11/22/2019

Menjadi muslim yang baik


Menjadi muslim yang baik, tentu hal ini menjadi harapan bagi umat nabi Muhammad SAW. Menjadi adalah suatu proses, jadi dari kebaikan itu akan terus ditingkatkan. Karena itu baik itu selalu berlawanan dengan buruk atau jahad. Kebaikan itu suatu yang dikehendaki Allah karena hasil dari perbuatan melaksanakan perintah Allah. Bagaimanakah bila diperlakukan orang lain secara tidak wajar, misalnya disakiti, didhalimi, difitnah dan lainnya. Muslim yang baik bukan membalas dengana hal tersebut atau yang serupa, tetapi dari keburukan itu dibalasnya dengan perilaku yang baik dan terpuji.



اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَتِ وَالنُّوْرِ ثُمَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ الْخَالِقُ الْبَارِءُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاءُالْحُسْنَى, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ,اَلْمَبْعُوْثُ بِالْحَقِّ وَالْوَفَى. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا  مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ الْهُدَى أَمَّا بَعْدُ: اَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنُ رَحِمَكُمُ اللهُ, اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ, اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ رَبُّكُمْ فِى الْقُرْانِ الْكَرِيْمِ اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَااَيُّهَالنَّاسُ كُلُواْمِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلَالً طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانَ اِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّمُبِيْنٌ
Kaum Muslimin Rahimakumullah,
Pada mimbar Jum’at ini saya mengajak pada jamaah sekalian, marilah bersama-sama kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan perintah-perintahnya dan berupaya untuk meninggalkan larangan Allah SWT. Sesungguhnya dwi fungsi manusia atas penciptaan Allah terhadap manusia. Manusia adalah sebagai hamba-Allah dan sebagai khalifah Allah. Karena itu untuk mewujudkan peran ganda tersebut Allah SWT memberikan perintah dan larangan. Setiap perintah pasti akan membawa pada kebaikan sebaliknya larangan Allah bila dilaksanakan maka akan membawa pada bencana, malapetaka bahkan dosa. Karena itu dengan perintah dan larangan Allah itu kita cermati kita hayati, kita pahami untuk bisa dipilih dan dipilah dalam kehidupan sehari-hari. Allah memerintahkan





“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali Imran: 102)

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk bertaqwa kepada-Nya, yaitu untuk menjalankan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Perwujudan dari iman dan taqwa dijelaskan oleh Rasullulah SAW.
اتق الله حيثما كنت واتبع السيئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن
“Bertaqwalah kepada Allah di manapun kamu berada, ikutilah keburukan dengan kebaikan yang akan menghapusnya dan pergaulilah manusia dengan akhlaq yang baik (HR. Ahmad, Tirmidzi, Baihaqi).

Mengacu pada sabda Rasulllah tersebut, bahwa diutusnya nabi Muhammad SAW tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlaq bagi sekalian alam. Hal ini jelas ketika melihat idiologi masyarakat Jahiliyah, kondisi sosial kemasyarakatan yang telah menyimpang dari aturan Allah. Demikian pula bahwa pada diri Rasulullah juga terlah tertanam suri tauladan (uswatun hasanah). Maka sudah sewajarnya beliau melanjutkan sabdanya واتبع السيئة الحسنة تمحها agar mengikuti keburukan dengan kebaikan, karena kebaikan itu akan menghapuskan keburukan. Keburukan bila dibalas dengan keburukan maka akan menjadi lingkaran syetan, sehingga tiada kebaikan akan tersebar, keberkahan akan terwujud karena yang terbangun adalah perilaku angkara murka. Namun bila keburukan itu diganti dengan kebaikan akan terbangun kehidupan yang damai, harmonis, aman dan sejahtera. Bahkan Rasululah masih melanjutkan sabda-Nya 
وخالق الناس بخلق حسن
Dalam menjalin hubungan sosial hendaknya menerapkan sikap dan akhlaq yang terpuji.
Karena itu tidak bisa ditawar lagi bahwa iman dan taqwa itu di manapun berada. Iman dan taqwa tidak tergantung pada suatu tempat dan situasi. Karena hendaknya iman dan taqwa yang akan mewarnai situasi dan tempat. Bagaimanakah kondisi dan situasi yang berada dalam kondisi kemaksiatan tetap berpegang pada iman dan taqwa, suatu wilayah yang berada pada keingkaran kepada Allah selalu ditegakkan iman dan taqwa. Maka dengan demikian Allah akan melimpahkan keberkahan-Nya bagi sekalian alam.

“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al A’rof: 96)

Suatu negeri yang penduduknya beriman dan bertaqwa  menjadi kunci bagi Allah akan memberikan keberkahannya, Allah berkuasa untuk menciptakan kejayaan dan kemakmuran di tengah masyarakat yang jauh dari petunjuknya, tapi yang terjadi akan mendatangkan bencana dan malapetaka baik terhadap negrinya maupun bagi yang lain. Hal ini karena kejayaan dan kemakmuran jauh dari keberkahan.
Untuk selanjutnya Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk bertaqwa dengan sebenar-benarnya (haqqa tuqaatihi). Di dalam tafsir Ibnu katsir haqqa tuqaatihi dimaknai dengan taat kepada-Nya dan tidak maksiat terhadapnya, Selalu mengingat-Nya dan tidak lupa kepada-Nya, selalu bersyukur kepada-Nya dan tidak ingkar terhadap nikmat-Nya.

Kemudian dilanjutkan dalam firman-Nya: “walaa tamutunna ilaa waantum muslimuun” dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Ali Imran: 102)
Artinya, peliharalah Islam dalam diri kita selagi kita sehat dan sejahtera, agar kita nanti mati dalam keadaan beragama Islam, sesungguhnya pengamalan ajaran Islam adalah karena suatu pembiasaan, ketika sudah terbiasa maka akan menjadi ringan dan mudah. Misalkan menegakkan shalat 5 waktu pada awalnya adalah berat dan menyulitkan, namun kalau sudah dibiasakan maka akan menjadi ringan dan mudah. Bahkan bagi mereka akan merasa kurang dalam menegakkan shalat 5 waktu, sehingga ditambah dengan shalat-shalat sunnah yang lain. Demikian pula shalat berjamaah itu juga akan menjadi ringan bila telah dibiasakan.

Barang siapa yang hidup menjalani suatu hal yang baik, maka ia pasti mati dalam keadaan berpegang kepada yang baik dan dalam kondisi khusnul khatimah. Dan barang siapa yang mati dalam keadaan tidak berpegang pada syari’at Allah, maka akan menjadi suul khatimah kelak ia dibangkitkan dalam keadaan yang amat rugi.
Ada dua konsepsi ahlussuffah dalam melaksanakan perintah Allah:
·         Khauf dan roja’, takut dan harap yang dipelopori ahlussuffah Hasan Basri. Bahwa setelah memahami perintah dan larangan Allah, balasan dan ancaman Allah, maka muncul rasa takut bila meninggalkan perintah Allah akan mendapat azab dan siksa. Sehingga berusaha melaksanakan perintah Allah dengan penuh harap akan mendapat pahala dan surga.
·         Hub, cinta yang dipelopori ahlussuffah Rabiah Adawiyah. Dalam konsepnya beliau melaksanakan perintah Allah bukan karena mengharapkan pahala dan surga. Beliau melaksanakan larangan Allah dan meninggalkan perintahnya bukan karena takut siksa dan neraka. Namun semua itu dilaksanakan karena cinta.

Sebagai orang awam marilah kita kaji, pahami dan laksanakan perintah Allah, sebagai wujud rasa syukur bahwa Allah telah memberikan kesempurnaan pada manusia. Karena kita hidup di bumi Allah, kita makan minum dari semua milik Allah, bahkan kita memintapun kepada Allah. Mudah-mudahan Allah selalu memberkahi kita semua, amin.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

11/09/2019

Do'a Ziarah Hari Pahlawan 2019 - Renungan akan kematian



Ziarah kubur adalah suatu upaya untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur dalam berjuang membela Negara. Ziarah kubur juga syarat dengan perenungan dan permohonan pada Allah, agar mereka selalu dalam kedamaian, penuh dengan ampunan Allah SWT.

Ziarah kubur untuk menggugah pada setiap insan bahwa dirinya adalah makhluk Allah yang mana suatu saat juga akan menghadapi kematian. Karena itu selagi masih diberikan kehidupan, memohon agar hidupnya bisa lebih bermanfaat. Berikut do’a ziarah para pahlawan.


أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ


Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat-Mu, atas segala kasih dan sayang-Mu, pada hari ini berada pada pusara para pahlawan dan syuhada’ bangsa, untuk mengenang jasa dan perjuangannya. Dalam kegiatan ziarah nasional, Hari Pahlawan 10 November 2019.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Lipat gandakanlah pahala amal dan perbuatan para pahlawan bangsa, beratkanlah timbangan amal kebaikannya, jadikanlah bakti dan semangat serta keteladanannya menjadi inspirasi dan semangat cinta tanah air.

Karena itu ya Allah jadikanlah amal perbuatan dan perjuangan senantiasa hidup untuk menjadi teladhan bagi bangsa Indonesia, bersatu dalam perbedaan, bersama dalam keberagaman. Jadikanlah ilmu dan strateginya menjadi bekal kami dalam membangun Negara dan bangsa kami. Dan jadikanlah keluarga dan ahli waris yang ditinggalkan menjadi keluarga yang sakinah, bahagia sejahtera lahir dan batin.


Ya Allah, Tuhan yang Maha Pengampun. Ampuni dan kasih sayangilah para pahlawan kusuma bangsa kami, maafkanlah kesalahan mereka, hormatilah kedatangan mereka, luaskanlah tempat diam mereka, terangilah kuburnya, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan lebih baik, jauhkanlah mereka dari huru-hara kubur dan siksaan api neraka.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ ، وارْحمْهُمْ ، وَعَافِهِمْ ، وَاعْفُ عَنْهُمْ ، وَأَكرِمْ نُزُلَهُمْ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُمْ وَاَغْسِلْهُمْ بِالْمَاءِ والثَّلْجِ وَالْبَرَدِ ، ونَقِّهِمْ منَ الخَطَايَا، كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبُ الأبْيَضُ منَ الدَّنَسِ ، وَأَبْدِلْهُمْ دَارًا خَيْراً مِنْ دَارِهِمْ ، وَأَهْلاً خَيّراً منْ أهْلِهِمْ، وزَوْجاً خَيْراً منْ زَوْجِهِمْ ، وأدْخِلْهُمُ الْجنَّةَ ، وَأَعِذْهُمْ منْ عَذَابِ القَبْرِ ، وَمِنْ عَذَابِ النَّار " والحمدلله رب العالمين.


Do'a Hari Pahlawan 2019 Aku Pahlawan Masa Kini


Hari pahlawan adalah suatu momentum yang sangat bagus untuk membuka kembali sejarah  perjuangan  dan pengorbanan para pahlawan. Dari merekalah negara Republik Indonesia terwujud. Sungguh besar jasa mereka, mereka yang menanam kita yang mengetam. Karena itu sebagai wujud rasa terimakasih kepada mereka gunakanlah sebagian dari panenan itu untuk kentingan bangsa dan Negara.

Karena itu tema hari Pahlawan tahun ini “Aku Pahlawan Masa Kini”. Diharapkan setiap insan bergerak hatinya untuk berjuang membangaun negeri sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing.




أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ  اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى  سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ  اَجْمَعِيْنَ.
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat-Mu, atas limpahan nikmat dan karunia-Mu, sehingga pada pagi hari ini kami dapat melaksanakan upacara bendera, memperingati hari pahlawan kusuma bangsa yang telah gugur mendahului kami, demi kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia. Semoga kegiatan ini tercatat sebagai amal ibadah kepada-Mu.

Ya Allah Tuhan Yang Maha Kuasa
Dengan peringatan hari Pahlawan ini, jadikanlah media bagi kami untuk membuka kembali sejarah perjuangan dan pengorbanan para pahlawan bangsa untuk meraih kemerdekaan. Cururan keringan, tumpahnya darah bahkan rela mengorbankan jiwa dan raga demi cita-cita meraih kemerdekaan.

Kini mereka telah tiada, mereka telah menitipkan bangsa dan negara kepada para putra bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan. Karena itu ya Allah wariskanlah semangat kepahlawanan kepada kami, untuk terus berjuang dan berkorban demi bangsa dan Negara. Bangkitkanlah semangat kepahlawanan dalam diri kami untuk lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.

Wariskankah semangat kepahlawanan kepada kami untuk menjadi insan yang terbaik, selalu berlomba untuk meningkatkan kinerja guna memberikan yang terbaik bagi bangsa dan Negara. Karena itu ya Alllah bimbingklah kami dan berikanlah petunjuk kepada kami.

Ya Allah hindarkanlah bangsa kami dari bencana dan mala petaka, agar kami dapat meneruskan pembangunan bangsa kami, demi mewujudkan bangsa Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur, sejahtera lahir dan batin,  selalu berada dalam naungan ridha dan ampunan-Mu.

Ya Allah ya ghaffar, ampunilah dosa kami, orang tua kami, dosa para pemimpin kami, muliakanlah ya Allah kedatangan mereka disisi-Mu, amin.

رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

8/15/2019

Doa Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Republik Indonesia


Kemerdekaan adalah anugerah Allah, kemerdekaan diperoleh dengan perjuangan dan pengorbanan para syuhada’. Kemerdekaan diperoleh dengan cucuran keringat, tetesan darah, pengorbanan jiwa dan raga. Bagaimanakah dahulu rakyat Indonesia hidup dalam penderitaan, penindasan, kemiskinan dan kebodohan. Sejarah telah membukakan hati kita untuk mengingat perjuangan dan pengorbanan mereka.

Kini kita hidup di alam merdeka, kita hendaknya menyukuri nikmat kemerdekaan dengan mengisi kemerdekaan. Yang masih dalam taraf pendidikan untuk lebih rajin belajar, yang sudah bekerja untuk lebih giat bekerja, yang menjadi pemimpin untuk lebih amanah, rakyatnya taat, dan semuanya bekerja dan berkarya berdasar pada profesinya dengan tidak melupakan zat yang menciptakan dari semua yang ada, tentu saja dengan meningkatkan amal ibadah kepada-Nya.


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ, اللّٰهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى  سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ  اَجْمَعِيْنَ.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat-Mu, atas segala limpahan nikmat dan karunia-Mu sehingga pada pagi hari ini kami dapat berkumpul di tempat ini dalam kegiatan upacara bendera Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74, dalam suasana yang aman, damai dan sejahtera, sembah sujud senantiasa kami panjatkan kehadirat-Mu. Karena Engkaulah pencipta, pengatur dan pemilik dari semua yang ada ada.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.
Ingatkan dan sadarkanlah bangsa kami, dengan semangat dan perjuangan para pahlawan yang telah dengan ikhlas mengorbankan jiwa dan raga untuk meraih kemerdekaan. Karena itu ya Allah, kemerdekaan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami, berikanlah kami kemampuan untuk mengisi kemerdekaan, dengan senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan serta persaudaraan. Jauhkanlah segala perilaku jelek yang akan membawa pada perpecahan dan permusuhan. Karena kami bangsa yang satu, yaitu Indonesia.

Ya Allah, ya haady, bimbinglah kami, terangilah hati dan fikiran kami dengan nur hidayah-Mu  agar kami dapat menjadi pribadi yang ikhlas beramal. Jadikanlah kami, sebagai aparatur negara yang bisa bekerja dengan integritas, professional, inovasi, tanggung jawab dan keteladanan. Karena kami yakin ya Allah, bahwa segala yang kami lakukan kelak akan Engkau mintai pertanggungjawaban.

Ya Allah ya ghoffar, ampunilah dosa kami, orang tua kami, para pemimpin kami, kabulkanlah permohonan kami, amin.
رَبَّناَ تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيناَ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الا خرة حسنة وقنا عذاب النار, والحمد لله رب العالمين.

6/06/2018

Mengisi Ramadhan Bulan Penuh Ampunan



اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرًا مبَارَكًا كُتِبَ فِيْهِ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الْاُ مَمِ الْمَاضِيَةِ وَأُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتِ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الدَّيَّانُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ خَيْرُ مُعَلِّمٍ وَاِمَامٍ, اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ عَلَى مَنْهَجِهِمِ السَّلِيْمِ أَمَّابَعْدُفَيَآعِبَادَ اللهِ, أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ
Kaum muslimin jemaah jum’ah Rahimakumulah
Tidak terasa bahwa puasa Ramadhan yang kita laksanakan sudah masuk pada sepuluh hari yang kedua, semoga Allah memberikan maghfirah kepada hamba-Nya yang senantiasa beristiqomah, ikhlas dan sabar dalam melaksanakan perintah Allah. Serta pada sepuluh hari yang kedua kita berupaya untuk memaksimalkan kegiatan di bulan Ramadhan, guna meraih ampunan Allah SWT, Rasullulah SAW pernah bersabda

اوله رحمة واوسطه مغفرة واخره عتق من النار

“ Awal puasa Ramadhan adalah rahmat yang pertengahan adalah maghfirah dan yang terakhir adalah dihindarkan dari siksa neraka”.

Dari hadits tersebut ada tiga kelompok yaitu Ramadhan pertama, pertengahan dan yang terakhir. Yang pertama bila kita hubungkan dengan tanggal dalam satu bulan ada 29 atau tiga puluh hari, maka yang pertama adalah tanggal 1-10, yang pertengahan adalah 11-20 dan yang terakhir adalah 21-29 atau 30. Pada tanggal 1-10 pada bulan Ramadhan Allah SWT melimpahkan seluruh rahmatnya bagi hamba-hambanya utamanya adalah orang-orang yang sedang melaksanakan ibadah puasa, dan pada tanggal 11-20 Allah melimpahkan maghfirahnya bagi orang-orang yang beriman.
Karena itu pada sepuluh hari yang kedua diupayakan berlomba untuk meraih ampunan Allah:


“dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”, (QS. Ali Imran: 133)

Pada sepuluh hari yang kedua pada bulan Ramadhan ini Allah melimpahkan maghfirahnya kepada orang-orang yang beriman. Karena itu Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman bila telah melakukan perbuatan yang tercela, perbuatan yang dilarang, Allah memerintahkan untuk segera meminta ampun, beristighfar atau berobat, dengan demikian orang mukmin ini kelak akan dimasukkan ke dalam surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Dalam Alquran surat Ali Imran ayat 134-135 Allah menjelaskan bahwa memohon ampunan, beristighfar atau bertobat hendaknya diiringi dengan melakukan amaliyah shalihah. Yang implementasi diantaranya:

  1. Menafkahkan atau membelanjakan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit. Setiap harta yang di miliki terdapat hak-hak bagi fakir miskin. Harta merupakan titipan Allah sehingga dengan harta bisa menjadi bahagia namun kadang membuat orang yang lupa diri, sehinga dengan harta kadang melakukan perbuatan diluar batas yang justru pada akhrnya merugikan pada dirinya sendiri.
  2. Menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Amarah adalah akhlaq yang tidak terpuji, banyak terjadi ketika marah orang akan berkata dan bertindak tanpa control. Tak jarang bila marah telah reda maka akan timbul penyesalan, namun kadang dengan marah yang tidak terkendali justru akan menimbulkan perbuatan lain yang lebih mengerikan. Karena akan terjadi perilaku jahat seperti pembunuhan, penyiksaan, adu-domba dan fitnah. Karena itu Rasulullah SAW pernah bersabda:

ليس الشديد بالشرعه وانما الشديدالذى نفسه عند الغضب

         “bukanlah keperkasaan itu yang dapat mengalahkan musuh-musuhnya, tetapi orang yang               perkasa adalah yang dapat mengalahkan hawa nafsunya ketika sedang marah. (Hadits)

Dan mau memaafkan terhadap orang yang bersalah dan meminta maaf adalah merupakan perilaku terpuji, demikian pula menyedari kesalahannya lalu meminta maaaf juga merupakan akhlaq terpuji.


3.  Berlomba-lomba melakukan perbuatan yang baik karena Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.




“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Baqarah: 177)


4. Apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, yaitu melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil, segera ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosanya.

“Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Annisa’: 110)

Kaum muslimin Jemaah Jum’ah Rahimakumulah
Setiap perintah dan larangan Allah pasti ada hikmah dibalik itu, melaksanakan perintah Allah maka akan dikelompokkan menjadi orang yang shalih dan bisa mencapai muttaqin. Bila perintah Allah ditinggalkan, larangannya justru dilaksanakan maka akan dimasukkan dalam golongan orang-orang yang fasik, mereka akan menerima dosa. Setiap pahala dan dosa yang dilakukan akan berdampak pada kehidupan dunia dan akhirat. Dengan amal shalih sehingga mendapatkan pahala maka Allah akan memberikan ketenangan dan kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. Di dunianya akan merasa manjadi hamba yang dekat dengan Allah, dan di akhirat akan dimasukkan ke dalam surganya.
Semoga puasa Ramadhan pada sepuluh hari yang kedua ini kita akan semakin istiqomah, ikhlas dan bersemangat dalam melaksanakan ibadah serta amalan sunnah, tidak lain kita mengharapkan ampunan dari Allah SWT. Dan pada akhirnya kita akan menjadi muslim yang muttaqin, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ