5/11/2021

Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Beribadah, Khutbah Idul Fitri 1442 H - 2021 M

Pandemi Covid-19 belum sirna, apakah harus tetap tinggal di rumah agar tidak terjadi penularan dan penyebaran virus corona? Pemerintah, tokoh agama dan tokoh masyarakat dihadapkan dengan kebutuhan, tuntutan, harapan masyarakat, karena itu pemerintah menerapkan adaptasi kebiasaan baru. Bagaimana agar aktifitas masyarakat tetap berjalan namun masyarakat juga bisa aman, selamat dan sehat.

اَللهُ أَكْبَرُ ×٩ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا . لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَ حْزَابَ وَحْدَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُ لِلَّهِ جَعَلَ أَيَّامَ الْأَعْيَادِ ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةً وَسُرُوْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ َأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. َأمَا بَعدُ: فَيَاأَيُّهَاالنَّاسُ, فَأُوِصْيكُمْ وَاِيَّاىَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ 

 

Kaum muslimin jemaah shalat Id Rahimakumullah 

Pertama dan paling utama khatib berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada jemaah sekalian, marilah bersama-sama kita berupaya untuk meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah subhanahuwata'ala yaitu dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah. Mudah-mudahan Allah subhanahu wa ta'ala menetapkan pribadi kita menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Allah, sebagaimana hasil akhir dari kita melaksanakan ibadah puasa Ramadhan yaitu la'allakum tattaqun agar menjadi orang yang bertakwa. 

 

 Allahu akbar Allahu akbar walillahilhamdu Kaum muslimin jemaah shalat Id Rahimakumullah 

Pada tahun ini kita sekalian kaum muslimin diberikan anugerah oleh Allah sehingga bisa kembali melaksanakan salat Id secara berjamaah. Berbeda dengan tahun 2020 ketika pemerintah menghimbau kepada umat Islam untuk tidak menyelenggarakan kegiatan Ramadhan di rumah masingmasjid dan musholla. Sehingga shalat lima waktu, shalat tarawih, tadarus Alquran salat Id di rumah masing-masing. Bahkan menghimbau pada masyarakat umat Islam untuk tidak melaksanakan salat Jumat tetapi salat Jumat diganti dengan salat zuhur. Hal yang demikian ini karena pada tahun tersebut negara Indonesia khususnya dan dunia sedang dalam masa ketakutan menghadapi pandemi Covid-19. 

 

Pada tahun 2021 ini kita sekalian diberikan kelonggaran oleh pemerintah untuk bisa melaksanakan salat Id sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi pelaksanaan shalat Id tahun ini pun juga dihimbau oleh pemerintah untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan melaksanakan 5 M yang meliputi mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas. Hal ini sebagai upaya dan ikhtiar dari pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, bagaimana agar masyarakat menjadi sehat dan selamat dari pandemi tersebut. Upaya mengatasi pandemi Covid-19 dilanjutkan lagi dengan melaksanakan vaksin. 

 

Pada tahun ini ternyata Covid-19 masih aktif menggejala, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Bapak H. Musta’in Ahmad dalam siaran persnya menyampaikan bahwa ada beberapa wilayah mengalami peningkatan atau penambahan claster penularan Covid- 19 seperti di Banyumas, Sukoharjo, Sragen, Sidokerto Pati. Karena itu beliau mengajak kepada tokoh agama tokoh masyarakat untuk bersama-sama memerangi guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, jangan lengah, jangan putus asa dan jangan menyerah. Covid masih ada maka agar umat Islam lebih berhati-hati jangan sampai pelaksanaan ibadah menjadi sebab penyebaran virus corona. 

 

Allahu akbar Allahu akbar walillahilhamdu Kaum muslimin jemaah shalat Id Rahimakumullah 

Ketika pemerintah menerapkan adaptasi baru dalam upaya untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19, bagaimanakah kita sekalian umat Islam untuk bisa menerapkan adaptasi baru menerapkan protokol kesehatan dan adaptasi baru menerapkan ajaran agama Islam. 

 

Adaptasi kebiasaan baru dalam beragama yang sesungguhnya merupakan kebiasaan lama yang telah diterapkan oleh Rasululah Muhammad SAW 14 abad yang lalu. Adaptasi kebiasaan yang lama tetapi nampak seperti baru, meliputi: 

 

• Pertama puasa Ramadhan adalah ibadah yang sudah pernah dilaksanakan, bahkan sudah berkali-kali ibadah puasa dilaksanakan dan tetap akan terus dilaksanakan oleh umat Islam. Demikian pula salat, zakat, haji merupakan ibadah yang diulang-ulang, dengan pengulangan itu akan mengalami peningkatan, menjadi lebih baik dari kemarin dan hari esok akan lebih baik dari hari yang ini. Allah memerintahkan manusia untuk beribadah, hal ini selaras dengan tujuan Allah menciptakan jin dan manusia adalah untuk beribadah. 

 

“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (QS. Adz-Dzariyat: 56) 

 

• Kedua pada bulan suci Ramadhan kita mempunyai kebiasaan yang seakan itu kebiasaan baru, seperti taklim meliputi ceramah, kajian Islam, kultum, kuliah subuh yang semuanya ini nampak seperti kebiasaan baru, padahal ini adalah merupakan kebiasaan lama yang sudah dilakukan oleh Rasulullah 14 abad yang lalu. Ketika Rasulullah menerima wahyu dari Allah manusia kepada Rasulullah untuk menyampaikan kepada umatnya sehingga untuk berdakwah kepada umatnya, Rasulullah juga mengadakan pengajian pengajian yaitu dalam bentuk halaqah-halaqah, yang diselenggarakan di masjid, demikian pula pada zaman sahabat. Pada zaman sekarang khususnya pada bulan Ramadhan kegiatan-kegiatan menjadi kegiatan rutin namun semuanya ini hendaknya kita lestarikan dan kita kembangkan lagi. 

 

• Ketiga tadarus Alquran, di masjid, langgar, mushola setiap malam ramai dengan orang-orang membaca Alquran, hendaknya jangan terputus hanya di bulan Ramadhan tetapi menjadi kebiasaan bagi umat Islam untuk mencintai kitab sucinya. 

 

• Keempat gerakan infaq dan shadaqah yang dibuktikan dengan pemberian santunan kepada fakir miskin, pemberian ifthor berbuka puasa adalah merupakan wujud rasa kepedulian umat Islam, kepada orang-orang yang tidak mampu. Karena sesungguhnya Puasa itu adalah merupakan ibadah yang diwajibkan bagi seluruh umat Islam baik laki-laki perempuan, tua atau muda, kaya atau miskin. Saat berpuasa Allah memberikan keadilan kepada semua orang, karena semua orang yang berpuasa akan merasa haus dan lapar yang harus ditahan hingga waktu berbuka puasa. Kondisi haus dan lapar sesungguhnya menjadi kebiasaan bagi orang-orang yang miskin. Karena itu dengan puasa diharapkan dapat mengetuk hati para aghniya’ agar mendermakan sebagian penghasilan yang diperolehnya diberikan kepada orang-orang yang tidak mampu untuk meringankan beban dan penderitaan mereka. 

 

Allahu akbar Allahu akbar walillahilhamdu 

Kaum muslimin jemaah shalat Id Rahimakumullah 

Idul Fitri adalah artinya kita kembali kepada fitrah, pada tanggal 1 syawal umat Islam hatinya sudah menjadi fitrah/ suci, seperti bayi yang baru lahir dari kandungan ibunya. Karena itu pada tanggal satu Syawal kita sekalian memulai kebiasaan-kebiasaan adaptasi baru yang sesungguhnya kebiasaan lama dan merupakan sunnah rasul. Karena itu mengawali adaptasi beragama pada bulan Syawal dengan melaksanakan puasa sunnah:

 

 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ اَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ 

 

“Barangsiapa yang melaksanakan puasa Ramadhan kemudian diikuti 6 hari pada bulan Syawal seperti orang yang berpauasa sepanjang masa”. (HR. Muslim) 

 

Marilah kita berbuka puasa pada tanggal satu Syawal, kemudian diikuti dengan melaksanakan puasa Syawal. Dengan beradaptasi kebiasaan yang telah dilaksanakan oleh rasulullah insya-Allah akan bisa menumbuhkan rasa ikhlas, sabar, tawakal, tawadhu’, Istiqomah, disiplin dan lain sebagainya. 

 

Karena itu ketika masuk tanggal 1 Syawal kondisi manusia yang fitrah dihadapkan dengan ancaman dari syetan yang akan terus menggoda manusia, sebagaimana riwayat Wahab bin Munabbih Rasulullah SAW bersabda:

 

 اِنَّ اِبْلِيْسَ عَلَيْهِ اللَّعْنَةُ يَصِيْحُ فِى كُلِّ يَوْمِ عِيْدٍ فَيَجْتَمِعُ اَهْلُهُ عِنْدَهُ فَيَقُوْلُوْنَ: يَا سَيِّدَنَا مَنْ اَغْضَبَكَ اِنَّانَكْسُرُهُ فَيَقُوْلُ لَا شَىْءَ وَلَكِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدْ غَفَرَ لِهَذِهِ الْاَمَّةِ فِى هَذَاالْيَوْمِ فَعَلَيْكُمْ اَنْ تَشْغُلُوْهُمْ بِاللَّذَّاتِ والشَّهَوَاتِ وَشُرْبِ الْخَمْرِ حتَّى يَبْغَضَهُمُ اللهُ 

 

" Sesungguhnya iblis yang terlaknat berteriak-teriak saat Idul Fitri tiba. Lalu berkumpullah anak buahnya dan bertanya, wahai tuanku, siapa gerangan yang membuat paduka marah-marah akan kami pecahkan kepalanya. Iblis menjawab, tidak ada apa-apa. Hanya saja Tuhan telah memberi ampun kepada umat manusia hari ini. Maka kalian harus menjadikan mereka sibuk dengan kesenangan, nafsu syahwat dan mabuk-mabukan, agar Tuhan murka". (Durotun Nashihin) 

 

Karena itu agar terhindar dari godaan syetan kita berupaya untuk melakukan dzikir yaitu dzikir bil qolb, dzikir bil lisan, dzikir bil hal dan dzikir bil mal. Ketika melaksanakan dzikir bil qalb, bagaimana hati selalu terpaut kepada Allah. Kalimatullah ada pada hati, sehingga di manapun berada dia akan merasa selalu dalam pengawasan Allah. Walaupun dia tidak bisa melihat Allah, tapi yaqin bahwa Allah selalu mengawasi. Dengan dzikir bil qolb keyakinan yang kokoh inilah, maka kemudian lisan akan terbimbing untuk selalu mengucapkan kalimat dengan mengucapkan takbir, tahlil, tahmid dan juga senantiasa beristighfar kepada Allah. 

 

Ketika lisan sudah terbimbing dengan kalimat-kalimat ini, maka akan terjaga dari perkataan yang tidak baik. Bahkan dengan keyakinan yang ada di dalam hati dengan ucapan lisan yang bagus, selanjutnya akan terbimbing pula dengan sikap dan perilaku yang baik. Dengan perilaku yang sebagaimana sudah dicontohkan oleh Rasulullah, berupaya untuk mentaati perintahnya Allah dan menjauhi larangannya. Dengan iman yang kuat sekalipun dia dalam kondisi apapun selalu ingat kepada Allah. Ketika dia mendapatkan ujian maka akan bersabar, ketika mendapat anugerah selalu bersyukur. Anugerah Allah berupa rizki, dengan penghasilan yang melimpah, maka menyadari bahwa itu adalah merupakan karunia Allah dan dari sebagian kecil karunia Allah itu dia keluarkan untuk meringankan memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan. 

 

Semoga dengan semangat Idul Fitri, kita akan lebih bergairah untuk meningkatkan amal ibadah dan pengambaan diri kepada Allah SWT, Amin.

 

 جَعَلْنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَاَدْ خِلْنَا وَاِيَّاكُمْ مِنْ زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصّٰلِحِيْنَ . وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

 

 الخطبة الثنية

 

 اَللهُ اَكْبَرُ ×٧ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْدًالِلْمُؤْمِنِيْنَ وَخَتَمَ بِهِ شَهْرَ الصِّيَامِ لِلْمُخْلِصِيْنَ . اَشْهَدُ اَنْ لَا ِالٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَشْهُوْرُ بِفَطَانَتِهِ وَاَمَانَتِهِ وَصِدْقِهِ وَتَبْلِيْغِهِ وَصَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ وَحَذَرَ. فَقَاَلَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَآأَيُّهاَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللّٰهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ