1/26/2015

Sayyidul Istighfar, Do'a Menjauhkan Su'ul Khatimah Menuju Khusnul Khatimah



Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang diciptakan dalam wujud yang sebaik-baik bentuk. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk Allah yang berpotensi untuk berbuat baik dan berbuat buruk. Perbuatan baik akan berdampak pada pemberian pahala oleh Allah, dengan pahala itu manusia akan diberikan keberkahan selama hidup didunia dan di akherat kelak akan mendapat syafa’at Allah melalui Rasulullah SAW.

Perbuatan dosa manusia merupakan fitrah insaniyah, karena manusia mempunyai sifat khata’ dan nisyan. Sekalipun sudah banyak diselenggarakan majlis taklim, majlis zikir dan beraneka macam jenis tausiyah. Namun sifat itu senantiasa melekat pada diri manusia. Lalu bagaimanakah kondisi manusia bila dalam setiap saat senantiasa dihadapkan dengan kematian/ ajal yang datangnya juga setiap saat, tidak bisa diharapkan, ditunda atau diajukan. Tentu saja bila dalam kondisi istiqomah melaksanakan perintah Allah maka kematian menjemput akan memperoleh derajat khusnul khatimah. Namun sebaliknya bila dalam kondisi sedang melaksanakan kemaksiatan maka akhir hayat akan menjadi suul khatimah.

Setiap muslim mengharapakan dalam hidupknya senantiasa istiqomah dalam menlaksanakan ketaatan dan pada akhir hayatnya akan khusnul khatimah. Karena itu Rasulullah SAW memberikan pedoman dengan zikir, khususnya zikir Sayyidul Istighfar, insya-Allah akan dijauhkan dari kematian yang suul khatimah.
Barangsiapa mengucapkannya disiang hari dalam keadaan yakin dengannya kemudian dia mati pada hari itu sebelum petang hari, maka dia termasuk penduduk syurga dan siapa yang mengucapkannya di waktu malam hari dalam keadaan dia yakin dengannya, kemudian dia mati sebelum shubuh maka dia termasuk penduduk syurga.” (HR. Bukhari – Fathul Baari 11/97). Berikut do’a/ zikirnya:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, خَلَقْتَنِي, وَأَنَا عَبْدُكَ, وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ, أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ, أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ, وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي, فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ


”Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau, Engkau yang menciptakanku sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu (yaitu selalu menjalankan perjanjian-Mu untuk beriman dan ikhlas dalam menjalankan amal ketaatan kepada-Mu) dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni segala dosa kecuali Engkau”.