1/19/2022

Rapat Koordinasi dan Shilaturahmi menjadi Inspirasi untuk Mengembangkan Fungsi Masjid

Masjid adalah merupakan salah satu aset kekayaan Khazanah Islam, dimana setiap umat Islam membutuhkan masjid sebagai tempat untuk bersujud kepada Allah. Disamping itu masjid juga bisa digunakan sebagai media untuk Pendidikan, memberikan pelayanan, untuk menyampaikan informasi dan pemberdayaan ekonomi umat. Karena itu dengan aset yang begitu besar tersebut mendorong pada Jajaran Pegawai Kantor Kementerian Agama lewat KUA Kecamatan bekerjasama dengan takmir masjid mewujudkan impian untuk melaksanakan koordinasi kepada para pengelola masjid atau takmir masjid.
Untaji Affan menjadi Narsum Rakor dan Shilaturahmi Takmir Masjid
Pada Selasa 18 Januari 2022 bertempat di Masjid Al Huda Sudagaran diselenggarakan rapat koordinasi dan silaturahmi takmir masjid se-Kecamatan Wonosobo. Hadir pada kesempatan tersebut kepala KUA Kecamatan Wonosobo HA. Fuadi, dalam sambutannya menyampaikan harapan agar masjid bisa dimaksimalkan dalam fungsinya, bukan hanya sebagai tempat untuk shalat saja tapi bisa digunakan sebagai media untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat, dukungan masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan masjid yang paripurna. Masih dalam sambutannya penguatan lembaga dan organisasi ketakmiran akan mewujudkan manajemen pengembangan fungsi masjid.
Irna Fitroyah menjadi Narsum pada Rakor dan Shilaturahmi Takmir Masjid.

Jajaran takmir masjid Al Huda Sudagaran yang diwakili oleh ketua takmir masjid H. Slamet Syaifudin merasa bersyukur bahwa masjid kedatangan para tamu, para alim, takmir masjid yang mempunyai satu tujuan yaitu untuk berhidmat pada umat melalui kegiatan kemasjidan. Beliau berharap atas kedatangannya akan memberikan inspirasi tentang tata kelola dan manajemen masjid. Pengelolaan masjid akan bisa menuju pada perubahan yang positif bila secara terbuka mau melihat kelebihan dari masjid masjid yang lain sebagaimana masjid Al Huda sebelum mengikuti kegiatan pembinaan manajemen masjid melalui kegiatan lomba K3M telah mengadakan studi banding ke masjid Jogokariyan Yogyakarta, Masjid Al Falah Sragen, masjid Namira Lamongan Jawa Timur. 

 

Rapat koordinasi dan silaturahmi dilanjutkan dengan sosialisasi tentang manajemen pengelolaan masjid yang disampaikan oleh Irna Fitroyah dan Untaji Affan selaku Penyuluh Agama Islam Kecamatan Wonosobo. Materi pertama tentang manajemen masjid secara umum yang meliputi bidang idaroh imaroh dan riayah dilanjutkan dengan materi yang kedua teknik untuk mewujudkan masjid yang sehat dan makmur. Keduanya menyampaikan informasi bahwa banyak hal yang perlu disampaikan kepada para takmir masjid, seperti standar pembinaan manajemen masjid, pengurusan tanah wakaf, izin mendirikan rumah ibadah, penggunaan pengeras suara, pembinaan keluarga sakinah, penentuan arah kiblat, pemulasaran jenazah, pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah, produk halal dan regulasi pemerintah yang lain. Karena itu materi-materi tersebut perlu media penyampaian informasi dan takmir masjid adalah sasaran yang paling tepat. 

 

Rapat koordinasi yang menjadi langkah awal dari pertemuan para takmir masjid diharapkan akan terjalin komunikasi sesama takmir masjid, yang pada akhirnya akan bisa menguatkan organisasi takmir masjid untuk lebih memberdayakan fungsi masjid menjadi masjid yang paripurna. Pemberdayaan fungsi masjid memerlukan waktu yang cukup lama, karena banyak hal yang terjadi di masyarakat dan perlu dicarikan solusinya dan masjid sebagai media untuk memberikan advokasi, pendidikan, penerangan dan juga pembinaan. Karena itu rapat koordinasi akan menjadi kegiatan rutin dari takmir masjid.

Rapat tim Formatur pengurus Forum Komunikasi Takmir Masjid
Secara aklamasi peserta rapat koordinasi dan silaturahmi menyepakati untuk menindaklajuti rapat koordinasi dan shilaturahmi. Sehingga kemudian membentuk “Forum Komunikasi Takmir masjid” dengan susunan pengurus Ketua H. Slamet Syaefudin, Wakil H. Supriyadi, Sekretaris Zulfan Setyanto, Wakil Ikrom, Bendahara Erwin Suwondo, Wakil Zaenal Mustaqim.

1/14/2022

Tanda-Tanda Orang Beriman - Khubah Jum'at

Mendengar kata jihad, kebanyakan orang merasa miris, takut dan khawatir. Mereka beranggapan jihad adalah p*rang, sehingga kata itu banyak orang yang menjadi sinis dan menjauh.

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ، وَأَفْهَمَنَا مِنْ عُلُوْمِ الدِّيْنِ وَاْلعَقِيْدَةِ، وَبَيَّنَ لَنَا وَأَرْشَدَنَا اْلأَخْلَاقَ الْكَرِيْمَةَ وَاْلأَعْمَالَ الصَّالِحَةَ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنٰفِقِيْنَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْۗ وَمَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ. فَلَا تُطِعِ الْكٰفِرِيْنَ وَجَاهِدْهُمْ بِهٖ جِهَادًا كَبِيْرًا. وَمَنْ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهٖ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ 

 

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah 

 

Pertama dan yang paling utama khatib senantiasa berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada jamaah sekalian, marilah kita bersama-sama berupaya untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala, yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan sekaligus kita berupaya untuk menjauhi, menghindari apa yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa mendapat petunjuk dari Allah sehingga kita akan menjadi orang yang selamat fiddini waddunya wal akhirat, amin Allahumma amin. 

 

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah 

 

Dalam buku Ensiklopedia Pengetahuan Alquran dan Hadist, merangkum ayat-ayat dalam Alquran yang menerangkan tentang ciri-ciri orang yang beriman ada lima . 1) taat, 2) jihad, 3 hijrah, 4) memberi pertolonga dan kedamaian, 5) mengakui kebenaran Alquran. Pada kesempatan khutbah ini, khatib akan menyampaikan tentang jihad. Kata jihad disebutkan di dalam Alquran surat Al Anfal ayat 74:

 وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالَّذِيْنَ اٰوَوْا وَّنَصَرُوْٓا اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ 

 

“ Orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, serta orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang Muhajirin), mereka itulah orang-orang mukmin yang sebenarnya. Bagi mereka ampunan (yang besar) dan rezeki yang mulia. 

 

Kata jihad merupakan salah satu dari sekian banyak kata dalam bahasa Arab yang kadang disalahartikan atau disalahpahami. Jihad berasal dari jahada yang berarti bersungguh-sungguh atau usaha keras. Dari kata ini selanjutnya ada tiga kata jadian yang maknanya sering dipisahkan dan seakan tidak memiliki kaitan. Tiga kata tersebut adalah 1) jihad, 2) mujahadah, 3) ijtihad

 

Kata jihad sering dipahami secara terburu-buru sebagai sungguh-sungguh dengan otot, sehingga sering diartikan dengan perang fisik. Mujahadah berarti sungguh-sungguh dengan hati sehingga sering dipakai oleh para sufi . Adapun ijtihad diartikan sungguh-sungguh dengan pikiran. Orang yang melakukan ijtihad disebut mujahid. Orang yang melakukan mujahadah disebut salik atau sufi yaitu orang yang menempuh jalan. Orang yang melakukan ijtihad disebut mujtahid

 

Dari kata jahada, jihad, mujahadah dan ijtihad memang dapat dibedakan, tetapi ketiganya memiliki makna integral dan tidak dapat dipisahkan. Sebab otot hati dan pikiran adalah tiga hal yang membentuk kepribadian manusia secara sempurna, karena itu mendifinisikan jihad dengan perang fisik semata sangatlah tidak tepat; Kekurangtepatan jihad diartikan dengan p*rang fisik tampak jelas ketika nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam pulang dari P*rang Badar dan bersabda: 

 رجعت من الجهاد الأصغار الى الجهاد الأكبار فقيل وما جهاد الأكبار يارسول الله؟ فقال الجهاد النفس 

“Kita kembali dari jihad kecil menuju jihad besar. Lalu sahabat bertanya, “Apakah jihad akbar (yang lebih besar) itu wahai Rasulullah? Rasul menjawab, “jihad (memerangi) hawa nafsu.”. (HR, hadis riwayat Baihaqi. 

 

Yang dimaksud dengan perang kecil dalam sabdanya itu adalah P*rang Badar, yang untuk ukuran perang fisik pada waktu itu sangat besar. Sedangkan yang dimaksud p*rang besar adalah memerangi hawa nafsu. Memerangi hawa nafsu jelas bukan p*rang fisik tetapi memerangi nafsu itu sendiri. Memerangi nafsu sendiri bukan berarti bunuh diri misalnya dengan menembak atau menggantung diri. Memerangi diri justru dengan membangun kesadaran diri melalui proses mujahadah. Dalam Alquran kata jahada yang derivasinya disebut sebanyak 41 kali dari penyebutan sebanyak itu pengungkapan jihad sebagai perang melawan orang kafir QS At Tahrim 9, Al-Furqon 52 lebih sedikit dibanding dengan jihad dalam pengertian seperti jihad dengan pikiran dan jihad melawan hawa nafsu. 

 

Seperti disebutkan arti jihad pada hakekatnya adalah memerangi diri sendiri seperti yang tersebut dalam Al Quran surat Al Ankabut ayat 6. Alquran menegaskan demikian karena tidak sedikit di antara kita yang kalah dan tidak berhasil dalam membentuk nafsu kedirian kita. Jihad karenanya menjadi sebuah kewajiban. Kewajiban jihad itu meliputi pembelaan terhadap kebebasan beragama, Alquran surat Al Hajj ayat 39-41, membela diri Alquran surat Albaqarah ayat 190 dan membela orang-orang yang tertindas yang membutuhkan pertolongan surat Annisa’ ayat 75. 

 

Selain itu jihad juga dapat menjadi tolak ukur untuk menguji tinggi rendahnya keimanan dan komitmen seseorang Alquran surat Muhammad ayat 31, Ali Imran ayat 142, dengan jihad bisa dibedakan mana yang benar-benar sabar dan beriman dan mana yang tidak. Alquran berkali-kali menegaskan bahwa jihad bisa dilakukan dengan berbagai cara namun Intinya bisa dengan jiwa dan harta surat Al Imron ayat 142 Al Anfal ayat 72 Taubat 88 dan lainnya karenanya kedudukannya yang penting itu Alquran juga menjelaskan posisi jihad sejajar dengan iman kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan sebagainya jelas bahwa jihad tidak identik dengan perang yang karenanya pula jihad tidak dapat berarti menghalalkan segala bentuk perilakunya memiliki kelebihan dibanding mereka yang tidak melakukannya.

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

12/16/2021

Penyerahan Penghargaan Peserta Lomba K3M, Bersama dengan MUSDA MUI dan Rakor DMI

Semua umat Islam membutuhkan tempat ibadah, sehingga dimana ada masyarakat muslim disitu akan dibangun tempat ibadah. Namun keberadaan tempat ibadah masih banyak yang belum mendapat perhatian dalam pengelolaannya. Karena itu ada suatu model pembinaan dan pelaksanaan manajemen takmir masjid secara langsung dilaksanakan, hal ini dalam kegiatan lomba K3M (Kebersihan, Keindahan dan Kemakmuran Masjid). Kabupaten Wonosobo mempunyai trik dalam upaya untuk memberi pembekalan kepada takmir masjid untuk mengelola dan memberdayakan fungsi masjid, pelaksanaan lomba K3M di didukung oleh Pemkab. Wonosobo, Kantor Kementerian Agama, DMI, MUI IPHI dan ICMI adalah menjadi model baru dalam upaya pemberdayaan fungsi masjid.
Wakil Bupati Wonosobo H Muhammad Albar mennyerahkan hadiah pada juara I lomba K3M

 

Pelaksanaan lomba yang pada tanggal 22 sampai 30 November 2021 yang diikuti oleh 14 masjid dari 15 kecamatan se wilayah kabupaten. 

 

  1. Masjid Al Huda Sudagaran Kelurahan Wonosobo Timur Kecamatan Wonosobo 
  2. Masjid Al Fatah Dusun Kurahan, Desa Sudungdewo Kecamatan Kertek 
  3. Masjid Al Mannan Desa Kebrengan Kecamatan Mojotengah 
  4. Masjid Al Huda Desa Simbang Kecamatan Kalikajar 
  5. Masjid Baiturrohman Desa Menjer Kecamatan Garung 
  6. Masjid Al Karomah Dusun Jujugan, Desa Karangsambung Kecamatan Kalibawang 
  7. Masjid Baiturrohman Dusun Semampir, Desa Plodongan Kecamatan Sukoharjo 
  8. Masjid Al Miftah Dusun Goberan, Desa Kaliwuluh Kecamatan Kepil 
  9. Masjid Al Hidayah Dusun Tracap Desa Tracap Kecamatan Kaliwiro 
  10. Masjid Baitul Majid Dusun Semawung Desa Kaligowong Kecamatan Wadaslintang 
  11. Masjid Al Muttaqin Dusun Gataksari, Desa Serang Kecamatan Kejajar 
  12.  Masjid Hidayatullah Dusun Welahan, Desa Wonoroto Kecamatan Watumalang 
  13. Masjid Al Muttaqin Dusun Gendol, Desa Pacarmulya Kecamatan Leksono 
  14. Masjid Attaqwa Desa Kalierang Kecamatan Selomerto 
Dari empat belas masjid telah diperoleh peserta dengan skor nilai tertinggi yang selanjutnya diambil peringkat satu sampai enam. Juara I Masjid Al Huda Sudagaran Wonosobo Timur Kecamatan Wonosobo, juara II Masjid Al Fatah Kurahan Sudungdewo Kertek, juara III Masjid Al Mannan Kebrengan Kecamatan Mojotengah, juara harapan I Masjid Al Huda Simbang Kecamatan Kalikajar, juara harapan II Masjid Baiturrohman Menjer Kecamatan Garung, juara harapan III Masjid Al Karomah Jujugan Kecamatan Kalibawang.
Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji menyampaikan hadiah pada juara II lomba K3M

 

Wakil Bupati Wonosobo H. Muhammad Albar menyerahkan piala, piagam penghargaan dan uang pembinaan kepada para juara, disusul Ketua MUI Jawa Tengah KH Ahmad Darodji, Sekretaris PW DMI Jateng H. Multazam Ahmad dan para pejabat Pemkab Wonosobo Ketua Kajari, Kapolres, Ketua PA. Pengumuman dan Penyerahan hadiah lomba dilaksanakan pada Rabu 15 Desember 2021 di Pendopo Kabupaten.

Sekretaris PW DMI Provinsi Jateng H Multazam Ahmad menyampaikan hadiah pada juara III lomba K3M

 

Setelah kegiatan penyerahan pengumuman kejuaraan dan penyerahan hadiah masing-masing lembaga keagamaan menyelenggarakan kegiatan yang berbeda. MUI kabupaten menyelenggarakan MUSDA dan DMI menyelenggarakan kegiatan rapat koordinasi dan konsolidasi pengurus PD DMI Kabupaten, PC DMI Kecamatan dan takmir masjid peserta lomba. Kegiatan dihadiri sekretaris PW DMI Provinsi Jawa Tengah H Multazam Ahmad di Pendopo Wakil Bupati. Dalam pembinaannya menyampaikan bahwa setiap masjid agar mempunyai status yang legal, tentang sertifikat tanah wakaf, hal ini karena sering terjadi kasus ahli waris yang menuntut kepemilikan tanah wakaf sebagai milik pribadi selaku ahli waris. Beliau mengingatkan tentang pernyataan bupati Kholiq Arif pada saat itu akan memfasilitasi sertifikas tanah wakaf tempat ibadah. Masih dalam materi pembinaannya beliau mengapresiasi kegiatan lomba sebagai kegiatan positif agar terus dilanjutkan sehingga para takmir masjid akan lebih berinovasi dalam upaya melakukan pengembangan fungsi masjid. Demikian pula takmir hendaknya memperhatikan tenaga teknis, seperti imam, muadzin, petugas kebersihan agar diberikani intensif yang memadai. Sebelumnya ketua PD DMI Kabupaten H Tarjo  menyampaikan bahwa pada tahun depan model lomba berbeda. Mulai bulan April mengajukan masjid yang akan dibina. Pada pertengahan tahun akan ditinjaun ulang, dan pada akhir tahun dilaksanakan evaluasi (lomba).

Kiri H Multazam Ahmad Sekretaris PW DMI Jateng bersama H Tarjo Ketua PD DMI Kabupaten.

12/11/2021

Musibah dan Perenungan - Khutbah Jum'at

Pandemi Covid-19 belum tuntas, pada bulan ini dibeberapa daerah terjadi musibah bencana alam. Banjir dan tanah longsor, pohon tumbang dan luapan lahar panas gunung Semeru di Jawa Timur. Sungguh hal ini menambah derita dan malapetaka.

 

 اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْأَخْلاَقَ مِنَ الدِّيْنِ، وأَعْلَى بِهَا شَأْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ: اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْن وَقالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى: وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ 

 

Kaum muslimin jemaah shalat Jum’at Rahimakumullah. 

 

Pertama dan yang paling utama khatib berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada jamaah sekalian, marilah bersama-sama kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan sekaligus kita berupaya untuk menjauhi semua larangan Allah. Mudah-mudahan kita sekalian senantiasa diberikan taufik, hidayah, inayah untuk bisa mengikuti jejak, langkah dan keteladanan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya sehingga kita menjadi orang yang beruntung sejak hidup di dunia sampai besok di yaumil qiyamah, amin. 

 

Kaum muslimin jamaah shalat Jum’at Rahimakumullah. 

 

Akhir-akhir ini ada berita yang menyedihkan, yaitu dengan adanya perstiwa alam, gunung Semeru di wilayah Jawa Timur yang mengalami erupsi dengan memuntahkan awan panas pada Sabtu 4 Desember 2021 aliran panas itu mengarah ke Kabupaten Lumajang dan sekitarnya menerjang pemukiman warga. Setiap musibah pasti membawa derita dan malapetaka bagi manusia. Berdasarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai hari yang ke-5, Kamis 9 Desember 2021 korban yang meninggal sebanyak 43 orang, luka-luka 104 orang, 32 orang mengalami luka berat dan 82 orang lainnya luka sedang. 

 

Sementara data perkembangan Covid 19 di Indonesia menurut Kantor Berita Antara sampai saat ini yang terkonfirmasi sebanyak 4.258.780, sembuh 4.109.364 meninggal 143.918 orang. Jawa Tengah yang dirawat 1.303 terkonfirmasi 486.567 sembuh 455.027 orang meninggal 30. 237 orang. Dimana Covid-19 yang menjalar ke Indonesia pada bulan Februari 2020, mencapai puncak pada bulan Juli 2021 karena ada varian baru virus delta dan akhir-akhir ini di negara tetangga sudah ada varian baru omicron, karena itu sekalipun Wonosobo sudah pada level 2 namun hendaknya tetap waspada dan berhati-hati. 

 

Dengan musibah dan bencana yang melanda dunia termasuk negara Indonesia, hal ini menunjukkan kekuasaan Allah yang tidak bisa dilawan oleh manusia. Sekuat apapun, sepintar apapun manusia tidak ada bandingannya dengan kekuasaan dan ilmu Allah. Oleh karena itu dengan kondisi musibah yang datang silih berganti semuanya adalah merupakan Sunatullah karena itu sebaik-baik orang yang beriman adalah untuk selalu menyiapkan diri dengan iman dan takwa kepada Allah. 

 

Iman meyakini keberadaan Allah dengan sepenuh hati, bahwa Allah yang telah menciptakan manusia, Allah memberikan perlindungan kepada manusia, Allah yang memberikan kecukupan kepada manusia, Allah yang menyediakan segala yang dibutuhkan manusia, Allah tempat kita bergantung, maka kepada siapa manusia harus menyembah kalau bukan kepada Allah. 

 

Maka bulatkanlah keimanan kepada Allah subhanahu wa ta'ala, bila manusia masih mengingkari terhadap kekuasaan Allah maka dia termasuk orang yang tidak bersyukur. Orang yang tidak syukur akan mendekatkan diri kepada kekufuran. Dosa apa lagi yang akan dilakukan, musibah apa pula yang akan didatangkan Allah. 

 

Karena itu dengan berbagai macam ujian dan bencana yang telah Allah tunjukkan, marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah. Kita bersiap-siap, karena ajal selalu mengintai kehidupan manusia, bila ajal menemui orang yang dalam kondisi sedang melaksanakan ibadah kepada Allah maka dia akan termasuk dalam kategori husnul khotimah. Sebaliknya ketika dia manusia menemukan ajalnya ketika sedang melaksanakan perbuatan maksiat, apalagi sampai melakukan perbuatan kekufuran maka akhir hayatnya itu adalah suul khotimah. 

 

Karena itu hendaknya setiap diri senantiasa ingat kepada Allah, sehingga bila musibah datang sewaktu-waktu, manusia akan selalu dalam kondisi iman dan taqwa kepada Allah. Ingatlah bahwa Allah pernah merasa berfirman:

 

 وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ ٣٤ 

 

“Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Jika ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak dapat (pula) meminta percepatan. (QS.Al A’rof: 34) 

 

Dalam KBBI V ajal berarti batas hidup yang telah ditentukan Allah, saat mati, batas waktu tertentu berlakunya sesuatu. Maka ketika ajal telah tiba maka berakhirlah hidup di alam dunia dan akan berganti masuk ke alam barzah. Entah sampai berapa tahun berada di alam barzah sampai datangnya hari qiayamat, yaitu hari hancur leburnya alam semesta dan berganti dengan alam yang baru. 

 

Di alam baru atau yang dikenal dengan alam akhirat manusia akan mendapatkan pangadilan Allah. Tidak ada kebaikan yang terlupakan untuk mendapatkan balasan, walaupun sebesar atom seberat kapas yang berterbangan. Demikian pula tidak ada setiap keburukan yang dilakukan juga akan mendapatkan balasan, berupa siksa. Di alam barzah manusia masih bisa mengharapkan bantuan, untuk mendapat keringanan dari siksa kubur sebagimana sabda rasul:

 

 إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ 

 

“Apabila manusia meninggal, maka terputuslah seluruh amalnya, kecuali 3 perkara, yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak yang salih yang mendoakan kepada kedua orang tuanya. (HR. Muslim) 

 

Di alam akhirat orang hanya mengandalkan perbuatan selama hidup di dunia, tidak ada teman dan saudara kecuali amalnya. Maka di alam akhirat anak akan lupa kepada orang tua dan orang tua lupa kepada anaknya.

 

 فَاِذَا جَاۤءَتِ الصَّاۤخَّةُ ۖ ٣٣ يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ ٣٤ وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ ٣٥ وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيْهِۗ ٣٦ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ ٣٧ 

 

 “Maka, apabila datang suara yang memekakkan (dari tiupan sangkakala), pada hari itu manusia lari dari saudaranya, (dari) ibu dan bapaknya serta (dari) istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. (QS. Abasa: 33-37)

 

 مَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ ضَلَّ فَاِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَاۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِيْنَ حَتّٰى نَبْعَثَ رَسُوْلًا ١٥ 

 

“Siapa yang mendapat petunjuk, sesungguhnya ia mendapat petunjuk itu hanya untuk dirinya. Siapa yang tersesat, sesungguhnya (akibat) kesesatannya itu hanya akan menimpa dirinya. Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kami tidak akan menyiksa (seseorang) hingga Kami mengutus seorang rasul”. (QS. Al Isro’: 15)

 

 وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰى ۗوَاِنْ تَدْعُ مُثْقَلَةٌ اِلٰى حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَيْءٌ وَّلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۗ اِنَّمَا تُنْذِرُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ ۗوَمَنْ تَزَكّٰى فَاِنَّمَا يَتَزَكّٰى لِنَفْسِهٖ ۗوَاِلَى اللّٰهِ الْمَصِيْرُ ١٨

 

 “Orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Jika seseorang yang (dibebani dengan) dosa yang berat (lalu) memanggil (orang lain) untuk memikul bebannya itu tidak akan dipikulkan sedikit pun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat engkau beri peringatan632) hanya orang-orang yang takut kepada Tuhannya (sekalipun) tidak melihat-Nya dan mereka yang menegakkan salat. Siapa yang menyucikan dirinya sesungguhnya menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Hanya kepada Allah tempat kembali. (QS. Al Fathir: 18)

 

 وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا 

 

“Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kauketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya”. (QS. Al Isro’: 36)

 

 

أَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ , اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ ١ وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ ٢ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا ࣖ ٣وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

11/30/2021

Perjalanan Panjang Pembinaan Manajemen Masjid Tingkat Kabupaten Wonosobo

Puncak kegiatan pembinaan manajemen masjid tingkat Kabupaten Wonosobo dalam bentuk kegiatan lomba Kebersihan Keindahan dan Kemakmuran Masjid (K3M) ke-12 tahun 2021 yang telah dilaksanakan pada tanggal 22 sampai tanggal 30 November 2021. Kegiatan lomba yang diikuti oleh 14 masjid dari 15 kecamatan se- Kabupaten Wonosobo.
Sekcam. Kepil Misro, S. Sos, MM sedang memberikan sambutan pada acara pembukaan.
Kegiatan lomba K3M ke-12 merupakan puncak kegiatan pembinaan manajemen masjid, dimana sebelumnya telah diselenggarakan kegiatan Bimtek manajemen takmir masjid yang diikuti 450 takmir masjid se- Kabupaten Wonosobo. Untuk kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pembinaan di tingkat kecamatan. Dari pembinaan terpilihlah satu masjid yang merupakan masjid binaan tingkat kecamatan untuk mengikuti kegiatan lomba K3M tingkat Kabupaten.
Ketua Rombongan Tim Penilai lomba K3M H. Isnanto, S.Pd. MM

Kegiatan lomba K3M merupakan kegiatan terpadu yang diselenggarakan oleh kecamatan, KUA, Lembaga Keagamaan yang meliputi DMI, MUI, IPHI, ICMI kecamatan, dan juga melibatkan Koramil dan Polsek, UPTD terkait di wilayah kecamatan. Sehingga proses kegiatan lomba benar-benar dapat mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan umat beragama dalam rangka untuk mewujudkan masjid yang ideal yaitu masjid yang tertata dalam bidang administrasi dan leadhership, terawat dari segi fisik bangunannya dan sarana penunjangnya, masjid yang makmur dengan berbagai macam kegiatan. 

 

Jadi Masjid yang telah dibangun bukan hanya digunakan sebagai tempat untuk bersujud saja, tetapi masjid digunakan dengan berbagai macam kegiatan seperti, pelayanan, konsultasi, menghimpun dana dan menyalurkan dana umat, sebagai tempat bermusyawarah dan sebagai tempat untuk pengkaderan generasi muslim. Karena itu fungsi masjid yang begitu besar ini hendaknya dikelola secara bersama-sama oleh takmir masjid dan merekalah sebagai pelayan dari kebutuhan umat beragama.

Bukti partisipasi kegiatan lomba K3M dari berbagai golongan dan profesi
Dari peserta lomba K3M mengharapkan memperoleh kejuaraan untuk menjadi standar pembinaan masjid di wilayah kecamatan. Hal ini ini tidak lepas dari daya upaya dan kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus dalam rangka menyambut pelaksanaan penilaian lomba. Sehingga dengan pengorbanan dan perjuangan yang telah mereka lakukan memperoleh predikat sebagai juara. Disamping itu ada juga takmir masjid yang tidak terlalu berharap dengan kejuaraan, mereka lebih mengutamakan pada pembinaan untuk memperoleh kemajuan pada masa yang akan datang. Sehingga bila masjid yang telah diikutkan dalam kegiatan lomba itu mendapatkan kejuaraan, hal ini semata-mata karena efek dari usaha dan ikhtiar yang telah mereka lakukan.
Prosesi penilaian oleh tim juri
Kejuaraan bukanlah menjadi prioritas dan tujuan, tetapi yang lebih penting adalah setelah kegiatan lomba, masjid mengalami peningkatan dalam segala hal. Sehingga masjid benar-benar menjadi bangunan yang dicintai oleh jamaah dan jamaah benar-benar merasakan manfaat daripada kehadiran tempat ibadah. Masyarakat tidak segan-segan untuk memberikan kontribusi bagi kegiatan masjid. Semoga dengan lomba K3M masjid akan terjaga kebersihan, keindahan dan terwujud inovasi dan kreasi takmir untuk memakmurkan masjid.

Hasad yang Diperbolehkan, Iri untuk mengikuti

Allah telah menentukan petunjuk hidup bagi manusia ke jalan yang benar yaitu jalan yang diridhoi-Nya. Semua petunjuk Allah akan mengarahkan manusia pada perilaku dan akhlak yang terpuji, demikian pula Allah memberikan peringatan tentang sifat dan perbuatan yang tidak buruk, baik bagi diri sendiri atau orang lain.
Hasad seperti api yang membakar kayu

 

Pada dasarnya setiap perbuatan baik akan menjadi baik dan perbuatan buruk juga menjadi buruk. Namun ada suatu perbuatan buruk, tetapi diperbolehkan dan akan mendatangkan kebaikan. Salah satunya adalah sifat hasad atau iri. 

 

Hasad adalah sifat tercela yang ada pada diri manusia, bahkan sejak manusia diciptakan sudah mempunyai sifat hasad. Dengan hasad, orang akan sibuk menghilangkan kenikmatan yang ada pada orang lain. Dari sifat hasad tersebut, orang yang tidak suka orang lain mendapatkan kenikmatan, kebaikan dan kebahagiaan. Karena itu dia merasa iri dengan kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah kepada seseorang. 

 

Kenikmatan dan anugerah yang dimiliki orang lain bisa berupa harta, pangkat dan jabatan atau kenikmatan- kenikmatan lainnya. Karena itu orang yang mempunyai sifat hasad akan sibuk memikirkan, bagaimana kenikmatan yang dimiliki seseorang itu hilang, sehingga berupaya sekuat tenaga melakukan kegiatan atau perbuatan- perbuatan yang tercela. Misalnya dengan melakukan perbuatan fitnah, adu domba. Sungguh dahsyatnya sifat hasad itu sehingga Rasulullah Muhammad SAW mengibaratkan seperti api yang membakar kayu sehingga semakin lama kayu akan kehilangan bentuk bahkan akan sirna. 

 

 Hasad tetapi diperbolehkan 

 

Hasad adalah sifat yang berbahaya dan membahayakan, baik bagi orang lain atau pendengki itu sendiri. Sifat dan akhlak yang tidak terpuji yang semakin lama tertanam pada seseorang akan semakin memperkeruh hati dan fikirannya. Setiap perbuatan akan selalu mengarahkan pada perbuatan yang tidak baik. Bisa jadi pendengki akan mendapatkan kenikmatan, namun sesungguhnya kenikmatan itu hanya sesaat bahkan bisa jadi antara kepuasan dengan penderitaan justru lebih banyak penderitaannya. 

 

Karena perlu diketahui bahwa dunia itu sifatnya fana dan sifat manusia juga bisa berubah, teman yang tidak baik bisa jadi suatu saat akan menjadi baik, musuh suatu saat akan menjadi teman. Teman kadang bisa menjadi saudara dan saudara kadang menjadi teman atau yang lebih buruk seperti musuh. Sebaik-baik orang adalah yang senantiasa berpegang pada Sunnatullah yang bersifat mutlak petunjuk pada jalan kebenaran dan kebaikan. 

 

Dari sifat hasad yang pada dasarnya tidak baik tetapi ternyata diperbolehkan dan bisa mendatangkan kebaikan, bagi diri sendiri dan orang lain. Sifat hasad tersebut adalah: 

 

1. Terhadap orang yang suka berderma dan orang yang mengamalkan ilmunya.

 

 لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا 

 

"Tidak boleh mendengki kecuali terhadap dua hal; (terhadap) seorang yang Allah berikan harta lalu dia pergunakan harta tersebut di jalan kebenaran dan seseorang yang Allah berikan hikmah lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain".(HR. Buchari: 71) 

 

2. Terhadap orang yang gemar membaca Alquran dan menginfakkan hartanya.

 

 لَا حَسَدَ إِلَّا عَلَى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَقَامَ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَرَجُلٌ أَعْطَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يَتَصَدَّقُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ 

 

"Tidak diperbolehkan hasad kecuali pada dua hal, yaitu; Seorang yang diberi karunia Alquran oleh Allah sehingga ia membacanya (shalat dengannya) di pertengahan malam dan siang. Dan seseorang yang diberi karunia harta oleh, sehingga ia menginfakkannya pada malam dan siang hari." (Buchari: 4637) 

 

3. Terhadap orang yang selalu menjaga hafalan Alquran dan gemar berinfaq.

 

 لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُومُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ 

 

"Tidak boleh dengki kecuali pada dua hal. (Pertama) kepada seorang yang telah diberi Allah (hafalan) Alquran, sehingga ia membacanya siang dan malam. (Kedua) kepada seorang yang dikaruniakan Allah harta kekayaan, lalu dibelanjakannya harta itu siang dan malam (di jalan Allah), " 

 

Dari hadits-hadits tersebut menginfaqkan harta selalu menyertai setiap perbuatan, hal ini menandakan bahwa iman itu harus diikuti dengan amal shalih. Dalam Alquran surat Al Asr Allah memberikan petunjuk, bahwa agar tidak menjadi orang yang merugi maka jadilah orang yang beriman, beramal shalih dan selalu berwasiat untuk melaksanakan perbuatan yang haq dan berbuat sabar.

11/26/2021

Efektifitas Pemberdayaan Fungsi Masjid dengan kegiatan Lomba K3M

Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Wonosobo bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten, Kantor Kementerian Agama dan Lembaga Keagamaan yaitu IPHI, MUI, ICMI secara terpadu menyelenggarakan kegiatan pembinaan manajemen masjid yang dikemas dengan kegiatan lomba Kebersihan Keindahan dan Kemakmuran Masjid (K3M) ke-12 tahun 2021.
Kegiatan lomba dilaksanakan pada tanggal 22 sampai 30 November 2021 yang diikuti oleh masjid di 15 kecamatan se-kabupaten Wonosobo. Namun karena terjadi kendala teknis maka hanya diikuti 14 masjid.

Kegiatan lomba merupakan media yang efektif untuk melaksanakan kegiatan pembinaan manajemen takmir masjid. Ada beberapa alasan yang menjadikan kegiatan ini efektif : 

 

  1. Takmir masjid akan mempelajari dan mempraktekkan kegiatan pembinaan masjid secara langsung yang meliputi bidang idaroh, imaroh dan riayah. 
  2. Kegiatan lomba dilaksanakan secara terpadu oleh pemerintah kecamatan, KUA, desa/ kelurahan, takmir masjid dan lembaga keagamaan yang terkait seperti DMI, MUI, ICMI, IPHI. 
  3. Dengan pembelajaran langsung kepada masyarakat atau jamaah masjid, maka masyarakat akan semakin paham tentang fungsi masjid, di mana masjid yang sudah dibangun dengan mengerahkan daya upaya sehingga menjadi bangunan yang megah dan indah. Ternyata membutuhkan perawatan dan juga upaya untuk mengisi kegiatan sebagai upaya untuk memakmurkan masjid dengan berbagai macam kegiatan. 

 

Masjid  merupakan salah satu bangunan tempat ibadah bagi umat Islam, sehingga umat Islam sangat berkepentingan terhadap keberadaan masjid. Karena itu dengan keberadaan masjid, jamaah akan merasa bangga tenang dan aman dalam melaksanakan ibadah di masjid. Dengan pelayanan dari takmir masjid kepada jamaah akan menjadikan jamaah semakin senang untuk memakmurkan masjid. Dengan rasa senang itulah, akhirnya masyarakat pun tidak segan-segan untuk memberikan kontribusi guna memakmurkan masjid. 

 

Dalam perjalanan kegiatan lomba K3M terdapat berbagai macam evaluasi yang telah dilakukan oleh para anggota tim juri di antaranya: 

 

Bidang idaroh: 

 

  1. Pada umumnya kegiatan dokumentasi tidak dilaksanakan, sehingga kegiatan yang sudah terlaksana tidak dapat didokumentasikan sehingga tidak dapat memberikan pembelajaran kepada generasi selanjutnya. 
  2. Masjid yang sudah dibangun dengan pengerahan daya upaya ternyata tidak ada ada perencanaan untuk kegiatan masjid baik itu jangka pendek, sedang, menengah dan jangka Panjang. 
  3.  Kegiatan masjid hanya mengikuti naluri dari beberapa pengurus, sehingga keberadaan masjid tidak terdokumentasi, tidak ada arsip, catatan kegiatan yang sudah dilaksanakan. 
  4. Status bangunan yang belum bersertifikat, kadang menggunakan tanah bengkok, tidak ada IMB. 
  5. Fungsi masjid yang sangat banyak, sehingga tidak mungkin dikelola oleh satu atau dua orang saja, karena bila pengelolaan terfokus pada satu atau beberapa orang, maka fungsi masjid akan menjadi sempit bahkan hanya digunakan sebagai tempat shalat. 

 

Bidang riayah yaitu perawatan masjid. 

 

Masjid akan tertap indah, gagah, megah bila selalu diadakan perawatan, meliputi ruang utama masjid dan sarana penunjang lainnya. Perawatan meliputi kebersihan, kerapian, keindahan. Bila terjadi kebocoran maka agar segera diperbaiki, bila catnya sudah kusam agar segera di adakan pengecatan, bila pada beberapa tempat rusak dan tidak sesuai dengan kebutuhan jamaah, maka kemudian diadakan perbaikan. Seperti tempat wudhu yang tidak ada ada pembatas antara laki-laki dan perempuan agar diberi pembatas. Bila tempat berwudhu bagi wanita dan toilet yang tidak ada pintunya agar diberi pintu. Kemudian aspek untuk menjaga kebersihan seperti penyediaan tempat sampah, sekaligus diadakan pemilahan antara sampah yang organik dan yang non organic dan pembuangan limbah, kotoran tidak dibuang ke sungai tetapi di masukkan ke dalam sapiteng. 

 

Bidang imaroh 

 

Bagaimana masjid yang sudah dibangun dengan megah itu diisi dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Kegiatan yang paling utama adalah kegiatan shalat berjamaah, sebagaimana bahwa masjid sebagai tempat untuk bersujud. Ketika masjid dibangun untuk tempat bersujud, maka bagaimana agar diselenggarakan gerakan salat berjamaah sehingga dengan kegiatan shalat berjamaah menambah kesemarakan dan kemakmuran masjid. Gerakan shalat berjamaah, khususnya pada shalat subuh dilanjutkan dengan kegiatan kuliah subuh dan setelah kegiatan kuliah subuh diikuti dengan kegiatan pelayanan, misalnya mengadakan cek kesehatan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan silaturahmi yaitu dengan kegiatan makan minum Bersama. 

 

Itulah mengapa bawa kegiatan lomba K3M menjadi media yang efektif untuk melaksanakan kegiatan pembinaan manajemen masjid.