4/11/2020

Jadwal dan Nuansa Ibadah pada Bulan Ramadhan di Tengah Wabah Corona


Bulan Ramadhan adalah bulan yang dinanti-nantikan kedatangannya bagi setiap muslim, karena pada bulan itu Allah SWT membuka pintu rahmat, maghfirah dan harapan kelak dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam Surganya Allah SWT. Keberkahan bulan Ramadhan juga dirasakan bagi orang-orang non muslim terutama di bidang perdagangan sandang, pangan dan kebutuhan-kebutuhan lain mengalami peningkatan. Bagi orang Islam mempunyai nilai yang lebih, disamping puasa adalah melaksanakan kewajiban, pada bulan itu Allah memberikan nilai tambah untuk setiap ibadah akan dilipatgandakan pahalanya bahkan akan ada ibadah pada malam hari yang pahalanya seperti orang beribadah seribu bulan, yang disebut lailatul qadar.

Nuansa menyambut bulan Ramadhan, hendaknya tetap dijalankan, dan mungkin persiapan kita akan terfokus pada upaya untuk menciptakan kebersihan rumah, lingkungan dan tempat ibadah. Sudah kita maklumi bahwa salah satu upaya pencegahan virus corona adalah dengan senantiasa menjaga kebersihan. Menyambut puasa Ramadhan dengan senang hati menjadi modal untuk dijauhkan dari api neraka, rasul pernah bersabda “barang siapa yang merasa senang akan datangnya bulan Ramadhan maka diharamkan jasadnya masuk ke neraka”. Sebelum memasuki bulan Ramadhan juga membuat suatu perencanaan dalam keluarga, jadwal kegiatan baik secara pribadi maupun yang berkaitan dengan seluruh anggota keluarga.

Nuansa Ramadhan
Ramadhan pada tahun-tahun yang lalu disambut dengan senang hati dengan melakukan berbagai macam kegiatan. Kegiatan-kegiatan itu bisa berkaitan dengan ubudiyah maupun amaliyahnya.

  1. Kegiatan ubudiyah, adalah kegiatan yang bekaitan dengan proses menyambut bulan suci Ramadan, pelaksanaan ibadah puasa, pengelolaan zakat mal dan zakat fitrah dan pelaksanaan shalat Idul Fitri, karena itu kegiatan ubudiyah meliputi:
  • Melakukan kegiatan kebersihan tempat ibadah, hal yang sudah biasa dilaksanakan adalah membersihkan masjid, langgar dan musholla. Pengecatan, pembenahan lampu-lampu, pembenahan sound sistem, mencuci karpet.
  • Melakukan pencucian sarung, sajadah, mukena.
  • Menyiapkan tempat untuk tadarus Alquran berikut kitab suci Alquran, biasanya takmir masjid memantau ketersedian Alquran dengan kebutuhan, karena itu bila terdapat kekurangan maka akan diupayakan.
  • Membuat jadwal-jadwal kegiatan, meliputi jadwal petugas imam dan bilal shalat tarowih, jadwal kultum pada saat shalat tarowih, jadwal pengisi kuliah subuh, jadwal pengisi pesantren Ramadhan, jadwal petugas konsumsi.
  • Membuat rencana kegiatan buka bersama.
  • Membuat rencana pelaksanaan peringatan Nuzulul Qur’an.
  • Membuat rencana pengumpulan dan pendistribusian zakat fitrah dan zakat mal.
  • Membuat rencana pelaksanaan shalat Idul Fitri berikut petugas khatib dan imam shalat Idul Fitri.
  • Begitu masuk pada bulan Ramadhan, sering kali terjadi pasang surut jamaah shalat Tarowih, karena itu selaku takmir selalu memberikan motivasi pada jamaah agar lebih giat dalam melaksanakn shalat Tarowih, hal ini biasa disampaikan dengan cara melaksanakan kajian kitab, baik Alquran, hadits atau kitab-kitab para ulama’. Biasanya waktnya menyesuaikan bisa antara shalat Isa dan Tarowih, sesudah shalat tarowih, pada saat kuliah subuh, setelah shalat dhuhur, menjelang berbuka puasa. Begitulah kegiatan-kegiatan tahunan yang sudah dilakukan secara terus-menerus.
2.   Kegiatan muamalah, kegiatan ini dilakukan masih berhubungan dengan kegiatan puasa  Ramadhan, karena itu secara pribadi dan masing-masing keluarga juga berbenah untuk menyiapkan segala perlengkapan menyambut bulan Ramadhan dan juga Idul Fitri.


  • Kebutuhan sandang semakin meningkat, baik untuk kegiatan pada bulan Ramadhan atau setelah Ramadhan yaitu acara di bulan Syawal.
  • Kebutuhan pangan juga semakin meningkat, karena pada bulan Ramadhan menyediakan berbagai macam hidangan, demikian pula kebutuhan nutrisi juga lebih ditingkatkan. Karena untuk menjaga stamina selama sehari agar tetap sehat, kuat dan segar.
  • Menjelang akhhir bulan Ramdhan biasanya terjadi mudik, masyarakat yang bekerja atau mukim diluar kota atau luar negeri, ingin menikmati lebaran dikampung halaman bersama anggota keluarga dan masyarakat.


Begitulah bahwa setiap akan datang bulan Ramadhan selalu disambut dengan senang hati, bahkan bagi umat Islam yang tidak melaksanakan puasapun juga turut menyambut bulan suci Ramadhan. Karena itu pada bulan Ramadhan banyak rumah makan yang tutup pada waktu siang hari dan sore hingga malam dibuka. Sehingga banyak keluarga yang sedang berlibur ke luar kota atau keluarga yang ingin merasakan makan diluar rumah. Maka mereka datang ke rumah makan untuk makan bersama. Inilah diantara suka cita malaksanakan puasa Ramadhan.
Namun pada tahun 2020 atau pada Ramadhan 1441 H ibadaah yang demikian nampaknya tidak akan terlaksana, karena dunia sedang dilanda wabah Covid-19. Karena itu kegiatan apakah yang dapat dilakuan pada bulan Ramadhan nanti.

Ibadah puasa Ramadhan pada saat wabah corona.
Setiap ibadah tentu memmpunyai tuntuan syariatnya, ada inti ibadah ada fadhilah, ibadah merupakan wujud pengabdian seorang hamba kepada Allah SWT. Sehingga ibadah akan berdampak bagi diri sendiri, keluarga atau orang lain, bisa memberikan manfaat bagi orang lain, karena itu Rasullulah pernah bersabda, bahwa sebaik-baik orang adalah yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

Tentu ibadah pada saat terjadi wabah Covid-19 berbeda dengan ibadaah padaa tahun-tahun yang lalu, ibadah pada tahun ini lebih bernuansa pribadi dan keluarga saja. Ibadah yang bernuansa sosial dan berjamah tidak dilaksanakan, hal ini karena upaya untuk memwujudkan kemaslahan umat. Hal ini karena adanya himbau untuk melakukan social distancing. Dengan demikian shalat berjamaah di masjid/ langgar/ musholla untuk sementara untuk tidak dilaksanakan. Hal ini untuk shalat fardhu dan salat tarowih, bahkan untuk shalat Jum’at dan shalat Idul Fitri juga tidak dilaksanakan. Menteri agama RI telah memberikan tuntunan ibadah pada bulan Ramadhan yang tercantun dalam Surat Edaran nomor 6 tahun 2020.

Karena itu setiap keluarga hendaknya bisa menyesuaikan pelaksanaan ibadah dalam keluarga inti, untuk persiapan melaksanakan shalat tarowih tentu saja sama saja untuk dilaksanakan melalui bersih-bersih rumah dan lingkungannya, menyiapkan tempat jamaah shalat, menyiapkan perlengkapan shalat, karpet, sajadah, sarung, mukena, dan menyiapkan Alquran dan kitab-kitab untuk pendidikan dalam keluarga.

Untuk kegiatan buka puasa dan sahur akan dapat mewujudkan kebersamaan dalam keluarga, shalat tarowih dilanjutkan dengan tadarus Alquran hendaknya menjadi kebiasaan dalam keluarga. Waktu setelah makan sahur dan berbuka puasa menjadi waktu yang panjang bila tidak disertai dengan kegiatan. Disinilah tantangan bagi keluarga untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dalam nuansa ibadah. Hendaknya pada bulan Ramadhan nanti setiap pribadi mempunyai target-target yang akan diupayakan untuk dilaksanakan. Misalnya akan menghatamkan Alquran berapa kali, akan mengikuti kegiatan belajar bahasa Arab, bahasa Inggris, pelatihan baca kitab, kajian Islam yang dibimbing oleh salah satu anggota keluarga atau secara on line.

Jadwal kegiatan pada bulan Ramadhan dimulai dari sahur sampai berbuka puasa:

  1. Makan sahur bersama keluarga.
  2. Persiapan shalat Subuh berjamaah, dengan melaksanakan menggosok gigi dan berwudhu.
  3. Shalat subuh berjamaah dilanjutkan dengan tadarus Alquran, baca buku, mengikuti pelajaran baca kitab.
  4. Melaksanakan gerak badan, olah raga ringan, bisa jalan sehat.
  5. Mandi dilanjutkan dengan shalat dhuha.
  6. Melaksanakan aktifitas, bekerja, belajar hingga waktu dhuhur.
  7. Melaksanakan shalat dhuhur dilanjutkan dengan tadarus Alquran, membaca buku-buku, mengikuti kegiatan baca kitab, bahasa Arab.
  8. Melaksanakan shalat Ashar.
  9. Melaksanakan pelatihan bahasa Arab, baca kitab, baca buku.
  10. Buka puasa dilanjutkan dengan shalat maghrib.
  11. Shalat Isa dilanjutkan shalat tarowih
  12. Tadarus Alquran, baca buku-buku, kitab.
  13. Shalat Tahajud.


Demikian rangkaian ibadah puasa Ramadhan dalam kondisi sedang terkena wabah virus corona. Ibadah utamanya dilaksanakan secara berjamaah namun karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan dengan berjamaah. Dengan tidak dilaksanakan dengan berjamaah bukan berarti kemudian ibadahnya menjadi gugur, ibadah tetap wajib dilaksanakan namun dilaksanakan sendiri atau bersama dengan anggota keluarga. Terkecuali shalat Jum’at tidak dilaksanakan tetapi kemudian menegakkan shalat dhuhur. Shalat Idul Fitri tidak dilaksanakan karena akan terjadi interaksi social, tidak terlaksananya social distancing, sehingga akan sulit memutus rantai penularan virus corona. Demikian pula Shalat Idul Fitri sangat rentan terjadinya penularan, apalagi pertemuan dengan para pemudik yang susah terdeteksi sebagai ODP atau PDP.

4/10/2020

Istiqomah beribadah di tengah Wabah Corona Virus Desease



Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi, kondisi demikian harus disikapi secara serius. Maka Pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden RI Nomor 11 tahun 2020 menetapkan 1) Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) sebagai jenis penyakit yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. 2) Menetapkan kedaruratan kesehatan masyarakat Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) di Indonesia yang wajib dilakukan dengan upaya penaggulangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Status darurat Corona Virus ini hampir merata di seluruh dunia, persebaran yang sangat cepat karena melalui kontak dengan sesama manusia, sehingga beberapa negara menetapkan lock down guna memutus mata rantai persebaran virus ini. Namun ada juga negara yang masih memberi kelonggaran, termasuk di Indonesia. Sekalipun demikian pemerintah tetap memberikan perhatian yang sangat besar, sehinga upaya penanggulangan juga dilakukan secara terpadu. Oleh Kementerian Kesehatan, Perhubungan, Kepolisian, Kementerian Agama, Pendidikan dan juga Lembaga Keagamaan.

Bahkan untuk mempercepat penangan Virus Corona Presiden RI juga menetapkan Keputusan Presiden nomor 7 tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang bertujuan 1) Meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan. 2) Mempercepat penanganan Covid-19 melalui sinergi antar kementerian/ lembaga dan pemerintah daerah. 3) Meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran Covid-19. 4) Meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional. 5) Meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah, mendeteksi dan merespon terhadap Covid-19. (www.kominfo.go.id)

Sinergitas antar kementerian/ lembaga terus digalakkan, karena pandemi ini harus diatasi secara terpadu, sebagai contoh Dewan Masjid Indonesia menghimbau untuk rajin membersihkan lokasi masjid dan sekitarnya dengan disinfectan, menggulung karpet. Majlis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa nomor 14 tahun 2020 tentang penyelenggaran ibadah dalam situasi terjadi wabah Covid-19. Bahwa dalam kondisi penyebaran Covid-19 yang tidak terkendali disuatu kawasan yang mengancam jiwa, umat Islam tidak boleh menyelenggarakan shalat Jum’at dikawasan tersebut, samapai keadaan normal kembali dan wajib menggantinya dengan shalat dhuhur. Demikian pula aktifitas ibadah yang melibatkan orang banyak, seperti shalat berjamaah, tarowih, Id, pengajian umum dan majlis taklim.

Dari himbauan, fatwa kemudian disusul Surat Edaran Menteri Agama Nomor 6 tahun 2020 tentang panduan ibadah di bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1 Syawal 1414 H di tengah pandemi Covid-19. Secara garis besar memberikan batasan-batasan untuk tidak melaksanakan ibadah secara bersama-sama, shalat tarowih agar di rumah, tidak menyelenggarakan shalat berjamaah, tidak menyelenggarakan shalat Jum’at, shalat Id, Tarudrus Alquran bersama-sama, tidak menyelenggarakan tarowih keliling, tidak meyelenggraakan takbir keliling, shilaturahim dan meminimalkan pengumpukan zakat melalui kontak langsung.

Kegiatan-kegiatan ini sudah mentradsisi ditengah-tengah masyarakat, tuntunan agama yang sudah menjadi kebiasaan akan menimbulkan gejolak di masyarakat. Seakan-akan umat Islam diarahkan untuk jauh dari tempat ibadah, dijauhkan dari rutinitas ibadah, jauh dari saudara-saudaranya. Hal yangdemikian tentu perlu digalakkan sosialisasi kepada masyarakat karena ada saja anggota masyarakat yang kurang peduli terhadap dirinya sendiri, yang berdampak pada kepentingan orang banyak. Mereka berkeyakinan bahwa sehat, sakit, hidup dan mati adalah sudah menjadi takdir, dengan demikian kadang tidak menghiraukan himbauan dari pemerintah.

Karena itu dengan himbuan tersebute sebagai umat Isam hendaknya selalu berusaha dan berikhtiar agar kesehatan mendaji miliknya, sehingga hal-hal yang bisa mendatangkan kemudharatan untuk dihindari. Pada saat wabah Covid-19 ini setiap orang dikembalikan kepada keluarganya masing-masing, untuk peduli terhadap keluarganya dan juga peduli terhadap orang lain. Setiap muslim tertu sudah merencanakan kegiatan pada bulan Ramadhan yang kadang melibatkan anggota masyarakat dan jemaah masjid. Walaupun perencanaan ini merupakan pengulangan pada tahun yang lalu. Sekalipun demikian tetap ada nilai tambah bahkan kadang nuansanya berbeda.

Pada tahun ini walaupun telah ada Surat Edaran yang mempersempit aktifitas ibadah yang melibakan orang banyak. Namun hendaknya dikembalikan pada keluarga, yang merupakan satuan kecil dalam negara. Buatlah jadwal kegiatan pada bulan Ramadhan yang lebih bernuansa keluarga. Tetap disipilin dan istiqomah dalam melaksanakan ibadah, bahwa dengan tidak adanya shalat jamaah di masjid tetapi shalat lima waktu, tarowih, tadarus Alquran, kajian Islam tetap dilaksanakan karena itu adalah perintah Allah. Hanya satu ibadah yang diganti yaitu shalat Jum’at diganti dengan shalat dhuhur.

Ibadah dalam sekala keluarga ini bisa jadi ini menjadi kesempatan untuk memperkokoh ketahanan keluarga dalam kualitas iman, taqwa dan amaliyahnya. Tidak adanya ibadah secara bersama-sama bukan berarti secara pribadi tidak diwajibkan. Shalat yang tadinya berjamaah di masjid, menjadi shalat berjamaah di rumah masing-masing. Semoga Covid-19 segera berlalu agar segala aktifitas kegiatan bisa pulih kembali, kualitas iman dan amaliyah semakin meningkat.


4/09/2020

Fikir dan Zikir sebagai Penyeimbang Terbentuknya Mentalitas Manusia Karena Lingkungan



Lingkungan adalah kondisi dimana seseorang berada, keberadaan ini bisa dikaitkan dengan keluarga, masyarakat, sekolah, lingkungan kerja dan lainnya. Dalam lingkungan siapa yang mempengaruhi dan siapa yang dipengaruhi, jika ada figur yang mempunyai kemampuan, kekuasaan, kepintaran atau perilaku lainnya maka akan mewarnai kondisi suatu lingkungan dan berpengaruh pada setiap orang. Dalam lingkungan semua orang bisa mempengaruhi, kebiasaan, sikap tutur karta dan perbuatan akan menjadi pembelajaran secara tidak langsung. Pengaruh dan kekuatan akan saling berebut antara perilaku yang baik dan yang buruk. Walaupun semua ini terbentuk secara alami dimana di suatu lingkungan pasti akan ada kecenderungan untuk berbuat baik dan berbuat buruk.

Kehidupan masyarakat selalu begerak secara dinamis, dari perilaku manual menjadi informasi , komunikasi dan sekarang sampai pada era digital. Dahulu orang masih heran melihat televisi, sepeda motor, mobil, pesawat dan lainnya bahkan barang-barang tersebut hanya dimiliki oleh segelitir orang dan menjadi barang yang sangat mewah. Era digital dengan diikuti generasi millineal semua yang diinginkan bisa terwujud, mau naik kendaraan cukup dengan tekan tombol tertentu maka kendaraan akan datang sesuai dengan yang diinginkan. Mau makanan tinggal tekan tombol tidak perlu antri makananpun segera datang. Dan mengunjungi teman dan saudarapun bisa setiap saat melalui video call dan lainnya.

Waktu tahun dua ribuan hp adalah barang yang mewah dan langka, baru bisa panggil dan terima panggilan kemudian meningkat hp bisa untuk sms. Lalu berkembang ada fasilitas bluetooth, terus berkembang hp yang ada kameranya. Terus teknologi berkembang sehingga tercipta androit, setiap orang bisa mendownload aplikasi sesuai keinginnya. Ternyata hp sangat berpengaruh dalam mempengaruhi sikap bahkan bisa membentuk sikap dan perilaku. Kadang menjadi keanehan ketika berkumpul setiap orang sibuk dengan androitnya, setelah berpisah saling wa atau saling panggil. Bahkan ketika berada disuatu area musyawarah atau rapat juga sibuk dengan androitnya.

Biasakah orang tetap menjadi dirinya sendiri.
Diri sendiri adalah suatu yang hakiki, hakekat penciptaan manusia adalah sebagai makhluk pribadi, sosial dan makhluk Tuhan. Tiga hal saling berkaitan, tidak bisa berdiri sendiri, karena kesempurnaan manusia bila dapat mengaplikasikan tiga hal dimaksud. Sehingga ketika seseorang melakukan suatu aktifilas disuatu lingkungan juga harus ramah lingkungan, tidak menimbulkan gaduh di masyarat, jangan mengganggu masyarakat. Sehingga ketika ada orang yang mengatakan “ saya melakukan ini dan itu yang tidak mengganggu orang lain” sehingga statemen ini diikuti dengan sikap yang tak acuk dalam komunitas. Menurut diri sendiri kadang hal demikian hak-haknya apa pedulinya orang lain, inilah kemudian menjadi pribadi yang eksklusif. Sikap dan perilaku apapun akan mempengaruhi perilaku orang lain.

Penciptaan manusia adalah sebaik-baik makhluk, kesempurnaan ini ditandai dengan bentuk manusia yang diberikan kelengkapan sempurna dibanding dengan makhluk yang lainnya. Dengan bangsa hewan jelas sangat berbeda dari fungsi organnya saja sudah jauh berbeda, karena organ manusia yang dikenal dengan panca indra, semuanya bekerja dengan fungsinya masing-masing. Ketika makan, maka akan mengambil dengan tangannya bukan dengan mulutnya. Hal yang demikian karena manusia selain diberikan panca indra yang sempurna juga diberikan akal. Dari sinilah manusia dapat membedakan antara yang baik dengan yang buruk, dan dengan ini manusia bisa menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kesempurnaan ciptaan atas manusia karena manusia mengemban misi yang teramat berat, sebagai khalifatullah dan sebagai hamba Allah. Maka Allah telah menyiapkan petunjukkan yang disampaikan para rasul-rasul-Nya. Manusia akan selamat bila mengikuti aturan dan petunjuk Allah, karena itu melalui rasul-rasulnya Allah menerangkan tentang jalan hidup untuk meraih kebahagiaan didunia dan akhirat. Rasul adalah figur uswatun hasanah, sepintar, secerdas, sekaya apapun kalau tidak mengikuti Rasulullah maka dia tidak akan selamat.
Maka seandainya berada dilingkungan yang penuh dengan kemaksiatan, masyarakatnya jauh dari Tuhan. Maka jadilah dirinya sendiri dengan mengikuti syariat Allah yang disampaikan pada rasul-rasul-Nya. Diri sendiri yang senantiasa berada pada ketaatan artinya telah mempertahankan kondisi fitrah. Setiap bayi yang dilahirkan dalam kondisi fitrah, tunduk dan patuh pada kentuan Allah dan Islam adalah agama yang mengajak untuk tunduk dan patuh terhadap perintah Allah. Fitrah adalah dirinya sendiri, dan akan memantapkan dirinya sebagai ahsani taqwim (sebaik-baik penciptaan).
Karena itu kemudian manusia diberikan taklif, melalui bingkai agama rasul menerangkan perintah dan larangan Allah, rasul menerangkan janji dan ancaman, karena itu dalam pelaksanaan dan pengamalan perintah Allah bisa karena khouf, roja’ atau hub. Manusia bebas untuk memilih, karena manusia diberikan hak pilih yang akan menentukan status kemuliannya dihadapan Allah.

Peran lingkungan.
Sikap dan perilaku dipengaruhi bahkan kadang terbentuk karena lingkungan, bisa karena faktor genetika atau bawaan sejak lahir, pendidikan, pergaulan. Ada orang tua yang terheran-heran ketika melihat putranya yang masih kecil, dirumah bisa bernyanyi, mengeja huruf hijaiyah, menghafal angka, nama-nama anggota badan, bercuci tangan sebelum makan, mengambil dengan tangan kanan dan berdoa. Padahal di rumah tidak pernah diajari, karena disamping tidak sabar orang tua sibuk dengan profesinya. Bagaimana putranya bisa melakukan yang demikian. Oh ternyata pendidikan di sekolah, disanalah bisa mengarahkan dan membentuk sikap dan perilaku anak.

Ada lagi anak-anak yang bergaul ditengah komunitas anak-anak yang suka bemain, berjudi, minum-minuman keras dan mabuk-mabukan, tetapi dia tidak pernah tertarik untuk melakukan yang demikian. Mengapa bisa demikian? Hal ini bisa karena pendidikan telah mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang bisa dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. Benarkan demikian, sisi lain, anak tersebut hidup dalam keluarga yang religious, taat beragama, oh ternyata karena factor genetika.

Sesungguhnya Allah telah memberikan daya kreasi dan kekuatan kepada manusia, namun manusia diberikan kebebasan untuk menentukan jalan hidupnya. Pilihan ini yang akan menentukan kondisi seseorang, bahagia atau sengsara bisa ditentukan karena kebebasan memilih ini. Walaupun selagi hidup didunia kebahagian dan kesengsaran ini bersifat nisbi. Beda dengan kehidupan yang hakiki yaitu kehidupan akhirat, Allah telah menyediakan tempat yang selalu ada kebahagiaan yaitu surga. Dan ada lagi suatu tempat yang penuh dengan penderitaan dan kesengsaraan yaitu neraka.

Untuk memperoleh kebahagiaan sejati, Allah telah memberikan petunjuk dan jalan hidup untuk meraihnya. Petunjuk bagi orang Islam adalah Alquran dan Al Hadits, perbuatan yang mengikuti aturan syariat maka untuk selanjutnya akan mempunyai perilaku atau akhlaqul libanin. Karena itu situasi dan kondisi dimanapun berada akan tetap menjadi dirinya sendiri. Karena pribadi yang kuat dan kokoh dapat menempatkan fungsi fikir dan dzikir berjalan beriringan dalam memandu sikap dan perbuatan.

Fikir mempunyai peran yang sangat dominan bahwa manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ini akan menuntun pada perkembangan dan kemajuan kebudayaan dan peradaban, untuk kesejahteraan, kemakmuran dan kebahagiaan umat manusia. Bukanlah suatu perkembangan untuk membuat kesengsaran dan kerusakan bagi kehidupan manusia termasuk lingkungan hidupnya. Ha ini karena dwi fungsi manusia sebagai Abdullah dan sebagai khalifatullah, manusia bisa menempatkan akal dan hati pada proporsinya. Sehingga perilaku dalam kehidupan sehari-hari bukan seperti bahtera yang berlayar ditengah laut terobang-ambing oleh badai dan ombak sehingga tidaak tahu arah. Namun seperti batang pohon yang tegak kokoh, akarnya kuat mencengkeram bumi, tangkainya yang lebat dan daunnya rimbun, sekalipun tiupan angin yang kecang dan badai tetap tegak kokoh. Kadang-kadang terlihat meliuk-liuk mengikuti angin tetapi dia tetap pohon yang kuat.

Maka sekalipun pribadi terbentuk dalam lingkungan tetapi mempunyai kepribadian yang kokoh karena peran agama dengan syariatnya telah menuntun untuk memilih dan memilah antara yang hak dan yang batil. Sehingga dengan kemampuan akal bisa memilih yang hak dan yang baik, demikian pula fungsi hati mengingatkan bahwa setiap keputusan yang menjadi tindakan akan berefek pada kehidupan selanjutnya.

4/08/2020

Bukan Ketakutan Wabah Corona, Tetapi Waspada Untuk Usaha dan Ikhtiar

Pada akhir bulan Desember 2019 dunia dikejutkan dengan munculnya virus corona yang berawal di Wuhan Cina. Persebaran virus ini sangat luar biasa, karena persebaran terjadi antar manusia, melalui ludah, dahak, lendir dan lainnya. Sehingga sampai bulan April 2020 masih terjadi kekhawatiran dan ketakutan, banyak toko yang ditutup, masjid, langgar dan musholla mulai dari tikar digulung hingga ada himbauan untuk tidak menyelenggarakan shalat berjamaah di masjid, tidak menyelanggarakan shalat Jum’at. Dan moment besar yang akan segera datang bulan suci Ramadhan, dengan kegiatan shalat tarowih, tadarus Alquran, buka bersama, pengajian yang menghadirkan orang banyak, hingga shalat Idul Fitri tidk dilaksanakan bila pandemi corona belum sirna.


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةِ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ 

Kaum muslimin Jemaah Jum’ah Rahimakumullah 
Marilah bersama-sama kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Marilah kita bermuhasabah, mawas diri, menghitung-hitung atas nikmat Allah yang telah diberikah kepada kita dengan pengabdian dan ibadah kita kepada Allah. Karena itu tiada pilihan lain bahwa kita harus semakin giat semakin rajin dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. Karena Dialah pencipta dari segala yang ada, Dia yang memberikan kenikmatan kepada manusia namun Dia juga yang berkehendak untuk mencabut kenikmatan tersebut.


Pada hari ini kita sekalian hendaknya selalu waspada dengan wabah Coronavirus disease atau Covid 19. Sungguh telah menjadi kewaspadaan Nasional, hal ini ditandai dengan himbauan dari pemerintah agar mengurangi segala aktifitas yang mendatangkan komunitas manusia, meliburkan para pelajar, bekerja secara online, termasuk himbauan dari pemerintah untuk menggulung karpet yang ada di masjid dan tempat ibadah lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk memutus mata rantai persebaran virus corona.

Sebagai orang yang beriman kita diperintahkan untuk berusaha dan berihtiar agar dihindarkan dari wabah tersebut. Allah SWT berfirman:



“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS. Arro’du: 11)

Karena itu sebagai upaya menjauhkan dari wabah tersebut kita dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan, kebersihan jasmani badan, pakaian dan tempat hendaknya selalu diupayakan untuk selalu dijaga, setiap pribadi selalu berupaya mewujudkan kebersihan, karena sesungguhnya kebersihan itu sebagian dari iman.
Disamping kebersihan jasmani hendaknya kita berupaya mewujudkan kebersihan rohani, kita memohon berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari wabah dan mara bahaya.



“Dan Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (QS. Ath-Thalaq: 3)
Dengan usaha, ikhtiar dan tawakal kepada Allah, kita berharap kita sekalian, keluarga kira, saudara-saudara kita, warga Negara Indonesia pada umumnya dihindarkan dari musibah, wabah dan malapateka.

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا يَضُرُّهُ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ, حَسْبِيَ اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ, حَسْبِيَ الرَّبُّ مِنَ الْعِباَدِ, حَسْبي الْخاَلِقَ مِنَ الْمَخْلُوْقِ, حَسْبِيَ الرَّازِقُ مِنَ الْمَرْزُوْقِ, حَسْبِيَ اللهُ هُوَ الْحَسْبِيْ, حَسْبِيَ الَّذِيْ بِيَدِهِ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيْرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ, حَسْبِيَ اللهُ وَكَفَى, سَمِعَ اللهُ لِمَنْ دَعَى, وَلَيْسَ وَرَاءَ اللهِ مَرْمَى, حَسْبِيَ اللهُ لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ, عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

4/07/2020

Kesehatan, Manusia dan Rumah



Dalam judul diatas ada tiga kata yang saling berkaitan, kesehatan, manusia dan rumah. Dua hal penting antara kesehatan dan manusia, manusia hidup ingin sehat, maka bagaimana manusia selalu berupaya untuk bisa selalu tampil prima, sehat lahir dan batin. Tentu saja setelah tahu tantang kebutuhan nutrisi dalam tubuh manusia, maka manusia memerlukan makan dan minum. Dua hal ini ada yang enak di lidah tapi tidak enak di perut apalagi bagi metabolisme tubuh. Sebaliknya ada yang tidak enak di mulut tetapi diperut enak dan bagus untuk memenuhi nutrisi dalam tubuh manusia sehingga bisa meningkatkan kesehatan.

Karena itu untuk bisa meraih kondisi tubuh yang selalu prima walaupun tidak enak di mulut namun dipaksakan untuk dimakan dan diminum, karena yang dipikirkan adalah bahwa enak di mulut hanya berlangsung dalam hitungan menit tetapi bila aman bagi perut dan tubuh maka akan dirasakan berjam-jam bahkan berhari-hari. Bahkan kadang berefek pada kehiduoan selanjutnya. Maka disinilah antara hasrat, keinginan dan larangan menjadi hal yang semakin menambah kompleksitas bahwa untuk menjaga kesehatan itu diperlukan upaya yang konsisten, disiplin dan terpadu.

Disamping kebutuhan nutrisi dalam tubuh ternyata tubuh harus diimbangi dengan kegiatan yang bisa menunjang metabiolisme tubuh menjadi bagus, misalnya dengan membiasakan diri untuk berolah raga, menghindari tidur setelah makan. Karena kadang dari hal yang kecil, misalnya lebih banyak duduknya dari pada geraknya, lebih banyak tidurnya dari pada bangunnya, lebih banyak melihatnya dari pada memprakteknnya terutama dalam olah raga. Hal ini akan menjadi kebiasaan tidak produktif, efektif dan efisien.

Menyadari bahwa dalam hari-harinya digunakan untuk melihat youtobe, membaca sms dan sejenisnya. Kegiatan ini kebanyakan dilakukan sambil duduk sambil ngemil, berbaring atau leyeh-leyeh, tentu hal ini berpengaruh terhadap kesehatan. Karena banyak kalori yang tidak terbakar sehingga menimbulkan timbunan lemak, bisa dalam tubuh atau dalam darah, keduanya menurut kesehatan sama-sama berbahaya. Karena itu perlu aktifitas, gerak dalam setiap jam hendaknya berganti posisinya dan melakukan gerakan, walaupun sekedar untuk mengendorkan otot.

Disamping faktor nutrisi dan gerak yang akan mempengaruhi kesehatan ternyata perasaan juga sangat mendominasi dalam meraih derajat kesehatan. Perasaan ini bisa dari hati atau dari akal, antara hati dan akal saling berkaitan. Biasanya setiap problema yang tidak terselesaikan akan diupayakan untuk diselesaikan. Mengerahkan pikiran, hati tidak mau tinggal diam. Bila probema itu berkaitan dengan orang lain maka disinilah beraneka macam perasaan selalu berkembang. Adanya perasaan tidak enak, perasaan canggung, malu, gengsi, malas campur dalam diri manusia. Karena itu dengan apa mengatasi permasalahan ini agar kesehatan tetap terjaga.

Peran agama.
Didalam agama kadang rasional kadang irrasional, bagaimanakah orang menegakkan shalat hati dan pikiran menjadi tenang, bagaimana cara meemperoleh ketenangan. Agama menuntun jiwa agar menjadi bersih, agama memberikan peringatan bahwa setiap perbuatan yang tidak baik akan berimplikasi pada kesehatan manusia. Perasaan tinggi hati, tidak mau mengalah terapinya dengan shalat. Dari pemahaman dan perenungan bacaan surat Al Fatihah sudah jelas bahwa ayat yang kedua mengatakan segala puji bagi Allah seru sekalian alam. Disana menunjukkan tidak ada yang Maha Kuasa, Maha Perkasa kecuali Allah. Allah Maha Pengasih dan Penyayang, kasih sayang Allah merata bagi seluruh alam. Tidak ada makhluk Allah yang tidak diberi rizki, semuanya telah ditentukan dan disediakan.

Oleh karena itu ketika merasa paling kaya, bercerminlah bagaimanakah Nabi Sulaiman yang diberikan anugerah Allah dengan kekayaan yang melimpah, ternyata menjadi ingat ketika menjamu makhluknya Allah yang berada dilaut sekali saja sudah kehabisan. Beliau sadar bahwa kekayaan dan kekuasaan hanyalah pemberian Allah. Kemudian bagaimanakah ketika Raja Fir’aun merasa paling berkuasa, sehingga menganggap dirinya sebagai Tuhan untuk disembah. Ternyata dia makhluk Allah yang lemah sehingga kandas di dasar laut. Karena itu sikap hati yang keras, yang pongah terapinya adalah shalat.

Shalat juga menyadarkan bahwa manusia adalah makhluk yang harus tahu keadaan. Diantara organ manusia, organ manakah yang paling dihormati dan disanjung-sanjung? Tangan, kaki, dada, badan, kepala? Tentu sepakat bahwa pada kepala terletak simbol kehormatan. Cantik atau tampan tempatnya di muka. Khusus bagi wanita bagaimanakah untuk tampil cantik ada berapa macam alat untuk memoles agar menjadi cantik, berapa biaya yang dikeluarkan, berapa lama waktunya untuk berhias. Misalnya dari mukanya, alisnya, idepnya, bibirnya, giginya, dagunya, pipinya, keningnya, rambutnya. Demikian pula kaum pria kumisnya, jambannya, mukanya dan lainnya akan menunjukkan karisma.

Jadi benar bahwa pada kepala terletak simbol kebanggaan, disamping karena selalu berada pada posisi paling atas. Namun sadarkah bahwa ketika shalat ternyata suatu yang diagungkan bersedia untuk sejajar dengan suatu yang berada dibawah dalam hal penghormatannya. Kepala harus ikhlas sejajar dengan pantat, ada apakah dalam pantat, disana tempat keluarnya sesuatu yang kotor. Bahkan ketika sujud ternyata kepala harus mengikhlaskan ketika harus lebih rendah posisinya dari pada pantat.

Manusia ibarat rumah.
Bila manusia ingin selalu tampil prima, maka dari itu ingin selalu menjaga kesehatan, karena itu perlu dijaga dan diupayakan. Perjalanan hidup manusia dimakan usia, karena itu usia yang semakin bertambah derajat kesehatan bukan semakin baik, namun semakin turun. Karena itu gejala-gejala orang menjadi tua minimal ada 7 yang disingkat 6B 1L . 6 B adalah, Budeg (pendengarannya berkurang), Bisu (sulit bicara), Blawur (penghlihatan samar), Bawel (crewet), Buyuten (gemetaran), Bingung, L (lalen) pikun mudah lupa. Disamping itu ada unsur-unsur fisik yang berubah,seperti kulit keriput, rambut putih, tubuh bengkok atau miring, otot-otot kendor, matanya sering berair, giginya ompong dan lainnya.

Kadang segala macam ditempuh untuk merenovasi diri seperti rambut putih dicat, gigi ompong pasang gigi palsu, kulit keripun di make up dan lainnya. Namun sepintar-pintar manusia tetap tidak bisa mengundurkan usia, ternyata yang tua tetap tua, apalagi dengan kelahiran cucu atau cicit sehingga penyebutan nama diberi gelar eyang atau buyut. Sehingga jika ada orang tua yang merasa sehat, tampan dan cantik tentu dalam dimensi yang berbeda. Usaha dalam bentuk apapun akan menjadi seperti rumah, walaupun selalu diadakan perawatan, dibersihkan, dicat namun tetap ada saja yang rusak. Bila atapnya tidak bocor bisa jadi hanya retak. Demikian pula temboknya, jendelanya, pintunya, lantainya, pagarnya, lampunya, instalasinya. Karena memang waktu tidak bisa didustai.

Agar masa tua tetap bahagia hendaknya tetap menerapkan pola makan yang baik, berolah raga, istirahat yang cukup, lebih aktif dalam kegiatan keagamaan. Kembalikan kebiasaan suka membaca, dan bagi yang belum terbiasa untuk melatih. Karena usia tua teman dan kerabat dekat banyak namaun kadang terasa jauh. Zaman sudah berubah orangnya dekat namun hatinya jauh, berbedaa dengan zaman dahulu jasadnya jauh namun dekat di hati. Solusi kebiasaan membaca, mengendorkan urat saraf, menambah kualitas iman dan menambah pahala yaitu dengan membaca Alquran.

Yang muda akan menjadi tua, yang tua tidak akan menjadi muda lagi, muda dan tua adalah Sunnatullah, nikmati kehidupan dengan rasa bahagia, insya-Allah akan selalu sehat, amin.

4/06/2020

Raih Kelezatan Iman



Hidup manusia ditentukan hukum kausalitas, maka dari itu ada penggalan hadits rasul “barang siapa menanam maka akan mengetam”. Setiap perbuatan akan berdampak pada hasil, baik itu untuk diri sendiri atau beralih pada anak, istri atau keluarganya. Dalam waktu singkat, sedang atau lama, dunia atau akhirat, karena semua perbuatan pasti akan kembali pada dirinya sendiri. Seandainya semua orang tahu dan faham akan hal ini, tentu kemaslahan dan ketenteraman hidup akan dicapai.

Warna-warni alam semesta menjadi ketentuan bahwa keseragaman dan kesamaan tidak akan pernah terjadi, karena itu bila ada baik maka selalu ada yang buruk, ada besar ada kecil, ada panjang pendek, ada jauh ada dekat dan sebagainya. Demikian pula kondisi seseorang bisa menjadi iman atau kafir, taat atau maksiat. Tentang keyakinan dan keimanan bukan kewenangan manusia untuk menentukan, manusia hanya mengupayakan agar sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, Engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman”. QS. 2:6)

Karena itu Allah memberikan petunjuk jalan hidup yang disampaikan melalui para rasul-Nya. Syariat Allah sudah mencapai kesempurnaan ketika telah mengutus nabi Muhammad SAW. Allah akan terus memberikan petunjuk yang kemudian dilanjutkan dengan para ulama’. Dengan berbekal pada iman maka orang akan meraih kelezatan, kenikmtan hidup, kebahagian dan kesejahteran hidup. Pada Alquran telah dinyatakan bahwa tidak cukup sesorang mengatakan “saya beriman” melainkan harus diikuti dengan amal shalih, karena itu didalam Alquran kata iman disandingkan dengaan amal shalih. Bila kedua hal ini bisa saling berdampingan maka janji Allah akan bisa dirasakan.
Dalam sabdanya rasulullah SAW telah bersabda:

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
"Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: dijadikannya Allah dan rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka" (HR. Buchari hadits ke-15).

Ada tiga syarat untuk meraih manisnya iman 1) Allah dan rasul-Nya lebih diprioritaskan, 2) bila mencintai seseorang itu berlandaskan karena cinta kepada Allah, 3) membenci perbuatan maksiat karena kekufuran sebagaimana benci bila kelak dilemparkan ke neraka. Tiga syarat itu berkaitan erat antara hati, lisan dan perbuatan, sesuai dengan prinsip iman yaitu keyakinan dalam hati lalu diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan. Bagaimankah jika tidak ada kesinambungan, tentu akan menimbulkan dampak, predikat mukmin akan menjadi kafir, atau paling tidak akan menjadi munafiq. Semua ini akan berimplikasi pada siakap dan perbuatan keseharian.

Predikat manusia sebagai makhluk yang diciptakan dalam sebaik-baik bentuk maka kemudian akan turun drastis, akan menduduki posisi tepat yang rendah. Kecuali bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih, maka bagi mereka pahala yanag tiada putus-putisnya”. (QS. Ath-thin: 4-6).

Atau bahkan Allah mengibaratkan seperti hewan ternak bahkan lebih rendah dari itu.
“ dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, merka mempunyai ahati, tetapi tiak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan merka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), merka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai”. (QS. Al A’rof: 179)

Bila Allah dan rasul-Nya yang diprioritaskan, maka dapat dilihat dalam aktifitas keseharian. Sebagai muslim tentu dalam sehari semalam minimal mendengarkan panggilan untuk shalat sebanyak sepuluh kali, lima kali ketika mendengar kumandang adzan dan lima kali ketika mendengar kumandang iqamah. Sedang apakah ketika mendengar panggilan tersebut, manakah yang lebih didahulukan. Bukankah Allah itu akan mengikuti persangkaan hamba-Nya? Demikian pula ketika mencintai sesuatu, misalnya kepada wanita yang dicintai hendaknya tidak mencintai kecuali cinta pada Allah. Sehingga setiap aktifitas selalu diiringi dengan rasa syukur atas semua anugerah Allah sehingga akan berupaya meningkatkan amal ibadah kepada Allah. Bila telah melakukan salah dan dosa agar memperbanyak istighfar, mohon ampun kepada Allah, serta bertobat. Karena bila hal ini dilakukan secara terpadu dan istiqomah maka akan meningkatkan derajat iman dan taqwanya.

3/18/2020

Kekuasaanllah tak tertandingi.


Allah Maha Kuasa, Dia Pencipta dari segala yang ada, pencitaannya bukan hal yang sia-sia tetapi Alllah telah menyiapkan segala yang diperlukan hamba-Nya. Karena itu kepada siapa kita meminta kalau bukan kepada Allah.


اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Kaum muslimin Jemaah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah bersama-sama kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sekaligus kita mensyukuri nikmat iman dan taqwa sehingga telah masuk dalam hamba Allah yang berserah diri yaitu orang-orang Islam. Hal ini telah ditandai dengan mengucapkan dua kalimah syahadat, yaitu syahadat tauhid dan syahadat rasul.
اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمدارسول الله
“ Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah”.

Dengan mengucapkan dua kalimah syahadat tersebut berarti seseorang telah Islam, yaitu orang-orang yang senantiasa tunduk dan patuh pada ketentuan Allah, karena itu orang Islam adalah orang yang telah mengakui tentang kekuasaan Allah SAW. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 164:



“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Sebelum Allah menciptakan manusia, Allah telah menciptakan golongan malaikat dan jin, sebelum golongan malaikat dan jin Allah telah menciptakan alam semesta. Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk karena manusia mempunyai tugas yang teramat berat yaitu sebagai hamba Allah dan sebagai khalifatullah. Manusia mempunyai jisim dan ruh, dan dalam kehidupan, manusia selalu dipengaruhi oleh dua kekuatan yaitu kekuatan rohani dari golongan hamba Allah yang senanatiasa patuh dan taat terhadap perintah Allah dan golongan rohani yang selalu menentang perintah Allah. Adapun jisim manusia selalu terpangaruh oleh ruang dan waktu. Ketika mata melihat, telinga mendengar, hidung membau maka muncul dorongan untuk melakukan suatu perbuatan. Karena itu ketika antara mata, hati dan tindakan telah menyatu dalam perbuatan ketaatan kepada Allah berarti telah hidup dalam petunjuk-Nya. Namun ketika terjadi disintregitas, tidak adanya sinergitas antara hati, lisan dan perbuatan maka berarti berada dalam jalan yang tidak diridhai Allah. Dalam hadits qutshi Allah telah berfirman:
عَنْ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَّهُ قَالَ يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا
“Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam meriwayatkan firman Allah SWT yang berbunyi: "Hai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan diri-Ku untuk berbuat zhalim dan perbuatan zhalim itu pun Aku haramkan diantara kamu. Oleh karena itu, janganlah kamu saling berbuat zhalim!
Perbuatan dhalim adalah perbuatan yang merugikan orang lain, membuat orang lain menjadi sengsara. Perilaku dhalim kadang dilakukan secara sengaja, bahkan terencana untuk menimbulkan musibah, bencana dan kesengsaran bagi orang lain hal ini secara terang-terangan telah melanggar ketentuan Allah. Namun kadang tidak sengaja, tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa perbuatannya merugikan orang lain. Karena itu agar apa yang dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah maka jadikanlah Sunnatullah sebagai petunjuk dan jalan hidupnya, dalam firman-Nya Rasululah melanjutkan:
يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ
“Hai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kesesatan, kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk. Oleh karena itu, mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepadamu!
Karena orang Islam selalu memohon petunjuk kepada Allah ke jalan yang benar, sebagaimana jalannya orang-orang yang telah mendapat petunjuk bukan jalannya orang yang dimurkai dan disesatkan, dalam sehari semalam tidak kurang dari 17 kali, hal ini disebutkan dalam surah Al Fatihah:



Kaum muslimin Jemaah Jum’ah Rahimakumullah
يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلَّا مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ
“Hai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kelaparan, kecuali orang yang telah Aku beri makan. Oleh karena itu, mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu makan!
Allah telah melapangkan bumi sebagai tempat tinggal, langit sebagai atapnya, menurunkan air hujan, sehingga tumbuh beraneka macam tumbuh-tumbuhan, semua itu disediakan untuk memenuhi hajat hidup manusia. Termasuk Allah telah memberikan pakaian kepada manusia.
يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلَّا مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ
“Hai hamba-Ku, kamu sekalian telanjang dan tidak mengenakan sehelai pakaian, kecuali orang yang Aku beri pakaian. Oleh karena itu, mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu pakaian!
Sudah diberikan kecukupan, bahkan dilebihkan segala keperluan hidup, bahkan telah banyak yang hidup dalam bermegah-megahan, berlomba dalam banyak harta, anak, perhiasan, dan hewan ternak. Sehingga diantara mereka banyak yang lalai terhadap anugerah Allah, karena itu rasul melanjutkan sabdanya yang merupakan firman Allah:
يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ
“Hai hamba-Ku, kamu sekalian senantiasa berbuat salah pada malam dan siang hari, sementara Aku akan mengampuni segala dosa dan kesalahan. Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Ku, niscaya aku akan mengampunimu!
Seberapapun dosa hamba terhadap Khaliq akan diampuni, karena itu sebaik-baik hamba Allah adalah yang senantiasa mengingat pada dosa dan kesalahan yang telah dilakukan, melupakan amal shalih yang telah dilakukan. Karena yang demikian ini akan menjadi muslim yang akan selalu memperbaiki dan meningjatkan amal ibadah kepada Allah, tiada puas-puasnya dalam beribadah.
يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّي فَتَضُرُّونِي وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي
“Hai hamba-Ku, kamu sekalian tidak akan dapat menimpakan mara bahaya sedikitpun kepada-Ku, tetapi kamu merasa dapat melakukannya. Selain itu, kamu sekalian tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kepada-Ku, tetapi kamu merasa dapat melakukannya”.

يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا
Hai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta manusia dan jin, semuanya berada pada tingkat ketakwaan yang paling tinggi, maka hal itu sedikit pun tidak akan menambahkan kekuasaan-Ku.
يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا
Hai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta jin dan manusia semuanya berada pada tingkat kedurhakaan yang paling buruk, maka hal itu sedikitpun tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku.
يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلَّا كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ
Hai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta semua jin dan manusia berdiri di atas bukit untuk memohon kepada-Ku, kemudian masing-masing Aku penuh permintaannya, maka hal itu tidak akan mengurangi kekuasaan yang ada di sisi-Ku, melainkan hanya seperti benang yang menyerap air ketika dimasukkan ke dalam lautan.

يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ
Hai hamba-Ku. sesungguhnya amal perbuatan kalian senantiasa akan Aku hisab (adakan perhitungan) untuk kalian sendiri dan kemudian Aku akan berikan balasannya. Barang siapa mendapatkan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan barang siapa yang mendapatkan selain itu (kebaikan), maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri."
Hadits Muslim no- 4674 , Hadits Ahmad no - 20451

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

11/22/2019

Menjadi muslim yang baik


Menjadi muslim yang baik, tentu hal ini menjadi harapan bagi umat nabi Muhammad SAW. Menjadi adalah suatu proses, jadi dari kebaikan itu akan terus ditingkatkan. Karena itu baik itu selalu berlawanan dengan buruk atau jahad. Kebaikan itu suatu yang dikehendaki Allah karena hasil dari perbuatan melaksanakan perintah Allah. Bagaimanakah bila diperlakukan orang lain secara tidak wajar, misalnya disakiti, didhalimi, difitnah dan lainnya. Muslim yang baik bukan membalas dengana hal tersebut atau yang serupa, tetapi dari keburukan itu dibalasnya dengan perilaku yang baik dan terpuji.



اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَتِ وَالنُّوْرِ ثُمَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ الْخَالِقُ الْبَارِءُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاءُالْحُسْنَى, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ,اَلْمَبْعُوْثُ بِالْحَقِّ وَالْوَفَى. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا  مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ الْهُدَى أَمَّا بَعْدُ: اَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنُ رَحِمَكُمُ اللهُ, اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ, اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ رَبُّكُمْ فِى الْقُرْانِ الْكَرِيْمِ اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَااَيُّهَالنَّاسُ كُلُواْمِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلَالً طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانَ اِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّمُبِيْنٌ
Kaum Muslimin Rahimakumullah,
Pada mimbar Jum’at ini saya mengajak pada jamaah sekalian, marilah bersama-sama kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan perintah-perintahnya dan berupaya untuk meninggalkan larangan Allah SWT. Sesungguhnya dwi fungsi manusia atas penciptaan Allah terhadap manusia. Manusia adalah sebagai hamba-Allah dan sebagai khalifah Allah. Karena itu untuk mewujudkan peran ganda tersebut Allah SWT memberikan perintah dan larangan. Setiap perintah pasti akan membawa pada kebaikan sebaliknya larangan Allah bila dilaksanakan maka akan membawa pada bencana, malapetaka bahkan dosa. Karena itu dengan perintah dan larangan Allah itu kita cermati kita hayati, kita pahami untuk bisa dipilih dan dipilah dalam kehidupan sehari-hari. Allah memerintahkan





“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali Imran: 102)

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk bertaqwa kepada-Nya, yaitu untuk menjalankan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Perwujudan dari iman dan taqwa dijelaskan oleh Rasullulah SAW.
اتق الله حيثما كنت واتبع السيئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن
“Bertaqwalah kepada Allah di manapun kamu berada, ikutilah keburukan dengan kebaikan yang akan menghapusnya dan pergaulilah manusia dengan akhlaq yang baik (HR. Ahmad, Tirmidzi, Baihaqi).

Mengacu pada sabda Rasulllah tersebut, bahwa diutusnya nabi Muhammad SAW tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlaq bagi sekalian alam. Hal ini jelas ketika melihat idiologi masyarakat Jahiliyah, kondisi sosial kemasyarakatan yang telah menyimpang dari aturan Allah. Demikian pula bahwa pada diri Rasulullah juga terlah tertanam suri tauladan (uswatun hasanah). Maka sudah sewajarnya beliau melanjutkan sabdanya واتبع السيئة الحسنة تمحها agar mengikuti keburukan dengan kebaikan, karena kebaikan itu akan menghapuskan keburukan. Keburukan bila dibalas dengan keburukan maka akan menjadi lingkaran syetan, sehingga tiada kebaikan akan tersebar, keberkahan akan terwujud karena yang terbangun adalah perilaku angkara murka. Namun bila keburukan itu diganti dengan kebaikan akan terbangun kehidupan yang damai, harmonis, aman dan sejahtera. Bahkan Rasululah masih melanjutkan sabda-Nya 
وخالق الناس بخلق حسن
Dalam menjalin hubungan sosial hendaknya menerapkan sikap dan akhlaq yang terpuji.
Karena itu tidak bisa ditawar lagi bahwa iman dan taqwa itu di manapun berada. Iman dan taqwa tidak tergantung pada suatu tempat dan situasi. Karena hendaknya iman dan taqwa yang akan mewarnai situasi dan tempat. Bagaimanakah kondisi dan situasi yang berada dalam kondisi kemaksiatan tetap berpegang pada iman dan taqwa, suatu wilayah yang berada pada keingkaran kepada Allah selalu ditegakkan iman dan taqwa. Maka dengan demikian Allah akan melimpahkan keberkahan-Nya bagi sekalian alam.

“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al A’rof: 96)

Suatu negeri yang penduduknya beriman dan bertaqwa  menjadi kunci bagi Allah akan memberikan keberkahannya, Allah berkuasa untuk menciptakan kejayaan dan kemakmuran di tengah masyarakat yang jauh dari petunjuknya, tapi yang terjadi akan mendatangkan bencana dan malapetaka baik terhadap negrinya maupun bagi yang lain. Hal ini karena kejayaan dan kemakmuran jauh dari keberkahan.
Untuk selanjutnya Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk bertaqwa dengan sebenar-benarnya (haqqa tuqaatihi). Di dalam tafsir Ibnu katsir haqqa tuqaatihi dimaknai dengan taat kepada-Nya dan tidak maksiat terhadapnya, Selalu mengingat-Nya dan tidak lupa kepada-Nya, selalu bersyukur kepada-Nya dan tidak ingkar terhadap nikmat-Nya.

Kemudian dilanjutkan dalam firman-Nya: “walaa tamutunna ilaa waantum muslimuun” dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Ali Imran: 102)
Artinya, peliharalah Islam dalam diri kita selagi kita sehat dan sejahtera, agar kita nanti mati dalam keadaan beragama Islam, sesungguhnya pengamalan ajaran Islam adalah karena suatu pembiasaan, ketika sudah terbiasa maka akan menjadi ringan dan mudah. Misalkan menegakkan shalat 5 waktu pada awalnya adalah berat dan menyulitkan, namun kalau sudah dibiasakan maka akan menjadi ringan dan mudah. Bahkan bagi mereka akan merasa kurang dalam menegakkan shalat 5 waktu, sehingga ditambah dengan shalat-shalat sunnah yang lain. Demikian pula shalat berjamaah itu juga akan menjadi ringan bila telah dibiasakan.

Barang siapa yang hidup menjalani suatu hal yang baik, maka ia pasti mati dalam keadaan berpegang kepada yang baik dan dalam kondisi khusnul khatimah. Dan barang siapa yang mati dalam keadaan tidak berpegang pada syari’at Allah, maka akan menjadi suul khatimah kelak ia dibangkitkan dalam keadaan yang amat rugi.
Ada dua konsepsi ahlussuffah dalam melaksanakan perintah Allah:
·         Khauf dan roja’, takut dan harap yang dipelopori ahlussuffah Hasan Basri. Bahwa setelah memahami perintah dan larangan Allah, balasan dan ancaman Allah, maka muncul rasa takut bila meninggalkan perintah Allah akan mendapat azab dan siksa. Sehingga berusaha melaksanakan perintah Allah dengan penuh harap akan mendapat pahala dan surga.
·         Hub, cinta yang dipelopori ahlussuffah Rabiah Adawiyah. Dalam konsepnya beliau melaksanakan perintah Allah bukan karena mengharapkan pahala dan surga. Beliau melaksanakan larangan Allah dan meninggalkan perintahnya bukan karena takut siksa dan neraka. Namun semua itu dilaksanakan karena cinta.

Sebagai orang awam marilah kita kaji, pahami dan laksanakan perintah Allah, sebagai wujud rasa syukur bahwa Allah telah memberikan kesempurnaan pada manusia. Karena kita hidup di bumi Allah, kita makan minum dari semua milik Allah, bahkan kita memintapun kepada Allah. Mudah-mudahan Allah selalu memberkahi kita semua, amin.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

11/09/2019

Do'a Ziarah Hari Pahlawan 2019 - Renungan akan kematian



Ziarah kubur adalah suatu upaya untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur dalam berjuang membela Negara. Ziarah kubur juga syarat dengan perenungan dan permohonan pada Allah, agar mereka selalu dalam kedamaian, penuh dengan ampunan Allah SWT.

Ziarah kubur untuk menggugah pada setiap insan bahwa dirinya adalah makhluk Allah yang mana suatu saat juga akan menghadapi kematian. Karena itu selagi masih diberikan kehidupan, memohon agar hidupnya bisa lebih bermanfaat. Berikut do’a ziarah para pahlawan.


أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ


Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat-Mu, atas segala kasih dan sayang-Mu, pada hari ini berada pada pusara para pahlawan dan syuhada’ bangsa, untuk mengenang jasa dan perjuangannya. Dalam kegiatan ziarah nasional, Hari Pahlawan 10 November 2019.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Lipat gandakanlah pahala amal dan perbuatan para pahlawan bangsa, beratkanlah timbangan amal kebaikannya, jadikanlah bakti dan semangat serta keteladanannya menjadi inspirasi dan semangat cinta tanah air.

Karena itu ya Allah jadikanlah amal perbuatan dan perjuangan senantiasa hidup untuk menjadi teladhan bagi bangsa Indonesia, bersatu dalam perbedaan, bersama dalam keberagaman. Jadikanlah ilmu dan strateginya menjadi bekal kami dalam membangun Negara dan bangsa kami. Dan jadikanlah keluarga dan ahli waris yang ditinggalkan menjadi keluarga yang sakinah, bahagia sejahtera lahir dan batin.


Ya Allah, Tuhan yang Maha Pengampun. Ampuni dan kasih sayangilah para pahlawan kusuma bangsa kami, maafkanlah kesalahan mereka, hormatilah kedatangan mereka, luaskanlah tempat diam mereka, terangilah kuburnya, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan lebih baik, jauhkanlah mereka dari huru-hara kubur dan siksaan api neraka.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ ، وارْحمْهُمْ ، وَعَافِهِمْ ، وَاعْفُ عَنْهُمْ ، وَأَكرِمْ نُزُلَهُمْ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُمْ وَاَغْسِلْهُمْ بِالْمَاءِ والثَّلْجِ وَالْبَرَدِ ، ونَقِّهِمْ منَ الخَطَايَا، كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبُ الأبْيَضُ منَ الدَّنَسِ ، وَأَبْدِلْهُمْ دَارًا خَيْراً مِنْ دَارِهِمْ ، وَأَهْلاً خَيّراً منْ أهْلِهِمْ، وزَوْجاً خَيْراً منْ زَوْجِهِمْ ، وأدْخِلْهُمُ الْجنَّةَ ، وَأَعِذْهُمْ منْ عَذَابِ القَبْرِ ، وَمِنْ عَذَابِ النَّار " والحمدلله رب العالمين.


Do'a Hari Pahlawan 2019 Aku Pahlawan Masa Kini


Hari pahlawan adalah suatu momentum yang sangat bagus untuk membuka kembali sejarah  perjuangan  dan pengorbanan para pahlawan. Dari merekalah negara Republik Indonesia terwujud. Sungguh besar jasa mereka, mereka yang menanam kita yang mengetam. Karena itu sebagai wujud rasa terimakasih kepada mereka gunakanlah sebagian dari panenan itu untuk kentingan bangsa dan Negara.

Karena itu tema hari Pahlawan tahun ini “Aku Pahlawan Masa Kini”. Diharapkan setiap insan bergerak hatinya untuk berjuang membangaun negeri sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing.




أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ  اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى  سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ  اَجْمَعِيْنَ.
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat-Mu, atas limpahan nikmat dan karunia-Mu, sehingga pada pagi hari ini kami dapat melaksanakan upacara bendera, memperingati hari pahlawan kusuma bangsa yang telah gugur mendahului kami, demi kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia. Semoga kegiatan ini tercatat sebagai amal ibadah kepada-Mu.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Kuasa
Dengan peringatan hari Pahlawan ini, jadikanlah media bagi kami untuk membuka kembali sejarah perjuangan dan pengorbanan para pahlawan bangsa untuk meraih kemerdekaan. Cururan keringan, tumpahnya darah bahkan rela mengorbankan jiwa dan raga demi cita-cita meraih kemerdekaan.

Kini mereka telah tiada, mereka telah menitipkan bangsa dan negara kepada para putra bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan. Karena itu ya Allah wariskanlah semangat kepahlawanan kepada kami, untuk terus berjuang dan berkorban demi bangsa dan Negara. Bangkitkanlah semangat kepahlawanan dalam diri kami untuk lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.

Wariskankah semangat kepahlawanan kepada kami untuk menjadi insan yang terbaik, selalu berlomba untuk meningkatkan kinerja guna memberikan yang terbaik bagi bangsa dan Negara. Karena itu ya Alllah bimbingklah kami dan berikanlah petunjuk kepada kami.

Ya Allah hindarkanlah bangsa kami dari bencana dan mala petaka, agar kami dapat meneruskan pembangunan bangsa kami, demi mewujudkan bangsa Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur, sejahtera lahir dan batin,  selalu berada dalam naungan ridha dan ampunan-Mu.

Ya Allah ya ghaffar, ampunilah dosa kami, orang tua kami, dosa para pemimpin kami, muliakanlah ya Allah kedatangan mereka disisi-Mu, amin.

رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

8/15/2019

Doa Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia


Kemerdekaan adalah anugerah Allah, kemerdekaan diperoleh dengan perjuangan dan pengorbanan para syuhada’. Kemerdekaan diperoleh dengan cucuran keringat, tetesan darah, pengorbanan jiwa dan raga. Bagaimanakah dahulu rakyat Indonesia hidup dalam penderitaan, penindasan, kemiskinan dan kebodohan. Sejarah telah membukakan hati kita untuk mengingat perjuangan dan pengorbanan mereka.

Kini kita hidup di alam merdeka, kita hendaknya menyukuri nikmat kemerdekaan dengan mengisi kemerdekaan. Yang masih dalam taraf pendidikan untuk lebih rajin belajar, yang sudah bekerja untuk lebih giat bekerja, yang menjadi pemimpin untuk lebih amanah, rakyatnya taat, dan semuanya bekerja dan berkarya berdasar pada profesinya dengan tidak melupakan zat yang menciptakan dari semua yang ada, tentu saja dengan meningkatkan amal ibadah kepada-Nya.


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ, اللّٰهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى  سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ  اَجْمَعِيْنَ.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat-Mu, atas segala limpahan nikmat dan karunia-Mu sehingga pada pagi hari ini kami dapat berkumpul di tempat ini dalam kegiatan upacara bendera Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74, dalam suasana yang aman, damai dan sejahtera, sembah sujud senantiasa kami panjatkan kehadirat-Mu. Karena Engkaulah pencipta, pengatur dan pemilik dari semua yang ada ada.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.
Ingatkan dan sadarkanlah bangsa kami, dengan semangat dan perjuangan para pahlawan yang telah dengan ikhlas mengorbankan jiwa dan raga untuk meraih kemerdekaan. Karena itu ya Allah, kemerdekaan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami, berikanlah kami kemampuan untuk mengisi kemerdekaan, dengan senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan serta persaudaraan. Jauhkanlah segala perilaku jelek yang akan membawa pada perpecahan dan permusuhan. Karena kami bangsa yang satu, yaitu Indonesia.

Ya Allah, ya haady, bimbinglah kami, terangilah hati dan fikiran kami dengan nur hidayah-Mu  agar kami dapat menjadi pribadi yang ikhlas beramal. Jadikanlah kami, sebagai aparatur negara yang bisa bekerja dengan integritas, professional, inovasi, tanggung jawab dan keteladanan. Karena kami yakin ya Allah, bahwa segala yang kami lakukan kelak akan Engkau mintai pertanggungjawaban.

Ya Allah ya ghoffar, ampunilah dosa kami, orang tua kami, para pemimpin kami, kabulkanlah permohonan kami, amin.
رَبَّناَ تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيناَ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الا خرة حسنة وقنا عذاب النار, والحمد لله رب العالمين.

6/06/2018

Mengisi Ramadhan Bulan Penuh Ampunan



اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرًا مبَارَكًا كُتِبَ فِيْهِ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الْاُ مَمِ الْمَاضِيَةِ وَأُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتِ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الدَّيَّانُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ خَيْرُ مُعَلِّمٍ وَاِمَامٍ, اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ عَلَى مَنْهَجِهِمِ السَّلِيْمِ أَمَّابَعْدُفَيَآعِبَادَ اللهِ, أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ
Kaum muslimin jemaah jum’ah Rahimakumulah
Tidak terasa bahwa puasa Ramadhan yang kita laksanakan sudah masuk pada sepuluh hari yang kedua, semoga Allah memberikan maghfirah kepada hamba-Nya yang senantiasa beristiqomah, ikhlas dan sabar dalam melaksanakan perintah Allah. Serta pada sepuluh hari yang kedua kita berupaya untuk memaksimalkan kegiatan di bulan Ramadhan, guna meraih ampunan Allah SWT, Rasullulah SAW pernah bersabda

اوله رحمة واوسطه مغفرة واخره عتق من النار

“ Awal puasa Ramadhan adalah rahmat yang pertengahan adalah maghfirah dan yang terakhir adalah dihindarkan dari siksa neraka”.

Dari hadits tersebut ada tiga kelompok yaitu Ramadhan pertama, pertengahan dan yang terakhir. Yang pertama bila kita hubungkan dengan tanggal dalam satu bulan ada 29 atau tiga puluh hari, maka yang pertama adalah tanggal 1-10, yang pertengahan adalah 11-20 dan yang terakhir adalah 21-29 atau 30. Pada tanggal 1-10 pada bulan Ramadhan Allah SWT melimpahkan seluruh rahmatnya bagi hamba-hambanya utamanya adalah orang-orang yang sedang melaksanakan ibadah puasa, dan pada tanggal 11-20 Allah melimpahkan maghfirahnya bagi orang-orang yang beriman.
Karena itu pada sepuluh hari yang kedua diupayakan berlomba untuk meraih ampunan Allah:


“dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”, (QS. Ali Imran: 133)

Pada sepuluh hari yang kedua pada bulan Ramadhan ini Allah melimpahkan maghfirahnya kepada orang-orang yang beriman. Karena itu Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman bila telah melakukan perbuatan yang tercela, perbuatan yang dilarang, Allah memerintahkan untuk segera meminta ampun, beristighfar atau berobat, dengan demikian orang mukmin ini kelak akan dimasukkan ke dalam surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Dalam Alquran surat Ali Imran ayat 134-135 Allah menjelaskan bahwa memohon ampunan, beristighfar atau bertobat hendaknya diiringi dengan melakukan amaliyah shalihah. Yang implementasi diantaranya:

  1. Menafkahkan atau membelanjakan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit. Setiap harta yang di miliki terdapat hak-hak bagi fakir miskin. Harta merupakan titipan Allah sehingga dengan harta bisa menjadi bahagia namun kadang membuat orang yang lupa diri, sehinga dengan harta kadang melakukan perbuatan diluar batas yang justru pada akhrnya merugikan pada dirinya sendiri.
  2. Menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Amarah adalah akhlaq yang tidak terpuji, banyak terjadi ketika marah orang akan berkata dan bertindak tanpa control. Tak jarang bila marah telah reda maka akan timbul penyesalan, namun kadang dengan marah yang tidak terkendali justru akan menimbulkan perbuatan lain yang lebih mengerikan. Karena akan terjadi perilaku jahat seperti pembunuhan, penyiksaan, adu-domba dan fitnah. Karena itu Rasulullah SAW pernah bersabda:

ليس الشديد بالشرعه وانما الشديدالذى نفسه عند الغضب

         “bukanlah keperkasaan itu yang dapat mengalahkan musuh-musuhnya, tetapi orang yang               perkasa adalah yang dapat mengalahkan hawa nafsunya ketika sedang marah. (Hadits)

Dan mau memaafkan terhadap orang yang bersalah dan meminta maaf adalah merupakan perilaku terpuji, demikian pula menyedari kesalahannya lalu meminta maaaf juga merupakan akhlaq terpuji.


3.  Berlomba-lomba melakukan perbuatan yang baik karena Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.




“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Baqarah: 177)


4. Apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, yaitu melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil, segera ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosanya.

“Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Annisa’: 110)

Kaum muslimin Jemaah Jum’ah Rahimakumulah
Setiap perintah dan larangan Allah pasti ada hikmah dibalik itu, melaksanakan perintah Allah maka akan dikelompokkan menjadi orang yang shalih dan bisa mencapai muttaqin. Bila perintah Allah ditinggalkan, larangannya justru dilaksanakan maka akan dimasukkan dalam golongan orang-orang yang fasik, mereka akan menerima dosa. Setiap pahala dan dosa yang dilakukan akan berdampak pada kehidupan dunia dan akhirat. Dengan amal shalih sehingga mendapatkan pahala maka Allah akan memberikan ketenangan dan kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. Di dunianya akan merasa manjadi hamba yang dekat dengan Allah, dan di akhirat akan dimasukkan ke dalam surganya.
Semoga puasa Ramadhan pada sepuluh hari yang kedua ini kita akan semakin istiqomah, ikhlas dan bersemangat dalam melaksanakan ibadah serta amalan sunnah, tidak lain kita mengharapkan ampunan dari Allah SWT. Dan pada akhirnya kita akan menjadi muslim yang muttaqin, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


5/24/2018

Pentingnya Pendidikan Aqidah Dalam Keluarga



Luqmanul Hakim adalah sosok manusia biasa diberi hikmah oleh Allah sehingga mempunyai derajad kenabian. Namanya diabadikan didalam Alquran, beliau mempunyai prinsip-prinsip pendidikan dan pengajaran terhadap keluarga. Apa pelajaran pertama yang disampaikan kepada anak-anaknya, beliau ternyata mengutamakan prinsip pengajaran tentang aqidah atau keyakinan terhadap Allah. Firman Allah dalam Alquran Surat Luqman ayat 13:
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Prinsip-prinsip keyakinan ini untuk selanjutnya diimplementasikan pada amal nyata, karena sesungguhnya abukan disebut sebagai orang yang beriman tanpa amal, dan amal yang baik adalah yang erdasar pada keimanan, adapun implentasi dari keimanan/ keyakinan itu disebutkan secara berturut-turut mulai ayat 14-19 dengan intisari perintah:

  1. Berbuat baik kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
  2. Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku
  3. Senantiasa memberi motivasi untuk berbuat baik, karena sekecil apapun kebaikan akan tetap memdapatkan pahala, bahkan sekalipun berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi
  4. Menyuruh untuk mendirikan shalat.
  5. Menyuruh orang lain untuk mengerjakan yang baik dan mencegah (mereka) dari perbuatan yang mungkar.
  6. Senantiasa bersabar ketika mendapatkan musibah.
  7. Senantiasa bersyukur kepada Allah.
  8. Jangan berpaling kepada manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
  9. Bersikap sederhana ketika berjalan dan melembutkan suara.


Ternyata prinsip keyakinan ini teramat penting karena fondasi kokohnya bangunan keluarga tergantung dari penanaman keyakinan terhadap Allah. Setiap orang hendaknya meyakini bahwa alam semesta beserta isinya adalah ciptaan Allah dan manusia sebagai hamba Allah yang diberikan amanat untuk menjadi khalifah di muka bumi. Bahwa bumi telah dihamparkan sebagai tempat berpijak dan langit menjadi atap, hujan diturunkan dari langit dan darinya Alah menumbuhkan beraneka macam tanaman yang menghasilkan bagi manusia untuk kesejahteraan hidup manusia.

Jadi bahwa setelah Allah menciptakan bumi beserta isinya, Allah tidak membiarkan makhluknya dalam keadaan terlantar dan kekurangan, namun semuanya telah disediakan oleh Allah. Karena itu Allah telah memberikan perlengkapan hidup dan kekuatan untuk meraih apa yang diharapkan, ingin menjadi orang kaya, yang hidup serba kecukupan, manusia bisa meraihnya karena bahan-bahannya telah tersedia, dan penciptaan manusia dalam bentuk yang paling sempurna. Kurang apa bila manusia telah diberikan panca indra yang dilengkapi dengan akal, hati dan nafsu.

Dengan akal, manusia akan bisa membedakan mana yang baik, mana yang buruk, mana yang benar dan aman yang salah, dengan akal manusia bisa menerjemahkan dan memahami ayat-ayat Allah. Dan agar tidak tersesat dari pola fikir bebas maka Allah memberikan tuntunan berupa kitab suci dan sunnah nabi. Dengan hati manusia akan bisa merenungkan keagungan Allah, sehingga dirinya merasa selalu dekat dan berada dalam pengawasan Allah SWT, dengan nafsu manusia mempunyai dorongan dan motivasi untuk mewujudkan obsesinya.

Orang akan mempunyai dorongan untuk menegakkan shalat dengan istiqomah bila telah mempunyai fondasi keyakinan, walaupun dalam tataran awal khususnya bagi orang-orang awam bahwa shalat hanya untuk menggugurkan kewajiban, sehingga bila telah memenuhi syarat dan rukunnya maka shalatnya sudah sah. Orang dalam kategori ini kadang sulit dibedakan dalam hal perilakunya dengan orang yang tidak menegakkan shalat atau menegakkan shalat namun hanya kadang-kadang saja.
Berbeda dengan orang yang menegakkan shalat yang bisa menghadirkan hati, maka shalatnya benar-benar menjadi media komunikasi kepada Allah, dirinya merasa dekat dengan Allah. Bahkan dalam menegakkan shalat nyaris tak pernah meraskan adanya beban. Semuanya dilaksanakan mengalir, reflek, bahkan ibadah shalat adalah menjadi media untuk mewujudkan rasa syukur kepada Allah. Syukur terhadap segala pemberian Allah yang sama sekali tidak bisa dihitung. Sehingga orang yang dalam kategori ini dengan shalat bisa mencegah dari perbuatan keji dan munkar.

Perbuatan keji dan munkar adalah merupakan larangan Allah, seandainya perbuatan keji dan munkar tidak berdosa, maka Allah tidak akan mengutus para rasul yang membawa risalah untuk menyempurnakan akhlaq bagi manusia. Meninggalkan keburukan dan berlomba dalam kebaikan hendaknya dimulai dari keluarga, proses pendidikan, pengajaran dan pemberian keteladanan sehingga di lingkungan masyarakat akan tetap teguh bahkan bisa menjadi motivator dan uswatun hasanah yaitu yang selalu giat memberikan motivasi dan memberikan keteladanan dalam melaksanakan amal kebaikan.

Dua hal antara motivasi dengan keteladanan saling keterkaitan, motivasi yang disampaikan akan mempunyai nilai dan bobot spiritual jika motivator telah mendapatkan pengalaman spiritual. Ibarat menjadi kata yang bertuah, kata bijak penuh makna yang perlu diteladani. Sering terjadi kata hikmah menjadi ucapan kosong yang tak bermakna, karena motivasi hanya suatu upaya merangkai kata-kata yang indah tetapi gersang dari nilai spiritual, antara lisan dan hati tidak konek. Sehingga kata bertuah hanya berlaku sesaat, timbul rasa kagum, namun setelah waktu berlalu tidak ada greget hati untuk mengadakan perubahan menuju yang lebih baik.

Inilah keteguhan yang diawali dengan pendidikan dan penanaman aqidah dalam keluarga, sangat berpengaruh dalam perilaku kehidupan anggota keluarga. Demikian pula dengan keyakinan yang teguh akan berdampak pada sikap optimis dalam menjalani kehidupan. Dengan keyakinan yang teguh maka akan menyadari bahwa dalam segala aktifitas dan perbuatan, sesungguhnya manusia hanya bisa berusaha, manusia bisa bercita-cita yang setinggi-tingginya namun ternyata keputusan berada pada kekuasaan Allah.

Allah yang menentukan qadha dan qadarnya manusia. Bagaimanakah jika orang tidak mempunyai keyakinan yang demikian ini. Niscaya akan menjadi pribadi yang mudah terkena depresi, karena tidak semua usaha dan daya upaya, rencana dan kegiatan akan selalu sukses dan sesuai dengan harapan. Bahkan kadang kesuksesan yang didapatkan membuat pribadi yang angkuh, sebagaimana Fir’aun yang berpandangan bahwa dengan harta dan kekuasaan yang dimiliki dapat mengalahkan segalanya, bahkan menganggap dirinya sebagai Tuhan. Inilah bahayanya karena tidak mempunyai fondasi keimanan kepada Allah SWT. Yang pada akhirnya bahwa apa yang diperoleh baik itu berupa harta, pangkat dan jabatan tidak menjadikan dirinya sebagai pribadi yang bersyukur. Dan jika mengalami kegagalan akan semakin kufur.

Karena itu pendidikan aqidah harus ditanamkan dalam keluarga, Allah SWT menegaskan dalam firmannya:
“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(QS. Attahrim: 6)