di masyarakat tidak ada gotong royong lagi. Namun sesungguhnya secara formal memang ditutup namun jiwa dan semangat senantiasa tumbuh dan berkembang, demikian kesatuan gerak PKK. Karena manusia makhluk yang dhoif maka sudah sepatutnya selalu memohon kepada Allah agar selalu diberikan petunjuk dan kekuatan untuk melakukan kegiatan-kegiatan sebagaimana pada bulan bhakti gotong royong. Demikian contoh teks do'a:

َالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ, اَللَّهُمَّ أَخْرِجْنَا مِنْ ظُلُمَاتِ الْوَهْمِ وَأَكْرِمْنَا بِنُوْرِ الْفَهْمِ, وَافْتَحْ عَلَيْنَا بِمَعْرِفَةِ الْعِلْمِ وَسَهِّلْ لَناَ أَبْوَابَ فَضْلِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.


Ya Allah, ya Rahman ya Rahim, ditangan-Mu segala puji, maka hanya kepada-Mu kami mengucapkan pujian dan menumpahkan rasa syukur. Disebagian dari kenikmatan yang Engkau berikan sehingga kami dapat mengikuti kegiatan penutupan Bulan Bhakti Gotong Royong ke-10 dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-41 Kabupaten Wonosobo tahun 2013, dalam keadaan tenteram, damai dan sejahtara.

Ya Allah, ya Qadiru ya Azis, tumbuhkanlah selalu kepada hamba-Mu semangat bergotong royong, bahu-membahu, guna mewujudkan rasa kebersamaan, persatuan, kepedulian sosial serta jiwa empati. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Mudahkanlah urusan hamba-Mu yang selalu berpegang pada sunnah-Mu. Karena Engkaulah sebaik-baik pemberi petunjuk.

Ya Allah terangilah hati dan fikiran kami dengan nur hidayah-Mu, agar setiap langkah kami selalu berada dalam naungan ridha-Mu. Jauhkanlah dari kami, segala perilaku yang tidak terpuji. Perilaku yang akan mendatangkan murka-Mu. Jauhkan pula ya Allah sifat riya’, tamak dan ujub.
Karena itu, hanya kepada-Mu kami memohon dan hanya kepada-Mu kami berserah diri.

Ya Allah ya Rahman ya Rahim, Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang. Limpahkanlah selalu kasih dan sayang-Mu kepada kami. Dan jadikanlah kami semua untuk menjadi hamba-Mu yang pandai bersyukur. Karena sungguh nikmat dan karunia-Mu tiada terhingga, Engkau Tuhan yang maha adil dan bijaksana.

Tanamkan kepada kami untuk selalu membangun diri, konsisitensi menegakkan sunnah-Mu, wujudkan keikhlasan pada kami. Kami yakin ya Allah, dengan ikhlas segala perbuatan akan terasa ringan. Tiada yang kami harapkan kecuali hanya ridha dan ampunan-Mu.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ


"Ya Tuhan kami terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". Dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.


رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

5/21/2013

Kerukunan Umat Beragama Tergugat


Rukun agawe sentosa, kerukunan membuat hidup menjadi damai, kerukunan menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis, kerukunan menciptakan persahabatan dan persaudaraan serta menghilangkan permusuhan. Demikian pesan singkat kerukunan yang sering menjadi tema dalam dialog, menjadi muqadimah dalam setiap menyampaikan tausiah dan sebagainya.

Akan tetapi kerukunan kemudian terbalik ketika sudah memasuki ranah agama dan keyakinan. Sejak kapan keyakinan itu berbeda, apakah keyakinan tidak bisa di paksakan, apakah keyakinan tidak bisa diluruskan dan apakah ada keyakinan yang sesat. Pemerintah telah memberikan pedoman di dalam menciptakan kerukunan umat beragama, yang di bagi dalam tiga kategori yaitu kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat beragama dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah yang sering di sebut dengan tri kerukunan umat beragama.

Dari kerukunan yang berubah menjadi kericuhan sering di picu oleh perbedaan penafsiran didalam menghayati dan mengamalkan ajaran agama dan keyakinan. Didalam agama Islam sangat rentan terjadi perbedaan pendapat, kita ingat pada era tahun 1980-an Ormas Islam terbesar di Indonesia, yaitu NU dan Muhammadiyah sering di benturkan dengan tata cara pengamalan ajaran Islam, seperti niat shalat, doa qunut, ziarah kubur, upacara kematian dan lainnya. Permasalahan-permasalahan seperti ini sering menjadi konsumsi masyarakat awam sehingga menyulut adanya permusuhan, satu golongan menganggap dirinya paling benar dan menyalahkan yang lain, apalagi debat kusir yang kadang tidak mau mengakui kebenaran yang di sampaikan oleh lawan debatnya. Hal ini akan berakhir dengan permusuhan, bahkan bisa merembet pada perbuatan anarchi.

Idiologi dua Ormas ini sama, dalam konsep Ketuhanan, kenabian dan kitab sucinya, maka terjadilah pendewasaan umat beragama, bahwa perbedaan pendapat adalah merupakan rahmat. Setelah dua Ormas Islam ini dapat memahami dan menerima sebagai organisasi keagamaan yang berupaya untuk menyebarkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Perbedaan penafsiran ajaran Islam terulang terhadap penganut faham Ahmadiyah (Qodian), seperti peristiwa kerusuhan yang berlatar belakang agama terjadi di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Kerusuhan pada Jumat, 4 Februari 2011 sudah reda, tapi kembali panas pada Minggu, 6 Februari 2011 sehingga menimbulkan kurban jiwa. Akal sehat dan petunjuk agama beralih menjadi petunjuk hawa nafsu yang mengarah pada perbuatan anarchi.

Sesungguhnya kerusuhan ini akan terus terjadi sepanjang masa, karena agama adalah merupakan hak azasi manusia yang di jamin kebebasannya. Sehingga umat beragama sekalipun tidak pernah menajalankan agama yang di peluknya (contoh Islam) bila agamanya dihina pasti akan berontak, dan akan membela agamanya sekalipun nyawa yang menjadi taruhannya. Contoh kongkrit yang terjadi di Cikeusik, Pandeglang, Banten, ini adalah inten umat beragama. Jema’ah Ahmadiyah (Qodian) mengaku sebagai umat Islam, tetapi konsep keyakinannya menyalahi keyakian Islam, yang mana konsep kerasulannya tidak sebagaimana yang diajarkan Islam karena nabi mereka adalah Mirza Ghulam Ahmad.

Ini adalah keyakinan mereka, sedang mereka adalah saudara kita (dilihat dari simbol-simbol keislaman), karena umat Islam diikat dengan persaudaraan Islamiyah, tetapi mengapa keyakian kita berbeda. Dari manakah keyakinan itu datang, siapa yang bisa membuat yakin, apakah keyakinan itu datang secara tiba-tiba atau melalui proses. Memang tidak mudah untuk kembali pada Alquran dan Sunah Rasul bila umat Islam yang berbeda dalam pendapat. Apalagi keyakinan itu telah mengakar dan menjadi dogma keagamaan.
Disamping umat Islam berbenturan dengan umat Islam, umat Islam masih berbenturan dengan umat non muslim, dengan umat Kristen di Temanggung, kasus penistaan dan penghinaan agama yang di lakukan oleh Anthonius Rechmond Bawengan, pria kelahiran Manado (Sulut), yang dalam KTP-nya beralamat di Kelurahan Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur. Karena menganggap keyakinan dirinya paling benar dan perbuatannya adalah benar sehingga melupakan sikap toleransi antar umat beragama, bahkan tidak menghiraukan etika dalam menyebarkan ajaraan dan keyakinannya.

Ketika berkunjung ke tempat saudaranya di Desa Kenalan, Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung (23 Oktober 2010) melakukan kegiatan penyiaran agama kepada orang yang telah beragama lain dengan menyebarkan buku-buku yang isinya merupakan penistaan atau penodaan terhadap agama Islam. Buku tersebut berjudul "Ya, Tuhanku Aku Tertipu, Tertipu Aku", dan "Saudara Perlukan Sponsor."
Fanatisme agama yang berlebihan tidak menyadari resiko yang akan di alami bahwa dirinya terjerat dengan ketentuan pasal 156 huruf a KUHP (primer), dan pasal 156 KUHP (subsider). "Ancaman hukuman menurut ketentuan itu adalah penjara selama 5 tahun". Disamping berakibat terhadap dirinya sendiri perbuatan yang dilakukan berimplikasi terhadap pemerintah. Satu permasalahan antar umat beragama teratasi, ketika dia kemudian di tangkap dan diserahkan pada pihak kepolisian untuk menjalankan proses hukum. Ternyata proses dalam pengadilan berakhir dengan kerusuhan yang membawa pada kondisi disharmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama, dan perusakan terhadap fasilitas umum.

Apakah keyakinan tidak bisa di paksakan
Konsep keyakinan di dalam mendalami dan mengamalkan ajaran Islam, di kembalikan pada petunjuk Allah SWT melalui Alquran dan hadits nabi Muhammad SAW. Perbedaan didalam menafsirkan Alquran adalah suatu hal yang bisa di maklumi dengan syarat telah memenuhi kaidah-kaidah sebagai seorang mufasir, kecakapan dan kemampuannya. Walaupun demikian ternyata penafsiran tentu akan berbeda, perbedaan ini bukan untuk menyalahkan yang lain tetapi akan saling melengkapi guna menambah khasanah Islamiyah, hal ini karena dilandasi oleh latar belakang, kondisi sosio kultural para mufasir.

Sejarah membuktikan nabi Ibrahim sebagai peletak ajaran Tauhid, memperoleh keyakinan melalui proses yang panjang dengan mengamati perilaku masyarakat dan fenomena alam. Ibrahim mengatakan bahwa ayah dan kaumnya berada dalam kesesatan (Lih. QS.6:74-79). Nabi Muhammad diutus untuk menyampaikan rahmat bagi sekalian alam, memberikan petunjuk ke jalan yang lurus. Karena itu beliau diutus di lingkungan masyarakat Jahiliyah, suku Qurais telah mempunyai keyakinan secara turun-menurun menyembah berhala, dengan kegigihannya mereka banyak yang menerima keyakinan Muhammad. Sahabat rasul Umar bin Khatab memperoleh keyakinan dengan hidayah (datang dengan tiba-tiba) ketika mendengarkan alunan ayat Alquran yang sedang di baca oleh Fatimah bin Khatab (adiknya).

Peristiwa menggembirakan dan menggemparkan dunia Barat, bahwa setelah Imam Khumaeni memutuskan hukuman mati bagi Salman Rusdie pengarang The Satanic Verses. Dunia Barat gempar dengan karya tersebut dan timbul dorongan untuk membeli buku itu. Kaum cendekiawan Barat yang sudah bosan dengan dogma-dogma gereja berfikir kritis mengapa Imam Khumaeni menjatuhkan hukuman seberat itu. Setelah membaca The Satanic Verses, sebagai ilmuan yang memegang teguh etika pemikiran bebas dan obyektif mereka membaca dan mempelajari Alquran, banyak diantara mereka yang tertarik pada Islam bahkan menjadi pemeluk agama Islam (Imaduddin Abdurrahim, PH. D, Islam Sistem Nilai Terpadu, hal: 119).

Dengan mempelajari tarikh Islam, dan peristiwa dalam kehidupan bermasyarakat maka tepat bila MUI menghukumi Ahmadiyah sebagai faham yang sesat pada tahun 1980 dan tahun 2005. Sekalipun telah di nyatakan sebagai faham yang sesat namun tetap tegar bahwa dirinya adalah menyampaikan ajaran yang benar. Oleh karena itu selama jema’ah Ahmadiyah masih menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai rasul terakhir, keyakinan ini tidak dapat diterima oleh umat Islam dan itu bukan merupakan merupakan Organisasi Islam. Karena itu mereka bukan termasuk dalam saudara muslim yang diikat dengan ikrar syahadataini, “Asyhadu anlaa ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”: Saya bersaksi, bahwa sesungguhnya tiada Tuhan, melainkan Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah.
Dengan demikian penyebaran faham mereka tentu akan meresahkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang selanjutnya akan merusak sendi-sendi kerukunan umat beragama. Agama yang menurut orang jawa di sebut sebagai ageman (pakaian) yang dapat membuat indah, sehat, aman bagi pemakainya dan orang lain, justru akan menjadi sesuatu yang menakutkan.

Kita hanya bisa berharap semoga forum dialog yang akan di selenggarakan oleh Kementerian Agama RI dengan melibatkan pihak Ahmadiah, MUI, Ormas Islam lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang selama ini menaruh perhatian terhadap eksistensi kelompok itu Qodian atau Lahore. Sehingga apabila dalam kenyataanya mereka mempunyai nabi terakhir Mirza Ghulam Ahmad agar tetap terjalin ukhuwah dan keberadaannya di lindungi oleh undang-undang Menteri Agama RI Suryadharma Ali hendak memberikan empat alternative yang perlu di pertimbangkan, pertama untuk menjadi sekte tersendiri dengan menanggalkan atribut keislaman atau kedua kembali ke ajaran Islam yang benar atau menerima seluruh ajaran dalam Islam, ketiga Ahmadiyah dibiarkan hidup di Indonesia, keempat dibubarkan, dan kemungkinan-kemungkinan yang lain (Suara Merdeka, 11 Februari 2011).

Opsi adalah langkah terakhir, walaupun dengan opsi tersebut tidak akan memuaskan semua pihak. Namun bila kita mengingat sejarah NKRI, pada masa pemerintahan Presiden BJ Habibi pernah memberikan opsi bagi provinsi terakhir yaitu Timor Timur. Opsi dilakukan sebagai langkah terakhir bagi masa depan Timor Timur tetap bergabung dengan NKRI atau bukan termasuk wilayah RI. Dengan pilihan tersebut Timor Timur menjadi negara yang berdaulat dan NKRI tidak dianggap sebagai penjajah.

Begitu juga opsi yang akan di berikan pada jema’ah Ahmadiyah akan menentukan masa depan jema’ah dan pemerintah RI dalam upaya untuk melindungi kehidupan beragama dan sekaligus menciptakan kerukunan hidup umat beragama. Mudah-mudahan sebelum melakukan langkah dialog agar semua peserta dialog untuk saling memaafkan dan memohonkan ampun bagi jema’ah Ahmadiyah khususnya kemudian bermusyawarah. Untuk selanjutnya bertawakal yaitu membuat kesepakatan untuk menjaga komitmen hasil dialog (Lih. QS. 3: 159). Kita yakin beragama karena Allah dan karena petunjuk Allah kita melaksanakan agama, bagi Allah kita beragama karena itu hanya kepada Allah kita mengharap.

Karena itu ketika kerukunan umat beragama kembali tergugat perlu dilakukan pertama langkah-langkah pembinaan intern umat beragama. Sebagai tokoh Ormas hendaknya selalu meningkatkan pembinaan secara total bagi anggotanya, yang meliputi bidang akidah, syari’ah, akhlaq dan keilmuannya selalu dikaitkan dengan keislaman atau keislaman dikaitkan dengan ilmu, undang-undang dan norma-norma kemasyarakatan agar tidak terjadi spliet personality. Sehingga setiap pengamalan ajaran agama akan menambah kedekatan kepada Sang Khaliq untuk selanjutnya mendatangkan kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat.
Kedua mengoptimalkan fungsi dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebagai forum yang mewadahi aspirasi seluruh organisasi keagamaan di Indonesia. Karena itu selalu menjalin komunikasi antar umat beragama, dengan kegiatan ini akan meminimalisir segala hal yang akan merusak kerukunan umat beragama. Ketiga pemerintah untuk selalu intens didalam memfasilitasi setiap kegiatan pembinaan kerukunan antar umat beragama. Karena salah satu upaya untuk menciptakan kerukunan dan kedamaian adalah bila antara ulama’ dan umaro’ berjalan secara bersamaan.

5/20/2013

Si Kecil yang Bijak


Masa kecil adalah yang indah, masa yang tiada rasa beban, semua hal dilakukan dengan sesuka hati, apa yang ingin dilakukan pada waktu itu maka dilakukan. Bila kesampaian maka akan bahagia, tertawa riang gembira, canda tawa senentiasa mewarnai dalam kehidupannya. Bahkan orang tuanyapun juga akan merasakan senang bila sibuah hati nampak sehat dan ceria. Sebaliknya bila hasrat dan keinginnaya tidak tercapai maka akan menangis sekenanya.

Ada suatu kisah di negeri Bashrah dimana ada sekelompok anak kecilyang sedang bermain-main dengan biki-bijian, canda tawa mewarnai kesehariannya. Dimana disekeliling kelompok anak itu ada seorang anak kecil yang hanya dapat menyaksikan teman-temannya bermain-main sambil menangis. Seakan dia tidak mempunyai teman atau dikucilkan oleh teman-temannya. Sementara pada kesempatan itu ada orang tua yang merasa iba menyaksikan anak kecil yang manangis sementara teman-temannya nampak bahagia. Laki-laki tersebut berfikir, mungkin anak kecil itu tidak mempunyai alat permainan, karena nampak tidak memegang apapun. Sehingga laki-laki tersebut menghampiri anak kecil tersebut sambil mengelus kepalnya dia berkata.

Laki-laki : Kenapa nak kamu kamu menangis, nanti saya belikan biji-bijian agar kamu bisa ikut bermain-main bersama dengan temanmu.

Anak kecil : Wahai orang yang sedikit akalnya, kita ini diciptakan bukan untuk bermain, Laki-laki : Wahai anakku, lalu untuk apa kita diciptakan?

Anak kecil : Untuk mencari ilmu dan beribadah.

Laki-laki : (sambil menunjukkan rasa kagum bercampur dengan perasaan malu dia bertanya) dari mana jawaban itu engkau dapatkan? Semoga Allah memberkatimu

Anak kecil : Dari firman Allah yang berbunyi:

Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (QS. Al Mu’minun: 115)

Laki-laki itu nampak menunduk semakin malu, dan menyalahkan dirinya sendiri, alangkah bodohnya saya. Kenapa saya mempunyai pemikiran yang sama dan suka menyamakan kebiasaan antara satu orang dengan lainnya. Orang mudah menebak hati orang lain namun sesungguhnya urusan hati adalah urusan pribadi, hanya diri sendirilah yang mengetahui.

Adakah anak kecil yang dapat berfikir seperti kisah diatas, atau justru yang bukan kecil lagi juga masih terlalu banyak menggunakan waktu untuk bermain-main, bersendau gurau sehingga melupakan kehidupan akherat. Rasulullah SAW pernah berpesan kepada umatnya untuk menggunakan lima perkara sebelum datangnya lima hal pula.

 

اغتنم خمسا قبل خمس: حياتك قبل موتك وصحتك قبل سقمك وفراغك قبل سغلك و شبابك قبل هرمك وغناك قبل فقرك        رواه البيهقى


“ Gunakan lima perkara sebelum datang lima perkara:

1. Hidupmu sebelum datang ajalmu.
2. Jagalah kesehatanmu sebelum datang sakitmu.
3. Manfaatkan sebaik-baiknya kesempatanmu sebelum datang kesibukanmu
4. Manfaatkan masa mudamu sebelum datang masa tuamu.
5. Manfaatkan kekayaanmu sebelum datang masa fakirmu. (HR. Baihaqi)


Lima perkara tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Hidup adalah awal kita memasuki alam dunia, sedang mati adalah akhir dari kehidupan dunia. Setelah manusia mati kelak akan di bangkitkan kembali atau dihidupkan kembali, kehidupan setelah mati dimulai dengan kehidupan di alam barzah dan yang terakhir adalah alam akherat (hari akhir). Dimana setiap orang akan dimintai pertanggungjawabannya atas segala amal perbuatan ketika masih hidup. Karena itu baik buruknya kehidupan setelah mati tergantung dari amalnya ketika masih hidup.Dan setelah manusia mati sudah tidak bisa menambah amal kebaikannya secara langsung. Dan orang yang sudah mati hanya menggantungkan pertolongannya dari tiga hal sebagimana sabda rasul:


اذامات ابن ادم انقطع عمله الا من ثلاث صدقة جارية او علم ينتفع به او ولد صالح يدعوه له

Artinya:
Apabila anak Adam telah mati maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga perkara shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak yang shaleh yang mendoa’akan kepada keduanya.
Karena itu marilah kita gunakan hidup ini untuk selalu melaksanakan dan meningkatkan amal ibadah.

2. Kesehatan adalah suatu yang amat berhaga, bahkan bisa di sebut bahwa sehat itu mahal harganya, dan bila sakit harus banyak duitnya. Orang yang sedang sakit pada umumnya ingin sehat, maka meraka harus berobat dan berobat ini adalah amat mahal apalagi bila dinyatakan terkena penyakit yang berat maka secara otomatis semakin banyak uang yang di keluargakan untuk berobat.
Namun ketika sehat, ingatkah akan sakit. Banyak orang yang lupa, sehingga ketika sehat sering terjadi tidak mensyukuri nikmat sehat. Sehingga sering melakukan aktifitas yang tidak beraturan, dari segi makan dan minum tidak beraturan, perbuatanpun tidak pernah menghiraukan mana yang halal dan mana yang halal, semua dilakukan menurut kemauannya sendiri. Hatinya kosong dari dzikir kepada Allah, maka ketika sakit akan sulit untuk sembuh, karena tidak adanya ketenangan jiwa apalagi rasa kedekatan kepada Allah.

3. Banyak orang yang merasakan ketika masih banyak waktu luang mengatakan mau apa. Namun ketika waktunya sudah amat padat dengan segala kegiatan akan berkata harus bagaimana. Ini menandakan orang yang bingung, hidupnya hanya berjalan apa adanya, tidak pernah merencanakan besok mau apa. Allah telah berfirman dalam Alquran “ Tidaklah Aku (Allah) menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah”. Dari firman Allah tersebut maka ketika mempunyai waktu luang lebih banyak beribadah, sebaliknya ketika telah disibukkan dengan aktifitas kehidupan agar selalu ingat kepada Allah SWT.

4. Masa muda adalah masa untuk mencari bekal diwaktu tua, masa tua yang bahagia ditentukan masa muda. Jadikan masa muda yang bahagia bila rajin beribadah kepada Allah. Jadikan waktu muda untuk lebih giat menuntut ilmu, jadikan masa muda untuk selalu istiqomah dalam beribadah. Karena masa muda yang taat dan istiqomah dalam beribadah lebih dicintai Allah. Bila kita menjadi generasi muda yang dicintai Allah maka akan selalu mendapat petunjuk dari Allah, dimudahkan dari segala kesulitan, disingkirkan dari segala mara bahaya.

5. Kaya atau miskin, Allah telah memberikan kebebasan untuk menentukannya. Tidak ada kekayaan yang diperoleh dengan tiba-tiba namun harus melaui usaha dan ikhtiar. Semakin giat dalam berusaha dan ikhtiar maka akan semakin dekat untuk meraih kesuksesan. Namun ketika meraih kesuksesan jangan melupakan bahwa sebagian kecil dari penghasilan itu ada hak-haknya bagi para fakir miskin. Ingat harta itu adalah merupakan kenikmatan juga merupakan ujian. Menjadi kenikmatan bila dapat dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan Allah, dan akan menjadi musibah bila tidak digunakan sesuai dengan ketentuan Allah.

5/19/2013

Isra'Mi'raj Puncak Perjalanan Spiritual Nabi Muhammad


Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW adalah merupakan perjalanan spiritual Rasulullah, menembus alam ruhani guna mencapai kebangkitan umat Islam khususnya dan umat manusia pada umumnya. Kisah dan hikmah yang bertolak belakang dengan realitas dan kultur pada masa itu, namun dengan kekuasaan-Nya, Allah menunjukkan kemahaan-Nya tentang hidup dan kehidupan manusia sampai akhir zaman. Bagaimanakah manusia harus membuka tabir ilmu Allah yang sama sekali tidak akan habis sampai akhir kehidupan manusia. Karena bagaimana akan habis, bila Allah menggambarkan ilmunya air laut menjadi tinta untuk menulis Kalamullah bahkan ditambah lagi yang sebanyak itu niscaya tidak akan habis ilmu Allah.

Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula). (Al Kahfi: 109)

Hampir satu setengah abad Allah SWT mengajarkan kepada Rasulullah 1433 tahun yang lalu, karena Rasul diperintahkan menjalankan Isra’ dan Mi’raj pada tahun ke-12 setelah kerasulan dan tahun baru Hijriyah dimulai sejak rasul Hijrah dari Mekah ke Madinah. Sungguh suatu perintah yang amat berat yang harus dijalankan, karena pada tahun itu Rasulullah SWT sedang mengalami beraneka macam cobaan, seakan perjalanan Isra’ Mi’raj menambah deretan cobaan yang harus dijalankan. Cobaan itu adalah:

1. Bani Hasyim dan Bani Muthalib sedang diboikot selama 3 tahun oleh kafir Qurais, yaitu larangan untuk mengadakan perkawinan, jual beli ziarah-menziarahi. Dimana pengumuman ini gantungkan di Ka’bah.
 2. Khadijah binti Khuwailid, istri rasul wafat, padahal beliaulah yang pertama kali beriman dengan kerasulannya, yang menolong dan membantunya sejak sebelum diangkat menjadi rasul. Beliau pula yang membantu kelancaran dalam menjalankan dakwah, seluruh harta dan jiwanya dicurahkan sepenuhnya untuk mendukung kegitan dakwah rasul sehingga pantas sekali bila beliau amat bersedih.
 3. Sebulan setelah wafatnya Khadijah, paman rasul yaitu Abu Thalib meninggal pada usia 87 tahun .

Ternyata perintah Allah yang teramat berat ini, barulah disadari bahwa beratnya perintah itu akan mendatangkan perubahan spektakuler bagi kehidupan manusia. Pada peristiwa tersebut Rasulullah diperintahkan untuk menegahkkan shalat lima waktu. Shalat menjadi fondasi setiap amal ibadah, bila shalatnya baik maka seluruh amal perbuatan manusia akan menjadi baik. Shalat yang baik akan mengarahkan pada kehidupan manusia yang harmonis dan dinamis serta berada dalam keridaanya, karena shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.
Perjalanan Isra’ Rasulullah SAW disebutkan dalam Alquran Surat Al Isra’ ayat 1:
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.


Masjidil haram adalah masjid di Makkah Al Mukarromah dan masjidil Aqsha disebut juga Baitul Maqdis atau Haekal Sulaiman. Adapun hadis-hadis yang menjelaskan terjadinya Isra' itu sebagai berikut:

ليلة أسري برسول الله صلى الله عليه وسلم من مسجد الكعبة أنه جاءه ثلاثة نفر قبل أن يوحى إليه وهو نائم في المسجد الحرام فقال أولهم: أيهم هو؟ فقال أوسطهم : هو خيرهم فقال أخرهم : خذوا خيرهم، فكانت تلك الليلة فلم يرهم حتى أتوه ليلة أخرى فيما يرى قلبه وتنام عينه ولا ينام قلبه وكذلك الأنبياء تنام أعينهم ولا تنام قلبهم -فلم يكلموه حتى احتملوه فوضعوه عند بئر زمزم فتولاه منهم جبريل فشق جبريل ما بين نحره إلى لبته حتى فرغ من صدره وجوفه فغسله من ماء زمزم بيده حتى أنقى جوفه ثم أتى بطشت من ذهب فيه نور من ذهب محشو إيمانا وحطمة فحشابه صدره ولغاديده يعني عروق حلقه


Artinya:
Pada malam dijalankannya Rasulullah saw dari Masjidil Haram datanglah kepadanya tiga orang pada saat sebelum turunnya wahyu, sedangkan Rasul pada waktu itu sedang tidur di Masjidil Haram. Kemudian berkatalah orang yang pertama: "Siapakah dia ini ? Kemudian orang kedua menjawab: "Dia adalah orang yang terbaik di antara mereka (kaumnya). Setelah itu berkatalah orang ketiga : "Ambillah orang yang terbaik itu. Pada malam itu Nabi tidak mengetahui siapa mereka itu, sehingga mereka datang kepada nabi di malam yang lain dalam keadaan matanya tidur sedangkan hatinya tidak tidur. Demikianlah para nabi, meskipun mata mereka terpejam, namun hati mereka tidaklah tidur. Sesudah itu rombongan tadi tidaklah berbicara sedikitpun kepada nabi sehingga saatnya mereka membawa nabi dan meletakkannya di sekitar sumur Zam-zam. Kemudian Jibrilah di antara mereka yang menguasai diri nabi, lalu Jibril membelah bagian tubuh, antara leher sampai ke hatinya, sehingga kosonglah dadanya. Sesudah itu Jibril mencuci hati nabi dengan air Zam-zam dengan menggunakan tangannya, sehingga bersihlah hati beliau. Kemudian Jibril membawa talam yang terdapat di dalamnya bejana dari emas yang berisi iman dan hikmah. Kemudian dituangkanlah isi bejana itu memenuhi dada beliau dan urat-urat tenggorokannya". (H.R. Bukhari)


إذا أتاني أت فقد فاستخرج قلبي، ثم أتيت بطشت من ذهب مملوءة إيمانا، فغسل قلبي ثم حشي


Bahwa Nabi saw bersabda : "Datang kepadaku seseorang (Jibril). Kemudian ia mengeluarkan hatiku. Setelah itu dibawalah kepadaku piala yang terbuat dari emas yang penuh dengan iman, lalu ia mencuci hatiku. Setelah itu menuangkan isi piala itu kepadaku. Kemudian hatiku dikembalikannya seperti sediakala." (HR. Bukhari dari Sa'sa'ah).

Dalam Tafsir Al Maroghi terdapat perbedaan ulama’ tentang waktu:
1. Isra’ sebagian ulama’ berpendapat dimulai dari Masjidil Haram dan sebagian mengatakan berangkat dari rumah Ummu Hani bin Abi Thalib.
2. Sebagian ulama’ mengatakan pada tanggal 17 Rabiul awal setahun sebelum Hijrah. Dan menurut Al Hafidz Abdul Ghaniy pada malam 27 Rajab.
3. Dengan ruh dan badannya, dasarnya adalah:
1) Diawali dengan ucapan tashbih (mensucikan) dan ta’ajub (kagum atas keagungannya) yang disebut dalam firmannya adalah urusan yang maha besar, bila itu tidur (mimpi) maka menjadi urusan yang kecil.
2) Bila dalam keadaan tidur, orang-orang Qurais tidak terburu-buru mendustakan, dan banyak orang murtad. Ummu Hani tidak akan berkata : janganlah engkau ceritakan kepada yang lain, agar mereka tidak mendustakan (Muhammad), dan tidak mungkin Abu Bakar dipuji karena membenarkan.
3) Kata “abdihi adalah perpaduan antara ruh dan jasad.
4) Gerakan yang amat cepat adalah sangat mungkin, sebagaimana yang pernah terjadi pada masa nabi Sulaiman:

“ Dan kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula)” (QS. Saba’: 12)

Maksud dari ayat diatas bahwa bila nabi Sulaiman mengadakan perjalanan dari pagi sampai tengah hari maka jarak yang ditempuhnya sama dengan jarak perjalanan unta yang cepat dalam sebulan. Begitu pula bila ia mengadakan perjalanan dari tengah hari sampai sore, maka kecepatannya sama dengan perjalanan sebulan.
“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba Aku apakah Aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (Annaml: 40)

4. Ulama’ lain mengatakan hanya rohnya saja, seperti Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Pendapat ini dibantah oleh Al Maroghi karena beliau pada waktu itu belum beriman namun masih dalam kondisi musyri’.

Demikianlah perjalanan Isra’, dengan pendekatan akal semua yang terjadi sulit untuk diterima oleh akal pikiran, terutama pada zaman tersebut, namun pada saat sekarang sedikit demi sedikit dapat terungkap rahasia Ilahi. Bila Isra’ saja demikian bagaimanakah dengan Mi’raj tentu lebih dahsyat, dan akan menambah olok-olokan para kafir Qurais dan orang-orang yang menolak Islam. Didalam surat yang lain Allah berfirman tentang perjalanan Mi’raj yaitu dalam Surat Annajm ayat 1-18:
1. Demi bintang ketika terbenam.
2. Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.
3. Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut kemauan hawa nafsunya.
4. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
5. Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.
6. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.
7. Sedang dia berada di ufuk yang tinggi.
8. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi.
9. Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).
10. Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan.
11. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya
12. Maka apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?
13. Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
14. (yaitu) di Sidratil Muntaha
15. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal,
16. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.
17. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.
18. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.


Rasul mencapi puncak tertinggi dalam perjalanan Mi’raj adalah dengan mengendarai Buraq sebagaimana sabdanya:

أتيت بالبراق وهو دابة أبيض فوق الحمار ودون البغال يضع حافره عند منتهى طرفه فركبته فسار بي حتى أتيت بيت المقدس فربطت الدابة بالحلقة التي يربط فيها الأنبياء ثم دخلت فصليت فيه ركعتين ثم خرجت فأتاني جبريل بإناء من خمر وإناء من لبن فاخترت اللبن فقال جبريل أصبت الفطرة

Artinya:
"Bahwa Rasulullah saw bersabda : "Didatangkan kepadaku Buraq, yaitu binatang berwana putih lebih besar dari keledai yang lebih kecil dari keledai. Ia melangkahkan kakinya sejauh pandangan mata. Kemudian saya mengendarainya, lalu ia membawaku sehingga sampai di Baitul Makdis. Kemudian saya mengikatnya pada tempat para nabi mengikatkan kendaraannya. Kemudian saya salat dua rakaat di dalamnya, lalu saya keluar. Kemudian Jibril membawa kepadaku sebuah piala yang berisi minuman keras (khamar) dan sebuah lagi berisi susu; lalu saya pilih yang berisi susu, lantas Jibril berkata : "Engkau telah memilih fitrah sebagai pilihan yang benar". (HR. Ahmad dari Anas bin Malik).

Perjalanan agung Rasulullah untuk menjalankan perintah yang teramat berat yaitu Isra’ dan Mi’raj ditengah Rasulullah diuji dengan beraneka macam cobaan. Rasulullah adalah menjalankan perintah tersebut dan dalam puncak perjalanan itu Rasulullah menerima perintah untuk menegakkan shalat lima waktu. Dari peristiwa itu akhirnya dapat diambil pelajaran bahwa dibalik perintah pasti ada hikmah, demikian pula dibalik musibah pasti ada hikmahnya, setiap musibah pasti ada akhirnya. Karena itu dengan keteguhan dalam menjalankan perintah Allah niscaya akan diberikan kemudahan.

Sebagai muslim jadikanlah shalat sebagai media untuk menghadap langsung kepada Allah, jadikan shalat sebagai mi’rajnya orang Islam. Ketika menyadari bahwa sedang menghadap Allah niscaya akan bersikap secara total. Syarat, rukun, etika dan estetika shalat diwujudkan dalam satu kesatuan niscaya akan merasakan totalitas beribadah yang akan berdampak pada ketenangan hidup secara pribadi dan terciptanya masyarakat yang harmonis, teteram, damai dan sejahtera didalam keridaannya.

5/17/2013

Kisah Sang Permadani


Naiknya taraf hidup masyarakat dan meningkatnya kesadaran beragama bagi umat Islam, terutama yang berkaitan dengan pengadaan fasilitas tempat ibadah, berdampak pada usaha perbaikan yang mengarah pada keindahan masjid. Dahulu kala alas tempat sujud di masjid, langgar atau musholla cukuplah dengan menggunakan tikar yang dirajud dari bahan mendong, kemudian meningkat dengan tikar yang terbuat dari plastik, meningkat lagi dengan menggunakan karpet dan meningkat lagi menggunakan tikar permadani yang sudah terlukis seperti lembar sajadah yang bergandeng. Nyaris dengan tikar permadani ini jumlah jama’ah disuatu masjid dapat dihitung.

Namun benarkan, realistiskah, ketika barisan shalat nampak berlubang-lubang seperti orang berbaris mau upacara dengan posisi setengah lengan. Memang sudah dimaklumi dua sajadah untuk dua orang, namun hal yang mungkin dua sajadah untuk tiga orang, atau tiga sajadah untuk empat orang. Hal ini karena postur tubuh jama’ah yang kecil-kecil dibandingkan dengan orang Timur Tengah yang besar-besar, kemungkinan satu permadani pas untuk mereka. Ada jama’ah yang belum paham dengan etika menegakkan shalat berjama’ah, mereka cenderung untuk merenggangkan shaf shalat karena mereka berpedoman bahwa jama’ah telah disediakan tempat sendiri dari permadani.

Ketika iqamah dikumandangkang oleh muazin sebagai tanda untuk segera menegakkan shalat jama’ah. Jama’ahpun segera bangkit dan bergegas untuk memenuhi shaf-shaf yang telah disediakan, namun ternyata ada jama’ah yang memilih mundur dari shaf semula, ketika jama’ah yang lain merapatkan barisan. Dengan ucapan menggerutu “jangan mepet-mepet”, ternyata ketika diajak untuk merapatkan barisan dia milih mundur, dan ternyata dibarisan belakangpun demikian pula mundur lagi, mundur dan terus mundur akhirnya mendapat shaf paling belakang, tidak ada yang merapatkan shafnya.

Maka orang yang demikian ini tidak memperoleh keutamaan shalat di shaf depan, shaf merapatkan barisan dan meluruskannya. Malah bisa jadi tidak memperoleh kekhusukan dalam shalat. Karena bacaan shalat berganti dengan perasaan dongkol. Karena itu pembangunan fisik hendaknya diikuti dengan pengembangan mental spiritual. Dengan kata lain iman, ilmu dan amal hendaknya seimbang berjalan beriringan yang pada akhirnya akan tercipta keseimbangan hidup dan implementasi ajaran Islam secara kaffah. Hal ini karena:
• Iman tanpa amal tidak akan sempurna
• Iman tanpa ilmu akan menjadi pengekor, bisa jadi iman akan mudah tumbang.
• Ilmu tanpa iman akan sesat
• Ilmu tanpa amal adalah munafik
• Amal tanpa iman tidak akan diterima
• Amal tanpa ilmu akan parsial.

Karena itu sebagai pedoman hidup muslim peganglah sunnah rasul, yang akan dijamin hidup akan selamat, bahagia dunia dan akherat.


أَلَا تَصُفُّونَ كَمَا تَصُفُّ الْمَلَائِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ تَصُفُّ الْمَلَائِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا قَالَ يُتِمُّونَ الصُّفُوفَ الْأُوَلَ وَيَتَرَاصُّونَ فِي الصَّفِّ


“Tidakkah kalian berbaris sebagaimana malaikat berbaris di sisi Rabbnya?” Maka kami berkata, ”Wahai Rasulullah, bagaimana malaikat berbaris di sisi Rabbnya?” Beliau bersabda, “Mereka menyempurnakan shaf-shaf pertama dan mereka rapat dalam shaf.” (HR. Muslim)


كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا فِي الصَّلَاةِ وَيَقُولُ اسْتَوُوا وَلَا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ لِيَلِنِي مِنْكُمْ أُولُو الْأَحْلَامِ وَالنُّهَى ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ



“Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengusap pundak kami ketika akan shalat seraya bersabda, “Luruskanlah, dan jangan berselisih sehingga hati kalian bisa berselisih. Hendaklah yang tepat di belakangku adalah orang yang dewasa yang memiliki kecerdasan dan orang yang sudah berakal di antara kalian, kemudian orang yang sesudah mereka, kemudian orang yang sesudah mereka.” (HR. Muslim)

سَوُّوْا صُفُوْفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاَةِ



“Luruskan shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya meluruskan shaf termasuk kesempurnaan sholat”. (HR. Muslim)


كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَوِّي صُفُوْفَنَا حَتَّى كَأَنَّمَا يُسَوِّي بِهَا الْقِدَاحَ حَتَّى رَأَى أَنَّا قَدْ عَقَلْنَا عَنْهُ. ثُمَّ خَرَجَ يَوْمًا فَقَامَ حَتَّى كَادَ يُكَبِّرُ فَرَأَى رَجُلاً بَادِيًا صَدْرَهُ مِنَ الصَّفِّ فَقَالَ: عِبَادَ اللهِ ! لَتَسُوُّنَّ صُفُوْفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ وُجُوْهِكُمْ



“Dulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam meluruskan shaf kami sehingga seakan beliau meluruskan anak panah (ketika diruncingkan,pen), sampai beliau menganggap kami telah memahaminya. Beliau pernah keluar pada suatu hari, lalu beliau berdiri sampai beliau hampir bertakbir, maka tiba-tiba beliau melihat seseorang yang membusungkan dadanya dari shaf. Maka beliau bersabda, “Wahai para hamba Allah, kalian akan benar-benar akan meluruskan shaf kalian atau Allah akan membuat wajah-wajah kalian berselisih.” (HR.Muslim)


أَقِيْمُوْا صُفُوْفَكُمْ وَتَرَاصُّوْا فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِيْ


“Tegakkanlah shaf-shaf kalian dan rapatkan karena sesungguhnya aku bisa melihat kalian dari balik punggungku”. (HR. Bukhari )

Dengan pedoman dari hadits Rasulullah SAW itu semakin jelas bahwa merapatkan shaf dan juga meluruskan adalah merupakan keutamaan menegakkan shalat berjama’ah. Bahkan menurut Ustadz Abu Sangkan bahwa dengan menempelnya satu bahu dengan yang lain akan mengikat maknet, sehingga kekhusukan akan berpengaruh pada jama’ah sisi kanan dan kirinya.

5/15/2013

Do'a Ziarah Harkitnas


Untuk mengenang jasa, pengabdian, perjuangan dan dharma bhakti para pahlawan diselenggarakan ziarah para pahlawan. Ziarah ini biasanya secara formal diselenggarakan pada rangkaian kegiatan peringatan hari besar nasional. Untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional Tahun 2013 ini diselenggarakan ziarah ke makam para pahlawan, dengan teks do’a sebagai berikut:

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.



Ya Allah, Tuhan Yang Maha Rahim
Pada Hari Kebangkitan Nasional ke-105, sejenak kami mengenang para pahlawan dan syuhada’ bangsa kami. Pada detik-detik yang penuh hikmat ini kami berada pada pusara para pahlawan dan syuhada’ bangsa.

Kami berdo’a dan bermunajat kepada-Mu ya Allah akan curahan rahmat dan maghfirah-Mu, kepada para pahlawan dan syuhada’ yang gugur mendahului kami untuk memperoleh ridha dan ampunan disisi-Mu. Limpahkanlah pahala berlipat ganda atas pengabdian dan perjuangannya.

Ya Allah ya Tuhan kami.
Limpahkanlah taufiq dan hidayah-Mu, agar kami dapat menjadi pewaris yang mengemban amanat para pahlawan dan syuhada’ dalam mengisi kemerdekaan dan pembangunan demi kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa serta terwujudnya kesejahteraan bangsa Indonesia.

Ya Allah ya Tuhan kami.
Anugerahkanlah rahmat dan kasih sayang-Mu kepada para pemimpin bangsa dan Negara kami, agar mampu mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia sebagai negeri yang makmur, adil dan merata serta dilindungi oleh ampunan-Mu.

Ya Allah ya Tuhan kami.
Jadikanlah kami bangsa yang pandai bersyukur dan jauhkanlah bangsa ini dari sifat kufur terhadap nikmat dan anugerah-Mu.

Ya Allah Yang Maha Pelindung
Ampunilah dosa kami, dosa orang tua kami, para pemimpin dan pahlawan kusuma bangsa kami. Muliakanlah ya Allah kedatangan mereka disisi-Mu, amin.

رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ