2/13/2015

Sehat Digaji Sakit Membayar, Bukan Aneh tapi Nyata



Dua kondisi tentang keadaan manusia, kadang sehat kadang sakit. Sehat adalah suatu harapan namun sakit sesuatu yang ingin dihindarkan. Harapan setiap manusia selalu dalam kondisi sehat namun keadaan yang kadang membuat imunitas tubuh menurun sehingga menimbulkan sakit. Sakit bisa terjadi karena beberapa sebab, bisa karena kecelakaan, faktor makanan, minuman, pikiran,lingkungan dan bisa karena faktor usia. Maka bila merasa dirinya selalu sehat, tidak pernah merasakan sakit, namum tiba-tiba sakit. Tentulah hal ini akan menjadi pemikiran dan merasa aneh bahakan orang lainpun juga akan menganggap aneh.

Bila dibiarkan maka sakitnya semakin menjadi-jadi, dan bila diobati penyakitnya menjadi sembuh, namun kadang kambuh lagi. Bila diobati segera sembuh maka pertanda bahwa organ tubuhnya cukup baik sehingga baru sekali berobat sudah langsung sembuh, tetapi bila sudah berulang kali berobat tidak kunjung sembuh, bahkan kadang penyakit yang diderita semakin manjadi-jadi, bahkan terasa semakin bertambah. Dengan ini maka perlunya bertanya pada dirinya sendiri, apa yang terjadi pada dirinya. Koreksilah terhadap faktor-faktor pemicu timbulnya suatu penyakit.

Salah satu upaya untuk mempeoleh derajat kesehatan, manusia harus bekerja dan berkarya, karena dengannya manusia akan memperoleh penghasilan atau gaji. Sehingga dengan gaji itulah manusia dapat memenuhi segala kebutuhan hidup sebagai makhluk pribadi, sosial dana makhluk Tuhan. Sebagai makhluk pribadi manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan, maka mustahil akan memperoleh bila tidak bekerja. Sandang dan papan suatu kebutuhan yang bersifat tahunan namun makan dan minum adalah kebutuhan harian. Tanpa makan dan minum manusia tidak akan hidup, bahkan makan dan minum dengan menu yang tidak seimbang maka tidak akan menjamin kondisi kesehatan selalu terjaga dengana baik. Karena itu makan bukan hanya sekedar untuk menghilangkan lapar, minum bukan hanya sekedar menghilangkan dahaga, tetapi diupayakan segala makanan dan minuman mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan sel-sel dalam tubuh manusia.

Makan dan minum adalah kebutuhan terbesar dalam hidup manusia. Berapa banyak sampah yang dibuang dalam setiap hari dari sisa-sisa makanan. Begitu besarnya kebutuhan hidup manusia, karena itu semakin giat dalam bekerja dan berkarya maka nutrisi yang dibutuhkan hendaknya semakin komplek. Karena beban kerja yang terlalu banyak bila tidak diimbangi dengan makan, minum, olah raga, istirahat yang cukup akan menimbulkan penyakit.

Karena itu setiap pegawai atau karyawan pada setiap lembaga dan institusi pemerintah maupun swasta selelu menggantungkan hidupnya. Dari situlah sumber utama pemenuhan kebutuhan hidup. Demikian pula lembaga pemerintah dan swasta membutuhkan pegawai dan karyawan yang handal, sehat, cakap, berintegritas, loyal agar dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban yang diamantakan kepadanya. Karena itu setiap institusi selalu memotivasi setiap karyawannya agar menjadi pribadi yang sehat secara total, sehat jasmani dan rohani. Karena itu untuk menciptakan itu mnimal dalam seminggu sekali pemerintah atau swasta memberikan kesempatan pada pegawai dan karyawannya agar berolah raga, bahkan alat-alat kesehatanpun disediakan dengan harapan pegawainya semua dalam kondisi sehat dan prima.

Demikian pula dalam lembaga pemerintah dan swasta tidak cukup memfasilitasi kegiatan olah raga saja, namun juga memberikan pembinaan mental rohani, misalanya diselenggarakan bimbingan rohani (pengajian) dan juga memberikan kebebasan pada setiap pegawai dan karyawannya untuk menjalankan ibadah pada waktu melaksanakan aibadah.

Karena itulah beruntunglah bagi setiap pegawai dan karyawan lembaga pemerintah atau swasta yang diberikan fasilitas tersebut. Karena kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan dengan kegiatan bekerja. Jadi pada dasarnya olah ragapun juga bekerja, mengikuti bimbingan rohani juga bekerja. Yang menjadi maslah mengapa setiap kegiatan itu berlangsung terlihat kurang bersemangat? Apakah sudah merasa sehat atau sudah merasa cukup atau malas atau sibuk dan sebagainya. Maka bila jawaban-jawaban ini secara spontan diucapkan sesunggunya bukan pribadi yang sehat. Karena seandainya merasa dirinya sehat, seberapa besar dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan. Seberapa besar dapat mempertanggungjawabkan seluruh tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan kepadanya. Maka bila terjadi pekerjaan menumpuk ini menandakan bahwa stamina tubuh yang tidak memadai. Baru saja dihadapkan dengan pekerjaan, sudah merasa malas, ngantuk dan perasan-perasaan lainnya, hal ini karena sel-sel dalam tubuh tidak sehat, yang mestinya ketika tangan mau bekerja maka sel-sel dan organ tubuh lainnya ikut menopang untuk bekerja. Sehingga setiap pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan baik. Bila memang demikian, mengapa tidak menyadari, merasa sehat tapi sesungguhnya tidak sehat. Yang kedua hatinya sebenarnya tidak sehat, tidak bisa instrospeksi menandakan bahwa dirinyaa tidak sehat.

Rasululullah SAW mengatakan bahwa” ingatlah bahwa didalam jasad manusia terdapat segumpal daging, bila baik maka baiklah seluruh amal perbuatan mansia dan bila buruk maka buruklah seluruh amal perbauatan manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati”.

Hati yang sehat akan menjamin seluruh tubuh manusia menjadi sehat. Karena itu begitu banyaknya penyakit hati dan obatnya cukup lima hal pertama membaca Alquran dengan maknanya, kedua menegakkan shalat malam, ketiga memperpanjang dan memperbanyak dzikir, keempat makan dan minumlah secukupnya saja, kelima selalu berkumpul dengan orang-orang shalih”.

Demikian pula ketika tidak mau mengikuti bimbingan rohani, mengatakan bahwa dirinya sudah cukup dengan ilmu yang dimiliki. Bagaimanakah bila dikorelasikan dengan sabda Rasulullah Muhammad SAW bahwa dalam urusan agama hendaknya melihat kepada orang yang diatasnya. Sejauhmana keilmuan yang telah dimiliki, seberapa besar tingkat ibadah telah dijalankan, lihatlah kepada orang-orang shalih yang selalu giat dan teguh dalam menegakkan ajaran agama.

Karena itu bila sehat adalah suatu pilihan utama dalam hidup sebaliknya sakit bukan menjadi pilihan. Maka mungkin menjadi tanda tanya mengapa menjadi pribadi yang sehat justeru yang digaji namun bila sakit justru disuruh membayar. Bukankah orang sakit justru harus ditolong dan diberi bantuan bahkan dibebaskan dan kewajiban piutang. Tidaklah demikian karena ketika sehat maka gaji dan penghasilnya akan meningkat,namun bila sakit gaji dan penghasilannya akan berkurang, hal ini karena tingkat produktifitas kinerja yang berkurang dan adanya pengeluaran yang lain karena dampak dari sakit itu. Siapa yang mau menggunkan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) sebagai pengobatan rawat jalan atau rawat inap.
Bila disuruh memilih tentu lebih baik membantu kepada orang lain, biarlah setiap bulan dimintai iuran untuk kesehatan, biarlah dana tersebut digunakan orang lain, karena sesungguhnya secara spiritual bahwa pemberian iuran pada dasarnya adalah upaya untuk mencegah dan menghindarkan balak karena sesungguhnya shadaqah dapat mencegah dari balak. Sakit adalah balak dan cobaan yang dapat dicegah dengan memperbanyak sadaqah.

Karena itu bila ingin sehat berusahalah agar menjadi pribadi yang sehat, makan, minum yang teratur dan seimbang, istirahat,olah raga secara teratur dan ibadah yang ikhlas dan istiqomah. Dengan demikian akan menjadi pribadi yang sehat secara paripurna, jasamani dan rohani, sehat ekonomi dan sosial. Satu hal yang perlu diingat bahwa sehat dan sakit adalah pilihan, dan setiap pribadi mempunyai hak untuk memperoleh derajat kesehatan. Sehat adalah milik pribadi dan akan berdampak luas, maka berusahalah untuk menjadi pribadi yang sehat.