7/25/2014

Melestarikan Ibadah Bulan Ramadhan Untuk Menyongsong Keberkahan Hidup Manusia- Khutbah Shalat Idul Fitri



Berakhirnya bulan Ramadhan ditandai dengan selesainya pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan yang akan masuk tanggal 1 Syawal. Syawal berarti peningkatan, tentu saja yang meningkat adalah kualitas iman dan taqwanya kepada Allah. Hal ini setelah jiwa manusia disucikan oleh Allah. Dengan selesainya ibadah dan memperoleh predikat muttaqin, muslim tertantang dengan kehidupan hari esok yang penuh dengan tantangan.

اَللهُ أَكْبَرُ ×٩ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا . لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَ حْزَابَ وَحْدَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُ لِلَّهِ جَعَلَ أَيَّامَ الْأَعْيَادِ ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةً وَسُرُوْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ َأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. َأمَا بَعدُ: فَيَاأَيُّهَاالنَّاسُ, فَأُوِصْيكُمْ وَاِيَّاىَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ .


Kaum muslimin jema’ah shalat Id Rahimakumullah
Tanggal 1 Syawal adalah hari yang sangat istimewa, dimana pada hari ini hati dan pikiran seluruh umat Islam terbuka untuk mengakui kesalahan dan dosa-dosa yang telah dilakukan. Terhadap kenikmtan Allah, telah berusaha untuk menyukurinya. Selama satu bulan berupaya untuk menjalankan perintah Allah dengan menunaikan puasa Ramadhan. Puasa yang dilandasi dengan iman dan taqwa maka Allah mengampuni dosa dan kesalahan hamba-hamba-Nya:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (رواه البخارى ومسلم

“Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan atas dasar iman dan taqwa, Allah mengampuni dosa-dosa yang telah dilakukan”. (HR. Buchari Muslim)

Pada hari ini Allah menjadikan jiwa manusia fitrah, suci, bersih, bagaikan bayi lahir yang baru lahir dari kandungan ibu.

Ya Allah Engkau telah menjadikan hari ini, menjadikan hati yang fitrah, namun kami senantiasa memohon kepada-Mu agar kami diberikan umur yang panjang, umur yang dapat memberikan kemanfaatan kepada orang lain, umur yang berguna bagi kehidupan masyarakat, bangsa, negara dan agama.

Kami juga memohon kepada-Mu agar Engkau berkenan memberikan kesehatan lahir dan batin. Kami menyadari bahwa dalam kehidupan ini, banyak sekali cobaan dan rintangan, maka berilah petunjuk dan bimbingan-Mu, untuk senantiasa berpegang teguh pada sunnah-Mu, agar segala amal ibadah yang kami lakukan akan selaras dengan kehendak-Mu.

Terhadap perintah-perintah-Mu, berikanlah kekuatan dan kemampuan untuk menjalankannya. Dan terhadap larangan-Mu kami memohon diberikan kekuatan dan kemampuan untuk menghindarinya.

Jadikanlah ya Allah Islam sebagai agama bagiku untuk kami laksanakan perintah-perintahnya. Jadikanlah Alquran sebagai penerang, pedoman hidup dan petunjuk yang senantiasa menerangi kami hati dan fikiran kami. Berilah bimbingan kepada kami, untuk senantiasa meneladani kehidupan Rasulullah SAW, sekalipun dari masyri’ hingga maghrib, wilayah timur hingga barat berada dalam kekuasaananya namun beliau senantisa bersifat sederhana.

Sekalipun beliau tercacat sebagai pribadi yang maksum, terjaga dari perbuatan dosa namun beliau senantiasa menegakkan shalat, bahkan shalat Lail beliau tegakkan sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Allah. Karena itu jadikanlah shalat sebagai kebutuhan hidup kami, agar kami senantiasa merasa dekat kepada-Mu.

Ya Allah jadikanlah umat Islam sebagai saudara kami, wujudkanlah pribadi yang senantiasa saling memaafkan, saling menasehati, saling menghargai, saling menghormati, saling asah, asih dan asuh.

Ya Allah sesungguhnya Engkau telah memaksa kami untuk meninggalkan bulan Ramadhan, bulan yang dipenuhi dengan kasih sayang, sehingga kami akan masuk kembali pada bulan-bulan yang dipenuhi dengan hingar-bingar kehidupan dunia dan tipu muslihat kehidupan dunia. Kemaksiatan dan kemungkaran akan berlawanan dengan kebaikan dan ketaatan, permusuhan akan berlawann dengan perdamaian, percekcokan akan berlawanan dengan persaudaraan, keingkaran akan berlawanan dengan ketaatan, kekerasan akan berlawanan dengan kelembutan dan kasih sayang.

Dua sifat kehidupan dunia ini adalah ketentuan Allah. Menjadi Sunnatullah yang akan menjadi perilaku dan keputusan manusia untuk memilih dan membiasakan diri pada perbuatan tersebut. Bila cenderung pada sifat negative ini artinya manusia akan terjerumus pada perbudakan hawa nafsu dan penjajahan para iblis. Sebaliknya bila pada hari ini seluruh jiwa manusia disucikan oleh Allah yang ditandai dengan kewajiban membayar zakat fitrah bagi orang-orang yang mampu. Kemudian muncul kesadaran untuk senantiasa melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya artinya sifat-sifat para malaikat akan diikuti. Rasulullah SAW bersabda:

اِنَّ اِبْلِيْسَ عَلَيْهِ اللَّعْنَةُ يَصِيْحُ فِى كُلِّ يَوْمِ عِيْدٍ فَيَجْتَمِعُ اَهْلُهُ عِنْدَهُ فَيَقُوْلُوْنَ: يَا سَيِّدَنَا مَنْ اَغْضَبَكَ اِنَّانَكْسُرُهُ فَيَقُوْلُ لَا شَىْءَ وَلَكِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدْ غَفَرَ لِهَذِهِ الْاَمَّةِ فِى هَذَاالْيَوْمِ فَعَلَيْكُمْ اَنْ تَشْغُلُوْهُمْ بِاللَّذَّاتِ والشَّهَوَاتِ وَشُرْبِ الْخَمْرِ حتَّى يَبْغَضَهُمُ اللهُ

" Sungguh, iblis yang terlaknat berteriak-teriak saat Idul Fitri tiba. Lalu berkumpullah anak buahnya dan bertanya, wahai tuanku, siapa gerangan yang membuat paduka marah-marah akan kami pecahkan kepalanya. Iblis menjawab, tidak ada apa-apa. Hanya saja Tuhan telah memberi ampun kepada umat manusia hari ini. Maka kalian harus menjadikan mereka sibuk dengan kesenangan, nafsu syahwat dan mabuk-mabukan, agar Tuhan murka".

Karena itu seburuk apapun yang ada pada kehidupan dan perilaku manusia pasti ada nilai kebaikannya, sedikit kebaikan yang dilaksanakan secara terus menerus akan menjadi kekuatan yang maha dahsyat, apalagi kebaikan yang besar bila dapat dipertahankan, bahkan dapat ditingkatkan sehingga dapat menjadi teladan yang diteladani orang lain. Karena itu sebaik-baik orang beriman yang dapat melestarikan nilai-nilai baik pada bulan Ramadhan. Lebih baik lagi dapat menjadikan seluruh bulan seperti pada bulan Ramadhan. Tentu saja dalam hal pengendalian diri terhadap hembusan dan dorongan hawa nafsu yang akan menjerumuskan diri pada perilaku yang dimurkai oleh Allah SWT.

Kebiasaan menegakkan shalat lail, tadarus Alquran, kajian Alquran-Hadits, menyantuni fakir-miskin dan anak yatim, memperbanyak sedekah, menahan nafsu, melatih untuk bersikap ikhlas dan sabar. Sifat-sifat mulia ini yang akan menjamin kebahagiaan hidup pribadi muslim di dunia dan akhirat. Perlu kita ketahui, bila ketaatan pribadi muslim yang demikian ini dapat dilaksanakan dan dilestarikan oleh seluruh penduduk desa atau kota, maka Allah akan menjamin kemakmuran suatu masyarakat:
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf: 96)

Kita sekalian tentu menginginkan hidup dimasyarakat yang aman, damai sejahtera dan makmur, terpenuhi segala kebutuhan hidupnya, baik jasmani maupun rohani. Kebutuhan jasmani yang berupa sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan serta pelayanan kehidupan umat baragama. Niscaya akan terwujud keselarasan hidup. Maka untuk bisa mencapai tujuan tersebut Allah memberikan syarat yaitu iman dan taqwa kepada Allah SAW.

Dengan iman dan taqwa itu yang ditandai dengan kesadaran untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, sebagai makhluk pribadi, makhluk sosial dan makhluk Tuhan. Maka Allah akan menurunkan berkahnya bagi segenap alam. Dengan berkah Allah sesuatu yang sulit akan dimudahkan, segala yang kurang akan dicukupkan, segala yang berat akan diringankan, segala bentuk kegundahan hati akan menjadi ketenangan hidup, segala bentuk permusuhan akan menjadi persaudaraan.

Karena itu keberkahan bukan datang dengan tiba-tiba namuan sesuatu yang harus diusahakan, menahan diri akan tidak terjadi penyesalan. Menata hati agar selalu menjadi hamba Allah yang selalu dekat kepada-Nya. Di hari yang fitri ini marilah kita awali dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil dan tidak akan menunda berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai kita bersama, amin.

جَعَلْنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَاَدْ خِلْنَا وَاِيَّاكُمْ مِنْ زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصّٰلِحِيْنَ . وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ




الخطبة الثنية

اَللهُ اَكْبَرُ ×٧ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْدًالِلْمُؤْمِنِيْنَ وَخَتَمَ بِهِ شَهْرَ الصِّيَامِ لِلْمُخْلِصِيْنَ . اَشْهَدُ اَنْ لَا ِالٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَشْهُوْرُ بِفَطَانَتِهِ وَاَمَانَتِهِ وَصِدْقِهِ وَتَبْلِيْغِهِ وَصَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ وَحَذَرَ. فَقَاَلَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَآأَيُّهاَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللّٰهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ