4/23/2013

Mengatasi Kesurupan


Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah bersifat merdeka, tetapi ia mempunyai sifat fitrah yang ingin bebas dari segala gangguan. Oleh karena itu adanya fenomena kesurupan yang melanda beberapa wilayah Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi terutama dari kalangan pelajar dan buruh pabrik akhir-akhir ini, sebagaimana diberitakan baik dimedia massa maupun media elektronik.  Peristiwa tersebut ditengarai adanya kegiatan-kegiatan manusia, misalnya pembangunan gedung, penebangan pohon, pembuatan sumur yang merupakan aktifitas rutin manusia untuk mengolah sumber daya alam yang merupakan hak manusia selaku khalifah dibumi.

Mereka berteriak histeris, menangis dan kejang-kejang baik terjadi ketika proses belajar-mengajar atau sedang melakukan aktifitas lain. Dari kejadian ini kemudian diadakan upaya penyembuhan dengan berbagai cara yang bisa dilakukan, ada yang mengundang paranormal, ustadz, kyai, memberikan sesaji, memanggil imam masjid, tergantung dari tingkat kecerdasan dan keberagamaan masyarakat.

Kesurupan merupakan kondisi tubuh yang fitrah kemasukan makhluk ghaib. Bila dianalogikan dengan suatu yang bersifat materiil, bahwa jasad manusia mempunyai sifat steril dari benda-benda lain. Bila kulit tertusuk duri maka akan timbul rasa sakit walaupun tanpa upaya untuk dikeluarkan tetapi sel-sel dalam tubuh akan berontak dan berusaha untuk mengeluarkan benda tersebut. Demikian pula bila mata kena kotoran atau debu maka air mata akan mengalir untuk menghilangkan kotoran agar mata menjadi steril kembali.
Tubuh yang tidak normal, misalnya mempunyai penyakit jantung, paru-paru, diabetes, asam urat, darah tinggi, mag dan penyakit-penyakit lainnya yang menurut diagnosa dokter harus pantang terhadap makanan tertentu. Maka bila tetap makan makanan tersebut akibatnya tubuh akan konslet yang akan menambah sakit, reaksi yang terjadi tubuh akan lemas, kepala pusing atau bersifat frontal misalnya jatuh atau kejang-kejang.

Proses kesurupan.
Secara tidak disengaja kesurupan terjadi karena makhluk ghaib merasa terusik dengan keberadaan manusia. Tanpa sepengetahuan manusia mereka yang bertempat dipohon, batu, pohon, bukit, lembah atau tempat-tempat lain, mereka merasa bahwa tempat-tempat tersebut menjadi miliknya. Bila ada makhluk yang mengganggu keberaaannya maka dengan serta merta mereka akan berontak dan bisa jadi akan masuk kedalam jasat hidup manusia.

Kesurupan bisa terjadi karena disengaja dengan adanya aktifitas fisik yang membutuhkan konsentrasi sedang hatinya kosong seperti pemain kuda lumping, kuda kepang, dolalak, rodad. Demikian pula mereka yang sedang mempelajari ilmu yang tidak ada bertentangan dengan syari'at (ilmu hitam) bisa mengalami hal yang sama. Sehingga ketika kesurupan mereka dapat melakukan aktifitas yang diluar kemampuan fisik dan tidak masuk akal, seperti makan kaca, mengupas kelapa dengan giginya lalu memecahkannya dengan diadu pada kepalanya, bahkan kotoran hewan dan sebagainya.

Bagi paranormal yang sedang mengobati pasien dengan mantera-mantera tertentu dirinya kesurupan, hal ini yang menurut keyakinan bahwa dirinya sudah memperoleh wisik. ketika bermeditasi lalu mengucapkan sesuatu yang diyakini itu bukan ucapan dia tetapi makhluk ghaib yang menjadi taghutnya.

Kesurupan juga bisa dilakukan oleh pihak ketiga dengan memalui perantara minta bantuan pada makhluk ghaib untuk mempengaruhi kondisi psikhis seseorang maka akibatnya seseorang melakukan aktifitas yang diluar kebiasaan, benci menjadi cinta, sabar menjadi pemarah, lemah-lembut menjadi garang dan sebagainya.
Aktifitas yang dilakukan oleh orang yang kesurupan tidak fitrah lagi, jiwa fitrah yang mempunyai sifat-sifat ketuhanan sudah didominasi kekutan metafisik dari golongan jin, baik itu jin muslim maupun jin kafir mereka adalah zalim dan telah melakukan penjajahan. Karena manusia dan jin adalah makhluk yang berbeda dan mempunyai alam yang berbeda dan tujuan penciptaan ada sama yaitu untuk beribadah kepada Allah. Alam semesta pengeloaan dan pemanfaatan sudah diserahkan kepada manusia sebagai khalifah, yang sebelumnya sudah diserahkan kepada golongan Iblis tetapi mereka menyalahgunakan wewenang akhirnya dicabut oleh Allah. Manusia makhluk bersifat jasmani dan rohani sedang jin adalah makhluk rohani dan meraka bisa mengetahui bentuk dan kedudukan manusia.

Bila manusia mampu melihat mereka maka akan menimbulkan keresahan, seperti dikisahkan oleh Hasan Bishri Lc dalam bukunya 6 Jenis gangguan Jin pada Anak dikisahkan. Andi seorang anak kecil yang mempu mengetahui jin, dia sering bermain-main dengan jin baik itu disekolah maupun dirumah, ketika dirumah disaksikan oleh ibunya dia sedang bermain, sekan-akan mempunyai teman, dan ketiaka ditanya ibunya memang dia mempunyai teman. Namun suatu saat dia menjerit ketakutan dan kemanapun pergi minta ditemani, ditanya ibunya mengapa demikian, dia menjawab bahwa dia selalu diikuti oleh makhluk yang bermuka hitam dan bertanduk, kadang diikuti oleh wanita tua yang botak kepalanya.

Demikian pula yang dialami oleh KH Ahmad Suhaimiy pimpinan Pondok Pesantren Darul Falah Es Salafi Kemang Indah Meuji OKI Sumatera selatan dia pernah shalat subuh dengan jama'ah jin. Ketika ada adzan subuh lalu dilaksanakan shalat subuh berjama'ah dan kemudian kegiatan ta'lim. Setelah kegiatan selesai jama'ah bubar lalu ada panggilan adzan kembali, lalu shalat subuh dan kegiatan ta'lim kembali, dia berkeyakinan bahwa jama'ah yang kedua itu jama'ah yang sesungguhnya. (Majalah Ghoib, Pebruari 2006).
Disamping jin, malaikat juga makhluk ghaib disamping mereka mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda, meraka sering turun kelangit dunia untuk mencari orang yang sedang mengadakan majelis dzikir. Akan tetapi dua makhluk ghaib diciptakan dari unsur yang berbeda dan tugasnya juga berbeda, yang satu menyesatkan dan yang satu memberi petunjuk.

Mengatasi kesurupan
Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Al Isra': 82). Hal tersebut direalisasikan oleh para ulama', kyai, ustdz dengan kegiatan mujahadah, dzikir, ruqyah.

Ruqyah yang menjadi terapi dari gangguan jin dan juga penyakit medis. Peruqyah menyampaikan muqodimah tentang kedudukan jin dan manusia yang berbeda, diciptakan dari unsur yang berbeda, mereka hidup bebas satu sama lain tidak boleh saling mengganggu, apalagi bila makhluk halus yang berasal dari golongan jin masuk kedalam jasad manusia maka hal ini telah terjadi perbuatan kedzaliman. Para peserta nampak hidmat mendengarkan, ada yang sudah merasa cemas. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat Alquran, baru beberapa menit ada yang sudah mengomel, menangis, histeris, berteriak-teriak tetapi ada yang reaksinya halus lewat keringat, air mata, gerakan halus dalam tubuh dan sebagainya.
Semakin lama dibacakan ayat Alquran semakin keras reaksinya, dan bisa terjadi percakapan, meraka ditanya asal-usulnya, apa maksudnya, bila jin kafir maka mereka diajak masuk Islam dan bila jin muslim maka diberi kesadaran. Dengan demikian terapi ayat yang dibacakan bisa lebih tepat dan akurat, mantera pengusiran atau penyadaran.

Dalam prakteknya ada jin yang merasa cocok tinggal ditubuh manusia, karena ketika terjadi percakapan bahwa manusia itu sendiri yang memintanya maka ruqyah harus dilakukan berulang-ulang. Ruqyah memang tidak masuk akal tetapi nyata dan kesembuhannya adalah nyata. Karena jin kafir bisa diajak masuk Islam dan jin muslim dengan ikhlas mau pergi. Terapi yang demikian ini akan memutuskan rantai lingkaran syetan. Metode pengusiran makhluk halus dangan makhluk yang lebih tinggi maka akan terjadi adu kekuatan, yang kuat dialah yang berkuasa, tetapi seiring dengan peredaran waktu akan ada yang menandinginya, diatas langit masih ada langit. Tetapi tandingan yang kita ajukan adalah sang Kaliq, maka tidak akan ada yang mampu menandingi, karena tidak ada dzat yang setara dengan Dia.
Ruqyah pernah dilakukan oleh rasul baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap sahabat Abu Bakar ketika disengat Kalajengking lalu dibacakan surat Al Fatehah, Al Ikhlas, Al falaq dan Annas. Demikian pula Rasulullah pernah diruqyah oleh malaikat.

Bila hendak melakukan ruqyah, hindarkan ruqyah syirkiyah, karena mantera yang dibaca tidak bersumber dari Alquran dan hadits, tidak diketahui maknanya dan adanya keyakinan bahwa yang menyembuhkan adalah ayat tersebut. Maka bila terjadi yang demikian dikhawatirkan akan terjadi kekuatan ketiga yaitu jin yang dapat mencuri berita dari langit membawa seratus kebohongan yang dibalut dengan satu kebenaran membisikkan pada manusia yang sedang membutuhkan pertolongan.

Dampak ditengah masyarakat.
Fenomena kesurupan yang tidak disengaja yang terjadi dilingkungan pelajar dan buruh memberikan nuansa baru dalam kehidupan beragama. Visualisasi anak atau orang yang kesurupan menjadi media yang efektif didalam menanamkan kesadaran beragama. Keharusan manusia untuk berdisiplin, istiqomah dalam melaksanakan syari'at, membiasakan diri untuk bersikap jujur dan adil, beramal shaleh memenuhi hati dengan dzikir dan akal dengan fakir. Menjauhi dari perbuatan fasiq niscaya hati akan bersinar, jasad manusia seakan dibungkus dengan kekuatan Allah, sehingga jin tidak mampu menembusnya. Sebagaimana dikatakan oleh Prof Dr. Qurais Shihab bahwa kesurupan disebabkan oleh hati dan pikiran yang labil.

Setiap saat manusia selalu diintai oleh syetan dari segala penjuru yang akan mempengaruhi bahkan menguasainya. Bila manusia itu adalah sebuah rumah dimana didalam rumah terdapat harta benda yang menjadi incaran para penjahat, bila ingin aman maka dibuatkan pagar dan bila perlu tenaga Satpam, bila dipandang kurang kuat maka ditambah dengan alarm, alat detector, CCTV. Bentengnya manusia adalah dzikir, keteguhan dan ketaatan dalam menjalankan syari'at Islam, jauhkan dari thaghut, mintalah petunjuk dan pertolongan hanya kepada Allah. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan (QS Al Fatehah).

Kekuatan benteng manusia dapat dibangun secara terus menerus dengan iman dan amal shaleh, iman kadang kuat dan kadang melamah (Al hadits). Iman kuat ditandai dengan keteguhan dan sikap istiqomah dalam menegakkan dan menjalankan syari'at. Iman yang sedang melemah ditandai dengan sifat malas, benci, marah tanpa sebab. Maka bila hal ini dibiarkan akan membuat jiwa menjadi rapuh.
Jiwa dan fikiran yang labil terkait dengan perubahan waktu, tempat dan usia, antara dus seint dan dus sollen perlu disinkronkan dengan menyadari keterbatan dan kemampuan yang ada. Perlu berhati-hati terhadap dunia fantasi yang bisa yang melalaikan tugas dan tanggung jawab selaku makhluk individu, masyarakat dan ber-Tuhan.

4/21/2013

Sebenar-benar Taqwa


Hidup menjadi seorang muslim adalah merupakan hidayah Allah, demikian pula kemampuan dan kemauan untuk senantiasa berpegang teguh pada Sunnatullah juga merupakan hidayah. Karena sudah banyak terjadi bahwa dari mana dan oleh siapa pengetahuan tentang Islam diperoleh namun ternyata hanya sekedar angin lalu yang tak pernah diimplementasikan.

Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah Telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup dan bagi mereka siksa yang amat berat (QS. Al Baqarah: 6-7)

Dengan demikian ajaran Islam hanya sekedar norma-norma saja, oleh karena itu mana mungkin akan menjadi seorang muslim yang sebenar-benar taqwa. Allah SWT memerintahkan:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam (QS. Ali Imran: 102)

Maksud sebenar-benar taqwa:
1. Menurut Ibnu Mas'ud mengandung pengertian:
• Mentaati Allah dan tidak mendurhakai,
• Mengingat Allah dan tidak melupakan-Nya,
• Mensyukuri dan tidak mengingkari.

2. Menurut Amirul Mukminin Abul Hasan alias Ali bin Abi Thalib, ketika berdiri diatas mimbar kemudian ada sahabat yang bertanya perihal taqwa. Ia menjawab taqwa adalah:
• Rasa takut kepada Allah Yang Maha Agung, mengamalkan wahyu yang diturunkan-Nya, demikian pula harus mengetahui cara bertaqwa dengan berdasarkan pada keterangan Al Kitab dan Sunnatullah.
• Puas dengan sedikit rizki dan mencari bekal untuk hari keberangkatan. Janganlah menjadikan dunia sebagi pusat perhatian, tetapi cukupkan saja seperti kebutuhan seorang musyafir, dan yang dimaksud hari keberangkatan yakni hari hari keberangkatan dalam kehidupan yang kekal.

ياغلام انى اعلمك كلمات احفظالله يحفظك احفظ الله تجده تجاهدك تعرف على الله في الرخاء يعرفك في الشدة اذاسالت فال الله واذااستعنت فاستعن بالله واعلم ان الامة لواجتمعوا على ان ينفعوك الا بشيء قد كتبه الله لك وان اجتمعوا على ان يضروك لم يضرواك الا بشيء قد كتبه الله عليك رفعت الاقلام وجفت الصحف


Wahai anak muda, sesungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu beberapa pesan berikut: periharalah Allah, niscaya Dia akan memeliharamu, peliharalah Alah niscaya engkau akan menjumpai-Nya dihadapanmu, kenalilah Allah saat kau senang niscaya Dia akan mengenalimu saat kamu susah, apabila kamu meminta pertolongan mintalah kepada Allah, Ketahuilah bahwa seandainya suatu umat sepakat untuk memberi manfaat kepadamu dengan sesuatu, mereka tidak dapat memberi manfaat kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditaqdirkan oleh Allah atas dirimu. Seandainya mereka bersepakat untuk menimpakan bahaya kepadamu, niscaya mereka tidak dapat menimpakan bahaya kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditaqdirkan oleh Allah atas dirimu, qalam telah diangkat dan lembaran telah kering. (HR. Turmudzi)

4/20/2013

Syirik Hapuskan Amal Ibadah


Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, terdiri dari unsur jasmani dan rohani, kedua unsur ini akan tetap sehat apabila steril dari segala macam penyakit. Akan tetapi bila penyakit itu telah bersarang pada dirinya maka penyakit itu akan menggerogotinya dan pelan-pelan unsur jasmani atau rohani manusia akan menjadi melemah, semakin kuat penyakit yang diderita akan menimbulkan meninggal dunia. Demikian pula manusia dalam melaksanakan ibadah kepada Allah terdapat suatu dosa yang dapat menghapuskan semua amal perbuatan baik kita, dosa itu adalah dosa syirik. Sebagaimana firman Allah dalam surat Annisa’ ayat 48:
" Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar".

Didalam Alquran banyak sekali ayat yang menyatakan tentang bahaya dari perbuatan syirik, syari’at Islam yang pertama disampaikan Rasulullah adalah ajaran ke-Tuhanan, mengesakan Allah baik dari segi dzat, sifat maupun af’alnya. Sehingga ketika Rasulullah dapat menundukkan kota Mekah hal pertama yang dilakukan adalah menghancurkan berhala-berhala yang menjadi sembahan masyarakat jahiliyah. Demikian pula para Rasul sebelum nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah adalah juga tentang ajaran tauhid.

Menurut Abul Rahman dalam kitabnya Fathul Majid membagi syirik ada dua macam:
1. Syirk akbar (syirik besar) adalah menjadikan segala sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam berbagai macam ibadah. Jelasnya syirik ini adalah dalam bidang aqidah, seperti menyembah patung, kuburan dan sebagainya. Sehingga barangsiapa yang mendo’akan mayat, sedang dirinya mengahadapkan wajahnya kepada mayat dan hatinya merasa cinta dan merasa takut, baik ia meminta kepadanya atau tidak meminta, maka perbuatan tersebut termasuk syirik yang tidak mendapat ampunan dari Allah SWT. Karena itu Allah mengharamkan menggunakan perantara dalam berdo’a dan mengingkarinya, sebab menghilangkan keikhlasan (kemurnian) ibadahnya, hatinya berpaling kepada perantara. Perbuatan ini yang sering menjadi dalil bagi masyarakat jahiliyah sebagaimana firman Allah dalam surat Azzumar ayat 3:
" Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar".

2. Syirik asgahr (syirik kecil) adalah syirik yang berhubungan dengan tujuan dalam menjalankan ibadah, misalnya ibadah shalat puasa, zakat, haji dan ibadah-ibadah lainnya yang seharusnya bertujuan hanya untuk mencari keridhaan Allah, tetapi ketika melakukannya menyimpang dari tujuan tersebut, yaitu bertujuan untuk mencari popularitas dan pujian dari manusia. Rasulullah mengingatkan akan syirik kecil ini dalam sabdanya:

اِنَّ اَخْوَفَ مَا اَخَافُ عَليْكُمُ الشِّرْكُ الْاَصْغَرُ قَالُواْ وَمَا الشِّرْكُ الْاَصْغَرَ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ الرِّيَاءُ

“ Sesungguhnya perbuatan yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah syirik kecil, lalu sebagian sahabat bertanya: Apakah yang dimaksudkan dengan syirik kecil wahai rasul? Rasul menjawab yang dimaksudkan syirik kecil adalah riya’ (pamer) (HR. Ahmad, Attabrani, Bahaihaqi).

Demikianlah bahwa Rasulullah begitu sayangnya kepada umatnya sehingga rasul selalu mengingatkan, untuk tidak melakukan perbuatan syirik yang sangat besar dosaya. Jika Rasulullah sangat khawatir kepada sahabatnya yang kuat imannya dan sempurna pengetahuan agamanya. Maka tentu lebih khawatir lagi kepada umatnya yang kurang ilmu dan lemah imannya.

Bila pada masa awal permulaan Islam, nabi Muhammad telah gigih untuk memberantasnya, namun pada masa sekarang masih banyak orang yang menyembah selain Allah. Bila pada masa jahiliyah mereka menyembah patung Latta, Uzza, Manat, Hubal dan sebagainya. Maka sekarang mereka menyembah lebih dari itu, meraka menyembah patung, batu, kayu, kuburan, laut, gunung dan sebagainya dengan membawa sesaji yang terdiri dari nasi, bunga dan sebagainya, bahkan sekarang dijadikan sebagai tempat wisata. Yang lebih parah lagi meraka menyembah manusia, dengan cara tunduk dan taqlid buta kepada pemimpinnya, menyembah harta seakan-akan harta tersebut menjadikan kehidupan dan kebahagiaan, sehingga berusaha mengeruk harta tanpa menghiraukan jalan yang ditempuh halal atau haram, seperti korupsi, minipu dan sebagainya.

Syirik bila dilihat dari sifatnya ada dua yaitu syirik akbar dan syirik asghar, dan bila dilihat dari bentuknya adalah:
1. Berbentuk jimat dan guna-guna.
Jimat atau guna-guna tidak hanya terdapat pada masyarakat jahiliyah, melainkan terdapat disemua penjuru dunia, terutama dinegara-negara yang masih kurang pengetahuan agamanya, atau di daearah-daerah yang masih kuat kepercayaan animisme. Dalam Islam jimat adalah dilarang karena pemiliknya mempercayai kekuatan lain selain Allah. Rasululah pernah melihat salah seorang sahabat memakai gelang dari kuningan, kemudian beliau bertanya: Apakah ini? Orang itupun menjawab: ini adalah penolak balak. Kemudian Rasulullah bersabda:

اِنْزِعْهَا فَاِنَّهَالَاتَزِيْدُكَ اِلَّا وَهْنًا, فَاِنَّكَ لَوْ مُتَّ وَهِىَ عَلَيْكَ ما اَفْلَحْتَ اَبَدًا.

“Lepaskan gelang itu, sebab sesunggunya gelang tersebut tidaklah menambah apa-apa kecuali hanya menambah kelemahan. Maka sungguh jika kamu meninggal, sedang gelang itu masih melekat padamu, kamu tidak akan beruntung selamanya. (HR Ahmad dari Umar bin Husain)

2. Berbentuk sesaji. Sesaji adalah sesuatu yang disajikan kepada selain Allah, kadang berupa makanan, bunga, kemenyan, hewan dan sebagainya. Perbuatan tersebut termasuk syirik maka harus dijauhi. Sebagaimana sabda rasul yang artinya:

“ Dari Thariq bin Syihab, bahwa Rasulullah SAW bersabda, Masuklah seorang laki-laki ke dalam surga karena lalat dan masuk neraka karena lalat. Para sahabat bertanya: bagaimana hal itu dapat terjadi wahai rasul? Rasul menjawab; Ada dua orang laki-laki yang bepergian melewati sekelompok orang yang memiliki berhala yang tidak boleh seorangpun melawatinya sebelum mengorbankan sesuatu untuknya. Berkatalah orang yang menjaganya kepada salah satu dari dua orang tersebut: Korbankanlah: berkatalah orang itu. Saya tidak mempunyai sesuatupun untuk saya korbankan. Kemudian pasukan penjaga berhala itu berkata: Korbankan walaupun hanya dengan seekor lalat”, lalu orang itu mengorbankan lalat. Kemudian penjaga tersebut meloloskan untuk melanjutkan perjalanannya, maka ia masuk kedalam neraka: Kemudian berkatalah penjaga itu kepada laki-laki yang lain. Korbankanlah, lelaki itu menjawab: Aku tidak pantas mengorbankan sesuatupun kepada seseorang pun selain kepada Allah yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi. Kemudian mereka memenggal lehernya, maka masuklah ia ke dalam surga kelak. (HR. Ahmad dari Thariq bin Syihab).

3. Percaya kepada ramalan kahin (peramal)
Kahin adalah orang yang menerima bisikan dari syetan, jin yang mencuri pendengaran. Biasanya jin menyampaikan berita kepada orang yang dicintainya. Dalam hadits yang ditahrijkan oleh Muslim dari Aisyah, ia berkata, wahai rasul, sesunguhnya para kahin sering menceritakan sesuatu kepada kita, kemudian kita menemukannya benar terjadi. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: Itu memang kata-kata yang benar yang diambil oleh syetan jin, kemudian dilemparkan kepada telinga kekasihnya, dengan menambah seratus kebohongan. Firman Allah dalam surat Annaml ayat 65:

" Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan".

Dan Rasulullah menerangkan tentang dosa bagi orang yang mempercayai kahin:

مَنْ اَتَى عَوَّافًا فَسْأَلَهُ عَنْ شَيْئٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً

“ Barang siapa mendatangi kahin, kemudian menanyakan sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 hari (HR Muslim, Safiyah).

4. Kata-kata lau (seandainya)
Kata lau menurut Rasululah adalah melemahkan iman karena itu beliau melarang mengucapkan kata-kata seandainya:
" Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah, dan masing-masing ada kebaikannya. Berusahalah dengan sungguh-sungguh mencari apa yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan malas. Jika kamu tertimpa suatu musibah, janganlah kamu mengucapkan” Seandainya aku lakukan, niscaya akan menjadi begini, malainkan katakanlah, sudah menjadi keputusan Allah, apa saja yang Dia kehendaki Dia lakukan, sebab kata seandainya membuka perbuatan syetan (HR Muslim)".

Begitu besarnya dosa syirik dan begitu beratnya siksaan disisi Allah, tersebut didalam Alquran surat Al Bayyinah ayat 6:
" Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk".

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim nabi Muhammad bersabda:

مَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًادَخَلَ النَّارَ

" Barangsiapa mati dalam keadaaan tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah niscaya ia masuk surga, dan barangsiapa meninggal dalam keadaan menyekutukan sesuatu dengan Allah niscara ia masuk ke dalam neraka (HR. Muslim dari Jabir)".

Demikian berat balasan bagi pelaku perbuatan syirik, maka tiada jalan lain kita bertobat mohon ampun, dan kembali mentauhidkan Allah, mengucapkan lafadz La ilaha illallah dengan sepenuh hati, dan merealisasikan kalimah tauhid dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kepada Allah SWT.

4/19/2013

Gaya Hidup Tangan-tangan Kreatif


Tangan kreatif bergerak adalah menunjukkan keterampilan dan kreatifitas, bila diam terasa gatal, dalam judul ini penulis sampaikan tentang tangan-tangan terampil ketika berhadapan dengan perkembangan IPTEK yang ditandai dengan semakin canggihnya sarana informasi dan komunikasi melalui ponsel.

Di sekolah, di mol, di pasar, di jalan, di halte bus, di kantor, terlihat tangan-tangan kreatif memainkan ponsel. Entah itu mau ngebel, kirim SMS, main game, membuka memori lewat inbox, membuaka e-mail, face book, mencari berita atau mungkin hanya sekedar untuk mengecek sisa pulsa. Begitu banyaknya para pemakai ponsel, yang pada tahun 1990-an masih menjadi barang langka dan sangat mahal. Penelpon dan penerimanya dikenai beban pulsa, demikian pula untuk membeli voucer perdana sangat mahal, bahkan satu voucer perdana pada masa sekarang dapat digunakan untuk membeli ponsel kamera. Dengan semakin berkembangnya sarana informasi dan komunikasi, maka terjadi persaingan para pengelola ponsel dengan menawarkan produk yang sangat murah. Sehingga pada masa sekarang ponsel menjadi barang biasa, sebagaimana orang yang memakai jam tangan.

Begitu banyaknya para pemakai ponsel, ada yang memandang bahwa ponsel adalah menajadi kebutuhan pokok, sehingga setiap saat ponsel selalu melekat pada dirinya, ibarat perangko yang melekat pada suratnya. Dengan HP bisnis menjadi lancar, relasi semakin banyak, komunikasi dengan keluarga semakin dekat, dan banyak hal lain yang dapat berjalan lebih baik ketika mengunakan jasa ponsel. Dengan demikian kelompok ini dalam pemakaian ponsel sudah diperhitungkan untung-ruginya, manfaat dan madharatnya. Sehingga sebelum habis masa berlakunya sekalipun sisa pulsa masih banyak, akan segera diisi ulang. Karena takut kehilangan informasi, karena ponselnya ibarat orang yang bisu sudah tidak dapat berbicara, untuk memanggil atau hanya sekedar untuk mengirim SMS.

Disamping pemakai ponsel karena kebutuhan namun ada juga yang karena motivasi ingin tampil modis, sehingga perkembangan IPTEK selalu diikuti walaupun kadang tidak diikuti dengan kemampuan SDM pada dirinya sendiri. Sehingga ketika voucer sudah didisi ulang, mulut selalu ingin bicara, jari telunjuk semakin terampil, pencet sana, pencet sini, untuk tulis SMS sehingga tersusun kata-kata yang manis atau hanya sekedar ingin ngobrol, menanyakan apakah sudah makan, apakah belum tidur, apakah capek, apakah sudah bangun dan lain sebagainya. Yang lebih ironis lagi baru saja ketemu lalu berpisah sudah ingin ngebel atau kirim SMS.

Begitu asiknya permainan jari terampil, masa berlakunya pulsa masih lama namun sisa pulsa sudah tidak cukup untuk mengirim SMS apalagi untuk ngebel. Akhirnya punya HP yang bisu, karena hanya bisa menerima. Maka apalah gunanya ketika kolega minta dikirimi nomor HP seseorang, padahal dia sangat membutuhkan. Ahirnya kolega menunggu yang tak pernah ada jawab, karena kolega sendiri juga tidak punya persediaan pulsa buat berbicara. Belum lagi bila ada urusan keluarga yang sangat penting, tentu juga amat menyulitkan.

Kiat menggunakan HP
Ketika menggunakan HP maka kita dapat bermuhasabah, betapa sangat berharganya waktu, pembicaraan lewat HP dihitung dengan uang, sehingga waktu itu memang amat penting walaupun pentingnya waktu itu kadang lebih banyak disia-siakan. Allah menyebutan bahwa orang yang tidak dapat memanfaatkan waktu maka termasuk orang-orang yang merugi. Oleh karena itu rasul memerintahkan kepada umatnya agar menggunakan waktu muda sebelum datang waktu tua, waktu sehat sebelum datangnya sakit, waktu luang sebelum datangnya waktu sibuk, waktu kaya sebelum datangnya kemiskinan, waktu hidup sebelum datangnya kematian.

Maka agar HP selalu dapat digunakan perlu dilakukan kiat-kiat sebagai berikut:
1. Isi ulang vocer sebelum masa berlakunya habis atau ketika sisa pulsa sudah tidak dapat digunakan untuk memanggil.
2. Berbicaralah yang singkat, jangan ngobrol, bicaralah yang penting-penting saja hindari sikap yang penting bicara.
3. Ketika bertemu relasi, teman cukupkan pembicaraan, tanyakan yang belum jelas, sehingga tidak akan mendorong untuk menanyakan sesuatu setelah berpisah.
4. Bila mengirim pesan yang berisi perjanjian untuk bertemu pada suatu waktu, jangan memulai dengan, kapan kita bertemu, dimana kita bertemu dan sebagainya. Tetapi kita mulai dengan kita bertemu pada hari Sabtu, jam 09.00 di Perpustakaan. Maka penerima pesan akan menjawab ya atau tidak. Jadi hindarkan mengirim pesan yang akan selalu menjadi tanya jawab yang tidak pernah akan selesai.
5. Bila untuk internet gunakan fasilitas paket agar pengeluaran dapat diperhitungkang.

Oleh karena itu gaya hidup tangan-tangan kreatif, hendaknya diimbangi dengan daya fikir dan semangat zikir, agar hidup semakin terarah, sekaligus untuk membiasakan diri pola hidup sederhana, tidak boros dan tidak medit. Sehingga azas manfaat, azas keseimbangan selalau dipupuk dan dikembangkan pada setiap insan.

4/17/2013

Pernikahan Barakah


Rasulullah bersabda: BAITI JANNATI, rumahku adalah Surga bagiku

Rumah tangga yang mawaddah wa rahmah merupakan upaya dalam menciptakan suasana surgawi dalam kehidupan rumah tangga

Rumah tangga terbentuk dari sebuah keluarga yang diawali dengan pernikahan, makna pernikahan menurut bahasa berarti mengumpulkan, sedangkan dalam pandangan para ulama pernikahan memiliki makna sebuah akad yang dikenal oleh masyarakat (mengenai hubungan seorang pria dengan seorang wanita) dengan terpenuhinya rukun serta syarat tertentu untuk berkumpul/ jima' yaitu bersatunya seorang pria dan seorang wanita dalam hubungan sexual.

Pernikahan yang dikehendaki menurut syariat Islam adalah pernikahan yang Barakah yaitu pernikahan yang memiliki tujuan untuk membentuk kehidupan keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, keluarga yang tentram dan harmonis dengan ketulusan cinta dan kasih sayang, keluarga yang terbina dengan keteladanan dalam kebaikan dan keluarga yang memiliki tanggung jawab sosial.


Keluarga adalah miniatur kehidupan bermasyarakat, keadaan yang damai dan sejahtera dalam keluarga menjadi indikasi dari suasana kehidupan bermasyarakat. Suasana yang baik harus tercipta dalam kehidupan berkeluarga sebab dari keluarga inilah suasana yang baik dalam bermasyarakat akan tercipta pula. Ada yang berkata, andaikan ada surga di dunia ini maka surga itu adalah kehidupan keluarga yang damai, tentram, aman, nyaman, sejuk, indah, bersih dan sehat, suasana ini tercipta karena keluarga dihiasi oleh ketulusan cinta dan kasih sayang, itulah kehidupan surgawi di dunia. Dan seandainya pula di dunia ini ada neraka maka neraka itu adalah keluarga yang kehidupannya bagai kapal yang berombang ambing gelombang lalu menerjang karang karang dan pecah hancur berantakan puing puingnya terhempas ombak. Keluarga yang terdapat banyak kedustaan dan kebencian , itulah neraka didunia.

Membina keharmonisan keluarga dengan ketulusan cinta, dalam ketulusan cinta terdapat kepercayaan credible (al amin) saling percaya dan tidak ada pengkhianatan diantara keduanya karena ketulusan cinta yang dimiliki merupakan amanah Allah yang harus dijaga sehingga tidak terdapat ruang pada hatinya untuk mengkhianati pasangannya karena Allah always in my heart and watching me all the time Allah yang selalu dihatiku dan mengawasiku setiap waktu, ada kesetiaan/ keyakinan yang mengikat comitment (al yakin) dan memiliki kefashihan dalam berkomunikasi communication skill (fashih) dari pasangan suami isteri serta adanya keteladanan initiative (uswah) dalam sikap dan perbuatan atas prestasi kebaikan dalam kehidupan rumah tangga.

Membangun Rumah Tangga yang berkualitas dengan kasih sayang, kasih sayang di memunculkan sikap bertanggung jawab accountable (al amanah), selalu menggunakan akal pikiran denan bijak tingking (al aqlu), serta adanya kebersamaan dalam mewujudkan kebaikan yang diharapkan bersama team work (al ukhuwah).

Dan diantara tanda tanda kebesaran-Nya ialah Dia menciptakan pasangan pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih sayang. Sungguh pada yang demikian itu terdapat tanda tanda kebesaran Allah bagi orang-orang berpikir. QS. Ar Ruum : 21

Hiasi diri dengan cinta, jadikan hidup penuh dengan makna, awali segala sesuatu yang hendak dilakukan dengan cinta, karena cinta akan membawanya pada keinginan yang baik, jauhkan diri dari sesuatu yang merugikan dan tercela karena hal itu akan menodai makna cinta dan tetaplah dalam tujuan cita-cita yang hendak diraih, itulah buah dari cinta.

Sesungguhnya orang yang mencintai akan selalu patuh berbakti dengan yang dicintai (Syair indah Asy-syafi’i)

Andai cinta itu sejati, pasti akan diterima dengan sepenuh hati,
andai cinta itu sejati, pasti tak ada yang menghianati,
bila cinta itu ada maka kedamaian akan terjaga,
bila cinta itu ada maka hidup akan bermakna

Semoga Allah berkenan memberkahi setiap pernikahan dari hamba hamba-Nya,
karena mereka menjadikan pernikahan sebagai ibadah kepada-Nya, amin.

4/16/2013

Hadiah bagi orang yang bertaqwa


Surga adalah tempat mulia kelak di hari Qiamat yang hanya disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. Taqwa bukan hanya ucapan dalam lisan, tetapi merupakan keyakinan didalam hati yang kemudian diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan amal perbuatan yang baik. Bila ingin memperoleh kabahagiaan didunia beramal yang baik maka di hari qiamat tinggal memetik pahala yang akan dilipatgandakan oleh Allah diwujudkan menjadi suatu tempat yang disebut Surga.
Merupakan perbuatan yang mulia adalah menafkahkan harta yang dimiliki baik dalam keadaan longgar maupun sempit. Longgar dalam arti mempunyai kelebihan harta namun bagaimanakah bila untuk kebutuhan diri sendiri saja tidak bisa. Namun bila tetap mau berderma niscaya merupakan keteguhan iman dan taqwa setiap muslim. Sangat disayangkan bila mempunyai kelebihan harta namun tidak mau berderma, maka ini salah satu indikator orang-orang yang kufur nikmat. Demikian pula inkator orang yang beriman adalah mau memaafkan kesalahan orang lain, Allah telah berfirman:
“ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (QS. Ali Imran: 133-134)

Ampunan dan surga yang seluas langit dan bumi akan diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang bertaqwa. Tanda-tanda orang yang bertaqwa pada ayat ini adalah:
1. Menafkahkan hartanya di jalan Allah baik diwaktu lapang maupun diwaktu sempit, yakni disaat memiliki kelebihan dari kebutuhan maupun diwaktu dia sempit tidak memiliki kelebihan.
2. Mampu menahan amarah bahkan bersedia memaafkan orang lain.

Tiga sikap manusia ketika menghadapi kesalahan orang lain:
1. Mampu menahan amarah. Kata al kadzimin mengandung makna penuh dan menutupnya dengan rapat, seperti wadah yang penuh air lalu ditutup rapat agar tidak tumpah. Hal ini mengisyaratkan bahwa perasaan tidak bersahabat masih memenuhi hati yang bersangkutan, pikirannnya masih ada keinginan untuk menuntut balas, tetapi dia tidak memperturutkan ajakan hati dan pikiran itu, dia menahan amarah sehingga tidak mengeluarkan kata-kata kotor atau perbuatan negative.
2. Memaafkan yang merupakan terjemahan dari kata Al ‘afin, kata ini berarti menghapus. Seorang yang memaafkan orang lain adalah yang menghapus bekas luka hatinya akibat kesalahan yang telah dilakukan orang lain terhadap dirinya.
3. Orang yang berbuat kebajikan, sehingga tidak hanya sekedar menahan amarah atau memafkan kesalahan namun justru berbuat baik kepada orang yang pernah malakukan kesalahan. (M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah: hal. 220)

4/15/2013

Naik Haji belum Berzakat


Bila mendengar ungkapan itu mungkin akan muncul sikap tidak percaya, karena haji adalah rukun Islam yang kelima yang merupakan puncak ibadah. Ibadah haji adalah ujian keimanan, karena dimulai dari proses pendaftaran sampai pelaksanaan ibadah haji sungguh menandakan kualitas keimanan seseorang. Tidak semua umat Islam bercita-cita untuk menunaikan ibadah haji, apalagi dilihat dari jumlah rupiah yang harus dikeluarkan.

Perkembangan setiap tahun, calon jama’ah haji selalu megalami peningkatan, biaya yang semakin besar, padahal hanya 30-40 hari untuk keperluan ditanah suci Mekah. Rupiah yang dikumpulkan selama bertahun-tahun, hanya ditukar dengan selembar kuitansi setoran biaya haji di Bank. Demikian pula kebiasaan untuk dilayani beralih pada sikap untuk melayani, kemandirian dalam pemondokan, kebersamaan dan persamaan tetap menjadi motivasi dalam melaksanakan ibadah haji.

Benarkan bahwa opsesi melaksanakan ibadah haji menjadi puncak ibadah. Banyak orang yang secara mataeri sudah mampu untuk melaksanakan ibadah haji. Tetapi ada yang secara materi belum memenuhi syarat untuk melaknakan ibadah haji, maka bila kondisi memang demikian akan dengan mudah dijawab, bahwa melaksanakan ibadah haji itu adalah panggilan dari Allah SWT.

Banyak diantara kita telah mampu tetapi tidak berani untuk melaksanakan ibadah haji, karena dirinya memandang bahwa dengan melaksanakan ibadah haji maka ibadahnya sudah sempurna, sehingga bila melakuan perbuatan-perbuatan dan kebiasaan yang buruk akan merasakan beban moral. Setelah melaksanakan ibadah haji perbuatan merasa dikekang, karena harapan untuk menjadi teladan, “ucapannya digugu, parilaku ditiru”. Apakah setelah menyandang predikat haji bisa melakukan yang demikian.
Opsesi yang lain bagi orang yang melaksanakan ibadah haji, adalah memandang bahwa haji adalah merupakan proses untuk memperoleh kesempurnaan ibadah, dengan predikat sebagai Pak Haji atau Bu Haji, yang orang Jawa menyebutnya dengan Pak Kaji, Bu Kaji, Mbah Kaji, Mas Kaji, dengan predikat haji yang mabrur perilaku yang baik, akhlaq yang terpuji akan melekat secara otomatis pada dirinya. Merupakan karomah dari Allah, setelah melaksanakan ibadah haji perilaku berbalik 180%, sifat-sifat kenabian dapat diwarisi.

Zakat adalah rukun Islam yang ketiga, secara bertahap dari hal yang paling utama, dimulai dari pengakuan (mengucapkan dua kalimat syahadat) lalu melaksanakan shalat, membayar zakat, melaksanakan puasa dan haji. Zakat dan haji keduanya merupakan ibadah yang berhubungan erat dengan materi, dan pelaksanaannya adalah sama-sama bersyarat. Syarat melaksanakan haji adalah istito'ah, sehat lahir dan batin, terjaminnya keamanan . adapun sarat untuk mengeluarkan zakat bila mempunnyaipenghasilan yang sudah mencapai nishab dimiliki selama satu tahun.Karena itu zakat yang dikenal dikalangan umat Islam adalah zakat fitrah, yaitu ibadah yang dilaksanakan sebelum mengakhiri badah puasa Ramadhan dengan tujuan untuk membersihkan jiwa. Akan tetapi zakat mal berhubungan dengan harta yang telah mencapai 1 nishab dan kepemilikan mencapai haul.

Karena itu agar penghasilan yang kita peroleh mendapatkan nilai keberkahan perlu mengetahui berapa nishab dari semua jenis penghasilan, yang bisa di baca pada " JENIS HARTA DAN BATAS BESARNYA TERKENA ZAKAT". Tentu saja setelah mengetahui tabelnya untuk selanjutnya dipahami dan berusaha untuk menghitung penghasilannya. Karena bila tidak mencermati hal yang demikian akan lebih terobsesi untuk naik haji namun melupakan kewajiban untuk berzakat.


Zakat bertujuan untuk membersihkan harta dan penghasilan, karena sebagian kecil dari harta tersebut adalah menjadi hak bagi orang-orang yang tidak mampu yang dalam syariat Islam yang teramasuk dalam 8 ashnaf (Lihat QS. 9: 60).
            Banyak sekali orang yang diberi anugerah harta menjadi bahagia dengan harta yang dimiliki, tetapi sebaliknya dengan harta yang dimiliki  empunya menjadi stres, khawatir dan lainnya. Maka untuk menggairahkan sadar zakat telah diatur dalam UU nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan KMA no 373 tahun 2003 tentang UU 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, Keputusan Dirjend Bimas Islam dan Urusan Haji nomor D-291 tahun 2000 tentang pedoman teknis pengelolaan zakat.

4/14/2013

Syarat Kesempurnaan Ibadah


1. Lebih sulit
Setiap orang tentu dapat melakukan ibadah yang mudah dan ringan, tidak semua orang yang dapat melakukan ibadah yang dilakukan dengan berat. Shalat lima waktu bagi orang yang belum terbiasa tentu akan merasakan berat dan susah, apalagi yang dilakukan dengan cara tepat waktu dan dilakukan dengan berjama’ah. Karena bila tetap melaksanakan dengan istiqomah tentu ini menjadi tanda bagi kesempuraan ibadah, bagi mereka akan tercatat sebagai muslim yang taat.
Alquran memberikan kelebihan bagi mereka yang selalu mengikuti rasul sedang beliau sedang diterpa dengan berbagai macam kesulitan (QS. Al -Taubah ayat 117). Allah juga memberikan kelebihan bagi setiap muslim yang mau meluangkan sebagaian dari waktu malam untuk melaksanakan shalat tahajud. Mereka mau meninggalkan tempat tidurnya untuk melaksanakan shalat dan bermunajad (Assajadah: 15). Demikian pula bagi para mujahid yang giat berjuang di jalan Allah lebih banyak pahalanya dari pada mereka yang duduk. (Annisa’: 95).
Ayat-ayat dalam Alquran tersebut menggambarkan ibadah yang dilaksanakan dalam kondisi sulit, namun tepap teguh dalam pelaksanaannya.

2. Lebih penting
Didalam melakukan amal perbuatan didunia, manusia di hadapkan dengan berbagai macam pilihan, nampak kelihatannya semuanya penting dan amat mendesak, serta mengandung kemanfatan. Namun pilihlah dari yang penting tentu ada yang lebih penting dari pada yang penting bahkan ada yang paling penting. Ketika didalam hidup kita banyak mengalami perbagai macam persoalan, salah satu solusi kita memohon petunjuk kepada Allah dengan berdo’a dan melakukan shalat. Ingatlah ketika menjalankan shalat malam, shalat lima waktu jangan ditinggalkan, demikian pula ketika berdo’a memohon penyelesaian atas permasalahn yang dihadapi. Ikutilah do’a dengan melakukan amal shaleh, karena amal shaleh dapat dijadikan sebagai wasilah didalam kita memohon kepada Allah.

3. Kesannya lebih langgeng
Ketika melakukan perbuatan, maka kebaikan dan kemaslahatan akan terkesan lebih lama, menyampaikan pengajian, seminar, membuat karya tulis, membangun masjid, madrasah, ponpes dan sebagainya. Suatu amal ibadah yang mempunyai visi dan misi, sehinggat terjauh dari pola pikir praktis, untuk saat yang penting sekarang, untuk besok atau masa yang akan datang urusan nanti. Ini menandakan kepicikan pikiran dan prilaku sehingga manfaatnya dirasakan pada saat itu saja.

4. Dalam garis nabi
Melaksanakan ibadah mempunyai sandaran hukum dari Alquran dan hadits, jadi bukan dari tradisi masyarakat, karena bila kita melaksanakan suatu amal perbuatan namun tidak ada dasarnya maka amal tersebut ditolak.

5. Lebih mendahului dari orang lain
Lakukan ibadah lebih awal, ketika shalat di awal waktu, dalam berbuat baik selalu berlomba. Karena itu Alquran mengatakan “berlomba-lombalah dalam melaksanakan kebaikan. Begitu pentingnya sehingga didalam Alquran disebutkan 2 kali yaitu dalam surat Al Baqarah ayat 148 dan surat Al Maidah ayat 48.

6. Dilakukan dalam situasi yang sulit
Ibadah atau perbuatan baik yang dilakukan ketika kezaliman dan tirani sedang merajalela maka mempunyai pahala yang lebih besar, karena setiap saat selalu menghadapi bahaya. Al Maidah: 54, Al Ahzab: 39

7. Dibarengi dengan semangat dan kesinambungan
Tiada semangat dalam melaksanakan ibadah merupakan indikasi dari orang munafiq. Alquran mensifatkan orang-orang munafiq sebagai orang yang shalat dalam keadaan malas dan lesu. Tiada semangat yang nampak pada diri mereka (QS. Annisa’: 142). Demikian pula kesinambungan ibadah akan mewujudkan kesempurnaan. Rasul pernah mewartakan bahwa ibadah yang sedikit namun dilaksanakan secara berkesinambungan itu lebih baik daripada ibadah yang banyak namun disertai dengan kejenuhan dan rasa malas. QS. Jin: 16)


8. Jangan anggap besar ibadahmu
Syarat kesempurnaan ibadah seorang ‘abid adalah tidak berfikir bahwa ibadahnya itu sudah sangat banyak lalu membuatnya menjadi sombong. Karena bila merasa telah banyak maka akan menimbulkan rasa sombong sehingga menyebabkan nilai pahalanya menjadi hilang atau rusak. Maka sebanyak kita beribadah dibanding dengan zikirnya para malaikat maka tiadalah sebanding, karena mereka setiap saat selalu berzikir, taat dan patuh terhadap perintah Allah. (Al Anbiya’: 20)

9. Dengan bashirah (visi)
Visi yang dalam dalam masalah agama adalah rahasia bernilainya sebuah perbuatan dan ibadah, tanpanya amal ibadah tidak akan memiliki nilai yang semestinya. Dalam hadits kepahaman atau visi digantikan menjadi yaqin. Iman Ali berkata” Sesungguhnya amal yang sedikit namun berkesinambungan dan berdasarkan pada keyakinan lebih mulia disi Allah dari pada amal banyak tanpa keyakinan dan pemahaman. (Muhsin Qira’ati: Pancaran Cahaya Shalat)

4/11/2013

Agama Sebagai Landasan Moral


Semua manusia diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang paling sempurna, karena manusia dibedakan dari makhluk yang lain, dari fasilitas yang diberikan, berupa panca indra, insting, akal, emosi dan agama. Dengan kesempurnaan ini maka manusia diberi amanat sebagai khalifah Allah (wakil Allah ) di muka bumi, dengan tugas untuk menjaga, memelihara, melestarikan dan memanfaatkan.

Tetapi kesempatan yang telah diberikan oleh Allah ini menjadikan status manusia terhadap manusia yang lain dalam lingkup social, ekonomi, politik, budaya, agama berbeda. Sehingga ada orang yang kaya ada yang miskin, ada yang pandai ada yang bodoh, ada yang rajin ada yang malas, ada yang besar ada yang kecil, ada yang terhormat ada yang dikucilkan dan sebagainya. Padahal Allah telah memberikan kesempatan yang sama, masing-masing dalam sehari semalam diberi kesempatan 24 jam, tinggal manusia sendiri yang dapat memanfaatkan waktu tersebut. Maka didalam Alquran surat Al Asr Allah telah memberikan gambaran:
" Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran" (QS. Al ‘Asr: 1-3)

Kecenderungan manusia
Manusia secara umum menginginkan sesuatu yang serba praktis, makan enak, tidur nyenyak, kerja ringan penghasilan besar dan segala keinginan bisa terpenuhi. Dapatkah keinginan itu bisa diwujudkan? Saya mengambil simulasi seandainya kita diberi uang secara cuma-Cuma Rp. 100, tentu pada zaman sekarang sudah tidak berarti, mungkin kita akan memaki-maki orang yang memberi. Tidakkah terlintas dari benak kita sekalian, bagaimanakah jika didaerah anda sedang panen salak pondoh, lalu anda mendapat order dari teman yang berada diluar kota salah pondoh 1 ton dan keuntungan yang akan diberikan kepada anda jika setiap kilo gram Rp.100 tentu anda tidak akan menolak apalagi bila satu buah diberi keuntungan Rp.100,- tentu uang seratus akan bernilai banyak karena dilipatkan.

Ini adalah lambang ketekunan yang akan membuahkan hasil, bahkan kadang dengan ketekunan dan hasil yang diperoleh akan membuahkan rasa syukur yang tiada tara, karena dengan ketekunan itu, pertolongan dari Allah datang tiada pernah disangka-sangka, dalam hadits rasul disebutkan "man jadda wajada" barang siapa yang bersungguh-sungguh maka akan menuai hasil.

Lain lagi bila suatu saat kita mendapatkan uang hibah sebesar 10 juta rupiah, akan kita gunakan untuk apa uang tersebut. Diantara kita tentu mempunyai pandangan yang berbeda dengan uang yang dimilikinya itu. Maka bila boleh saya memberi usul, kiranya kita berfikir bagaimana agar uang tersebut bisa bermanfaat, bukankah kita ingin menjadi orang yang serba kecukupan atau menjadi orang yang kaya. Maka hal yang pertama kita lakukan adalah melakukan perencanaan, utamakan hati dan akal dalam mengambil keputusan. Jangan sekali-kali menuruti kemauan hawa nafsu, karena hawa nafsu itu akan mengarahkan pada tindakan-tindakan yang diluar kemampuan akal dan tuntunan agama. Akhirnya harapan bisa mamperoleh kabahagian justru yang terjadi adalah penyesalan yang tiada guna.

Tuntunan agama.
Agama menghendaki agar setiap manusia untuk meraih suatu kebahagiaan dimulai dengan proses. Doa orang muslim yang singkat Allahumma inni as-alukal huda wattuqa wal 'afafa wal ghina, Ya Allah berilah kepadaku petunjuk, ketaqwaan, kehormatan dan kekayaan.

Terakhir dari doa tersebut adalah al ghina yang berarti kaya, banyak orang yang memimpikan menjadi kaya, mengapa demikian, karena adanya pandangan bahwa dengan kekayaan yang dimiliki apapun bisa dilakukan, apapun bisa diperoleh. Makan enak tidur nyenyak, apapun dan kapanpun keinginan itu muncul langsung bisa diwujudkan. Rumah megah, kedaraan mewah, harta melimpah dan perhiasan serba wah, semuanya bisa diwujudkan bila dirinya menjadi orang kaya.

Apakah kaya itu menjamin hidup bisa kecukupan, jawabannya tidak mesti karena kekayaan yang diinginkan tanpa batas akan menciptakan perilaku yang tanpa batas pula, bahkan bisa jadi ingin mendapatkan kepuasan, apapun dilakukan, tanpa memperdulikan batas-batas kewajaran. Perilaku yang demikian itu karena tidak diawali dengan proses untuk menjadi kaya, maka bila mencermati hadits diatas, proses menjadi kaya hendaknya diawali dengan do'a, memohon agar diberi hidayah (petunjuk).

Hidayah akan mengarahkan setiap aktifitas manusia, karena itu bagi orang Islam senantiasa meminta petunjuk kepada Allah, sebagaimana pada Ummul Kitab "Ihdinash shiratal mustaqim", tunjukilah kepada kami jalan yang lurus. Jalan lurus yang dimintakan tidak lain adalah jalannya orang-orang yang telah diberi petunjuk, bukan jalannya orang-orang yang dimurkai oleh Allah. Maka orang yang hidup dengan bimbingan hidayah Allah akan selamat sejak didunia maupun diakherat, karena itu dengan kekayaan yang dimiliki adalah merupakan bentuk kenikmatan yang diberikan oleh Allah yang wajib disyukuri. Wujud syukur adalah dengan lisan, mengucapkan hamdalah. Lisan sudah mengucap hati menjadi bangga, dan akan lebih bangga lagi bila diaktualisasikan dengan amal perbuatan, diantaranya dengan harta yang dimilikinya untuk kepentingan dijalan Allah. Wujud kongkrit itu adalah mengeluarkan 2,5% dari harta yang dimiliki menjadi kewajiban zakat yang diperuntukkan bagi para dzu'afa' dan masakin.

Karena itu didalam berdo'a yang kedua minta untuk diberi ketaqwaan, yaitu rasa takut kepada Allah, bila tidak menjalankan perintah-Nya, karena akan menjadi orang yang celaka. Zakat menjadi salah satu rukun Islam yang lima yang tidak boleh ditinggalkan. Sebagaimana shalat menjadi wajib 'ain, bahkan dalam hadits disebutkan bahwa shalat menjadi tiang agama, barang siapa meninggalkan shalat maka berarti merobohkan agama. Dengan shalat akan dapat menciptakan kesalehan spiritual dan kesalehan sosial, karena shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Oleh karena itu shalat tidak boleh ditinggalkan, sekalipun dalam kondisi sakit dan sulit.

Demikian pula zakat juga tidak boleh ditinggalkan, mengapa enggan membayar zakat, apakah takut miskin, apakah takut hartanya akan berkurang, apakah tidak ingin melihat orang miskin bahagia, apakah belum tahu dasar hukumnya, apakah belum tahu kepada siapa harus membayar zakat, apakah merasa sudah cukup dengan mengeluarkan infaq dan shadaqah, maka bila dalam diri masih ada kekhawatiran tersebut perlu menerapi hati dari kebungkaman nilai-nilai Illahi. Hal ini ditandai dengan munculnya akhlaqul madzmumah, sucinya hati semakin hari semakin keruh, karena tidak berusaha untuk mendobrak kemauan hawa nafsu. Mengembangkan pandangan yang sempit, sikap skeptis sehingga yang muncul adalah sifat egoisme.

Ibnul Qoyyim Al Jauziyah dalam taushiyah membagi hati menjadi 3 macam. Pertama hati yang kosong dari iman dan seluruh kebaikan, hati yang demikian sudah dipenuhi dengan kegelapan, sehingga setan tidak perlu membisikkan kejahatan-kejahatan kepadanya. Pribadi manusia sudah menyatu dengan setan, sehingga dalam setiap perilaku selalu mengarah untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah dalam bahasa Alquran "minannuuri ila-dhulumaati". Kedua hati yang diterangi dengan cahaya keimanan, cahaya dalam hati tetap bersinar tetapi kadang tertutup oleh keinginan-keinginan hawa nafsu, rasul menandaskan "al imanu yazidu wan yan qushu" iman itu kadang bertambah dan kadang berkurang. Bila cahaya iman sedang kuat maka setan tidak berani mendekat, tetapi bila cahaya iman sedang melemah maka setan kembali akan bersekutu dengan manusia. Ketiga hati yang penuh dengan keimanan dan diterangi dengan cahaya keimanan serta menerangi seluruh amal perbuatan manusia. Bila setan berusaha menggoda manusia maka akan terlempar dan terbakar. Hatinya dihiasi oleh tauhid, tasybih dan tahmid, sehingga kekuatan Allah menjadi pelindung bagi dirinya (Ali Muhammad Ad Dihamy, Majlis Penyubur Iman, Pustaka Syahadah: 49).

Kalimat ketiga dalam berdo'a agar diberi kehormatan, kehormatan didapat bukan dengan cara dipaksakan, akan tetapi melalui proses yang panjang, malalui pelatihan, berusaha untuk mengaktualisasikan diri akhlaq nabawi. Akhlaq nabi meliputi shidiq (benar, jujur), amanah (dapat dipercaya), tablig (menyampaikan), fathonah (cerdas dan bijaksana), dan juga membiasakan diri untuk bersikap ihsan. Rasul melaksanakan semua yang dikatakan, dan rasul melaksanakan secara istiqomah, ikhlas, tegas tetapi besikap kasih sayang. Ketaatan dan keteguhan itu dalam segala kondisi, baik dalam kondisi ramai maupun sepi, baik sendirian maupun bersama-sama, baik daam kondisi sempit maupun lapang, dan dalam kondisi sehat atau sakit. Karena demikian mulianya akhlaq rasul maka beliau menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia. Dari kebiasaan-kebiasan yang dilakukan setiap hari maka beliau menjadi figur yang disegani dan dihormati baik oleh umat Islam maupun oleh musuh-musuh Islam.

Kalimat yang keempat dari do'a diatas adalah memohon agar diberi kekayaan, meminta dirinya menjadi orang kaya. Karena menjadi kaya harus mempersiapkan terlebih dahulu. Apakah dengan banyaknya harta akan menjadikan seseorang menjadi kaya. Sebagai bahan i'tibar, berapa banyaknya para TKI yang bekerja diluar negeri, mereka memperoleh gaji yang berlipat ganda di banding dengan bekerja didalam negeri. Dalam jangka waktu satu tahun bisa memperoleh uang puluhan juta rupiah, dan setelah beberapa tahun bekerja diluar negeri uang semakin banyak dan bisa mencapai ratusan juta rupiah. Untuk apakah uang sebanyak itu, target utamanya biasanya membangun rumah, beli kendaraan, perabotan rumah yang serba lux. Sampai berapa bulan bisa bertahan dengan gaya hidup yang demikian padahal pekerjaan tidak punya, bisa jadi uang akan habis dan kembali pada status quo. Mengapa harta yang demikain tidak membuat dirinya menjadi kaya, melihat pada runtutan hadits diatas karena tidak dipersipan dengan kata yang pertama, kedua dan ketiga. Sehingga apapun yang diperolehnya selalu merasa kurang, karena tergiur dengan keinginan-keinginan indrawi sehingga melupakan perlunya perencanaan yang matang terhadap apa yang dimiliki untuk kesejahteraan masa yang akan datang.

Salah satu kunci agar harta itu menjadi keket adalah dikeluarkan zakat, infaq dan shadaqah. Begitu pula dengan zakat yang menjadi indikator ketaatan terhadap syari'at Islam, sehingga dengan ketaatan itu akan membuahkan amal shaleh, menjadikan pribadi yang mempunyai kepekaan sosial, untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan sosial. Sehingga kekayaan yang dimiliki menjadikan dirinya pribadi yang terhormat ditengah masyarakat dan dihadapan Allah SWT. Barang siapa yang menghilangkan kesedihan seorang muslim didunia maka Allah akan melenyapkan kesedihannya didunia dan dihari qiyamat. Barang siapa membuat mudah kepada orang yang tidak dapat membayar hutang maka Allah akan mempermudah (kesulitannya) didunia dan akherat (HR. Muslim).

Kewajiban membayar zakat sudah ada ketentuan nishab dan haulnya, adapun infaq dan shadaqah berdasar ada kelapangannya. Semua ini akan membuat hidup menjadi tenang, merasa cukup dengan yang dimiliki dan selalu optimis menghadapi masa yang akan datang. Anda belum mengeluarkan zakat padahal sudah mencapai nishab dan haul, sekarang mengambil keputusan untuk menjadi muzakki, itu adalah keputusan yang paling tepat. Karena bila ingin menjadi orang yang dicukupkan oleh Allah mengapa tidak mau?

4/10/2013

Menangkal Jahiliyah Modern


Mendengar kata jahiliyah, bagi kita akan teringat dengan sejarah diutusnya nabi Muhammad SAW, untuk mengangkat derajat manusia dari zaman jahiliyah menuju masyarakat yang terang benderang. Kata jahiliyah ini sering dipakai sebagai zaman kebodohan, benarkah bangsa Arab pada waktu itu adalah masyarakat yang bodoh. Dalam sejarah Bangsa Arab adalah ahli dalam perdagangan, dalam bidang politik ahli dalam menyusun strategi perang, dalam bidang seni dan budaya juga amat maju, dalam bidang sosial bangsa yang mempunyai rasa persaudaraan yang sangat kuat, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi juga amat maju. Penduduk Yaman berhasil menciptakan sistim irigasi yang handal sehingga hasil pertanian dan perkebunan mengalami kemajuan. Pada bagian tepi Semenanjung Arabia menjadi wilayah yang subur, seperti wilayah Yaman, Aman, Hadramaut sehingga mampu mampu menciptakan kerajaan yang amat makmur, seperti kerajaan Saba’.

Dibalik kecerdasan dalam menciptakan hasil karya seni, budaya dan manajeman pemerintahan, tetapi masyarakat Arab adalah penyembah berhala, sedang berhala itu adalah benda mati yang merupakan hasil karyanya, berhala-berhala tersebut tidak bisa berbuat apa-apa, mengapa mereka menyembah berhala, memuja dan meminta pertolongan kepadanya. Ketika mereka ditanya mengapa menyembah berhala, jawab mereka bahwa mereka hanya berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah. Lain lagi kebiasaan masyarakat pada zaman nabi Ibrahim yang dengan jelas menyembah berhala. Maka ketika berhala itu dihancurkan oleh Ibrahim, mereka marah-marah, ketika Ibrahim ditangkap untuk diadili, beliau membantah dengan mengatakan bahwa yang telah menghancurkan adalah berhala yang paling besar, diperlihatkan kepada orang-orang, pada berhala yang paling besar itu terdapat kapak. Namun mereka tidak percaya dan mengatakan bahwa mustahil bila berhala itu yang melakukan, karena dia hanyalah batu yang tidak bisa berbuat apa-apa. Namun karena kepicikan pandangan sehingga akal sehatnya tidak digunakan, dan sifat piciknya menghukum Ibrahim dengan dibakar di bara api. Pemahaman dengan dalil aqli dan naqli mereka kesampingan dengan mendahulukan hawa nafsu.

Demikian pula kebiasan membunuh terhadap bayi perempuan, karena dipandang tidak mampu berperang, pada zaman nabi Musa dan nabi Ibrahim setiap bayi laki-laki lahir dibunuh, karena mereka takut kekuasaannya akan jatuh. Begitulah ketakutan yang ada pada mereka, ingin memperoleh perlindungan tetapi mereka lari kepada taghut, demikian pula masyarakat modern yang kemudian mempertuhankan harta, tahta dan wanita. Maka arti jahiliyah yang paling tepat adalah kepicikan dalam bidang aqidah.

Pada tanggal 4 – 10 Oktober 2006 di AS diselenggarakan jajak pendapat untuk mencari jawab tentang keberadaan Tuhan, yang diselenggarakan oleh Harris Poll melalui internet diikuti 2.010 responden orang dewasa, bahwa penduduk Amerika 42% orang dewasa tidak meyakini sepenuhnya keberadaan Tuhan, hal ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya 34 %. Sedangkan dari penganut berbagai agama 76% Protestan, 64% Katholik, 30% Yahudi mereka sangat yakin bahwa Tuhan itu ada.
Dari mereka yang mengakui tentang keberadaan Tuhan, mereka berusaha mengungkapkan tentang wujud dan peran Tuhan atas diri manusia. Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah tentang jenis kelamin Tuhan, 36% responden menjawab bahwa Tuhah itu laki-laki, 37% Tuhan tidak berjenis kelamin, 10% Tuhan itu laki-laki sekaligus perempuan. Pertanyaan selanjutnya Tuhan berbentuk manusia atau bukan 41% responden menjawab bahwa Tuhan itu adalah roh atau kekuatan yang bisa berbentuk manusia tapi sifatnya tidak seperti sifat-sifat manusia. Apakah Tuhan berkuasa sepenuhnya atas semua kejadian dibumi, 29% responden mengaku yakin, 44% responden menjawab Tuhan memang mengawasu, tetapi tidak mengendalikan apa-apa yang terjadi di bumi (Suara Merdeka: 2 November 2006).

Penjernihan tauhid
Penganut agama di Amerika yang meliputi agama Protestan, Katholik dan Yahudi tidak 100% meyakini adanya Tuhan, maka tentu kita patut menanyakan bagaimanakah tanggapan masyarakat secara umum. Oleh karena keberadaan Tuhan dapat ditamsilkan, bila suatu saat kita letakkan sebuah buku di atas meja namun ketika dijumpai bahwa buku sudah berada didalam lemari. Perasaan yang timbul bahwa ada sesorang yang telah memindahkannya, karena sifat dari benda adalah tidak dapat bergerak kecuali ada yang menggerakanya. Namun bila suatu saat kita berada diruang tamu dengan seseorang, dia duduk di kursi, suatu saat dia sudah tidur, maka perasaan yang muncul bahwa salah satu benda hidup adalah gerak, yang dapat berpindah dengan sendirinya.

Segala makhluk yang maujud adalah barang yang baru yaitu buatan baru, dan sesuatu yang baru tidak dapat menjadi dengan dirinya sendiri, maka tentu ada yang membuatnya, yang mengadakanya yang semula tidak ada. Pembuat itu adalah zat yang berdiri dengan dirinya sendiri, yang menjadi salah satu sifat Allah adalah qiyamuhi binafsi, untuk membuktikan ini Socrates dan Aristophanes masing-masing adalah seorang filosof, berusaha mencari kebenaran. Masing-masing mempunyai pemikiran yang berbeda, akan tetapi dengan sikap obyektifnya mau menerima kebenaran yang bersumber dari orang lain.
Adapun perbincangannya adalah sebagai berikut:
Socrates:
Adakah orang-orang yang dapat mengherankan tuan karena kepandaiaan mereka atau karena keindahan buatannya.
Aristohanes:
Ya ada memang, seperti dalam hal sajak atau puisi saya sangat tertarik kepada syair-syair cerita dari Homero, dalam bidang lukisan ialah Zoxes dan dalam hal pembuatan patung adalah Polextic.
Socrates:
Pencipta manakah yang kiranya patut lebih diherankan, yakni pencipta gambar-gambar yang tanpa dapat memberi akal serta gerakan, ataukah yang mencipakan benda-benda yang juga memberinya akal pikiran serta kehidupan?
Aristophanes:
Tentu saja patut lebih diherankan yang menciptakan benda-benda yang dapat merasakan kenikmatan dengan memiliki akal fikiran serta kehidupan. Tetapi itupun yang terjadinya bukan karena sebagai hasil dari keadaan yang merupakan kebetulan belaka.
Socrates:
Apakah kiranya patut dianggap sebagai hal yang kebetulan, jika angota-angota tubuh diberikan kemampuan untuk melakukan hal-hal tertentu, misalnya mata untuk melihat hidung untuk mencium, telinga untuk mendengar, dan sebagainya, lihat saja disekitar mata terdapat berbagai macam penjagaan, ketika tidur mata harus tertutup. Apakah hal yang demikian ini juga merupakan kebetulan. Demikian pula kecondongan hati untuk mempunyai keturunan, perasan iba dan kasih sayang yang ada didalam hati setiap ibu terhadap anaknya, padahal suatu hal yang langka seorang ayah atau ibu menerima balasan kemanfaatan atau keuntungan dari anaknya. Sementara bagaimana hal ikhwal seorang bayi yang dengan sendirinya memperoleh pengertian untuk menyusu dan cara menyusunya. Apakah hal yang demikian itu juga merupakan kebetulan?
Aristohanes:
Tentunya juga bukan karena kebetulan. Ya, saya baru mengerti sekarang dengan secara pasti bahwa disana memang ada petunjuk akan adanya penciptaan. Tetapi yang pasti bahwa yang menciptakan itu tentu bersifat sangat agung, yang mencintai segala yang hidup. Namun masih ada suatu yang menyulitkan otak saya, karena memang kita semua tidak dapat melihat yang menciptakan itu.
Socrates:
Kalau begitu kita sudah menemukan titik persamaan, yaitu mengakui adanya Maha Pencipta Yang Maha Agung dan mencitai kehidupan dialam semesta. Tentang persoalan mengapa kita tidak dapat melihat Yang Maha Pencipta, maka saya ingin mendapat jawaban tuan, apakah tuan merasa mempunyai nyawa.
Aristophanes:
Tentu saja saya punya.
Socrates:
Kalau demikian sudah mudah pemecahannya. Mengapa tuan sendiri tidak dapat melihat nyawa tuan, apakah ini berarti kita boleh mengatakan bahwa pekerjan-pekerjaan yang timbul dari diri tuan adalah suatu kebetulan bukan dari pemikiran sebelumnya? (Syayid Sabiq, Aqihdah Islam: 70-72).

Tuhan berjenis kelamin?
Allah tidak serupa dengan makhluknya, laki-laki, perempuan, makan, minum, tidur, kantuk, bangun adalah fitrah insaniyah. Tetapi Allah adalah sang Khaliq yang tidak sama dengan makhluknya. Tidak ada yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui (Asyura: 11). Tuhan tidak serupa dengan makhluknya, Tuhan tidak dapat digambarkan sebagaimana makhluk yang mempunyai sifat tidak sempurna. Semua makhluk pasti ada cacat, kelebihan dan kekurangan. Karena itu Allah adalah Maha Sempurna baik dari sifat, dzat maupun af'alnya. Sehingga bila Tuhan berjenis kelamin adalah merupakan sifat insaniyah, sehingga dengan demikian yang satu mempunyai kelebihan atau kekurangan atas yang lainnya., demikian pula kadang yang satu dapat dilebihkan atas yang lainnya.

Sebagai muslim kita tidak diperkenankan untuk memikirkan tentang wujud Allah, tetapi kita diperbolehkan untuk memikirkan tentang tanda-tanda kekuasaan Allah. Para ahli berusaha untuk mencari Tuhan, para filosop menggunakan akal murni yang berlawanan dengan para ahli suffah yang mencari Tuhan dengan rasa. Sehingga dengan memikirkan tentang ciptaan Allah, mengadakan pengamatan dan penelitian, bahkan dengan pengembaraan akal pikiran akhirnya, ditemukan titik temu tentang adanya Allah. Keteraturaan dan kesempurnaan alam menjadi bukti adanya Allah. Demikian pula banyaknya musibah yang terjadi baik itu tanah longsor, banjir, gempa bumi, luapan Lumpur panas, gunung meletus, badai Tsunami adalah kejadiaan alam yang diluar kemampuan manusia. Pakar sejarah Yunani Kuno Plutarch dalam lawatannya kepenjuru dunia, ditemukan kota-kota tanpa benteng, sekolah, istana dan gedung, tetapi tidak pernah dijumpai kota-kota tanpa tempat ibadah (Yusuf Qardawi, Dr, Wujudullah Existensi Allah: 34). Dengan demikian berarti ada pengendali Yang Maha Agung, dengan keagungan itu manusia adalah makhluk yang kecil.

Kelemahan dan kekerdilan manusia akan berbalik menjadi insan yang kuat bila dirinya mempunyai pelindung dzat yang Maha Perkasa, bisa diperoleh bila dirinya mau menyandarkan diri dengan mengabdikan seluruh hidupnya kepada Allah, hanya kepada-Nya kita beribadah dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan. Maka perlindungan itu akan diperoleh, karena kedekatan Allah terhadap orang-orang yang beriman dan beramal shaleh adalah lebih dekat dari urat leher.

Tentang kekuasaan Allah yang menguasai atas diri manusia, dalam teologi Islam telah membahas hal tersebut dalam konsep free will, free act dan predestination atau faham qadariyah dan jabariyah. Faham Qadariyah meletakkan manusia sebagai makhluk yang mempunyai otoritas dan kekuasaan, sehingga menusia melakukan suatu perbuatan tanpa adanya campur tangan Allah SWT. Lain lagi dengan Faham Jabariyah yang meletakkan manusia sebagi makhluk yang mempunyai kemampuaan terikat oleh kehendak Allah, manusia tidak melakukan suatu perbuatan kecuali atas perbuatan dari Allah SWT. Bila terdapat persamaan antara selain Allah dengan-Nya, maka itu hanyalah dalam sebagian sifat dan semata-mata mengenai namanya saja, jadi bukan sekali-ali dalam hakikatnya.

Pengetahuan Allah.
Allah mempunyai sifat tidak sama dengan makhluknya, Allah Maha mengetahui segala yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. (QS. Mujadalah: 7).

Dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Al An'am: 59)
Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Yunus: 61)

Menangkal jahiliyah modern
Bila pada zaman rasul, Arab bangsa yang telah berbudaya tetapi mereka mengalami kepicikan dalam bidang aqidah, sehingga menimbulkan perilaku yang tidak sehat, suka berjudi, mabuk-mabukan, suka membunuh bayi perempuan. Maka pada zaman sekarang lebih mempertuhankan harta, tahta dan wanita. Yang pada dasarnya hal ini merupakan anugerah dari Allah yang diberikan kepada hamba-Nya, bisa menjadi sumber kenikmatan, cobaan dan fitnah. Dari sudut pandang yang manapun adalah menjadi kenyataan bila sudah melekat pada hamba Allah baik secara pribadi maupun kolektif. Sampai sekarang masih terjadi kasus penjualan anak, money londry, jual beli Narkoba, pornografi dan pornoaksi, korupsi, kolusi.

Kejahiliyahan pada masa rasul dan sebelumnya dilakukan secara terang-terangan, tetapi pada masa sekarang bisa dilakukan secara sembunyi-sembunyi atau secara tenang-terangan yang sudah menjadi suatu sistem yang tertata dengan rapi. Para pelaku ibarat serigala berbulu domba, atau penjahat bertopengkan dewa. Kemunafikan menjadi senjata yang ampuh untuk mencapai tujuan. Hal tersebut merupakan penyakit hati yang merambah menjadi penyakit sosial, pengancur moral bangsa. Sehingga menyebabkan suatu bangsa bobrok baik dari segi ekonomi, politik, sosial, hukum.

Terapi diri akan adanya waskat (pengawasan melekat) dari Allah, dimanapun, kapanpun, perbuatan yang dilakukan baik secara terang-terangan atau secara sirri semua dalam pengawasan Allah, yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Yang kecil tidak dinasah, yang besar tidak dikurangi, semua tergantung pada perilaku yang dilakukan, itulah kebijakan dan keadilan Allah yang menjadi harapan bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh.

Sebaliknya bagi umat Islam secara kuantitatif pelaksanaan ibadah maghdhah adalah menjadi kebiasaan rutin yang dilakukan secara turun-temurun, belum bisa merubah sikap, watak dan karakter sebagai muslim, yang hendaknya dapat mewarisi sifat-sifat para rasul. Allah tidak memaksanakan umatnya menjadi penganut Islam, tetapi umat Islam yang telah mengikrarkan dua kalimat syahadat, sebagai konsekwensinya adalah melaksanakan syari’at Islam. Suatu yang asing akan menjadi terbiasa, suatu yang berat menjadi ringan, yang kurang akan minta ditambah, bila rutinitas diikuti dengan peningkatan kualitas ibadah. Berusaha memahami, mendalami Islam secara kaffah dari segi aqidah, akhlaq, fiqih, tarih, yang dalam pelaksanaanya menjadi satu-kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

Jadi bila 42% orang Ameriika tidak yakin adanya Allah karena pemikiran yang lepas, dengan melihat fakta dalam kehidupan dunia, antara orang yang taat beragama, orang fasik dan atheis diantara mereka ada yang dilebihkan dan ada yang tidak, maka artinya dimanakah peran Tuhan terhadap manusia jika memang Tuhan itu ada. Lain lagi dengan orang Indonesia bila disurvey, tentu 100% akan meyakini adanya Allah, walaupun mereka tidak pernah merasakan kehadiran Tuhan, tidak pernah memperlajari bukti-bukti adanya Allah, namun jika mereka menjawab bahwa Tuhan itu tidak ada, akan ada perasaan khawatir dirinya akan kualat, siapakan yang menyebakan kualat itu, Dialah Allah sebagai penyebab pertama yang tanpa sebab.

4/09/2013

Pilkada Minangka Wujud Demokrasi Langsung


Sasampunipun zaman reformasi, Kepala Daerah, keleres punika Bupati lan Wakilipun, Gubernur lan Wakilipun, lan Presiden lan Wakilipun dipun pilih langsung dening rakyat. Rakyat ingkang nemtunkaken pemimpin ingkang badhe dhateng, kanthi mekaten rakyat prayoginipun saget milih para pemimpin punika kanthi dasar akal lan qalbu, ampun ngantos nurutaken dhateng nafsu. Ngengingi perkawis punika Rasulullah SAW atur piugeran gangge milih pemimpin ing wekdal ingkang badhe dhateng. Mangga kita midangetaken kanthi khutbah Jum'at:

أَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى خَلَقَ الْاِنْسَانَ وَعَلَّمَهُ الْبَيَانَ, أرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى سَاِئِر الْاَدْيَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ اَلْوَاحِدُ الَمَنَّانُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Kaum Muslimin Jema’ah jum’ah Rahimakumullah
Mangga sesarengan kita sami budidaya ningkataken iman lan taqwa dhateng Allah SWT, inggih punika kanthi nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nilar sedaya awisanipun Allah. Kanthi pangajab badhe pikantuk pitedahipun Allah lan kelebet dados tiyang-tiyang ingkang dipun mulyakaken Allah wiwit dunya dumugining akherat samangke.

Melai jaman rumiyin bangsa Indonesia sampun nindakaken demokrasi, inggih punika mujudaken pemerintahan saking rakyat, dening rakyat lan kagem rakyat. Tegesipun pemimpin dipun pilih saking rakyat, pemimpin dipun pilih dening rakyat lan akhiripun pemimpin punika dados panutan lan suri tauladan kagem rakyat. Kanthi punika ing zaman sapunika pemerintahan punika dipun wastani demokrasi, amargi rakyat bebas anggenipun nemtukaken pimpinipun piyambak, punapa malih ing zaman sapunika para eksekutif melai saking presiden, gubernur, bupati/ walikota lan kepala desa lan ugi anggota legeslatif (DPR lan DPRD) ugi rakyat ingkang nemtukaken. Ing tanggal 23 Mei 2013 kita badhe milih gubernur lan wakilipun, ing tahun 2014 kita badhe milih presiden lan wakilipun, ing tahun 2015 kita badhe milih bupati lan wakilipun.

Rasulullah minangka dados uswatun hasanah kangge kita sedaya, mangga sifat-sifat Rasululah punika kita pedomani, Rasululah ngghadahi sifat shidiq, amanah, tabligh lan fathonah.
1. Shidiq tegesipun bilih Rasulullah punika tansah bener lan jujur. Bukti bener lan jujuripun Rasulullah SAW punika sampun kabuktekaken melai yuswa tasih alit. Ing wekdal semanten piyambakipun boten nate goroh sahingga dipun paringi gelar al amin tegesipun ingkang patut dipun pitados.
2. Amanah maksudipun bilih Rasulllah punika pribadi ingkang saget dipun pitados bilih piyambakipun tansah jagi amanah ngkang sampun dipun paringaken. Boten nate gunakaken amanah punika kangge ngumbar kepentinganipun pribadi, keluarga lan golonganipun ananging semata-mata kangge agamanipun Allah inggih punika agami Islam.
3. Tabligh tegesipun Rasullah tansah ngajaraken sedaya wahyu saking Allah, boten wonten wahyu ingkang dipun umpetaken, sinaosa wahyu punika ngengingi perkawis, azab, sindiran lan sanesipun. Malah piyambakipun nate ngendika qulill haqqu walau kaana murron, kandakna kang haq senajan pahit dirasakake.
4. Fathonah tegesipun rasullah punika pribadi ingkang cerdas, cekatan lan trengginas, mustahil manawi Rasululah punika pribadi ingkang bodho sahingga saget dados pemimpin agami lan pemimpin ing negari.

Kanthi sekawan sifat Rasul punika mangga dipun pedomani minangka kangge milih pemimpin kita, jalaran pemimpin punika ingkang badhe nemtukaken majeng lan munduripun masyarakat lan agami, Allah SWT paring dhawuh:

“He wong-wong kang padha iman, aja nganti sira kabeh dadekake wong-wong Yahudi lan Nasrani minangka pemimpin-pemimpin (ira) saperangane (wong-wong Yaudi lan Nasrani mau) minangka dadi balane kang liyane. Sapa wae ing antarane sira kabeh kang dadekake pemimpin marang dheweke (Yahudi lan Nasrani) mangka sak temene wong mau kalebu golongane. Sak temene Allah iku ora bakal paring pituduh marang wong-wong kang padha zalim”. (QS. Al Maidah: 31)
“He wong-wong ang padha iman, aja nganti sira kabeh gawe pemimpin marang wong-wong kang ngina lan ngremehake marang agamaira. Hiya iku ing antarane wong-wong kang wus diparingi Al Kitab sak durungira lan wong-wong kafir. Lan padha taqwaha marang Allah yen sira temen-temen wong kang padha iman”. (QS. Al Maidah: 37)

Kanthi pengendikanipun Allah punika mratelakaken bilih perkawis idiologi utawi keyakinan punika dados prinsip,jalaran kanthi tauhid ingkang jejeg yektos badhe bekta rakyatipun ing margi ingkang leres. Lan sedaya ingkang dipun uasahakaken badhe pinaringan rakmat lan kaberkahan saking Allah. Lan ing tembe wingkingipun ing dinten akherat kalebet tiyang beja, pikantuk syafaat saking Allah sahingga dipun lebetaken ing swarganipun Allah.

Semanten ugi Rasulullah SAW ugi paring dhawuh:

خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِيْنَ تُحِبُّوْنَهُمْ وَيُحِبُّوْنَكُمْ وَتُصَلُّوْنَ عَلَيْهِمْ وَيُصَلُّوْنَ عَلَيْكُمْ, وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِيْنَ تَبْغَضُوْنَهُمْ وَيَبْغَضُوْنَكُمْ وَتَلُعَنُوْنَهُمْ وَيَلْعَنُوْنَكُمْ (رواه مسلم)

“Pemimpin ira kang bagus yaiku wong kang sira senengi lan dheweke seneng marang sira, sira dongakake marang dheweke lan wong iku uga dongakake marang sira. Lan pemimpin ira kang ala yaiku wong kang sira sengiti lan dheweke uga sengit marang sira, sira bendoni marang wong iku lan wong iku uga bendoni marang sira”. (HR. Muslim)

Kanthi ayat Alquran lan hadis Rasulullah punika, sinaosa Pemilihan Umum lan Pilkada punika hakipun rakyat, ananging langkung prayogi menawi kita gatosaken calonipun, kita pahami visi lan misinipun, supados samangke dados pamomongipun masyarakat. Wasis, lembah manah, andhap asor lan jer budhi laksana.

أَقُوْلُ قَوْلِى هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

4/06/2013

Pelantikan Pejabat, Kepala Sekolah dan Kades


Pelantikan adalah suatu yang amat berharga bagi siapapun yang sedang menitih karier, apalagi Pejabat baik Struktural maupun Pejabat Publik. Karena itu pelantikan ini menjadi momen yang amat berharga dan perlu pembekalan baik secara mental spiritual. Fisik yang sehat, bugar tidak menjamin keinerja yang baik. Karena itu agar kenerjanya akan menjadi lebih baik perlu perenungan batin yaitu dorongan melalui do'a. Do'a adalah senjatanya orang-orang mukmin, kita berharap dengan do'a itu akan memberikan kekuatan lahir dan batin kepada para Pejabat yang baru saja dilantik agar dalam setiap langkahnya selalu dibimbing oleh Allah menuju jalan yang diridhai-Nya

 

الحمد لله رب العالمين حمدايوافى نعمه ويكافئ مزيده ياربنا لك الحمد ولك شكر كما ينبغى لجلال وجهك وعظيم سلطانك اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين.


Ya Allah, ya Rahman ya Rahim, Engkau pencurah segala kasih bagi sekalian alam, ditangan-Mu segala puji, maka hanya kepada-Mu kami mengucapkan pujian dan menumpahkan rasa syukur. Disebagian dari kenikmatan yang Engkau berikan sehingga kami dapat mengikuti kegiatan pelantikan Pejabat Struktural, Kepala Sekolah dan Kepala Desa terpilih tahun 2013, dalam keadaan tentram, damai dan sejahtara.

Ya Allah, ya Qadiru, Engkaulah penentu dari segala yang ada di alam ini, karena Engkaulah pemilik segala kerajaan. Dengan kekuasaan dan kemurahan-Mu Engkau berikan kerajaan kepada orang-orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki.

Ya Allah ya Roofi’u ya Mu’izzu, Engkaulah zat yang meninggikan derajat dan juga memuliakan hambanya. Berikanlah petunjuk kepada para Pejabat Struktural, Kepala Sekolah dan kepala desa terpilih untuk melaksanakan amanat, karena itu bimbinglah mereka dengan petunjuk dan sunnah rasulnya. Agar mereka dapat menjadi peneduh dalam masyarakat dan menjadi aparatur negara yang jujur, cerdas dan waskitho.

Karena itu ya Allah janganlah Engkau sesatkan kepada hamba-Mu setelah Engkau berikan petunjuk, terangilah hatinya, murnikanlah niatnya, teguhkanlah pendiriannya, tumbuhkanlah kreatifitasnya dan tebarkanlah akhlaqul karimah. Sehingga setiap kebijakan akan selaras dengan kehendak-Mu.

Ya Allah tunjukkanlah kepada kami jalan yang benar itu benar dan berilah petunjuk serta kekuatan kepada kami untuk menjalankannya dan tunjukkanlah kepada kami jalan yang salah itu salah dan berilah petunjuk serta kekuatan kepada kami untuk menghindarinya. Karena itu hanya kepada-Mu ya Allah kami memohon dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan.

Ya Allah ya ghoffar, ampunilah dosa kami, orang tua kami, para pemimpin kami, kabulkanlah permohonan kami, amin.

ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الا خرة حسنة وقنا عذاب النار, والحمد لله رب العالمين.