Tampilkan postingan dengan label Khutbah Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khutbah Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan

11/28/2014

Hidupkan Hati Dengan Dzikir-Khutbah Bahasa Indonesia



Dengan dzikir hati akan menjadi tenang, diantara ketenangan hati akan diperoleh dengan melakukan dzikir yang banyak. Dzikir dengan lisan bila bibirnya senantiasa bergetar dengan mengucapkan asma Allah. Dzikir bil qalb bila didalam hati telah tertancam keyakinan akan adanya Allah, zat yang Maha Agung yang menguasai seluruh alam, menjadi tempat bergantung dan berlindung segala makhluknya. Dzikir bil hal adalah mengimplementasikan keyakinan dan ucapan lisannya. Dzikir bil mal adalah menyadari bahwa setiap harta yang dimiliki ada sebagian kecil yang menjadi hak orang lain. Harta bisa menciptakan hidup bahagia namun bukan bukan segala-galanya bahwa dengan harta hidup menjadi bahagia.


اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا. وَاَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ وَجَعَلَهُ لِلنَّا سِ سَبِيْلًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اِتّقُوا اللهَ تَعَالَى فِي السِّرِّ وَ اْلعَلَنِ ، يَا أَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُّو اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.


Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Pada kesempatan yang berbahagia ini marilah kita senantiasa berupaya meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah.

Manusia merupakan makhluk istimewa yang diciptakan oleh Allah dengan derajat kemuliaan. Laqad khalaqnal insaana fi ahsani taqwim. Sesungguhnya kami (Allah) telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk. Kesempurnaan yang telah diberikan Allah baik dari segi wujudnya maupun dalam kelengkapan pribadi dan saranya penunjangnya. Coba bila kita renungkan, manusia tidak mempunyai cakar dan kuku yang tajam seperti harimau namun ternyata manusia dapat mengalahkan harimau, manusia tidak mempunyai sayap untuk terbang seperti burung tapi dapat menciptakan pesawat yang kecepatannya melebihi kecepatan burung. Manusia tidak mempunyai tanduk dan kulit yang tebal seperti badak namun manusia bisa lebih kebal dari pada badak. Jadi walaupun manusia diciptakan sebagai makhluk yang berjalan tegak dengan dua kaki dan tangan sebagai alat untuk berkreasi namun manusia dapat mengalahkan makhluk yang berkaki empat atau lebih. Hal ini karena manusia mempunyai kekuatan rohani baik dari unsur akal maupun hatinya.

Tubuh manusia bisa sehat dan hidup bila terpenuhi nutrisi yang diambil dari sari-sari makanan dan minuman yang masuk kedalam tubuhnya. Namun lain halnya dengan hati manusia yang dapat hidup dan sehat bila senantiasa dihiasai dengan perilaku dzikrullah, dzikir kepada Allah Karena itu tubuh yang sehat tidak menjamin rohaninya hidup dan sehat. Maka agar rohani manusia khususnya orang-orang yang beriman dapat hidup dan sehat, Allah memerintahkan agar memperbanyak dzikir kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:


“ Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. (QS. Al Ahzab: 41-42)

Ayat ini adalah merupakan salah satu ayat dari surat Madaniyah, yaitu surat yang di wahyukan setelah Rasulullah SAW hijrah dari Mekah ke Madinah, diantara tandanya diawali dengan “ya ayyuhallazina amanu” hai orang-orang yang beriman. Karena dzikir ini hanya diperintahkan kepada orang-orang yang beriman.

Setiap muslim diberikan ujian dan cobaan oleh Allah SWT, namun sekali-kali Allah tidak memberikan ujian dan cobaan kecuali berdasarkan kemampuan hamba-Nya. Bila ujian dan cobaan datang silih berganti, seakan-akan tidak ada ujung pangkalnya. Namun bagi orang-orang yang beriman senantiasa berupaya menyandarkan diri kepada Allah SWT. Orang beriman senantiasa berdzikir kepada Allah SWT, karena sesungguhnya dengan berzikir maka hati orang-orang yang beriman akan menjadi tenang. Sebagaimana firman Allah SWT:


….(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Arro’du: 28)

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah.
Setelah Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk berzikir, bagaimanakah cara melaksanakan dzikir, Allah memerintahkan “dzikran katsiran” yaitu dengan dzikir yang banyak. Adapun para mufassir berbeda pendapat tentang pengertian dzikran katsiran ini:
• Mujaahid mengartikan tidak melupakan Allah untuk selama-lamanya, jadi dimanapun tempatnya dan dimanapun berada, bagaimanapun keadananya hendaknya selalu mengingat Allah. Dalam keadaan sendiri maupun ketika bersama-sama dengan orang lain, sedang gembira atau susah dalam keadaan damai atau perang, hendaknya selalu mengingat Allah SWT.
• Ibnu Assaib mengartikan shalat 5 waktu, panggilan shalat adalah panggilan untuk mengingat Allah, setiap bacaan shalat adalah merupakan dzikir.
• Muqatil bin Hayyan mengartikan membaca tasybih, tahmid, takbir dan tahlil.

Oleh karena itu pada ayat ini pada dasarnya Allah menganjurkan kepada sekalian orang-orang yang beriman yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya supaya banyak zikir mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya sebanyak-banyaknya dengan hati dan lidahnya pada setiap keadaan dan setiap waktu. Karena Allah-lah yang melimpahkan segala nikmat kepada mereka yang tidak terhingga banyaknya, maka diperintahkan bertasbih kepada-Nya dengan pengertian membersihkan dan menyucikan Allah dari segala sesuatu yang tidak pantas baginya.

Kemudian setelah melaksanakan dzikir yang banyak Allah memerintahkan


“Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang”. (QS. Al Ahzab: 41-42)

Berzikir dan bertasbih ini dilakukan di pagi hari ketika baru bangun dari tidur, sebab bangun dari tidur ini seakan-akan seseorang hidup lagi setelah ia mati, untuk menghadapi masa hidup yang baru. Dan diperintahkan bertasbih pada sore hari karena pada saat itu seseorang telah selesai mengerjakan bermacam-macam pekerjaan sepanjang hari, dan zikir pada waktu itu merupakan tanda bersyukur kepada Allah atas limpahan taufik dun hidayah Nya sehingga dapat melaksanakan amal perbuatannya dengan baik, dan dapat memperoleh rezeki Nya untuk keperluan hidupnya dan nafkah bagi keluarganya. Dengan banyak zikir itu ia dapat menghambakan diri kepada Allah dan untuk menghadapi alam akhirat. Di samping itu ia dapat pula meneliti amal perbuatannya yang sudah dilaksanakan sehingga dapat mengusahakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan bagi hari-hari yang akan datang.

Dzikir akan membentuk pribadi yang ikhlas, sabar, sehat, tawakal, qana’ah, ridha bila dapat mengaplikasikan dzikir secara integral, yaitu dengan dzikir billisan, dzikir bil qalb, dzikir bil hal dan dzikir bil mal. Kita berharap semoga Allah senantiasa membimbing dan mengarahkan kita ke jalan yang diridhai-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

9/04/2014

Menghindarkan Kehancuran Suatu Bangsa -Khutbah Jum'at


Indonesia ada negara yang ber-bhineka tunggal ika, walaupun berbeda-beda suku, adat-istiadat, agama, ras, bahasa, warna kulit. Namun bila mereka termasuk warga negara Indonesia, mereka itu adalah satu dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jadikan perbedaan sebagai rahmat, dengan perbedaan hidup akan terasa indah, karena Allah menciptakan makhluk tidak ada yang sama, coba kita lihat berapa banyak manusia ternyata tidak ada yang sama. Karena itu marilah kita membangun dengan perbedaan yang ada namuan sama dalam tujuan.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ, أَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ, أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، صَلَّى اللهُ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا.أمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا النَّاسُ اتّقُوْا رَبَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ . قَالَ اللهُ تَعَالَى اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ


Jema’ah Jum’at Rahimakumullah,
Dalam kesempatan yang mulia ini, saya berwasiat untuk diri saya sendiri dan jema’ah semua, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Diantara upaya meningkatkan taqwa tersebut, adalah memperhatikan sejarah kehidupan umat agar menjadi pijakan kehidupan di masa kini dan masa yang akan datang.

Jema’ah Jum’at Rahimakumullah,
Sejarah kehidupan umat manusia, memberikan petunjuk yang nyata mengenai penyebab kerusakan suatu bangsa. Diantaranya adalah perilaku para pembesar yang tidak menaati Allah dan memusuhi para utusan Allah, sebagaimana yang terjadi pada kaum Fir’aun, Tsamud dan ‘Ad.
Sejarah kenabian Muhammad SAW juga tidak terlepas dari tantangan yang sangat serius dari para elite. Beliau memperoleh tantangan dari pihak-pihak yang khawatir dengan kedudukannya, misalnya Abu Jahal, Walid bin Mughirah dan Abu Lahab. Mereka yang menentang perjuangan Muhammad SAW, bukanlah orang bodoh/ jahiliyyah dalam pengertian intelektual, tetapi mereka adalah orang-orang terpandang/ tokoh masyarakat.

Namun karena kepentingannya untuk senantiasa mengkooptasi masyarakat dan perilakunya yang gila dunia serta tidak mau tunduk kepada Allah Yang Maha Kuasa, maka mereka melakukan perlawanan terhadap kebenaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW, sekalipun telah nyata bahwa perilaku pembesar-pembesar jahiliyah tersebut telah mengakibatkan kerusakan ideologis, ekonomi dan sosial. Allah berfirman,


“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS. Al-Isra’:16).

Firman Allah ini menunjukkan bahwa sangat mungkin kerusakan suatu umat justru disebabkan karena krisis moralitas kaum cerdik pandai maupun pembesar-pembesar suatu umat. Sebaliknya bila pembesar-pembesar dan kaum cerdik pandai menjadi pemimpin-pemimpin dalam menaati perintah Allah, niscaya dia akan membawa lebih banyak manfaat dibandingkan dengan orang-orang ‘awam.

Hal ini pun bisa dimengerti karena akibat yang ditimbulkan dari perbuatan buruk orang-orang bodoh tidak akan sedahsyat dan separah kaum cerdik pandai dan para pemimpin. Kerusakan sistem sosial yang diakibatkan oleh perilaku orang-orang pandai atau tokoh dalam suatu umat berdampak sangat besar terhadap kehidupan suatu umat. Tentunya kehidupan akan terasa damai dan penuh suka cita, jika semua orang mampu mendisiplinkan diri dalam menaati Allah dan rasulNya.

Jema’ah Jum’at Rahimakumullah,
Dalam persepektif Alqur’an, kaum cerdik pandai, para tokoh, pemimpin dan kaum elite suatu negeri diperintahkan untuk menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Mereka diperintahkan Allah untuk melindungi, memimpin, menolong, menyebarluaskan kesejahteraan dan kedamaian ke seluruh penjuru negeri.

Namun bilamana durhaka kepada Allah, gila dunia, melakukan pelanggaran hukum, eksploitasi dan perilaku-perilaku lainnya yang bertentangan dengan kehendak Allah, niscaya suatu negeri akan dihancurkan oleh Allah
Kedurhakaan itu ditunjukkan dengan kebanggaan melakukan al-fakhisyah atau dosa-dosa yang membahayakan diri sendiri dan orang lain, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, tidak memohon ampunan Allah dan tidak malu melakukan perbuatan keji dan munkar, sehingga akhirnya tata sosial menjadi berantakan dan lambat laun suatu negeri akan hancur.

Jema’ah Jum’at Rahimakumullah,
Jauh sebelum kenabian Muhammad SAW, telah ada bangsa-bangsa yang hebat. Diantaranya bangsa Mesir, kaum Tsamud dan kaum ‘Ad. Bangsa Mesir yang dipimpin oleh Fir’aun, akhirnya ditenggelamkan di laut beserta pengikut-pengikutnya. Padahal mereka sesungguhnya memiliki peradaban yang sangat tinggi baik di bidang pertanian, arsitektur, infrakstruktur dan teknologi. Di saat bangsa-bangsa lain masih ‘terbelakang’ mereka sudah mampu membangun system irigasi, teknik sipil dan militer yang hebat. Namun akhirnya mengalami krisis ekonomi yang dahsyat, krisis pangan dan tenggelam.

Demikian halnya kaum Tsamud dan ‘Ad adalah dua bangsa yang hebat. Mereka mampu menciptakan bangunan-bangunan tinggi dan seni pahat yang sangat luar biasa yang hampir tidak ada tandingannya di masa sekarang.

Jika misalnya kita berkunjung ke kota Petra yang kini berada di wilayah Syiria, maka akan tampak bekas-bekas peninggalan kota tua yang sangat hebat. Namun mereka pun akhirnya dihancurkan oleh Allah.


“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad?”” (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai Bangunan-bangunan yang tinggi”, Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,”Dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah’”Dan kaum Fir'aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak),”Yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri,’Lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu,”Karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab, (Q.S. Al-Fajr :7-13).

Jema’ah Jum’at Rahimakumullah,
Ibarat kita menumpang sebuah kapal, bila ada seorang saja yang berbuat kerusakan misalnya melobangi lambung kapalnya, niscaya kita semua akan tenggelam. Maka, dengan melihat tantangan dan hambatan yang semakin besar menuju kemajuan, dan belajar dari peristiwa yang terjadi pada umat-umat yang telah berlalu, kita memerlukan sikap-sikap antara lain sebagai berikut :

Pertama, hendaknya kita memahami kebutuhan terhadap pemimpin-pemimpin, tokoh-tokoh, kaum cerdik-pandai dan pembesar-pembesar yang mewujudkan kemaslahatan umat.
Kedua, hendaknya kita bersungguh-sungguh bekerja, mengabdi dan beribadah agar seluruh umat memperoleh manfaat, kedamaian dan kesejahteraan.
Ketiga, hendaknya kita bersyukur atas berbagai karunia Allah baik lahir maupun batin; dan menjadikan perbedaan-perbedaan yang ada di sekitar kita sebagai karunia yang saling melengkapi, memperkuat dan menyokong kehidupan sesama umat manusia.
Keempat, senantiasa saling menasehati dalam kebenaran, dalam keteguhan hati atau dalam kesabaran menaati Allah dan rasul-Nya.

Demikianlah khutbah ini, mudah-mudahan Allah senantiasa memberi petunjuk kepada kita semua untuk dapat menaati Allah dan rasul-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ تَعَالَى لِىْ وَلَكُمْ, فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ


6/05/2014

Hidup Sehat Tanpa Narkoba-Khutbah Jum'at


Narkotika dan sejenisnya adalah suatu benda yang diharamkan oleh agama, dilarang oleh pemerintah. Bahkan dunia Internasional sejak tahun 1987 juga menyatakan perang terhadap Narkotika dan sejenisnya. Dan PBB menetapkan tanggal 26 Juni sebagai hari anti madat. Pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang amat besar sehingga mengeluarkan UU sebagai upaya preventif mencegah penggunaan, penyimpanan dan memperjualbelikan Narkoba.

اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا. وَاَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ وَجَعَلَهُ لِلنَّا سِ سَبِيْلًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اِتّقُوا اللهَ تَعَالَى فِي السِّرِّ وَ اْلعَلَنِ ، يَا أَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُّو اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Kaum muslimin jema'ah Jum'ah Rahimakumullah
Pertama marilah kita berupaya untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan pikiran yang jernih hati dan jiwa yang tenang dan dijauhkan dari setiap perbuatan yang dapat menimbulkan perilaku munkarat dan tidak ingat kepada Allah SWT. Berkesempatan untuk menyambut HANI (Hari Anti Narkotika Internasional) pada tanggal 26 Juni, marilah kita nyatakan untuk berperang terhadap Narkoba, karena termasuk perilaku munkarat yang dilarang oleh agama dan pemerintah.

Perilaku munkarat ini meliputi memakai, membawa dan memperjualbelikan. Narkoba yang kepanjangannya adalah Narkotika Psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Semua jenis Narkoba mengandung zat adiktif, yaitu zat yang dapat minumbulkan bagi pemakainya rasa ketagihan dan ketergantungan. Bila tidak memakai maka tubuh akan terasa lemas, lesu, kurang semangat dan kurang percaya diri. Pemakaian semua jenis Narkoba akan memacu bagi pemakainuya dengan menambah ukuran dan takaran.

Sebagaimana dikatakan oleh Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater dalam bukunya yang berjudul Alquran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, bahwa semua jenis Narkoba mengancam terhadap jiwa dan raga manusia, karena didalam Narkoba mengandung zat adiktif yang menimbulkan gangguan mental organik (GMO) yaitu gangguan dalam berfikir, perasaan dan perilaku. Timbulnya GMO ini disebabkan reaksi langsung dari zat adiktif pada sel-sel saraf pusat (otak). Karena itu orang yang meminum, menghisap atau memakannya semakin lama akan menambah takaran sampai pada dosis keracunan (intoksikasi) atau mabuk. pemakaian Narkoba dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan gangguan pada organ otak, liver, alat pencernaan, pancreas, otot, janin, endroktrin, nutrisi, metabolisme jantung dan resiko kangker.

Dalam kehidupan masyarakat akan terjadi instabilitas sosial, terjadinya tindak kejahatan dan perilaku kriminal lainnya. Dampak psikososial lainnya adalah drop out sekolah, kehilangan kawan, tidak masuk kerja, bolos sekolah dan terlibat pelanggaran hukum lainnya.

Banyak pemakai Narkoba karena terkena pengaruh dari teman, karena teman-temannya memakai pertama dia takut dikucilkan dari pergaulan, malu bila dibilang banci atau bisa jadi karena teman-temanya memaksa untuk mencoba. Sekali mencoba akan ketagihan dan segala upaya ditempuh untuk memperoleh zat haram tersebut. Rasulullah SAW bersabda:

“ Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk ialah seperti pembawa minyak wangi dan peniup tungku api pande besi. Pembawa minyak wangi bisa jadi akan memberimu, boleh engkau membeli darinya dan boleh jadi engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan peniup tungku api pande besi, boleh jadi engkau mendapatkan bau yang tidak sedap darinya”.

Disamping dari pengaruh teman, memakai Narkoba juga karena pengaruh media informasi dan komunikasi. Dunia entertainment, film dan sinetron yang menampilkan figur bintang yang mengkonsumsi minuman keras, meraka mempunyai tubuh yang sehat, kekar dan percaya diri, dari hal tersebut muncul keinginan untuk mencari jenis minuman yang serupa yang dapat membuat dirinya seperti apa yang pernah dilihatnya.

Kaum muslimin jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Dunia Internasional telah menyatakan perang terhadap Narkoba dan di negara Indonesia telah ditetapkan Undang-Undang tentang anti Narkoba. Undang- undang tersebut untuk memutus mata rantai peredaran Narkoba, menjerat bagi pengedar, pemakai dan penyimpan Narkoba. Dalam UU RI nomor 2 tahun 1997 tentang Narkoba, pada pasal 85 pengguna Narkoba dikenai hukuman penjara selama 1 sampai 4 tahun, pasal 78 bagi pemilik dikenai hukuman penjara maksimal 10 tahun, denda 500 juta, pasal 84 bagi pengedar dipenjara selama 5 sampai 15 tahun, denda 250 juta sampai 750 juta, pasal 80 bagi produsen dipenjara selama 7 tahun sampai dengan seumur hidup, denda 200 juta sampai dengan 1 milyar.

Dengan hukuman dan denda yang demikian akan menimbulkan penyesalan, rasa berdosa dan bersalah pada dirinya sendiri, menjadikan hidup tidak sehat lagi. Maka untuk menciptakan hidup yang sehat dan bebas dari Narkoba. Hukuman dan denda akan menjadikan beban hidup sehingga bagi yang bersangkutan akan menimbulkan masalah yang baru, hidupnya terasa terisolasi dari masarakat umum dan bisa jadi dikucilkan dari kehidupan masyarakat. Tekanan mental akan menjadi beban hidup dan akan merambah pada munculnya penyakit-penyakit lainnya. Karena banyak terjadi bahwa tinbulnya penyakit jasmani karena banyaknya masalah, dan beban pikir yang tidak ada penyelesaiannya.

Oleh karena itu jiwa yang sehat akan menciptakan metabolisme tubuh yang teratur sehingga produktifitas kerja akan terjaga, demikian pula jiwa dan pikiran yang rusak akibat bergaul dengan Narkoba akan menimbulkan perbuatan yang diluar kontrol akan pikiran manusia. Oleh karena itu Allah SWT mengingatkan dalam Alquran surat Al Maidah ayat 90:

" Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan,

Rasul pernah bersabda, bahwa khamer adalah sesautu yang diharamkan, banyak atau sedikit tetap diharamkan:
" Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan adalah khamer dan setiap khamar adalah haram" (HR. Abdullah bin Umar).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

4/04/2014

Sifat-Sifat Pemimpin Menurut Alquran-Khutbah Jum'at Bahasa Indonesia



Pada tanggal 9 April 2014 Bangsa Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi, yaitu pemilihan anggota DPR RI, DPR Provinsi, DPRD dan DPD. Seluruh Rakyat Indonesia yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih diberikan hak untuk menentukan pilihannya mewakili aspirasi mereka di parlemen. Menurut artinya mereka adalah wakil rakyat, namun sesungguhnya mereka adalah yang akan menjadi pemimpin. Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa bila terdapat pekumpulan lebih dari 2 orang maka angkatlah salah satu diantara mereka untuk menjadi pemimpin. Oleh karena itu bila kita cermati bahwa anggota DPR daerah, propinsi, pusat dan DPD harus mewakili aspirasi pada daerah pemilihan. Karena itu ketika kita menentukan pilihan maka sesunggunya kita akan menentukan pemimpin bangsa pada masa yang akan datang.

اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا. وَاَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ وَجَعَلَهُ لِلنَّا سِ سَبِيْلًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اِتّقُوا اللهَ تَعَالَى فِي السِّرِّ وَ اْلعَلَنِ ، يَا أَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُّو اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Pada tanggal 9 April 2014 bangsa Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi, yaitu pemilihan anggota DPR RI, DPR Provinsi, DPRD dan DPD. Seluruh Rakyat Indonesia yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih diberikan hak untuk menentukan pilihannya mewakili aspirasi mereka di parlemen. Menurut artinya mereka adalah wakil rakyat, namun sesungguhnya mereka adalah yang akan menjadi pemimpin. Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa bila terdapat pekumpulan lebih dari 2 orang maka angkatlah salah satu diantara mereka untuk menjadi pemimpin. Oleh karena itu bila kita cermati bahwa anggota DPR daerah, propinsi, pusat dan DPD harus mewakili aspirasi pada daerah pemilihan. Karena itu ketika kita menentukan pilihan maka sesunggunya kita akan menentukan pemimpin bangsa pada masa yang akan datang.
Islam memberikan konsepsi kepemimpinan sebagaimana Rasulullah Muhammad SAW dengan sifat sifat pemimpin yang jujur (shiddiq), terpercaya (amanah), aktif dan aspiratif (tabligh) dan memiliki kemampuan/ kecerdasan (fathanah) serta tidak tercela merupakan prasarat bagi tegaknya hukum dan terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih (good gavernance and clean gavernance).
Untuk mewujudkan pribadi yang memiliki kepemimpinan yang utuh, setiap diri hendaknya mengacu pada firman Allah SWT, yang menerangkan tentang sifat-sifat yang hendaknya dimiliki oleh pemimpin:

1. Berpengetahuan luas, kreatif, inisiatif, peka, lapang dada dan selalu tanggap:







“ Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujadalah: 11)

2. Bertindak adil, jujur dan konsekwen






“ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS. Annisa’: 58)

3. Bertanggung jawab.








“ Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, Padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." (QS. Al An’am: 164)

4. Selektif terhadap informasi.







“ Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al Hujurat: 6)

5. Memberikan peringatan.






Dan tetaplah memberi peringatan, karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Adz-dzariyaat: 55

6. Memberikan petunjuk dan pengarahan







“ Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami. (QS. Assajdah: 55)

Jika semua petunjuk diatas dilaksanakan oleh pimpinan dan segenap anggotanya dengan penuh rasa tanggung jawab, maka akan terciptalah mekanisme roda kepemimpinan yang harmonis, berjalan lancar, tertib, dengan demikian keberhasilan dan kemenangan akan mudah dicapai. (Unsur-unsur Managemen menurut ajaran Islam, Jawahir Tanthowi, Drs, Pustaka al Husna, Jakarta:63)

Hadirin Jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Kita sering memimpikan munculnya pemimpin yang mempunyai sifat-sifat sebagaimana Rasulullah. Harapan rakyat tentu akan menjadi pelindung, peneduh, pencerah, pelopor. Mareka mengetahui apa yang dibutuhkan rakyat, mereka memikirkan kepentingan rakyat dan mereka bertindak untuk menyelesaikan setiap kesulitan yang dihadapi rakyat. Bahkan mereka tetap mengemban amanat rakyat, dengan mengutamakan kepentingan rakyat diatas kepentingan pribadi.
Salah satu kepribadian Rasulullah adalah, ketika beliau sedang berada pada puncak kekuasaan dimana masyriq hingga maghrib berada pada kekuasaannya, namun beliau tetap menempuh hidup dalam kesederhanaan. Makan minum tidak pernah berlebihan, selalu menghentikan makan dan minum ketika akan merasakan kenyang. Beliau tidak pernah menyacat makanan. Demikian pula dalam hal kekuasaan, beliau senantiasa bersifat adil, beliau pernah bersabda, “Seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri niscaya akan aku potong tangannya”. Beliau senantiasa menegakkan keadilan seluruh umatnya, tidak tebang pilih yang bisa membuat disharmonisasi dalam kehidupan masyarakat. Karena beliau menyadari dan mengamalkan bahwa pangkat dan jabatan adalah amanah, dan setiap amanah akan dimintai pertanggungjawaban baik tehadap manusia maupun kelak di hari qiyamat. Dalam kehidupan masyarakat, beliau keras terhadap orang-orang kafir namun berbelas kasihan terhadap sesamanya.

Kaum muslimin jema’ah um’ah Rahimakumullah
Karena manusia mempunyai sifat khata’ dan nisyan, salah dan lupa, janganlah kesalahan dan kekhilafat seseoarang atau kelompok tertentu sehingga menghalagi untuk menentukan pilihan para wakil kita di parlemen. Perfikirlah dengan hati agar setiap keputusan akan selaras dengan kehendak Allah SWT. Sehingga pilihan pada tanggal 9 April 2014 diringankan langkah kita untuk menuju TPS guna menentukan pemimpin bangsa pada masa yang akan datang, semoga Allah senantiasa memberkahi kita semua, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

3/26/2014

Uvoria Kehidupan Dunia



Fakta yang terjadi ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, kemajuan suatu bangsa yang ditandai dengan kemakmuran kehidupan masyarakat, dengan naiknya taraf ekonomi masyarakat. Sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dan terknologi langsung dapat dinikmati oleh segelintir orang yang telah diberikan kesempatan oleh Allah untuk menikmati kemegahan kehidupan dunia. Namun yang disayangkan bahwa kenikmatan yang diberikan oleh Allah tersebut dipandang sesuatu yang abadi, bahkan segala macam cara dilakukan untuk pemenuhan hasratnya itu. Kadang diantara mereka mengesampingkan kehiduapan akherat yang merupakan kehidupan yang sesungguhnya. Untuk jelasnya kami muat dalam edisi khutbah Jum'at:

ألْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى أَلَّفَ بِالْاِسْلَامِ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ, وَالَّذِى اَوْجَبَ بِالْاِتِّحَادِ وَحَرَّمَ التَّفَرُّقَ فِى كِتَابِهِ الْمُبِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ هَدٰى مَنْ شَآءَ اِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ خَيْرُدَاعٍ اِلَى الطَّرِيْقِ الْقَوِيْمِ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Setahap demi setahap, dari sedikit yang dilaksanakan dengan istiqomah, dimulai dari diri sendiri dan dimulai dari sekarang untuk berbalik dari perbuatan keji dan munkar, salah dan fitnah menuju pada jalan petunjuk Allah SWT. Insya-Allah dengan niat yang ikhlas, tekad yang bulat sesuatu yang berat akan menjadi ringat, sesuatu yang sulit akan menjadi mudah, segala yang asing akan menjadi kebiasaan. Yang akhirnya akan terwujud pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah yang pada akhirnya Allah akan memenuhi janjinya yaitu dengan mencurahkan rahmatnya bagi suatu penduduk yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
“ Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al A’rof: 96)

Fakta yang terjadi ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, kemajuan suatu bangsa yang ditandai dengan kemakmuran kehidupan masyarakat, dengan naiknya taraf ekonomi masyarakat. Sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dan terknologi langsung dapat dinikmati oleh segelintir orang yang telah diberikan kesempatan oleh Allah untuk menikmati kemegahan kehidupan dunia. Namun yang disayangkan bahwa kenikmatan yang diberikan oleh Allah tersebut dipandang sesuatu yang abadi, bahkan segala macam cara dilakukan untuk pemenuhan hasratnya itu. Kadang diantara mereka mengesampingkan kehiduapan akherat yang merupakan kehidupan yang sesungguhnya, Allah SWT telah berfirman:

“ Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”. (QS. Al Hadid: 20)

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Dari ayat tersebut dapat kita ambil hikmahnya:
1. Bahwa kehidupan dunia itu sesuatu yang fana, suatu saat akan sirna. Harta benda, pangkat, tahta, jabatan dan wanita semua akan ditinggalkan atau akan meninggalkan.Tiada teman, saudara kecuali hanya amal perbuatannya, Rasulullah SAW pernah bersabda

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاثَةٌ : أَهْلُهُ وَمالُهُ وَعَمَلُهُ: فَيَرْجِعُ اثْنَانِ. وَيَبْقَى وَاحدٌ: يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ " متفقٌ عليه

“ Tiga perkara yang akan mengikuti mayat. Keluarga, harta benda, dan amal perbuatannya. Lantas yang dua akan kembali yang satu ikut kepadanya. Keluarga dan harta bendanya akan kembali, sedang amal perbuatnnya yang akan ikut dengannya”. (HR.Buchari Muslim).

Yang jadi pertanyaan, amal apakah itu, amal baik atau buruk? Bila amal baik maka akan menjadi pembela dan pelindung ketika berhadapan dengan pengadilan Allah, namun sebaliknya bila itu adalah amal buruk maka akan menjerumuskannya sehingga jatuh dalam siksa dan azab Allah SWT.

2. Allah SWT mengambil perumpamaan seperti air hujan yang dapat menumbuhkan beraneka macam tanaman, bahkan ketika musim kemarau, udara panas, tanah kering bahkan ada suatu wilayah yang mengalami kekurangan air bersih. Dalam kondisi seperti ini banyak tanaman yang mengering lalu mati. Namun ketika turun hujan tanaman kembali akan menghijau bahkan biji-bijian juga akan tumbuh. Hal seperti ini sangat mengagumkan khususnya bagi para petani. Namun kemudian amat mengherankan ketika hujan turun dengan lebatnya banyak tanaman yang menguning kemudian mati. Allah SWT berfirman:
“ Hai manusia, Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah”. (QS.Al Fathir: 5)

3. Alam akhirat itu untuk mewujudkan keadilan Allah, seluruh hamba Allah akan memperoleh balasan sesuai dengan amal perbuatannya dan sedikitpun tidak ada yang teraniaya:


“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula”. (QS. Al Zalzalah: 7-8)

4. Kehidupan dunia hanyalah tipu muslihat yang melalaikan, Allah berfirman:
“ Dan Tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. dan Sesungguhnya akhirat Itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”.(Al Ankabut: 64).
Rasul SAW bersabda:
أَللّٰهُمَّ لَا عَيْشَ اِلَّا عَيْشُ الْآخِرَةِ (متفق عليه)

“Ya Allah, tiada kehidupan yang sejati kecuali akherat (HR. Buchari Muslim)

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Allah SWT adalah dzat yang Maha Adil dan Bijaksana, semua yang akan terjadi merupakan kehendak-Nya. Allah memberikan janji dan ancaman, Allah memberikan jalan yang baik dan buruk dan memberikan kebebasan kepada hamba-Nya untuk memilihnya. Ingin memperoleh rahmat Allah maka jalankan perintah Allah, ikuti sunnah rasul, maka akan selamat didunia dan diakherat, di dunia akan dimuliakan oleh Allah demikian pula di akhirat.
Kehidupan dunia itu diibaratkan seperti orang yang berhenti untuk minum, namun dengan waktu yang singkat itu untuk meraih keutamaan dan kemuliaan yang lebih banyak, karena setiap amal baik manusia akan dilipatgandakan oleh Allah. Karena itu untuk meraih semua itu tiada jalan lain agar senantiasa melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, serta berupaya untuk meraih keutamaan dengan menjalankan ibadah-ibadah sunnah yang telah digariskan oleh Allah dan rasulnya.
Akhirnya mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapat kenikmatan bukan jalannya orang-orang yang dimurkai oleh Allah SWT, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

2/21/2014

Wujud Kekuasaan dan Kasih-Sayang Allah-Khutbah Jum'at


Musibah dan bencana yang ada di alam ini apakah kebetulan atau merupakan kehendak dari wujud kekuasaan Allah. Bagi orang yang beriman akan meyakini bahwa semua ini adalah merupakan kehendak Allah, karena dengan musibah dan bencana merupakan ujian bagi hamba-hamba-Nya. Setiap orang hidup pasti diberikan ujian dan cobaan, namun sesungguhnya disaat Allah menunjukkan kekuasaan dan kedigdayaan--Nya Allah mengiringi dengan kasih sayang kepada hamba-Nya. Hal ini karena sudah menjadi hak mutlak Allah yang telah menciptakan kemudian menjaga, melindungi dan memberikan kecukupan kepada hama-hamba-Nya. Allah berbeda dengan makhluknya dan tak ada satu zatpun yang setara dengan Allah.


أَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى أَلَّفَ بِالْاِسْلَامِ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ, وَالَّذِى اَوْجَبَ بِالْاِتِّحَادِ وَحَرَّمَ التَّفَرُّقَ فِى كِتَابِهِ الْمُبِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ هَدٰى مَنْ شَآءَ اِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ خَيْرُدَاعٍ اِلَى الطَّرِيْقِ الْقَوِيْمِ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, karena dengan iman dan taqwa itulah kita akan termasuk golongan yang akan di mulyakan oleh Allah, inna akramakum ‘inddallahi atqakum” sesungguh yang paling mulia disisi Allah adalah orang –orang yang bertaqwa.
Rasulullah SAW pernah bersabda,

يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئاً . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئاً (رواه مسلم)

"Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir, dari kalangan manusia dan jin semuanya berada dalam keadaan paling bertakwa di antara kamu, niscaya hal tersebut tidak menambah kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir, dari golongan manusia dan jin diantara kalian, semuanya seperti orang yang paling durhaka di antara kalian, niscaya hal itu tidak mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun juga. (HR. Muslim)

Bila kita cermati fenomena berkembang di alam ini, baru saja negeri ini menangis lantaran terjadinya banyak sekali musibah, angin puting beliung yang memporak-porandakan permukiman, tanah longsor dan banjir dibeberapa wilayah yang belum reda, dan pada hari Kamis 15 Februari terjadi musibah yang melanda tanah air. Gunung Kelut di Kediri Jawa Timur meletus.

Bila kita perhatikan dan kita hayati sedalam- dalamnya, dikala satu sisi manusia berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan, disi lain banyak umat manusia yang melakukan kemaksiatan. Disatu sisi umat manusia tidak lagi membedakan halal dan haram, disi lain banyak manusia yang amat berhati-hati dalam sikap dan perbuatan. Satu sisi banyak orang yang berhati-hati dalam hal makan, minum dan berpakaian, makanan dan minuman yang halal dan thayyib. Tak ingin sedikitpun harta yang haram masuk dalam jasatnya namun disisi lain banyak orang yang tidak meperdulikan halal-haram. Disatu sisi banyak umat manusia yang tidak meyakini akan adanya hari kebangkitan yang akan memberikan keadilan atas segala amal perbuatan mansia, disi lain banyak manusia yang amat yakin akan adanya hari kebangkitan, sehingga seluruh hidupnya dibaktikan untuk mewujudkan ketatan kepada Allah SWT.

Inilah dua macam peristiwa yang saling berlawanan yang tidak akan berakhir hingga berakhirnya alam dunia ini. Manusia yang beriman senantiasa memohon kepada Allah akan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada seluruh hamba-Nya, orang yang beriman selalu memohon kebaikan hidup di dunia dan di akhirat. Orang yang beriman meminta agar seluruh umat manusia dijauhkan dari segala macam bencana. Namun ternyata Allah berkehendak lain, Allah menunjukkan kekuasaannya, betapa banyak kerugian yang ditimbulkan dari kekuasaan dan kedigdayaan Allah. Banyak rumah yang hancur, hilangnya nyawa, rusaknya fasilitas umum, jalan, jembatan, gedung-gedung. Dan juga merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat. Matinya tanaman dan satwa. Banyak manusia yang kehilangan mata pencaharian dan pekerjaan.

Disaat manusia banyak yang menjerit, karena menebarnya abu vulkanik yang mengganggu kesehatan manusia. Betapa banyaknya air yang dibutuhkan untuk membersihkan dan menjinakkan debu-debu yang berterbangan. Berapa ribu kubik air yang diperlukan untuk membersihkan jalan, jembatan, dermaga, bandara, dedaunan dan lain sebagainya. Namun kuasa Allah tidak menjadikan-Nya menjadi sewenang-wenang terhadap hamba-Nya. Allah memberikan kasih-sayang-Nya dengan turunnya hujan yang dapat membersihkan benda-benda yang terkena abu vulkanik, demikian pula menjernihan udara sehingga lingkungan menjadi segar kembali.

Karena itu ketika sedang terkena musibah Allah memerintahkan untuk bersabar.








“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (QS. Al Baqarah: 155-156)

Suatu saat Allah memberikan ujian dalam bentuk kebahagiaan dan pada sisi lain Allah memberikan ujian berupa kesusahan, seperti rasa takut dan kelaparan









“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (QS. Annahl: 112)

Ujian dari Allah dalam bentuk ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, bila disikapi dengan kesabaran, maka Allah akan memberikan pahala. Dan barang siapa yang berputus asa maka Allah akan menimpakan siksa. Karena itu Allah mengatakan wabassyirish-shabirin dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar. Demikian orang yang bersabar akan menyadari dengan sepenuh hati bahwa dirinya merupakan hamba Allah, Allah akan memperlakukan hamba-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Namun dengan perlakuan Allah ini, Dia tidak akan menyia-nyiakan amal perbuatan hamba-Nya. Walaupun hanya sebesar biji sawi kelak di hari Qiyamat akan diberikan balasan oleh Allah. Tak ada manusia yang merasa di dhalimi, kecuali semua hamba Allah akan merasakan keadilan Allah SWT.
Dunia adalah merupakan lahan untuk beribadah, amal dunia tidak akan pernah dilalaikan kecuali akan menjadi bekal seluruh kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Segala bentuk perkataan, perbuatan dan tingkah laku yang lain akan mempengaruhi kebiasaan hidup. Kebiasaan baik akan mendatangkan kebaikan, kebiasaan buruk akan mendatangkan keburukan. Bila dalam waktu singkat nyaris sama saja antara ketaatan dan kedurhakaan, sesungguhnya Allah akan menguji hambanya dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya.

Akhirnya mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapat kenikmatan bukan jalannya orang-orang yang dimurkai oleh Allah SWT, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ



الخطبة الثانية

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.