9/23/2021

Syarat-Syarat Terkabulnya Do’a, Perkuat Amal Ibadah– Khutbah Jum’at Bahasa Indonesia

Masa tenang dalam kondisi pandemi Covid-19, adalah masa yang dinanti-nantikan. Namun bila telah sampai hendaknya selalu hati-hati dan waspada. Musibah dan bencana datang secara tiba-tiba, mausia tidak berkehendak namun kadang terjadi. Karena itu tolaklah dengan doa dan dengan meningkatkan amal ibadah semata-mata karena Allah.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْأَخْلاَقَ مِنَ الدِّيْنِ، وأَعْلَى بِهَا شَأْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ: اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْن وَقالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى: وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ 

 

Kaum muslimin jemaah shalat Jum’at Rahimakumullah. 

 

Pertama dan yang paling utama khatib berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada jamaah sekalian, marilah bersama-sama kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan sekaligus kita berupaya untuk menjauhi segala yang dilarang Allah. Mudah-mudahan kita sekalian senantiasa diberikan taufik, hidayah, inayah untuk bisa mengikuti jejak, langkah dan keteladanan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya sehingga kita menjadi orang yang beruntung sejak hidup di dunia sampai besok di yaumil qiyamah, amin. 

 

Kaum muslimin jamaah shalat Jum’at Rahimakumullah. 

 

Sudah dua tahun lebih kita sekalian bangsa Indonesia dan khususnya umat Islam hidup dalam suasana pandemi Covid-19, suatu wabah penyakit yang mengglobal hingga seluruh dunia, tidak ada dunia yang bebas dari pandemi Covid-19. Karena walaupun masih dalam Suasana PPKM namun sudah mendapatkan kelonggaran dalam beraktivitas dan beribadah. Bahkan para pelajar dan mahasiswa sudah dapat melakukan pembelajaran melalui tatap muka. 

 

Selama dua tahun lebih anak anak-anak atau adik-adik kita yang sedang mengenyam pendidikan di tingkat PAUD, sekolah dasar, menengah, sekolah atas hingga perguruan tinggi proses belajar mengajar diselenggarakan dengan daring atau secara online. Proses pendidikan dan pengajaran ini banyak sekali mengalami kekurangan, kendala baik teknis pada jaringan atau karena belum terbiasa. 

 

Karena itu transfer ilmu pengetahuan dari para pendidik kepada para pelajar banyak sedikitnya mengalami penurunan. Kini sejak tanggal 8 September 2021 telah dilakukan pembelajaran secara tatap muka walaupun belum secara penuh, karena harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Walaupun belum penuh tentunya sudah bisa mengobati kerinduan, memberikan harapan dan rasa bangga para siswa dapat menerima materi secara langsung demikian pula dapat berinteraksi dengan teman-temannya. 

 

Walaupun penyebaran Covid-19 sudah mengalami penurunan, hendaknya kita tetap hati-hati dan waspada, jangan sampai lengah, kejadian pada bulan Juli tahun 2021 hendaknya dijadikan pembelajaran. Dimana pada saat itu banyak orang yang terpapar hingga bangsal rumah sakit penuh, demikian juga tempat karantina. Sehingga orang yang terpapar kemudian melakukan Isoman dan akhirnya bisa sembuh. Namun pada bulan Juli kemarin juga banyak orang yang tidak bisa tertolong. Bila di antara kita ada sudah terpapar dan sekarang sudah sehat hendaknya tetap waspada dan selalu meningkatkan rasa syukur kepada Allah. Dan bagi jamaah yang selamat dari Pandemi Covid- 19 hendaknya lebih meningkatkan rasa syukurnya. Karena sungguh menderitanya orang yang terpapar, rasa sakit dari beberapa organ tubuh, dan terpapar Covid-19 menjadi orang yang terasing dan diasingkan oleh masyarakat. 

 

Karena itu pulau Jawa dan Bali yang semula berada pada level 3 atau 4 sekarang dalam kondisi membaik berada pada level 2 atau 3. Ingatlah bahwa manusia ingin sehat, selamat dan sejahtera. Manusia ingin terhindar dari balak, musibah dan bencana. Namun semuanya ini hanyalah upaya dan harapan manusia, ketentuan akhir ada di tangan Allah. Oleh karena itu agar harapan-harapan yang kita memohonkan kepada Allah bisa dikabulkan hendaknya kita sekalian senantiasa memanjatkan doa kepada-Nya, sebagaimana firman Allah:

 

 وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ 

 

“Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. Al Baqarah: 186) 

 

Dalam ayat terbut Allah SWT memberikan khabar, bahwa bila mempunyai keinginan dan harapan, mintalah kepada Allah, maka Allah akan mengabulkan. Tetapi jangan sampai lengah bahwa Allah memberikan syariat pada manusia untuk dijadikan pedoman hidup. Karena itu laksanakan syari’at, adanya perintah agar dilaksanakan dan larangan ditinggalkan. Dengan demikian Allah akan mudah mengabulkan doa hamba-Nya. Rasulullah SAW menyampaikan bahwa ada tiga golongan yang doanya akan dikabulkan:

 

 ثَلاَثَـةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: اَلإِمَامُ الْعَاِدلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ (رواه مسلم) 

 

“Tiga macam orang doanya tidak ditolak, yaitu Imam yang adil, orang yang sedang berpuasa hingga ia berbuka dan doa seorang yang teraniaya. (Riwayat Muslim).

 

 لاَ يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَالَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيْعَةِ رَحِمٍ مَالَمْ يَسْتَعْجِلْ قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا اْلاِسْتِعْجَالُ؟ قَالَ: يَقُوْلُ قَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يُسْتَجَابُ لِي فَيَحْسِرُ عِنْدَ ذٰلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ (رواه أحمد والترمذي والنسائي وابن ماجه) 

 

“Senantiasa diterima permohonan setiap hamba, selama ia tidak mendoakan hal-hal yang menimbulkan dosa atau memutuskan hubungan silaturrahim (dan) selama tidak meminta agar segera dikabulkan. Rasulullah ditanya, Apakah maksud segera dikabulkan ya Rasulullah? Beliau menjawab, Maksudnya ialah seorang hamba yang berkata, Saya sesungguhnya telah berdoa, tetapi saya lihat belum diperkenankan, karena itu ia merasa kecewa lalu tidak berdoa lagi . (Riwayat Aḥmad, at-Tirmiżī, an-Nasā′ī dan Ibnu Mājah). 

 

Apabila ternyata doanya belum dikabulkan, hendaknya jangan putus asa, dalam Tafsir Alquranul Karim menyebutkan mengapa doa belum dikabulkan, hal ini karena: 

 

  1. Syarat-syarat berdoa belum dipenuhi.
  2. Terkabulnya doa kadang tidak sama dengan yang diminta, karena kadang akan digantikan atau dialihkan dengan yang lain, akan ditunda hingga waktu yang lama bahkan bisa saja akan dikabiulkan kelak di hari qiyamat. 
  3. Tidak khusuk atau tidak bersungguh-sungguh dalam berdoa. Allah berkuasa karena telah menciptakan, dan akan terus mengatur, menjaga dan melindungi alam semesta seisinya. Karena itu jagalah keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani, agar kita selamat selama hidup di dunia hingga besok di hari qiyamat, amin. 
 
  1.  أَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ , اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ ١ وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ ٢ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا ࣖ ٣وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ