4/20/2020

Bertaqwa Di Mana Pun dan Kapan Pun, Dalam Shalat, Zakat, Puasa, Muamalah.



Allah telah memerintahkan kepada hambanya untuk beriman dan bertaqwa, iman adalah fondasi, dasar suatu keyakinan dan taqwa merupakan wujud dari iman. Perintah ini telah disebutkan dalam Aquran


“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” (QS.3, Ali Imran: 102)


“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu dan Barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, Maka mereka Itulah orang-orang yang beruntung. (QS. 64, Attaghobun: 16)

Dua ayat Alquran yang satu mengatakan bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman dan bertaqawa dengan sebenar-benar taqwa, dan jangan sekali-kali meninggalkan Islam sehingga sampai akhir hayat akan tercatat sebagai orang yang berserah diri (muslim). Dalam menjalankan perintah Allah, menurut kesanggupan, misalnya ketika sehat maka shalat dilaksanakan dengan berdiri, namun bila sakit sehingga tidak mampu untuk berdiri maka jangan dipaksakan untuk menegakkan shalat dengan berdiri, karena bila dengan berdiri memang tidak sanggup. Maka menegakkan shalat bisa dengan duduk atau berbaring.

Kehidupan manusia selalu berputar, kadang mengalami senang, kadang susah, kadang terasa longgar, kadang setiap saat terasa sibuk dan harus efisien memanfaatkan waktu, begitu juga melihat kondisi ekonomi kadang merasa cukup kadang kekurangan. Demikian pula kadang berada dalam komunitas yang ramai, kadang sepi. Karena itu di manakah iman dan taqwa itu akan di tempatkan. Apakah iman dan taqwa disesuaikan dengan situasi dan kondisi? Dalam hal ini Rasululah SAW telah memberikan pelajaran.

اِتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ


"Bertakwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada dan ikutilah setiap keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapuskannya, serta pergauilah manusia dengan akhlak yang baik." (HR. Turmudzi , hadits nomor: 1910)

Dalam hadits yang singkat itu terkandung hikmah yang banyak:
1. Perintah untuk bertaqwa kepada Allah di mana pun dan kapan pun, yaitu melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah. Melaksanakan perintah Allah dengan ikhlas untuk Allah dan mengikuti rasul serta meninggalkan apa yang dilarang atau apa saja yang diharamkan. Misalnya menjalankan apa yang diwajibkan Allah dalam rukun Islam, setelah dua kalimat syahadat lalu melaksanakan shalat, dengan menyempurnakan syarat-syarat, rukun dan kewajiban serta sempurnakan salat itu dengan segala hal yang berkaitan dengan shalat.

Barangsiapa yang tidak memenuhi salah satu syarat salat atau kewajibannya atau rukun-rukunnya, berarti ketakwaannya berkurang, seberapa banyak meninggalkan apa yang diperintahkan. Bertaqwa kepada Allah dalam zakat artinya menghitung semua harta yang wajib dikeluarkan zakatnya untuk dibersihkan, maka orang yang berzakat jiwanya akan menjadi bersih tanpa merasa bakhil, iri, tamak, tanpa merasa berat dan tanpa mengakhirkan. Barangsiapa yang tidak melakukan seperti itu, berarti tidak bertaqwa kepada Allah.

Bertaqwa dalam puasa berarti melaksanakan puasa seperti yang diperintahkan dengan menjauhi segala kesenangan, senggama, dengki, ghibah, adu domba, dan sebagainya yang dapat mengurangi kesempurnaan puasa dan menghilangkan ruh puasa. Karena makna puasa yang hakiki adalah menahan diri dari apa yang diharamkan Allah SWT. Begitu juga bertaqwa dalam kewajiban-kewajiban lainnya, yaitu menjalankannya dengan penuh ketakwaan kepada Allah, melaksanakan perintahnya dengan penuh keikhlasan dan mengikuti rasul-Nya. Begitu juga bertaqwa dalam larangan-larangan-Nya berarti meninggalkan apa saja yang dilarang Allah. Apapun yang dilarang Allah untuk tinggalkan.

2. Tutuplah keburukan dengan kebaikan untuk menghapusnya. Atau jika melakukan perbuatan yang buruk, maka tutuplah keburukan itu dengan kebaikan karena kebaikan dapat menghapus keburukan. Diantara kebaikan setelah keburukan itu adalah bertaubat kepada Allah dari keburukan karena taubat merupakan kebaikan yang paling mulia.


“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”. (QS. 2: Al Baqarah: 222)


“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (QS. 24: Annuur: 31)
Amal shalih dapat menghapuskan dosa yang telah dilakukan seperti sabda rasul bahwa shalat Jum’at hingga Jum’at, puasa Ramadha hingga Ramadhan dapat menghapus dosa yang ada diantara keduanya selagi tidak melakukan dosa besar. Demikian pula antara umrah yang satu dan yang lain menjadi kifarat terhadap dosa (kecil) yang dilakukan antara keduanya.

3. Pergauli manusia dengan akhlaq yang baik.
Dalam kehidupan bermasyarakat, jadilah insan yang dapat bergaul dengan akhlaq dan berbudi pekerti yang baik, bila melihat karya dan perilaku orang lain yang baik, biasakan untuk memuji dan jangan mencela, hendaknya menampakkan muka yang cerah, jujur, berbicara yang baik dan berperilaku dengan akhlaq yang mulia. Akhlaq menjadi simbol sempurnanya iman. Karena Rasulullah diutus oleh Allah adalah untuk menyempurnakan akhlaq. Akhlaq yang baik bisa menghantarkan pelakunya pada jalan yang baik, dicintai manusia dan kelak di hari Qiamat akan diberi pahala yang besar. (Syaikh Muhammad Al Utsaimin, Syarah Riyadhus Shalihin, Darul Falah, Jakarta, 2008: 409-411)



4/16/2020

Menjaga Kebersihan Jasmani dan Rohani sebagai Syarat Terkabulnya Doa



Virus Corona (Covid-19) telah mengajarkan kepada manusia untuk membiasakan hidup bersih, walaupun efek yang ditimbulkan menjadi berbagai macam musibah. Dari suatu yang sama sekali tidak diperkirakan ternyata terjadi, dimana-mana timbul rasa ketakutan dan kekhawatiran. Dari menyebarnya penyakit hingga menimbulkan kematian. Karena memang kadang manusia itu bersikap keterlaluan didalam memanfaatkan potensi alam yang diberikan Allah. Didalam Islam telah digariskan bahwa bersuci yang paling bagus adalah menggunakan air, baru setelah air bisa menggunakan debu atau benda-benda kering yang menyerap kotoran (untuk istinjak).

Bersuci dengan menggunakan selain air tentu ada sebab-sebabnya, sebagaimana Sayid Sabiq dalam Kitab Fiqih Sunnah menyebutkan karena 1) Tidak menemukan air atau ada air tapi tidak mencukupi, 2) Sedang menderita sakit sehingga bila menggunakan air maka sakitnya akan bertambah parah, 3) Jika air sangat dingin dan keras sehingga bisa membahayakan, 4) Air yang berada dekat dengan seseorang tetapi khawatir terhadap keselamatan diri, kehormatan harta, kehilangan teman, terhalang oleh musuh, 5) Air hanya cukup untuk keperluan sehari-hari seperti memasak, makan, minum, 6) Bisa menggunakan air tapi khawatir tidak bisa melaksanakan kewajiban khususnya shalat. Maka disinilah Allah memberikan ruhshah atau keringanan. Hal ini adalah ketentuan syariat yang harus ditempuh. Sehingga bila ternyata ada air dan tidak ada penghalang untuk menggunakan air sebagai sarana bersuci, maka bila menggunakan selain air tidak dibenarkan.

Dengan memperhatikan hasil penelitian bahwa virus tidak suka dengan sesuatu yang bersih, tidak suka dengan detergen, maka dari kebiasaan manusia yang tidak bersih kemudian berupaya untuk menciptakan kebersihan. Sehinga di tempat-tempat pelayanan masyarakat, masjid, sekolah, perkantoran dan tempat-tempat umum disediakan tempat bercuci tangan atau kadang berupa hand saniteser. Ketika kita diingatkan dengan upaya untuk menggalakan hidup bersih, maka tangan yang banyak menjadi perantara sampainya virus lalu dibersihakan.

Disamping menjaga kebersihan adalah merupakan perintah Allah bahwa Allah itu bersih dan menyukai sesuatu yang bersih. Demikian pula dalam semboyan bahwa menjaga kebersihan itu sebagian dari iman. Karena itu orang yang beriman harus mencintai dan melakukan hidup bersih. Dalam suatu waktu Rasulullah pernah bersabda:

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ


" Ketahuilah bahwa didalam tubuh tedapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuh dan apabila segumpal daging itu rusak, maka rusak pula seluruh tubuh, itulah yang dinamakan hati". (HR. Buchari:50)

Dari hadits itu dipahami bahwa bersih itu meliputi bersih jasmani dan ruhani, karena manusia terdiri dari jasad dan hati atau nafs. Dalam diri manusia nafs memegang peran yang sangat penting. Karena hati yang bersih akan menjamin setiap perilaku menjadi bersih dan sehat. Namun bila hatinya kotor maka semuanya akan menjadi gelap. Kotornya hati bisa karena pengaruh hawa nafsu atau karena kebiasaan-kebiasaan buruk yang dilakukan. Sehingga hati yang kotor ini akan merasa jauh kepada Allah. Walaupun sesungguhnya Allah itu dekat namun menurut dirinya Allah itu jauh. Perasaan jauh ini karena dirinya merasakan setiap doa dan permohonannya tidak didengar Allah, merasa hidupnya selalu dalam kondisi susah.

Karena itu sangat penting untuk menjaga kebersihan hati yang nutrisinya adalah senantiasa memperbanyak zikir kepada Allah. Zikir menjadi alternative penyembuhan segala macam penyakit. Termasuk metode penyembuhan sakit dengan zikir, Allah telah memerintahkan di dalam Alquran surat Al Ahzab ayat 41:

" Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya".
Banyak orang yang menaruh harapan dan keyakinan bahwa dengan memperbanyak zikir segala penyakit akan hilang, benarkah demikian. Untuk memberikan jawaban ini tidak bisa lepas dari pengalaman masing-masing individu setelah melakukan zikir. Sebagaimana penulis rasakan sendiri bahwa didalam organ tubuh, yaitu tepatnya jantung yang merupakan organ vital dari manusia mengalami kerusakan, yang karenannya tidak dapat menjalankan fungsinya secara baik, di dalam memompa darah untuk ditransfusikan ke seluruh tubuh. Sehingga yang terjadi badan sangat kurus, cepat lelah, tidak ada gairah, bahkan ketika bangun tidur sekalian badan terasa lemas, emosi mudah memuncak karena tekanan darah yang tidak normal. Belum lagi penyakit-penyakit lain yang sering ikut mendompleng, misalnya flu pilek yang tak kunjung sembuh, sariyawan, sering masuk angin.


" Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran".
Tepat sekali dengan warta dari Rasulullah SAW:

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً

"Aku berada dalam prasangka hamba-Ku, dan Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku, dan jika ia mengingat-Ku dalam perkumpulan, maka Aku mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih baik daripada mereka, jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekatkan diri kepadanya sehasta, dan jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sehasta, Aku mendekatkan diri kepadanya sedepa, jika ia mendatangi-Ku dalam keadaan berjalan, maka Aku mendatanginya dalam keadaan berlari." (HR. Buchari: 6856)

Dengan memperbanyak zikir dan berdo'a memohon pertolongan Allah, insya-Allah akan menjadi muslim yang akan selalu optimis dan bersikap khusnudhan terhadap qodrat, irodat dan keadilan Allah SWT. Hatinya di jauhkan dari sikap apatis, prasangka buruk kepada Allah dan sifat-sifat buruk lainnya. Nampak pada raut mukanya yang sejuk, teduh, optimis.
Dalam kondisi apapun hendaknya selalu mengupayakan kebersihan, bersih lahir dan batin. Bersih lahir sebagai syarat untuk melaksanakan perintah Allah, bersih batin menjadi syarat untuk merasa dekat kepada Allah. Dan sesungguhnya Allah memang dekat sehingga tidak ada pengahalang bagai Allah untuk mewujudkan doa dan harapan dari hamba-Nya.

4/14/2020

Membuat Ramuan Herbal Untuk Kesehatan, Atasi Radang Paru



Banyak cara untuk menjaga kesehatan, salah satu diantaranya adalah dengan mengkonsumsi ramuan herbal. Herbal adalah suatu pengobatan alternative, herbal berarti tumbuhan yang tidak berkayu atau tanaman yang bersifat perdu. Tanaman tersebut dapat digunakan sebagai obat baik sebagian atau seluruh tanamannya ((Putra Winkanda Satria, Sehat tanpa dokter dengan ramuan herbal, Citra Media, Yogyakarta, 2013:1). Ramuan herbal bisa dalam bentuk tincture atau ekstrak cair, kapsul, tablet, kompres, teh, krims dan lainnya (Wijayanti Daru, Sehat dengan pengobatan alami, Venus, Yogyakarta, 2009: 166). Ada lagi dengan model direbus, seperti jamu godok yang mempunyai banyak varian. Presiden Jokowi telah mempratekkan dan membiasakan diri untuk menjaga kebugaran dengan meminum ramuan herbal.

Ramuan herbal kadang terasa tidak enak, pahid, asam, sengir, pengar dan bermacam-macam, demikan pula aromanya yang kadang tidak enak. Tetapi sesungguhnya rasa itu hanyalah di mulut, hanya beberapa saat namun khasiatnya bisa dirasakan sepanjang hari bahkan bisa jadi selama hidup akan mempunyai tubuh yang sehat dan kuat. Pernah ada seoarang wanita desa dia bilang tentang sakit perut, karena ada orang yang mendengar dan kebetuan orang tersebut terbiasa dengan obat-obatan kimia, dengan menyebutkan beberapa macam obat sakit perut. Namun ternyata wanita desa tersebut mengatakan bahwa bila perutnya sakit dia cukup mengambil kunyit lalu diparut, diperas dan diminm sarinya, tidak menunggu berlama-lama perutnya kemudian sembuh.

Inilah bahwa sesungguhnya ramuan herbal itu sudah diperkenalkan nenek moyang sejak zaman dahulu. Para leluhur telah mengajari kepada kita agar bersahabat dengan alam, menjaga dan melestarikan. Digunakan untuk kemaslahatan umat manusia. Pada saat ini dunia sedang sibuk dengan kegiatan untuk memerangi Covid-19. Virus ini menyerang saluran pernafasan, sehingga sebagai langkah antisipasi kita gunakan ramuan untuk mengatasi dan menjaga agar tidak terkena radang paru-paru:

Bahan:
• 1 sendok the kopi murni
• 1 sendok makan tepung irut.
• ½ gelas air panas.
• 1 sendok makan madu.
Caranya:
Kopi dan tepung diseduh dengan air panas, aduk sampai rata lalu campurkan madu. Aduk lagi hingga benar-benar bercampur.
Diminum 3 kali sehari, tiap minum buat ramuan yang baru.


Bahan:
• 5 sendok blimbing manis.
• 2 sendok makan madu murni.
Caranya:
Blimbing diparut lalu diperas untuk diambil airnya. Air perasan dicampur dengan madu lalu diaduk sampai merata.
Pemakaian:
Diminum 2 kali sehari 2 sendok makan (Rahumsyah. AR, MB, Penyembuhan alamiyah dengan pijat urut dan obat kuno, Apollo, Surabaya , Tth: 111-112).

Selamat mencoba, jangan putus asa, tetaplah berusaha, berikhtiar dan tawakal, semoga Allah memberikan yang terbaik untuk kemaslahatan hidup manusia.

4/12/2020

Hidup Sehat Tanpa Obat, suatu kepastian dan pilihan



Ada seorang pasien pada sebuah rumah sakit ternama di Yogyakarta, nampaknya pasien tersebut sudah menjadi pasien tetap. Pasien yang demikian ini karena mempunyai penyakit kronis, sehingga dalam setiap bulan harus kontrol ulang. Cukup lama pasien tersebut menunggu antrian obat, setelah dipanggil oleh petugas, dia menerima obat, apa yang terjadi. Dia berkata “kok obatnya hanya sedikit padahal bulan yang lalu dua kali ini”, dia nampak menggerutu, dia kembali ke loket obat menanyakan pada petugas, dia tidak percaya dengan jumlah obat yang diterima. Petugas hanya bisa menjawab bahwa didalam resep hanya tertulis itu saja.

Dari kisah diatas tergambar bahwa banyak pasien rumah sakit sudah ketergantungan pada obat, sehingga khawatir sakitnya akan kambuh bila obatnya kurang. Padahal dokter memberi resep tentu sudah berdasar pada hasil observasi dan pemeriksaan. Bila pasien sakitnya sudah berkurang maka dosisnya dikurangi, namun bila terjadi komplikasi maka obatnya ditambah kadang jenisnya juga bertambah. Banyak pula pasien rumah sakit berusaha untuk mencari obat yang non medis yaitu dengan herbal. Dr. Zaidul Akbar memberikan konsep hidup sehat dengan menghindari makanan yang berasal dari tepung, minyak, gula pasir, susu. Beda lagi dengan Dewi Hughes yang semula 150 kg bisa turun 75 kg dalam waktu 10 bulan, dengan diet kenyang yang dijalani. Dari kebiasaan makan-makanan yang berkalori tinggi beralih mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan, terbukti selain berat badannya bisa turun juga kesehatannya menjadi meningkat.

Ada seloroh orang yang peduli pada kesehatan, kebetulan dia berat badannya ideal, ada orang yang melakukan konsultasi padanya, bagaimana agar mempunyai berat badan yang ideal, bukankah tubuh yang gemuk itu adalah simbol suatu kemakmuran. Sehingga ketika ada dua orang yang baru turun dari mobil maka sepontan orang akan mengatakan bahwa bosnya adalah yang bertubuh gendut. Inilah sekilas suatu kisah sebelum orang tersebut membahas tentang program kesehatan yang telah dijalankan. Dia masih melanjutkan percakapan, sesungguhnya orang gendut itu ibarat orang kemana-mana membawa minyak dan gula. Bila minyak dan gula berlebihan di dalam tubuh maka tidak efektif dan tidak produktif. Kesehatan semakin menurun demikian pula kinerja, karena cepat lelah dan mengantuk.

Ada suatu pepatah mengatakan bahwa kesehatan itu bukan segala-galanya, tetapi bila tidak sehat segala-galanya tidak berarti. Kebutuhan hidup manusia meliputi sandang, pangan, papan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya, seperti kendaraan, perhiasan, pendidikan, kesehatan, hiburan dan masih ada kebutuhan-kebutuhan lain. Ada kebutuhan yang penting ada yang kurang penting, ada yang mendesak ada yang longgar, namun penempatan kadang yang tumpang tindih, yang tidak terlalu penting dan mendesak lalu didahulukan. Hal ini tidak lepas dari tuntutan dan dorongan hawa nafsu manusia.

Kesehatan adalah salah satu kebutuhan hidup manusia, dengan kondisi sehat maka akan bisa menikmati apapun yang dimiliki, rumah mewah, sofa, dipan, televise, hp, bahkan beraneka macam makanan dan minuman akan dapat dinikmati bila sehat. Bila sakit maka semua menjadi tidak enak, makan minum terasa tidak enak, seandainya merasakan enak namun ada pantangan untuk menyantap makan dan minuman tertentu. Untuk selanjutnya harus ditambah atau diganti dengan berenaka macam obat-obatan. Dapatkah menjadi solusi untuk meraih taraf kesehatan dan kehidupan yang lebih baik? Memang untuk obat-obtan farmasi modern memiliki khasiat yang mengagumkan dan memenuhi kebutuhan untuk kasus-kasus tertentu, namun obat-obatan tersebut mempunyai efek samping, karena kode genetis tubuh manusia tidak dirancang untuk sesuai dengan obat-obatan sintetis buatan manusia (Wijaya Danu, Sehat dengan pengobatan alami, Venus, Yogjakarta, 2009: 6). Manusia berasal dari alam maka disanalah alam menjadi sahabat, sahabat yang baik adalah yang mempunyai kepekaan bila temannya kurang baik. Maka alam telah menyediakan apapun yang menjadi kebutuhan hidup manusia.

Tubuh manusia sangat unik, setiap satu organ tubuh yang sakit maka akan merembet dan dirasakan oleh organ-organ yang lain. Karena itu kondisi organ tubuh manusia yang tidak sehat cara pengobatan dikembalikan kepada alam, karena itu banyak orang yang tertarik untuk menggunakan obat-obatan herbal, disamping harganya murah ternyata bahan-bahannya ada disekitar lingkungan hidup manusia. Pendekatan pengobatan secara holistik, bahwa dalam tubuh manusia mempunyai sistem harmoni yang selalu seimbang. Tidak berfungsinya salah satu organ tubuh manusia akan berpengaruh terhadap anggota tubuh yang lain. Bila anggota tubuh tidak mampu melakukan penyeimbangan kembali seperti keadaan semula, maka akan timbul suatu penyakit.

Penggunaan obat-obatan herbal sebenarnya sudah dikenalkan secara turun-menurun, pada zaman dahulu. Contoh pak tani yang sedang menyabit di sawah ternyata tangannya tergores oleh sabit, terluka dan berdarah. Maka obatnya adalah dengan daun lantoro, dikunyah atau ditumbuk terus ditempelkan pada luka, agar tidak lepas diikat dengan daun alang-alang. Ajaib ternyata lukanya cepat sembuh. Ada orang diare maka mengunyak daun jambu biji menjadi sembuh, anak kecil yang panas maka dikompres dengan daun dadap, perut melilit dengan menyeduh perasan kunyit, tubuh terasa demam maka merebus jahe, pagagan, hipertensi dengan banyak makan mentimun dan sebagainya. Inilah beberapa konsep penyembuhan penyakit tanpa obat

Pengobatan secara herbal memiliki bebarapa macam kelebihan diantaranya:
• Menggunakan bahan alamiah/ organic.
• Kandungannya lebih banyak diserap tubuh dari pada obat sintetis.
• Meningkatkan sistem imun.
• Holistis/ mengobati sumber penyakit.
• Minim efek samping bila digunakan dengan benar.
• Halal karena murni dari tumbuhan. (Putra Winkanda Satria, SEhat tanpa dokter dengan ramuan herbal, Citra Media, Yogyakarta, 2013:2).

Pengobatan dengan mengambil sari alam secara langsung tidak selamanya langsung menjadi sembuh, namun kadang harus melalui proses yang lama, karena itu diperlukan ketekunan, kesabaran, kedisiplinan. Demikian pula sistem imun pada masing-masing orang berbeda-beda, sehingga tingkat kebutuhannya juga berbeda-beda. Karena itu kadang cocok untuk seseorang tidak cocok untuk orang lain, keyakinan harus selalu dipupuk sebagai nutrisi untuk meraih kesembuhan.

4/11/2020

Jadwal dan Nuansa Ibadah pada Bulan Ramadhan di Tengah Wabah Corona


Bulan Ramadhan adalah bulan yang dinanti-nantikan kedatangannya bagi setiap muslim, karena pada bulan itu Allah SWT membuka pintu rahmat, maghfirah dan harapan kelak dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam Surganya Allah SWT. Keberkahan bulan Ramadhan juga dirasakan bagi orang-orang non muslim terutama di bidang perdagangan sandang, pangan dan kebutuhan-kebutuhan lain mengalami peningkatan. Bagi orang Islam mempunyai nilai yang lebih, disamping puasa adalah melaksanakan kewajiban, pada bulan itu Allah memberikan nilai tambah untuk setiap ibadah akan dilipatgandakan pahalanya bahkan akan ada ibadah pada malam hari yang pahalanya seperti orang beribadah seribu bulan, yang disebut lailatul qadar.

Nuansa menyambut bulan Ramadhan, hendaknya tetap dijalankan, dan mungkin persiapan kita akan terfokus pada upaya untuk menciptakan kebersihan rumah, lingkungan dan tempat ibadah. Sudah kita maklumi bahwa salah satu upaya pencegahan virus corona adalah dengan senantiasa menjaga kebersihan. Menyambut puasa Ramadhan dengan senang hati menjadi modal untuk dijauhkan dari api neraka, rasul pernah bersabda “barang siapa yang merasa senang akan datangnya bulan Ramadhan maka diharamkan jasadnya masuk ke neraka”. Sebelum memasuki bulan Ramadhan juga membuat suatu perencanaan dalam keluarga, jadwal kegiatan baik secara pribadi maupun yang berkaitan dengan seluruh anggota keluarga.

Nuansa Ramadhan
Ramadhan pada tahun-tahun yang lalu disambut dengan senang hati dengan melakukan berbagai macam kegiatan. Kegiatan-kegiatan itu bisa berkaitan dengan ubudiyah maupun amaliyahnya.

  1. Kegiatan ubudiyah, adalah kegiatan yang bekaitan dengan proses menyambut bulan suci Ramadan, pelaksanaan ibadah puasa, pengelolaan zakat mal dan zakat fitrah dan pelaksanaan shalat Idul Fitri, karena itu kegiatan ubudiyah meliputi:
  • Melakukan kegiatan kebersihan tempat ibadah, hal yang sudah biasa dilaksanakan adalah membersihkan masjid, langgar dan musholla. Pengecatan, pembenahan lampu-lampu, pembenahan sound sistem, mencuci karpet.
  • Melakukan pencucian sarung, sajadah, mukena.
  • Menyiapkan tempat untuk tadarus Alquran berikut kitab suci Alquran, biasanya takmir masjid memantau ketersedian Alquran dengan kebutuhan, karena itu bila terdapat kekurangan maka akan diupayakan.
  • Membuat jadwal-jadwal kegiatan, meliputi jadwal petugas imam dan bilal shalat tarowih, jadwal kultum pada saat shalat tarowih, jadwal pengisi kuliah subuh, jadwal pengisi pesantren Ramadhan, jadwal petugas konsumsi.
  • Membuat rencana kegiatan buka bersama.
  • Membuat rencana pelaksanaan peringatan Nuzulul Qur’an.
  • Membuat rencana pengumpulan dan pendistribusian zakat fitrah dan zakat mal.
  • Membuat rencana pelaksanaan shalat Idul Fitri berikut petugas khatib dan imam shalat Idul Fitri.
  • Begitu masuk pada bulan Ramadhan, sering kali terjadi pasang surut jamaah shalat Tarowih, karena itu selaku takmir selalu memberikan motivasi pada jamaah agar lebih giat dalam melaksanakn shalat Tarowih, hal ini biasa disampaikan dengan cara melaksanakan kajian kitab, baik Alquran, hadits atau kitab-kitab para ulama’. Biasanya waktnya menyesuaikan bisa antara shalat Isa dan Tarowih, sesudah shalat tarowih, pada saat kuliah subuh, setelah shalat dhuhur, menjelang berbuka puasa. Begitulah kegiatan-kegiatan tahunan yang sudah dilakukan secara terus-menerus.
2.   Kegiatan muamalah, kegiatan ini dilakukan masih berhubungan dengan kegiatan puasa  Ramadhan, karena itu secara pribadi dan masing-masing keluarga juga berbenah untuk menyiapkan segala perlengkapan menyambut bulan Ramadhan dan juga Idul Fitri.


  • Kebutuhan sandang semakin meningkat, baik untuk kegiatan pada bulan Ramadhan atau setelah Ramadhan yaitu acara di bulan Syawal.
  • Kebutuhan pangan juga semakin meningkat, karena pada bulan Ramadhan menyediakan berbagai macam hidangan, demikian pula kebutuhan nutrisi juga lebih ditingkatkan. Karena untuk menjaga stamina selama sehari agar tetap sehat, kuat dan segar.
  • Menjelang akhhir bulan Ramdhan biasanya terjadi mudik, masyarakat yang bekerja atau mukim diluar kota atau luar negeri, ingin menikmati lebaran dikampung halaman bersama anggota keluarga dan masyarakat.


Begitulah bahwa setiap akan datang bulan Ramadhan selalu disambut dengan senang hati, bahkan bagi umat Islam yang tidak melaksanakan puasapun juga turut menyambut bulan suci Ramadhan. Karena itu pada bulan Ramadhan banyak rumah makan yang tutup pada waktu siang hari dan sore hingga malam dibuka. Sehingga banyak keluarga yang sedang berlibur ke luar kota atau keluarga yang ingin merasakan makan diluar rumah. Maka mereka datang ke rumah makan untuk makan bersama. Inilah diantara suka cita malaksanakan puasa Ramadhan.
Namun pada tahun 2020 atau pada Ramadhan 1441 H ibadaah yang demikian nampaknya tidak akan terlaksana, karena dunia sedang dilanda wabah Covid-19. Karena itu kegiatan apakah yang dapat dilakuan pada bulan Ramadhan nanti.

Ibadah puasa Ramadhan pada saat wabah corona.
Setiap ibadah tentu memmpunyai tuntuan syariatnya, ada inti ibadah ada fadhilah, ibadah merupakan wujud pengabdian seorang hamba kepada Allah SWT. Sehingga ibadah akan berdampak bagi diri sendiri, keluarga atau orang lain, bisa memberikan manfaat bagi orang lain, karena itu Rasullulah pernah bersabda, bahwa sebaik-baik orang adalah yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

Tentu ibadah pada saat terjadi wabah Covid-19 berbeda dengan ibadaah padaa tahun-tahun yang lalu, ibadah pada tahun ini lebih bernuansa pribadi dan keluarga saja. Ibadah yang bernuansa sosial dan berjamah tidak dilaksanakan, hal ini karena upaya untuk memwujudkan kemaslahan umat. Hal ini karena adanya himbau untuk melakukan social distancing. Dengan demikian shalat berjamaah di masjid/ langgar/ musholla untuk sementara untuk tidak dilaksanakan. Hal ini untuk shalat fardhu dan salat tarowih, bahkan untuk shalat Jum’at dan shalat Idul Fitri juga tidak dilaksanakan. Menteri agama RI telah memberikan tuntunan ibadah pada bulan Ramadhan yang tercantun dalam Surat Edaran nomor 6 tahun 2020.

Karena itu setiap keluarga hendaknya bisa menyesuaikan pelaksanaan ibadah dalam keluarga inti, untuk persiapan melaksanakan shalat tarowih tentu saja sama saja untuk dilaksanakan melalui bersih-bersih rumah dan lingkungannya, menyiapkan tempat jamaah shalat, menyiapkan perlengkapan shalat, karpet, sajadah, sarung, mukena, dan menyiapkan Alquran dan kitab-kitab untuk pendidikan dalam keluarga.

Untuk kegiatan buka puasa dan sahur akan dapat mewujudkan kebersamaan dalam keluarga, shalat tarowih dilanjutkan dengan tadarus Alquran hendaknya menjadi kebiasaan dalam keluarga. Waktu setelah makan sahur dan berbuka puasa menjadi waktu yang panjang bila tidak disertai dengan kegiatan. Disinilah tantangan bagi keluarga untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dalam nuansa ibadah. Hendaknya pada bulan Ramadhan nanti setiap pribadi mempunyai target-target yang akan diupayakan untuk dilaksanakan. Misalnya akan menghatamkan Alquran berapa kali, akan mengikuti kegiatan belajar bahasa Arab, bahasa Inggris, pelatihan baca kitab, kajian Islam yang dibimbing oleh salah satu anggota keluarga atau secara on line.

Jadwal kegiatan pada bulan Ramadhan dimulai dari sahur sampai berbuka puasa:

  1. Makan sahur bersama keluarga.
  2. Persiapan shalat Subuh berjamaah, dengan melaksanakan menggosok gigi dan berwudhu.
  3. Shalat subuh berjamaah dilanjutkan dengan tadarus Alquran, baca buku, mengikuti pelajaran baca kitab.
  4. Melaksanakan gerak badan, olah raga ringan, bisa jalan sehat.
  5. Mandi dilanjutkan dengan shalat dhuha.
  6. Melaksanakan aktifitas, bekerja, belajar hingga waktu dhuhur.
  7. Melaksanakan shalat dhuhur dilanjutkan dengan tadarus Alquran, membaca buku-buku, mengikuti kegiatan baca kitab, bahasa Arab.
  8. Melaksanakan shalat Ashar.
  9. Melaksanakan pelatihan bahasa Arab, baca kitab, baca buku.
  10. Buka puasa dilanjutkan dengan shalat maghrib.
  11. Shalat Isa dilanjutkan shalat tarowih
  12. Tadarus Alquran, baca buku-buku, kitab.
  13. Shalat Tahajud.


Demikian rangkaian ibadah puasa Ramadhan dalam kondisi sedang terkena wabah virus corona. Ibadah utamanya dilaksanakan secara berjamaah namun karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan dengan berjamaah. Dengan tidak dilaksanakan dengan berjamaah bukan berarti kemudian ibadahnya menjadi gugur, ibadah tetap wajib dilaksanakan namun dilaksanakan sendiri atau bersama dengan anggota keluarga. Terkecuali shalat Jum’at tidak dilaksanakan tetapi kemudian menegakkan shalat dhuhur. Shalat Idul Fitri tidak dilaksanakan karena akan terjadi interaksi social, tidak terlaksananya social distancing, sehingga akan sulit memutus rantai penularan virus corona. Demikian pula Shalat Idul Fitri sangat rentan terjadinya penularan, apalagi pertemuan dengan para pemudik yang susah terdeteksi sebagai ODP atau PDP.

4/10/2020

Istiqomah beribadah di tengah Wabah Corona Virus Desease



Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi, kondisi demikian harus disikapi secara serius. Maka Pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden RI Nomor 11 tahun 2020 menetapkan 1) Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) sebagai jenis penyakit yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. 2) Menetapkan kedaruratan kesehatan masyarakat Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) di Indonesia yang wajib dilakukan dengan upaya penaggulangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Status darurat Corona Virus ini hampir merata di seluruh dunia, persebaran yang sangat cepat karena melalui kontak dengan sesama manusia, sehingga beberapa negara menetapkan lock down guna memutus mata rantai persebaran virus ini. Namun ada juga negara yang masih memberi kelonggaran, termasuk di Indonesia. Sekalipun demikian pemerintah tetap memberikan perhatian yang sangat besar, sehinga upaya penanggulangan juga dilakukan secara terpadu. Oleh Kementerian Kesehatan, Perhubungan, Kepolisian, Kementerian Agama, Pendidikan dan juga Lembaga Keagamaan.

Bahkan untuk mempercepat penangan Virus Corona Presiden RI juga menetapkan Keputusan Presiden nomor 7 tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang bertujuan 1) Meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan. 2) Mempercepat penanganan Covid-19 melalui sinergi antar kementerian/ lembaga dan pemerintah daerah. 3) Meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran Covid-19. 4) Meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional. 5) Meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah, mendeteksi dan merespon terhadap Covid-19. (www.kominfo.go.id)

Sinergitas antar kementerian/ lembaga terus digalakkan, karena pandemi ini harus diatasi secara terpadu, sebagai contoh Dewan Masjid Indonesia menghimbau untuk rajin membersihkan lokasi masjid dan sekitarnya dengan disinfectan, menggulung karpet. Majlis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa nomor 14 tahun 2020 tentang penyelenggaran ibadah dalam situasi terjadi wabah Covid-19. Bahwa dalam kondisi penyebaran Covid-19 yang tidak terkendali disuatu kawasan yang mengancam jiwa, umat Islam tidak boleh menyelenggarakan shalat Jum’at dikawasan tersebut, samapai keadaan normal kembali dan wajib menggantinya dengan shalat dhuhur. Demikian pula aktifitas ibadah yang melibatkan orang banyak, seperti shalat berjamaah, tarowih, Id, pengajian umum dan majlis taklim.

Dari himbauan, fatwa kemudian disusul Surat Edaran Menteri Agama Nomor 6 tahun 2020 tentang panduan ibadah di bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1 Syawal 1414 H di tengah pandemi Covid-19. Secara garis besar memberikan batasan-batasan untuk tidak melaksanakan ibadah secara bersama-sama, shalat tarowih agar di rumah, tidak menyelenggarakan shalat berjamaah, tidak menyelenggarakan shalat Jum’at, shalat Id, Tarudrus Alquran bersama-sama, tidak menyelenggarakan tarowih keliling, tidak meyelenggraakan takbir keliling, shilaturahim dan meminimalkan pengumpukan zakat melalui kontak langsung.

Kegiatan-kegiatan ini sudah mentradsisi ditengah-tengah masyarakat, tuntunan agama yang sudah menjadi kebiasaan akan menimbulkan gejolak di masyarakat. Seakan-akan umat Islam diarahkan untuk jauh dari tempat ibadah, dijauhkan dari rutinitas ibadah, jauh dari saudara-saudaranya. Hal yangdemikian tentu perlu digalakkan sosialisasi kepada masyarakat karena ada saja anggota masyarakat yang kurang peduli terhadap dirinya sendiri, yang berdampak pada kepentingan orang banyak. Mereka berkeyakinan bahwa sehat, sakit, hidup dan mati adalah sudah menjadi takdir, dengan demikian kadang tidak menghiraukan himbauan dari pemerintah.

Karena itu dengan himbuan tersebute sebagai umat Isam hendaknya selalu berusaha dan berikhtiar agar kesehatan mendaji miliknya, sehingga hal-hal yang bisa mendatangkan kemudharatan untuk dihindari. Pada saat wabah Covid-19 ini setiap orang dikembalikan kepada keluarganya masing-masing, untuk peduli terhadap keluarganya dan juga peduli terhadap orang lain. Setiap muslim tertu sudah merencanakan kegiatan pada bulan Ramadhan yang kadang melibatkan anggota masyarakat dan jemaah masjid. Walaupun perencanaan ini merupakan pengulangan pada tahun yang lalu. Sekalipun demikian tetap ada nilai tambah bahkan kadang nuansanya berbeda.

Pada tahun ini walaupun telah ada Surat Edaran yang mempersempit aktifitas ibadah yang melibakan orang banyak. Namun hendaknya dikembalikan pada keluarga, yang merupakan satuan kecil dalam negara. Buatlah jadwal kegiatan pada bulan Ramadhan yang lebih bernuansa keluarga. Tetap disipilin dan istiqomah dalam melaksanakan ibadah, bahwa dengan tidak adanya shalat jamaah di masjid tetapi shalat lima waktu, tarowih, tadarus Alquran, kajian Islam tetap dilaksanakan karena itu adalah perintah Allah. Hanya satu ibadah yang diganti yaitu shalat Jum’at diganti dengan shalat dhuhur.

Ibadah dalam sekala keluarga ini bisa jadi ini menjadi kesempatan untuk memperkokoh ketahanan keluarga dalam kualitas iman, taqwa dan amaliyahnya. Tidak adanya ibadah secara bersama-sama bukan berarti secara pribadi tidak diwajibkan. Shalat yang tadinya berjamaah di masjid, menjadi shalat berjamaah di rumah masing-masing. Semoga Covid-19 segera berlalu agar segala aktifitas kegiatan bisa pulih kembali, kualitas iman dan amaliyah semakin meningkat.


4/09/2020

Fikir dan Zikir sebagai Penyeimbang Terbentuknya Mentalitas Manusia Karena Lingkungan



Lingkungan adalah kondisi dimana seseorang berada, keberadaan ini bisa dikaitkan dengan keluarga, masyarakat, sekolah, lingkungan kerja dan lainnya. Dalam lingkungan siapa yang mempengaruhi dan siapa yang dipengaruhi, jika ada figur yang mempunyai kemampuan, kekuasaan, kepintaran atau perilaku lainnya maka akan mewarnai kondisi suatu lingkungan dan berpengaruh pada setiap orang. Dalam lingkungan semua orang bisa mempengaruhi, kebiasaan, sikap tutur karta dan perbuatan akan menjadi pembelajaran secara tidak langsung. Pengaruh dan kekuatan akan saling berebut antara perilaku yang baik dan yang buruk. Walaupun semua ini terbentuk secara alami dimana di suatu lingkungan pasti akan ada kecenderungan untuk berbuat baik dan berbuat buruk.

Kehidupan masyarakat selalu begerak secara dinamis, dari perilaku manual menjadi informasi , komunikasi dan sekarang sampai pada era digital. Dahulu orang masih heran melihat televisi, sepeda motor, mobil, pesawat dan lainnya bahkan barang-barang tersebut hanya dimiliki oleh segelitir orang dan menjadi barang yang sangat mewah. Era digital dengan diikuti generasi millineal semua yang diinginkan bisa terwujud, mau naik kendaraan cukup dengan tekan tombol tertentu maka kendaraan akan datang sesuai dengan yang diinginkan. Mau makanan tinggal tekan tombol tidak perlu antri makananpun segera datang. Dan mengunjungi teman dan saudarapun bisa setiap saat melalui video call dan lainnya.

Waktu tahun dua ribuan hp adalah barang yang mewah dan langka, baru bisa panggil dan terima panggilan kemudian meningkat hp bisa untuk sms. Lalu berkembang ada fasilitas bluetooth, terus berkembang hp yang ada kameranya. Terus teknologi berkembang sehingga tercipta androit, setiap orang bisa mendownload aplikasi sesuai keinginnya. Ternyata hp sangat berpengaruh dalam mempengaruhi sikap bahkan bisa membentuk sikap dan perilaku. Kadang menjadi keanehan ketika berkumpul setiap orang sibuk dengan androitnya, setelah berpisah saling wa atau saling panggil. Bahkan ketika berada disuatu area musyawarah atau rapat juga sibuk dengan androitnya.

Biasakah orang tetap menjadi dirinya sendiri.
Diri sendiri adalah suatu yang hakiki, hakekat penciptaan manusia adalah sebagai makhluk pribadi, sosial dan makhluk Tuhan. Tiga hal saling berkaitan, tidak bisa berdiri sendiri, karena kesempurnaan manusia bila dapat mengaplikasikan tiga hal dimaksud. Sehingga ketika seseorang melakukan suatu aktifilas disuatu lingkungan juga harus ramah lingkungan, tidak menimbulkan gaduh di masyarat, jangan mengganggu masyarakat. Sehingga ketika ada orang yang mengatakan “ saya melakukan ini dan itu yang tidak mengganggu orang lain” sehingga statemen ini diikuti dengan sikap yang tak acuk dalam komunitas. Menurut diri sendiri kadang hal demikian hak-haknya apa pedulinya orang lain, inilah kemudian menjadi pribadi yang eksklusif. Sikap dan perilaku apapun akan mempengaruhi perilaku orang lain.

Penciptaan manusia adalah sebaik-baik makhluk, kesempurnaan ini ditandai dengan bentuk manusia yang diberikan kelengkapan sempurna dibanding dengan makhluk yang lainnya. Dengan bangsa hewan jelas sangat berbeda dari fungsi organnya saja sudah jauh berbeda, karena organ manusia yang dikenal dengan panca indra, semuanya bekerja dengan fungsinya masing-masing. Ketika makan, maka akan mengambil dengan tangannya bukan dengan mulutnya. Hal yang demikian karena manusia selain diberikan panca indra yang sempurna juga diberikan akal. Dari sinilah manusia dapat membedakan antara yang baik dengan yang buruk, dan dengan ini manusia bisa menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kesempurnaan ciptaan atas manusia karena manusia mengemban misi yang teramat berat, sebagai khalifatullah dan sebagai hamba Allah. Maka Allah telah menyiapkan petunjukkan yang disampaikan para rasul-rasul-Nya. Manusia akan selamat bila mengikuti aturan dan petunjuk Allah, karena itu melalui rasul-rasulnya Allah menerangkan tentang jalan hidup untuk meraih kebahagiaan didunia dan akhirat. Rasul adalah figur uswatun hasanah, sepintar, secerdas, sekaya apapun kalau tidak mengikuti Rasulullah maka dia tidak akan selamat.
Maka seandainya berada dilingkungan yang penuh dengan kemaksiatan, masyarakatnya jauh dari Tuhan. Maka jadilah dirinya sendiri dengan mengikuti syariat Allah yang disampaikan pada rasul-rasul-Nya. Diri sendiri yang senantiasa berada pada ketaatan artinya telah mempertahankan kondisi fitrah. Setiap bayi yang dilahirkan dalam kondisi fitrah, tunduk dan patuh pada kentuan Allah dan Islam adalah agama yang mengajak untuk tunduk dan patuh terhadap perintah Allah. Fitrah adalah dirinya sendiri, dan akan memantapkan dirinya sebagai ahsani taqwim (sebaik-baik penciptaan).
Karena itu kemudian manusia diberikan taklif, melalui bingkai agama rasul menerangkan perintah dan larangan Allah, rasul menerangkan janji dan ancaman, karena itu dalam pelaksanaan dan pengamalan perintah Allah bisa karena khouf, roja’ atau hub. Manusia bebas untuk memilih, karena manusia diberikan hak pilih yang akan menentukan status kemuliannya dihadapan Allah.

Peran lingkungan.
Sikap dan perilaku dipengaruhi bahkan kadang terbentuk karena lingkungan, bisa karena faktor genetika atau bawaan sejak lahir, pendidikan, pergaulan. Ada orang tua yang terheran-heran ketika melihat putranya yang masih kecil, dirumah bisa bernyanyi, mengeja huruf hijaiyah, menghafal angka, nama-nama anggota badan, bercuci tangan sebelum makan, mengambil dengan tangan kanan dan berdoa. Padahal di rumah tidak pernah diajari, karena disamping tidak sabar orang tua sibuk dengan profesinya. Bagaimana putranya bisa melakukan yang demikian. Oh ternyata pendidikan di sekolah, disanalah bisa mengarahkan dan membentuk sikap dan perilaku anak.

Ada lagi anak-anak yang bergaul ditengah komunitas anak-anak yang suka bemain, berjudi, minum-minuman keras dan mabuk-mabukan, tetapi dia tidak pernah tertarik untuk melakukan yang demikian. Mengapa bisa demikian? Hal ini bisa karena pendidikan telah mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang bisa dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. Benarkan demikian, sisi lain, anak tersebut hidup dalam keluarga yang religious, taat beragama, oh ternyata karena factor genetika.

Sesungguhnya Allah telah memberikan daya kreasi dan kekuatan kepada manusia, namun manusia diberikan kebebasan untuk menentukan jalan hidupnya. Pilihan ini yang akan menentukan kondisi seseorang, bahagia atau sengsara bisa ditentukan karena kebebasan memilih ini. Walaupun selagi hidup didunia kebahagian dan kesengsaran ini bersifat nisbi. Beda dengan kehidupan yang hakiki yaitu kehidupan akhirat, Allah telah menyediakan tempat yang selalu ada kebahagiaan yaitu surga. Dan ada lagi suatu tempat yang penuh dengan penderitaan dan kesengsaraan yaitu neraka.

Untuk memperoleh kebahagiaan sejati, Allah telah memberikan petunjuk dan jalan hidup untuk meraihnya. Petunjuk bagi orang Islam adalah Alquran dan Al Hadits, perbuatan yang mengikuti aturan syariat maka untuk selanjutnya akan mempunyai perilaku atau akhlaqul libanin. Karena itu situasi dan kondisi dimanapun berada akan tetap menjadi dirinya sendiri. Karena pribadi yang kuat dan kokoh dapat menempatkan fungsi fikir dan dzikir berjalan beriringan dalam memandu sikap dan perbuatan.

Fikir mempunyai peran yang sangat dominan bahwa manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ini akan menuntun pada perkembangan dan kemajuan kebudayaan dan peradaban, untuk kesejahteraan, kemakmuran dan kebahagiaan umat manusia. Bukanlah suatu perkembangan untuk membuat kesengsaran dan kerusakan bagi kehidupan manusia termasuk lingkungan hidupnya. Ha ini karena dwi fungsi manusia sebagai Abdullah dan sebagai khalifatullah, manusia bisa menempatkan akal dan hati pada proporsinya. Sehingga perilaku dalam kehidupan sehari-hari bukan seperti bahtera yang berlayar ditengah laut terobang-ambing oleh badai dan ombak sehingga tidaak tahu arah. Namun seperti batang pohon yang tegak kokoh, akarnya kuat mencengkeram bumi, tangkainya yang lebat dan daunnya rimbun, sekalipun tiupan angin yang kecang dan badai tetap tegak kokoh. Kadang-kadang terlihat meliuk-liuk mengikuti angin tetapi dia tetap pohon yang kuat.

Maka sekalipun pribadi terbentuk dalam lingkungan tetapi mempunyai kepribadian yang kokoh karena peran agama dengan syariatnya telah menuntun untuk memilih dan memilah antara yang hak dan yang batil. Sehingga dengan kemampuan akal bisa memilih yang hak dan yang baik, demikian pula fungsi hati mengingatkan bahwa setiap keputusan yang menjadi tindakan akan berefek pada kehidupan selanjutnya.

4/08/2020

Bukan Ketakutan Wabah Corona, Tetapi Waspada Untuk Usaha dan Ikhtiar

Pada akhir bulan Desember 2019 dunia dikejutkan dengan munculnya virus corona yang berawal di Wuhan Cina. Persebaran virus ini sangat luar biasa, karena persebaran terjadi antar manusia, melalui ludah, dahak, lendir dan lainnya. Sehingga sampai bulan April 2020 masih terjadi kekhawatiran dan ketakutan, banyak toko yang ditutup, masjid, langgar dan musholla mulai dari tikar digulung hingga ada himbauan untuk tidak menyelenggarakan shalat berjamaah di masjid, tidak menyelanggarakan shalat Jum’at. Dan moment besar yang akan segera datang bulan suci Ramadhan, dengan kegiatan shalat tarowih, tadarus Alquran, buka bersama, pengajian yang menghadirkan orang banyak, hingga shalat Idul Fitri tidk dilaksanakan bila pandemi corona belum sirna.


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةِ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ 

Kaum muslimin Jemaah Jum’ah Rahimakumullah 
Marilah bersama-sama kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Marilah kita bermuhasabah, mawas diri, menghitung-hitung atas nikmat Allah yang telah diberikah kepada kita dengan pengabdian dan ibadah kita kepada Allah. Karena itu tiada pilihan lain bahwa kita harus semakin giat semakin rajin dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. Karena Dialah pencipta dari segala yang ada, Dia yang memberikan kenikmatan kepada manusia namun Dia juga yang berkehendak untuk mencabut kenikmatan tersebut.


Pada hari ini kita sekalian hendaknya selalu waspada dengan wabah Coronavirus disease atau Covid 19. Sungguh telah menjadi kewaspadaan Nasional, hal ini ditandai dengan himbauan dari pemerintah agar mengurangi segala aktifitas yang mendatangkan komunitas manusia, meliburkan para pelajar, bekerja secara online, termasuk himbauan dari pemerintah untuk menggulung karpet yang ada di masjid dan tempat ibadah lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk memutus mata rantai persebaran virus corona.

Sebagai orang yang beriman kita diperintahkan untuk berusaha dan berihtiar agar dihindarkan dari wabah tersebut. Allah SWT berfirman:



“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS. Arro’du: 11)

Karena itu sebagai upaya menjauhkan dari wabah tersebut kita dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan, kebersihan jasmani badan, pakaian dan tempat hendaknya selalu diupayakan untuk selalu dijaga, setiap pribadi selalu berupaya mewujudkan kebersihan, karena sesungguhnya kebersihan itu sebagian dari iman.
Disamping kebersihan jasmani hendaknya kita berupaya mewujudkan kebersihan rohani, kita memohon berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari wabah dan mara bahaya.



“Dan Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (QS. Ath-Thalaq: 3)
Dengan usaha, ikhtiar dan tawakal kepada Allah, kita berharap kita sekalian, keluarga kira, saudara-saudara kita, warga Negara Indonesia pada umumnya dihindarkan dari musibah, wabah dan malapateka.

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا يَضُرُّهُ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ, حَسْبِيَ اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ, حَسْبِيَ الرَّبُّ مِنَ الْعِباَدِ, حَسْبي الْخاَلِقَ مِنَ الْمَخْلُوْقِ, حَسْبِيَ الرَّازِقُ مِنَ الْمَرْزُوْقِ, حَسْبِيَ اللهُ هُوَ الْحَسْبِيْ, حَسْبِيَ الَّذِيْ بِيَدِهِ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيْرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ, حَسْبِيَ اللهُ وَكَفَى, سَمِعَ اللهُ لِمَنْ دَعَى, وَلَيْسَ وَرَاءَ اللهِ مَرْمَى, حَسْبِيَ اللهُ لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ, عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

4/07/2020

Kesehatan, Manusia dan Rumah



Dalam judul diatas ada tiga kata yang saling berkaitan, kesehatan, manusia dan rumah. Dua hal penting antara kesehatan dan manusia, manusia hidup ingin sehat, maka bagaimana manusia selalu berupaya untuk bisa selalu tampil prima, sehat lahir dan batin. Tentu saja setelah tahu tantang kebutuhan nutrisi dalam tubuh manusia, maka manusia memerlukan makan dan minum. Dua hal ini ada yang enak di lidah tapi tidak enak di perut apalagi bagi metabolisme tubuh. Sebaliknya ada yang tidak enak di mulut tetapi diperut enak dan bagus untuk memenuhi nutrisi dalam tubuh manusia sehingga bisa meningkatkan kesehatan.

Karena itu untuk bisa meraih kondisi tubuh yang selalu prima walaupun tidak enak di mulut namun dipaksakan untuk dimakan dan diminum, karena yang dipikirkan adalah bahwa enak di mulut hanya berlangsung dalam hitungan menit tetapi bila aman bagi perut dan tubuh maka akan dirasakan berjam-jam bahkan berhari-hari. Bahkan kadang berefek pada kehiduoan selanjutnya. Maka disinilah antara hasrat, keinginan dan larangan menjadi hal yang semakin menambah kompleksitas bahwa untuk menjaga kesehatan itu diperlukan upaya yang konsisten, disiplin dan terpadu.

Disamping kebutuhan nutrisi dalam tubuh ternyata tubuh harus diimbangi dengan kegiatan yang bisa menunjang metabiolisme tubuh menjadi bagus, misalnya dengan membiasakan diri untuk berolah raga, menghindari tidur setelah makan. Karena kadang dari hal yang kecil, misalnya lebih banyak duduknya dari pada geraknya, lebih banyak tidurnya dari pada bangunnya, lebih banyak melihatnya dari pada memprakteknnya terutama dalam olah raga. Hal ini akan menjadi kebiasaan tidak produktif, efektif dan efisien.

Menyadari bahwa dalam hari-harinya digunakan untuk melihat youtobe, membaca sms dan sejenisnya. Kegiatan ini kebanyakan dilakukan sambil duduk sambil ngemil, berbaring atau leyeh-leyeh, tentu hal ini berpengaruh terhadap kesehatan. Karena banyak kalori yang tidak terbakar sehingga menimbulkan timbunan lemak, bisa dalam tubuh atau dalam darah, keduanya menurut kesehatan sama-sama berbahaya. Karena itu perlu aktifitas, gerak dalam setiap jam hendaknya berganti posisinya dan melakukan gerakan, walaupun sekedar untuk mengendorkan otot.

Disamping faktor nutrisi dan gerak yang akan mempengaruhi kesehatan ternyata perasaan juga sangat mendominasi dalam meraih derajat kesehatan. Perasaan ini bisa dari hati atau dari akal, antara hati dan akal saling berkaitan. Biasanya setiap problema yang tidak terselesaikan akan diupayakan untuk diselesaikan. Mengerahkan pikiran, hati tidak mau tinggal diam. Bila probema itu berkaitan dengan orang lain maka disinilah beraneka macam perasaan selalu berkembang. Adanya perasaan tidak enak, perasaan canggung, malu, gengsi, malas campur dalam diri manusia. Karena itu dengan apa mengatasi permasalahan ini agar kesehatan tetap terjaga.

Peran agama.
Didalam agama kadang rasional kadang irrasional, bagaimanakah orang menegakkan shalat hati dan pikiran menjadi tenang, bagaimana cara meemperoleh ketenangan. Agama menuntun jiwa agar menjadi bersih, agama memberikan peringatan bahwa setiap perbuatan yang tidak baik akan berimplikasi pada kesehatan manusia. Perasaan tinggi hati, tidak mau mengalah terapinya dengan shalat. Dari pemahaman dan perenungan bacaan surat Al Fatihah sudah jelas bahwa ayat yang kedua mengatakan segala puji bagi Allah seru sekalian alam. Disana menunjukkan tidak ada yang Maha Kuasa, Maha Perkasa kecuali Allah. Allah Maha Pengasih dan Penyayang, kasih sayang Allah merata bagi seluruh alam. Tidak ada makhluk Allah yang tidak diberi rizki, semuanya telah ditentukan dan disediakan.

Oleh karena itu ketika merasa paling kaya, bercerminlah bagaimanakah Nabi Sulaiman yang diberikan anugerah Allah dengan kekayaan yang melimpah, ternyata menjadi ingat ketika menjamu makhluknya Allah yang berada dilaut sekali saja sudah kehabisan. Beliau sadar bahwa kekayaan dan kekuasaan hanyalah pemberian Allah. Kemudian bagaimanakah ketika Raja Fir’aun merasa paling berkuasa, sehingga menganggap dirinya sebagai Tuhan untuk disembah. Ternyata dia makhluk Allah yang lemah sehingga kandas di dasar laut. Karena itu sikap hati yang keras, yang pongah terapinya adalah shalat.

Shalat juga menyadarkan bahwa manusia adalah makhluk yang harus tahu keadaan. Diantara organ manusia, organ manakah yang paling dihormati dan disanjung-sanjung? Tangan, kaki, dada, badan, kepala? Tentu sepakat bahwa pada kepala terletak simbol kehormatan. Cantik atau tampan tempatnya di muka. Khusus bagi wanita bagaimanakah untuk tampil cantik ada berapa macam alat untuk memoles agar menjadi cantik, berapa biaya yang dikeluarkan, berapa lama waktunya untuk berhias. Misalnya dari mukanya, alisnya, idepnya, bibirnya, giginya, dagunya, pipinya, keningnya, rambutnya. Demikian pula kaum pria kumisnya, jambannya, mukanya dan lainnya akan menunjukkan karisma.

Jadi benar bahwa pada kepala terletak simbol kebanggaan, disamping karena selalu berada pada posisi paling atas. Namun sadarkah bahwa ketika shalat ternyata suatu yang diagungkan bersedia untuk sejajar dengan suatu yang berada dibawah dalam hal penghormatannya. Kepala harus ikhlas sejajar dengan pantat, ada apakah dalam pantat, disana tempat keluarnya sesuatu yang kotor. Bahkan ketika sujud ternyata kepala harus mengikhlaskan ketika harus lebih rendah posisinya dari pada pantat.

Manusia ibarat rumah.
Bila manusia ingin selalu tampil prima, maka dari itu ingin selalu menjaga kesehatan, karena itu perlu dijaga dan diupayakan. Perjalanan hidup manusia dimakan usia, karena itu usia yang semakin bertambah derajat kesehatan bukan semakin baik, namun semakin turun. Karena itu gejala-gejala orang menjadi tua minimal ada 7 yang disingkat 6B 1L . 6 B adalah, Budeg (pendengarannya berkurang), Bisu (sulit bicara), Blawur (penghlihatan samar), Bawel (crewet), Buyuten (gemetaran), Bingung, L (lalen) pikun mudah lupa. Disamping itu ada unsur-unsur fisik yang berubah,seperti kulit keriput, rambut putih, tubuh bengkok atau miring, otot-otot kendor, matanya sering berair, giginya ompong dan lainnya.

Kadang segala macam ditempuh untuk merenovasi diri seperti rambut putih dicat, gigi ompong pasang gigi palsu, kulit keripun di make up dan lainnya. Namun sepintar-pintar manusia tetap tidak bisa mengundurkan usia, ternyata yang tua tetap tua, apalagi dengan kelahiran cucu atau cicit sehingga penyebutan nama diberi gelar eyang atau buyut. Sehingga jika ada orang tua yang merasa sehat, tampan dan cantik tentu dalam dimensi yang berbeda. Usaha dalam bentuk apapun akan menjadi seperti rumah, walaupun selalu diadakan perawatan, dibersihkan, dicat namun tetap ada saja yang rusak. Bila atapnya tidak bocor bisa jadi hanya retak. Demikian pula temboknya, jendelanya, pintunya, lantainya, pagarnya, lampunya, instalasinya. Karena memang waktu tidak bisa didustai.

Agar masa tua tetap bahagia hendaknya tetap menerapkan pola makan yang baik, berolah raga, istirahat yang cukup, lebih aktif dalam kegiatan keagamaan. Kembalikan kebiasaan suka membaca, dan bagi yang belum terbiasa untuk melatih. Karena usia tua teman dan kerabat dekat banyak namaun kadang terasa jauh. Zaman sudah berubah orangnya dekat namun hatinya jauh, berbedaa dengan zaman dahulu jasadnya jauh namun dekat di hati. Solusi kebiasaan membaca, mengendorkan urat saraf, menambah kualitas iman dan menambah pahala yaitu dengan membaca Alquran.

Yang muda akan menjadi tua, yang tua tidak akan menjadi muda lagi, muda dan tua adalah Sunnatullah, nikmati kehidupan dengan rasa bahagia, insya-Allah akan selalu sehat, amin.

4/06/2020

Raih Kelezatan Iman



Hidup manusia ditentukan hukum kausalitas, maka dari itu ada penggalan hadits rasul “barang siapa menanam maka akan mengetam”. Setiap perbuatan akan berdampak pada hasil, baik itu untuk diri sendiri atau beralih pada anak, istri atau keluarganya. Dalam waktu singkat, sedang atau lama, dunia atau akhirat, karena semua perbuatan pasti akan kembali pada dirinya sendiri. Seandainya semua orang tahu dan faham akan hal ini, tentu kemaslahan dan ketenteraman hidup akan dicapai.

Warna-warni alam semesta menjadi ketentuan bahwa keseragaman dan kesamaan tidak akan pernah terjadi, karena itu bila ada baik maka selalu ada yang buruk, ada besar ada kecil, ada panjang pendek, ada jauh ada dekat dan sebagainya. Demikian pula kondisi seseorang bisa menjadi iman atau kafir, taat atau maksiat. Tentang keyakinan dan keimanan bukan kewenangan manusia untuk menentukan, manusia hanya mengupayakan agar sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, Engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman”. QS. 2:6)

Karena itu Allah memberikan petunjuk jalan hidup yang disampaikan melalui para rasul-Nya. Syariat Allah sudah mencapai kesempurnaan ketika telah mengutus nabi Muhammad SAW. Allah akan terus memberikan petunjuk yang kemudian dilanjutkan dengan para ulama’. Dengan berbekal pada iman maka orang akan meraih kelezatan, kenikmtan hidup, kebahagian dan kesejahteran hidup. Pada Alquran telah dinyatakan bahwa tidak cukup sesorang mengatakan “saya beriman” melainkan harus diikuti dengan amal shalih, karena itu didalam Alquran kata iman disandingkan dengaan amal shalih. Bila kedua hal ini bisa saling berdampingan maka janji Allah akan bisa dirasakan.
Dalam sabdanya rasulullah SAW telah bersabda:

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
"Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: dijadikannya Allah dan rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka" (HR. Buchari hadits ke-15).

Ada tiga syarat untuk meraih manisnya iman 1) Allah dan rasul-Nya lebih diprioritaskan, 2) bila mencintai seseorang itu berlandaskan karena cinta kepada Allah, 3) membenci perbuatan maksiat karena kekufuran sebagaimana benci bila kelak dilemparkan ke neraka. Tiga syarat itu berkaitan erat antara hati, lisan dan perbuatan, sesuai dengan prinsip iman yaitu keyakinan dalam hati lalu diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan. Bagaimankah jika tidak ada kesinambungan, tentu akan menimbulkan dampak, predikat mukmin akan menjadi kafir, atau paling tidak akan menjadi munafiq. Semua ini akan berimplikasi pada siakap dan perbuatan keseharian.

Predikat manusia sebagai makhluk yang diciptakan dalam sebaik-baik bentuk maka kemudian akan turun drastis, akan menduduki posisi tepat yang rendah. Kecuali bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih, maka bagi mereka pahala yanag tiada putus-putisnya”. (QS. Ath-thin: 4-6).

Atau bahkan Allah mengibaratkan seperti hewan ternak bahkan lebih rendah dari itu.
“ dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, merka mempunyai ahati, tetapi tiak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan merka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), merka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai”. (QS. Al A’rof: 179)

Bila Allah dan rasul-Nya yang diprioritaskan, maka dapat dilihat dalam aktifitas keseharian. Sebagai muslim tentu dalam sehari semalam minimal mendengarkan panggilan untuk shalat sebanyak sepuluh kali, lima kali ketika mendengar kumandang adzan dan lima kali ketika mendengar kumandang iqamah. Sedang apakah ketika mendengar panggilan tersebut, manakah yang lebih didahulukan. Bukankah Allah itu akan mengikuti persangkaan hamba-Nya? Demikian pula ketika mencintai sesuatu, misalnya kepada wanita yang dicintai hendaknya tidak mencintai kecuali cinta pada Allah. Sehingga setiap aktifitas selalu diiringi dengan rasa syukur atas semua anugerah Allah sehingga akan berupaya meningkatkan amal ibadah kepada Allah. Bila telah melakukan salah dan dosa agar memperbanyak istighfar, mohon ampun kepada Allah, serta bertobat. Karena bila hal ini dilakukan secara terpadu dan istiqomah maka akan meningkatkan derajat iman dan taqwanya.

3/18/2020

Kekuasaanllah tak tertandingi.


Allah Maha Kuasa, Dia Pencipta dari segala yang ada, pencitaannya bukan hal yang sia-sia tetapi Alllah telah menyiapkan segala yang diperlukan hamba-Nya. Karena itu kepada siapa kita meminta kalau bukan kepada Allah.


اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Kaum muslimin Jemaah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah bersama-sama kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sekaligus kita mensyukuri nikmat iman dan taqwa sehingga telah masuk dalam hamba Allah yang berserah diri yaitu orang-orang Islam. Hal ini telah ditandai dengan mengucapkan dua kalimah syahadat, yaitu syahadat tauhid dan syahadat rasul.
اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمدارسول الله
“ Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah”.

Dengan mengucapkan dua kalimah syahadat tersebut berarti seseorang telah Islam, yaitu orang-orang yang senantiasa tunduk dan patuh pada ketentuan Allah, karena itu orang Islam adalah orang yang telah mengakui tentang kekuasaan Allah SAW. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 164:



“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Sebelum Allah menciptakan manusia, Allah telah menciptakan golongan malaikat dan jin, sebelum golongan malaikat dan jin Allah telah menciptakan alam semesta. Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk karena manusia mempunyai tugas yang teramat berat yaitu sebagai hamba Allah dan sebagai khalifatullah. Manusia mempunyai jisim dan ruh, dan dalam kehidupan, manusia selalu dipengaruhi oleh dua kekuatan yaitu kekuatan rohani dari golongan hamba Allah yang senanatiasa patuh dan taat terhadap perintah Allah dan golongan rohani yang selalu menentang perintah Allah. Adapun jisim manusia selalu terpangaruh oleh ruang dan waktu. Ketika mata melihat, telinga mendengar, hidung membau maka muncul dorongan untuk melakukan suatu perbuatan. Karena itu ketika antara mata, hati dan tindakan telah menyatu dalam perbuatan ketaatan kepada Allah berarti telah hidup dalam petunjuk-Nya. Namun ketika terjadi disintregitas, tidak adanya sinergitas antara hati, lisan dan perbuatan maka berarti berada dalam jalan yang tidak diridhai Allah. Dalam hadits qutshi Allah telah berfirman:
عَنْ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَّهُ قَالَ يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا
“Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam meriwayatkan firman Allah SWT yang berbunyi: "Hai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan diri-Ku untuk berbuat zhalim dan perbuatan zhalim itu pun Aku haramkan diantara kamu. Oleh karena itu, janganlah kamu saling berbuat zhalim!
Perbuatan dhalim adalah perbuatan yang merugikan orang lain, membuat orang lain menjadi sengsara. Perilaku dhalim kadang dilakukan secara sengaja, bahkan terencana untuk menimbulkan musibah, bencana dan kesengsaran bagi orang lain hal ini secara terang-terangan telah melanggar ketentuan Allah. Namun kadang tidak sengaja, tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa perbuatannya merugikan orang lain. Karena itu agar apa yang dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah maka jadikanlah Sunnatullah sebagai petunjuk dan jalan hidupnya, dalam firman-Nya Rasululah melanjutkan:
يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ
“Hai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kesesatan, kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk. Oleh karena itu, mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepadamu!
Karena orang Islam selalu memohon petunjuk kepada Allah ke jalan yang benar, sebagaimana jalannya orang-orang yang telah mendapat petunjuk bukan jalannya orang yang dimurkai dan disesatkan, dalam sehari semalam tidak kurang dari 17 kali, hal ini disebutkan dalam surah Al Fatihah:



Kaum muslimin Jemaah Jum’ah Rahimakumullah
يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلَّا مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ
“Hai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kelaparan, kecuali orang yang telah Aku beri makan. Oleh karena itu, mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu makan!
Allah telah melapangkan bumi sebagai tempat tinggal, langit sebagai atapnya, menurunkan air hujan, sehingga tumbuh beraneka macam tumbuh-tumbuhan, semua itu disediakan untuk memenuhi hajat hidup manusia. Termasuk Allah telah memberikan pakaian kepada manusia.
يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلَّا مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ
“Hai hamba-Ku, kamu sekalian telanjang dan tidak mengenakan sehelai pakaian, kecuali orang yang Aku beri pakaian. Oleh karena itu, mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu pakaian!
Sudah diberikan kecukupan, bahkan dilebihkan segala keperluan hidup, bahkan telah banyak yang hidup dalam bermegah-megahan, berlomba dalam banyak harta, anak, perhiasan, dan hewan ternak. Sehingga diantara mereka banyak yang lalai terhadap anugerah Allah, karena itu rasul melanjutkan sabdanya yang merupakan firman Allah:
يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ
“Hai hamba-Ku, kamu sekalian senantiasa berbuat salah pada malam dan siang hari, sementara Aku akan mengampuni segala dosa dan kesalahan. Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Ku, niscaya aku akan mengampunimu!
Seberapapun dosa hamba terhadap Khaliq akan diampuni, karena itu sebaik-baik hamba Allah adalah yang senantiasa mengingat pada dosa dan kesalahan yang telah dilakukan, melupakan amal shalih yang telah dilakukan. Karena yang demikian ini akan menjadi muslim yang akan selalu memperbaiki dan meningjatkan amal ibadah kepada Allah, tiada puas-puasnya dalam beribadah.
يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّي فَتَضُرُّونِي وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي
“Hai hamba-Ku, kamu sekalian tidak akan dapat menimpakan mara bahaya sedikitpun kepada-Ku, tetapi kamu merasa dapat melakukannya. Selain itu, kamu sekalian tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kepada-Ku, tetapi kamu merasa dapat melakukannya”.

يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا
Hai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta manusia dan jin, semuanya berada pada tingkat ketakwaan yang paling tinggi, maka hal itu sedikit pun tidak akan menambahkan kekuasaan-Ku.
يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا
Hai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta jin dan manusia semuanya berada pada tingkat kedurhakaan yang paling buruk, maka hal itu sedikitpun tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku.
يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلَّا كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ
Hai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta semua jin dan manusia berdiri di atas bukit untuk memohon kepada-Ku, kemudian masing-masing Aku penuh permintaannya, maka hal itu tidak akan mengurangi kekuasaan yang ada di sisi-Ku, melainkan hanya seperti benang yang menyerap air ketika dimasukkan ke dalam lautan.

يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ
Hai hamba-Ku. sesungguhnya amal perbuatan kalian senantiasa akan Aku hisab (adakan perhitungan) untuk kalian sendiri dan kemudian Aku akan berikan balasannya. Barang siapa mendapatkan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan barang siapa yang mendapatkan selain itu (kebaikan), maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri."
Hadits Muslim no- 4674 , Hadits Ahmad no - 20451

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

11/22/2019

Menjadi muslim yang baik


Menjadi muslim yang baik, tentu hal ini menjadi harapan bagi umat nabi Muhammad SAW. Menjadi adalah suatu proses, jadi dari kebaikan itu akan terus ditingkatkan. Karena itu baik itu selalu berlawanan dengan buruk atau jahad. Kebaikan itu suatu yang dikehendaki Allah karena hasil dari perbuatan melaksanakan perintah Allah. Bagaimanakah bila diperlakukan orang lain secara tidak wajar, misalnya disakiti, didhalimi, difitnah dan lainnya. Muslim yang baik bukan membalas dengana hal tersebut atau yang serupa, tetapi dari keburukan itu dibalasnya dengan perilaku yang baik dan terpuji.



اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَتِ وَالنُّوْرِ ثُمَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ الْخَالِقُ الْبَارِءُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاءُالْحُسْنَى, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ,اَلْمَبْعُوْثُ بِالْحَقِّ وَالْوَفَى. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا  مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ الْهُدَى أَمَّا بَعْدُ: اَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنُ رَحِمَكُمُ اللهُ, اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ, اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ رَبُّكُمْ فِى الْقُرْانِ الْكَرِيْمِ اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَااَيُّهَالنَّاسُ كُلُواْمِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلَالً طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانَ اِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّمُبِيْنٌ
Kaum Muslimin Rahimakumullah,
Pada mimbar Jum’at ini saya mengajak pada jamaah sekalian, marilah bersama-sama kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan perintah-perintahnya dan berupaya untuk meninggalkan larangan Allah SWT. Sesungguhnya dwi fungsi manusia atas penciptaan Allah terhadap manusia. Manusia adalah sebagai hamba-Allah dan sebagai khalifah Allah. Karena itu untuk mewujudkan peran ganda tersebut Allah SWT memberikan perintah dan larangan. Setiap perintah pasti akan membawa pada kebaikan sebaliknya larangan Allah bila dilaksanakan maka akan membawa pada bencana, malapetaka bahkan dosa. Karena itu dengan perintah dan larangan Allah itu kita cermati kita hayati, kita pahami untuk bisa dipilih dan dipilah dalam kehidupan sehari-hari. Allah memerintahkan





“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali Imran: 102)

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk bertaqwa kepada-Nya, yaitu untuk menjalankan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Perwujudan dari iman dan taqwa dijelaskan oleh Rasullulah SAW.
اتق الله حيثما كنت واتبع السيئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن
“Bertaqwalah kepada Allah di manapun kamu berada, ikutilah keburukan dengan kebaikan yang akan menghapusnya dan pergaulilah manusia dengan akhlaq yang baik (HR. Ahmad, Tirmidzi, Baihaqi).

Mengacu pada sabda Rasulllah tersebut, bahwa diutusnya nabi Muhammad SAW tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlaq bagi sekalian alam. Hal ini jelas ketika melihat idiologi masyarakat Jahiliyah, kondisi sosial kemasyarakatan yang telah menyimpang dari aturan Allah. Demikian pula bahwa pada diri Rasulullah juga terlah tertanam suri tauladan (uswatun hasanah). Maka sudah sewajarnya beliau melanjutkan sabdanya واتبع السيئة الحسنة تمحها agar mengikuti keburukan dengan kebaikan, karena kebaikan itu akan menghapuskan keburukan. Keburukan bila dibalas dengan keburukan maka akan menjadi lingkaran syetan, sehingga tiada kebaikan akan tersebar, keberkahan akan terwujud karena yang terbangun adalah perilaku angkara murka. Namun bila keburukan itu diganti dengan kebaikan akan terbangun kehidupan yang damai, harmonis, aman dan sejahtera. Bahkan Rasululah masih melanjutkan sabda-Nya 
وخالق الناس بخلق حسن
Dalam menjalin hubungan sosial hendaknya menerapkan sikap dan akhlaq yang terpuji.
Karena itu tidak bisa ditawar lagi bahwa iman dan taqwa itu di manapun berada. Iman dan taqwa tidak tergantung pada suatu tempat dan situasi. Karena hendaknya iman dan taqwa yang akan mewarnai situasi dan tempat. Bagaimanakah kondisi dan situasi yang berada dalam kondisi kemaksiatan tetap berpegang pada iman dan taqwa, suatu wilayah yang berada pada keingkaran kepada Allah selalu ditegakkan iman dan taqwa. Maka dengan demikian Allah akan melimpahkan keberkahan-Nya bagi sekalian alam.

“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al A’rof: 96)

Suatu negeri yang penduduknya beriman dan bertaqwa  menjadi kunci bagi Allah akan memberikan keberkahannya, Allah berkuasa untuk menciptakan kejayaan dan kemakmuran di tengah masyarakat yang jauh dari petunjuknya, tapi yang terjadi akan mendatangkan bencana dan malapetaka baik terhadap negrinya maupun bagi yang lain. Hal ini karena kejayaan dan kemakmuran jauh dari keberkahan.
Untuk selanjutnya Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk bertaqwa dengan sebenar-benarnya (haqqa tuqaatihi). Di dalam tafsir Ibnu katsir haqqa tuqaatihi dimaknai dengan taat kepada-Nya dan tidak maksiat terhadapnya, Selalu mengingat-Nya dan tidak lupa kepada-Nya, selalu bersyukur kepada-Nya dan tidak ingkar terhadap nikmat-Nya.

Kemudian dilanjutkan dalam firman-Nya: “walaa tamutunna ilaa waantum muslimuun” dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Ali Imran: 102)
Artinya, peliharalah Islam dalam diri kita selagi kita sehat dan sejahtera, agar kita nanti mati dalam keadaan beragama Islam, sesungguhnya pengamalan ajaran Islam adalah karena suatu pembiasaan, ketika sudah terbiasa maka akan menjadi ringan dan mudah. Misalkan menegakkan shalat 5 waktu pada awalnya adalah berat dan menyulitkan, namun kalau sudah dibiasakan maka akan menjadi ringan dan mudah. Bahkan bagi mereka akan merasa kurang dalam menegakkan shalat 5 waktu, sehingga ditambah dengan shalat-shalat sunnah yang lain. Demikian pula shalat berjamaah itu juga akan menjadi ringan bila telah dibiasakan.

Barang siapa yang hidup menjalani suatu hal yang baik, maka ia pasti mati dalam keadaan berpegang kepada yang baik dan dalam kondisi khusnul khatimah. Dan barang siapa yang mati dalam keadaan tidak berpegang pada syari’at Allah, maka akan menjadi suul khatimah kelak ia dibangkitkan dalam keadaan yang amat rugi.
Ada dua konsepsi ahlussuffah dalam melaksanakan perintah Allah:
·         Khauf dan roja’, takut dan harap yang dipelopori ahlussuffah Hasan Basri. Bahwa setelah memahami perintah dan larangan Allah, balasan dan ancaman Allah, maka muncul rasa takut bila meninggalkan perintah Allah akan mendapat azab dan siksa. Sehingga berusaha melaksanakan perintah Allah dengan penuh harap akan mendapat pahala dan surga.
·         Hub, cinta yang dipelopori ahlussuffah Rabiah Adawiyah. Dalam konsepnya beliau melaksanakan perintah Allah bukan karena mengharapkan pahala dan surga. Beliau melaksanakan larangan Allah dan meninggalkan perintahnya bukan karena takut siksa dan neraka. Namun semua itu dilaksanakan karena cinta.

Sebagai orang awam marilah kita kaji, pahami dan laksanakan perintah Allah, sebagai wujud rasa syukur bahwa Allah telah memberikan kesempurnaan pada manusia. Karena kita hidup di bumi Allah, kita makan minum dari semua milik Allah, bahkan kita memintapun kepada Allah. Mudah-mudahan Allah selalu memberkahi kita semua, amin.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

11/09/2019

Do'a Ziarah Hari Pahlawan 2019 - Renungan akan kematian



Ziarah kubur adalah suatu upaya untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur dalam berjuang membela Negara. Ziarah kubur juga syarat dengan perenungan dan permohonan pada Allah, agar mereka selalu dalam kedamaian, penuh dengan ampunan Allah SWT.

Ziarah kubur untuk menggugah pada setiap insan bahwa dirinya adalah makhluk Allah yang mana suatu saat juga akan menghadapi kematian. Karena itu selagi masih diberikan kehidupan, memohon agar hidupnya bisa lebih bermanfaat. Berikut do’a ziarah para pahlawan.


أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ


Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat-Mu, atas segala kasih dan sayang-Mu, pada hari ini berada pada pusara para pahlawan dan syuhada’ bangsa, untuk mengenang jasa dan perjuangannya. Dalam kegiatan ziarah nasional, Hari Pahlawan 10 November 2019.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Lipat gandakanlah pahala amal dan perbuatan para pahlawan bangsa, beratkanlah timbangan amal kebaikannya, jadikanlah bakti dan semangat serta keteladanannya menjadi inspirasi dan semangat cinta tanah air.

Karena itu ya Allah jadikanlah amal perbuatan dan perjuangan senantiasa hidup untuk menjadi teladhan bagi bangsa Indonesia, bersatu dalam perbedaan, bersama dalam keberagaman. Jadikanlah ilmu dan strateginya menjadi bekal kami dalam membangun Negara dan bangsa kami. Dan jadikanlah keluarga dan ahli waris yang ditinggalkan menjadi keluarga yang sakinah, bahagia sejahtera lahir dan batin.


Ya Allah, Tuhan yang Maha Pengampun. Ampuni dan kasih sayangilah para pahlawan kusuma bangsa kami, maafkanlah kesalahan mereka, hormatilah kedatangan mereka, luaskanlah tempat diam mereka, terangilah kuburnya, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan lebih baik, jauhkanlah mereka dari huru-hara kubur dan siksaan api neraka.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ ، وارْحمْهُمْ ، وَعَافِهِمْ ، وَاعْفُ عَنْهُمْ ، وَأَكرِمْ نُزُلَهُمْ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُمْ وَاَغْسِلْهُمْ بِالْمَاءِ والثَّلْجِ وَالْبَرَدِ ، ونَقِّهِمْ منَ الخَطَايَا، كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبُ الأبْيَضُ منَ الدَّنَسِ ، وَأَبْدِلْهُمْ دَارًا خَيْراً مِنْ دَارِهِمْ ، وَأَهْلاً خَيّراً منْ أهْلِهِمْ، وزَوْجاً خَيْراً منْ زَوْجِهِمْ ، وأدْخِلْهُمُ الْجنَّةَ ، وَأَعِذْهُمْ منْ عَذَابِ القَبْرِ ، وَمِنْ عَذَابِ النَّار " والحمدلله رب العالمين.