3/27/2015

Usaha Mewujudkan Masjid Dicintai Jema'ah



Masjid adalah suatu bangunan tempat suci, tempat untuk bersujud bagi orang-orang Islam, dan masjid merupakan benda mati yang tergantung pada orang-orang Islam untuk menjadikan masjid menjadi tempat yang dicintai oleh jema’ahnya. Bagaimanakah masjid akan dicintai jema’ahnya, hal ini arti peran pentingnya takmir masjid untuk mengupayakan agar masjid dapat memberikan dampak positif bagi orang-orang Islam. Mengapa orang-orang Islam terdorong pergi ke masjid, mengapa ada suatu masjid yang tidak pernah sepi dari jema’ah, baik itu untuk kepentingan menegakkan shalat atau untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bernafaskan Islam. Namun sebaliknya ada juga masjid yang sepi dari jema’ah, bahkan lingkungannya terkesan kumuh dan kotor.

أَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى خَلَقَ الْاِنْسَانَ وَعَلَّمَهُ الْبَيَانَ, أرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى سَاِئِر الْاَدْيَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ اَلْوَاحِدُ الَمَنَّانُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Pada kesempatan khutbah ini, saya berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya kepada jema’ah sekalian, marilah bersama-sama kita berupaya untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena segala perintah Allah akan mendatangkan kemaslahatan hidup manusia baik dunia mapun akhirat dan setiap larangan Allah akan mendatangkan musibah dan bencana. Karena itu suatu anugerah yang tiada tara, bahwa hingga saat ini kita sekalian masih diberikan kesempatan panjang umur, kesehatan dan kesempatan sehingga kita dapat melaksanakan shalat Jum’at di masjid ini.
Masjid dan tempat ibadah lainnya adalah merupakan ladang beramal dan beribadah, baik dalam mewujudkan bangunan fisik maupun upaya pemeliharaan, perawatan dan penggunaannya untuk peningkatan iman, ilmu dan amaliyah. Allah telah berfirman:


“ Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih”. (QS. Attaubah: 108)

Rasulullah SAW pernah bersabda:
مَنْ بَنَى للهُ مَسْجِدًا يَبْتَغِيْ بِهِ وَجْهِ اللهِ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ (رواه البخارى ومسلم)
“Barang siapa membangun masjid bagi Allah untuk mengharapkan keridhaan-Nya, niscaya Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah dalam Surga”. (HR.Buchari Muslim)

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Masjid adalah suatu bangunan tempat suci, tempat untuk bersujud bagi orang-orang Islam, dan masjid merupakan benda mati yang tergantung pada orang-orang Islam untuk menjadikan masjid menjadi tempat yang dicintai oleh jema’ahnya. Bagaimanakah masjid akan dicintai jema’ahnya, hal ini arti peran pentingnya takmir masjid untuk mengupayakan agar masjid dapat memberikan dampak positif bagi orang-orang Islam. Mengapa orang-orang Islam terdorong pergi ke masjid, mengapa ada suatu masjid yang tidak pernah sepi dari jema’ah, baik itu untuk kepentingan menegakkan shalat atau untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bernafaskan Islam. Namun sebaliknya ada juga masjid yang sepi dari jema’ah, bahkan lingkungannya terkesan kumuh dan kotor. Karena itu bila kita amati mengapa suatu masjid dicintai jema’ah, tentunya ada sebab-sebab yang dapat mendorong jema’ah mencintai masjid diantaranya:

  1. Adanya perasaan damai dan merasa dekat dengan Allah, ibadahnya terasa lebih khusuk, karena itu setiap mukmin akan berbondong-bondong shalat berjama’ah didalam masjid. Masjid yang selalu terjaga kebersihannya, karpetnya selalu bersih dan wangi, lantainya selalu bersih, penerangannya cukup, sound sistemnya sangat nyaman. Ornament dan fentilasi yang bagus, imamnya fasih, khutbahnya selalu aktual untukmembimbing dan memberikan penerangan kepada umat..
  2. Jema’ah ketika berada di masjid merasa memperoleh pelayanan dalam bidang pembinaan mental spiritual, karena di masjid senantiasa diselenggarakan majlis taklim, TPQ, Madrasah Diniyah dan sebagainya. Takmir masjid yang selalu memperhatikan orang-orang miskin dan anak yatim untuk diberikan santunan, demikian pula juga diselenggarakan pengobatan pada orang-orang yang sakit. Koprasi masjid untuk memberikan bantuan modal.
  3. Demikian pula dalam bidang sosial, ekonomi, kesehatan juga memperoleh pelayanan, karena dengan pemberdayaan zakat, infaq dan shadaqah dapat menopang keperluan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pemberian zakat konsumtif untuk waktu yang singkat dan zakat produktif yang disertai dengan pembinaan untuk merubah status mustahiq menjadi muzakki.
  4. Suasana lingkungan masjid mulai dari tempat bersujud, serambi masjid, wc, tempat wudhu, serambi dan halaman masjid senanatiasa terjaga kebersihannya. Perlu diperhatikan bahwa tempat wudhu dan wc hendaknya dibuat yang bagus, leluasa dan terpisah antara laki-laki dan perempuan. Karena tempat wudhu adalah langkah awal untuk memasuki masjid, bila ditempat wudhu dan wc senantiasa terjaga kebersihan dan kesuciannya niscaya didalam masjid juga akan terjaga kebersihan dan kesuciannya, sehingga akan yakin ibadahnya diterima Allah SWT. Lain halnya bila wc dan tempat wudhunya kotor, berbau pesing, banyak lumutnya niscaya kesuciannya sulit untuk dijaga, sehingga tidak menutup kemungkinan ibadah shalat yang seharusnya suci dari hadas dan najis namun ternyata najis tidak bisa lepas darinya.
  5. Di masjid tersedia taman bacaan, perpustakaan, majalah dinding,papan informasi tempat para Jemaah masjid mencari informasi dan untuk menambah keilmuan.
  6. Lingkungan sekitar masjid yang nampak rindang dan sejuk, karena itu perlunya pemeliharaan taman masjid.
  7. Masjid yang terjaga keamannya, sehingga para jama’ah merasa nyaman dan aman ketika sedang melaksanakan ibadah.
Hal-hal tersebut diatas yang menjadi motivasi, jema’ah untuk berkunjung ke masjid. Misalnya masjid yang menjadi tempat persinggahan para musafir, meraka sering singgah di masjid tersebut karena merasa aman, nyaman dan menyenangkan.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Untuk selanjutnya siapakah yang melayani dan siapakah yang dilayani, masjid adalah bangunan atau tempat ibadah yang bersifat umum, dibangun dan dipergunakan untuk kepentingan orang-orang Islam dalam mendekatkan diri kepada Allah. Melayani kepentingan jema’ah adalah pahala yang dijanjikan Allah, konsekwensi dari pahala adalah anugerah dari Allah, orang akan merasa tenang, damai, bahkan merasa selalu merasa cukup dan diberikan kecukupan oleh Allah SWT terutama dalam kehidupan di dunia ini. Dan di alam akhirat akan diberikan balasan berupa Surga. Karena itu melayani jemaa’ah dapat dilakukan sesuai dengan bidang, keahlian dan kemampuannya masing-masing. Bisa dengan tenaga, pikiran atau hartanya. Rasulullah SAW bersabda:

أَنَّ امْرَأَةً كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ أَيْ تَكْنِسُهُ فَمَاتَتْ فَسَأَلَ عَنْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقِيْلَ لَهُ: مَاتَتْ، أَفَلَا كُنْتُمْ آذَنْتُمُوْنِيْ بِهَا لِأُصَلِّيَ عَلَيْهَا؟ دُلُّوْنِيْ عَلَى قَبْرِهَا، فَأَتَى قَبْرَهَا فَصَلِّى عَلَيْهَا

“Sesungguhnya ada seorang perempuan yang biasa menyapu mesjid lalu meninggal dunia, Rasulullah SAW menanyakannya dan tatkala dikatakan kepadanya bahwa perempuan itu sudah meninggal, Rasulullah berkata: "Mengapa kamu tidak memberitahukan kepada saya agar saya salatkan ia? Tunjukkanlah kepadaku di mana kuburnya." Maka Rasulullah mendatangi kuburan itu lalu beliau salat atasnya”. (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Ibnu Majah)
 
مَنْ أَسْرَجَ سِرَاجًا فِيْ مَسْجِدٍ لَمْ تَزَلِ الْمَلَائِكَةِ وَحَمَلَةُ الْعَرْشِ يَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُ مَادَامَ فِيْ ذَلِكَ الْمَسْجِدِ ضَوْءُهُ (رواه سالم الراز عن أنس

“Barang siapa yang menyalakan penerangan dalam mesjid, niscaya para malaikat dan pemikul-pemikul Arasy senantiasa memohon ampun kepada Allah agar diampuni dosanya selama lampu itu bercahaya dalam masjid”. (H.R. Salim Ar Razi dari Anas RA.)

Adalah suatu kemuliaan bagi umat Islam, dimanapun tempatnya telah tersebar tempat ibadahyang dibangun oleh masyarakat sekitar, sekalipun tidak ikut membangun tetapi yang membangun merasa senang bila masjidnya digunakan untuk beribadah. Karena itu ketika berada di lingkungan masjid atau tempat ibadah lainnya jadilah pelayan untuk dirinya sendiri, jangan minta dilayani tetapi berusahalah untuk memberikan pelayanan kepada orang lain. Misalnya disekita masjid telah disediakan tempat sampah, maka buanglah sampah pada tempatnya. Jangan meninggalkan bau air seni atau tinja setelah memasuki wc, karena itu turutlah menjaga kebersihan. Gunakanlah air secukupnya, jangan berbuat gaduh didalam masjid, dan yang tak kalah penting sebelum meninggalkan masjid sisihkan sedikit harta, berinfaq guna membantu kegiatan operasional masjid.

Begitulah bahwa masjid agar dicintai jema’ah adalah tergantung pada kepedulian umat Islam untuk menjaga, merawat dan mempergunakan masjid sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, semoga Allah senantiasa membimbing kita ke jalan yang diridhai-Nya, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
 فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

3/26/2015

Usaha Memberdayakan Masjid, Ketakmiran Bidang Idaroh, Imaroh dan Riayah




Masjid, Langgar dan Musholla adalah salah satu bangunan monumental dan lambang kebanggaaan dan semangat beragama bagi umat Islam. Setiap muslim bersemangat bila dimintai bantuan untuk pembangunan tempat ibadah tersebut, motivasinya tidak lain adalah merupakan shadaqah jariyah, dimana pahalanya tidak akan pernah putus selagi tempat ibadah tersebut masih digunakan. Namun amat disayangkan bila fungsi masjid menjadi sempit karena hanya digunakan untuk shalat saja, bila kondisi ini terus dibiarkan maka tempat ibadah akan semakin dijauhi oleh jama'ahnya. Karena itu perlunya penataan masjid yang diawali dengan pembentukan takmir masjid, dimana masing-masing bidang dan seksi agar melaksanakan amanat dengan landasan ikhlas, semata-mata mengharap ridha Allah SWT.

أَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى أَلَّفَ بِالْاِسْلَامِ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ, وَالَّذِى اَوْجَبَ بِالْاِتِّحَادِ وَحَرَّمَ التَّفَرُّقَ فِى كِتَابِهِ الْمُبِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ هَدٰى مَنْ شَآءَ اِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ خَيْرُدَاعٍ اِلَى الطَّرِيْقِ الْقَوِيْمِ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

Kaum Muslimin Jemaa’ah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah bersama-sama kita senantiasa berupaya meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah SWT. Kita berharap dengan melaksanakan ketaatan tersebut, maka kita akan tergolong sebagai orang yang beruntung dan akan dimuliakan oleh Allah mulai di alam dunia hingga alam akhirat nanti.

Salah satu wujud ketaatan kepada Allah yang merupakan rukun Islam yang kedua adalah menegakkan shalat. Shalat berjamaah yang dilaksanakan baik di masjid, langgar dan musholla. Kita sudah memaklumi dan mengetahui bahwa menegakkan shalat secara berjamaa’ah mempunyai keutamaan dua puluh tujuh derajad dibandingkan shalat secara munfarid. Karena itu keutamaan ini hanya akan diperoleh orang Islam yang bisa melaksanakan perintah Allah melalui Rasulullah Muhammad SAW.

Begitu semangatnya umat Islam mendirikan bangunan untuk menegakkan shalat secara berjamaa’ah, baik itu masjid, langgar atau musholla. Pada masa Rasulullah SAW pembangunan masjid disamping untuk menegakkan shalat, beriktikaf, tempat musyawarah, tempat berkonsultasi, tempat membina keutuhan jama’ah, tempat meningkatkan kecerdasan umat, menyusun siasat perang, tempat menerima tamu dan sebagainya. Fenomena yang berkembang pada saat ini, bahwa pembangunan tempat ibadah setelah selesai ditinggalkan oleh jamaahnya, masjid terkesan ramai hanya pada waktu shalat Jum’at, bulan Ramadhan dan pada pelaksanaan shalat Idul Adha dan Idul Fitri.

Mengingat kondisi ini, setiap muslim diperintahkan untuk memakmurkan masjid, sebagaimana firman Allah:



“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Attaubah: 18)

Didalam ayat tersebut Allah SWT mengatakan bahwa untuk mendapat petunjuk Allah SWT adalah memakmurkan masjid dengan mendirikan shalat, menunaikan zakat dan hanya takut kepada Allah SWT. Apalagi dikatakan oleh Rasulullah SAW bahwa setiap langkah perjalanan dari rumah ke masjid maka akan menghapuskan dosa-dosa yang telah dilakukan.

وَعَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ قَالَ : " مَنْ تَطَهَّرَ في بَيْتِهِ ، ثُمَّ مَضَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ ، لِيَقْضِيَ فَرِيْضَةً مِنْ فَرائِضِ اللهِ كانَتْ خُطُوَاتُهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيْئَةً ، وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً " رواه مسلم .

Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Nabi SAW bersabda: " Barangsiapa yang bersuci di rumahnya kemudian ia pergi ke salah satu dari beberapa rumah Allah, yakni masjid, untuk menegakkan salah satu shalat wajib dari beberapa shalat yang diwajibkan oleh Allah, maka langkah-langkahnya itu yang selangkah dapat menghapuskan satu kesalahan sedang langkah yang lainnya dapat menaikkan satu derajat." (HR. Muslim)

Kaum Muslimin Jemaa’ah Jum’ah Rahimakumullah
Karena itu untuk memberdayakan masjid meliputi bidang idaroh, imaroh dan riayah. Pertama bidang idaroh bagaimanakah masjid yang telah dibangun dengan megah dapat dikelola secara jam’iyah atau secara kolektif, karena fungsi masjid yang demikian luasnya, tidak mungkin dikelola oleh satu atau dua orang saja. Karena bila pengelolaan yang bergantung pada satu atau dua orang saja maka fungsi masjid akan menjadi sempit. Karena itu masjid hanya digunakan untuk shalat saja, setelah pelaksanan shalat selesai masjid dikunci khawatir masjid akan menjadi kotor dan untuk bermain-main anak-anak kecil.

Agar pengelolaan masjid dapat berjalan dengan baik maka dibentuklah takmir masjid. Dimulai dari ketua hingga seksi-seksi hendaknya dapat menjalankan amanat sesuai dengan bidangnya masing-masing. Setiap pengurus hendaknya saling berlomba dalam melaksanakan kebaikan dengan semangat perjuangan yang ikhlas, segala amal ibadahnya semata-mata untuk meraih ridha Allah SWT.

Banyak terjadi bahwa setiap orang yang dengan ikhlas dan semangat untuk memakmurkan masjid, mereka itu akan diberikan kemuliaan oleh Allah, dimudahkan segala urusannya, bahkan Allah akan mencurahkan rahmat-Nya berupa rizki yang tidak pernah disangka-sangka kedatangannya. Keluarganya menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah, dan didalam kehidupan masyarakatpun akan terjamin sikap saling menghormati, bertolong menolong dalam kebaikan dan juga saling berwasiat untuk menjalankan kebajikan.

Kedua bidang imaroh yaitu memberdayakan masjid dengan berbagai macam kegiatan, yang meliputi gerakan shalat lima waktu dengan berjamaah dan shalat sunnah lainnya, kegiatan majlis taklim, madrasah diniyah, TPQ, Peringatan Hari Besar Islam, Koprasi, Balai Pengobatan, Pemberdayaan Lembaga Amil Zakat dan lainnya. Kegiatan-kegiatan ini didalam ketakmiran di bagi rata berdasakkan ketua bidang dan seksi-seksi yang telah dibentuknya.

Ketiga bidang riayah, yaitu suatu bidang yang meliputi pembangunan masjid, rehab dan pemeliharaan masjid. Dengan demikian masjid yang telah dibangun dapat dijaga kemegahan, keindahan, kesucian, kebersihannya. Sehingga setiap orang akan merasa aman, nyaman damai ketika berada di masjid. Demikian pula lingkungan disekitar masjid nampak hijau dan sejuk karena dipenuhi dengan beaneka macam tanaman, baik berupa pohon ayoman atau tanaman produktif dengan menggunakan polybag.

Karena itu jadilah pribadi yang mencintai masjid yaitu dengan melakukan kegiatan apapun sesuai dengan kemampuannya untuk kepentingan masjid. Bisa dengan pikirannya, tenaganya, hartanya. Insya-Allah amal ini akan menjadi saksi kelak di hari qiyamat, dimana pada hari yang tidak ada perlindungan kecuali perlindungan Allah SWT. Dan salah seoarang yang akan mendapat perlindungan adalah yaitu orang yang hatinya selalu bersandar pada masjid. Semoga Allah senantiasa meridhai kita sekalian, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

Belajar Dari Jempol, Menjadi Yang Terbesar Dan Terbaik



Manusia yang normal mempunyai jari berjumlah 10 dari dua tangan, jadi masing-masing lengan mempunyai 5 jari. Pada umumnya jempol adalah jari yang paling besar, karena itu dinamakan ibu jari, walaupun kadang seorang ibu tidak lebih besar dari ayah, tetapi hanya ibu yang bisa membesar karena didalam rahimnya tumbuh zygote yang bisa tumbuh kembang untuk selanjutnya menjadi bayi.

Jempol menjadi simbol kebenaran, kebesaran dan kesuksesan, karena bila melihat kesuksesan, keberhasilan terhadap orang lain maka yanga akan di acungkan adalah jempol, bukan dengan jari telunjuk, jari tengah, jari manis atau jari kelingking. Sebaliknya jempol tidak pernah atau jarang digunakan untuk melakukan aktifitas yang tidak baik atau menghilangkan kotoran.

Karena itu beberapa dominasi jempol yang bagus demikian pula fungsinya:
  1. Jempol tidak pernah digunakan untuk menunjuk-nunjuk kesalahan orang lain, karena yang biasa melakukan adalah jari telunjuk.
  2. Jempol tidak pernah digunakan untuk ngupil ( membuang kotoran di dalam hidung) karena yang biasa melakukan adalah jari telunjuk.
  3. Jempol tidak pernah digunakan untuk menghilangkan kotoran di dalam telinga, karena yang biasa melakukan adalah jari kelingking.
  4. Jempol tidak pernah mengenakan cincin, karena yang biasa memakai adalah jari manis, oleh karena itu walaupun besar, tetapi jempol tidak pernah membesarkan dirinya sendiri, bahkan suka mengakui kebesaran orang lain.
  5. Jempol tidak pernah menggaruk-garukkan kepala, karena yang biasa melakukan adalah jari telunjuk dan jari tengah.
  6. Jempol tidak pernah digunakan untuk membersihkan kotoran setelah buang air besar karena yang biasa melakukan adalah jari telunjuk, tengah dan jari manis.
  7. Jempol hanya kadang-kadang saja untuk membersihkan kemaluan setelah buang air kecil khususnya bagi kaum adam, dan inipun bersama dengan jari telunjuk.
  8. Jempol dapat menggantikan tanda tangan, terutama bagi orang-orang yang buta huruf.
  9. Dominasi jempol untuk menekan hand phone dengan peralihan android maka beralih pada jari telunjuk. Sehingga penyalahgunaan penggunaan hand phone tidak sepenuhnya dilakukan oleh jempol.
Karena jempol tidak pernah digunakan untuk hal-hal yang tidak baik, maka belajarlah dari jempol, untuk menjadi orang yang baik, benar, jujur dan mau mengakui kesuksesan orang lain.

3/13/2015

Malware Pembuat Fitnah Pencipta Musibah dan Malapetaka, Segera Bertobatlah



Malware, seandainya kamu adalah manusia sungguh kamu telah berbuat dosa. Malware jika kamu suatu produk di dunia maya, virus internet tentu kamu ada yang menciptakan. Malware seandainya kamu bisa berbicara dan disuruh memilih untuk berbuat baik atau buruk, kamu akan memilih yang mana? Jika pilihannya jatuh pada pilihan untuk berbuat baik dan melakukan kemaslahatan sungguh kamu telah melakukan pilihan yang tepat, karena kamu memang berakal sehat dan mempunyai hati nurani. Karena sesungguhnya setiap perbuatan yang telah dilakukan akan kembali pada dirinya sendiri. Apalagi bila dirinya menyatakan sebagai orang yang beragama, semua agama meyakini bahwa semua perbuatan manusia kelak akan dimintai pertanggungjawaban dari Sang Pencipta yaitu Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Malware, ternyata kamu lebih memilih pada jalur yang buruk, jalan yang tidak baik dan membuat kehidupan manusia menjadi tidak tenang, resah dan gelisah. Kamu telah membuat perbuatan dosa besar, kamu telah membuat fitnah. Apakah ini telah menjadi pilihan terbaik bagimu? Ingat bahwa fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan, fitnah lebih besar dampaknya dari pada pembunuhan. Membunuh adalah salah satu perbuatan dosa besar, apalagi membunuh pada orang yang tidak bersalah atau melakukan kesalahan terhadap dirinya.

Pencetus malware, kamu telah melakukan dosa besar, dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT. Apalagi kamu berbangga-bangga dengan hasil karyamu, kamu telah merusak dan mengganggu kredibiltas, integritas moral manusia yang lain. Orang yang tidak tahu menahu terhadap gambar dan video porno ternyata dimasuknya dalam tautannya melalui jaringan sosial facebook. Termasuk penulis sendiri juga merasakan kegelisahan yang demikian itu. Ada syarat bahwa kamu akan menjadi hamba yang diampuni oleh Allah, kamu segera bertobat dan memohon maaf kepada orang-orang yang telah kamu fitnah.

Di dalam agama Islam, sebesar apapun dan sebanyak apapun dosa yang telah dilakukan, selagi masih mau bertobat, maka dosa tersebut akan diampuni oleh Allah. Implementasi tobat adalah menyesali terhadap dosa dan kesalahan yang telah dilakukan, tidak akan mengulangi perbuatan yang serupa pada kesempatan yang lain dan mau mengganti perbuatan buruk dengan perbuatan yang baik. Saya yakin bahwa dengan bertobat maka hidup akan terasa lebih tenang, nyaman, damai, bahagia dan sejahtera. Seandainya sekarang sedang berbangga-bangga dalam perbuatan yang bertentangan dengan Sunnatullah, dalam titik klimak akan menuju pada anti klimaknya akan mengalami kejenuhan karena merasa jiwanya kosong, perbuatan yang dilakukan hanya fatamorgana dan kepalsuan, seandainya mempunyai teman maka temanya hanya sebatas karena kepentingan dunia semata, seberapa lama hidup di dunia. Semakin lama hidup di dunia akan semakin rapuh, badan yang pernah kekar hanyalah tinggal kenangan, wajah yang penuh dengan pesona , setiap orang yang memandang langsung terkesima, hanya berapa tahun dapat merasakan hal yang demikian.

Sesungguhnya potensi pribadi manusia yang demikian itu bila terus dipergunakan pada jalan yang tidak baik maka kelak akan ternjadi suatu penyesalan. Tidak ada penyesalan yang datang sebelum perbuatan dilakukan, penyesalan pasti kerena dampak dari suatu perbuatan. Penyesalan itu tidak ada gunanya. Kecuali penyesalan yang kemudian muncul tekad untuk tidak mengulangi lagi dan mengganti perbuatan yang serupa dengan perbuatan yang lebih baik. Banyak orang yang pernah menjadi jagoan, cantik, molek, manawan, seksi, gagah, perkasa namun pada anti klimak ketika dirinya sedang sakit atau pada usia senja hidupnya menjadi merana. Tidak ada teman, sahabat, keluarga yang setia kecuali hanya kenangan-kenangan manis yang pernah dilakukan. Kini menjadi manusia papa yang berbaring lemah tak berdaya dipembaringan.

Teman dekat yang dulu pernah bersamanya, anak-buahnya atau bawahannya yang datang menyambanginya, memandang dengan penuh iba sambil berkata “kasihan, kasihan, kasihan”. Bila orang-orang dekatnya hanya bisa berbuat demikian, apalgi orang-orang yang pernah di dhalimi, difitnah, dia hanya sekedar melihat dan berlalu begitu saja. Kadang ada yang mengucapkan “astaghfirullahal ‘adzim”, ada lagi yang mengatakan “amit-amit semoga tidak mengenai diriku dan anak cucuku”. Sedang dirinya hanya bisa menatap dengan pandangan kosong tak ada yang dapat diucapkan, kecuali didalam hatinya mengatakan, seandainya saya masih muda atau seandainya saya menjadi muda lagi. Namun harapan ini tinggal harapan yang sama sekali tidak akan dapat terbukti, kecuali detik -detik menunggu hembusan nafas terakhir. Jadilah jasad yang tidak mempunyai daya kekuatan, jasad akan diam mau diapakan dan mau dikemanakan. Jasad manusia akan dikebumikan, dan masuklah dia pada alam yang ketiga yaitu alam kubur.

Setelah manusia meninggal, manusia akan mengalami kehidupan yang ketiga. Di alam inipun manusia tidak akan abadi, karena alam kubur masih dibatasi dengan waktu hingga alam semesta dan seluruh isinya hancur dan dihancurkan oleh Allah, sehingga tidak akan ada kehidupan lagi. Setelah itu manusia akan di bangkitkan lagi, seluruh makhluk hidup yang pernah ada di alam dunia dibangkitkan lagi. Makhluk dari golongan jin dan manusia akan bangkit dan mempertanggungjawabkan seluruh amal ibadah yang pernah dilakukan di alam dunia sekarang ini. Amal yang baik akan menerima balasan kebaikan berupa surga dan amal yang buruk akan menerima balasan berupa siksa di dalam neraka.
Alam akhirat adalah alam yang penuh dengan keadilan, tidak ada kepalsuan dan kedustaan, seluruh anggota tubuh manusia akan menjadi saksi atas perbuatan yang pernah dilakukan.

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan pertanggungan jawabnya. Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, Karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu. Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. dan janganlah kamu mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah)”. (QS. Al Isra’: 36-39)

Dan pada hari itu semua amal akan memperoleh balasan yang setimpal.
1. Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
2. Dan bumi Telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3. Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
4. Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
5. Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

Bagaimanakah dengan perbuatan dosa besar yang tidak bertobat, maka sisksanaya akan lebih berat dan sangat menyakitkan. Maka pencetus dan penyebar malware bertobatlah, selagi pintu tobat masih terbuka. Hidup manusia di dunia ini adalah merupakan pilihan, jalan yang baik atau yang buruk. Bila di dunia ini memilih jalan yang baik maka masuk di alam kubur dan alam akhirat akan menuai kebaikan, kenikmatan kebahagiaan dan kesejahteraan. Namun bila di dunia memilih jalan yang buruk, sekalipun didunia ini terkadang berada di atas angin dalam kondisi senang dan sejahtera, ingatlah ini adalah jalan yang buruk. Bahkan kadang merasa berbahagia berada diatas penderitaan orang lain.

Pencetus dan pengedar malware, agama telah memberikan jalan yang benar dan salah, baik dan buruk kepada manusia, tanpa agama kehidupan manusia akan mengalami kehancuran. Agama dengan syari’at didalamnya telah mengatur seluruh tata auturan kehidupan manusia. Karena itu bila kamu tidak beragama, maka belajarlah tentang agama, bila kamu sudah beragama, pelajarilah kitab sucinya dan jalankan perintah-perintahnya dan jauhi larangan-larangannya. Maka kamu akan selamat untuk selama-lamanya. Dicintai oleh semua orang, dan kamu akan dibanggakan oleh orang-orang yang membanggakan kamu. Semoga segera insaf., wassalam.

2/25/2015

Perbedaan Nasib Orang Mukmin dan Kafir di Akhirat



Mukmin dan kafir adalah dua karakter manusia yang berbeda, mukmin adalah salah satu karakter hamba Allah yang senantiasa taat terhadap perintah Allah, adanya perintah dan larangan-Nya selalu diperhatikan. Bahkan tidak mau mencampurbaurkan antara perbuatan keji dan munkar. Karena sesungguhnya yang halal itu sudah jelas dan yang yang batil itu sudah jelas , mengapa harus mencampurkannya? Karena sesungguhnya setiap kebaikan bila bercampur dengan kebatilan maka akan menjadi amal yang rusak. Contoh adalah menegakkan shalat adalah kewajiban, dan orang yang menegakkan adalah wujud pribadi mukmin yang sesungguhnya, namun ketika niat melaksanakan shalat bukan karena Allah, tetapi karena ingin dipuji, ingin nampak sebagai pribadi yang alim maka ibadah tersebut menjadi rusak karena tercampur dengan perbuatan riya’ dan riya’ adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT, karena riya’ merupakan syirik yang kecil .

Orang yang mukmin selalu berhati-hati dalam bertutur kata, bersikap dan beramal ibadah. Orang mukmin ingin selalu menyucikan hatinya, orang mukmin senantiasa menyadari bahwa dalam setiap saat dirinya tidak bisa lepas dari perbuatan dosa, sehingga lisannya senantiasa mengucapkan istighfar memohon ampun kepada Allah, maka orang mukmin ketika telah selesai menegakkan shalat, setelah mengucapkan salam maka dirinya tidak lupa untuk membaca istighfar.

Dari karakter pribadi orang mukmin ini berbeda dengan orang kafir, karena dia senantiasa meniadakan setiap amal baik, bahan orang kafir tidak meyakini adanya Allah. Karena itu tidak ada perintah dan larangan Allah, segala perbuatannya dilandasi karena kemauan dirinya sendiri, mereka sering mencampurkan antara kebatilan dengan kebenaran. Karena itu hatinya menjadi keruh. Jika didalam hidupnya memperoleh kemuliaan, keberkahan mereka mengatakan bahwa semua itu karena daya upaya yang dimilikinya, mereka tidak menyadari bahwa semua itu berasal dari Allah dan Allah hanya menguji kepada mereka, sejauhmana ujian yang berupa kenikmatan itu dapat menggerakkan hatinya untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Namun karena keimanan itu adalah merupakan hidayah Allah , dan Allah memberikan hidayah kepada orang-orang yang dikehendaki. Siapapun yang telah diberi pertunjuk oleh Allah maka tak seorangpun yang dapat menyesatkannya dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah maka tak seorangpun yang dapat memberikan petunjuk (menjadikan dirinya beriman). Karena itu pernah pada suatu saat Rasulullah SWT berkeluh- kesah terhadap penduduk Mekah yang kafir, musyrik dan tidak mau mengikuti ajakan-Nya. Sehingga Allah SWT kemudian mengingatkan pada Rasulullah bahwa dirinya hanya bertugas untuk menyampaikan dan mengajak untuk menegakkan perintah Allah SWT, jika mereka mau mengikuti berarti telah terbuka hatinya karena hidayah Allah. Namun bila hatinya tertutup maka sesungguhnya pintu tobat yang terbuka namun hatinya belum mau kembali kepada Allah. Karena itu mereka tinggal menunggu azab dari Allah SWT.

Dari dua karakter yang berbeda ini, maka di dalam kehidupan dunia, orang mukmin selalu berpandangan dan berkeyakinan bahwa kehidupan dunia adalah ladang untuk beramal beribadah, dunia adalah tempatnya menanam, dunia diibaratkan seperti panggung sandiwara, dunia hanyalah sendau gurau dan main-main belaka. Sedangkan akhirat adalah kehidupan yang sesungguhnya, kehidupan yang akan dirasakan sebagai kenikmatan, karena amal ibadah yang telah dilakukan. Di akhirat tidak ada kedustaan, setiap manusia akan merasakan amal ibadah yang telah dilakukan. Amal baik akan memperoleh balasan berupa surga dan amal buruk akan mendapat balasan berupa siksa Allah SWT. Orang mukmin senantiasa akan menantikan kehidupan abadi yang penuh dengan kenikmatan. Sebaliknya bagi orang-orang kafir memandang bahwa dunia adalah kehidupan yang sesungguhnya, kehidupan akhirat hanyalah khayalan belaka.

Dua karakter yang berbeda ini kelak pada hari qiyamat Allah akan membuktikan ayat-ayat-Nya kepada seluruh hamba-Nya. Pada awal balasan-Nya, Allah akan menampakkan pada muka mereka dengan rupa yang berbeda. Sebagaimana di dunia, bahwa orang-orang yang beriman ditunjukkan pada wajah mereka bekas sujud, sehingga wajahnya nampak berseri-seri.


“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu Kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya, karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar”. (QS. Al Fath: 29)

Demikian pula di akhirat kelak Allah akan menampakkan muka orang mukmin dengan wajah putih bersih dan berseri-seri, sedangkan orang-orang kafir muka mereka akan menjadi warna hitam, kelam dan menakutkan. Allah SWT berfirman didalam Alquran surat Ali Imran ayat 106-109:


“Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu".

Tabyadl dla dari fiil mudhari’ ibyadda dan masdarnya ibyidladlan atau bayadlan, artinya mejadi putih. Warna putih adalah warna yang palaing utama menurut orang Arab, maka segala keutamaan dan kemuliaan diapresiasikan dengan warna putih, sehingga orang yang tidak berdosa disebut orang yang putih wajahnya. Wajah putih menggambarkan kebahagiaan. Sedangkan taswad asal kata as-sawad artinya warna hitam lawan kata putih.

Bila putih adalah simbol kebahagiaan maka warna hitam adalah simbol kedukaan, kesedihan, murung dan duka cita.


“Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, Maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya”.

Adapun orang-orang mukmin berada dalam rahmat Allah SWT yaitu surga yang penuh dengan nikmat dan kesenangan sehingga, nampak tanda-tanda kebahagiaan pada muka putih bersih dan berseri-seri.



“ Itulah ayat-ayat Allah, kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya”.

Itulah ayat-ayat Allah yang telah dibacakan dengan benar dan setiap orang akan menerima balasan sesuai dengan tingkah lakunya di dunia. Dan Allah sekali-kali tidak akan menganiaya hambanya sebab Dia Maha Kaya dan Maha Adil, dapat melaksanakan segala kehendak tanpa tergantung kepada siapapun.


“Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan”. (QS. Ali Imran: 106-109)

Seluruh benda langit, baik dari kategori planet dan bintang-bintang yang jumlahnya sangat banyak adalah milik Alllah. Dan Allah mempunyai wewenang untuk mengatur segala isinya dengan kebijaksanaan tanpa harus mempertanggungjawabkan kepada siapapun karena Dialah Maha Pencipta alam semesta dan kepadanya pula segala urusan akan dikembalikan.

Allah SWT memberikan keleluasaan untuk mengatur dan menggunakan seluruh sumber daya alam untuk kesejahteraan hidup. Hal ini karena Allah telah memberikan amanat kepada manusia sebagi khalifah di muka bumi. Namun dengan keleluasaan ini, hendaknya manusia tetap berpedoman pada ayat-ayat Allah. Hal ini dimaksudkan agar terjadi keseimbangan, jauhkan dari sikap mengekploitasi sumber daya alam yang akhirnya akan membawa sengasara dan mara bahaya, bahkan akan menimbulkan musibah dan bencana yang lebih besar dari hasil yang didapatkan.

Disamping itu sember daya alam dapat digunakan sebagai sarana untukmendekatkan diri kepada Allah. Karena sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dalam wujud yang paling sempurna. Allah menciptakan manusia dan telah menyediakan segala yang dibutuhkannya. Karea itu segala yang diperbuat kelak akan dimintai pertanggungjawaban, manusia berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Allah akan memberikan balasan atas segala perbuatannya. Baik buruk, senang susah tergantung pada dirinya sendiri.