12/11/2021

Musibah dan Perenungan - Khutbah Jum'at

Pandemi Covid-19 belum tuntas, pada bulan ini dibeberapa daerah terjadi musibah bencana alam. Banjir dan tanah longsor, pohon tumbang dan luapan lahar panas gunung Semeru di Jawa Timur. Sungguh hal ini menambah derita dan malapetaka.

 

 اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْأَخْلاَقَ مِنَ الدِّيْنِ، وأَعْلَى بِهَا شَأْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ: اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْن وَقالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى: وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ 

 

Kaum muslimin jemaah shalat Jum’at Rahimakumullah. 

 

Pertama dan yang paling utama khatib berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada jamaah sekalian, marilah bersama-sama kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan sekaligus kita berupaya untuk menjauhi semua larangan Allah. Mudah-mudahan kita sekalian senantiasa diberikan taufik, hidayah, inayah untuk bisa mengikuti jejak, langkah dan keteladanan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya sehingga kita menjadi orang yang beruntung sejak hidup di dunia sampai besok di yaumil qiyamah, amin. 

 

Kaum muslimin jamaah shalat Jum’at Rahimakumullah. 

 

Akhir-akhir ini ada berita yang menyedihkan, yaitu dengan adanya perstiwa alam, gunung Semeru di wilayah Jawa Timur yang mengalami erupsi dengan memuntahkan awan panas pada Sabtu 4 Desember 2021 aliran panas itu mengarah ke Kabupaten Lumajang dan sekitarnya menerjang pemukiman warga. Setiap musibah pasti membawa derita dan malapetaka bagi manusia. Berdasarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai hari yang ke-5, Kamis 9 Desember 2021 korban yang meninggal sebanyak 43 orang, luka-luka 104 orang, 32 orang mengalami luka berat dan 82 orang lainnya luka sedang. 

 

Sementara data perkembangan Covid 19 di Indonesia menurut Kantor Berita Antara sampai saat ini yang terkonfirmasi sebanyak 4.258.780, sembuh 4.109.364 meninggal 143.918 orang. Jawa Tengah yang dirawat 1.303 terkonfirmasi 486.567 sembuh 455.027 orang meninggal 30. 237 orang. Dimana Covid-19 yang menjalar ke Indonesia pada bulan Februari 2020, mencapai puncak pada bulan Juli 2021 karena ada varian baru virus delta dan akhir-akhir ini di negara tetangga sudah ada varian baru omicron, karena itu sekalipun Wonosobo sudah pada level 2 namun hendaknya tetap waspada dan berhati-hati. 

 

Dengan musibah dan bencana yang melanda dunia termasuk negara Indonesia, hal ini menunjukkan kekuasaan Allah yang tidak bisa dilawan oleh manusia. Sekuat apapun, sepintar apapun manusia tidak ada bandingannya dengan kekuasaan dan ilmu Allah. Oleh karena itu dengan kondisi musibah yang datang silih berganti semuanya adalah merupakan Sunatullah karena itu sebaik-baik orang yang beriman adalah untuk selalu menyiapkan diri dengan iman dan takwa kepada Allah. 

 

Iman meyakini keberadaan Allah dengan sepenuh hati, bahwa Allah yang telah menciptakan manusia, Allah memberikan perlindungan kepada manusia, Allah yang memberikan kecukupan kepada manusia, Allah yang menyediakan segala yang dibutuhkan manusia, Allah tempat kita bergantung, maka kepada siapa manusia harus menyembah kalau bukan kepada Allah. 

 

Maka bulatkanlah keimanan kepada Allah subhanahu wa ta'ala, bila manusia masih mengingkari terhadap kekuasaan Allah maka dia termasuk orang yang tidak bersyukur. Orang yang tidak syukur akan mendekatkan diri kepada kekufuran. Dosa apa lagi yang akan dilakukan, musibah apa pula yang akan didatangkan Allah. 

 

Karena itu dengan berbagai macam ujian dan bencana yang telah Allah tunjukkan, marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah. Kita bersiap-siap, karena ajal selalu mengintai kehidupan manusia, bila ajal menemui orang yang dalam kondisi sedang melaksanakan ibadah kepada Allah maka dia akan termasuk dalam kategori husnul khotimah. Sebaliknya ketika dia manusia menemukan ajalnya ketika sedang melaksanakan perbuatan maksiat, apalagi sampai melakukan perbuatan kekufuran maka akhir hayatnya itu adalah suul khotimah. 

 

Karena itu hendaknya setiap diri senantiasa ingat kepada Allah, sehingga bila musibah datang sewaktu-waktu, manusia akan selalu dalam kondisi iman dan taqwa kepada Allah. Ingatlah bahwa Allah pernah merasa berfirman:

 

 وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ ٣٤ 

 

“Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Jika ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak dapat (pula) meminta percepatan. (QS.Al A’rof: 34) 

 

Dalam KBBI V ajal berarti batas hidup yang telah ditentukan Allah, saat mati, batas waktu tertentu berlakunya sesuatu. Maka ketika ajal telah tiba maka berakhirlah hidup di alam dunia dan akan berganti masuk ke alam barzah. Entah sampai berapa tahun berada di alam barzah sampai datangnya hari qiayamat, yaitu hari hancur leburnya alam semesta dan berganti dengan alam yang baru. 

 

Di alam baru atau yang dikenal dengan alam akhirat manusia akan mendapatkan pangadilan Allah. Tidak ada kebaikan yang terlupakan untuk mendapatkan balasan, walaupun sebesar atom seberat kapas yang berterbangan. Demikian pula tidak ada setiap keburukan yang dilakukan juga akan mendapatkan balasan, berupa siksa. Di alam barzah manusia masih bisa mengharapkan bantuan, untuk mendapat keringanan dari siksa kubur sebagimana sabda rasul:

 

 إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ 

 

“Apabila manusia meninggal, maka terputuslah seluruh amalnya, kecuali 3 perkara, yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak yang salih yang mendoakan kepada kedua orang tuanya. (HR. Muslim) 

 

Di alam akhirat orang hanya mengandalkan perbuatan selama hidup di dunia, tidak ada teman dan saudara kecuali amalnya. Maka di alam akhirat anak akan lupa kepada orang tua dan orang tua lupa kepada anaknya.

 

 فَاِذَا جَاۤءَتِ الصَّاۤخَّةُ ۖ ٣٣ يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ ٣٤ وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ ٣٥ وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيْهِۗ ٣٦ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ ٣٧ 

 

 “Maka, apabila datang suara yang memekakkan (dari tiupan sangkakala), pada hari itu manusia lari dari saudaranya, (dari) ibu dan bapaknya serta (dari) istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. (QS. Abasa: 33-37)

 

 مَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ ضَلَّ فَاِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَاۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِيْنَ حَتّٰى نَبْعَثَ رَسُوْلًا ١٥ 

 

“Siapa yang mendapat petunjuk, sesungguhnya ia mendapat petunjuk itu hanya untuk dirinya. Siapa yang tersesat, sesungguhnya (akibat) kesesatannya itu hanya akan menimpa dirinya. Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kami tidak akan menyiksa (seseorang) hingga Kami mengutus seorang rasul”. (QS. Al Isro’: 15)

 

 وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰى ۗوَاِنْ تَدْعُ مُثْقَلَةٌ اِلٰى حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَيْءٌ وَّلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۗ اِنَّمَا تُنْذِرُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ ۗوَمَنْ تَزَكّٰى فَاِنَّمَا يَتَزَكّٰى لِنَفْسِهٖ ۗوَاِلَى اللّٰهِ الْمَصِيْرُ ١٨

 

 “Orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Jika seseorang yang (dibebani dengan) dosa yang berat (lalu) memanggil (orang lain) untuk memikul bebannya itu tidak akan dipikulkan sedikit pun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat engkau beri peringatan632) hanya orang-orang yang takut kepada Tuhannya (sekalipun) tidak melihat-Nya dan mereka yang menegakkan salat. Siapa yang menyucikan dirinya sesungguhnya menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Hanya kepada Allah tempat kembali. (QS. Al Fathir: 18)

 

 وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا 

 

“Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kauketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya”. (QS. Al Isro’: 36)

 

 

أَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ , اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ ١ وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ ٢ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا ࣖ ٣وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ