Tampilkan postingan dengan label Hikmah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hikmah. Tampilkan semua postingan

7/19/2021

Wujudkan Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Keluarga dari Ancaman Covid-19, Khutbah Idul Adha 1442 H

Shalat Idul Adha 1442 H kita laksanakan di rumah, mudah-mudahan menambah keberkahan, dan bisa menghindarkan keluarga dari penyebaran virus corona yang mengancam kehidupan manusia. Karena itu mudah-mudahan pengurban kita menambah bobot iman dan taqwa kepada Allah SWT.

ألسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

 اَللهُ أَكْبَرُ ×٩كَبِيْرًا وَالْحَمْدُللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. لَا إِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِّيَ بَعْدَهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَاِبِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. 

Keluargaku yang berbahagia 

 

Tidak ada wasiat yang lebih utama kecuali wasiat iman dan taqwa kepada Allah , karena itu marilah kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga kita senantiasa diberikan rahmat dan keberkahan oleh Allah, sehingga kita selalu ikhlas sabar dan istiqomah di dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya. 

 

Keluargaku yang berbahagia, pada kesempatan pagi hari ini, kita sekalian melaksanakan salat Idul Fitri Idul Adha tidak seperti tahun-tahun yang lalu, bahwa kita melaksanakan shalat di masjid atau kadang kita melaksanakan di lapangan terbuka. Namun pada tahun ini dengan penuh keterpaksaan, demi melaksanakan aturan dari pemerintah sebagai upaya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan dan kesehatan dari ancaman virus corona, maka shalat kita laksanakan di rumah. Mudah-mudahan dengan shalat yang kita laksanakan, rumah kita akan bertambah keberkahan, sakinah dan sekaligus bisa mengusir aura negatif yang berada di rumah kita ini. Karena pada kesempatan khutbah ini, kita mengagungkan asma Allah, mentauhidkan Allah dan memuji kebesaran Allah subhanahu wa ta'ala. Karena itu rasa takdzim kita kepada Allah, mudah-mudahan Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita sekalian. 

 

 Keluargaku sekalian yang saya cintai. 

Kita berharap bahwa Idul Adha ini menjadi moment untuk berkumpul bersama keluarga, menyatukan persepsi bahwa keluarga adalah cikal bakal dari keberadaan masyarakat, bangsa dan negara. Keluarga yang baik akan menentukan kehidupan masyarakat bangsa dan negara. Allah subhanahu wa ta'ala telah mengingatkan kepada kita sekalian:

 

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا 

 

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. (QS. At Tahrim: 6) 

 

Ketika kita masih hidup di alam dunia, kita masih bisa saling menolong, ketika diantara kita sedang mengalami kesulitas dan kesusahan. Namun di akhirat kelak semua orang akan sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri, anak lupa dengan orang tua, orang tua lupa terhadap anak, apalagi terhadap orang lain, sebagaimana firman Allah SWT:

 

 فَاِذَا جَاۤءَتِ الصَّاۤخَّةُ ۖ يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيْهِۗ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ 

 

“ Maka, apabila datang suara yang memekakkan (dari tiupan sangkakala), pada hari itu manusia lari dari saudaranya, (dari) ibu dan bapaknya, serta (dari) istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya”. (QS. Abasa: 33-37) 

 

Karena itu saya mengajak, marilah kita pahami, dalami agama dan kita laksanakan agama dengan sebaik-baiknya. Memeluk agama Islam adalah merupakan hidayah Allah, memeluk agama Islam adalah itu merupakan anugerah yang tidak terkira, karena seluruh amal ibadah yang telah dan akan kita laksanakan akan diterima oleh Allah subhanahu wa ta'ala, sebagaimana Allah SWT dalam Alquran surat Ali Imran ayat 85:

 

 وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ 

 

“Siapa yang mencari agama selain Islam, sekali-kali (agamanya) tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi”. Mudah-mudahan kita menjadi umat nabi Muhammad, sebagai penerus syariat nabi Ibrahim, agama tauhid, sehingga perilaku kita sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wassalam. Kita akan termasuk kategori orang-orang yang selamat dalam agama, dunia dan akhiratnya, amin ya robbal ‘alamin.

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

 

 الخطبة الثانية

 

 اَللهُ أَكْبَرُ ×٧ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. لَا إِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُلِلَّهِ مُعِزِّ مَنْ أَطَاعَهُ وَاتَّقَاهُ, وَمُذِلِّ مَنْ أَضَاعَ أَمْرَهُ وَعَصَاهُ.أَشْهَدُ أَنْ لآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَاِبِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلَا ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِّى يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُواْ صَلُّواْ عَلَيْهِ وَسَلِّمُواْ تَسْلِيْماً. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْاُمِّيِّ وَعَلَى أَلِهِ وَاَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِناَ اِبْرَا هِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ أَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ. أَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَبَا رِكْ لَنَا فِى أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوْبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ, رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

7/18/2021

Peningkatan Iman dan Taqwa dalam Menghadapi Musibah dan Cobaan, Khutbah Shalat Idul Adha 1442 H

Idul Adha adalah hari yang menyenangkan bagi umat Islam, dimana setelah melaksanakan puasa sunnah kemudian diakhiri untuk berbuka (makan dan minum) pada pagi hari setelah melaksanakan shalat Id. Kebahagiaan bertambah nikmat ketika menyantap makanan bersama-sama dengan jamaah masjid. Walaupun makan dengan ala kadarnya namun rasa kebersamaan bisa manambah nikmat. Namun ternyata hal ini terjadi pada masa sebelum pandemi Covid-19. Kini pada tahun ini umat Islam dihimbau untuk melaksanakan shalat Id di rumah masing-masing bersama dengan keluarganya. Berat namun demi keselamatan dan kesehatan bersama harus direlakan. Semoga pengorbanan ini akan membuahkan hasil. Covid-19 segera berlalu.

ألسلام عليكم ورحمة الله وبركاته اَللهُ أَكْبَرُ ×٩كَبِيْرًا وَالْحَمْدُللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. لَا إِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِّيَ بَعْدَهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَاِبِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. 

 

Kaum muslimin Jemaah shalat Id Rahimakumullah 

Tidak ada wasiat yang lebih utama kecuali wasiat iman dan taqwa kepada Allah , karena itu dalam mimbar ini saya mengajak pada Jemaah sekalian marilah kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga kita senantiasa diberikan rahmat dan keberkahan oleh Allah, sehingga kita selalu ikhlas sabar dan istiqomah di dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya. 

 

Pada hari ini kita diingatkan kembali dengan kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang dengan ikhlas dan sabar melaksanakan perintah Allah, sehingga Allah memberikan kemuliaan di kemudian hari. Ibrahim dan Ismail sungguh menjadi rasul yang terpilih sehingga keluarganya pun, antara bapak, ibu dan anak -anaknya senantiasa taat dan patuh kepada perintah Allah. Hal yang demikian ini karena di dalam keluarga biasanya ada yang ingkar dan durhaka kepada Allah subhanahu waa ta'ala. 

 

Syariat Nabi Ibrahim dan Ismail selalu dilestarikan di dalam syariat Nabi Muhammad SAW, seperti yang baru saja kita laksanakan yaitu melaksanakan shalat Idul Adha dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemotongan hewan Qurban. Pada hari raya Idul Adha ini dalam kondisi pandemi Covid 19, yaitu salah satu pandemi yang mengancam pada kehidupan manusia. Sudah menjadi qodratullah, bila pada Idul Adha 1441 Hijriah keadaan pandemi, tetapi kaum muslimin diberikan kebijakan pemerintah dengan adaptasi kebiasaan baru, sehingga bisa melaksanakan salat Idul Adha di masjid dan di alun-alun. 

 

Tetapi pada tahun ini melaksanakan shalat Id agar dilaksanakan di rumahnya masing-masing dengan keluarganya, yang demikian ini atas dasar bahwa pemerintah sedang melaksanakan PPKM darurat dan juga berdasar pada surat edaran Menteri Agama nomor 17 tahun 2021. Karena keadaan pandemi yang masih membahayakan kehidupan manusia sehingga salat Id agar dilaksanakan di rumah, kecuali wilayah zona hijau dan kuning bisa melaksanakan shalat di masjid, langar, mushola tentu saja dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. 

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. 

Kaum muslimin Jemaah shalat Id Rahimakumullah 

 

Kalau kita menghitung nikmat Allah yang diberikan kepada makhluk-Nya, sungguh manusia tidak akan dapat menghitungnya. Allah Maha Kuasa, Allah telah menciptakan bumi, langit dan isinya, Allah juga menyediakan segala yang dibutuhkan oleh manusia. Allah memberikan rahmat, barakah kepada seluruh alam, dengan demikian Allah memberikan perintah kepada manusia yang diberikan taklif agar menyembah kepada Allah, sebagaimana firman Allah dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56:

 

 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ 

 

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”. 

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. 

Kaum muslimin Jemaah shalat Id Rahimakumullah 

 

Allah memerintahkan untuk menyembah bukan berarti bahwa bila tidak disembah Allah akan berkurang kekuasaan dan keagungan-Nya. Sesungguhnya sekalipun seluruh makhluk Allah semuanya menyembah Allah, maka tidak akan menambah keagungan Allah dan apabila seluruh makhluk durhaka kepada Allah pun juga tidak akan mengurangi keagungan Allah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sudah bersabda:

 

 يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا 

 

“Wahai hamba-Ku jika orang yang terdahulu dari kamu dan orang-orang yang belakangan baik manusia atau jin, semua serupa dengan orang yang paling taqwa diantara kamu, maka yang demikian itu tidak akan menambah sesuatu pada kerajaan-Ku. Wahai hambaku, jika orang-orang yang terdahulu diantara kamu dan orang-orang yang belakangan, baik manusia dan jin semua mempunyai hati seperti orang yang durhaka diantara kalian niscaya yang demikian itu tidak mengurangi sesuatupun pada kerajaan-Ku. (HR. Muslim) 

 

Dengan demikian menyembah Allah itu adalah kebutuhan manusia, manusia yang membutuhkan Allah dan Allah tidak membutuhkan manusia. Semua perintah dan larangan Allah mengandung hikmah, bila semua manusia beriman dan bertakwa, maka Allah akan memberikan rahmat dan keberkahan yang demikian itu tersebut di dalam Alquran surat Al A'raf ayat 96:

 

 وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ 

 

“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan”. 

 

Menurut ayat tersebut bahwa bila semua penduduk bumi beriman dan bertakwa kepada Allah, selalu menjauhkan dari segala yang dilarang oleh Allah, seperti perbuatan syirik, membuat kerusakan di bumi, maka Allah akan memberikan keberkahan dari langit. Dengan demikian, adanya pandemi Covid-19 ini, marilah kita bersama-sama meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, kita laksanakan perintah perintah Allah dan kita jauhi larangan Allah, dimulai dari keluarga kita masing-masing. Allah telah memerintahkan di dalam Alquran surah Attahrim ayat 6:

 

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا 

 

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. Keluarga itu sebagai cikal bakal dari suatu masyarakat dan negara, baik buruknya negara tergantung pada keluarga dan masyarakatnya. Karena itu marilah kita bersama-sama untuk melaksanakan perintah agama yang dimulai dari keluarga. Akhirnya marilah kita ingatkan dengan sabda Rasulullah Muhammad SAW.

 

 مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا فَكَانَ الَّذِينَ فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنْ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا 

 

 "Perumpamaan orang yang menegakkan hukum Allah dan orang yang diam terhadapnya seperti sekelompok orang yang berlayar dengan sebuah kapal lalu sebagian dari mereka ada yang mendapat tempat di atas dan sebagian lagi di bagian bawah perahu. Lalu orang yang berada di bawah perahu bila mereka mencari air untuk minum mereka harus melewati orang-orang yang berada di bagian atas seraya berkata; "Seandainya boleh kami lubangi saja perahu ini untuk mendapatkan bagian kami sehingga kami tidak mengganggu orang yang berada di atas kami". Bila orang yang berada di atas membiarkan saja apa yang diinginkan orang-orang yang di bawah itu maka mereka akan binasa semuanya. Namun bila mereka mencegah dengan tangan mereka maka mereka akan selamat semuanya". (HR. Buchari) 

 

Semoga pandemi Covid- 19 segera sirna, Allah Maha Kuasa menciptakan dan Allah berkuasa untuk menghilangkan, Allah tempat kita sekalian untuk memohon.

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

 

الخطبة الثانية

 اَللهُ أَكْبَرُ ×٧كَبِيْرًا وَالْحَمْدُللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. لَا إِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُلِلَّهِ مُعِزِّ مَنْ أَطَاعَهُ وَاتَّقَاهُ, وَمُذِلِّ مَنْ أَضَاعَ أَمْرَهُ وَعَصَاهُ.أَشْهَدُ أَنْ لآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَاِبِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلَا ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِّى يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُواْ صَلُّواْ عَلَيْهِ وَسَلِّمُواْ تَسْلِيْماً. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْاُمِّيِّ وَعَلَى أَلِهِ وَاَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِناَ اِبْرَا هِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ أَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ. أَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَبَا رِكْ لَنَا فِى أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوْبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ, رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

7/16/2021

Kanthi Musibah lan Cobaan Kita Tingkataken Iman lan Taqwa

Allah SWT, zat ingkang nyiptakaken sedaya alam semesta lan Allah ingkang paring sedaya kabetahaning gesang manungsa. Allah dhawuh dhateng manungsa supados manembah, manungsa betahaken Allah kanthi mekaten kedahipun sedaya manungsa sami nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nilar sedaya awisanipun, inggih punika kanthi nindakaken ibadah.

ألسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 اَللهُ أَكْبَرُ ×٩كَبِيْرًا وَالْحَمْدُللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. لَا إِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِّيَ بَعْدَهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَاِبِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 

 

 Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. 

Para sedherek kaum muslimin Jemaah shalat Id Rahimakumullah 

Boten wonten wasiyat ingkang langkung utami, kejawi wasiat iman lan taqwa dhateng Allah SWT. Mangga kita sami ningkataken iman lan taqwa dhateng Allah SWT inggih punika kanthi nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nilar sedaya awisanipun, mugi-mugi kita tansah pinaringan rahmat lan berkahipun Allah SWT sahingga kita tansah ikhlas, sabar lan istiqomah anggenipun nindakaken dhawuh-dhawuhipun. 

 

Ing dinten punika kita kaum muslimin dipun engetaken malih kalian kisahipun nabi Ibrahim lan Ismail anggenipun ikhlas lan sabar nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah. Sahingga Allah paring kamulyan ing tembe wingkingipun. Ibrahim lan Ismail saestu dados rasul pinilih sahingga keluarganipun, bapak, ibu lan putranipun sami taat lan mituhu dhateng dhawuhipun Allah, mekaten punika mergi ing satunggaling keluarga biasanipun inggih wonten mawon ingkang ingkar lan duraka dhateng dhawuhipun Allah. Syariatipun nabi Ibrahim lan Ismail tansah dipun lestantunaken wonten ing dalem syariatipun nabi Muhammad SAW, kados ingkang nembe kita tindakaken , inggih punika nindakaken shalat Idul Adha, lan saksampunipun badhe dipun tindakaken motong hewan qurban. 

 

Wonten ing riyaya Idul Adha punika kaum muslimin nembe ing kawontenan pandemi Covid-19, inggih punika salah satunggalaing pagebluk ingkang ngancam dhateng gesangipun umat manungsa. Sampun dados wolak-wailikipun zaman, nalika ing Idul Adha 1441 H, kawontenan pandemi, nanging wonten kawicaksanan nindakaken adaptasi kebiasaan baru, sahingga kaum muslimin saget nindakaken shalat Id wonten ing masjid utawi alun-alun. Ananging ing tahun punika nindakaken shalat Id dipun dhawuhaken wonten ing dalemipun piyambak kalian keluarganipun. Mekaten punika kanthi dasar bilih pemerintah nglaksanakaken PPKM darurat, lan ugi saking Surat Edaran Menteri Agama No. 17 tahun 2021 bilih amargi kawontenan pandemi ingkang tasih bahayani sahingga nindakaken shalat Id wonten ing dalem. Kejawi kagem wilayah zona ijem lan kuning saget nindakaken shalat wonten ing masjid, langar, musholla lan alun-alun, tentunipun kedah nerapaken protokol kesehatan kanthi ketat. 

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. 

Para sedherek kaum muslimin Jemaah shalat Id Rahimakumullah 

 

Menawi kita etang saking nikmatipun Allah ingkang dipun paringaken dhateng makhukipun, yektos manungsa boten badhe saget ngitung. Jalanan Allah Maha Kuwaos, Allah sampun nyiptakaken bumi langit sak isinipun, Allah ugi sampun nyediakaken sedaya ingkang dipun betahaken dening manungsa. Allah paring rahmat lan barokah dhateng sedaya alam. Kanthi mekaten Allah paring dhawuh dhateng para manungsa ingkang dipun taklif supados sami manembah dhateng Allah.

 

 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ 

 

 “Lan Ingsun (Allah) dadekake jin lan manungsa ora ana liya supaya pada nyembah maring Allah”. (QS. Adz-dzariyat: 56) 

 

 Allah dhawuh manembah punika boten ateges menawi boten dipun sembah Allah badhe kirang kuasa lan agungipun. Satuhune sinaosa sedaya makhlukipun Allah punika sami manembah dhateng Allah boten badhe nambah agungipun Allah, lan menawi sedaya makhluk sami duraka dhateng Allah boten badhe ngirangi agungipuin Allah. Rasulullah SAW ngendika:

 

 يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا 

 

“He, kawula Ingsun, lamun wong-wong kang dingen lan wong-wong kang keri-keri sarta manungsa lan jin, kabeh padha taqwa kang sak benere, mangka mengkono kui ora bakal nambah kuasa Ingsun. He, kawula Insun, lamun wong-wong kang dingen lan wong-wong kang keri-keri sarta manungsa lan jin, kabeh padha duraka sak banget-bangete, mangka sitik wae ora bakal ngurangi kuasa Ingsun”. (HR. Muslim) 

 

 Kanthi mekaten, manembah dhateng Allah punika kabetahanipun manungsa, manungsa ingkang betah Gusti Allah lan Gusti Allah boten betahake manungsa. Sedaya dhawuh lan awisanipuin Allah mengku gati, mila menawi manungsa sami iman lan taqwa yekyos Gusti Allah badhe paring rahmat lan keberkahan, mekaten punika kasebat wonten ing dalam Alquran surat Al A’rof ayat 96.

 

 وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ 

 

“Menawa sekirane para pendhudhuke negara-negara padha iman lan taqwa, wus menthi Ingsun bakal nurunake marang dheweke mau berkah sangka langit lan bumi, ananging dheweke padha anggorohake (marang ayat-ayat Ingsun) kuwi, akhire Ingsun siksa wong-wong mau amargo lelakone dhewe”. (QS. Al A’rof: 97) 

 

Midherek saking ayat punika bilih menawi sedaya penduduke bumi sami iman lan taqwa dhateng Allah, tansah nyingkiri saking sedaya awisanipiun Allah, kados tumindak syirik, damel risaking bumi, yektos Gusti Allah badhe paring kaberkahan saking langit. Kanthi punika wontenipun pademi Covid-19 punika mangga kita sami ningkataken iman lan taqwa dhateng Allah. Kita tindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan kita tilar awisanipun. Dipun melai saking keluarga, Allah SWT sampun dhawuh wonten Alquran suart Attaqhrim ayat:6.

 

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ ٦ 

 

“He wong-wong kang padha iman, padha ngreksaha awak ira kabeh lan kawulawarga ira kabeh seka genining neraka”. (QS. Attahrim: 6) 

 

Kelurga punika minangka cikal bakalipun saking masyarakat lan negari, sae lan awonipun negari gumantung kalian keluarga lan masyarakatipun. Mila mangga kita sami ngudi nindakaken dhawuhipun agami dipun melai saking kaluwarga. Akhiripun mangga kita engetaken kalian pangendikanipun rasul 

 

مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا فَكَانَ الَّذِينَ فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنْ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا 

 

”Kaumpaman wong kang negakake hukum Allah lan wong kang meneng, ing dalem karone kaya dene kaum numpak prahu, nuli saperangan entuk panggonan ing dhuwur lan saperangan ing ngisor. Nuli wong kang ana ing ngisor lamun bakal golek banyu kanggo ngumbe kudu ngliwati wong kang sak dhuwure nuli ngucap, umpamane oleh dibolongi wae prahu iki supaya entuk bagian nanging ora ganggu wong kang sak duwur Ingsung. Lamun wong kang ana ing dhuwur ngejorake apa wae kang dikarepake wong kang ana ing ngisor mangka wong kabeh bakal sirna. Nanging lamun dheweke nyegah kelawan kelawan astane mula bakal slamet kabeh”. (HR. Buchari). 

 

Mugi-mugi pandemi Covid-19 enggal sirna, Allah Maha Kuwaos nyiptakaken lan Maha Kuwaos nyirnakaken. Allah panggenan kagem kita manuwun, amin. 

وَقُلْ رَّبِ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرٌ رَاحِمِيْنَ   

 

 

 

الخطبة الثانية

 

 اَللهُ أَكْبَرُ ×٧كَبِيْرًا وَالْحَمْدُللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. لَا إِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُلِلَّهِ مُعِزِّ مَنْ أَطَاعَهُ وَاتَّقَاهُ, وَمُذِلِّ مَنْ أَضَاعَ أَمْرَهُ وَعَصَاهُ.أَشْهَدُ أَنْ لآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَاِبِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلَا ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِّى يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُواْ صَلُّواْ عَلَيْهِ وَسَلِّمُواْ تَسْلِيْماً. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْاُمِّيِّ وَعَلَى أَلِهِ وَاَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِناَ اِبْرَا هِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ أَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ. أَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَبَا رِكْ لَنَا فِى أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوْبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ, رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

7/09/2021

Ampun Ngamuk Masjid Ditutup, Nindakaken Shalat ing Dalem Kanthi Ikhlas lan Lega ing Penggalih

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

Para sedherek kaum muslimin ingkang kawula hormati Midherek saking surat edaran Menteri Agama nomer 17 tahun 2021 ngaturaken bilih ngicalaken ing sak wetawis wekdal, ngibadah wonten panggenan ngibadah, takbiran lan shalat Idul Adha. Melai tanggal 3 ngantos tanggal 20 Juli masjid, langar, musholla supados dipun tutup, ing sawetawis boten dipun ginakaken kagem nindakaken shalat jamaah, pengaosan, sahingga ibadah dipun tindakaken wonten ing dalemipun piyambak-piyambak. 

 

Makaten punika usaha dan ikhtiar saking pemerintah, kangge medhot nularipun virus corana ingkang wekdal punika ketingal ngrembaka, sahingga bahayani dhateng gesangipun manungsa. Ngengingi kawonten punika seratan Khutbah Jum’at boten kita terbitaken. Amargi shalat Jum’at dipun gantos kanthi nindakaken shalat dhuhur lan dipun tindakaken berjamaah wonten ing dalem. Mekaten punika amargi kawontenan, pagebluk ingkang derang tingkas. Pramila kanthi nindakaken ibadah wonten ing dalem mangga kita tambah anggenipun nindakaen ibadah, shalat sunnahipun dipun tetepi, dzikir, wirid, mujahadah lan ndonga kanthi khusuk, nyuwun dhateng Gusti Allah supados pagebluk punika enggal ical.

Covid-19 punika sampun ngrampas kautamaning nindakaken ibadah, shalat jamaah ing masjid ingkang ganjaranipun dipun tikelaken ngantos 27 derajat, ing saben jangkahipun badhe ngicalaken dosa lan badhe ngangkat derajatipun tiyang Islam. Salaman lan kumpul-kumpul nindakaken majlis taklim ing sak wetawis libur, malah ibadah haji ing tahun punika ingkang sampun kaping kalih namung kagem para mukimin ing tanah suci. 

 

Menawi wonten tiyang ingkang boten sarujuk masjid dipun tutup, shalat Jum’at dipun gantos kalian shalat dhuhur. Lan mesthi wonten ingkang boten sarujuk, kanthi mekaten kita saget mirsani Masjidil Haram ing Mekah lan Masjid Nabawi ing Madinah ugi dipun tutup. Mekah lan Madinah pusatipun agami Islam, lan masjid ing tanah suci, kathah panggenan ingkang mustajabah kangge munajat dhateng Allah, nanging tansah waspadha kalian bahayanipun virus corona. Sahingga masjid dipun tutup, mangga kita galih kalian masjid-masjid ing negari kita. Mugi-mugi saget ikhlas nampi qodrat lan irodatipun Allah.

Mila mangga kita wujudaken raos trisna, welas ashih dhateng keluarga, rencang, sedherek lan tiyang sanes kanthi netepi punapa ingkang dados putusan saking pemerintah. Ngurbanaken kuwajiban, lan ibadah sunnah ing sak wetawis kangge ngrengkuh rahayu lan raharjaning gesang ing dunya. Mugi-mugi Allah nyekapaken ujian punika, dipun icalaken pagebluk.

 

 اَللَّهُمَّ اِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَأَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَاوَمَمَاتِ أَللَّهُمَّ اِنِّى أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْقَسْوَةِ وَالْغَفْلَةِ وَالْعَيْلَتِ وَالذَّلَّةِ وَالْمَسْكَنَةِ وَأَعُوْذُبِكَ مِنَ الْفَكْرِ وَالْكُفْرِ وَالْفُسُوْقِ وَالشِّقَاقِ وَالسُّمْعَةِ وَالرِّيَاءِ وَأَعُوْذُبِكَ مِن الصَّمَمِ وَالْبُكْمِ وَالْجُنُوْنِ وَالْجُذَامِ وَسَيِّئِ الْأَخْلَقِ اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتَكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتَكَ وَالسَّلَا مَةَ مِنْ كُلِّ اِثْمٍ وَالْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاتَ مِنَ النَّارِ أَللَّهُمَّ لَا تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا اِلَّا غَفَرْتَهُ وَلَا هَمًّا اِلَّا فَرَجْتَهُ وَلَا دَيْناً اِلَّا قَضَيْتَهُ وَلَا حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْياَ وَالْاَخِرَةِ هِيَ لَكَ فِيْهَا رِضًا اِلَّا قَضَيْتَهَا يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

6/28/2021

Kisah Tentang Sepatu Tertukar

Sepatu adalah merupakan alas kaki, sehingga sebagus apapun, semahal apapun. Sepatu pasti diinjak-injak dan pasti posisinya selalu di bawah. Tetapi walaupun posisinya di bawah orang tidak mempedulikan entah itu dipakai di bawah atau dipakai di atas, karena sepatu itu mempunyai jenis dan merk yang berbeda-beda.

Pada tahun 1985 ada sebuah lagu yang berjudul Aku Anak Singkong yang dibawakan oleh Ari Wibowo dengan syair: 

 

Kau bilang cinta padaku 

Aku bilang pikir dulu 

Selera kita Terlalu jauh berbeda 

Parfummu dari Paris 

Sepatumu dari Itali 

Kau bilang demi gengsi 

Semua serba luar negeri 

Manakah mungkin mengikuti caramu 

Yang penuh hura-hura 

 

Sepatu buatan Italia adalah sepatu yang bagus, karena merupakan sepatu berkelas. Siapa yang memiliki sepatu itu menunjukkan prestis. Setiap orang mempunyai kisah tersendiri dengan barang miliknya termasuk sepatu. Pengalaman tahun ini berbeda dengan pengalaman enam tahun yang lalu. Pada tahun 2016 tahun yang lalu adalah merupakan pengalaman yang menyenangkan, tetapi membuat orang lain menjadi kecewa, terkejut, karena apa, pada waktu itu kebetulan sepatu yang saya pakai untuk mengantarkan kafilah MTQ Pelajar di Kabupaten Boyolali tertukar dengan sepatu orang lain. 

 

Ketika kafilah sudah datang di pemondokan panitia dari kabupaten Boyolali mengecek kondisi dan keadaan kafilah dari kabupaten/ kota se-Jawa Tengah. Ternyata yang datang seorang pejabat dari Pemkab Kabupaten Boyolali. Dia melihat kondisi tempat tidur, kamar, ketersediaan air bersih, penerangan, toiletnya. Karena posisi di dalam sehingga beliau melepaskan sepatunya di teras pemondokan itu. Ternyata ketika beliau pulang yang dipakai adalah sepatu saya. Sepatu butut dan berdebu, pada malam itu saya tidak memperdulikan sepatu, karena lebih fokus untuk memberikan pelayanan pada kafilah dan pelatihan MTQ. 

 

Pada pagi hari pejabat dari Pemkab tersebut datang ke pemondokan dengan membawa sepatu saya yang sudah berubah menjadi bersih dan kempling. Beliau mengambil sepatunya lalu dimasukkan ke dalam mobil. Saya berkata dalam hati “terimakasih pak pejabat, telah menyemir sepatu saya”, namun tidak saya sampaikan terus terang karena beliau menaruh sepatu saya dengan hati-hati dan mengambil sepatunya dengan cepat. Saya tidak tahu apa yang dikatakan, ya sudahlah semoga menjadi tambahan pahala. 

 

Pada tahun ini tahun 2021 ada pengalaman yang menarik ketika hari Senin kami berangkat dari rumah ke kantor dan diawali dengan mengantarkan istri ke tempat kerjanya. Rencananya untuk mengikuti kegiatan dinas kemudian saya tunda, kebetulan pada hari itu saya berencana hendak meminta surat rujukan di tempat dr. Sudibyo Yuwono, M. Ph. Ketika sudah sampai di tempat dokter praktek, ternyata sepatu saya tertukar, yang bahasa Jawanya selen. 

 

Musim hujan biasa saya menggunakan sepatu karet agar tahan terhadap air, tetapi kebetulan karena membawa mobil sendiri, yang sedianya naik motor dengan memakai sepatu karet berganti menggunakan sepatu kulit. Namun yang terjadi bahwa ketika turun dari mobil, mau masuk ke dalam ruangan, saya saksikan sepatu tertukar. Mau cuek tidak bisa, akhirnya saya putuskan ke kantor untuk berganti memakai sepatu yang benar. 

 

Itulah dua pengalaman yang cukup menarik, mengapa sepatu bisa tertukar? Pengalaman yang pertama sepatu yang tertukang dengan milik orang dan yang kedua tertukar yang sebelah antara yang kanan dengan yang kiri berbeda. 

 

Antara ragu dan PD 

 

Dua kejadian yang berbeda namun akan mempunyai kesan yang sama, bila sepatu tertukar dengan milik orang, tentu akan merasa malu. Walaupun tidak bertemu dengan pemilik sepatu namun bila telah sadar dan mengetahui bahwa sepatunya tertukar tentu akan muncul rasa kekhawatiran, jangan-jangan bertemu dengan orang yang memiliki sepatu. Atau mungkin khawatir muncul karena yang mempunyai sepatu akan bingung bahwa sepatunya tidak ada. Berbeda dengan kasus yang kedua bahwa sepatu yang dipakai adalah miliknya, namun berbeda antara kanan dan kiri sehingga akan merasa tidak percaya diri (PD). Bila dipaksakan untuk tetap memakai tentu akan bertingkah yang aneh. Akan menghindari dari perhatian orang. Bagaimana jika orang lain mengetahui ada orang yang menggunakan sepatu selen? 

 

Inilah bahwa sekalipun sepatu itu miliknya namun karena tidak wajar, maka tidak sampai hati untuk memakai. Mengapa peristiwa itu bisa terjadi pertama karena terburu-buru, biasanya orang terburu-buru itu tidak memperhatikan, apa yang ada dalam pikirannya sudah jauh melompat sebelum melakukan, tetapi seakan-akan sudah melakukan. Kedua karena kurang teliti, maka dari itu setiap melakukan kegiatan hendaknya perlu cek dan ricek. Dalam semua kegiatan diteliti, diperhatikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ketiga adalah faktor U yaitu usia, orang yang usianya semakin tua biasanya sering lupa. Karena itu sebaik-baik diantara kita sebelum melakukan kegiatan apapun diteliti dahulu, diperhatikan kemudian dirasakan, kalau ada kejanggalan, rasa tidak nyaman segeralah teliti kembali karena pasti itu itu akan mendatangkan kerugian. 

 

Dari peristiwa itu tentu tentu ada hikmah yang dapat dipetik bahwa manusia itu tempatnya salah dan lupa. Ketika pertistiwa itu menimpa dirinya maka sesungguhnya ini menjadi pengingat bahwa manusia itu tidaklah sempurna, salah dan lupa bisa terjadi kapan, dimana dan kepada siapa saja. Karena itu istighfar dan bermuhasabah sangat penting. Berhenti sejenak untuk menyadari akan kesalahan, untuk tidak mudah menyalahkan orang lain. Nasihat itu indah dan mudah untuk disampaikan, tetapi tidaklah seindah bagi yang mendengar, bahkan terkadang bagi diri sendiripun susah untuk menerima nasihat. Tetaplah istiqomah dalam berbuat kebajikan, insya-Allah setiap pembiasaan akan membentuk karakter. Membiasakan berbuat baik itu lebih baik sekalipun hanya sedikit, kecil dan mudah berbeda dengan pembiasaan berbuat buruk, keji dan munkar sekalipun hanya kecil, mudah dan ringan namun akan menjadi noktah dalam hati sehingga semakin lama hati akan tertutup dari kebaikan. Karena itu Allah mengingatkan untuk selalu berwasiat dalam berbuat kebaikan dan kesabaran agar menjadi orang-orang yang beruntung.

6/27/2021

Kewaspadaan Umat Islam dalam Menghadapi Lonjakan Penyebaran Covid-19 Varian Baru- Tausiah Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Tengah

Pandemi yang melanda dunia tak terkecuali di Indonesia juga turut merasakan dampak dari Covid-19. Selama setahun lebih umat Islam melaksanakan ibadah dalam keterbatasan, amaliah dan keutamaan ibadah dihimbau untuk dihindarkan seperti shalat berjamaah, shalat dengan merapatkan barisan, menghadiri majelis taklim, berjabat tangan, mengadakan pertemuan dalam skala besar, shilaturahmi dan lain sebagainya. Kegiatan ibadah yang mengandung nilai keutamaan ini dihadapkan dengan upaya pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan ,yang terdiri dari 5 M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jaraj, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.

Upaya pemerintah untuk melindungi warganya agar tetap sehat dan selamat tapi juga dihadapkan dengan berita-berita hoac yang bisa melemahkan warga untuk berdisiplin menerapkan protokol kesehatan. Karena itu Majelis Ulama Indonesia Perovinsi Jawa Tengah melihat perkembangan Covid-19 setelah Idul Fitri 1442 H yang menunjukkan peningkatan, kemudian pada bulan Juni 2021 adanya varian baru dari India. Di Indonesia penyebaran tersebut berada di Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Demak, Grobogan, Kota Semarang, Kota Tegal, Pekalongan dan dimungkinkan untuk daerah-daerah lainnya. 

 

Dengan munculnya cluster yang baru ini oleh karena itu Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Tengah mengeluarkan mengeluarkan tausiah. Adapun isi tausiah nya adalah: 

  1. Mengimbau kepada umat Islam untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT dengan memperbanyak ibadah, shadakah, beristighfar, bertobat dan berdoa agar Allah SWT senantiasa melindungi kita dari mara bahaya dan menghilangkan pandemi Covid- 19. 
  2. Menghimbau kepada umat Islam untuk selalu membaca qunut nazilah setiap shalat fardhu. 
  3. Mengajak kepada para pengasuh pondok pesantren kepala sekolah/madrasah, guru, khatib, penceramah dan tokoh umat Islam agar dalam ceramah atau pengajiannya selalu menyisipkan pesan agar umat Islam selalu menjaga protokol kesehatan dengan disiplin mengingat semakin tinggi lonjakan kasus Covid-19. 
  4. Pengelola masjid dan mushola wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat. 
  5. Mendorong pemerintah untuk lebih tegas dalam menerapkan kebijakan PPKM, termasuk mengawasi penerapan protocol kesehatan di mall, pasar, tempat wisata, kantor dan tempat-tempat lainnya yang menyebabkan kerumunan. 

Demikian beberapa tausiyah MUI Jawa Tengah, semoga kita sekalian dapat mengikuti apa yang disampaikan sebagai upaya kita sekalian untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Karena Covid-19 adalah masalah bersama yang hendaknya juga di atasi secara bersama-sama. Salam sehat untuk semuanya. 

 

6/20/2021

Kata-Kata Bijak Kakankemenag Wonosobo H Ahmad Farid - Kerja hanya sementara, buat yang nyaman tapi produktif

Setiap orang mempunyai kata bijak, kata tersebut kadang diucapkan secara spontan yang muncul dari lubuk hati, dengan adanya suatu kegelisahan-kegelisahan yang berkecamuk di dalam hati, berhadapan dengan suatu kenyataan sehingga muncullah kata-kata bijak. Kata bijak kadang menjadi landasan berpijak bagi orang yang mendengar atau melihatnya, apalagi yang mengatakan itu adalah orang yang dipandang sebagai atasan atau orang yang lebih tahu atau orang yang dari segi pendidikan dia lebih tinggi.
Kakankemenag Drs. H. Ahmad Farid, M. SI sedang memberikan wejangan.

Maka kata bijak menjadi rujukan dalam setiap aktivitasnya, salah satunya adalah kata bijak yang disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo H. Ahmad Farid dalam kegiatan rapat koordinasi Pokjaluh Kabupaten Wonosobo dan sekaligus shilaturahmi. Beliau menyampaikan bahwa kerja hanya sementara, maka buat yang nyaman tetapi produktif. Tidak kita sadari kadangkala orang bekerja dituntut untuk menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang diembannya. Apabila dia seorang atasan maka kadang akan memperlakukan bawahannya dengan tanpa memperhatikan kondisi bawahan atau kondisi waktu, sehingga melakukan perintah dengan semena-mena. 

 

Perintah yang demikian itu bisa menimbulkan efek jera, bahkan akan menjadi bahan informasi negatif yang tersebar secara bebas. Hal ini tentu saja akan menjatuhkan karakternya, orang yang belum pernah berurusan dengannyapun akan merasa enggan untuk berurusan dengannya apalagi yang sudah mengenalnya. Sungguh besar dampak dari suatu berita, yang dengannya bisa membentuk opini. 

 

Masa produktif. 

Secara kedinasan orang bekerja berdasarkan waktu, ada yang 56 tahun 58, 60, 65, 70 tahun. Dalam masa ini maka walaupun orang itu sudah tidak produktif tapi secara hak, dia masih bisa menyelesaikan tugas dalam masa kedinasan tersebut, karena itu tugas kedinasan hendaknya dibuat senyaman mungkin. Bila hendak menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab hendaknya bisa menjalin komunikasi yang harmonis kepada bawahannya atau kepada mitra kerjanya, sehingga semua merasa nyaman, enak dan lancar. Demikian pula respon yang diterima atas orang yang diberi tugas akan merasa lega, ikhlas hati dan merasa tidak terbebani dengan tugas dan tanggung jawab. Sebaliknya bila dalam penugasan itu ada pemaksaan kehendak maka di sana akan terwujud disharmoni dan perasaan merasa tertekan, sehingga ketika selesai masa tugas kedinasan dia akan dihadapkan dengan kondisi hidup di masyarakat, di mana dia tidak mempunyai kewenangan lagi untuk memberi tugas kepada orang lain. 

 

Kerja produktif adalah bekerja yang selalu berinovasi dimana dalam proses melaksanakan tugas dan kewajiban atau sedang bekerja terjadi dinamisasi sehingga akan mengurangi rasa kebosanan dalam bekerja. Dengan kerja yang produktif akan merasakan bahwa hidup lebih bermanfaat, waktu sangat bermakna. sehingga sekali-kali orang tersebut tidak akan pernah melalaikan akan waktu. Sekali orang itu lalai terhadap waktu maka jadilah dia orang yang merugi. 

 

Produktif sebagai lawan dari statis, orang yang statis adalah orang yang tidak mempunyai inovasi, bekerja hanya sekedar rutinitas melaksanakan pekerjaan, tidak ada inovasi untuk menambah atau untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang lain. Karena itu sebaik-baik orang dalam bekerja, sekalipun pekerjaannya berat dan menumpuk tetapi nampak rileks dan santai. Pada dasarnya dia sedang melakukan suatu upaya, bagaimana agar bekerja secara nyaman sehingga tetap produktif dan menghasilkan hasil yang maksimal. Dengan produktivitas kerja itu akan memperoleh hasil yang memuaskan. 

 

Dalam bidang ekonomi, produktif kebalikannya adalah konsumtif. Orang yang produktif adalah orang yang berusaha untuk menghasilkan sesuatu yang lebih banyak dan mendapatkan keuntungan yang besar serta bisa memberi kemanfaatan kepada orang lain. Akan tetapi konsumtif adalah orang yang hanya sekedar menerima, karena konsumtif adalah membelanjakan sehingga sifat konsumtif ini bisa mengurangi sifat produktif. 

 

Konsumtif tidak menghasilkan dan tidak akan mendapatkan nilai tambah tetapi akan mendapatkan hasil yang seimbang dari apa yang dikeluarkannya. Seperti orang melihat model pakaian yang baru. Melihat model HP yang baru, maka dia sekalipun sudah mempunyai pakaian mempunyai HP, tetapi karena jiwa konsumtifnya itu tetap ingin memilikinya. Dengan uang maka akan memperoleh barang sesuai dengan yang diinginkan sebagai ganti dari uang yang dikeluarkan. Dengan barang yang baru itu bisakah meningkatkan produktifitas kinerja? 

 

Semoga dengan hal yang baru, fasilitas baru akan semakin meningkatkan kinerja dan menjadikan hidup lebih bermakna. Sebaik-baik manusia adalah yang bermafaat bagi orang lain. Sudahkan menjadi manusia yang bermanfaat? Silahkan untuk berintrospeksi dan ektrospeksi sebagai upaya untuk menemukan jati dirinya. Karena kebaikan yang telah ditanamkan tidak selalu akan direspon dengan baik, apalagi melakukan hal yang tidak baik. Bedanya jika perbuatan baik yang dilakukan tentu akan mendapat pahala dan diridhai Allah dan respon negatif yang diterima menjadi tambahan pahala yang akan menaikkan derajat iman dan taqwanya. Sebaliknya bila perbuatan buruk yang dilakukan ternyata mendapat respon yang positif maka akan semakin jauh dari petunjuk Allah.

6/19/2021

Kawal Pelaksanaan SE Nomor 13 Tahun 2021, Sekalipun Bukan Orang NU dan Non Muslim

Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran nomor 13 tahun 2021 tentang pembatasan pelaksanaan kegiatan keagamaan di rumah ibadah. Dalam membahas tentang pelaksanaan pembatasan kegiatan keagamaan. Siapakah yang berkewajiban untuk mengawal kebijakan pemerintah? Kalau kita lihat kebijakan pemerintah melalui Menteri Agama, siapakah menteri agama itu? Menteri Agama adalah merupakan tokoh Nahdlatul Ulama di mana dia adalah merupakan komandan Banser. Karena itu tentu saja warga Nahdlatul Ulama dan kaum mudanya berkewajiban untuk mengawal kebijakan pemerintah. 

 

Lalu bagaimana dengan orang-orang atau masyarakat yang selain kelompok Nahdlatul Ulama, Bukankah warga negara Indonesia bukan hanya NU tetapi ada Muhammadiyah, Sarikat Islam, Rifaiyah, Mathlaul Anwar, Nahdatul Waton, Pemuda Muslim Indonesia, Persatuan Indonesia, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Persatuan umat Islam, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, Syarikat Islam, Wahdah Islamiyah, Serikat Islam Indonesia. Sesungguhnya Menteri Agama seorang muslim, bukankah antara muslim yang satu dengan yang lain adalah bersaudara, karena itu kita tuangkan persaudaraan dengan saling menghormati. 

 

Bagaimana dengan umat non muslim? Ingatlah bahwa Bapak Yaqut Cholil Qoumas adalah Menteri Agama RI bukan Menteri Agama Islam RI karena itu Menteri Agama melindungi dan mengawasi agama-agama yang dilindungi di Indonesia. Mengapa meragukan kebijakan Menteri Agama tentang upaya mewujudkan kesehatan dan keamanan masyarakat. Dan NKRI adalah berdasarkan Pancasila. 

 

Siapakah yang berkewajiban untuk mengawal kebijakan pemerintah? Adalah mereka yang bekerja di Jajaran Kementerian Agama mulai dari pusat hingga ke daerah, bahkan yang non PNS pun hendaknya turut mengawal kebijakan pemerintah. Sekalipun dalam beragama dan berorganisasi mereka tidak sepaham dengan beliau. Bukankah mereka dia bekerja untuk mencari ma’isyah dan beribadah di dalam keluarga besar Kementerian Agama? Karena itu, seluruh jajaran Kementerian Agama juga berkewajiban untuk mengawal kebijakan pemerintah tentang pembatasan pelaksanaan kegiatan keagamaan di rumah ibadah kemudian. 

 

Bagaimanakah orang-orang yang bukan pemeluk agama, bukan orang Nahdlatul Ulama dan bukan orang-orang yang bekerja di Kementerian Agama. Maka jika dirunut, sesungguhnya Menteri Agama adalah pembantu Presiden orang nomor satu orang di Indonesia, karena itu kebijakan Menteri Agama adalah merupakan kebijakan pemerintah Indonesia, karena itu seluruh masyarakat Indonesia berkewajiban untuk mengawal kebijakan Menteri Agama Nomor 13 tahun 2021. 

 

Covid-19 belum mereda, bahkan dibeberapa daerah mengalami peningkatan, dan dimungkinkan muncul varian baru. Di Kudus, Jepara, DIY dan bisa jadi di daerah-daerah yang lain. Virus berkembang, pemerintah berikhtiar untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Pemerintah butuh partisipasi, dan gerakan bersama seluruh rakyat Indonesia, karena itu Menteri Agama mengeluarkan Surat Edaran Nomor 13 tahun 2021 yang berkaitan erat dengan Surat Edaran Menteri Agama nomor 1 dan nomor 15 tahun 2020. 

 

Keterntuan dalam Surat Edaran Menteri Agama nomor 13 tahun 2021 adalah: 

  1. Melaksanakan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 15 Tahun 2020 tentang panduan penyelenggaraan kegiatan keagamaan di rumah ibadah dalam mewujudkan masyarakat produktif dan aman dari Covid di masa pandemi. 
  2. Kegiatan keagamaan di daerah zona merah ditiadakan sementara sampai dinyatakan aman dari Covid-19 berdasarkan penetapan pemerintah daerah setempat. 
  3. Kegiatan sosial keagamaan dan kemasyarakatan seperti pengajian umum, pertemuan, pesta pernikahan dan sejenisnya di ruang serbaguna di lingkungan rumah ibadah dihentikan sementara di daerah zona merah dan oranye sampai dengan kondisi memungkinkan. 
  4. Kegiatan peribadatan di rumah ibadah di daerah yang dinyatakan aman dari penyebaran Covid-19 hanya boleh dilakukan oleh warga lingkungan setempat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid- 19 secara ketat sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agama nomor 1 tahun 2020 tentang pelaksanaan protokol penanganan Covid-19 pada Rumah Ibadah. 
  5. Pejabat Kementerian Agama di tingkat pusat melakukan pemantauan pelaksanaan surat edaran ini secara hirarkis melalui instansi vertikal yang ada dibawahnya. 
  6. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi/ Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota, Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan, Penyuluh Agama Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Keagamaan dan Pengurus Rumah Ibadah agar melaksanakan pemantauan dan melakukan koordinasi secara intensif dengan pemerintah daerah dan satuan tugas Covid-19 setempat.  

Karena itu ketika terjadi penyebaran Covid-19 yang diharapkan segera tuntas namun kemudian muncul varian baru maka disinilah peran seluruh masyarakat, baik itu tokoh agama, tokoh masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan pemahaman, kepedulian dan kehati-hatian. Karena Virus adalah jisim halus yang sulit untuk dideteksi dengan mata kepala secara langsung. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa menjawab. Karena Covid-19 tidak cukup diatasi dengan keyakinan dan kemantapan, tetapi harus dilakukan secara terpadu. 

 

Pada akhirnya ketika kita menghadapi suatu musibah, bencana, malapetaka dan pandemi yang belum berakhir ini, hendaknya kita hindarkan dari pola berpikir sectarian, tetapi kita hendaknya harus berpikir secara makro. Kita sedang menghadapi masalah yang sangat penting dan kita masyarakat Indonesia itu adalah masyarakat yang majemuk kita wujudkan persatuan dan kesatuan bangsa kita tanamkan, ukhuwah kita tingkatkan, toleransi, moderasi umat beragama benar-benar tercermin dalam kehidupan berbangsa dan masyarakat menuju terciptanya masyarakat yang adil makmur materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.