3/30/2013

Kedudukan Wanita Dalam Islam


Islam sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat kaum wanita, bila didalam masyarakat pra Islam memandang kaum wanita adalah sebagai suatu barang yang tidak ada nilainya, sehingga kaum wanita boleh diperlakukan apa saja tergantung dari kaum pria. Hal ini nampak jelas bahwa sebelum nabi Muhammad lahir masyarakat Arab akan mengubur hidup-hidup setiap bayi perempuan yang lahir hal ini karena dipandang wanita tidak dapat membantu perang.

Negara-negara didunia memandang kaum wanita dalam bentuk yang berbeda-beda, seperti di Inggis berarti behind every successful man there is always a women, di Amerika istri yang dalam bahasa Inggris adalah wife namun diartikan washing, ironing, fun, entertainment, di Jawa sebagaimana dikatakan oleh budayawan Semarang Darmanto Jatman Asah-asah, umbah-umbah, lumah-lumah. Dan dikalangan masyarakat Jawa masih banyak istilah yang lain masak macak manak atau dapur sewur dan kasur.

Penghargaan Islam terhadap kaum wanita sebagaimana tersebut dalam hadits nabi:

اَلْمَرْأَةُ عِمَادُ الْبِلَادِ اِذَاصَلُحَتْ صَلُحَ الْبِلَادُ وَاِذَافَسَدَتْ فَسَدَ الْبِلَادُ (حديث)


“ Wanita adalah tiang negara jika wanitanya baik maka baiklah negara, dan bila wanita buruk maka negara juga ikut buruk”.

Karena itu wanita yang paling berperan didalam kehidupan rumah tangga, karena dalam diri wanita mempunyai peran ganda dalam kehidupan rumah tangga, yaitu mengandung, melahirkan, mendidik, mengasuh dan membesarkan. Sehingga kedekatan seorang anak akan lebih dominan kepada seorang ibu, setiap perbuatan inipun akan dimintai pertanggungan jawab oleh Allah SWT.

Kedudukan kaum wanita:
1. Sebagai pendamping suami:

وَالْمَرْئَةُ رَاعِيَةٌ فِى بَيْتِ زَوْجِهَا وَهِىَ مَسْؤُلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا

“ Dan istri adalah pengatur dalam rumah tangga suaminya, dan dia bertanggung jawab atas pengaturannya”. (HR. Buchari Muslim)

اِذَا صَلَتِ الْمَرْئَةُ خَمْسَهَا وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا وَاَطَاعَتْ بَعْلَهَا دَخَلَتْ مِنْ اَيِّ اَبْوَابِ الْجَنَّةَ شَاءَتْ (رواه ابن حبان)
“ Apabila wanita itu melakukan shalat lima waktu dan bias menjaga kehormatan dirinya serta taat kepada suaminya. Maka dia dapat memasuki surga dari segala penjuru pintunya yang ia sukai”.

2. Sebagai ibu- penerus keturunan.
“ Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami terraasuk orang-orang yang bersyukur". (QS. Al A’rof: 189)
اَلْجَنَّةُ تَحْتَ اَقْدَمِ الْاُمَّهَاتِ (رواه مسلم)
“ Surga dibawah telapak kaki ibu”.

Dengan demikian Allah memberikan keutamaan ibu diatas  ayah, sebagaimana sabda ketika suatu saat sahabat bertanya kepada rasul tentang kepada siapa yang lebih utama untuk berbuat baik:

يَا رَسُولَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِيْ؟ قَالَ: أُمُّكَ. قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمُّكَ. قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمُّكَ. قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ أَبُوْكَ

“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk kupergauli dengan baik?” Beliau berkata, “Ibumu.” Laki-laki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa?” “Ibumu”, jawab beliau. “Kemudian siapa?”, tanya laki-laki itu. “Ibumu”, jawab beliau. “Kemudian siapa?” tanyanya lagi. “Kemudian ayahmu”, jawab beliau.” (HR. Al-Bukhari Muslim)


Kisah wanita teladan
Rasulullah pernah memerintah kepada putrinya yang bernama Fatimah: Hai anakku,, apabila kamu ingin belajar menjadi ibu dan istri yang baik, datanglah kepada seorang ibu yang bernama Muthi’ah, tinggal di luar kota Madinah sebelah sana. Maka berangkatlah Fatimah yang disertai oleh putranya Hasan, sesampai dirumahnya, lalu mengucapkan salam dan mengetuk pintu. Pada waktu itu ibu Muthi’ah sedang sendirian dirumah, karena suaminya sedang bekerja, karena sedang sendirian maka Hasan tidak diperkenankan masuk dan disuruh menunggi diluar, menurut hadits nabi bahwa ketika isteri sedang sendirian dirumah, tidak boleh menerima tamu laki-laki.
Setelah Fatimah masuk dan dipersilahkan duduk maka, mengutarakan maksud kedatangannya yang disuruh oleh Rasulullah untuk belajar tentang kewanitaan. Ibu Muthi’ah heran dan tidak tahu hal apa yang harus disampaikan kepada isterinya, demikian pula Fatimah juiga heran karena yang dilihat tidak ada barang-barang yang istimewa. Siti Fatimah memperhatikan ruangan sekitar yang kemudian yang berhenti pada susut rungan yang terdapat tiga buah benda yang senantiasa terawatt dengan rapi. Ketiga benda itu adalah baskom yang berisi air bersih nan jernih, sebuah handuk kecil dan sebatang rotan, Fatimah merasa heran dan kemudian menanyakan ketiga benda itu. Fatimah heran dan menyakan kepadanya.
Ibu Muthi’ah menjelaskan, apabila suaminya pulang tentunya dengan muka yang kotor kena debu, kusut, penat dan letih. Dengan demikian maka aku membisakan mengelap muka dan badannya, agar terlihat bersih dan segar. Setelah itu dengan handuk saya keringkan dengan mengusap muka dan badan yang basah tadi. Fatimah faham dan emudian menaykan sebatang rotan tersebut. Kemudian dijelaskan apabila suami selesai dibilas muka dan badannya yang kotor lalu mandi. Setelah itu suaminya ditemani makan dari masakan yang tealh dimasaknya sendiri. Lalu saya berkata (kata ibu Muthi’ah) mengambil sebatang rotan rotan tersebut dan menyerahkan kepada suaminya seraya mengatakan, agar suaminya bersedia memukul dengan rotan tersebut bila dalam melayaniny kurang memuaskan.
Mendengar ucapan tersebut Fatimah kaget, lalu bertanya kembali: Apakah suaminya memukul atau tidak? Ibu Muthi’ah menjawab: suami saya tetap mengambil rotan tersebut, tetapi melemparkannya kesamping, lalu mendekati saya dengan penuh kasih sayang. Mendengar penuturan tersebut, akhirnya mengertilah Fatimah, sungguh tepat kata-kata Rasulullah yang menyuruh untuk belajar pada ibu Muthi’ah.

3/29/2013

Do'a Shalat Tahajjud


Shalat tahajjud adalah shalat yang dikerjakan pada malam hari setelah tidur. Hukumnya adalah sunnat muakkad, karena shalat tahajjud shalat yang utama setelah shalat fardhu. Jumlah rakaat yang pernah dilakukan Rasulullah SAW:
• Paling sedikit 2 rakaat.
• 10 rakaat ditambah 1 witir
• 8 rakaat ditambah 1 witir.
• 8 rakaat ditambah 3 witir.

Jadi setelah selesai shalat Tahajjud hendaknya diakhiri dengan shalat witir.

Waktu menegakkan shalat adalah:
• Sepertiga malam pertama (pukul 19.00 – 22.00)
• Sepertiga malam kedua (Pukul 22.00- 01.00)
• Sepertiga malam yang terakhir (pukul: 01.00) dan menjelang subuh.

أَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ, وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَائُكَ الْحَقُّ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ, اَللَّهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِى مَا قَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ مُؤَخِّرُ لَا اِلَهَ اِلَّا اَنْتَ وَلَا حَوْلَا وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِا للهِ الْعَلِيَّ الْعَظِيْمِ.


Artinya:
Wahai Allah milik-Mulah segala puji, Engkau Penegak dan Pengurus langit dan bumi serta serta makhluk yang ada didalamnya. Milik-Mulah segala puji. Engkau Penguasa (Raja) langit dan bumi serta makhluk yang ada didalamnya. Milik-Mulah segala puji. Engkaulah cahaya langit dan bumi serta makhluk yang ada didalamnya. Milik-Mulah segala puji. Engkau yang hak (benar), janji-Mulah yang benar, pertemuan dengan-Mulah yang benar, perkataan-Mu benar, surga itu benar (ada), neraka itu benar (ada), para nabi itu benar, nabi Muhammad itu benar, dan hari Qiyamat itu benar (ada). Wahai Allah, hanya kepada-Mulah kami berserah diri, hanya kepada-Mulah kami beriman, hanya kepada-Mulah kami bertawakal, hanya kepada-Mulah aku kembali, hanya dengan-Mulah aku hadapi musuh-Ku, dan hanya kepada-Mulah aku berhukum. Oleh karena itu ampunilah segala dosaku yang telah aku lakukan dan yang (mungkin) aku lakukan, yang kurahasiakan dan yang kulakukan secara terang-terangan, dan dosa-dosa lainnya yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Engkau yang maha terdahulu, dan Engkau yang maha terakhir.tak ada Tuhan selain Engkau, dan tak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang maha tinggi dan agung.

Selamat menegakkan shalat Tahajjud, nilai plus akan kembali pada dirinya sendiri.

3/28/2013

Curahan Nikmat Dengan Shalat


Shalat lima waktu adalah kewajiban pokok dalam Islam, sehingga termasuk dalam rukun Islam yang lima. Shalat akan menjadikan hidup semakin nikmat, tentram dan damai. Tentu saja shalat yang telah dilakukan sebagaimana Rasulullah SAW, bahwa beliau menjalankan shalat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah. Ternyata kunci syukur itulah Allah akan memberikan anugerah yang teramat banyak, dengan anugerah itu dengan petunjuk dan bimbingan Allah maka akan mendatangkan kenikmatan.

أَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى خَلَقَ الْاِنْسَانَ وَعَلَّمَهُ الْبَيَانَ, أرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى سَاِئِر الْاَدْيَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ اَلْوَاحِدُ الَمَنَّانُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Kaum Muslimin Jema’ah jum’ah Rahimakumullah
Marilah bersama-sama kita senantiasa mengingatkan dan mengupayakan untuk selalu meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Dengan rasa khauf dan raja’ untuk memperoleh karunia-Nya sejak di dunia hingga di alam akherat nanti.
Rasulullah SAW sebagai panutan dan suri tauladan bagi kita sekalian, adalah pribadi yang paling tahu tentang ajaran Islam dan beliau yang senantiasa teguh dan konsisten didalam melaksanakan syari'at agama Islam. Tak heran bahwa suatu saat Siti Aisyah yang tidak lain adalah istrinya. Pernah menanyakan kepada Rasulullah, perihal mengapa beliau senantiasa teguh dalam menegakkan shalat malam:

كَانَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْمُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فَقُلْتُ لَهُ: لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَارَسُوْلَ اللهِ وَقَدْ غُفِرَلَكَ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَاتَاَخَّرَ؟ قَالَ: أَفَلَا أَكُوْنَ عَبْدًاشَكُوْرًا (متفق عليه)

“ Nabi SAW senantiasa mengerjakan shalat sunah pada waktu malam sehingga bengkak-bengkah dua mata kakinya, kemudian saya berkata kepada beliau: Wahai Rasulullah kenapa tuan berbuat demikian padahaal semua dosa tuan baik yang telah lampau maupun yang akan datang sudah diampuni? Beliau menjawab “tidak bolehkah aku menjadi hamba yang banyak bersyukur” (HR. Buchari Muslim)

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)

Dalam ayat ini Allah SWT mengingatkan hamba-Nya untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-Nya. Karena sungguh besar faedah dan keuntungan yang akan diperoleh bagi orang yang banyak bersyukur kepada-Nya, yaitu bahwa Dia akan senantiasa menambah rahmat-Nya kepada mereka. Sebaliknya Allah juga mengingatkan kepada mereka yang mengingkari nikmat-Nya dan tidak mau bersyukur bahwa Dia akan menimpakan azab-Nya yang sangat pedih kepada mereka.
Mensyukuri nikmat Allah dilakukan dengan ucapan yang tulus, kemudian diiringi pula dengan perbuatan, yaitu menggunakan rahmat tersebut dengan cara dan untuk tujuan yang diridai-Nya. Syukur dengan lisan sangat mudah dilakukan namun kadang jarang dilakukan, karena itu biasakanlah setiap kita hendak melakukan kegiatan kita awali dengan mengucapkan “bismillahirrohanirrohim” dan bila telah berakhir mengucapkan Alhamdulillah.

Kaum muslimin jema’ah Shalat jum’ah Rahimakumullah
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat, bahwa orang-orang yang dermawan dan suka menginfakkan hartanya untuk kepentingan umum dan menolong orang-orang yang memerlukan pertolongan, pada umumnya tak pernah jatuh miskin atau pun sengsara, bahkan sebaliknya rezekinya senantiasa bertambah dan kekayaannya makin meningkat dan hidupnya bahagia, dicintai dan dihormati dalam pergaulan. Sebaliknya orang-orang kaya yang kikir, atau suka menggunakan kekayaannya untuk hal-hal yang tidak diridai Allah, seperti judi atau memungut riba, maka kekayaannya tidak cepat bertambah bahkan lekas menyusut. Dalam pada itu ia senantiasa dibenci dan dikutuki orang banyak, sehingga kehidupan akhiratnya jauh dari ketenangan dan kebahagiaan.
Kesyukuran yang dilakukan oleh Rasulullah SAW bersifat total semata-mata untuk mewujudkan penghambaan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu hendaknya menjadi pedoman kita sebagai umat nabi Muhammad SAW, Allah SWT berfirman:

"Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan Aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS. Al An’am: 162-163)

Dalam ayat ini Allah mengajarkan kepada Muhammad SAW bagaimana seharusnya hidup dan kehidupan seseorang muslim di dalam dunia ini. Semua pekerjaan salat dan ibadah lainnya harus dilaksanakan dengan tekun sepenuh hati karena Allah, ikhlas dalam semua pekerjaan tanpa pamrih.
Shalat menjadi fondasi setiap amal ibadah dan perilaku manusia, Seorang muslim harus yakin kepada qodrat dan iradat Tuhan yang tidak ada sekutu-Nya. Tuhanlah yang menentukan hidup mati seseorang. Oleh karena itu seorang muslim tidak perlu takut mati dalam berjihad di jalan Allah dan tidak perlu takut hilang kedudukan dalam menyampaikan dakwah Islam, amar makruf nahi mungkar.
Allah SWT melalui syari’atnya yang disampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW telah mewajibakan shalat fardhu lima waktu dalam sehari semalam. Jadilah pribadi muslim yang belum merasa cukup dengan lima waktu, sehingga muncul dorongan untuk menegakkan shalat -shalat sunnah. Karena susungguhnya shalat sunnah dapat menjadi penyempurna bagi shalat lima waktu. Karena bagaimanakah akan memperoleh derajat shalat yang khusuk, bila sudah merasa cukup dengan shalat lima waktu. Karena itu insya-Allah dengan meningkatkan kwantitas shalat maka akan mengarah pada kualitas shalat, yang endingnya dengan shalat dapat menuntun pribadi muslim sehingga dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.

Kaum muslimin jema’ah Shalat jum’ah Rahimakumullah
Perlu kita perhatikan bersama, bahwa segala bentuk ibadah yang dilakukan sebagai tumpahan rasa syukur kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan keberkahan yang melimpah. Karena susungguhnya walaupun seluruh hidup dipergunakan untuk beribadah belumlah sebanding dengan kenikmatan yang di berikan oleh Allah, sebagaimana firman-Nya:
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”. (QS. Ibrahim: 34)

Amatlah banyak nikmat Allah SWT yang telah dilimpahkan-Nya kepada manusia, jika ada yang ingin menghitungnya tentu tidak akan sanggup menghitungnya. Karena itu hendaknya setiap manusia mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT, dengan jalan menaati segala perintah-Nya dan tidak melakukan hal-hal yang menjadi larangan-Nya.
Dengan mensyukuri segala pemberian Allah, dan menjadikan ibadah sebagai wujud dari rasa syukur, insya-Allah akan diberikan balasan oleh Allah dengan yang lebih baik dari yang kita lakukan. Mudah-mudahan Allah senantiasa membimbing kita, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

3/27/2013

Selamatkan Anak Bangsa dari Bahaya Narkoba




Para ahli memprediksikan bahwa negara Indonesia akan menjadi market atau sasaran penyebaran Narkoba (Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya). Dan sekarang terbukti Narkoba sudah merambah di kalangan para artis, para pelajar, mahasiswa, masyarakat umum, aparat. Narkoba menjadi lahan mencari nafkah yang dapat mengeruk keuntungan yang sangat besar tanpa mempedulikan kemaslahatan bersama, generasi mendatang banyak yang rusak hal ini karena Narkoba dapat menimbulkan gangguan mental, kenakalan remaja dan tindakan kriminalitas lainnya.

Lima belas abad yang lalu Islam telah mengharamkan minuman keras yang disampaikan secara bertahab, hal ini mengingat bahwa kondisi sosio cultural masyarakat Arab yang suka minum-minuman keras, berjudi dan perbuatan jelek lainya. "Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi mausia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya" (QS. Al Baqarah: 219).

" Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan, Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dapat menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)". ( QS. Al maidah ayat 90-91). 

" Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan adalah khamar dan setiap khamar adalah haram" (HR. Abdullah bin Umar).

Jenis-jenis Narkoba dan akibatnya:
1. Minuman keras.
Minuman keras adalah jenis minuman yang mengandung alkohol didalamnya. Alkohol termasuk zat adiktif, artinya zat tersebut dapat menimbulkan adiktif (addiction) yaitu ketagihan dan ketergantungan. Pemakainan minuman keras dapat menimbulkan gangguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam berfikir, perasaan dan perilaku. Timbulnya GMO ini disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat (otak). Karena sifat adiktif dari alkohol ini maka orang yang meminumnya semakin lama akan menambah takaran sampai pada dosis keracunan (intoksikasi) atau mabuk.
Bagi mereka yang sudah ketagihan atau ketergantungan, bila pemakaian dihentikan akan menimbulkan sindrom putus alkohol, hal ini sungguh akan menimbulkan rasa sakit maka akan terus berupaya untuk meminumnya lagi dengan takaran semakin bertambah, demikian seterusnya akan menjadi lingkaran setan yang sukar untuk dihentikan.
Pemakaian miras terlalu lama akan menimbulkan gangguan pada organ otak, liver, alat pencernaan, pancreas, otot, janin, endroktrin, nutrisi, metabolisme dan resiko kangker. Adapun tindakan kekerasan yang dipicu oleh miras dapat mengakibatkan cidera, cacat hingga kematian.

2. Ganja (tetrahidrocanabinol/ THC).
Ganja termasuk kategori narkotika dan didalamnya termasuk candu, morfin, heroin dan kokain. Pemakaian ganja dapat menimbulkan gangguan mental organik (GMO) yaitu gangguan dalam fungsi berfikir, perasaan dan perilaku. GMO ini karena reaksi ganja langsung ke sel otak. Zat adiktifnya juga berupaya untuk menambah takaran.
Biasanya orang yang menghisap ganja dengan maksud untuk melarikan diri dari kenyataan, ingin merasakan bebas dari beban dan kenyataan yang ada, ingin memperoleh kegembiraan yang semu dan masa bodoh terhadap lingkungannya. Tanpa disadari bahwa yang demikian ini justru menjerumuskan kedalam dunia khayal sampai pada gangguan jiwa mirip skizofrenia. Seorang yang menderita skizofrenia menunjukaan gangguan pada daya nilai realitas (terganggu) serta pemahaman tentang dirinya (insight) buruk (merasa dirinya tidak sakit).
Gejala lainnya adalah adanya halusinasi, yaitu adanya pengalaman panca indera tanpa adanya stimulus (rangsangan). Misalnya halusinasi pendengaran, terdengar suara-suara pada telinga namun sesungguhnya tidak ada sumber suara. Dapat pula seorang merasakan ada sesuatu yang masuk kedalam dirinya, seolah–olah ada orang lain didalam dirinya, bisa juga tubuhnya bergerak secara reflek tanpa disadari melakukan suatu perbuatan, ada pula yang menangis, berontak, mengamuk dan sebagainya.

3. Putau.
Dipasaran gelap heroin tidak begitu dikenal, sehingga menggunakan nama putau yang tidak lain adalah bubuk/ kristal heroin.
Biasanya orang memakai putau dengan mengejar dragon yaitu dengan memanasi bubuk heroin pada kertas timah lalu keluar asapnya yang menyerupai dragon dan kemudian dihisap. Bisa juga dilakukan dengan nyipet yaitu menyuntikkan heroin yang telah dicampur dengan air panas.
Pemakain putau akan menimbulkan gangguan mental organik karena reaksinya langsung menuju ke pusat sel-sel saraf pusat sehingga menimbulkan gangguan fungsi berfikir, perasaan dan perilaku.
Pemakai putau akan merasa sakoi yaitu suatu keadaan yang sakit luar biasa karena putus zat, yaitu kehabisan putau. Maka resikonya akan mencari putau dengan jalan apapun tanpa mempedulikan resikonya. Oleh karena itu dapat dimengerti mereka sering terlibat perkelahian atau tindak kriminial guna memperoleh uang untuk membelinya. Dampak psikososial lainnya adalah drop out sekolah, kehilangan kawan, tidak masuk kerja, bolos sekolah dan terlibat pelanggaran hukum lainnya.

4. Ectasy.
Ectasy adalah zat atau bahan yang tidak termasuk narkotika atau alkohol, melainkan termasuk zat adiktif. Artinya zat yang dapat mengakibatkan adiksi (ketergantungan, ketagihan). Pengaruh terhadap susunan syaraf pusat (otak) sama dengan narkotika dan alkohol.
Ectasy mempunyai sifat:
a. Keinginan untuk memperolehnya dengan jalan apapun.
b. Kecenderungan untuk menambah takaran.
c. Ketergantungan secara psikis.
d. Ketergantungan secara fisik.

5. Kokain.
Kokain berasal dari tanaman koka, bahan dasar dipakai dengan cara merokok, baik sigaret maupun pipa dan dampaknya mirip yang digunakan dengan nyipet. Pemakaian kokain juga akan menimbulkan gangguan mental organik pada fungsi berfikir, perasaan dan perilaku. Atau dengan kata lain pemakainya akan terganggu karena susunan syaraf pusat langsung bereaksi dengan kokain tadi.

Dampak penggunaan Narkoba:
1. Bagi pemakai terjadinya gangguan mental organik, sel saraf otak pusatnya tergangu oleh karena itu akan menurunkan kualitas sumber daya manusia.
2. Tidak harmonisnya kehidupan keluarga maka sulit untuk menciptakan keluarga sakinah.
3. Terjadi tindak kekerasan, krimanalitas, karena kondisi sakoi akan menuntut terpenuhinya dengan jalan apapun.
4. Bagi pengedar akan merusak generasi mendatang dan sekaligus akan memperoleh harta yang tidak halal dan thayib.

Upaya memerangi Narkoba:
1. Pendidikan agama sejak dini, berdasarkan hasil penelitian bahwa remaja yang komitmen agamnya rendah mempunyai resiko penyalahgunaan narkoba bila dibanding dengan remaja yang mempunyai komitmen agama yang tinggi.
2. Menciptakan kehidupan rumah tangga yang religius. Penelitian membuktikan bahwa remaja yang dibesarkan pada keluarga yang kurang religius akan mempunyai resiko yang lebih besar dalam penyalahgunaan Narkoba dibanding dengan anak yang dibesarkan dalam keluarga yang religius.
3. Penanaman pada remaja sedini mungkin bahwa menggunakan Narkoba atau mengedarkannya adalah haram hukumnya.
4. Peran orang tua sangat besar dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan Narkoba:
a. Orang tua dirumah (ayah ibu), ciptakan suasana rumah tangga yang harmonis (sakinah), tersedia waktu dan komunikasi dengan anak, hindari pola hidup konsumtif, beri suri tauladhan yang baik sesuai dengan tuntunan agama.
b. Orang tua disekolah (bapak ibu guru), ciptakan kondisi proses belajar-mengajar yang kondusif bagi anak didik agar manjadi manusia yang beriman, berilmu dan beramal.
c. Orang tua dimasyarakat (tokoh masyarakat, ulama', ustadz, pejabat, pengusaha dan aparat) ciptakan kondisi lingkungan yang sehat bagi perkembangan anak dan remaja.

5. Ditegakkannya Undang-undang.
Undang-undang dan peraturan pemerintah dibentuk dibentuk untuk mewujudkan suasana masyarakat yang damai, aman dan sejahtera serta membatasi terhadap perbuatan zalim. Maka bila undang-undang telah ditetapkan tapi bila terjadi pelanggaran tidak ada sangsinya maka yang terjadi adalah kekacauan, ketidakadilan dan perbuatan angkara murka lainya.

Maka untuk menyelamatkan generasi mendatang yang bebas dari Narkoba adalah menjadi tanggung jawab bersama baik pemerintah sebagai pembuat undang-undang, aparat sebagai penegak hukum dan rakyat agar menjadi warga yang taat hukum. Sudah banyak kegiatan pendidikan atau penyuluhan kepada masyarakat untuk bersama-sama mewaspadai tindakan penggunaan dan penyebaran Narkoba. Dan sudah banyak para pelaku yang ditindak dan dikenai jerat hukum, maka tiadalah suatu kebaikan itu dapat diterima dan dilaksanakan. Oleh karena itu sikap istiqomah, tawadhu', ridha dan ikhlas agar selalu diupayakan untuk menjadi acuan dalam memberikan suri tauladhan yang baik.

(Sumber: Alquran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater)

3/26/2013

Membiasakan Menegakkan Qiyamul Lail



Salah satu ibadah sunnah yang mempunyai nilai yang sangat tinggi adalah qiyamul lail. Menjalankan qiyamul lail bagi setiap muslim adalah merupakan ibadah tambahan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surat Al Isra': 79:
" Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji".

Begitu pentingnya qiyamul lail, maka ketika salah seorang sahabat bertanya kepada rasul, shalat manakah yang paling utama setelah shalat lima waktu, Rasulullah menjawab, shalat tahajud (HR. Muslim).
Qiyamul lail atau yang lebih dikenal dengan shalat tahajud disyari’atkan kepada nabi Muhammad SAW setelah turun surat Al Muzammil. Adapun sebab-sebab turunnya surat tersebut adalah: Ketika Rasulullah SAW menerima informasi bahwa para pembesar Qurais telah berkumpul di balai Pertemuan Darun Nadwah, dimana disana mereka sedang mengatur rencana untuk menentang Rasuluh dan mematahkan semangat dakwah-Nya. Maka beliau berdiam diri, lalu menarik baju luarnya rapat ke badannya sambil merebahkan dirinya. Ketika itu kemudian Malaikat Jibril datang menyampaikan surat Al Muzammil ayat 1-19.
Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan. (Dia-lah) Tuhan masyriq dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar. Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang bernyala-nyala, dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih. Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang beterbangan. Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir`aun. Maka Fir`aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat. Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban. Langit (pun) menjadi pecah belah pada hari itu karena Allah. Adalah janji-Nya itu pasti terlaksana. Sesungguhnya ini adalah suatu peringatan. Maka barang siapa yang menghendaki niscaya ia menempuh jalan (yang menyampaikannya) kepada Tuhannya. (Al Muzammil: 1-19)

Dua belas bulan kemudian turun ayat yang ke-20:
" Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Ayat 20 isinya meringankan cara ibadah shalat tahajud, setelah Rasulullah menghabiskan sebagian waktu malamnya untuk menjalankan shalat Tahajud sebagai konsekwensi dari ayat yang diturunkan sebelumnya yaitu ayat 1-19.
Menurut Al Bazzar dan Ath Thabrani (ulama’ hadits) meriwayatkan dari Jabir, bahwasannya ketika Rasullulah menghadapi para pembesar Qurais yang sangat leluasa mengolok-olok Rasullulah sebagai dukun, orang gila, tukang syihir bahkan mengancam beliau dengan pembunuhan. Rasulullah merasa sangat sedih, termenung, berselimut sehingga kemudian datang Malaikat Jibril menyampaikan surat Al Muzammil.

Dalam surat Al Muzammil tersebut seakan-akan Allah SWT berfirman; Wahai Muhammad hilangkan kemasygulan, majulah ke gelanggang untuk menghadapi berbagai tantangan yang dilakukan oleh para pembesar Qurais yang merintangi da’wah-Mu dengan cara meneror dan membunuhmu. Tetapi Engkau harus bersiap-siap berbenah diri untuk menghadapi mereka.
Tahajud artinya bangun dari tidur, maka shalat tahajud artinya shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu malam hari dan dilaksanakan setelah tidur. Dengan shalat tahajud dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, sebagai penebus dosa dan kejelekan serta dapat menangkal penyakit dari badan.
Kapan kita dapat melaksanakan shalat Tahajud, berdasarkan surat Al Muzammil ayat 3-4 dapat diinterpretasikan menurut waktu Indonesia sepertiga malam kira-kira pukul 22.00-23.00 WIB, seperdua malam pukul 24.00-jam 01.00 WIB, dan sepertiga malam adalah jam 02.00-03.00 WIB atau sampai sebelum waktu subuh.
Berapakah bilangan rekaat yang dilakukan Rasululah, bahwa menjalankan shalat tahajud tidak ada ketentuan dan batasan yang pasti. Pernah Rasulullah memerintahkan kepada Ibnu Abbas menjalankan shalat tahajud walaupun hanya satu rekaat. (HR. Tabrani). Imam Buchari dan muslim meriwayatkan hadits yang bersumber dari Aisyah, bahwa beliau kadang melaksanakan shalat tahajud 11 rekaat, 13 rekaat dengan dua rekaat sebagai shalat iftitah, rasul juga pernah melaksanakan 4 rekaat kemudian shalat witir 3 rekaat. Dengan bevariasinya jumlah rekaat shalat tahajud itu Prof. Dr. Hasby Assyiddiqi mengomentari bahwa akan lebih utama, bila membiasakan shalat tahajud dengan 11 rekaat atau 13 rekaat dengan 2 rekaat sebagai shalat iftitah.
Karena itu Islam memberikan kelonggaran kepada siapapun untuk menjalankan ibadah, akan tetapi dengan kelonggaran itu hendaknya dapat dipahami dengan arif dan bijaksana, agar kita dapat menajalankan dengan istiqomah. Sehinga pelaksanakan ibadah yang istiqomah akan membuahkan rasa ikhlas dalam semua perbuatannya. Menjadi insan yang lebih mendahulukan pada pemenuhan kewajiban dan hak, daripada menuntut hak, bahkan terhadap Allah kadang berusaha untuk memaksakan agar keinginannya segera dikabulkan.

Imam Khomaeni mengatakan bahwa sempurna dan cacatnya ibadah, syah dan tidak syahnya ditentukan oleh niat yang ikhlas dan maksud yang bersih. Jika ibadah itu bersih dari sifat menyekutukan Allah dan niat kotor, maka ibadah itu ikhlas dan sempurna. Sebagai contoh melakukan shalat tahajut demi mendapatkan rizki yang lebih banyak, memberikan sedekah demi menyelamatkan diri dari bencana, atau memberikan zakat demi memperbesar kekayaan, meskipun ibadah yang demikian ini dari segi fiqih syah akan tetapi dalam perspektif ma’rifat ibadah tersebut adalah tidak ikhlas karena ibadah didasari oleh tujuan dan maksud duniawi yang memenuhi kehendak hawa nafsunya.
Maka pelaksanaan shalat tahajud yang istiqomah itu akan dapat membuahkan:
1. akan memperoleh kenikmatan yang menyejukkan mata, tutur kata yang berbobot, mantap dan berkualitas, qauolan saqilan.
2. memperoleh tempat yang terpuji didunia dan diakherat.
3. terhapus dar dosa, kejelekan dan penyakit.
4. Hikmah yang lain dari shalat tahajud dapat merubah sikap rendah diri, pesimis, kurang berbobot akan berganti menjadi sikap optmiss, percatya diri, pemberani tanpa disertai sikap sombong. (Dr. Moh Sholeh, Tahajud: 164)
Karena itu shalat tahajjud agar benar-benar menjadi sarana taqarrub kepada Allah SWT hendaknya dilakukan dengan niat yang ikhlas semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT, demikian pula juga memperhatikan waktu-waktu yang mustajabah yaitu dengan melaksanakan pada waktu yang paling utama, kecuali bila memang tidak bisa. Setiap bentuk ketaatan dan penghambaan diri kepada Allah SWT akan kembali pada dirinya sendiri dan berimplikasi pada lingkungan dan masyarakatnya. Karena sesungguhnya Islam adalah rahmat bagi sekalian alam, dan setiap muslim yang berperan untuk mengimplementasikannya. Dari normatif menjadi aplikatif.

3/24/2013

Bersimpuh di tengah malam, apa yang dicari?


Dalam sebuah perusahan swasta yang bergerak dibidang marketing standar keberhasilan ditentukan oleh omset penjualan yang meningkat, setiap karyawan selalu diberi motivasi untuk lebih meningkatkan kinerja. Insentif, bonus, jabatan akan semakin memotivasi mereka. Bila ini tercapai maka perusahaan semakin berkembang dan kesejahteraan karyawan semakin meningkat pula. Pada waktu menjelang diadakan rapat bulanan, walaupun rapat belum dimulai tetapi sudah banyak yang berkumpul, seorang karyawati bercerita bahwa tadi malam telah menjalankan shalat tahajud, yang mana dalam shalat itu dia memohon kepada Allah agar diberi kemudahan untuk mendapatkan pelanggan baru sehingga target pada bulan itu bisa tertutupi. Harapannya dipertaruhkan karena dia yakin bahwa Allah mendengar do’a dan mengabulkan permintaannya. Rapat dimulai pada jam 10.00 dan selesai pada jam 12.00 WIB yang kemudian ditutup dengan makan siang bersama-sama, pada saat itu dia diajak temannya untuk menjalankan shalat dhuhur, alangkah terkejutnya ketika dia menjawab, nggak ah, ditanya lagi mengapa, dia menjawab malu. Mengapa malu dan malu pada siapa, dia menjawab ada teman yang lain yang tidak menjalankan shalat, nanti dibilang sok alim.

Ini adalah sebuah kisah nyata, dan sering pula terjadi pada kelurga, ketika anak-anaknya sedang menghadapi ujian atau sedang mengikuti seleksi penerimaan pegawai, atau ketika sedang menghadapi cobaan hidup atau karena terjerat pada lilitan hutang. Maka setiap malam yang tidak seperti malam-malam sebelumnya, dia berniat untuk bangun malam dan kemudian menjalankan shalat tahajut, meninggalkan sebagian dari kenikmatan malam untuk menghadap kepada-Nya. Mengadukan dan menceritakan kesulitan hidup dan memohon untuk memperoleh keberhasilan dalam setiap tujuannya secara maksimal.

Begitu asyik dan nikmatnya, kurang puas dengan menjalankan shalat dua rekaat, dia menambah delapan rekaat lagi dan kemudian ditutup dengan menjalankan shalat witir tiga rekaat. Waktu untuk munajat masih terasa sempit maka ditambah lagi dengan zikir dan membaca Alquran. Berat tapi terasa ringan karena merasa ada tuntutan kebutuhan yang lebih besar. Berat karena tidak seperti biasanya bangun malam dan menjalankan shalat, maka bilangan rekaat dan lamanya zikir terasa ringan karena adanya motivasi untuk memperoleh harapan kesuksesannya. Selesai berzikir kemudian tidur, rasa kantuk yang tak tertahan lagi sehingga bangun kesiangan dan nyaris shalat subuh pada waktunya shalat dhuha alias kesiangan.

Pemenuhan kewajiban untuk mendapatkan pensucian diri, melatih dan mengolah hati (menejemen qalbu), menghilangkan hijab agar terjalin komunikasi dengan sang Kaliq. Menyebabkan pada masalah yang lain yang tidak dikehendaki, berangkat kerja telat, di kantor mengantuk, bekerja atau belajar tidak konsentrasi sehingga bisa menelantarkan tugas dan kewajiban yang diamanatkan kepadanya. Dan harapan memperoleh kenikmatan yang menyejukkan mata, tutur kata yang berbobot dan berkualitas (qaulan tsaqilan), memperoleh tempat yang terpuji di dunia dan akherat (maqaman mahmuda), terhapusnya dosa, kejelekan dan dihindarkan dari penyakit dirasa jauh dari harapan.

Shalat tahajud sebagaimana diriwayatkan oleh Al Bazzar dan Ath Thabrani (ulama hadits) bahwa ketika Rasululah menghadapi para pembesar Qurais yang mengolok-olok sebagai dukun, orang gila, tukang sihir dan mengancam akan membunuh. Rasulullah kemudian , bersedih, termenung sambil berselimut. Kemudian Rasulullah disuruh untuk bangkit, hilangkan kemasygulan dan segera bersiap untuk mengahadapi tantangan, dengan mempersiapkan jiwa untuk menjalankan shalat tahajud. Ibnu Mas'ud salah seorang sahabat rasul yang dikenal kesalehannya, pernah ditanya tentang obat bagi jiwa yang sedang gelisah, hidup tidak tentram, pikiran kusut dan tidur gelisah. Maka beliau memberi nasehat agar mengunjungi tiga tempat. Pertama ketempat orang yang sedang membaca Alquran, membacanya atau mendengarkan bacaannya, kedua mendatangi majlis ilmu yang mengingatkan hati kepada Allah dan ketiga dengan mencari waktu dan tempat yang sepi misalnya dimalam hari dikala orang-orang sedang tidur nyenyak.

Melaksanakanlah ibadah menurut kesanggupan, jangan memaksakan diri karena itu kondisikan diri dengan cara yang baik, karena bila sudah terbiasa bangun ditengah malam rasa berat dan kantuk tidak akan ada lagi. Harapan untuk maraih tujuan adalah bisa mengalahkan segala bentuk ketidakwajaran menjadi hal yang biasa, hal yang tidak mungkin menjadi nyata. Kebanyakan tujuan diarahkan pada tujuan yang sempit dalam perspektif duniawi. Sebagaimana dikatan oleh Ustadz Wafiudin anggota tim bai’at Abah Anom di Suryalaya Jawa Barat, bahwa ibadah yang dilaksanakan dengan cara yang demikian adalah merupakan white magic, melakukan aktifitas ibadah, shalat, berdo’a atau dzikir tetapi mempunyai tujuan untuk mendapatkan lulusan atas usaha yang ditempuh, maka bila itu tercapai yang diperoleh hanya didunia saja dan diakherat tidak mendapat apa-apa.

Melakukan tahajud demi mendapatkan rizki yang banyak, memberikan shadaqah demi menyelamatkan diri dari bencana, atau membayar zakat demi memperbesar kekayaan, yaitu harapan memperoleh balasan dari Allah, meskipun ibadah tersebut dari segi fiqih adalah syah akan tetapi dari sudut pandang ma’rifat, ibadah tersebut dipandang tidak ikhlas karena ibadah dilandasi dengan maksud duniawi dan memenuhi kehendak hawa nafsu (Dr. Moh Sholeh, Tahajud: 128). Ibadah yang dilakukan demikian itu seakan-akan memaksakan kehendak Allah. Maka kadangkala kesuksesan yang diperoleh akan mendatangan musibah atau marabahaya bagi dirinya, hal ini pernah terjadi pada diri Qarun yang hidup pada masa nabi Musa, Tsa’labah yang hidup pada masa nabi Muhammad dan masih banyak contoh yang lain. Mareka memandang bahwa kesuksesan yang diperolehnya adalah merupakan hasil dari usahanya, sehingga kemewahan dan kejayaan yang diperolehnya akan menjauhkan diri dari Allah bahkan mereka menjadi kufur nikmat.

Lain lagi bahwa setiap ibadah yang hanya diperuntukkan semata-mata mencari ridha Allah maka tujuan yang diharapkan adalah merupakan tujuan jangka panjang dan bila do’anya dikabulkan, hal ini adalah merupakan kemurahan Allah. Permohonan hamba pada Sang Khaliq ada yang langsung dikabulkan ada lagi yang ditangguhkan atau ada juga yang dialihkan dalam wujud keberkahan yang lebih besar. Maka apa yang diperolehnya akan dikembalikan untuk peningkatan ibadah. Ibadah dengan pendekatan hati yang diprakarsai oleh Ustadz Arifin Ilham dengan Majlis Dzikirnya, KH. Abdullah Gymnastiar dengan Menejeman Qalbu, Ary Ginanjar dengan ESQ (Emosional Spiritual Quotion) menjadi daya tarik yang unik, ditengah-tengah bangsa yang sedang dilanda krisis, nyaris batu karangpun tidak akan mampu meluluhkan hati, masing-masing bersikeras mempertahankan haluan dan pendapatnya. Alunan zikir yang membacakan Kalimatullah meluluhlantakkan kerasnya hati sehingga bersimpuh dalam linangan air mata. Demikian pula Asmaul Husna diterjemahkan dalam aktifitas hidup sehingga menjadi sensor motorik, menggerakkan hawa nafsu menuju pada insan yang dihiasi dengan sifat-sifat malakut.

Sesungguhnya tahajud menjadi media bermuhasabah (introspeksi) menilai dan mengukur kemampuan diri, media untuk menceritakan kesulitan-kesuitan yang sedang dihadapi dan meminta kepada-Nya untuk diberi jalan yang terang. Sehingga setiap kesulitan yang diceritakan, walaupun dalam tempo yang lama tidak ada perubahan tetap mempunyai sikap yang optimis, tidak surut dalam melaksanakan ibadah. Akan muncul pada dirinya motivasi bahwa harapannya yang tidak segera dikabulkan karena Allah mempunyai kehendak lain yang tidak diketahui hamba-Nya, bila cepat dikabulkan bisa jadi akan mendatangkan musibah pada dirinya atau menjadikan dirinya hilang kemuslimanya Allah menundanya atau memberikan dalam wujud yang lain. Shalat tahajud yang dilaksanakan secara istiqomah akan membentuk pribadi yang selalu optimis, tenang dan rasa keikhlasan yang mendalam.