8/11/2013

Mengingat Nikmat Allah


Sesungguhnya nikmat Allah sangat banyak, bahkan karena begitu banyaknya sehingga bila kita disuruh untuk menghitung nikmat Allah niscaya tidak akan bisa menghitungnya. Karena kenikmatan Allah sudah biasa kita nikmati sehingga kadang menjadi lupa bahwa apapun yang sedang dinikmati itu adalah merupakan kenikmatan yang diberikan Allah yang hendaknya kita syukuri.

Bagaimanakah cara mensyukuri nikmat yang teah diberikan Allah tersebut, hal yang paling mudah untuk dikatakan adalah berupaya untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi dan atau mencegah segala yang dilarang oleh Allah. Lalu bagaimanakah implementasinya. Perintah dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga dalam melaksanakan perintah hendaknya mengarah pada perbaikan secara terus- menerus, hari ini hendaknya lebih baik dari pada hari yang lalu, dan hari esok hendaknya lebih baik dari hari yang sekarang. Rasulullah bernah berpesan "Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin maka termasuk golongan orang yang beruntung, barang siapa yang hari ini sama denga hari yang kemarin maka termasuk golongan orang yang rugi dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari yang kemarin maka termasuk golongan orang-orang yang dilaknat".

Mari kita renungkan kenikmtan yang telah diberikan Allah kepada kita sekalian:
Ya Allah, dahulu aku kecil, lantas Engkau besarkan aku
Dahulunya aku hina, lantas Engkau muliakan aku
Dahulunya aku bodoh, lantas Engkau pandaikan aku
Dahulunya aku lapar, lantas Engkau kenyangkan aku
Dahulunya aku sesat, lantas Engkau beri petunjuk aku
Dahulunya aku miskin, lantas Engkau cukupi aku
Dahulunya aku sakit lantas Engkau sembuhkan aku.
Aku berdosa lantas Engkau tutupi aku.

Dan tentu saja masih banyak lagi kondisi-kondisi yang dirasakan sekarang lebih baik dari masa yang lalu, coba kita renungkan.

Siapakah yang membuat manusia menjadi lebih baik, lebih mulia baik dari makhluk jenis yang lain maupun dari sesama manusia. Tentu saya yang menentukan dan memutuskan adalah Allah, sedang manusia hanya berkuasa, memilih, berusaha, berikhtiar dan tawakal kepada Allah.

8/10/2013

Shilaturahmi Saat Berlebaran


Sudah menjadi tradisi umat Islam khususnya di Indonesia, bahwa setiap selesainya ibadah puasa, maka tiba saatnya waktu berlebaran. Idul Fitri yang menandakan kembalinya jiwa manusia pada kondisi fitrah. Sehingga setiap kali berjumpa dan menemui saudara, teman atau siapa saja sering mengucapkan kata:

تقبل الله منا ومنكم جعلنا الله واياكم من العائدين و الفائزين

“Taqabbalallahu minna waminkum, ja’alanallahu minna waminkum minal ‘aidin wal faizin”. Semoga Allah SWT menerima amalku dan kamu semua, dan Allah mengembalikan kita semua kedalam kesucian dan keberuntungan. Atau kadang menggunakn bahasa campuran sugeng riyadi, minal ‘aidin wal faizin. Inilah ungkapan ketulusan yang muncul dari lubuk hati, bahkan kadang dengan keikhlasan besimpuh didepan para sesepuh, menyadari bahwa masing-masing diri adalah berasal dari satu keturunan, masing-masing diantara kita adalah bersaudara, dan keterikatan oleh tali shilaturahim atau persaudaraan ini, maka khusus persaudaraan sesama muslim digambarkan seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan, bila salah satu anggota tubuh sakit maka yang lain juga akan ikut merasakan sakit.

Proses interaksi sosial antara sesama anggota masyarakat, baik itu dilingkungan masyarakat, sekolah, kantor, atau dimana saja, sering kali manusia melakukan perbuatan kesalahan yang bisa jadi akan menyinggung orang lain, baik orang lain mengetahuinya atau mereka tidak mengetahui, maka merupakan kesempatan ketika lebaran sudah menjadi tradisi untuk saling berkunjung. Yang muda mengunjungi pada yang tua, pagawai pada atasannya dan sebagainya. Namun satu hal yang sering dilupakan siapakah yang paling utama untuk dikunjungi, siapa yang paling utama untuk dimintai maaf:
1. Kedua orang tua adalah prioritas utama kemudian kepada kakek atau neneknya.
2. Saudara dekat baik itu pak de, pak lik, bu de, bulik, mas, mbak dan para tetangga terdekat.
3. Para guru, saudara yang bertempat jauh begitu juga teman yang jauh.

Mengapa kita harus menentukan prioritas, hal ini karena dalam pergaulan dimasyarakat orang terdekatlah yang sering bersinggungan, setiap hari saling tegur sapa, berkata dan bercakap-cakap dengannya, melihat, semua bentuk aktifitas panca indra manusia sangat berpotensi untuk melakukan kesalahan. Tidak selamanya manusia mempunyai waktu dan kesempatan yang luang, hati yang lapang untuk menerima orang lain, sehingga sangat wajar bila orang terdekat itulah yang prioritas untuk kita mintai maaf.
Saat hari Raya Idul Fitri, kebanyakan diantara kita menjadi tamu atau menerima tamu, kedua hal tersebut mempunyai posisi yang strategis. Hak bagi tamu adalah untuk diterima dengan baik dan kewajiban bagi tuan rumah untuk memulyakan tamu. Rasulullah SAW pernah bersabda:

من كان يؤمن بالله واليومالاخر فليكرم ضيفه ومن كانيؤمن بالله واليومالاخر فليصل رحمه ومن كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليقل خيرا اوليسمت (متفق عليه)

“ Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tamu, barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka sambunglah tali persaudaraan, barang siapa beriman kepada Allah dan hari kemudian maka berkatalah yang baik (bila tidak bisa) lebih baik diam”. (HR. Buchari Muslim)

Bagaimanakah cara memuliakan tamu:
1. Sambutlah mereka dengan ramah, bila mereka berniat baik maka terimalah dengan baik. Sambutlah dengan perkaaan, mimik yang baik, syukur disuguhi dengan minuman atau makanan.
Kita dapat meneladani para rasul sebelum nabi Muhammad SAW:
• Nabi Ibrahim ketika menerima tamu yang belum dikenal:
• Nabi Luth ketika menerima kunjungan para malaikat.

2. Berilah pada semua tamu dengan hak yang sama, terutama pada hari lebaran, banyak sekali tamu yang datang, bahkan kadang lupa siapakah tamunya tersebut. Karena bila dahulu kala ketika bertamu masih kecil dan bersama dengan orang tuanya, namun sekarang sudah menjadi anak yang dewasa, hal ini memungkinkan bagi orang tua sudah lupa. Berilah kesempataan kepada mereka untuk memperkenalkan diri, bila perlu kita juga mengenalkan anak,istri atau cucu kepada tamunya, sehingga akan terjalin rasa persaudaraan, dan menyadari bahwa kita adalah saudara. Sehingga dengan meruntut saudara inipun juga akan menambah iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Kita yang berasal dari satu keturunan, sekarang sudah tersebar luas diseluruh penjuru dunia, dibedakan oleh batas teritorial, suku, bangsa dan agama, namun sesungguhnya semua itu berasal dari satu keturunan yaitu nabi Adam. Nabi Adam berasal dari zat yang Maha Satu, yang tidak diadakan oleh zat yang lain. Zat yang satu itu adalah Allah SWT yang berdiri sendiri, tidak diadakan oleh yang lain.

3. Prioritaskan para tamu dari segala jenis entertainmen, kita menyadari bahwa ketika lebaran tiba maka TV menampilkan tayangan yang begitu memikat, sehingga kadangkala para tamu ditemani dengan tayangan TV. Sehingga percakapan dan dialog tertuju pada para artis, bintang film, politikus. Sehingga lupa menanyakan asal-usul para tamu, bahkan yang lebih ngeri lagi pembicaraan akan mengarah pada tindakan menghibah orang lain. Sehingga di hari fitri itu bagi kita akan menjadi noda karena langkah para syetan untuk menjerat bani Adam bisa terwujud, dendamnya selama bulan Ramadhan di belenggu kembali terlampiaskan. Kita ingatkan dengan sabda Rasul Bahwa ketika datang satu Syawal para iblis berkata:

ان ابليس عليه اللعنة يصيح فى كل يوم عيد فيجتمع اهله عنده فيقولون: يا سيدنا من اغضبك انانكسره فيقول لا شىء واكن الله تعالى قد غفر لهذه الامة فى هذااليوم فعليكم ان تشغلوهم باللذات والثهوات وشرب الخمر حتى يبغضهم الله


" Sungguh, iblis yang terlaknat berteriak-teriak saat Idul Fitri tiba. Lalu berkumpullah anak buahnya dan bertanya, wahai tuanku, siapa gerangan yang membuat paduka marah-marah akan kami pecahkan kepalanya. Iblis menjawab, tidak ada apa-apa. Hanya saja Tuhan telah memberi ampun kepada umat manusia hari ini. Maka kalian harus menjadikan mereka sibuk dengan kesenangan, nafsu syahwat dan mabuk-mabukan, agar Tuhan murka".


Oleh karena itu ketika menyambut tamu saat lebaran lebih baik TV untuk dimatikan, karena amat disayangkan bila kesempatan satu tahun sekali disia-siakan. Kita ketemu dengan saudara, teman, kerabat yang sekian lama tidak ketemu.
Disamping hak bagi tuan rumah terhadap para tamu, perlu juga diketahui etika para tamu yaitu untuk tidak berbuat kegaduhan ditempat saudaranya, rasul bersabda:

ولا يحل مسلم ان يقيم عند اخيه حتى يؤثمه, قالوا: يارسول الله, وكيف يؤثمه؟ قال يقيم عنده ولا شيئ له يقريه به (روا مسلم


“ Orang Islam tidak halal bertempat dirumah saudaranya (teman yang muslim) sehingga melakukan perbuatan dosa. Para (sahabat yang mendengar) mengatakan: Ya Rasul apa yang dimaksud dengan berbuat dosa? Rasul menjawab, orang tersebut menginap di rumah saudara dan saudaranya tidak mempunyai makanan. (HR. Muslim).

والضيافة ثلاثة ايام فما كان وراء ذالك فهو صدقة عليه (متفق عليه


“ Menyuguh tamu itu hanya tiga hari, lebih dari tiga hari termasuk shadaqah baginya (Bukhari Muslim).


Sesungguhnya Allah SWT tidak mengutamakan seseorang dari keturunan, ras, suku bangsa, bahasa namun Allah hanya melihat dari ketaqwaannya. Hal ini tersebut didalam Alquran surat Al Hujurat ayat 13:

ياايها الناس انا خلقناكم من ذ كر او انثى وجعلناكم شعوبا وقباالى لتعارفوا, ان اكرمكم عند الله اتقاكم ان الله عليم خبير

“ Wahai sekalian manusia sesunggunya, Aku menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan berseuku-suku agar kamu saling mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu adalah orang yang paling bertaqwa, sesungguhnya Allah Maha mengetahui dan maha waspada.”

8/09/2013

Implementasi Puasa Ramadhan


Puasa Ramadhan 1424 H telah berakhir yang ditandai dengan 1 Syawal 1434 H/ Idul Fitri. Momen ini dinantikan kedatangannya, namun sisi lain juga dinantikan kedatangan bulan Ramadhan lagi. Karena bila hamba Allah mengerahui, menyadari dan menghayati akan keutamaan bulan Ramadhan niscaya mengharapkan agar seluruh bulan dalam setahun dijadikan bulan Ramadhan. Karena itu untuk mengimplemtasikan bulan Ramadhan kami tuangkan dalam bentuk teks khutbah Jum'at.

أَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى خَلَقَ الْاِنْسَانَ وَعَلَّمَهُ الْبَيَانَ, أرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى سَاِئِر الْاَدْيَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ اَلْوَاحِدُ الَمَنَّانُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Pada hari ini, masih dalam nuansa Idul Fitri 1434 H, penentuan 1 Ramadhan terjadi perbedaan pendapat, namun Alhamdulilah perbedaan ini tidaklah menimbulkan perpecahan, namun justru sikap saling menghormati. Allah menentukan perbedaan namun juga menentukan persamaan, 1 Syawal pada hari Kamis sungguh mewujudkan persatuan dikalangan umat Islam pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Setelah selama sebulan berupaya menjalankan kewajiban untuk melaksanakan puasa Ramadhan dan berupaya untuk meraih keutamaannya. Diantara keutamaan itu bagaimana untuk meraih rahmat dan maghfirah dari Allah SWT. Aspek hablun minallah diraihnya sehingga pada sebagian umat Islam untuk meningkatkan ibadah-ibadah sunnah pada bulan Ramadhan. Kini kita masuk pada bulan Syawal, untuk mewujudkan kesempurnaan diri sebagai hamba Allah, maka diantara sesama umat Islam berupaya untuk menyadari segala kesalahan dan kekhilafannya. Karena dengan kesadaran yang penuh, bahwa dalam melakukan kegiatan interaksi dan sosialisasi sering melakukan hal-hal yang menimbulkan ketidaknyamanan diantara sesamanya. Karena itu, masih dalam suasana Idul Fitri ini kamipun menyampaikan “ja’alanallahu minal ‘aidin wal faizin, taqabbalallahu, minna waminkum taqabbal ya karim”. Inti dari ungkapan ini adalah kita saling mendoakan agar dikembalikan kepada kesucian dan kemenangan, serta dikembalikan untuk memperoleh ampunan dari Allah. Dan biasanya ditambahkan dengan ucapan “mohon maaf lahir dan batin”.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Setiap pengamalan ajaran Islam pasti ada endingnya, hasil akhir dari setiap amal perbuatan. Karena sangatlah mustahil bila Allah mewajibkan suatu perintah namun tidak ditemukan hasilnya. Karena secara umum bahwa tidaklah Allah menurunkan syari’at Islam kecuali sebagai rahmat bagi sekalian alam “Wamaa arsalnaaka illa rahmatan lil ‘alamin”. Sesungguhnya Islam adalah merupakan aturan dan norma yang akan berdampak pada kehidupan bermasyarakat. Namun sesungguhnya hamba Allah yang dapat mengimplentasikan syari’at Islam. Khususnya bagi umat Islam, walaupun kadang umat non muslim juga mengimplementasikan syari’at Islam terutama tentang konsep cinta kasih dan ukhuwahnya.

Karena itu bila kita cermati bahwa syari’at Islam terangkum dalam rukun Islam syahadat, shalat, zakat, puasa, haji. Syahadat adalah merupakan keyakinan didalam hati yang kemudian diucapkan dengan lisan. Yaitu meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan Allah. Selanjutnya dari keyakinan ini diimplemantasikan dalam bentuk ibadah maghdhah dan gahairu maghdhah. Ibadhah maghdhah adalah ibadah yang sudah ditentukan waktu dan tempat pelaksanaannya dan ghairu maghdhah tidak ditentukan waktunya, kapan saja dimana saja dan berapapun tergantung dari kekuatan keimanan seseorang.

Karena itu hasil yang dapat dirasakan seorang muslim yang telah mengikrarkan dua kalimat syahadat adalah keyakinannya menjadi mantap. Sehingga dari keyakinan ini akan membuahkan kesadaran untuk menjalankan perintah-perintah Allah.
“ Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Ali Imran: 31)

Perintah Allah dalam konteks ibadah rukun Islam yang kedua adalah menegakkan shalat. Shalat adalah wujud jati diri seorang muslim, karena dengan shalat akan menentukan baik-buruknya perbuatan manusia. Bahkan disinyalir bila shalat yang baik maka ibadah yang lain akan menjadi lebih baik. Karena dengan shalat itulah akan dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Hal ini tentu saja bila shalat dapat dilaksanakan dengan khusuk, karena dengan khusuk ini setiap muslim akan merasakan selalu berada dalam bimbingan dan pengawasan Allah. Setiap amal bani Adam seberat apapun akan dimintai pertanggungjawaban. Karena itu dengan shalat yang khusuk akan menimbulkan kehati-hatian dalam bertindak. Karena sesungguhnya implementasi dari shalat yang khusuk selalu merasa dalam pengawasan Allah.

Rukun Islam ketiga adalah membayar zakat. Zakat adalah ibadah untuk mensucikan harta bagi zakat mal dan mensucikan jiwa bagi zakat fitrah. Khusus tentang zakat mal bahwa dari sebagian kecil harta yang dimiliki adalah merupakan haknya para faqir-miskin. Sehingga bila dari sebagian harta dan penghasilan yang dikeluarkan zakatnya, dari sebagian kecil itulah yang akan mendatangkan keberkahan. Karena bila yang kecil itu dicampur dengan yang banyak, maka seluruh hartanya menjadi harta yang riba. Ingatlah bahwa harta yang mendatangkan keberkahan akan mendatangkan kemaslahatan bagi diri sendiri dan keluarga dan orang lain. Bila zakat dapat merasakan adanya keberkahan maka setiap muslim akan berhati-hati terhadap harta yang dimiliki, karena sesungguhnya harta adalah amanah, bila amanah dapat ditempatkan sesuai dengan proporsinya akan mendatangkan keberkahan.

Dengan keberkahan ini maka kewajiban zakat akan ditingkatkan lagi yaitu gemar untuk berinfaq dan bershadaqah.
 Rukun Islam ketiga  puasa. Puasa adalah ibadah sirri, ibadah yang diupayakan untuk melatih kesabaran dan mengendalikan hawa nafsu. Karena itu hasil yang dapat diperoleh yaitu derajat sebagai muttaqin. Derajat ini menunjukkan peningkatan dari seluruh amal ibadah. Semua bentuk ibadah pada bulan Ramadhan berupaya untuk dilaksankan. Misalnya ibadah shalat berjama’ahnya, shalat sunnahnya, infaq dan shadaqahnya, tadarus dan kajian Alquran, majlis taklimnya, menyantuni fakir miskin, kedekatannya dengan tempat ibadah. Pelatihan dan pembiasaan selama satu bulan berupaya untuk ditingkatkan menjadi lebih baik.

Rukun Islam kelima haji. Haji merupakan kesempurnaan rukun Islam, karena hanya dilaksankan bagi orang-orang yang telah memenuhi syarat istitho’ah. Karena sesungguhnya ibadah haji hanya dilaksanakan bagi orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi, hal ini tidak menafikan, ada orang yang secara ekonomi tidak mampu namun ternyata dapat menunaikan ibadah haji. Hal ini tidak lain adalah fadhilah orang yang berupaya untuk dapat memenuhi panggilan Allah.

Dengan berbekal istitho’ah itu tidak ada harapan bagi para hujjaj selain predikat haji yang mabrur. Dan haji mabrur tidak lain balasannya adalah surga. Indikator dari haji yang mambrur juga mengalami peningkatan dalam beribadah kepada Allah baik ibadah secara kuantitatif maupun kualitatif.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Dari pelaksanaan rukun Islam yang diharapkan adalah mengalami peningkatan. Sebagai contoh adalah puasa Ramadhan yang telah dilkasanakan, segala kegiatan ibadah pada bulan tersebut menjadi kegiatan ibadah yang dilaksanakan secara terus-menerus serta berkesinambungan. Diibaratkan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan training atau pelatihan. Jadi bila pelataihan tersebut berhasil dibuktikan dengan aplikasi dari seluruh program kegiatan. Karena itu Rasulullah pernah bersabda:  Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin maka termasuk orang yang beruntung, barang siapa yang hari ini sama dengan yang kemarin maka dia orang yang rugi dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari yang kemarin maka dia orang yang dilaknat (Hadits).

Demikian pula bahwa setiap ibadah dilihat dari hasil akhir, betapa sulitnya untuk mengakhiri hidupnya dengan khusnul khatimah. Karena itu Allah mengingatkan manusia, Allah bersumpah dengan waktu, bahwa setiap manusia dalam kondisi merugi kecuali orang yang beriman dan beramal shalih.

Karena itu setelah mangakhiri bulan Ramadhan, marilah kita raih nilai ibadah sepanjang masa dengan melaksanakan puasa Syawal:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ اَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa melaksanakan puasa Ramadhan kemudian diikuti 6 hari pada bulan Syawal maka (pahalanya) seperti berpuasa sepanjang masa” (HR. Muslim)

Dengan memohon ridha dan bimbingan Allah SWT, semoga kita diberikan kekuatan, kemampuan dan kemampuan untuk mengaplikasikan nilai-nilai Ramadhan pada bulan-bulan yang akan datang.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.


8/08/2013

Do'a Ziarah-Renungan Suci HUT RI


Pada tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan dapat diraih, Indonesia menjadi negara berdaulat, tak satu negarapun yang diperkenankan menjajah negara Indonesia. Segala perjungan diupayakan untuk mempertahankan kemerdekaan. Untuk selanjutnya sebagai pewaris bangsa dan negara apa yang sudah kita lakukan. Apa yang telah kita berikan pada bangsa dan negara, sejauhmana kita dapat meneladani jasa-jasa para pahlawan. Itulah pentingnya menyelenggarakan renungan suci.

Pada kegiatan apel kehormatan dan renungan suci seluruh peserta memanjatkan do’a kehadirat Allah SWT agar para pahlawan tercatat sebagai syuhada’, diampuni dosa-dosanya, ditempatkan pada tempat yang mulia dan keluarganya diganti menjadi lebih baik. Berikut contoh do’a renungan suci dan apel kehormatan.

الحمد لله رب العلمين حمدا شاكرين حمدا ناعمين حمدا يوافى نعمه ويكافئ مزيده ياربنا لك الحمد كما ينبغى لجلال وجهك العظيم سلطانك اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين


Ya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa
Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Mu ya Allah. Pada keheningan malam ini, kami berada pada pusara para pahlawan, untuk mengenang jasa para ksatria kusuma bangsa Indonesia yang telah gugur mendahului kami, demi kejayaan bangsa dan Negara Indonesia.

Ya Allah ya Ghaffur, dengan rasa ikhlas dari lubuk hati kami yang dalam, kami memohon kehadirat-Mu, Engkau berkenan mengampuni dosa para pahlawan dan para pendahulu kami serta menerima mengabdian dan dharma bhakti mereka sebagai amal syuhadak bangsa dan negara kami.

Ya Allah, ampunilah dan kasih sayangilah mereka, sejahterakanlah mereka, maafkanlah kesalahan mereka, hormatilah kedatangan mereka, luaskanlah tempat diam mereka, bersihkanlah mereka dari segala noda dan dosa, sebagaimana kain putih yang dibersihkan dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada rumah mereka dahulu, gantilah keluarganya dengan lebih baik dari keluarga mereka dahulu, jauhkanlah mereka dari huru-hara kubur dan siksaan api neraka.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa kemerdekaan yang Engkau anugerahkan kepada bangsa Indonesia adalah anugerah yang telah ditebus dengan pengorbanan jiwa dan raga putera-putera bangsa kami. Karena itu ya Allah, tempatkanlah mereka disisimu sebagai syuhada’, ampunkanlah dosa-dosanya dan terimalah segala amalnya.

Ya Allah, ya Qaadiru, sesungguhnya Engkau Maha kuasa atas segala sesuatu. Berilah kami kedewasaan dalam menjalankan kehidupan berpolitik, berdemokrasi dan percepatan pemulihan ekonomi nasional, agar tercipta bangsa kami yang bersatu, aman, adil, demokrasi dan sejahtera.

Ya Allah ya Ghaffar, ampunilah dosa kami, orang tua kami, dosa para pemimpin kami, muliakanlah ya Allah kedatangan mereka disisi-Mu, amin.

ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار, وادخلنا الجنة مع الابرار يا عزيز يا غفار يا رب العالمين وصل الله على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم والحمدلله رب العالمين

8/07/2013

Do'a Penurunan Bendera Merah Putih


Upacara mengenang detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1945, selama satu hari Sang Saka Merah Putih berkibar membahana di bumi Nusantara. Kemegahan, kegagahan dan kesucian sang merah putih, simbol persatuan dan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Pada waktu senja Sang Saka Merah Putih diturunkan kembali. Dengan memohon kehadirat Allah semoga kemerdekaan tetap menjadi milik bangsa Indonesia dengan pekik “ Sekali Merdeka Tetap Merdeka”. Berikut teks do’apada upacara penurunan bendera.

الحمد لله رب العالمين الصلاة والسلام على اصرف الانبياء والمرسلين سيدنا ومولانا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين.


Ya Allah, ya Rahman dan Rahim. atas segala kemurahan-Mu, kami bangsa Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun ke-68 Kemerdekaan RI dalam keadaan aman dan sejahtera. Karena itu puji syukur kami panjatkan kehadirat-Mu, Engkaulah Tuhan Yang Maha Pengasih dan penyayang yang meliputi seluruh alam.

Ya Allah, Tumbuhkanlah selalu semangat perjuangan dan pengorbanan di dada kami, untuk mewarisi jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini, mengorbankan harta dan jiwa. Karena itu tebarkanlah semangat kepahlawanan itu untuk membangun negeri ini, menuju terciptanya masyarakat yang adil dan makmur materiil dan spiritual didalam keridhaan-Mu.

Kami yakin ya Allah, bahwa mengisi kemerdekaan memerlukan jalan panjang, berliku dan penuh dengan rintangan dan cobaan, karena itu kukuhkanlah semangat persatuan dan kesatuan bangsa kami, hindarkan perpecahan diantara bangsa kami, tumbuhkanlah kesadaran dan ikatan persaudaraan dalam kerangka bhineka tunggal ika, walau berbeda-beda namun tetap satu yaitu negara kesatuan Republik Indonesia.

Ya Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tanamkanlah rasa cinta tanah air kepada seluruh warga negara Indonesia, bersatu, bahu-membahu, untuk membangun negeri tercinta ini, Negara Republik Indonesia. Menuju negara yang bedikari, maju, kokoh serta jaya. Masyarakat yang adil makmur, sejahtera lahir dan batin berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945.

Ya Allah, ya Tuhan kami, bimbinglah setiap langkah dan kebijakan para pemimpin kami, teguhkanlah sifat jujur dan adil sebagaimana sifat mulia para rasul. Jadikanlah pemimpin yang dicintai rakyat dan rakyat yang mencintai pemimpinnya. Curahkanlah selalu rahmat-Mu, agar terwujud keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama.

Ya Allah ya ghoffar, ampunilah dosa kami, orang tua kami, para pemimpin kami, kabulkanlah permohonan kami, amin.

ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الا خرة حسنة وقنا عذاب النار, والحمد لله رب العالمين.

8/03/2013

Do'a Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, HUT ke-68


Tanggal 17 Agustus 1945 adalah momen yang sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, karena pada tahun tersebut bangsa Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan. Dimana bangsa Indonesia hidup dalam suasana penjajahan selama 350 tahun. Oleh karena itu pada tahun 2013 ini bangsa Indonesia akan memperingati HUT Kemerdekaan ke-68.

Ungkapan kegembiraan sekaligus untuk membangkitkan semangat nasionalisme dan patriotisme diselenggarakan berbagai macam kegiatan, misalnya mengibarkan bendera merah putih, menghias gedung-gedung dengan nuansa merah putih, perlombaan, kegiatan sosial, ziarah makam pahlawan dan sebagainya. Kegiatan ini diselenggarakan mulai dari tingkat RT sampai tingkat nasional, di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi serta di semua lembaga pemerintah maupun swasta.

Puncak acara HUT Kemerdekaan adalah upacara bendera untuk mengenang detik-detik proklamasi. Upacara bendera ditutup dengan pembacaan do’a, adapun teks kami sampaikan berikut.

الحمد لله رب العالمين حمدا يوافى نعمه ويكافئ مزيدة يا ربنا لك الحمد كما ينبغى لجلال وجهك وعظيم سلطانك اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين.


Ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Sesungguhnya kami telah yakin dengan sepenuh hati bahwa Engkau senantiasa melimpahkan kasih-sayang-Mu kepada hamba-Mu. Karena itu kami dapat mengikuti upacara bendera dalam rangka memperingati Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-68. Karena sembah sujud kami haturkan kehadirat-Mu.

Ya Allah Tuhan yang Maha Kuasa, Engkau telah menganugerahkan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Kemerdekaan dari para penjajah, karena itu ya Allah kuatkanlah semangat nasionalisme dan patriotisme kepada seluruh waraga Negara Indonesia. Satukanlah Bangsa Indonesia dengan semangat Bhineka Tungal Eka, walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Ya Allah Tuhan yang Maha Kuasa
Wariskanlah semangat patriotisme dari para pahlawan kusuma bangsa dan dari para pendahulu kami, yang telah dengan ikhlas, dan tekad yang kuat rela mengorbankan harta, jiwa dan raga mereka. Cucuran keringat, tetesan darah demi untuk meraih kemerdekaan.

Kini Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sedang membangun, kuatkanlah ya Allah idiologi bangsa kami, agar seluruh arah pembangunan berlandaskan pada etika dan moralitas, sehingga pembangunan dapat mewujudkan masyarakat adil makmur, materiil spiritual berdasarkan pancasaila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia..

Bersihkanlah ya Allah, hati dan fikiran kami dari perilaku buruk, yang akan merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Jauhkanlah perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat, berdikari, bermartabat dan sejajar dengan negara-negara yang telah maju.

Ya Allah berikanlah petunjuk pada para pemimpin kami, didalam mengawal dan mengarahkan pembangunan nasional menuju pada tatanan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur, materiil dan spirituil dalam keridaan-Mu. Karena itu ya Allah hanya kepada-Mu kami berlindung dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.

Ya Allah ya Ghaffar, ampunilah dosa kami, orang tua kami, dosa para pemimpin kami, muliakanlah ya Allah kedatangan mereka disisi-Mu, amin.

ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار, وادخلنا الجنة مع الابرار يا عزيز يا غفار يا رب العالمين وصل الله على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم والحمدلله رب العالمين

8/02/2013

Shalat Mewujudkan Kedisiplinan


Shalat adalah ibadah yang harus dikerjakan oleh semua orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan yang sudah mencapai usia baligh, karena itu menjalankan shalat hukumnya adalah fardhu ‘ain. Begitu pentingnya kewajiban menjalankan shalat, sehingga Allah SWT memerintahkan didalam Alquran:
Artinya:
Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Ankabut: 45)

Demikian pula Rasulullah menegaskan:

الصلاة عمادالدين فمن اقام فقد اقام الدين ومن تركها فقد هدام الد ين

Artinya:
Shalat itu adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia telah menegakkan agama, dan barang siapa yang meninggalkannnya, berarti ia telah merobohkan agama.

Pelaksanaan shalat bagi setiap muslim dengan menirukan tindakan Rasulullah SAW, sebagaimana sabdanya:

صلواكما رأيتمونى أصلى

Artinya:
Kerjakanlah shalat sebagaimana kamu lihat aku mengerjakannya.

Untuk mengetahui perilaku Rasulullah SAW ketika melaksanakan shalat yaitu dengan membaca dan mempelajari tarikh Islam dan sunnah-sunnah Rasulullah SAW. Sehingga tidak akan menambah atau mengurangi kaifiyah dan bacaan shalat, jumalh rakaat, untuk shalat Subuh 2 rakaat, Dhuhur 4 rakaat, Ashar 4 rakaat, Maghrib 3 rakaat, Isya’ 4 rakat.
Shalat merupakan ibadah harian yang menjadikan seorang Muslim selalu dalam perjanjian dengan Allah. Ketika ia tenggelam dalam bahtera kehidupan maka datanglah shalat untuk menerjangnya. Ketika dilupakan oleh kesibukan dunia maka datanglah shalat untuk mengingatkannya. Ketika diliputi oleh dosa-dosa atau hatinya penuh debu kelalaian' maka datanglah shalat untuk membersihkannya. Ia merupakan"kolam renang" ruhani yang dapat membersihkan ruh dan menyucikan hati lima kali dalam setiap hari, sehingga tidak tersisa kotoran sedikit pun.
Ibnu Mas'ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Kamu sekalian berbuat dosa, maka kamu telah melakukan shalat subuh maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu sekalian berbuat dosa, maka jika kamu melakukan shalat zhuhur, maka shalat itu membersihkannya, kemudian berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat 'asar maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat maghrib, maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat isya', shalat itu akan membersihkannya, kemudian kamu tidur maka tidak lagi di catat dosa bagi kamu hingga kamu bangun." (HR. Thabrani)

Itulah pentingnya shalat bagi setiap muslim, namun setipa dosa yang telah dilakukan dapat dihapuskan dengan lantaran mau mengakkan shalat secar displin, namun sebaliknya bila melalaikan kewajiban shalat maka termasuk dalam kategori orang fasiq. Oeh karena itu sebagi muslim sejati yang mengahrapakan memperoleh keutamaan dalam mengegakkan shalat, maka tisa pilihan lain untuk mendisiplinkan diri dalam menegakkan shalat. Dan Allah akan memberikan balasan yang lebih baik dari setiap amalibadah yang telah dilakukan oleh hambanya.

Sesungguhnya shalat dapat membentuk karakter setiap muslim, baik buruknya bahkan segala perilaku umat Islam merupakan buah dari pelaksanaan shalat. Karena begitu luasnya dampakdari pelaksanaan shalat, berikut disampaikan bahwa shalat dapat membentuk kediplinan. Yang perlu diketahui bahwa kedisiplinan menjadi penentu suksesnya setiap muslim dalam meraih cita-cita. dan kebalikan dari disiplin adalah indisipliner, orang jawa mengatakan leda-lede atau mencle. Sifat ini tentu menjadi salah satu penyebab kegagalan, karena akan menimbulkan ketidakpercayaan orang lain bahkan akan menimbulkan antipati dan permusuhan.
1. Disiplin kebersihan.
Setiap muslim akan dibiasakan untuk hidup bersih, karena setiap kali akan menegakkan shalat diwajibkan untuk bersuci. Tidaklah syah shalat seseorang bila masih membawa hadat atau najis, baik dari badan tempat dan pakaiannya. Wudhu adalah upaya untuk menciptakan kebersihan diri, dalam sehari semalam minimal 5 kali tangan, kaki, muka, kepala, telinga dibasuh. Maka kotoran yang menempel pada anggota badan akan luruh bersama dengan bilasan air wudhu demikian pula dosa-dosa kecil yang sudah dilakukan. Karena itu bila dalam sehari makan sebanyak tiga kali dan sebelum makan agar mencuci tangan terlebih dahulu, ternyata dengan kebiasaan menegakkan shalat, tangan dicuci minimal 5 kali, bahkan yang dicuci tidak tangan saja.

Maka hasil akhir dari menegakkan shalat, setiap muslim akan terbiasa untuk peduli terhadap kebersihan, dari kebersihan pribadi yang menyangkut kebersihan fisik menuju pada kebersihan rohani. Kebersihan rohani akan membimbing untuk perduli terhadap kebersihan lingkungan, sehingga ketika berada dalam kawasan umum yang disediakan tempat sampah akan terbiasa membuang sampah pada tempatnya. Demikian pula di lingkungan kerja juga sangat peduli terhadap kebersihan, ditempat ibadah juga peduli terhadap kebersihannnya. Karena kedisiplinan ini telah dilatih dan dibina dalam menegakkan shalat.

2. Terbina disiplin waktu.
Shalat adalah merupakan ibadah mghdzah, ibadah yang sudah ditentukan waktunya. Shalat subuh dilaksanakan pada waktu subuh, zuhur pada waktu siang, asar pada waktu sore, maghrib diwaktu terbenanmnya matahari, shalat isa pada waktu malam hari. Karena itu shalat subuh tidak boleh dilaksanakn pada waktu setelah matahari terbit atau pada waktu zuhur, dan seterusnya. Karena itu bila telah terdengar seruan azan agar segera bergegas untuk menuju tempat shalat untuk menegakkan shalat. Banyak terjadi bahwa ketika mendengar panggilan azan, bila sebelumnya semangat kerja sudah menurun, namun ketika seudah mendengar pangilan azan energi seperti bertambah sehingga semangatnya semakin membara. Bila demikian sebenarnya harus waspada, karena tentu ada kekuatan lain yang membisikkan untuk menunda-nunda waktu shalat, dengan alasan tanggung atau pekerjaan hampir selesai. Menurut Ibnul Qayyim bahwa setan selalalu menggoda bani Adam sejak memulai niat untuk menjalankan ibadah. Bahkan ketika mau membulatkan niat untuk shalat syetan sudah menebarkan bisikannya agar jangan dahulu dilaksanakan.
Maka setelah mengetahui hal ini sebaiknya jadikanlah panggilan azan untuk mengusir bisikan syetan, segera tinggalkan pekerjaan untuk memenuhi panggilan untuk menegakkan shalat. Ingatlah bahwa menunda-nunda waktu shalat itu digolongkan dalam orang-orang yang celakan karena mendustakan agama:
“ Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. (QS. Al Ma’un: 1-5)

Waktu adalah sangat berharga, setiap waktu yang sudah berlalu tidak akan dapat kembali lagi. Karena itu menunda-nunda pekerjaan, biasanya diawali karena tidak disiplin ketika menegakkan shalat. Karena bila mempunyai kebiasaan suka menunda-nunda pekerjaan, awalilah dengan berdisplin dalam menegkkan shalat. Sehingga begitu berharganya waktu, Allah besumpah:
“ Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al Asyr: 1-3)

3. Akan terbina disiplin kerja.
Bekerja biasanya dikendalikan oleh pemimpin, setiap pekerja harus taat pada peraturan yang telah ditetapkan oleh para pimpinan. Pekerja yang bekerja tidak memenuhi aturan yang telah ditetapkan akan jauh dari harapan, yang semestinya pekerjaan itu selasai dengan baik, justru menjadi perkerjaan yang sia-sia. Hal ini telah dikondisikan ketika menegakkan shalat berjama’ah, setiap makmum harus mengikuti gerakan dari imam, tidak boleh mendahuli imam atau terlalu akhir dari imam. Ketika imam takbiratul ihlam, makmum segera mengikuti, ketika imam, ruku’, sujud, i’tidal dan seterusnya makmum segera mengikutinya. Kedidiplinan ini dilatih ketika telah terbiasa menegakkan shalat berjama’ah.

4. Akan terbina disiplin pikir.
Shalat yang baik adalah shalat yang dilaksanaan dengan khusu’. Tanpa khusu’ diibaratkan bahwa manusia hidup punya jasat namun tidak mempunyai ruh. Khusu’ yang akan menentukan kualitas ibadah seseorang, karena dengan khusu’ tersebut pada akhirnya dapat menempatkan kondisi shalat diluar shalat. Sehingga ketika dalam kondisi shalat setiap muslim rmerasa selalu dalam pengawasan Allah, karena itu setiap amal baik dan buruk akan dicatat dan kelak akan dimintai pertanggungan jawaban. Maka jika diluar shalat dapat merasakan hal yang demikian ini niscaya shalat akan dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.
Karena itu khusu’ merupakan sikap berkonsentrasi, fokus pada suatu tujuan. Orang yang sedang memikirkan sesuatu fokus pada bidang tersebut, niscaya akan mudah didapatkan solusi. Namun bila tidak konsentrasi, bahkan pikiran bercabang-cabang, ketika dihadapakan dengan suatu masalah justru akan memunculkan maslah yang lain. Bahkan kadang masalah dari efek maslah itu menjadi lebih besar. Karena itu untuk melatih agar dapat berfikir lebih fokus, berupayalah untuk senantiasa menegakkan shalat dengan menyempurnakan syarat, rukun dan mewujudkan shalat yang khusu’.

5. Akan terbina disiplin mental.
Shalat akan menumbuhkan kesadaran tentang Allah, karena itu dengan shalat yang baik akan membunyai kekuatan rohani, sehingga tidak mudah terbujuk rayuan untuk berpaling dari Allah. Dengan demikian hati akan menjadi bersih, jiwapun menjadi sehat. Dengan sehatnya mental ini, maka semua perintah Allah akan dilaksanakan dengan senang hati. Ibadah shalat dilaksanakan dengan senang bahkan masih ingin menambah dengan shalat sunnah yang lain. Karena itu dengan shalat, semua pekerjaan akan dilaksanakan dengan senang hati, bekerja bukan karena seseorang, atau karena ingin memperoleh sesuatu, berupa penghargaan, pujian dari teman atau atasan. Namun berkerja semata-mata untuk memperoleh ridha Allah. Sehingga setiap reward yang diperoleh dipandang sebagai amanah yang harus dilaksankan dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban baik oleh pejabat yang mengangkat, masyarakat yang dilayani dan Allah SWT.

6. Akan terbina disiplin moral.
Shalat yang dijalankan dengan baik akan mewujudkan perilaku yag baik, karena output dari pelaksanaan shalat adalah “…sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar (QS. Al Ankabut: 45).

Firman Allah ini mutlak kebenarannya, teruji dan dapat dibuktikan. Namun bila ternyata banyak orang yang menegakkan shalat namun perbuatan keji dan munkar masih merajalela, hal ini hendaknaya setiap pribadi untuk bermuhasabah, introspeksi, apakah shalat yang ditegakkan sudah seuai dengan aturan syariat Islam atau sekedar menggugurkan kewajiban saja. Karena banyak terjadi ketika sedang shalat pikirannya tidak fokus, jasadnya shalat namun ruhnya sedang pergi.
Karena setiap permasalahan umat kembalikan pada diri sendiri dahulu, baru melihat para ulama’, shalihin yang konsisiten didalam menjalankan syari’at agama Islam. Bila atsar mereka baik, itulah yang harus diteladani, namun bila atsarnya buruk, karena rohaninya sedang melayang. Sehingga shalat yang hendaknya menjadi mi’rajul minal muslimin ternyata belum dapat dimaksimalkan.

7. Akan terbina disiplin persatuan dan ukhuwah.
Shalat jama’ah merupakan media persatuan dan ukhuwah, setiap suku, ras dan suku dan bahasa akan menyatu dalam komando seorang pemimpin yaitu imam. Sehingga dalam shalat jama’ah setiap jama’ah akan merasakan pesaudaraan muslim, bahkan setiap shaf shalat dapat ditempati oleh siapa saja yang tidak membedakan status, ekonomi, sosial, penddikanya. Namun yang datang lebih awal berhak untuk berada pada shaf depan.

Ketika menegakkan shalat berjama’ah setiap muslim merasakan bahwa ternyata dirinya memeluk agama Islam tidaklah sendiri, namun banyak saudaranya. Karena itu patut untuk berbangga diri bahwa orang-orang yang menegakan shalat jama’ah akan dilipatgandakan pahalanya hingga 27 derajad.
Sudah tidak diragukan lagi bahwa shalat berjama`ah itu mengandung faidah yang sangat banyak dan maslahat yang sangat jelas di antaranya adalah saling mengenal (ta`aruf ), saling menolong dalam kebajikan dan ketaqwaan, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, memberi dorongan kepada orang yang lalai, mengajar orang yang bodoh, membongkar kemarahan orang-orang munafiq dan menjauhi jalan mereka, menampakkan syi`ar-syi’ar agama kepada segenap hamba-hamba-Nya, berdakwah di jalan Allah dengan lisan amal, dan faidah lain yang masih banyak.


Agama Islam menuntun pengikutnya untuk meraih kebahagiaan hidup yang sempurna, karena itu tidaklah ada artinya kesempurnaan syari’at agama Islam bila pengikutnya tidak mau meraih kesempurnaan. Islam agama rahmatan lil ‘alamin, maka jadilah pribadi muslim sebagai pelopor penegakan syari’at Islam. Agar menjadi pribadi muslim yang bisa memberikan kemanfatan bagi diri sendiri, orang lain, bangsa, negara dan agama. Karena Rasulullah pernah bersabda “ Khairun nas anfa’ahum linnas”, sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain.

8/01/2013

Do'a Sidang Paripurna DPRD Tanggal 16 Agustus


Setiap Tanggal 16 Agustus, menjelang Upacara Peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus di Gedung DPR dan DPRD diselenggarakan Sidang Paripurna DPR dan DPRD, pada sidang tersebut untuk mendengarkan pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia. Dan pada kesempatan itu diserahkan penghargaan pada putra-putri terbaik Bangsa Indonesia yang telah berprestasi dalam segala bidang. Pada akhir acara tersebut sebagai perwujudan rasya syukur terhadap Allah selalu dibacakan do'a kepada Allah SWT. Berikut kami sampaikan contoh do'a yang biasa dibacakan pada acara tersebut:

الحمد لله رب العالمين حمدا يوافى نعمه ويكافئ مزيدة يا ربنا لك الحمد كما ينبغى لجلال وجهك الكريم وعظيم سلطانك اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين.


Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam, Engkau pencurah segala kasih bagi sekalian alam, karena itu sembah sujud kami haturkan kehadirat-Mu, atas segala limpahan taufiq, hidayah dan inayah-Mu sehingga pada siang hari ini, kita dapat mengikuti kegiatan Sidang Paripurna DPRD ... dan mendengarkan pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia dalam keadaan tenteram dan damai.

Ya Allah limpahkanlah kesejahteraan bagi kita semua, dan berikanlah petunjuk kepada anggota DPRD kabupaten ..., untuk dapat mengemban amanat rakyat dan menjalankan misi kerakyatan. Jauhkanlah dari segala sifat yang tidak terpuji. Engkau penerang setiap qalbu, dan Engkaulah pemilik dari segala yang ada, karena itu hanya kepadamu kami memohon.

Ya Allah, ya Tuhan kami, kini kita semua telah mendengarkan pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia. Ada berita yang menggembirakan dan ada yang membuat kita sedih. Jadikanlah berita kesedihan itu sebagai sarana untuk bermuhasabah, berbenah dan memperbaiki diri, agar kehidupan berbangsa dan bernegara dihari esok akan menjadi lebih baik. Dan janganlah Engkau jadikan kegembiraan itu menjadikan kami lupa diri bahkan melalaikan terhadap syari'at-Mu. Karena sesungguhnya tanpa bimbingan-Mu, hamba-Mu akan menjadi umat yang tersesat dan jauh dari petunjuk-Mu.

Ya Allah kami sadar dengan sepenuh hati, bahwa hari esok menjadi rahasia-Mu, namun kami insaf hari esok akan banyak cobaan, godaan, rintangan, gangguan, musibah bahkan azab. Karena itu berilah petunjuk kepada kami. Jauhkanlah dari segala qodha dan qodar yang tidak baik. Jadikanlah kami, menjadi hamba yang cinta terhadap syari'at-Mu agar kami dan bekerja dan beramal dengan profesional dan proporsional.

اَللَّهُمَّ اهْدِنَا مِنْ عِنْدِكَ وَافْضِ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلِكَ وَانْشُرْ عَلَيْنَا مِنْ رَحْمَتِكَ وَاَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَتِكَ

Ya Allah, berilah kami petunjuk disisi-Mu dan limpahkanlah kepadaku karunia-Mu dan sebarkanlah rahmat-Mu kepadaku serta turunkanlah berkah-Mu kepada-Ku.

Ya Allah, ya Haadi, tunjukkanlah kami ke jalan yang benar sebagaimana jalannya orang-orang yang Engkau berikan kenikmatan bukan jalannya orang- orang yang Engkau sesatkan.

Ya Allah, ya ghoffar ampunilah dosa kami, orang tua kami dan dosa serta kesalahan para pemimpin kami, kabulkanlah permohonan kami, amin.

ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الا خرة حسنة وقنا عذاب النار, والحمد لله رب العالمين.

7/31/2013

Problem Keluarga dan Solusi Mewujudkan Generasi Shalih


Setiap orang tentu mengharapkan mempunyai keluarga yang shalih, setiap anggota keluarga, antara ayah, ibu dan anak dapat memahami dan mengamalkan syaria’t agama Islam. Walaupun harapan ini kadang dihadapkan dengan realitas kehidupan yang menimbulkan kedisharmonisan kehidupan dalam rumah tangga.

Salah satu sebab keretakan kehidupan dalam rumah tangga ini adalah karena harta.
Keluarga yang hidup dalam kekurangan, kadang menjadi pemicu timbulnya keretakan dalam rumah tangga yang akhirnya menimbulkan perceraian. Namun justru sebaliknya rumah tangga yang hidup dalam kecukupan juga kadang menjadi penyebab keretakan yang akhirnya menimbulkan perceraiaan. Harta yang menjadi pemicu ini bisa terjadi pada pihak laki-laki atau perempuan. Harta memang suatu amanah, sejauh mana seseorang kuat akan membawa amanah.

Banyak terjadi kisah orang-orang yang kufur nikmah dengan rizki yang melimpah itu, sebut saja Qarun yang hidup pada zaman nabi Musa, betapa kayanya, sehingga kunci gudang hartanya saja tidak kuat di bawa oleh 40 ekor onta. Demikian pula Sa’labah yang hidup pada zaman rasul, betapa beliau adalah berasal dari orang yang miskin, namun dengan kemiskinan itu dia tetap teguh dalam menjalankan perintah Allah. Suatu saat berfikir dan memohon kepada rasul agar didoakan agar menjadi orang yanga kaya. Sehingga dengan kekayaan itu dia bersama istri akan melaksanakan ibadah bersama-sama. Mengapa demikian karena begitu miskinnya sehingga pakaian yang dikenakan harus bergantian dengan istrinya, ketika dia shalat istrinya di rumah dalam keadaan telanjang, dan setelah dia pulang, pakaian segera ditanggalkan untuk dipakai istrinya guna menegakkan shalat.

Rasul mendoa’akan dengan diberikan modal berupa kambing, ketika kambingnya masih sedikit beliau masih rajin melaksankan shalat dengan tenang. Namun ketika kambing yang dimiliki semakin berkembang dan menjadi banyak, sehingga lahan untuk menggembala semakin berkurang dan harus mencari lahan baru yang jauh dengan tempat sujud. Ternyata semakin jauh dari tempat sujud juga semakin jauh dari Allah. Karena ketaatan dalam menjalankan syari’at agama tidak dilaksanakan secara sempurna.

Belum lagi kisah legenda Jawa Barat Malin Kundang. Dan tentu saja masih banyak lagi kisah-kisah tetang harta dan manusia yang mestinya menjadi wasilah untuk menikmati nikmatnya kehidupan dunia dan akherat namun justru menjadi bencana. Bagaimana pula dengan kondisi sekarang ketika seorang suami adalah seorang pekerja karier dengan penghasilan yang besar, relasi dan pergaulan semakin banyak, ternyata diam-diam mengkhianati istri dengan menduakan atau mentigakan atau mengempatkan dengan alasan nikah sirri. Demikian pula sebaliknya seorang istri karier dengan jabatan tertentu dan penghasilan yang besar ternyata juga banyak tergiur dengan laki-laki lain. Sehingga bila anugerah Allah yang berupa harta ini tidak digunakan sesuai dengan petunjuk agama, maka akan memudahkan perceraian.

Bila perceraian ini benar-benar terjadi, andaikan usia pernikahan sudah 10 tahun, pada tahun pertama dia diberikan amanah berupa anak yang dibesarkan dengan kasih-sayang kedua orang tua. Dan orang tuapun nampak senang dengan amanah itu sehingga terjalin cinta kasih lagi sehingga pada tahun ketiga mempunyai anak lagi, makin bertambah harmonis keluarga tersebut. Keluarga bahagia dibina dengan cinta kasih, harta yang diperoleh dapat ditempatkan sesuai dengan proporsinya. Rasa cinta anak pada orang tua terus tertanam sehingga kedua orang tua menjadi idola bagi buah hatinya. Cinta kasih suami istri terus membara sehingga pada tahun kelima dan seterusnya diberi amanah lagi buah hati.

Namun bagaimanakah keharmonisan dalam rumah tangga, ketika sang laki-laki merasa berpenghasilan lebih dari cukup untuk menghidupi keluarga. Atau dari pihak wanita yang mulai tergiur dengan pesona laki-laki lain. Dua insan yang telah membina keluarga harmonis, sakinah, mawaddah dan rohmat ini sama-sama berpotensi untuk melakukan penyelewengan. Sehingga usia pernikahan menginjak 7 tahun mulai nampak kedisharmonisan daam rumah tangga. Sikap saling terbuka menjadi saling tertutup, masing-masing menyimpan rahasianya. Bila rumah tangga yang harmonis kemudian mulai terjadi keretakan maka anaklah yang menjadi korban. Dari sikap kasih sayang orang tua berbalik menjadi sikap tak acuh terhadap nak-anaknya.

Bila hal ini terjadi pada ibu, anak akan bertanya pada ayahnya, mengapa ibu kok seperti itu. Demikian pula bila yang terjadi pada ibu, anak akan bertanya pada ayah, mengapa mengapa ayah yang demikian. Namun bila orang tuanyanya sama-sama tertutup, maka anak- anak cerita pada teman, tetangga, maka terbukalah aib dalam rumah tangga. Cinta kasih dalam keluarga akan menjadi kepalsuan. Antara suami atau istri akan menyampaikan kebohongan pada anak-anaknya. Bagaimanakah anak-anak yang dibesarkan dari kebohongan. Tentu kelak juga akan menjadi pembohong.

Bila keretakan dalam rumah tangga akhirnya menjadi perceraian, maka anak dalam sebuah keluarga menjadi terlantar, kehilangan kasih-sayang. Bila anak ikut ibu saya anak akan dikondisikan untuk membenci ayahnya, ayah seorang laki-laki buruk yang tidak boleh ditiru, sehingga anak tidak boleh menemui ayah dan sebaliknya. Demikian pula bila anak ikut dengan ayah juga akan dibesarkan sebagai pribadi yang membenci ibunya. Anak tidak boleh menemui ibunya dan sebaliknya. Ingatlah bahwa harta yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya tidak akan dapat meggantikan kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya. Bagaimanakah ketika dia diajak berjalan-jalan pada suatu obyke wisata, dia melihat anak-anak kecil sebaya, sedang bersendau gurau dengan ayah dan ibunya. Walaupun sedang menikmati es degan dan ikan bakar yang sama, namun anak-yang dibesarkan dalam cinta kasih dalam keluarga akan nampak lebih riang.

Maka begitu pentingnya keteladanan, ibdak binnafsi, pengendalian diri lebih utama dari sekedar untuk iseng. Karena sesungguhya iseng tetapi karena dilaksankan secara terus-menerus maka akan menjadi kebiasan, baik dari sikap tutur kata maupun perbuatan akan mengarah pada sesuatu yang akan menimbulkan penyesalan. Orang Jawa mempunyai pepatah “witing trisna merga seka kulina” tumbuhnya cinta karena dari kebiasaan. Pepatah Indonesia mengatakan “jangan main api bila tidak ingin terbakar”. Karena itu keberhasilan membangun rumah tangga hendaknya diikuti dengan pembinaan dalam keluarga secara terus-menerus. Karena sesungguhnya keluarga yang baik akan menentukan masa depan generasi yang lebih baik. Generasi yang baik ini akan terus berkesinambungan dalam meraih kebahagiaan hidup didunia maupun di akherat kelak.

Karena itu sebaik-baik orang tua adalah yang diidolakan olah anak-anaknya. Namun anak selalu dimotivasi untuk menjadi insan yang labih baik, karena itu untuk mewujudkan generasi yang shalih membutuhkan perhatian dan ketekunan semua pihak dengan pelatihan, sikap ikhlas, dan istiqomah. Usaha untuk membentuk generasi yang shalih diperlukan usaha-usaha sebagi berikut:

1. Kelahiran yang didahuli dengan pernikahan.
Pernikahan adalah gerbang yang syah untuk membentuk anak yang shalih, pernikahan adalah murah, namun untuk meraih keberkahan, kenikmatan dan ketenangan yang tiada batas. Karena itu anak yang dilahirkan dalam pernikahan yang syah akan mempunyai tingkat kepercayaan ketika memasuki bangku sekolah untuk belajar. Karena didalam akte kelahiran telah disebutkan secara jelas siapa ayah dan ibunya.
Bagaimanakah mereka yang pernikahannya tidak jelas nama ayah dalam akte kelahirn tidak ada, demikian pula bagi wanita yang mau menikah ternyata laki-laki yang selama ini dikira adalah ayahnya ternyata hanya ayah biologis, sehingga tidak berhak untuk menjadi wali.

2. Masuk pertama dengan do’a.
Pengantin baru yang akan mengawali hubungan sebadan diberikan tuntunan yang jelas oleh Islam, minimal dengan diawali dengan doa,memohon kepada Allah agar janin yang akan diukirnya menjadi suci terbebas dari godaan syetan. Akan lebih bagus lagi bila didahului dengan berwudhu dan shalat terlebih dahulu.

3. Kenalkan nama-nama Allah.
Mengumandangkan azan pada telinga kanan dan iqamat pada telinga kiri, hal ini merupakan pendidikan pertama terhadapa anak tentang plajaran tauhid.
“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. Annahl: 78)

4. Berikanlah nama yang baik (nama adalah doa).
Berilah anak dengan nama-nama yang baik, namun tidak harus dengan bahasa Arab. Nama yang baik ini sesungguhnya menjadi do’a dan harapan khususnya bagi orang tuanya. Bila menggunakan bahasa daerah, gunakan kata atau kalimat yang baik.

5. Dikhitan
Khitan adalah syari’at nabi Ibrahim yang dilanjukan pada syari’at nabi Muhammad. Dengan khitan akan menunjang terwujudnya kesucian, kebersihan dan juga kesehatan alat kelamin. Dengan terwujudnya ini maka kelak anak yang dilahirkan akan menjadi pribadi yang sehat.

6. Didikan secara Islam.
Konsep pendidikan Islam telah disampaikan oleh Allah, bagaimana Lukmanul Hakim mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Konsep beliau tercantum didalam Alquran surat Luqman ayat 12-19:
1) Bersyukurlah kepada Allah.
2) Jangan mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
3) Berbuat baik kepada dua orang ibu- bapanya, dan kepada ibunya yang telah mengandung semakin bertambah hari semakin lemah.
4) Tetap berbuat baik walaupun seandainya orang tuanya mengajak berbuat munkar.
5) Agar mewaspadai godaan syetan yang mengajak dan menjerumuskan ke jalan yang sesat, karena sebesar apapun, amal baik atau buruk akan dimintai pertanggung jawabkan oleh Allah.
6) Menyuruh untuk menegakkan shalat dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh ridha Allah, karena dengan ridha-Nya akan dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.
7) Menyuruh (manusia) mengerjakan yang baik dan mencegah (mereka) dari perbuatan yang mungkar.
8) Senantiasa bersabar terhadap musibah yang menimpa.
9) Janganlah bersikap sombong dan angkuh.
10) Sederhana waktu berjalan, lemah lembut dalam berbicara, sehingga orang yang melihat dan mendengarnya merasa senang dan tenteram hatinya. Berbicara dengan sikap keras, angkuh dan sombong itu dilarang Allah karena pembicaraan yang semacam itu tidak enak didengar, menyakitkan hati dan telinga, seperti tidak enaknya suara keledai.

7. Bi’ah Islamiyah (lingkungan yang Islami).
Pendidikan anak sangat dipengauhi oleh lingkungannya, bila lingkungan baik anak-anak akan tumbuh menjadi generasi yang baik, sebaliknya bila lingkungan buruk, setiap anggota masyarakat bebas dan secara terbuka melakukan kemaksiatan maka anakpun akan tumbuh menjadi generasi yang berkarakter buruk. Karena itu agar lingkungan menjadi baik, hendaknya di awali dari lingkungan keluarga, insya-Allah keteladanan suatu keluarga dalam aspek ibadah dan muamalah akan menimbulkan simpati keluarga yang lain sehingga terdoronglah keluarga yang lain untuk meneladani. Allah SWT telah memerintahkan kepada orang oarang yang beriman agar menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka.

Demikianlah bahwa problema kehidupan keluarga untuk mewujudkan generasi yang shalih, dari waktu-kewaktu permasalahan semakin pelik dan komplek. Namun yakinlah bahwa setiap kesulitan pasti ada solusi, sehingga setiap muslim senantiasa diuji didalam menjalankan ketaatan. Sabar untuk memerangi kemaksiatan dan sabar terhadap sikap dan perlakuan orang lain. Dan menciptakan generasi yang shalih diperlukan langkah terpadu dari seluruh komponen masyarakat.

7/29/2013

Kamardikaning Diri Tumuju Jayaning Negari Khutbah Idul Fitri Bahasa Jawa


اَللهُ أَكْبَرُ ×٩ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا . لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَ حْزَابَ وَحْدَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُ لِلَّهِ جَعَلَ أَيَّامَ الْأَعْيَادِ ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةً وَسُرُوْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ َأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. َأمَا بَعدُ: فَيَاأَيُّهَاالنَّاسُ, فَأُوِصْيكُمْ وَاِيَّاىَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ


Kaum muslimin jema’ah shalat Id Rahimakumullah
Kamardikaning negari Indonesia ingkang kaping 68 ing tahun 2013, dhumawah ing wulan Syawal, inggih wulan sasampunipun sedaya umat Islam tingkas anggenipun nindakaken shiyam Ramadhan. Wulan punika kasebat wulan kamenangan amargi sampun saget ngeker hawa nafsu, wulan fitrah utawi suci amargi umat Islam ingkang sampun saget nindakaken shiyam Ramadhan namung ngajeng-ajeng ridhanipun Gusti Allah, dipun kantheni kalian bayar zakat fitrah minangka sarana kagem bersih jiwa sahingga nalika mlebet ing setunggal syawal kawontenanipun kados bayi ingkang nembe lahir saking gua garbanipun ibu.

فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ (روا ابن حزيمه عن ابي هريرة

“ Sapa bae kang puasa Ramadhan lan jumenengake shalat ing wengine marga iman lan ngarep-arep ridhane Allah, yekti bakal dingapura dosane kaya bayi kang dilahirake ibune”. (HR. Ibnu Huzaemah saking Abu Hurairah)

Kanthi mekaten kamenangan lan kawontenan ingkang fitrah punika pas sanget kagem ningkataken semangat bela negara kanthi ningkataken raos nasionalisme lan patriotisme. Negari Indonesia ingkang badhe mengeti bebasipun saking penjajahan selami 350 tahun. Selaras kalian semangat pembangunan ing sedaya bidang, pemerintah negari Indonesia dipun adepaken kalian mapinten-pinten kedadosan ingkang boten pas kalian semangat perjungan lan pengobananipun para pahlawan. Kados pundi para pahlawan ikhlas ngurbanaken bandha lan nyawanipun namung kagem mujudaken kamardikan.

Nanging generasi sapunika selaras kalian majengipun ilmu pengetahuan lan teknologi, kabikaipun media informasi kanthi bebas, sahingga tiyang Islam ingkang boten gadhai kekiatan iman gampil kabujuk kalian tumindak ingkang nerak dhateng wewaleripun syara’. Tumindak korupsi, perjudian, seneng ngunjuk minuman keras, Narkoba lan sajenisipun, serta nindakaken pakerti ingkang nerak dhateng aturan moralitas Islam. Sedaya tumindak punika satemah sanes jiwanipun para syuhada’. Tumindak punika kedah dipun tilar.

Kanthi mekaten sasampunipun kawontenan kita fitrah lan sak bibaripun nindakaken shalat Id dipun terasaken kanthi halal-bihalal. Ing antawis setunggal tiyang kalian sanesiapun sami pasrah kalepatan, rumaos dados tiyang ingkang lepat. Boten wonten tiyang ingkang rumaos bener. Kanthi mekaten menawi sifat punika saget dipun lestantunaken inya-Allah sendi-sendi kehidupan bermasyarakat badhe dados harmonis. Manawi ing setungal tiyang kalian sanesipun sami mong-tinemong, yektos badhe mujudaken manunggalipun sedaya lapisan masyarakat, sahingga negari kita badhe tambah majeng, ing bidang ekonomi, sosial, budaya, olah raga, politik lan keamananipun. Selaras kalian pangendikanipun rasul:

لَا تَبَاغَضُوْا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُواْ وَلَا تَقَاطَعُواْ وَكُوْنُواْ عِبَادَاللهِ اِخْوَانًا وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ اَنْ يَهْجُرَ اَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ (رواه البخارى ومسلم)

“Sira aja padha nesu-nesunan, meren-merenan, padha mlengos-mlengosan lan medhot paseduluran, dadiya sira kawulane Gusti Allah kang nyedulur. Wong Islam orang kena ngenengake sedulure (padha muslim) punjul seka telung dina”. (HR. Bukhari Muslim).

Semanten ugi wonten pangandikan saking ahli hikmah:

اَلْاِتِّحَادُ اَسَاسُ النَّجَاحِ

“persatuan iku azase kamenangan”.


Kaum muslimin jema’ah shalat Id Rahimakumullah
Semanten ugi semangat kangge mujudaken shilaturahim, sami sowan pisowanan, ngudo raos bingah lan kalepatan, sedherek ingkang sawetawis dangu boten pinanggih amargi, panggenanipun ingkang tebih lan kathahipun pedamelan sahingga boten saget pinanggih ing sak wekdal-wekdal. Sahingga ing wulan Syawal punika kita ginakaken wekdal lan kesempatan kagem ngraketaken raos pasederekan. Pasederekan kanthi pangertosan ingkang wiyar:

1. Pasederekan margi saking keturunan ingkang dipun sebabaken saking pernikahan sahingga mujudaken putra wayah ingkang dipun raketaken kalian hubungan nasab.
2. Paserekan margi saking lingkungan kita gesang, sinaosa wonten tiyang saking manca, ananging sampun dados setunggal RT, RW, Desa utawi Kelurahan sahingga dados keluarga.
3. Pasederekan margi saking setunggal iman lan keyakinan sarta agami. Kados pangandikanipun Allah “Innamal mu’minuuna ihwatun” Satuhune wong-wong mukmin iku seduluran”. (QS. Al Hujurat: 10)

Allahu Akbar 3x walillahil hamdu
Kaum muslimin jema’ah shalat Id Rahimakumullah
Tahun punika satemah dados tahun politik, sahingga bedanipun pemanggih ing setunggal tiyang lan golongan kalian sanesipun kedah dipun budayakaken raos paring pahargyan lan pikurmatan. Satemah ing dunya punika boten wonten ingkang sampurna kejawi kasampurnan punika kedah kita usahakaken, boten wonten tiyang ingkang paling bener lan leres kajawi kita tansah berusaha suados dados tiyang ingkang bener lan leres.

Kanthi mekaten ing tahun politik punika prayoginipun ing saben-saben tiyang tansah ngugemi agaminipun piyambak-piyambak lan nndakaken dhawuhipun agami.khususipun tiyang Islam Allah sampun paring kautaman dados tiyang ingkang bagus:
“ Sira kabeh iku umat kang luwih bagus, kang kalahirake kanggo manungsa (kang supaya) sira kabeh padha printah marang kang makruf, lan padha nyegah marang kang mungkar, lan iman marang Allah. Saumpamane ahli kitab iku padha iman, mesthine iku luwih apik tumrap dheweke kabeh, ing antarane dheweke kabeh ana kang iman (ning) akeh-akehe dheweke kabeh iku wong-wong kang fasik”. (QS. Ali Imran: 110)

Syarat dados tiyang ingkang bagus inggih punika umat ingkang kuat imanipun lan kaping kalih tansah dhawuh nindakaken pedamelan ingkangs sae lan nyegah dhateng sedaya pedamelan munkar. Rasululah SAW ngendika:

يَارَسُوْلَ اللهِ أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ قَالَ خَيْرُ النَّاسِ أَقْرَئُهُمْ, وَأَتْقَاهُمْ لِلّٰهِ,وَآمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَأَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ, وَأَوْصَلُهُمْ لِلرَّحِمِ (رواه احمد

“Dhuh rasul, sinten manungsa paling sae niku? Rasul ngendika sak bagus-baguse wong yaiku kang paling bagus wacane(Alqur’an), paling taqwa dhumateng Allah, paling sregep ngajak tumindak kang bagus lan paling rajin nyegah mungkar lan paling rajin nyambung paseduluran”. (HR. Ahmad)

Kanthi mekaten ing setunggal wulan sampun dipun latih supados dados tiyang ingkang sabar lan sadar nindakaken dhawuhipun agami. Kita sampun nindakaken ibadah sirri kanthi mekaten kita dipun latih dados tiyang ingkang jujur. Tiyang Islam sampun dipun latih sabar supados ngeker saking dahar lan ngunjuk melai saking wekdal imsa’ ngantos suruping srengenge. Semantenugi ngeker saking hawa nafsu ingkang asal pokokipun saking margi kita mirsani, mirengeken, ngraosaken lan mikiraken, sahingga menawi boten dipun landasi kalian iman yektos manungsa badhe medal saking keimanan.

Satemene Ingsun wus nitahake manungsa kanthi wangun sak apik-apike. Banjur Ingsun balikake dheweke marang panggonan kang luwih endhek-endheke panggonan endhek (neraka). Kejaba wong-wong kang padha iman lan padha ngamal shalih, mula tumrap dheweke kabeh ganjaran kang ora ana pedhote” (QS. Attin: 4-6)

Semanten ugi sampun dipun latih kalian nindakaken ibadah shalat sunnah, tadarus Alquran lan nindakaken syi’ar Islam. Njagi kawontenan fitrah diri punika, badhe saget mujudaken jayanipun negari. Amargi pembangunan negari punika betahaken pribadi ingkang cerdas, ikhlas, sabar, jujur, disiplin, istiqomah, taqadhu’. Semangat mekaten punika sampun dipun latih ing sak lebetipun nindakaken shiyam Ramadhan.
Mugi-mugi sedaya amal ibadah ingkang sampun dipun tindakaken mugi-mugi dipun tampi dening Allah. Lan sedaya amal ibadah ingkang dereng dipun tindakaken mugi-mugi Allah tansah maringi petedah dhateng kita, margi ingkang leres inggih punika marginipun tiyang-tiyang ingkang dipun paringi kamulyan lan sanes marginipun tiyang-tiyang ingkang dipun bendoni, amin.

جَعَلَنَا اللهُ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تَقَبَّلْ يَاكَرِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ وَقُل رِّبَّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرٌ رَاحِمِيْنَ


الخطبة الثنية

اَللهُ اَكْبَرُ ×٧ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَ اللهُ اَكْبَر. اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُللهِ الَّذِى جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْدًالِلْمُؤْمِنِيْنَ وَخَتَمَ بِهِ شَهْرَ الصِّيَامِ لِلْمُخْلِصِيْنَ . اَشْهَدُ اَن لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَشْهُوْرُ بِفَطَانَتِهِ وَاَمَانَتِهِ وَصِدْقِهِ وَتَبْلِيْغِهِ وَصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَاداللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ وَحَذَرَ. فَقَاَلَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَآأَيُّهاَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللّٰهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

7/27/2013

Ciri-ciri dan Keuntungan Orang Bertaqwa


Taqwa adalah suatu kata yang mudah untuk diucapakan, namun untuk merealisasikan butuh perjuangan guna mewujudkan hakekat taqwa. Banyak sekali ayat-ayat di dalam Alquran yang memerintahkan kepada umat manusia untuk bertaqwa dan lebih khusus bagi orang yang beriman. Agama Islam mengajarkan bahwa semua ibadah dan semua kebaikan yang di perintahkan Allah adalah untuk mencapai kualitas taqwa. Melalui firmannya Allah SWT memberikan beberapa indikasi untuk mengukur kualitas ketaqwaan seseorang:
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di awaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”. (Ali Imran: 134)

Dalam ayat tersebut Allah SWT menerangkan tentang ciri-ciri orang bertaqwa:
1. Orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang-maupun sempit. Tayangan di RCTI dengan program tolong, betapa kita saksikan bahwa yang terketuk hatinya untuk memberikan pertolongan adalah orang-orang miskin, orang lemah dan orang yang serba kekurangan. Karena sesungguhnya penderitaan, kekurangan, lapar, haus dan dahaga adalah sudah menjadi hidangan setiap saat.
2. Orang yang menahan amarahnya, yakni mampu mengendalikan diri di saat marah. Jika belum mampu mengendalikan diri di saat marah berarti ibadah puasa kita belum berhasil. Jika mampu mengendalikan diri saat marah berarti telah memiliki sifat sabar. Yakni sabar ketika serba kekurangan dalam hal rizki, sabar ketika menghadapi musibah dan sabar ketika menegakkan kebenaran.
3. Mampu memaafkan kesalah orang lain, baik diminta maupun tidak diminta. Tidak ada rasa dendam terhadap orang lain.
4. Senantiasa ingat kepada Allah (zikrullah). Setelah hatinya tergetar ingat kepada Allah, lisannya tergerak untuk mengucapkan kalimat Allah, selanjutnya hatinya akan menuntun pada perilaku, amal-ibadah selaras dengan perintah Allah.

Taqwa memiliki makna menjaga dan memelihara diri dari siksa dan murka Allah dengan jalan melaksanakan perintah-perintah Allah, taat kepadanya, menjauhi larangan serta perbuatan maksiat. Rasa takut, ketaatan, tunduk, pasrah, cinta, malu terhadap Allah, semuanya adalah merupakan cerminan keberadaan taqwa pada seseorang. Sebenarnya taqwa adalah bila hati seseorang disinari oleh rasa kesadaran yang tinggi untuk beribadah kepada Allah SWT.

Keimanan akan membawa menusia kepada bersih hatinya, tenang jiwanya, lemah lembut bicaranya, sabar hidupnya, pemaaf dan berbaik sangka.
Allah tidak akan membiarkan kepada hambanya yang beriman dan berbakti kepadanya. Ia tidak akan membiarkan hambanya yang shalih terombang-ambing dalam kehancuran, asalkan ia tetap memelihara ketaqwaan.
“Barang siapa yang betaqwa dan mengadakan perbaikan, maka tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS. Al A’raf: 35)

Allah menjanjikan keberuntungan bagi mereka yang bertaqwa:
1. Datangnya berbagai keberkahan hidup, yakni segala sesuatu yang membuat pemiliknya mendapatkan manfaat dan kebahagiaan, meski secara fisik kelihatan sedikit dan kecil.
“Jika sekiranya penduduk negari-negeri beriman dan bertaqwa pasti Kami (Allah) akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami azab mereka disebabkan perbuatannya”. (QS. Al A’rof: 96)

2. Mendapatkan jalan keluar (makhraj). Seorang yang bertaqwa betapapun sulit dan peliknya persoalan, ia tetap tenang dan yakin kepada pertolongan Allah. Seperti yang dilakukan Musa ketika berada ditepi Laut Merah ketika di kejar oleh Firaun beserta bala tentaranya.

3. Dampak lain dari taqwa adalah anugrah Allah dengan memudahkan segala urusan-urusan yang di jalaninya serta dilimpahkan rizki dari segala penjuru yang sama sekali tidak pernah di duga.
“Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tak di sangka-sangkanya. Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia mencukupi segala kperluannya”. (QS. Attalaq: 2-3)
“Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadaikan baginya kemudahan dalam urusannya”. (Atthalaq: 4).

Itulah gambaran predikat yang disandang oleh hamba Allah ketika hidup di dunia, dan diakherat kelak Allah akan melipatgandakan dari amal yang telah dilakukan,dihapus segala dosa sehingga akan memperoleh kenikmatan Surgawi, kenikmatan yang belum pernah disaksikan dan belum pernah di rasaka didunia ini. Marilah ketaqwaan itu kita kejar, kita pertahankan dan kita tingkatkan, agar kita menjadi hamba Allah yang merasa selalu dekat kepada Allah dan ingat kepada Allah. Sehingga kehidpan di dunia ini akan merasa tentram damai dan sejahtera dengan mendapat ampunan Allah SWT.

7/23/2013

Mangayubagyo Nuzulul Qur'an


Nuzulul Qur'an inggih punika turunipun Alquran, saking Louhul Mahfudz wonten Baitul Izzah utawi langit dunya. Peristiwa turunipun Alquran punika wonten ing wulan Ramadhan. Sahingga wekdal punika saterasipun dipun sebat Lailaul Qodar. Sinten tiyangipun nalika saget manggihi Lailatul Qodar punika ganjaranipun kados tiyang ngibadah 1000 wulan. Kanthi punika margi kathah fadhilahipun mangga kita mangayubagyo Nuzulul Qur'an. Kanthi mekaten kita aturaken ing dalem seratan wonten ing khutbah Jum'at.

الحمدلله رب العالمين وبه نستعين على امورالدنيا والدين. اشهد ان لا اله الاالله وحده لاشريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله اللهم صل وسلم وبارك علىسيدنا محمد وعلىاله وصحبه اجمعين.اما بعد: فياعبادالله اتقواالله حق تقاته ولاتموتن الا وانتم مسلمون.

Kaum muslimin jamaah Jum'ah Rahimakumullah
Ing wulan punika kita kaum muslimin dipun paringi wekdal dening Allah saperlu kangge ngawontenaken pesta ibadah, jalaran ing wulan punika sedaya amal ibadah dipun tikel matikelaken ganjaranipun wonten Ngarsanipun Allah SWT. Pramila sumangga kita sedaya tansah berusaha ningkataken iman lan taqwa kita dhumateng Allah SWT.
Mekaten punika 14 abad kapengker Allah nurunaken Alquran dhumateng nabi Muhammad SAW, pangendikanipun Allah wonten Alquran mekaten:

شهر رمضان الذى انزل فيه القران هدى للناس وبينت من الهدى والقرقان (البقرة۱۸۵)

" pirang-pirang dina kang wus ditentukake yaiku) sasi Ramadhan, wulan kang wus diturunake Alquran kanggo pituduh marang manungsa lan penjelasan-penjelasan marang pituduh iku) (Al baqarah: 185)

Sekawan welas abad kapengker Allah maringaken Alquran dhumateng nabi Muhammad SAW minangka dados dasar, sumber hukum kagem umat Islam. Alquran dipun paringaken dhumateng nabi Muhammad punika dados kitab ingkang paling sempurna, dipun paringaken dhumateng nabi Muhammad minangka dados khotamul anbiya', penutuping para nabi. Kanthi punika sasampunipun nabi Muhammad sampun seda boten wonten Rasul malih, semanten ugi Allah sampun boten maringaken kitab suci malih.
Umat Islam kapatah dados khoirul ummah, kasebat wonten Alquran:

كنتم خير امة اخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالله (ال عمران: ۱۱٠

Sira minangka dadi umat kang paling bagus kang dilahirake kanggo manungsa, ngajak marang kang makruf, nyegah marang kang munkar lan iman marang Allah (Ali Imron: 110)

Kaum muslimin jama'ah Jum'ah Rahimakumullah
Kasebat ing Kitab Duratun Nashihin bilih ing wulan Ramadhan punika para malaikat dhumawah wonten ing bumi kangge mbuktikaken pitakenanipun malaikat dhumateng Allah:

قالوا اتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء (البقره: ٣٠

" Malaikat ndangu, Punapa Panjenengan badhe dadosaken (khalifah) ing bumi niku tiyang ingkang badhe damel kerisakan lan peperangan".

Mila nalika para malaikat temurun ing dunya punika ingkang dipun panggihi tiyang ingkang nembe ruku', sujud, tasbih lan nindakaken amalan shaleh, mila para malaikat lajeng uluk salam lan nyuwunaken pangapunten dhumateng Allah SWT.
Kejawi punika para malalaikat kalebet malaikat Jibril ngatur dhumateng urusanipun piyambak-piyambak, kasebat wonten ing Alquran:

انا انزلنه فى ليلة القدر, وما ادراكما ليلة القدر, لياة القدر خير من الف شهر. تنزل الملئكة والوح فيها باذن ربهم من كل امر سلم. هى حتى مطلع الفجر (القدر: ۵-۱)

" Satemene Ingsun wus nurunake (Alquran) ana wengi kang muya. Lan apata sira ngerti apa kanga ran wengi kang mulya iku? Wengi kang mulya yaiku luwih becik tinimbang sewu wulan. Ana wengi iku temurun para malaikat lan malaikat Jibril kang nggawa izin seka Pangerane kanggo ngatur sakabehe urusan, wengi iku (kebak) kesejahteraan teka mletheking srengenge" (Al Qodar: 1-5)

Pramila wonten ing malam lailatul qodar kasebat dados setunggaling ndalu ingkang ingkang minulya, sahingga sasintena ingkang nembe nindakaken ibadah badhe dipun cathet dening Allah kados tiyang ingkang ngibadah sewu wulan. Wujud saking ngibadah punika, sedaya kegiatan ingkang dipun tujukaken kangge madosi ridhanipun Allah. Contonipun dipun paringi panjang umur kangge nindakaken ibadah, dipun paringisi sehat lan sempat ugi damel ngibadah, dipun paringi bandha ugi dipun ginakaken damel ngibadah, dipun paringi ilmu ugi dipun ginakaken damel ngibadah lan sapanunggalanipun. Mirsani kawontenan punika para manungsa punika, para Malaikat nyuwunaken dhumateng Gusti Allah rahmat lan maghfirah lan ugi dipun paringi margi ingkang leres lan katebihaken saking mapinten-pinten cobi lan musibah. Sahingga leres pangandikanipun Allah:

قال انى اعلم مالا تعلمون

" Satemene Aku (Allah) pirsa marang apa kang ora sira mangerteni".

Pramila sumangga kita tansah mbudidaya anggenipun ngginakaken wekdal salebetipun wulan Ramadhan. Sinaosa saking hadits nabi maringi pitedah bilih Lailatul Qodar punika dhumawah sasampunipun tanggal ingkang kalihdasa sapengandhap, lan dipun tegasaken malih ing tanggal ingkang ganjil. Ananging sasagetipun kita manfaataken ing dalem detik, menit, jam, lan dinten kita ginakaken kangge mawas diri, punapa sampun imbang anggen kita nindakaken ibadah kalian maksiyat, kathah maksiyatipun punapa kathah ngibadahipun. Amargi ing wulan punika saestu Allah paring rahmat lan maghfirah wiwit saking awalipun wulan Ramadhan ngantos akhiripun wulan Ramadhan. Lan sumangga nyuwun dhumateng Gusti Allah mugi-mugi kita dipun lebetaken ing golonganipun tiyang-tiyang ingkang pinaringan taufiq saha hidayahipun, amin.

بارك الله لى ولكم فى القران الكريم ونفعنى واياكم بما فيه من الايات والذكر الحكيم وتقبل منا ومنكم تلا وته انه هوالسميع العليم.

7/21/2013

Fitrah dan Keyakinan menuju Kemenangan


Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 1 Syawal 1434 H, sebentar lagi akan kita rayakan. Dengan datangnya Idul Fitri kita harus selalu waspada dan berhati-hati terhadap dorongan hawa nafsu dan bujukan syetan yang mengajak pada jalan kesesatan. Selama sebulan kita sudah digembleng mental spiritual untuk berupaya membersihkan diri, namun ketika datang bulan Syawal yang seharusnya menjadi bulan peningkatan atas segala amal ibadah. Namun justru sebaliknya tempat ibadah menjadi sepi kembali, Alquran kembali dimasukkan dalam rak buku. Kegitan kajian Islam terhenti dan akan dilaksanakan pada tahun yang akan datang. Maka bila demikian adanya alanglah ruginya orang-orang yang beriman, yang seharusnya hari esok lebih baik dari hari sekarang, namun hal ini hanya menjadi slogan yang tidak diupayakan untuk diimplementasikan. Oleh karena itu dalam khutbah Id ini akan kami sampaikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan bulan Syawal.

َللهُ أَكْبَرُ ×٩ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا . لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَ حْزَابَ وَحْدَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُ لِلَّهِ جَعَلَ أَيَّامَ الْأَعْيَادِ ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةً وَسُرُوْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ َأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. َأمَا بَعدُ: فَيَاأَيُّهَاالنَّاسُ, فَأُوِصْيكُمْ وَاِيَّاىَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ .

Kaum muslimin jema’ah shalat Id Rahimakumullah
Disaat kita sedang merasakan kebahagiaan karena telah dapat menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan 1434 H, pada hari ini kita masuk tangga 1 Syawal 1434 H. Dengan kebahagiaan itu, marilah kita wujudkan dengan rasa syukur kepada Allah untuk selalu berupaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya, sebagai wujud bahwa kita telah maraih kesuksesan dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan yaitu dapat memperoleh gelar “ la’allakum tattaqun, semoga menjadi orang yang bertaqwa.

Bersamaan dengan perayaan Idul Fitri, baru saja kita warga negara Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun ke- 68 kemerdekaan negara Republik Indonesia. Ini artinya bahwa bangsa Indonesia telah memperoleh kedaulatan sebagai negara yang merdeka selama 68 tahun. Kemerdekaan yang sedang kita nikmati ini adalah merupakan perjuangan dari para pendahulu kita, para pahlawan kusuma bangsa yang telah dengan ikhlas mengorbankan harta, jiwa dan raga demi untuk meraih kemerdekaan. Selama 350 tahun bangsa Indonesia hidup dalam suasana penjajahan, harta benda dirampas, tenaga diperas, mental selalu ditekan. Sehingga penderitaannya semakin lengkap karena meliputi siksaan lahir dan batin.

Rakyat Indonesia pada waktu itu tidak dapat menjalankan agama Islam dengan bebas, karena itu bila diketahui oleh para penjajah maka akan disiksa bahkan akan dibunuh. Namun karena keyakinan yang sudah merasuk ke dalam hati dan pikiran dan direalisasikan dalam bentuk amal perbuatan, tekad, semangat dan akhlaqul karimah sudah bulat dalam keyakinan kepada Allah, nabi Muhammad adalah nabi dan utusan Allah yang terakhir, Alquran menjadi kitab suci dan pedoman hidupnya. Maka dalam situasi dan kondisi apapun selalu berupaya menegakkan perintah Allah. Karena itu rakyat Indonesia dengan sembunyi-sembunyi dalam menjalankan perintah Allah. Ibadah shalat yang menjadi ibadah pokok dalam Islam selalu ditegakkan, dengan mencari tempat yang sepi dan aman dari perhatian para penjajah.

Tekad dan semangat dalam menegakkan syaria’t Islam inilah akhirnya dapat membuahkan hasil, tidaklah mungkin para penjajah yang mempunyai perlengkapan lengkap, pengusaan wilayah dan tenaga yang terlatih, hanya dilawan dengan kekuatan masyarakat Indonesia yang sudah dirampas kekuatan dan kekayaannya. Maka muncullah dorongan perlunya mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, seluruh kompenen masyarakat Indonesia bahu-membahu, memikirkan agar negeri ini bebas dari cengkeraman para penjajah. Maka akhirnya dengan semangat inilah pada tanggal 17 Agustus 1945 pekik kemerdekaan dapat diwujudkan dengan pembacaan naskah proklamasi oleh presiden Republik Indonesia Soekarno Hatta.
Dari peristiwa sejarah ini kita dapat memetik hasilnya bahwa kemajuan suatu bangsa dan masyarakat akan dapat terwujud bila terjalin rasa kebersamaan, persaudaraan, hilangkan perbedaan-perbedaan yang tidak prinsip. Sebaliknya suatu kaum yang hanya mementingkan kelompok dan golongannya, bersikap inklusif maka akan terjadi perpecahan umat, dengan demikian akan dijauhkan dari rahmat Allah.

“ Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS. Ali Imran: 103)

Karena itu dengan semangat Idul Fitri yang berarti kita kembali ke Fitrah, umat Islam yang telah melaksanakan puasa Ramadhan dan ditutup dengan membayar zakat fitrah maka pada hari ini kondisinya seperti bayi yang baru lahir, disucikan oleh Allah SWT. Dengan semangat 1 Syawal umat Islam senantiasa berupaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadahnya kepada Allah SWT, sebagaimana sabda rasul” barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin maka di termasuk golongan orang yang beruntung”. Demikian pula hari yang akan datang menjadi lebih baik, maka hamba Allah yang demikian ini akan lebih dicintai oleh Allah sehingga dalam setiap langkah dan perbuatannya selalu mendapat petunjuk Allah SWT.
Hari ini adalah hari kemenangan dimana, setiap muslim telah berhasil menundukkan kemauan dan dorongan hawa nafsu yang selalu menjerumuskan pada jurang kesesatan, selama satu bulan kita sudah dilatih untuk berbuat sabar dan jujur untuk tidak makan, minum, dan berhubungan suami istri pada siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari atau sejak waktu imsyak hingga saat berbuka puasa. Maka kemenangan ini kita rayakan dalam suasana Idul Fitri, marilah kita awali dengan suasana saling memaafkan, kita eratkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah bashariyah dan ukhuwah imaniyah.
Karena sesungguhnya sebagai makhluk pribadi, makhluk sosial dan makhluk Tuhan manusia dieratkan hubungan persaudaraanya pertama karena hubungan kekeluargaan atau keturunan, kedua karena agama karena kita mempunyai persamaan dan kepentingan yang sama dalam menganut agama, ketiga karena lingkungan dimana kita hidup semua yang ada disekitar kita adalah saudara.

Allahu Akbar 3X walillahil hamdu,
Ketika kita telah masuk pada hari kesucian, peningkatan amal ibadah dan hari kemenangan hendaknya kita waspada dengan tipu daya syetan sebagaimana sabda rasul:

اِنَّ اِبْلِيْسَ عَلَيْهِ اللَّعْنَةُ يَصِيْحُ فِى كُلِّ يَوْمِ عِيْدٍ فَيَجْتَمِعُ اَهْلُهُ عِنْدَهُ فَيَقُوْلُوْنَ: يَا سَيِّدَنَا مَنْ اَغْضَبَكَ اِنَّانَكْسُرُهُ فَيَقُوْلُ لَا شَىْءَ وَلَكِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدْ غَفَرَ لِهَذِهِ الْاَمَّةِ فِى هَذَاالْيَوْمِ فَعَلَيْكُمْ اَنْ تَشْغُلُوْهُمْ بِاللَّذَّاتِ والشَّهَوَاتِ وَشُرْبِ الْخَمْرِ حتَّى يَبْغَضَهُمُ اللهُ

" Sungguh, iblis yang terlaknat berteriak-teriak saat Idul Fitri tiba. Lalu berkumpullah anak buahnya dan bertanya, wahai tuanku, siapa gerangan yang membuat paduka marah-marah akan kami pecahkan kepalanya. Iblis menjawab, tidak ada apa-apa. Hanya saja Tuhan telah memberi ampun kepada umat manusia hari ini. Maka kalian harus menjadikan mereka sibuk dengan kesenangan, nafsu syahwat dan mabuk-mabukan, agar Tuhan murka".

Dan didalam Alquran Allah SWT mengingatkan:

" Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khomr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)". (QS. Al Maidah: 91)

Allahu Akbar 3X walillahil hamdu,
kaum muslimin jema’ah Shalat Id Rahimakumullah
Karena itu agar kita selalu dikelompokkan dalam golongan orang-orang yang bertaqwa, marilah kita awali pada pada bulan Syawal ini dengan melaksanakan puasa sunnah, yang mempunyaه pahala amat besar.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ اَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa melaksanakan puasa Ramadhan kemudian diikuti 6 hari pada bulan Syawal maka (pahalanya) seperti berpuasa sepanjang masa” (HR. Muslim)

Hidup di negara yang merdeka dan dalam suasana fitrah, semoga kita dapat memegang teguh ajaran agama Islam, tentu saja selalu berupaya untuk menyempurnakan pelaksanaan dan pengamalan agama Islam dengan selalu meningkatkan keilmuan kita. Kita tingkatkan pemahaman Islam dengan kajian Islam, kita wujudkan rasa persaudaraan kita. Ini semua akan mengarah pada kemenangan yang akhirnya keberkahan akan dilimpahkan kepada kita sekalian.

جعلنا الله من العائدين والفائزين تقبل الله منا ومنكم تقبل ياكريم. أقول قولي هذا فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم وقل رب غفر ورحم وانت خير راحمين


الخطبة الثنية

اَللهُ اَكْبَرُ ×٧ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ و الله اكبر. الله اكبر ولله الحمد. الحمدلله الذى جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْدًالِلْمُؤْمِنِيْنَ وَخَتَمَ بِهِ شَهْرَ الصِّيَامِ لِلْمُخْلِصِيْنَ . اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله الْمَشْهُوْرُ بِفَطَانَتِهِ وَاَمَانَتِهِ وَصِدْقِهِ وَتَبْلِيْغِهِ وَصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَاداللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ وَحَذَرَ. فَقَاَلَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَآأَيُّهاَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللّٰهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ