4/22/2020

Wasilah dan Andalan Terkabulnya Doa, Kisah Tiga Pemuda Terjebak di dalam Gua


Setiap orang yang tentu menginginkan doanya dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, namun ternyata banyak orang yang ketika berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala kadangkala terasa bahwa hajat dan keinginannya tidak dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Orang tersebut merasa berputus asa sehingga ibadah yang seharusnya dilaksanakan dengan istiqomah akan tetapi lambat laun nilai ibadah tidak bernilai. Keimanan yang diharapkan terwujud menjadi amal sholeh, tetapi justru mengalami penurunan.

Kondisi yang demikian ini maka banyak orang yang berputus asa. Mengapa dalam setiap doanya tidak didengarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, siang malam berdoa kepada Allah, bermunajat kepada Allah bahkan kadangkala dia protes, bahwa dia sudah melaksanakan salat tahajud sudah melaksanakan salat dhuha sudah melaksanakan puasa, sudah melaksanakan amal ibadah yang lainnya tetapi doanya tidak didengar oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Hal ini menurut perasaan dirinya, karena itu kita berpedoman pada hadis Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, bahwa ada 3 orang pemuda yang itu tersesat di dalam hutan kemudian dia masuk ke dalam gua untuk berlindung tapi ternyata pintu gua itu runtuh kemudian menutup pintu gua.

Dengan daya upaya dengan kekuatan yang dikerahkan pintu gua tidak bergeser sedikitpun maka kemudian apa yang dilakukan oleh 3 pemuda itu? Apakah dia tetap berputus asa? Ternyata tidak, diantara mereka berkata kepada yang lainnya, mintalah kepada Allah dengan perantaraan amal yang paling utama yang kalian pernah melakukannya. Pemuda yang yang pertama mengatakan:

اللَّهُمَّ إِنِّي كَانَ لِي أَبَوَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ فَكُنْتُ أَخْرُجُ فَأَرْعَى ثُمَّ أَجِيءُ فَأَحْلُبُ فَأَجِيءُ بِالْحِلَابِ فَآتِي بِهِ أَبَوَيَّ فَيَشْرَبَانِ ثُمَّ أَسْقِي الصِّبْيَةَ وَأَهْلِي وَامْرَأَتِي فَاحْتَبَسْتُ لَيْلَةً فَجِئْتُ فَإِذَا هُمَا نَائِمَانِ قَالَ فَكَرِهْتُ أَنْ أُوقِظَهُمَا وَالصِّبْيَةُ يَتَضَاغَوْنَ عِنْدَ رِجْلَيَّ فَلَمْ يَزَلْ ذَلِكَ دَأْبِي وَدَأْبَهُمَا حَتَّى طَلَعَ الْفَجْرُ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا فُرْجَةً نَرَى مِنْهَا السَّمَاءَ قَالَ فَفُرِجَ عَنْهُمْ

" Ya Allah, aku memiliki kedua orangtua yang sudah renta. Suatu hari aku keluar untuk mengembala untuk mendapatkan susu kemudian aku datang membawa susu, lalu aku berikan kepada kedua orang tuaku, lalu keduanya meminum baru kemudian aku berikan minum untuk bayiku, keluarga dan isteriku. Pada suatu malam, aku mencari susu setelah aku kembali dan aku datangi mereka ternyata keduanya sudah tertidur. Dia berkata; Aku enggan untuk membangunkan keduanya untuk meminum susu sedangkan anakku menangis dibawah kakiku karena kelaparan, Begitulah kebiasaanku dan kebiasaan kedua orang tuaku hingga fajar. Ya Allah seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridha Mu, maka bukakanlah celah untuk kami agar kami dapat melihat matahari darinya". Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maka terbukalah sedikit celah untuk mereka.

Usaha satu pemuda sudah menunjukkan adanya harapan untuk bisa keluar dari dalam gua, lalu pemuda yang kedua pun juga, menyebutkan amal paling utama yang pernah dilakukan, seraya berkata:

اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي كُنْتُ أُحِبُّ امْرَأَةً مِنْ بَنَاتِ عَمِّي كَأَشَدِّ مَا يُحِبُّ الرَّجُلُ النِّسَاءَ فَقَالَتْ لَا تَنَالُ ذَلِكَ مِنْهَا حَتَّى تُعْطِيَهَا مِائَةَ دِينَارٍ فَسَعَيْتُ فِيهَا حَتَّى جَمَعْتُهَا فَلَمَّا قَعَدْتُ بَيْنَ رِجْلَيْهَا قَالَتْ اتَّقِ اللَّهَ وَلَا تَفُضَّ الْخَاتَمَ إِلَّا بِحَقِّهِ فَقُمْتُ وَتَرَكْتُهَا فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا فُرْجَةً قَالَ فَفَرَجَ عَنْهُمْ الثُّلُثَيْنِ

"Ya Allah, sungguh Engkau mengetahui bahwa aku seorang lelaki yang sangat mencintai seorang wanita putri dari pamanku seperti kebanyakan laki-laki mencintai wanita. Suatu hari dia berkata, bahwa aku tidak akan bisa mendapatkannya kecuali aku dapat memberi uang sebanyak seratus dinar. Maka aku bekerja dan berhasil mengumpulkan uang tersebut. Ketika aku sudah berhadapan dengannya dan aku hendak menyetubuinya, dia berkata; bertaqwalah kepada Allah, dan janganlah kamu renggut keperawanan kecuali dengan haq". Maka aku berdiri lalu pergi meninggalkan wanita tersebut. Ya Allah seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridhaMu, maka bukakanlah celah untuk kami". Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maka terbukalah dua pertiga dari batu yang menutup pintu gua.

Pertolongan Allah semakin menunjukkan hasil, ternyata amal dari pemuda yang kedua menjadi amal utama yang diterima oleh Allah, sehungga menjadi wasilah ketika bermunajat kepada Allah SWT. Namun amal dari dua pemuda tersebut belum cukup untuk membuka pintu gua. Maka kini tinggallah satu orang pemuda, yang dia pun menyebutkan amal utama yang pernah dilakukan:

وَقَالَ الْآخَرُ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي اسْتَأْجَرْتُ أَجِيرًا بِفَرَقٍ مِنْ ذُرَةٍ فَأَعْطَيْتُهُ وَأَبَى ذَاكَ أَنْ يَأْخُذَ فَعَمَدْتُ إِلَى ذَلِكَ الْفَرَقِ فَزَرَعْتُهُ حَتَّى اشْتَرَيْتُ مِنْهُ بَقَرًا وَرَاعِيهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ أَعْطِنِي حَقِّي فَقُلْتُ انْطَلِقْ إِلَى تِلْكَ الْبَقَرِ وَرَاعِيهَا فَإِنَّهَا لَكَ فَقَالَ أَتَسْتَهْزِئُ بِي قَالَ فَقُلْتُ مَا أَسْتَهْزِئُ بِكَ وَلَكِنَّهَا لَكَ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا فَكُشِفَ عَنْهُمْ

Kemudian orang yang ketiga berkata: Ya Allah sungguh Engkau mengetahui bahwa aku pernah memperkerjakan seseorang untuk mengurusi satu benih tumbuhan lalu aku beri upah namun dia tidak mau menerimanya. Lalu aku sengaja mengembangkan benih tersebut sehingga darinya aku bisa membeli seekor sapi dan seorang pengembalanya. Kemudian di suatu hari orang itu datang kepadaku seraya berkata; "Wahai 'Abdullah, berikanlah upahku yang dulu!" Lalu aku katakan; Kemarilah lihat kepada seekor sapi dan pengembalanya itu semua milikmu". Dia berkata: "Kamu jangan mengolok-olok aku!" Dia berkata: Aku katakan: Aku tidak mengolok-olok kamu tetapi itu semua benar milikmu. Ya Allah seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridha-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami". Akhirny a mereka bisa terbebas dari gua tersebut". (HR. Buchari: 2063)


Kisah Pemuda kisah 3 orang pemuda tersebut jelas menggambarkan kepada kita sekalian dan sekaligus menjadi i'tibar bagi kita, bahwa ketika bermunajat, berdoa kepada Allah, senjata kita tidak lain adalah amal ibadah. Karena itu jangan anggap enteng bahwa ibadah itu tidak bermakna, sesungguhnya ibadah itu sangat bermakna, karena sejak awal bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan jin dan manusia itu adalah agar beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena itu jadikanlah hidup kita sekalian selalu dipenuhi ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ketika meminta kepada Allah hendaklah di awali dengan perenungan dari seluruh amal ibadah yang sudah kita lakukan, sudah sebandingkah dengan anugerah yang diberikan oleh Allah kepada dirinya.

Dapatkah kita bisa menghitung nikmat Allah yang telah diberika, kalau disuruh menghitung nikmat Allah yang diberikan niscaya kita tidak akan bisa menghitungnya:

dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Annahl: 18)

“ Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (QS. Ibrahim: 34)



Kufur ini adalah mengingkari nikmat yang telah diberikan oleh Allah, karena itu jadilah kita sekalian sebagai orang yang beriman dan bertaqwa, agar meningkatkan amal ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena seberapapun tingkat amal ibadah kita kalau dibandingkan dengan nikmat Allah yang diberikan, niscaya tidak akan sebanding. Coba Kita Renungkan dalam setiap detik berapa oksigen yang sudah kita hirup, oksigen yang dihirup itu tidak bayar atau gratis. Ternyata semuanya itu diberikan secara cuma-cuma oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Coba kalau kita lihat di rumah sakit orang yang sesak nafas, jantung, kemudian dia harus dibantu dengan oksigen, berapa tabung oksigen yang diperlukan. Berapa nilai rupiah yang harus dikeluarkan, itulah bahwa kita perlu merenungi hal yang demikian itu. Kemudian sinar matahari, jangan anggap bahwa matahari itu sinarnya tidak bermakna, sesungguhnya matahari itu bersinar itu pun karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, andai dalam satu hari, matahari tidak keluar atau dalam satu bulan tidak ada matahari niscaya tidak akan
ada kehidupan.

Karena itu marilah kita sekalian diawali dari diri sendiri, bila kita ingin agar doanya dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, marilah kita memperbanyak amal ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, berfastabiqul khairat kita sekalian berlomba-lomba dalam melaksanakan amal ibadah semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta'ala mudah-mudahan bermanfaat bagi kita sekalian terima kasih.