5/18/2021

Shilaturahmi Akan Melapangkan Rizqi dan Memanjangkan Umur

Umat Islam khususnya masyarakat Indonesia yang beragama Islam mempunyai tradisi tahunan yaitu halal bihalal atau shilaturahmi. Shilaturahim atau halalbihalal ini dilaksanakan pada bulan Syawal, setelah melaksanakan puasa Ramadhan. Masyarakat Indonesia mempunyai tradisi bahwa setelah melaksanakan salat Idul Fitri kemudian dilanjutkan dengan bershilaturahmi, berkunjung kepada saudara, teman dan kerabat. 

 

 

Shilaturahmi adalah merupakan perintah Rasulullah, shilaturahmi mempunyai hikmah akan memperlancar rezeki dan dipanjangkan usianya.

 

 مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ أَوْ يُنْسَأَ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ 

 

"Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezkinya, atau ingin dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahmi." (HR. Buchari, Muslim) 

 

Tradisi halal bihalal atau shilaturahmi biasanya diikuti dengan kegiatan makan bersama. Dalam setiap rumah menyediakan makanan dengan berbagai macam jenis, dari makanan kecil hingga makanan besar, makanan kecil terdiri dari makanan kering dan juga makanan yang sifatnya basah. Kadang di sediakan buah-buahan yang bisa dinikmati secara gratis. Setiap rumah sudah menyediakan hidangan yang demikian itu diperuntukkan bagi setiap tamu yang berkunjung ke rumahnya. 

 

Tradisi shilaturahmi ini adalah merupakan tradisi yang bagus, pada saat Idul Fitri setiap orang yang bertemu akan mengucapkan minal ‘aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin. Demikian pula orang yang diajak bicara pun itu juga akan menyampaikan permohonan maafnya. Tradisi shilaturahim atau halal bihalal itu menyadarkan pada setiap manusia yang tidak pernah lepas dari salah dan dosa, karena itu setiap kesalahan baik yang disengaja atau tidak disengaja dengan kerelaan dan ketulusan hati pada bulan tersebut menyatakan bersalah dan memohon maaf. 

 

Hal yang demikian itu selaras dengan sabda rasul bahwa ketika masuk tanggal satu Syawal maka kondisi manusia menjadi fitrah. Namun tradisi yang baik ternyata ada yang dilupakan. Shilaturahmi hakekatnya adalah untuk menyambung tali persaudaraan dan persahabatan. Persaudaraan ini bisa diikat karena nasab (keturunan), lingkungan, sekeyakinan dan seprofesi. Kadangkala tidak disadari bahwa manusia mempunyai potensi yang belum diketahui, potensi itu berada pada rohani manusia. Akan bangkit ketika dalam kondisi keterpaksaan atau dalam kondisi pengamatan dan pengalaman. Menyadari dengan kesuksesan pada dirinya sendiri, bisa ditularkan kepada yang lain. Atau bisa jadi menyadari kelemahan dan kegagalan dirinya, lalu bangkit dengan kesuksesan orang lian. Potensi pada masing-masing orang, kadang bisa bangkit ketika melihat fenomena yang ada, bisa dari keberhasilan orang lain, dari aktivitas orang lain, dari jerih payah orang lain, baik yang disampaikan dengan kata-kata, perbuatan karena melihat fenomena yang ada lalu ditangkap. Bagaimana bisa diterapkan pada dirinya sendiri untuk bisa memberikan sesuatu yang terbaik pada orang lain atau bisa belajar pada orang lain sehingga bisa merubah kondisinya dirinya sendiri. 

 

Setelah bershilaturahmi akan berkelanjutan, bahwa shilaturahmi bukan hanya satu kali pada bulan Syawal, tetapi berkelanjutan. Yang tadinya motivasinya adalah berkunjung, mengeratkan shilaturahmi, tapi kemudian berkembang bahwa mengeratkan shilaturahmi karena adanya persamaan dalam profesi, dalam aktivitas, kesibukan atau bahkan dalam upaya untuk mencari maisyah. Karena itu akan menjadi shilaturahmi yang berkelanjutan, dari sekedar teman biasa itu akan menjadi saudara, yang tadinya tidak dikenal kemudian bisa menjadi saudara. 

 

Dalam Alquran Allah juga sudah mengingatkan bahwa:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. (QS. Ali Imran: 190) 

 

Hal yang demikian sering dilupakan ketika bershilaturahim, berkunjung pada sanak saudara, hanya sekedar berbasa-basi, ngobrol sebentar kemudian dilanjutkan dengan makan-makan dan kemudian pamitan. Alangkah baiknya bila menanyakan tentang kabarnya, kesehatannya, pekerjaannya. Dari sini akan bisa menangkap apa yang menjadi kelebihannya sehingga dia bisa meraih kesuksesan. Dengan demikian akan bisa belajar kepada saudaranya, yang jelas jangan sungkan untuk meniru sebatas itu hal yang baik. Hal demikian ini sering dilupakan adanya peluang dan kesempatan diperoleh tidak harus melalui bangku sekolah atau lembaga pendidikan tapi diperoleh secara langsung melalui aktivitas manusia.