8/28/2013

Lezatnya Iman, Khutbah Jum'at


Iman adalah keyakinan didalam hati, iman akan terwujud manakala sudah menjadi amal ibadah. Amal ibadah yang baik menunjukkan imannya yang baik. Karena itu kita dapat mengukur diri, bila umur, kesehatan, kesempatan, pangkat, jabatan, harta, anak, suami atau istri,  ilmu yang kita miliki bermanfaat maka itulah indikator iman yang sudah memancar menjadi amal perbuatan. Karena itu iman adalah merupakan hidayah dan anugerah Allah yang tidak ternilai, karena dengan iman akan menjadi sumber kehidupan, inspirasi, pengharapan, tujuan dan sebagainya.
Ujian bagi orang-orang yang beriman sangat banyak, ibarat pohon yang tinggi maka akan semakin dahsyat didalam menghadapi gangguan, terpaan angin topan, hujan, petir, panas. Allah SWT tidak akan membiarkan orang-orang yang mengaku telah beriman, tetapi orang-orang tersebut akan diuji oleh Allah. Namun sesungguhnya iman yang sudah diaplikasikan dalam bentuk amal perbuatan akan mendatangkan kenikmatan dan kelezatan hidup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam teks khutbah berikut.

اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِىْ يَهْدِىْ مَنْ يَشَاءُ اِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ نَحْمَدُهُ سُبحَانَهُ وَهُوَ الْبَرُّالرَّحِيْمُ, أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْـدَهُ لاَشَـرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ . اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ . أَمَّا بَعْدُ.فَيَا عِبَادَ اللهِ, اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Imam Buchari menggambarkan iman atau kalimat tauhid dengan perumpamaan pohon yang baik. Pohon yang baik adalah kalimat “la ilaha illallah” tidak ada Tuhan kecuali Allah. Cabangnya adalah ruku Islam, dahannya adalah semua yang difardhukan termasuk yang disunnahkan. Dedaunannya adalah bentuk ketaatan. Manfaatnya adalah apa yang dilakukan oleh perbuatan ketaatan dari buah yang baik lagi indah itu. Adapun rasa manisnya adalah setelah berlangsung waktu yang cukup lama dalam mengerjakannya.
Buah dari keimanan adalah rasanya yang manis, oleh karena itu untuk dapat merasakan lezatnya iman ada tiga hal:
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللّٰهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلّٰهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ (رواه البخارى)
"Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka"

Dalam hadits tersebut ada tiga hal:
Pertama: Hendaknya lebih mencintai Allah dan rasul-Nya dari pada selain keduanya. Adapun upaya yang bisa dilakukan adalah:
1. Senantiasa memelihara semua yang difardhukan, sebab hal yang difardhukan adalah kunci pertama dan jalan yang paling utama menuju Allah SWT. Oleh karena itu barang siapa yang mengerjakan shalat dengan mendatangi masjid serta menunaikan semua amal lahiriyah yang di fardhukan lengkap dengan rukun, wajib bahkan sunnah-sunnahnya.

وَمَاتَقَرَّبَ اِلَىيَّ عَبْدِىْ بِشَيْئٍ اَحَبَّ اِلَيَّى مِمَّا اِفْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ

"Tidaklah sekali-kali seorang hamba mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan suatu amal yang lebih aku sukai, dari hal-hal yang aku fardhukan atas dirinya”. (HR. Buchari)

2. Membaca Alquran dan merenungi maknanya, karena Alquran adalah Kalamullah yang ada di bumi dan menjadi barometer bagi seorang hamba untuk dapat mengetahui dimanakah kadar keimanannya.
3. Selalu berdzikir kepada Allah, karena dzikir kepada Allah adalah menjadi sarana pengusir syetan, menambah kesetiaan, ketaatan, dan keridhaan kepada Allah, serta menjauhkan diri dari segala hal yang menyebabkan kemurkaan Allah.
4. Memperbanyak amal sunnah yang mendekatkan diri kepada Allah.
Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah:
1. Mengenal anugerah Allah dengan diutusnya para rasul
2. Mengkaji budi pekerti rasul yang tercantum dalam Alquran dan hadits nabi Muhammad SAW.
3. Penghambaan diri kepada Allah belum sempurna bila belum mempunyai sikap mahabbah kepada Rasulullah SAW.

Kedua: Bila mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah.
Pengertian seseorang dalam hadits ini adalah kaum muslimin, karena sesungguhnya kita dianjurkan untuk mengambil teman setia dari orang-orang yang berasal dari kaum muslimin secara keseluruhan. Dalam hadits riwayat Muslim:
إِنَّ اللّٰهَ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بِجَلَالِي الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّيْ
"Sesungguhnya Allah ta'ala berfirman pada hari kiamat kelak: "Mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini kunaungi mereka, di mana tidak ada naungan pada hari ini selain naungan-Ku."
وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللّٰهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ
“ dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah”. (Buchari)

Hal yang diwajibkan bagi seorang muslim ialah hendaknya tidak menyukai seseorang kecuali orang yang bertaqwa dan tidak membenci seseorang kecuali orang yang durhaka meskipun dia adalah saudaranya sendiri, ayah, atau ibunya. Tetapi tentu saja tidak membenci secara keseluruhan. Misalnya seseorang yang sepak terjangnya tidak baik, misalnya keras, kasar, kurang bersahabat. Sifat-sifat inilah yang kita benci bukan sebaliknya seluruh yang ada pada dirinya di benci. Namun yang lebih baik kita turut serta untuk memberikan nasehat.

Ketiga: Hendaknya dia tidak suka untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana tidak suka dicampakkan kedalam neraka.
Diantara penyebab kesesatan dan kembali pada kekafiran adalah kecenderungan manusia untuk menyukai kesesatan, karena ada sebagian orang yang karena kesukaannya kepada kerusakan dan senang melakukannya, akhirnya dia ditinggalkan oleh Allah dan dibiarkan oleh hawa nafsunya ke dalam kehinaan.
"Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik”. (Ash-Shaf: 5)

Karena itu sebaik-baik baik hamba Allah senantiasa menjaga kualitas ketaatannya kepada Allah sehingga setelah melakukan kesalahan selalu menyadari kesalahannya. Karena itu Allah memuji kepada kaum muslimin yang mengatakan dalam do’anya.
“ (Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Al Imran: 8).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

8/24/2013

Istighfar, Memohon Kepada Allah Akan di Mudahkan Segala Urusan


Istighfar adalah akhlaq mulia yang hendaknya selalu diucapkan dan dilaksanakan. Karena istighfar merupakan rasa penyesalan setelah melakukan perbuatan dosa. Sebagai hamba Allah manusia pasti mempunyai dosa, karena setiap perbuatan manusia tidak bisa lepas dari keinginan dan harapan . Demikian pula dorongan hawa nafsu yang memang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan dosa. Tidak selamanya pengharapan yang demikain ini dapat diperoleh dengan mudah, namun kadang harus memelalui jalan berliku bagaikan benang kusut yang sulit dicari ujung dan pangkalnya.
Rasulullah Muhammad senantiasa beristighfar, walaupun beliau telah dijamin oleh Allah menjadi penghuni surga, tidak mempunyai dosa. Dalam sehari beliau senantiasa beristighfar tidak kurang dari 70 kali, hal ioni berdasarkan hadits rasul:
وعنْ أَبي هُريْرة رضِي اللَّه عنْهُ قَال : سمِعْتُ رسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقُولُ : " واللَّهِ إِنِّي لأَسْتَغْفِرُ اللَّه وأَتُوبُ إِلَيْهِ في الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سبْعِينَ مَرَّةً " رواه البخاري .
Dari Abu Hurairah RA berkata: "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:
"Demi Allah, sesungguhnya saya ini niscayalah beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepadaNya dalam seharinya lebih dari tujuhpuluh kali." (Riwayat Bukhari)
وعَنِ ابْنِ عُمر رضِي اللَّه عَنْهُما قَال : كُنَّا نَعُدُّ لِرَسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم في المجلِس الْواحِدِ مائَةَ مرَّةٍ : " ربِّ اغْفِرْ لي ، وتُبْ عليَ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوابُ الرَّحِيمُ " رواه أبو داود ، والترمذي ، وقال : حديث صحيح .
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, berkata: "Kita semua pernah menghitung Rasulullah SAW dalam sekali majlis mengucapkan istighfar sebanyak seratus kali, yaitu: Rabbighfir li wa tub 'alayya, innaka antat tawwabur rahim." Artinya: Ya Tuhan, ampunilah saya serta terimalah taubat saya, sesungguhnya Engkau adalah Maha Penerima taubat lagi Penyayang. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Memohon ampun kepada Allah, mungkin hal ini sangat mudah, namun meminta maaf kepada sesamanya, tentu hal yang demikian ini bukan sembarang orang yang mau. Karena kebanyakan orang merasa dirinya benar dan orang lain yang salah. Contoh kongkrit adalah bila ada suatu kecelakaan di jalan raya antara motor dengan motor atau mobil dengan mobil, misalnya tabrakan atau senggolan. Bisanya tidak ada yang merasa bersalah, semuanya saling kukuh dalam pendirian sebagai pihak yang benar dan menuntut ganti rugi dan sebagainya. Maka hal ini tentu akan menjadi masalah yang berkepanjangan. Karena itu Rasulullah SAW mengingatkan kepada kita sekalian:
وعنْهُ رَضِي اللَّه عنْهُ قَال : قَال رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : " والَّذي نَفْسِي بِيدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا ، لَذَهَب اللَّه تَعَالى بِكُمْ ، ولجاءَ بقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّه تَعالى فَيغْفِرُ لهمْ " رواه مسلم .
Dari Abu Hurairah RA pula, berkata: "Rasulullah SAW bersabda: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, jikalau engkau semua tidak melakukan apa-apa yang berdosa niscayalah Allah Ta'ala melenyapkan engkau semua dan niscayalah akan mendatangkan lagi sesuatu kaum yang berbuat dosa, lalu mereka itu beristighfar kepada Allah, kemudian Allah memberikan pengampunan kepada mereka itu." (Riwayat Muslim)
Sesungguhnya bila ada salah satu pihak yang bersalah mengaku bersalah maka masalahnya akan segera terselesaikan, apalagi semuanya merasa bersalah dan saling memaafkan tentu menjadi keharmonisan dalam hidup. Rasullah SAW bersabda:
وعنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضِي اللَّه عنْهُما قَال : قالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : " منْ لَزِم الاسْتِغْفَار ، جعل اللَّه لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مخْرجاً ، ومنْ كُلِّ هَمٍّ فَرجاً ، وَرَزَقَهُ مِنْ حيْثُ لا يَحْتَسِبُ " رواه أبو داود .
Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, berkata: "Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang tetap secara langsung beristighfar kepada Allah, maka Allah menjadikan untuknya suatu jalan keluar dari setiap kesempitan atau kesukaran yang ditemuinya, juga diberi kelapangan dari setiap kesusahan yang dirasakannya, serta memberinya rezeki dari jalan yang tidak pernah dikira-kira olehnya." (Riwayat Abu Dawud)
Setiap orang hidup pasti mempunya masalah, walaupun masalah ini tidak diharapkan namun sesungguhnya akan datang juga dan hal ini merupakan tantangan hidup yang harus diselesaikan. Ternyata kunci untuk membuka masalah adalah dengan beristighfar, bahkan seorang pengecutpun juga akan diampuni oleh Allah SWT.
وعنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رضِي اللَّه عنْهُ قال : قال رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : " منْ قال : أَسْتَغْفِرُ اللَّه الذي لا إِلَهَ إِلاَّ هُو الحيَّ الْقَيُّومَ وأَتُوبُ إِلَيهِ ، غُفِرَتْ ذُنُوبُهُ وإِنْ كَانَ قَدْ فَرَّ مِنَ الزَّحْفِ " رواه أبو داود والترمذي والحاكِمُ ، وقال : حدِيثٌ صحيحٌ على شَرْطِ البُخَارِيِّ ومُسلمٍ .
Dari Ibnu Mas'ud RA, berkata:"Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan: Astaghfirullahal-ladzi lailaha illa huwal hayyal qayyuma wa atubu ilaih artinya: Saya beristighfar kepada Allah yang tiada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri dan saya bertaubat kepadaNya, maka diampunkanlah semua dosanya sekalipun ia benar-benar pernah melarikan diri dari barisan yang sedang berperang." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud, Termidzi dan Hakim dan Hakim berkata bahwa ini adalah Hadis menurut syarat Imam-imam Bukhari dan Muslim
وَعَنْ أَنسٍ رضِي اللَّه عنْهُ قالَ : سمِعْتُ رسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُولُ : " قالَ اللَّه تَعَالى : يا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ ما دَعَوْتَني ورجوْتَني غفرتُ لَكَ على ما كَانَ منْكَ وَلا أُبَالِي ، يا ابْنَ آدم لَوْ بلَغَتْ ذُنُوبُك عَنَانَ السَّماءِ ثُم اسْتَغْفَرْتَني غَفرْتُ لَكَ وَلا أُبالي ، يا ابْنَ آدم إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَني بِقُرابٍ الأَرْضِ خطايَا ، ثُمَّ لَقِيتَني لا تُشْرِكُ بي شَيْئاً ، لأَتَيْتُكَ بِقُرابِها مَغْفِرَةً " رواه الترمذي وقَالَ : حَدِيثٌ حَسَنٌ .
" عنان السَّمَاءِ " بِفَتْحِ العيْنِ : قِيل : هُو السَّحَابُ ، وقِيل : هُوَ مَا عنَّ لَكَ مِنْها ، أَيْ: ظَهَرَ ، و " قُرَابُ الأَرْضِ " بِضَمِّ القافِ ، ورُويَ بِكَسْرِهَا ، والضَّمُّ أَشْهَرُ ، وهُو ما يُقَاربُ مِلْئَهَا .
Dari Anas RA katanya: "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Allah Ta'ala berfirman dalam Hadis qudsi: "Hai anak Adam -yakni manusia, sesungguhnya engkau itu, selama masih suka berdoa dan berharap kepadaKu, pastilah Aku mengampuni engkau semua atas dosa apa saja yang ada pada dirimu dan Aku tidak memperdulikan banyaknya. Hai anak Adam, jikalau dosa-dosamu itu sampai mencapai mega di langit, kemudian engkau beristighfar kepadaKu pastilah Aku mengampuni engkau dan Aku tidak mem-perdulikan banyaknya. Hai anak Adam, sesungguhnya engkau itu, jikalau datang kepadaKu dengan membawa berbagai kesalahan hampir sepenuh isi bumi, kemudian engkau menemui Aku, asalkan engkau tidak menyekutukan sesuatu dengan Aku, niscayalah Aku akan datang kepadamu dengan pengampunan hampir sepenuh isi bumi itu pula." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
Karena itu untuk mendapat garansi dari Allah untuk dijadikan ahli surga, maka bacalah syayyidul Istighfar sebagaimana hadits dibawah ini:
وعنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رضي اللَّه عنْهُ عن النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ : " سيِّدُ الاسْتِغْفار أَنْ يقُول الْعبْدُ : اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي ، لا إِلَه إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَني وأَنَا عَبْدُكَ ، وأَنَا على عهْدِكَ ووعْدِكَ ما اسْتَطَعْتُ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ ما صنَعْتُ ، أَبوءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ علَيَ ، وأَبُوءُ بذَنْبي فَاغْفِرْ لي ، فَإِنَّهُ لا يغْفِرُ الذُّنُوبِ إِلاَّ أَنْتَ . منْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِناً بِهَا ، فَماتَ مِنْ يوْمِهِ قَبْل أَنْ يُمْسِيَ ، فَهُو مِنْ أَهْلِ الجنَّةِ ، ومَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وهُو مُوقِنٌ بها فَمَاتَ قَبل أَنْ يُصْبِح ، فهُو مِنْ أَهْلِ الجنَّةِ " رواه البخاري .
" أَبُوءُ " : بباءٍ مضْمومةٍ ثُمَّ واوٍ وهمزَةٍ مضمومة ، ومَعْنَاهُ : أَقِرُّ وَأَعترِفُ .
Dari Syaddad bin Aus RA dari Nabi SAW bersabda: "Penghulu semua bacaan istighfar itu ialah apabila seseorang hamba mengucapkan yang artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku. Saya menetapi perjanjian dan ketentuan yang saya ikrarkan kepadaMu - yakni berupa kebaktian, keimanan dan keikhlasan, sedapat yang saya lakukan. Saya mohon perlindungan kepadaMu daripada keburukannya apa yang saya lakukan. Saya mengakui akan kenikmatan yang Engkau limpahkan pada diriku dan saya mengakui pula akan dosaku. Maka dari itu, berilah pengampunan padaku, karena sesungguhnya saja tidak ada yang dapat mengampuni semua dosa kecuali Engkau sendiri. Barangsiapa yang mengucapkan istighfar di atas itu pada waktu siang dengan penuh kepercayaan akan isi kandungannya, kemudian meninggal dunia pada harinya itu sebelum sore harinya, maka ia adalah termasuk golongan ahli syurga. Selanjutnya barangsiapa yang mengucapkannya di waktu malam dan ia mempunyai kepercayaan penuh akan isi kandungannya, lalu meninggal dunia sebelum pagi harinya, maka ia adalah termasuk golongan ahli syurga." (Riwayat Bukhari)

8/22/2013

Mewaspadai Tingkatan-Tingkatan Stres Sebagai Wujud Gangguan Kejiwaan


Stres merupakan gangguan kejiwaan yang terjadi karena tanggapan atau reaksi tubuh terhadap berbagai tuntutan beban atasnya yang bersifat non spesifik. Stres juga bisa menjadi pencetus timbulnya beraneka macam penyakit. Manakala tuntutan yang ada pada seseorang melebihi kemampuan yang dimiliki. Dalam kehidupan, stres adalah suatu keadaan yang tidak dapat dihindarkan. Yang menjadi tugas adalah bagaimana menyadarkan bahwa dirinya sedang stres namun tanpa harus mengalami distres.
Gangguan stres biasanya terjadi sangat lambat, kadang tidak di sadari. Oleh karena itu kewaspadaan terhadap stres ini juga perlu sinergitas dengan orang lain. Karena sesungguhnya bila seseorang menderita penyakit batin, maka yang lebih tahu adalah orang lain, namun bila penyakit lahir diri yang bersangkutan adalah yang lebih tahu. Stres ini merupakan indikator penyaikit batin atau jiwa, walaupun sudah sampai pada tahapan tertentu akan muncul penyakit lahir, misalnya sakit perut, maag, kepala. Berikut pendapat Dr. Robert J. Van Amberg, Psikiater sebagaimana yang dikutip oleh Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari. Psikiater dalam buku Alquran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, bahwa stres mempunyai tingkatan-tingkatan sebagai berikut:
1. Stres tingkat I.
Tahapan ini merupakan tingkat stres yang paling ringan, dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut;
a. Semangat besar.
b. Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya.
c. Energi dan gugup berlebihan, kemampuan menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya.
Tahapan ini bisannya menyenangkan dan orang lalu bertambah semangat, tidak disadari sebenarnya cadangan energinya semakin menipis.
2. Stres tingkat II.
Dalam tahapan ini dampak dari stres yang menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan dikarenakan cadangan energi tidak cukup sepanjang hari. Keluhan-keluhan tersebut diantaranya:
a. Merasa letih sewaktu bangun pagi.
b. Merasa lelah setelah makan siang.
c. Merasa lelah menjelang sore hari
d. Terkadang gangguan dalam sistem pencernaan (gangguan usus, perut kembung), kadang-kadang jantung berdebar-denar.
e. Perasan tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk (belakang leher)
f. Persaan tidak bisa santai.
3. Stres tingkat III.
Pada tahapan ini keluhan keletihan semakin nampak disertaai dengan gejala-gejala sebagai berikut:
a. Gangguan usus lebih terasa (sakit perut, mulas, sering ke belakang).
b. Otot-otot terasa lebih tegang.
c. Perasaan tegang yang semakin meningkat.
d. Gangguan tidur (sukar tidur, sering terbangun malam dan sukar tidur kembali, atau bangun terlalu pagi).
e. Badan terasa oyong, rasa mau pingsan.
Gangguan-gangguan ini akan berkurang bila beban-beban mulai dikurangi.
4. Stres tingkat IV.
Tahapan ini menunjukkan tanda yang lebih buruk, hal ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Untuk bisa bertahan sepanjang hari tersa sangat sulit.
b. Kegiatan-kegiatan yang semula menyenangkan kini terasa sulit.
c. Kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi, pergaulan sosial dan kegaiatan-kegiatan rutin terasa berat.
d. Tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan dan sering kali bangun dini hari.
e. Perasan selalu negatif.
f. Kemampuan berkonsentrasi semakin menurun.
g. Perasaan takut yang tidak dapat dijelaskan, tidak mengerti mengapa dan apa sebabnya.

5. Stres tingkat V.
Pada tahapan ini mengalami keadaan yang lebih memprihatinkan:
a. Keletihan yang mendalam (physical and psychological exhaustion).
b. Untuk pekerjaan-pekerjaan sederhana saja tersa kurang mampu.
c. Gangguan sistem pencernaan (sakit maag dan usus) lebih sering, sukar buang air besar atau sebaliknya feses encer dan sering ke belakang.
d. Perasaan takut semakin menjadi, mirip panik.

6. Stres tingkat VI.
Penderita pada tahapan ini, menunjukkan gawat darurat atau dikatakan keadaan yang mengerikan:
a. Debaran jantung terasa amat keras, hal ini disebabkan zat adrenalin yang dikeluarkan, karena stres tersebut cukup tinggi dalam peredaran darah.
b. Nafas sesak, megap-megap.
c. Badan gemetar, tubuh dingin, keringat bercucuran.
d. Tangan untuk yang ringan-ringan saja tidak mampu, pingsan atau collaps.
Dari enam tingkatan ini, maka kita perlu waspada, karena stres dalam kondisi tertentu bisa menunjukkan hal-hal yang menyenangkan. Oleh karena didalam menjalani kehidupan ini perlu adanya kewajaran. Namun karena mempunyai tntutan-tuntutan kebutuhan tertentu sehingga menjadikan sesuatau yang wajar menjadi sesuatu yang luar biasa. Oleh karena itu waspadalah dan berhati-hatilah.

8/20/2013

Do'a Fasilitasi Kegiatan Unit Pelayanan Sosial


Manusia adalah makhluk Allah yang ciptakan dalam sebaik-baik bentuk. Namun dari kesempurnaan itu dalam menempuh perjalanan hidup, manusia dihadapkan dengan cobaan, godaan dan rayuan. Sehingga dari hal yang demikian ini manusia menjadi tidak sempurna lagi, hatinya menjadi keruh, pikirannya semrawut, muka kusut dengan perilaku yang jauh dari tuntunan Ilahi. Bahkan dalam bebarapa hal terkadang kalah dengan penyandang disabilitas.
Disabilitas adalah ketidaknormalan seseorang baik karena pembawaan sejak lahir atau karena kecelakaan. Disabilitas bisa karena cacat fisik atau mental, sehingga dengan kondisi ini terkadang mereka menjadi beban hidup bagi yang lain. Oleh karena itu pemerintah memberikan bekal ilmu dan ketrampilan agar mereka dapat hidup mandiri layaknya orang yang normal. Sebelum diselenggarakan kegiatan fasilitasi bagi penyandang disabilitas diawali dengan kegiatan ceremonial yang ditutup dengan pembacaan do’a.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ
Ya Allah, Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang, segala puji bagi-Mu, hanya kepada-Mu kami mengucapkan pujian dan menumpahkan rasa syukur. Atas kenikmatan itu ya Allah, pada hari ini kami dapat mengikuti kegiatan fasilitasi Unit Pelayanan Sosial Keliling bagi penyandang disabilitas tahun 2013.

Ya Allah ya ‘Alimu ya Azis, Engkau Maha Mengetahui segala yang terjadi pada semua hamba-Mu, Engkau berkuasa namun kami yakin Engkau tidak sewenang-wenang terhadap semua ciptaan-Mu, karena Engkau Maha Pengasih dan Penyayang.

Kami yakin ya Allah, Engkau telah menciptakan manusia dalam wujud yang paling sempurna. Namun kami tidak mengetahui rahasia di balik ciptaan-Mu. Karena itu ya Allah atas segala kedhaifan yang ada pada diri hamba-Mu. Bimbinglah kami ya Allah, ke jalan yang Engkau ridhai. Bukakanlah hati dan fikiran kami dengan nur hidayah-Mu, kuatkanlah tekad dan semangat kami, agar setiap detak jantung dan tarikan nafas dapat mendatangkan kemanfaatan, dalam cipta, rasa dan karsa. Menuju hari esok yang lebih baik.

Ya Allah berikanlah ketahanan hati dan kuatkanlah iman kami, agar kami tetap berjalan lurus sesuai dengan sunnah-Mu. Jauhkanlah kami dari segala bujukan syetan terkutuk, yang akan menjerumuskan hamba-Mu ke jalan yang Engkau murkai. Hanya kepada-Mu kami berlindung, hanya kepada-Mu kami bertawakal dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.

Tunjukkanlah kami ya Allah, ke jalan yang benar, sebagaimana jalannya orang-orang yang telah Engkau berikan kenikmatan.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
"Ya Tuhan kami terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". Dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Ya Allah ya ghoffar, ampunilah dosa kami, orang tua kami, para pemimpin kami, kabulkanlah permohonan kami, amin.
ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الا خرة حسنة وقنا عذاب النار, والحمد لله رب العالمين

8/18/2013

Stres, Depresi dan Macam-Macam Stresor Psikososial


Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang diciptakan dalam sebaik-baik bentuk. Karena manusia diciptakan oleh Allah dengan mempunyai peran ganda yaitu sebagai khalifah dan sebagai hamba Allah. Dengan dua peran fungsi ganda tersebut, maka Allah memberikan kelengkapan kepada manusia dengan panca indra yang sempurna, akal, hati, nafsu dan agama.
Implementasi dua peran ganda ini ternyata bukan merupakan hal yang mudah, karena membutuhkan perjuangan dan pengorbanan, hal ini karena, dalam beraktifitas dan berkarya manusia dihadapkan dengan cobaan dan ujian baik berupa harta, anak dan sebagainya.
“ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. (QS. Al Baqarah: 155)
Untuk meminimalisir adanya kegagalan, maka manusia mengadakan penelitian, bahwa setiap kegiatan hendaknya dibuat perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Namun walaupun sudah dibuat perencanaan yang matang ternyata tidak semua perencanaan sesuai dengan harapan. Ada yang lebih baik, ada yang seimbang namun ada yang sama sekali jauh dari harapan. Dari hal ini maka kemudian memunculkan ketegangan yang disebut dengan stres.
Bila mendengar kata-kata stres, kadang yang muncul pada pikiran kita adalah kondisi tubuh yang linglung, tidak bisa berfikir secara obyektif bahkan dalam bertindakpun kadang tidak normal, sehingga banyak orang yang mengatakan bahwa stres itu identik dengan gila. Stres disebabkan karena kondisi yang tidak sesuai dengan kehendak dirinya dan hal ini terus akan memunculkan permasalahan. Dan sesungguhnya setiap permasalahan yang menimpa pada diri seseorang disebut stresor psikososial. Reaksi tubuh ini dinamakan stres dan bila sampai mengganggu fungsi organ tubuh maka disebut distres. Sebagaimana disampaikan oleh Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater. Reaksi kejiwaan lainnya yang erat hubungannya dengan stres adalah kecemasan (anxiety). Kecemasan dan depresi merupakan dua gangguan kejiwaan yang satu dengan lainya saling berkaitan.

Macam-macam psikososial:
1. Perkawinan.
Berbagai permasalahan perkawinan merupakan sumber stres yang dialami seseorang, misalnya kondisi pada masa ta’aruf (berpacaran) dengan masa pernikahan yang sangat jauh berbeda, baik dari kehangatan, perhatian, kerapian, kewangian dan sebagainya. Berbeda dengan kondisi yang setelah pernikahan dari kepalsuan menjadi kenyataan. Hal ini bisa menjadi biang ketegangan sehingga menimbulkan stres. Demikian pula adanya pertengkaran, perpisahan, perceraian, kematian salah satu pasangan, ketidaksetiaan.
2. Problem orang tua.
Permasalahan yang dihadapi orang tua, misalnya tidak mempunyai anak, kebanyak anak, kenakalan anak, anak sakit hubungan yang tidak baik dengan mertua, ipar, besan dan lainnya.
3. Hubungan interpesonal (antar pribadi).
Hubungan ini berkaitan dengan kawan dekat yang mempunyai konflik, konflik dengan kekasih, antara atasan dengan bawahan, dengan teman sejawat yang diterima dengan tidak baik. Perhatian, tutur kata dan perbuatan yang selalu dianggap salah, tidak ada benarnya. Hal ini akan menimbulkan depresi dan kekecewaan, baik bagi dirinya maupun temannya. Karena sesungguhnya setiap penilaian terhadap orang lain akan banyak menguras energi. Apalagi menilai teman, namun yang lebih ditonjolkan kekurangan dan keburukannya maka depresi akan semikin nampak.
4. Pekerjaan.
Pekerjaan juga bisa menjadi sebab stres, maka setelah pernikahan pekerjaan menjadi penyebab stres, hal ini bila dilihat bahwa pekerjaannya sangat banyak, pekerjaan terllau banyak, pekerjaan yang tidak cocok dengan dirinya. Baik dari gaji yang tidak setarap atau pekerjaan yang tidak sesuai tingkat pendidikan dan keahliannya. Mutasi, kenaikan pangkat, pensiun, kehilangan pekerjaan dan sebagainya.
5. Lingkungan hidup
Lingkungan yang buruk, kotor, banyaknya tumpukan sampah sehingga bayak lalat dan nyamuk. Lingkungan yang buruk ini secara langsung atau tidak langsung akan mnimbulkan kecemasan. Demikian pula dengan lingkungan hidup yang kotor ini menjadi penyebab timbulnya penyakit.
6. Keuangan.
Setiap pekerjaan tentu mengharapkan untuk memperoleh penghasilan (uang). Pekerjaan dengan gaji yang sedikit, atau diberikan rizki yang melebihi ukurannya. Karena bila gaji sedikit akan merasa kurang, namun bila gaji besar, bingung bagaimana cara membelanjakannya. Bahkan kadang takut bila suatu saat gajinya akan hilang.
7. Hukum.
Penegakan hukum atas suatu kejadian, misalnya tuntutan hukum pengadilan, masuk penjara, denda dan sebagainya akan menimbulkan ketegangan dan kecamasan.
8. Perkembangan.
Perkembangan perubahan diri dan sikap mental, dari anak-anak menjadi remaja, masa dewasa, tua maupun menopause, masa tua.
9. Penyakit fisik dan cidera.
Penyakit ini disebabkan karena kecelakaan, operasi atau pembedahan, aborsi dan sebagainya.
10. Faktor keluarga.
Seorang anak yang dilahirkan dan dibesarkan pada lingkungan keluarga yang kurang baik, misalnya:
• Hubungan kedua orang tua yang dingin, atau penuh ketegangan, acuh tak acuh.
• Orang tua yang jarang di rumah, sehingga tidak ada waktu untuk anak-anak.
• Komunikasi antara anak yang tidak baik.
• Kedua orang tua yang berpisah atau cerai.
• Salah satu anggota keluarga mengalami gangguan jiwa.
• Sikap orang tua yang tidak sabar, pemarah, keras, otoriter dalam mendidik anak-anak.
11. Musibah dan bencana.
Musibah dan bencana yang disebabkan karena peristiwa alam, seperti gunung melerus, banjir, tanah longsor. Maupun bencana karena perbuatan manusia sendiri, seperti perkosaan, kehamilan diluar nikah.

Macam-macam kejadian stresor psikososial tersebut akan menimbulkan depresi dan kecemasan. Sehingga hal-hal tersebut bila tidak segera ditanggapi dengan baik, maka akan menimbilkan stres, baik dalam kategori yang ringan, misalnya dengan indikasi dapat menyelesaikan pekerjaan tidak seperti biasanya, maupun sampai yang berat yaitu harus di rawat di ruang ICCU.
Secara umum bahwa penyebab dari stresor psikososial ini adalah sikap manusia yang tidak bisa bersyukur, “ Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh- kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya”.

Karena itu untuk meminimalisir adanya gangguan stresor psikososial maka dalam melakukan tugas fungsi ganda sebagai khalifatullah dan sebagai abdullah hendaknya dapat memfungsikan peran akal, hati dan rasa secara seimbang. Jadikanlah Allah yang dekat dengan manusia benar-benar dirasakan kehadirannya dalam setiap insan. Sehingga dalam situasi dan kondisi apapun, manusia selalu berada dalam pengawasan, perlindungan dan bimbingan Allah.
“ Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (QS. Al Baqarah: 38)

8/15/2013

Ashoring Manungsa, Khutbah Bahasa Jawa

Ashoring derajatipun mangungsa satuhunipun dipun temtukaken dening manungsa punika piyambak. Jalaran Gusti Allah sampun paring derajat bilih manungsa punika dipun ciptakaken dening Allah saking sak bagus-bagusipun wujud. Ananging mergi manungsa punika dipun paringi hawa nasfu sahingga qalbu ingkang suci dados kotor. Kanthi punika sak lajengipun ewet anggenipun sesambetan kalian Gusti Allah. Prasasat sinaosa Gusti Allah punika caket ananging raosipun tebih, manungsa donga nanging donganipun kados boten dipun mireng dening Allah.
Kanthi punika kamulyaning manungsa, tentu dipun ajeng-ajeng dening sedaya manungsa, utaminipun tiyang Islam, satuhunipun sampun dipun gembleng ing dalem setunggal wulan ing wulan Ramadhan. Kangge gamblangipun kula aturaken mawi seratan khutbah Jum'at.

اَلْحَمْدُلِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ حَمْدًاكَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ كُلَّ حَالٍ اَلَّذِى قَدْ اَوْجَبَ مِنْ نُوْرِهِ نُوْرًابِهِ عَمَّ الْهُدَى, اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّااللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ رَسُوْلُهُ لَا نَبِىَّ بَعْدَهُ, اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِﻥ النَّبِىِّ الْكَرِيْمِ وَالرَّسُوْلِ الْعَظِيْمِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّحَبِيْبِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ أَحْيٰى سُنَّتَهُ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. فَيَآأَيُّهَالْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّاىَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Mangga kita tansah budidaya ningkataken iman lan taqwa kita dhateng Allah, inggih punika kanthi nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nilar saha nebihi sedaya awisanipun Allah, jalaran kanthi mekaten kita badhe pikantuk kabekjan wiwit dunya dumugining akherat samangke.
Ing dinten punika kita sampun nilaraken wulan ingkang kathah rahmat lan maghirahipun Allah inggih punika wulan suci Ramadhan. Wulan ingkang mungguhipun Allah kangge nguji dhateng kawulanipun Allah anggenipun mujudaken kesabaran, kejujuran lan keikhlasan inggih punika kanthi nindakaken shiyam Ramadhan. Kanthi punika tiyang Islam ingkang kasil anggenipun nindakaken shiyam inggih punika ingkang pikantuk derajat taqwa, la’allakum tattaqun.
Sahingga ing tanggal setunggal Syawal kawastanan Idul Fitri dinten ingkang fitrah jalaran ing dinten punika Allah sampun paring pangapunten dhateng sedaya dosa-dosa kawulanipun, sahingga melai setunggal Syawal tiyang-tiyang Islam melai nanem lan makarya, nindakekan ngibadah dhateng Gusti Allah kanthi ingkang langkung sae. Wulan syawal ugi kawastanan wulan peningkatan sedaya amal ibadahipun dhateng Allah.
Shalat fardhunipun dipun sempunakaken, shalat sunnahipun dipun tindakaken lan shalat jamaahipun dipun giyataken. Majlis taklim dipun jumbuhaken, masjid, langgar lan mushala dipun makmuraken. Alquran dipun kaji, dipun udari makna lan kandunganipun kangge pedomanipun gesang. Infaq lan shadaqahipun dipun giyataken, shilaturakhimipun dipun lestantunaken, sahingga tansah rumaos rumaos andhap ashor lan prasoja, gedhe athi lan cilik ing pamrih. Mekaten punika mujudaken pikantuk kasil la’allakum tattaqun. Amargi taqwa boten namung lelamisan ing lathi lan boten namung pengangen-angen, ananging iktiqad ingkang sampun manggen ing athi dipun ucapaken kanthi lisanipun lan dipun tindakaken kanthi amal ibadah. Mekaten punika pangerosan ideal wulan Syawal.
Ananging ingkang dados keprihatinan bilih wulan Syawal dados dinten lebaran, inggih punika sampun lebar anggenipun nglerem hawa nafsu, sampun lebar anggenipun nindaken shalat fardhu kanthi jam’ah, sampun bibar angggenipun tindak ing majlis taklim, sampun bibar anggenipun tadarus Alquran, sampun bibar anggenipun jihad, berjuang kangge jumbuhaken Islam minangka rahmatan lil alamin kangge kemajengan umat Islam. Sahingga prasast sasampunipun mlebet ing wulan Syawal sedaya tumindak sae dipun tilaraken sahingga masjid, langgar, musholla dipun tilar dening umatipun, Alquran dipun tinggalaken, rukuh sajadah dipun canthelaken lan sakterasipun.

Mangga kita muhasabah, ngitung-ngitung dhateng awak kita piyambak-piyambak, sasampunipun kita tingkas nindakaken shiyam Ramadhan kados pundi anggen kita ngabekti dhateng Gusti Allah nindakaken amal ibadah. Menawi akhir saking wulan Ramadhan boten ningkat amal ibadahipun ananging malah mandhap, pramila tiyang-tiyang dipun umpamikaken kados kewan ingon-ingon malah langkung asor malih.
“ Lan satemene Ingsun dadekake kanggo isine neraka Jahannam akeh-akehe sangka jin lan manungsa, dheweke padha duweni ati, ananging ora digunakake kanggo mahami (ayat-ayate Allah) lan dheweke padha duweni mata nanging ora digunakake kanggo ningali lan dheweke padha duweni kuping ananging ora digunakake kanggo ngrungokake (marang ayat-ayate Allah). Dheweke iku kaya dene kewan ingon-ingon malah dheweke luwih ashor, dheweke iku wong-wong kang padha lali”. (QS. Al A’rof: 179)

Hikmah saking ayat punika:
1. Akeh-akehe jin lan manungsa badhe mlebet ing neraka jahannam margi boten saget ginakaken fungsi ati, mripat lan telingan kangge ningali perkawis ingkang leres.
2. Manungsa ingkang boten saget ginakaken fungsi ati, mripat lan telingan dipun umpamakaken kados kewan ingon-ingon, malah langkung asor malih.

Sajatosipun ngibadah dhateng Allah punika kedah dipun tindaken kanthi istiqomah, inggih punika tansah ajeg syukur ningkat, kaleres ing wekdal piyambak punapa sareng tiyang sanes, leres ing wekdal sela utawi wekdal sumpek, leres ing wekdal sugih utawi miskin, leres ing wekdal sehat utawi sakit, leres ing wekdal nem utawi sepuh. Islam punika agami terkhir ingkang dipun turunaken Allah dhateng nabi Muhammad SAW.
Tiyang Jawi mastani agama inggih punika ageman, ageman ingkang resik, syukur dipun gosok lan dipun paringi minyak wangi. Yektos badhe sekeca dipun agem tur ambetipun ingkang wangi, luwes dipun pirsani. Kanthi mekaten punika agami Islam menawi dipun tindakaken kanthi saestu yektos badhe dhatengaken kemaslahatan dhateng pribadi, keluarga lan masyarakatipun. Ngibadah ugi kedah dipun tindakaen kanthi ikhlas, inggih punika namung ngajeng-ajeng ridhanipun Gusti Allah. Ngibadah dhateng Allah ugi kedah dipun tindakaken kanthi sabar, amargi sedaya tumindak manungsa mesthi wonten godha lan rubidanipun.
Tiyang Islam ingkang ngibadah kanthi istiqomah, ikhlas, sabar lan tawakal, yektos badhe dipun paringi katentreman ing ati, rumaos pikantuk perlindungan saking Gusti Allah, piyambakipun rumaos caket dhateng Allah. Sahinga tiyang ingkang mekaten punika badhe dipun paringi kanugrahan tanpa upami, boten saget dipun etang. Sahingga tiyang punika boten badhe supe tansah ngunjukaken raos syukur, kanthi tansah ningataken amal ibadahipun dhateng Allah.
Jalaran midherek ngendikanipun Rasulullah SAW, sinaosa sedaya gesangipun manungsa punika dipun ginakaken kangge ngibadah yektos dereng saget kangge bayar kanugrahanipun Allah SWT. Pramila mangga kita tansah ningkataken ibadah kita dhateng Allah SWT, kaleres ibadah maghdhah lan ghairu maghdhaipun. Mugi-mugi Allah tansah paring pitedah dhateng kita sedaya, lan mugi-mugi Gusti Allah kersa bikak manah dhateng kawulanipun ingkang dereng insaf.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ تَعَالَى لِىْ وَلَكُمْ, فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

8/13/2013

Hisab Ibadah Dilihat Diakhirnya


Setiap ibadah dilihat dari akhirnya, karena itu orang yang sebaik apapun, dan setaat apapun dalam menjalankan ibadah, ketika akhir hayatnya berpaling dari Allah maka tidak akan masuk ke dalam Surga. Sebaliknya sejahat apapun orangnya, perintah Allah tidak pernah dijalankan, larangan Allah justru yang dilaksanakan bila diakhir hayat berada dalam iman dan tauhid kepada Allah, maka dia dijamin masuk ke dalam Surganya Allah SWT.
Ibadah yang bertahun-tahun menjadi sia-sia, tentu ini tidak diharapkan oleh siapapun. Karena itu sebaik-baik hamba Allah adalah yang senantiasa teguh dalam menjalankan perintah Allah, beristiqomah dalam iman dan taqwa kepada Allah tak pernah pupus dalam menjalnkan perintah Allah.
Jangan berharap ahli ibadah mati dalam kondisi khusnul khatimah apalagi yang ahli maksiat. Namun berbeda ahli ibadah doa’nya menjadi mustajabah, agar diberikan hidup yang istiqomah dan mati dalam kondisi khusnul khatimah.
Kepada siapa ahli maksiat memohon ketika para thaghut telah berpaling. Harta, tahta, jabatan tiada berguna untuk menebus dosa-dosanya.
Kapan manusia akan mati?
Kematian pasti akan datang, kematian akan dirasakan semua makhluk Allah.
Kematian menghampiri hamba Allah, bisa ketika masih muda, atau sudah tua,
Masih jaya atau dalam kondisi bangkrut.
Masih gagah atau sudah lemah
Masih cantik atau sudah keriput, ompong peot. Semua adalah hak Allah untuk memanjangkan atau memperpendek umur setiap hambanya.
Manusia hanya berusaha agar bisa hidup sehat dan bermanfaat
Panjang umur bisa beramal shalih.
Namun kematian datangnya setiap saat karena itu waspadalah, gunakanlah setiap waktu yang diberikan Allah untuk menambah iman, taqwa dan amal shalih.

8/12/2013

Do'a HUT Kemerdekaan RI ke-68


Pada tahun 2013 Bangsa Indonesia akan memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia ke-68. Proklamasi Kemerdekaan adalah momen yang sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, karena pada tahun tersebut bangsa Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan. Dimana bangsa Indonesia hidup dalam suasana penjajahan selama 350 tahun. Oleh karena itu pada tahun 2013 ini bangsa Indonesia akan memperingati HUT Kemerdekaan ke-68.

Ungkapan kegembiraan sekaligus untuk membangkitkan semangat nasionalisme dan patriotisme diselenggarakan berbagai macam kegiatan, misalnya mengibarkan bendera merah putih, menghias gedung-gedung dengan nuansa merah putih, perlombaan, kegiatan sosial, ziarah makam pahlawan dan sebagainya. Kegiatan ini diselenggarakan mulai dari tingkat RT sampai tingkat nasional, di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi serta di semua lembaga pemerintah maupun swasta.

Puncak acara HUT Kemerdekaan adalah upacara bendera untuk mengenang detik-detik proklamasi. Upacara bendera ditutup dengan pembacaan do’a, adapun teks kami sampaikan berikut.

الحمد لله رب العالمين حمدا يوافى نعمه ويكافئ مزيدة يا ربنا لك الحمد كما ينبغى لجلال وجهك وعظيم سلطانك اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين



Alhamdulillahi Robbil 'alamain hamdan yuwafi ni'amahu wayukafi-u mazidah ya Robbana lakalhamdu kamaa yanbaghi lijalali wajhika wa'adzimi sulthonik Allohuma shalli wasallim 'alaa sayyidina Muhammadin wa'ala alihi wa-ash-habihi ajma'in.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Sesungguhnya kami telah yakin dengan sepenuh hati, bahwa Engkau senantiasa melimpahkan kasih-sayang-Mu kepada hamba-Mu. Karena itu kami dapat mengikuti upacara bendera dalam rangka memperingati Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-68. Karena sembah sujud kami haturkan kehadirat-Mu.

Ya Allah Tuhan yang Maha Kuasa, Engkau telah menganugerahkan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Kemerdekaan dari para penjajah, karena itu ya Allah kuatkanlah semangat nasionalisme dan patriotisme kepada seluruh waraga Negara Indonesia. Satukanlah Bangsa Indonesia dengan semangat Bhineka Tungal Eka, walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Ya Allah Tuhan yang Maha Kuasa
Wariskanlah semangat patriotisme dari para pahlawan kusuma bangsa dan dari para pendahulu kami, yang telah dengan ikhlas dan tekad yang kuat, rela mengorbankan harta, jiwa dan raga mereka. Cucuran keringat, tetesan darah demi untuk meraih kemerdekaan.

Kini Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sedang membangun, kuatkanlah ya Allah idiologi bangsa kami, agar seluruh arah pembangunan berlandaskan pada etika dan moralitas, sehingga pembangunan dapat mewujudkan masyarakat adil makmur, materiil spiritual berdasarkan pancasaila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia..

Bersihkanlah ya Allah, hati dan fikiran kami dari perilaku buruk, yang akan merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Jauhkanlah perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat, berdikari, bermartabat dan sejajar dengan negara-negara yang telah maju.

Ya Allah berikanlah petunjuk pada para pemimpin kami, didalam mengawal dan mengarahkan pembangunan nasional menuju pada tatanan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur, materiil dan spirituil dalam keridaan-Mu. Karena itu ya Allah hanya kepada-Mu kami berlindung dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.

Ya Allah ya Ghaffar, ampunilah dosa kami, orang tua kami, dosa para pemimpin kami, muliakanlah ya Allah kedatangan mereka disisi-Mu, amin.

ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار, وادخلنا الجنة مع الابرار يا عزيز يا غفار يا رب العالمين وصل الله على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم والحمدلله رب العالمين

Robbana atina fiddun-ya hasanah wafil akhirati hasanah waqina 'adza bannar, wa adhilnal jannata ma'al abror ya 'azizu ya ghoffar ya Robbal 'alamin, wa shollallohu 'ala sayyidina Muhammadin wa 'ala alihi washohbihi wasallam  wal hamdulillahi robbil 'alamin.

8/11/2013

Mengingat Nikmat Allah


Sesungguhnya nikmat Allah sangat banyak, bahkan karena begitu banyaknya sehingga bila kita disuruh untuk menghitung nikmat Allah niscaya tidak akan bisa menghitungnya. Karena kenikmatan Allah sudah biasa kita nikmati sehingga kadang menjadi lupa bahwa apapun yang sedang dinikmati itu adalah merupakan kenikmatan yang diberikan Allah yang hendaknya kita syukuri.

Bagaimanakah cara mensyukuri nikmat yang teah diberikan Allah tersebut, hal yang paling mudah untuk dikatakan adalah berupaya untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi dan atau mencegah segala yang dilarang oleh Allah. Lalu bagaimanakah implementasinya. Perintah dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga dalam melaksanakan perintah hendaknya mengarah pada perbaikan secara terus- menerus, hari ini hendaknya lebih baik dari pada hari yang lalu, dan hari esok hendaknya lebih baik dari hari yang sekarang. Rasulullah bernah berpesan "Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin maka termasuk golongan orang yang beruntung, barang siapa yang hari ini sama denga hari yang kemarin maka termasuk golongan orang yang rugi dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari yang kemarin maka termasuk golongan orang-orang yang dilaknat".

Mari kita renungkan kenikmtan yang telah diberikan Allah kepada kita sekalian:
Ya Allah, dahulu aku kecil, lantas Engkau besarkan aku
Dahulunya aku hina, lantas Engkau muliakan aku
Dahulunya aku bodoh, lantas Engkau pandaikan aku
Dahulunya aku lapar, lantas Engkau kenyangkan aku
Dahulunya aku sesat, lantas Engkau beri petunjuk aku
Dahulunya aku miskin, lantas Engkau cukupi aku
Dahulunya aku sakit lantas Engkau sembuhkan aku.
Aku berdosa lantas Engkau tutupi aku.

Dan tentu saja masih banyak lagi kondisi-kondisi yang dirasakan sekarang lebih baik dari masa yang lalu, coba kita renungkan.

Siapakah yang membuat manusia menjadi lebih baik, lebih mulia baik dari makhluk jenis yang lain maupun dari sesama manusia. Tentu saya yang menentukan dan memutuskan adalah Allah, sedang manusia hanya berkuasa, memilih, berusaha, berikhtiar dan tawakal kepada Allah.

8/10/2013

Shilaturahmi Saat Berlebaran


Sudah menjadi tradisi umat Islam khususnya di Indonesia, bahwa setiap selesainya ibadah puasa, maka tiba saatnya waktu berlebaran. Idul Fitri yang menandakan kembalinya jiwa manusia pada kondisi fitrah. Sehingga setiap kali berjumpa dan menemui saudara, teman atau siapa saja sering mengucapkan kata:

تقبل الله منا ومنكم جعلنا الله واياكم من العائدين و الفائزين

“Taqabbalallahu minna waminkum, ja’alanallahu minna waminkum minal ‘aidin wal faizin”. Semoga Allah SWT menerima amalku dan kamu semua, dan Allah mengembalikan kita semua kedalam kesucian dan keberuntungan. Atau kadang menggunakn bahasa campuran sugeng riyadi, minal ‘aidin wal faizin. Inilah ungkapan ketulusan yang muncul dari lubuk hati, bahkan kadang dengan keikhlasan besimpuh didepan para sesepuh, menyadari bahwa masing-masing diri adalah berasal dari satu keturunan, masing-masing diantara kita adalah bersaudara, dan keterikatan oleh tali shilaturahim atau persaudaraan ini, maka khusus persaudaraan sesama muslim digambarkan seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan, bila salah satu anggota tubuh sakit maka yang lain juga akan ikut merasakan sakit.

Proses interaksi sosial antara sesama anggota masyarakat, baik itu dilingkungan masyarakat, sekolah, kantor, atau dimana saja, sering kali manusia melakukan perbuatan kesalahan yang bisa jadi akan menyinggung orang lain, baik orang lain mengetahuinya atau mereka tidak mengetahui, maka merupakan kesempatan ketika lebaran sudah menjadi tradisi untuk saling berkunjung. Yang muda mengunjungi pada yang tua, pagawai pada atasannya dan sebagainya. Namun satu hal yang sering dilupakan siapakah yang paling utama untuk dikunjungi, siapa yang paling utama untuk dimintai maaf:
1. Kedua orang tua adalah prioritas utama kemudian kepada kakek atau neneknya.
2. Saudara dekat baik itu pak de, pak lik, bu de, bulik, mas, mbak dan para tetangga terdekat.
3. Para guru, saudara yang bertempat jauh begitu juga teman yang jauh.

Mengapa kita harus menentukan prioritas, hal ini karena dalam pergaulan dimasyarakat orang terdekatlah yang sering bersinggungan, setiap hari saling tegur sapa, berkata dan bercakap-cakap dengannya, melihat, semua bentuk aktifitas panca indra manusia sangat berpotensi untuk melakukan kesalahan. Tidak selamanya manusia mempunyai waktu dan kesempatan yang luang, hati yang lapang untuk menerima orang lain, sehingga sangat wajar bila orang terdekat itulah yang prioritas untuk kita mintai maaf.
Saat hari Raya Idul Fitri, kebanyakan diantara kita menjadi tamu atau menerima tamu, kedua hal tersebut mempunyai posisi yang strategis. Hak bagi tamu adalah untuk diterima dengan baik dan kewajiban bagi tuan rumah untuk memulyakan tamu. Rasulullah SAW pernah bersabda:

من كان يؤمن بالله واليومالاخر فليكرم ضيفه ومن كانيؤمن بالله واليومالاخر فليصل رحمه ومن كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليقل خيرا اوليسمت (متفق عليه)

“ Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tamu, barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka sambunglah tali persaudaraan, barang siapa beriman kepada Allah dan hari kemudian maka berkatalah yang baik (bila tidak bisa) lebih baik diam”. (HR. Buchari Muslim)

Bagaimanakah cara memuliakan tamu:
1. Sambutlah mereka dengan ramah, bila mereka berniat baik maka terimalah dengan baik. Sambutlah dengan perkaaan, mimik yang baik, syukur disuguhi dengan minuman atau makanan.
Kita dapat meneladani para rasul sebelum nabi Muhammad SAW:
• Nabi Ibrahim ketika menerima tamu yang belum dikenal:
• Nabi Luth ketika menerima kunjungan para malaikat.

2. Berilah pada semua tamu dengan hak yang sama, terutama pada hari lebaran, banyak sekali tamu yang datang, bahkan kadang lupa siapakah tamunya tersebut. Karena bila dahulu kala ketika bertamu masih kecil dan bersama dengan orang tuanya, namun sekarang sudah menjadi anak yang dewasa, hal ini memungkinkan bagi orang tua sudah lupa. Berilah kesempataan kepada mereka untuk memperkenalkan diri, bila perlu kita juga mengenalkan anak,istri atau cucu kepada tamunya, sehingga akan terjalin rasa persaudaraan, dan menyadari bahwa kita adalah saudara. Sehingga dengan meruntut saudara inipun juga akan menambah iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Kita yang berasal dari satu keturunan, sekarang sudah tersebar luas diseluruh penjuru dunia, dibedakan oleh batas teritorial, suku, bangsa dan agama, namun sesungguhnya semua itu berasal dari satu keturunan yaitu nabi Adam. Nabi Adam berasal dari zat yang Maha Satu, yang tidak diadakan oleh zat yang lain. Zat yang satu itu adalah Allah SWT yang berdiri sendiri, tidak diadakan oleh yang lain.

3. Prioritaskan para tamu dari segala jenis entertainmen, kita menyadari bahwa ketika lebaran tiba maka TV menampilkan tayangan yang begitu memikat, sehingga kadangkala para tamu ditemani dengan tayangan TV. Sehingga percakapan dan dialog tertuju pada para artis, bintang film, politikus. Sehingga lupa menanyakan asal-usul para tamu, bahkan yang lebih ngeri lagi pembicaraan akan mengarah pada tindakan menghibah orang lain. Sehingga di hari fitri itu bagi kita akan menjadi noda karena langkah para syetan untuk menjerat bani Adam bisa terwujud, dendamnya selama bulan Ramadhan di belenggu kembali terlampiaskan. Kita ingatkan dengan sabda Rasul Bahwa ketika datang satu Syawal para iblis berkata:

ان ابليس عليه اللعنة يصيح فى كل يوم عيد فيجتمع اهله عنده فيقولون: يا سيدنا من اغضبك انانكسره فيقول لا شىء واكن الله تعالى قد غفر لهذه الامة فى هذااليوم فعليكم ان تشغلوهم باللذات والثهوات وشرب الخمر حتى يبغضهم الله


" Sungguh, iblis yang terlaknat berteriak-teriak saat Idul Fitri tiba. Lalu berkumpullah anak buahnya dan bertanya, wahai tuanku, siapa gerangan yang membuat paduka marah-marah akan kami pecahkan kepalanya. Iblis menjawab, tidak ada apa-apa. Hanya saja Tuhan telah memberi ampun kepada umat manusia hari ini. Maka kalian harus menjadikan mereka sibuk dengan kesenangan, nafsu syahwat dan mabuk-mabukan, agar Tuhan murka".


Oleh karena itu ketika menyambut tamu saat lebaran lebih baik TV untuk dimatikan, karena amat disayangkan bila kesempatan satu tahun sekali disia-siakan. Kita ketemu dengan saudara, teman, kerabat yang sekian lama tidak ketemu.
Disamping hak bagi tuan rumah terhadap para tamu, perlu juga diketahui etika para tamu yaitu untuk tidak berbuat kegaduhan ditempat saudaranya, rasul bersabda:

ولا يحل مسلم ان يقيم عند اخيه حتى يؤثمه, قالوا: يارسول الله, وكيف يؤثمه؟ قال يقيم عنده ولا شيئ له يقريه به (روا مسلم


“ Orang Islam tidak halal bertempat dirumah saudaranya (teman yang muslim) sehingga melakukan perbuatan dosa. Para (sahabat yang mendengar) mengatakan: Ya Rasul apa yang dimaksud dengan berbuat dosa? Rasul menjawab, orang tersebut menginap di rumah saudara dan saudaranya tidak mempunyai makanan. (HR. Muslim).

والضيافة ثلاثة ايام فما كان وراء ذالك فهو صدقة عليه (متفق عليه


“ Menyuguh tamu itu hanya tiga hari, lebih dari tiga hari termasuk shadaqah baginya (Bukhari Muslim).


Sesungguhnya Allah SWT tidak mengutamakan seseorang dari keturunan, ras, suku bangsa, bahasa namun Allah hanya melihat dari ketaqwaannya. Hal ini tersebut didalam Alquran surat Al Hujurat ayat 13:

ياايها الناس انا خلقناكم من ذ كر او انثى وجعلناكم شعوبا وقباالى لتعارفوا, ان اكرمكم عند الله اتقاكم ان الله عليم خبير

“ Wahai sekalian manusia sesunggunya, Aku menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan berseuku-suku agar kamu saling mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu adalah orang yang paling bertaqwa, sesungguhnya Allah Maha mengetahui dan maha waspada.”

8/09/2013

Implementasi Puasa Ramadhan


Puasa Ramadhan 1424 H telah berakhir yang ditandai dengan 1 Syawal 1434 H/ Idul Fitri. Momen ini dinantikan kedatangannya, namun sisi lain juga dinantikan kedatangan bulan Ramadhan lagi. Karena bila hamba Allah mengerahui, menyadari dan menghayati akan keutamaan bulan Ramadhan niscaya mengharapkan agar seluruh bulan dalam setahun dijadikan bulan Ramadhan. Karena itu untuk mengimplemtasikan bulan Ramadhan kami tuangkan dalam bentuk teks khutbah Jum'at.

أَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى خَلَقَ الْاِنْسَانَ وَعَلَّمَهُ الْبَيَانَ, أرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى سَاِئِر الْاَدْيَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ اَلْوَاحِدُ الَمَنَّانُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Pada hari ini, masih dalam nuansa Idul Fitri 1434 H, penentuan 1 Ramadhan terjadi perbedaan pendapat, namun Alhamdulilah perbedaan ini tidaklah menimbulkan perpecahan, namun justru sikap saling menghormati. Allah menentukan perbedaan namun juga menentukan persamaan, 1 Syawal pada hari Kamis sungguh mewujudkan persatuan dikalangan umat Islam pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Setelah selama sebulan berupaya menjalankan kewajiban untuk melaksanakan puasa Ramadhan dan berupaya untuk meraih keutamaannya. Diantara keutamaan itu bagaimana untuk meraih rahmat dan maghfirah dari Allah SWT. Aspek hablun minallah diraihnya sehingga pada sebagian umat Islam untuk meningkatkan ibadah-ibadah sunnah pada bulan Ramadhan. Kini kita masuk pada bulan Syawal, untuk mewujudkan kesempurnaan diri sebagai hamba Allah, maka diantara sesama umat Islam berupaya untuk menyadari segala kesalahan dan kekhilafannya. Karena dengan kesadaran yang penuh, bahwa dalam melakukan kegiatan interaksi dan sosialisasi sering melakukan hal-hal yang menimbulkan ketidaknyamanan diantara sesamanya. Karena itu, masih dalam suasana Idul Fitri ini kamipun menyampaikan “ja’alanallahu minal ‘aidin wal faizin, taqabbalallahu, minna waminkum taqabbal ya karim”. Inti dari ungkapan ini adalah kita saling mendoakan agar dikembalikan kepada kesucian dan kemenangan, serta dikembalikan untuk memperoleh ampunan dari Allah. Dan biasanya ditambahkan dengan ucapan “mohon maaf lahir dan batin”.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Setiap pengamalan ajaran Islam pasti ada endingnya, hasil akhir dari setiap amal perbuatan. Karena sangatlah mustahil bila Allah mewajibkan suatu perintah namun tidak ditemukan hasilnya. Karena secara umum bahwa tidaklah Allah menurunkan syari’at Islam kecuali sebagai rahmat bagi sekalian alam “Wamaa arsalnaaka illa rahmatan lil ‘alamin”. Sesungguhnya Islam adalah merupakan aturan dan norma yang akan berdampak pada kehidupan bermasyarakat. Namun sesungguhnya hamba Allah yang dapat mengimplentasikan syari’at Islam. Khususnya bagi umat Islam, walaupun kadang umat non muslim juga mengimplementasikan syari’at Islam terutama tentang konsep cinta kasih dan ukhuwahnya.

Karena itu bila kita cermati bahwa syari’at Islam terangkum dalam rukun Islam syahadat, shalat, zakat, puasa, haji. Syahadat adalah merupakan keyakinan didalam hati yang kemudian diucapkan dengan lisan. Yaitu meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan Allah. Selanjutnya dari keyakinan ini diimplemantasikan dalam bentuk ibadah maghdhah dan gahairu maghdhah. Ibadhah maghdhah adalah ibadah yang sudah ditentukan waktu dan tempat pelaksanaannya dan ghairu maghdhah tidak ditentukan waktunya, kapan saja dimana saja dan berapapun tergantung dari kekuatan keimanan seseorang.

Karena itu hasil yang dapat dirasakan seorang muslim yang telah mengikrarkan dua kalimat syahadat adalah keyakinannya menjadi mantap. Sehingga dari keyakinan ini akan membuahkan kesadaran untuk menjalankan perintah-perintah Allah.
“ Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Ali Imran: 31)

Perintah Allah dalam konteks ibadah rukun Islam yang kedua adalah menegakkan shalat. Shalat adalah wujud jati diri seorang muslim, karena dengan shalat akan menentukan baik-buruknya perbuatan manusia. Bahkan disinyalir bila shalat yang baik maka ibadah yang lain akan menjadi lebih baik. Karena dengan shalat itulah akan dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Hal ini tentu saja bila shalat dapat dilaksanakan dengan khusuk, karena dengan khusuk ini setiap muslim akan merasakan selalu berada dalam bimbingan dan pengawasan Allah. Setiap amal bani Adam seberat apapun akan dimintai pertanggungjawaban. Karena itu dengan shalat yang khusuk akan menimbulkan kehati-hatian dalam bertindak. Karena sesungguhnya implementasi dari shalat yang khusuk selalu merasa dalam pengawasan Allah.

Rukun Islam ketiga adalah membayar zakat. Zakat adalah ibadah untuk mensucikan harta bagi zakat mal dan mensucikan jiwa bagi zakat fitrah. Khusus tentang zakat mal bahwa dari sebagian kecil harta yang dimiliki adalah merupakan haknya para faqir-miskin. Sehingga bila dari sebagian harta dan penghasilan yang dikeluarkan zakatnya, dari sebagian kecil itulah yang akan mendatangkan keberkahan. Karena bila yang kecil itu dicampur dengan yang banyak, maka seluruh hartanya menjadi harta yang riba. Ingatlah bahwa harta yang mendatangkan keberkahan akan mendatangkan kemaslahatan bagi diri sendiri dan keluarga dan orang lain. Bila zakat dapat merasakan adanya keberkahan maka setiap muslim akan berhati-hati terhadap harta yang dimiliki, karena sesungguhnya harta adalah amanah, bila amanah dapat ditempatkan sesuai dengan proporsinya akan mendatangkan keberkahan.

Dengan keberkahan ini maka kewajiban zakat akan ditingkatkan lagi yaitu gemar untuk berinfaq dan bershadaqah.
 Rukun Islam ketiga  puasa. Puasa adalah ibadah sirri, ibadah yang diupayakan untuk melatih kesabaran dan mengendalikan hawa nafsu. Karena itu hasil yang dapat diperoleh yaitu derajat sebagai muttaqin. Derajat ini menunjukkan peningkatan dari seluruh amal ibadah. Semua bentuk ibadah pada bulan Ramadhan berupaya untuk dilaksankan. Misalnya ibadah shalat berjama’ahnya, shalat sunnahnya, infaq dan shadaqahnya, tadarus dan kajian Alquran, majlis taklimnya, menyantuni fakir miskin, kedekatannya dengan tempat ibadah. Pelatihan dan pembiasaan selama satu bulan berupaya untuk ditingkatkan menjadi lebih baik.

Rukun Islam kelima haji. Haji merupakan kesempurnaan rukun Islam, karena hanya dilaksankan bagi orang-orang yang telah memenuhi syarat istitho’ah. Karena sesungguhnya ibadah haji hanya dilaksanakan bagi orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi, hal ini tidak menafikan, ada orang yang secara ekonomi tidak mampu namun ternyata dapat menunaikan ibadah haji. Hal ini tidak lain adalah fadhilah orang yang berupaya untuk dapat memenuhi panggilan Allah.

Dengan berbekal istitho’ah itu tidak ada harapan bagi para hujjaj selain predikat haji yang mabrur. Dan haji mabrur tidak lain balasannya adalah surga. Indikator dari haji yang mambrur juga mengalami peningkatan dalam beribadah kepada Allah baik ibadah secara kuantitatif maupun kualitatif.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Dari pelaksanaan rukun Islam yang diharapkan adalah mengalami peningkatan. Sebagai contoh adalah puasa Ramadhan yang telah dilkasanakan, segala kegiatan ibadah pada bulan tersebut menjadi kegiatan ibadah yang dilaksanakan secara terus-menerus serta berkesinambungan. Diibaratkan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan training atau pelatihan. Jadi bila pelataihan tersebut berhasil dibuktikan dengan aplikasi dari seluruh program kegiatan. Karena itu Rasulullah pernah bersabda:  Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin maka termasuk orang yang beruntung, barang siapa yang hari ini sama dengan yang kemarin maka dia orang yang rugi dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari yang kemarin maka dia orang yang dilaknat (Hadits).

Demikian pula bahwa setiap ibadah dilihat dari hasil akhir, betapa sulitnya untuk mengakhiri hidupnya dengan khusnul khatimah. Karena itu Allah mengingatkan manusia, Allah bersumpah dengan waktu, bahwa setiap manusia dalam kondisi merugi kecuali orang yang beriman dan beramal shalih.

Karena itu setelah mangakhiri bulan Ramadhan, marilah kita raih nilai ibadah sepanjang masa dengan melaksanakan puasa Syawal:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ اَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa melaksanakan puasa Ramadhan kemudian diikuti 6 hari pada bulan Syawal maka (pahalanya) seperti berpuasa sepanjang masa” (HR. Muslim)

Dengan memohon ridha dan bimbingan Allah SWT, semoga kita diberikan kekuatan, kemampuan dan kemampuan untuk mengaplikasikan nilai-nilai Ramadhan pada bulan-bulan yang akan datang.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.


8/08/2013

Do'a Ziarah-Renungan Suci HUT RI


Pada tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan dapat diraih, Indonesia menjadi negara berdaulat, tak satu negarapun yang diperkenankan menjajah negara Indonesia. Segala perjungan diupayakan untuk mempertahankan kemerdekaan. Untuk selanjutnya sebagai pewaris bangsa dan negara apa yang sudah kita lakukan. Apa yang telah kita berikan pada bangsa dan negara, sejauhmana kita dapat meneladani jasa-jasa para pahlawan. Itulah pentingnya menyelenggarakan renungan suci.

Pada kegiatan apel kehormatan dan renungan suci seluruh peserta memanjatkan do’a kehadirat Allah SWT agar para pahlawan tercatat sebagai syuhada’, diampuni dosa-dosanya, ditempatkan pada tempat yang mulia dan keluarganya diganti menjadi lebih baik. Berikut contoh do’a renungan suci dan apel kehormatan.

الحمد لله رب العلمين حمدا شاكرين حمدا ناعمين حمدا يوافى نعمه ويكافئ مزيده ياربنا لك الحمد كما ينبغى لجلال وجهك العظيم سلطانك اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين


Ya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa
Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Mu ya Allah. Pada keheningan malam ini, kami berada pada pusara para pahlawan, untuk mengenang jasa para ksatria kusuma bangsa Indonesia yang telah gugur mendahului kami, demi kejayaan bangsa dan Negara Indonesia.

Ya Allah ya Ghaffur, dengan rasa ikhlas dari lubuk hati kami yang dalam, kami memohon kehadirat-Mu, Engkau berkenan mengampuni dosa para pahlawan dan para pendahulu kami serta menerima mengabdian dan dharma bhakti mereka sebagai amal syuhadak bangsa dan negara kami.

Ya Allah, ampunilah dan kasih sayangilah mereka, sejahterakanlah mereka, maafkanlah kesalahan mereka, hormatilah kedatangan mereka, luaskanlah tempat diam mereka, bersihkanlah mereka dari segala noda dan dosa, sebagaimana kain putih yang dibersihkan dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada rumah mereka dahulu, gantilah keluarganya dengan lebih baik dari keluarga mereka dahulu, jauhkanlah mereka dari huru-hara kubur dan siksaan api neraka.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa kemerdekaan yang Engkau anugerahkan kepada bangsa Indonesia adalah anugerah yang telah ditebus dengan pengorbanan jiwa dan raga putera-putera bangsa kami. Karena itu ya Allah, tempatkanlah mereka disisimu sebagai syuhada’, ampunkanlah dosa-dosanya dan terimalah segala amalnya.

Ya Allah, ya Qaadiru, sesungguhnya Engkau Maha kuasa atas segala sesuatu. Berilah kami kedewasaan dalam menjalankan kehidupan berpolitik, berdemokrasi dan percepatan pemulihan ekonomi nasional, agar tercipta bangsa kami yang bersatu, aman, adil, demokrasi dan sejahtera.

Ya Allah ya Ghaffar, ampunilah dosa kami, orang tua kami, dosa para pemimpin kami, muliakanlah ya Allah kedatangan mereka disisi-Mu, amin.

ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار, وادخلنا الجنة مع الابرار يا عزيز يا غفار يا رب العالمين وصل الله على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم والحمدلله رب العالمين

8/07/2013

Do'a Penurunan Bendera Merah Putih


Upacara mengenang detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1945, selama satu hari Sang Saka Merah Putih berkibar membahana di bumi Nusantara. Kemegahan, kegagahan dan kesucian sang merah putih, simbol persatuan dan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Pada waktu senja Sang Saka Merah Putih diturunkan kembali. Dengan memohon kehadirat Allah semoga kemerdekaan tetap menjadi milik bangsa Indonesia dengan pekik “ Sekali Merdeka Tetap Merdeka”. Berikut teks do’apada upacara penurunan bendera.

الحمد لله رب العالمين الصلاة والسلام على اصرف الانبياء والمرسلين سيدنا ومولانا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين.


Ya Allah, ya Rahman dan Rahim. atas segala kemurahan-Mu, kami bangsa Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun ke-68 Kemerdekaan RI dalam keadaan aman dan sejahtera. Karena itu puji syukur kami panjatkan kehadirat-Mu, Engkaulah Tuhan Yang Maha Pengasih dan penyayang yang meliputi seluruh alam.

Ya Allah, Tumbuhkanlah selalu semangat perjuangan dan pengorbanan di dada kami, untuk mewarisi jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini, mengorbankan harta dan jiwa. Karena itu tebarkanlah semangat kepahlawanan itu untuk membangun negeri ini, menuju terciptanya masyarakat yang adil dan makmur materiil dan spiritual didalam keridhaan-Mu.

Kami yakin ya Allah, bahwa mengisi kemerdekaan memerlukan jalan panjang, berliku dan penuh dengan rintangan dan cobaan, karena itu kukuhkanlah semangat persatuan dan kesatuan bangsa kami, hindarkan perpecahan diantara bangsa kami, tumbuhkanlah kesadaran dan ikatan persaudaraan dalam kerangka bhineka tunggal ika, walau berbeda-beda namun tetap satu yaitu negara kesatuan Republik Indonesia.

Ya Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tanamkanlah rasa cinta tanah air kepada seluruh warga negara Indonesia, bersatu, bahu-membahu, untuk membangun negeri tercinta ini, Negara Republik Indonesia. Menuju negara yang bedikari, maju, kokoh serta jaya. Masyarakat yang adil makmur, sejahtera lahir dan batin berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945.

Ya Allah, ya Tuhan kami, bimbinglah setiap langkah dan kebijakan para pemimpin kami, teguhkanlah sifat jujur dan adil sebagaimana sifat mulia para rasul. Jadikanlah pemimpin yang dicintai rakyat dan rakyat yang mencintai pemimpinnya. Curahkanlah selalu rahmat-Mu, agar terwujud keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama.

Ya Allah ya ghoffar, ampunilah dosa kami, orang tua kami, para pemimpin kami, kabulkanlah permohonan kami, amin.

ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الا خرة حسنة وقنا عذاب النار, والحمد لله رب العالمين.

8/03/2013

Do'a Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, HUT ke-68


Tanggal 17 Agustus 1945 adalah momen yang sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, karena pada tahun tersebut bangsa Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan. Dimana bangsa Indonesia hidup dalam suasana penjajahan selama 350 tahun. Oleh karena itu pada tahun 2013 ini bangsa Indonesia akan memperingati HUT Kemerdekaan ke-68.

Ungkapan kegembiraan sekaligus untuk membangkitkan semangat nasionalisme dan patriotisme diselenggarakan berbagai macam kegiatan, misalnya mengibarkan bendera merah putih, menghias gedung-gedung dengan nuansa merah putih, perlombaan, kegiatan sosial, ziarah makam pahlawan dan sebagainya. Kegiatan ini diselenggarakan mulai dari tingkat RT sampai tingkat nasional, di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi serta di semua lembaga pemerintah maupun swasta.

Puncak acara HUT Kemerdekaan adalah upacara bendera untuk mengenang detik-detik proklamasi. Upacara bendera ditutup dengan pembacaan do’a, adapun teks kami sampaikan berikut.

الحمد لله رب العالمين حمدا يوافى نعمه ويكافئ مزيدة يا ربنا لك الحمد كما ينبغى لجلال وجهك وعظيم سلطانك اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين.


Ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Sesungguhnya kami telah yakin dengan sepenuh hati bahwa Engkau senantiasa melimpahkan kasih-sayang-Mu kepada hamba-Mu. Karena itu kami dapat mengikuti upacara bendera dalam rangka memperingati Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-68. Karena sembah sujud kami haturkan kehadirat-Mu.

Ya Allah Tuhan yang Maha Kuasa, Engkau telah menganugerahkan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Kemerdekaan dari para penjajah, karena itu ya Allah kuatkanlah semangat nasionalisme dan patriotisme kepada seluruh waraga Negara Indonesia. Satukanlah Bangsa Indonesia dengan semangat Bhineka Tungal Eka, walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Ya Allah Tuhan yang Maha Kuasa
Wariskanlah semangat patriotisme dari para pahlawan kusuma bangsa dan dari para pendahulu kami, yang telah dengan ikhlas, dan tekad yang kuat rela mengorbankan harta, jiwa dan raga mereka. Cucuran keringat, tetesan darah demi untuk meraih kemerdekaan.

Kini Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sedang membangun, kuatkanlah ya Allah idiologi bangsa kami, agar seluruh arah pembangunan berlandaskan pada etika dan moralitas, sehingga pembangunan dapat mewujudkan masyarakat adil makmur, materiil spiritual berdasarkan pancasaila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia..

Bersihkanlah ya Allah, hati dan fikiran kami dari perilaku buruk, yang akan merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Jauhkanlah perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat, berdikari, bermartabat dan sejajar dengan negara-negara yang telah maju.

Ya Allah berikanlah petunjuk pada para pemimpin kami, didalam mengawal dan mengarahkan pembangunan nasional menuju pada tatanan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur, materiil dan spirituil dalam keridaan-Mu. Karena itu ya Allah hanya kepada-Mu kami berlindung dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.

Ya Allah ya Ghaffar, ampunilah dosa kami, orang tua kami, dosa para pemimpin kami, muliakanlah ya Allah kedatangan mereka disisi-Mu, amin.

ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار, وادخلنا الجنة مع الابرار يا عزيز يا غفار يا رب العالمين وصل الله على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم والحمدلله رب العالمين

8/02/2013

Shalat Mewujudkan Kedisiplinan


Shalat adalah ibadah yang harus dikerjakan oleh semua orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan yang sudah mencapai usia baligh, karena itu menjalankan shalat hukumnya adalah fardhu ‘ain. Begitu pentingnya kewajiban menjalankan shalat, sehingga Allah SWT memerintahkan didalam Alquran:
Artinya:
Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Ankabut: 45)

Demikian pula Rasulullah menegaskan:

الصلاة عمادالدين فمن اقام فقد اقام الدين ومن تركها فقد هدام الد ين

Artinya:
Shalat itu adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia telah menegakkan agama, dan barang siapa yang meninggalkannnya, berarti ia telah merobohkan agama.

Pelaksanaan shalat bagi setiap muslim dengan menirukan tindakan Rasulullah SAW, sebagaimana sabdanya:

صلواكما رأيتمونى أصلى

Artinya:
Kerjakanlah shalat sebagaimana kamu lihat aku mengerjakannya.

Untuk mengetahui perilaku Rasulullah SAW ketika melaksanakan shalat yaitu dengan membaca dan mempelajari tarikh Islam dan sunnah-sunnah Rasulullah SAW. Sehingga tidak akan menambah atau mengurangi kaifiyah dan bacaan shalat, jumalh rakaat, untuk shalat Subuh 2 rakaat, Dhuhur 4 rakaat, Ashar 4 rakaat, Maghrib 3 rakaat, Isya’ 4 rakat.
Shalat merupakan ibadah harian yang menjadikan seorang Muslim selalu dalam perjanjian dengan Allah. Ketika ia tenggelam dalam bahtera kehidupan maka datanglah shalat untuk menerjangnya. Ketika dilupakan oleh kesibukan dunia maka datanglah shalat untuk mengingatkannya. Ketika diliputi oleh dosa-dosa atau hatinya penuh debu kelalaian' maka datanglah shalat untuk membersihkannya. Ia merupakan"kolam renang" ruhani yang dapat membersihkan ruh dan menyucikan hati lima kali dalam setiap hari, sehingga tidak tersisa kotoran sedikit pun.
Ibnu Mas'ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Kamu sekalian berbuat dosa, maka kamu telah melakukan shalat subuh maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu sekalian berbuat dosa, maka jika kamu melakukan shalat zhuhur, maka shalat itu membersihkannya, kemudian berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat 'asar maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat maghrib, maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat isya', shalat itu akan membersihkannya, kemudian kamu tidur maka tidak lagi di catat dosa bagi kamu hingga kamu bangun." (HR. Thabrani)

Itulah pentingnya shalat bagi setiap muslim, namun setipa dosa yang telah dilakukan dapat dihapuskan dengan lantaran mau mengakkan shalat secar displin, namun sebaliknya bila melalaikan kewajiban shalat maka termasuk dalam kategori orang fasiq. Oeh karena itu sebagi muslim sejati yang mengahrapakan memperoleh keutamaan dalam mengegakkan shalat, maka tisa pilihan lain untuk mendisiplinkan diri dalam menegakkan shalat. Dan Allah akan memberikan balasan yang lebih baik dari setiap amalibadah yang telah dilakukan oleh hambanya.

Sesungguhnya shalat dapat membentuk karakter setiap muslim, baik buruknya bahkan segala perilaku umat Islam merupakan buah dari pelaksanaan shalat. Karena begitu luasnya dampakdari pelaksanaan shalat, berikut disampaikan bahwa shalat dapat membentuk kediplinan. Yang perlu diketahui bahwa kedisiplinan menjadi penentu suksesnya setiap muslim dalam meraih cita-cita. dan kebalikan dari disiplin adalah indisipliner, orang jawa mengatakan leda-lede atau mencle. Sifat ini tentu menjadi salah satu penyebab kegagalan, karena akan menimbulkan ketidakpercayaan orang lain bahkan akan menimbulkan antipati dan permusuhan.
1. Disiplin kebersihan.
Setiap muslim akan dibiasakan untuk hidup bersih, karena setiap kali akan menegakkan shalat diwajibkan untuk bersuci. Tidaklah syah shalat seseorang bila masih membawa hadat atau najis, baik dari badan tempat dan pakaiannya. Wudhu adalah upaya untuk menciptakan kebersihan diri, dalam sehari semalam minimal 5 kali tangan, kaki, muka, kepala, telinga dibasuh. Maka kotoran yang menempel pada anggota badan akan luruh bersama dengan bilasan air wudhu demikian pula dosa-dosa kecil yang sudah dilakukan. Karena itu bila dalam sehari makan sebanyak tiga kali dan sebelum makan agar mencuci tangan terlebih dahulu, ternyata dengan kebiasaan menegakkan shalat, tangan dicuci minimal 5 kali, bahkan yang dicuci tidak tangan saja.

Maka hasil akhir dari menegakkan shalat, setiap muslim akan terbiasa untuk peduli terhadap kebersihan, dari kebersihan pribadi yang menyangkut kebersihan fisik menuju pada kebersihan rohani. Kebersihan rohani akan membimbing untuk perduli terhadap kebersihan lingkungan, sehingga ketika berada dalam kawasan umum yang disediakan tempat sampah akan terbiasa membuang sampah pada tempatnya. Demikian pula di lingkungan kerja juga sangat peduli terhadap kebersihan, ditempat ibadah juga peduli terhadap kebersihannnya. Karena kedisiplinan ini telah dilatih dan dibina dalam menegakkan shalat.

2. Terbina disiplin waktu.
Shalat adalah merupakan ibadah mghdzah, ibadah yang sudah ditentukan waktunya. Shalat subuh dilaksanakan pada waktu subuh, zuhur pada waktu siang, asar pada waktu sore, maghrib diwaktu terbenanmnya matahari, shalat isa pada waktu malam hari. Karena itu shalat subuh tidak boleh dilaksanakn pada waktu setelah matahari terbit atau pada waktu zuhur, dan seterusnya. Karena itu bila telah terdengar seruan azan agar segera bergegas untuk menuju tempat shalat untuk menegakkan shalat. Banyak terjadi bahwa ketika mendengar panggilan azan, bila sebelumnya semangat kerja sudah menurun, namun ketika seudah mendengar pangilan azan energi seperti bertambah sehingga semangatnya semakin membara. Bila demikian sebenarnya harus waspada, karena tentu ada kekuatan lain yang membisikkan untuk menunda-nunda waktu shalat, dengan alasan tanggung atau pekerjaan hampir selesai. Menurut Ibnul Qayyim bahwa setan selalalu menggoda bani Adam sejak memulai niat untuk menjalankan ibadah. Bahkan ketika mau membulatkan niat untuk shalat syetan sudah menebarkan bisikannya agar jangan dahulu dilaksanakan.
Maka setelah mengetahui hal ini sebaiknya jadikanlah panggilan azan untuk mengusir bisikan syetan, segera tinggalkan pekerjaan untuk memenuhi panggilan untuk menegakkan shalat. Ingatlah bahwa menunda-nunda waktu shalat itu digolongkan dalam orang-orang yang celakan karena mendustakan agama:
“ Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. (QS. Al Ma’un: 1-5)

Waktu adalah sangat berharga, setiap waktu yang sudah berlalu tidak akan dapat kembali lagi. Karena itu menunda-nunda pekerjaan, biasanya diawali karena tidak disiplin ketika menegakkan shalat. Karena bila mempunyai kebiasaan suka menunda-nunda pekerjaan, awalilah dengan berdisplin dalam menegkkan shalat. Sehingga begitu berharganya waktu, Allah besumpah:
“ Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al Asyr: 1-3)

3. Akan terbina disiplin kerja.
Bekerja biasanya dikendalikan oleh pemimpin, setiap pekerja harus taat pada peraturan yang telah ditetapkan oleh para pimpinan. Pekerja yang bekerja tidak memenuhi aturan yang telah ditetapkan akan jauh dari harapan, yang semestinya pekerjaan itu selasai dengan baik, justru menjadi perkerjaan yang sia-sia. Hal ini telah dikondisikan ketika menegakkan shalat berjama’ah, setiap makmum harus mengikuti gerakan dari imam, tidak boleh mendahuli imam atau terlalu akhir dari imam. Ketika imam takbiratul ihlam, makmum segera mengikuti, ketika imam, ruku’, sujud, i’tidal dan seterusnya makmum segera mengikutinya. Kedidiplinan ini dilatih ketika telah terbiasa menegakkan shalat berjama’ah.

4. Akan terbina disiplin pikir.
Shalat yang baik adalah shalat yang dilaksanaan dengan khusu’. Tanpa khusu’ diibaratkan bahwa manusia hidup punya jasat namun tidak mempunyai ruh. Khusu’ yang akan menentukan kualitas ibadah seseorang, karena dengan khusu’ tersebut pada akhirnya dapat menempatkan kondisi shalat diluar shalat. Sehingga ketika dalam kondisi shalat setiap muslim rmerasa selalu dalam pengawasan Allah, karena itu setiap amal baik dan buruk akan dicatat dan kelak akan dimintai pertanggungan jawaban. Maka jika diluar shalat dapat merasakan hal yang demikian ini niscaya shalat akan dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.
Karena itu khusu’ merupakan sikap berkonsentrasi, fokus pada suatu tujuan. Orang yang sedang memikirkan sesuatu fokus pada bidang tersebut, niscaya akan mudah didapatkan solusi. Namun bila tidak konsentrasi, bahkan pikiran bercabang-cabang, ketika dihadapakan dengan suatu masalah justru akan memunculkan maslah yang lain. Bahkan kadang masalah dari efek maslah itu menjadi lebih besar. Karena itu untuk melatih agar dapat berfikir lebih fokus, berupayalah untuk senantiasa menegakkan shalat dengan menyempurnakan syarat, rukun dan mewujudkan shalat yang khusu’.

5. Akan terbina disiplin mental.
Shalat akan menumbuhkan kesadaran tentang Allah, karena itu dengan shalat yang baik akan membunyai kekuatan rohani, sehingga tidak mudah terbujuk rayuan untuk berpaling dari Allah. Dengan demikian hati akan menjadi bersih, jiwapun menjadi sehat. Dengan sehatnya mental ini, maka semua perintah Allah akan dilaksanakan dengan senang hati. Ibadah shalat dilaksanakan dengan senang bahkan masih ingin menambah dengan shalat sunnah yang lain. Karena itu dengan shalat, semua pekerjaan akan dilaksanakan dengan senang hati, bekerja bukan karena seseorang, atau karena ingin memperoleh sesuatu, berupa penghargaan, pujian dari teman atau atasan. Namun berkerja semata-mata untuk memperoleh ridha Allah. Sehingga setiap reward yang diperoleh dipandang sebagai amanah yang harus dilaksankan dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban baik oleh pejabat yang mengangkat, masyarakat yang dilayani dan Allah SWT.

6. Akan terbina disiplin moral.
Shalat yang dijalankan dengan baik akan mewujudkan perilaku yag baik, karena output dari pelaksanaan shalat adalah “…sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar (QS. Al Ankabut: 45).

Firman Allah ini mutlak kebenarannya, teruji dan dapat dibuktikan. Namun bila ternyata banyak orang yang menegakkan shalat namun perbuatan keji dan munkar masih merajalela, hal ini hendaknaya setiap pribadi untuk bermuhasabah, introspeksi, apakah shalat yang ditegakkan sudah seuai dengan aturan syariat Islam atau sekedar menggugurkan kewajiban saja. Karena banyak terjadi ketika sedang shalat pikirannya tidak fokus, jasadnya shalat namun ruhnya sedang pergi.
Karena setiap permasalahan umat kembalikan pada diri sendiri dahulu, baru melihat para ulama’, shalihin yang konsisiten didalam menjalankan syari’at agama Islam. Bila atsar mereka baik, itulah yang harus diteladani, namun bila atsarnya buruk, karena rohaninya sedang melayang. Sehingga shalat yang hendaknya menjadi mi’rajul minal muslimin ternyata belum dapat dimaksimalkan.

7. Akan terbina disiplin persatuan dan ukhuwah.
Shalat jama’ah merupakan media persatuan dan ukhuwah, setiap suku, ras dan suku dan bahasa akan menyatu dalam komando seorang pemimpin yaitu imam. Sehingga dalam shalat jama’ah setiap jama’ah akan merasakan pesaudaraan muslim, bahkan setiap shaf shalat dapat ditempati oleh siapa saja yang tidak membedakan status, ekonomi, sosial, penddikanya. Namun yang datang lebih awal berhak untuk berada pada shaf depan.

Ketika menegakkan shalat berjama’ah setiap muslim merasakan bahwa ternyata dirinya memeluk agama Islam tidaklah sendiri, namun banyak saudaranya. Karena itu patut untuk berbangga diri bahwa orang-orang yang menegakan shalat jama’ah akan dilipatgandakan pahalanya hingga 27 derajad.
Sudah tidak diragukan lagi bahwa shalat berjama`ah itu mengandung faidah yang sangat banyak dan maslahat yang sangat jelas di antaranya adalah saling mengenal (ta`aruf ), saling menolong dalam kebajikan dan ketaqwaan, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, memberi dorongan kepada orang yang lalai, mengajar orang yang bodoh, membongkar kemarahan orang-orang munafiq dan menjauhi jalan mereka, menampakkan syi`ar-syi’ar agama kepada segenap hamba-hamba-Nya, berdakwah di jalan Allah dengan lisan amal, dan faidah lain yang masih banyak.


Agama Islam menuntun pengikutnya untuk meraih kebahagiaan hidup yang sempurna, karena itu tidaklah ada artinya kesempurnaan syari’at agama Islam bila pengikutnya tidak mau meraih kesempurnaan. Islam agama rahmatan lil ‘alamin, maka jadilah pribadi muslim sebagai pelopor penegakan syari’at Islam. Agar menjadi pribadi muslim yang bisa memberikan kemanfatan bagi diri sendiri, orang lain, bangsa, negara dan agama. Karena Rasulullah pernah bersabda “ Khairun nas anfa’ahum linnas”, sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain.