Tampilkan postingan dengan label Kisah hayati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah hayati. Tampilkan semua postingan

10/23/2014

Melaksanakan Hak Seorang Muslim Yang Tidak Dapat Diwakilkan

Manusia merupakan makhluk dua dimensi yaitu dimensi lahir dan dimensi batin sehingga setiap usaha manusia juga berorientasi pada dua hal yaitu duniawi dan ukhrowi. Kehidupan dunia adalah merupakan lahan untuk meraih kehidupan abadi di akhirat. Karena kehidupan dunia adalah fana, kehidupan dunia penuh dengan tipu muslihat, sehingga Allah SWT melalui para rasulnya memberikan petunjuk pada manusia untuk meraih kesempurnaan hidup. Tanpa petunjuknya kehidupan manusia akan mengalami kehancuran. Kebenaran dan kesalahan akan dikalahkan dengan kekuatan, dan dengan kekuatan ini akan berkuasa. Karena itu dengan kekuasaan itu terjadi pertumpahan darah, siapa yang kuat dialah yang berkuasa. Bila hal ini terjadi maka tidak ada keadilan. Yang salah bisa menjadi benar yang benar bisa menjadi salah. Campur-aduk kehidupan manusia kebenaran dan kebatilan bercampur.

Setelah para rasul menyampaikan risalahnya, mengatur tata kehidupan manusia, memberikan petunjuk, penerangan, janji dan ancaman atas segala perbuatan manusia. Bagaimanakah seharusnya manusia berbuat dan apa dampaknya kelak di akhirat. Namun ternyata kehidupan manusia sering menuruti kemauannya sendiri, menuruti hawa nafsu. Dengan demikian bagi orang-orang salih yang tdak merasakan keadilan di dunia, tidak mendapatkan kebahagiaan di dunia dia masih mempunyai harapan untuk memperoleh keadilan kelak di hari qiyamat.

Untuk mendapatkan ini manusia melakukan hak dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, makhluk pribadi dan makhluk sosial. Dalam kehidupan di dunia manusia secara pribadi menjadi bagian dari masyarakat, karena itu tidak ada manusia yang hidup hanya tergantung pada dirinya sendiri. Kehidupan manusia adalah merupakan rantai kehidupan, yang antara bagian-bagiananya saling membutuhkan, saling menguatkan dan saling ketergantungan. Untuk mewujudkan kesempurnaan hidup ini, Rasulullah Muhammad SAW memberikan pedoman tentang hak-hak yang harus dipenuhi oleh manusia selaku makhluk sosial.

وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ قَالَ : " حَقُّ الْمُسلِمِ عَلَى الْمُسلِمِ خَمْسٌ ، رَدُّ السَّلامِ، وَعِيادَةُ الْمَرِيْضِ، وَاِتْبَاعُ الْجَنَاِئِز، وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ، وَتَشْمِيْتُ الْعَاطِسِ" متفق عليه.

“Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Hak seorang muslim atas muslim lainnya itu ada lima perkara yaitu menjawab salam, menengok orang sakit, mengikuti janazah-janazah yang akan dimakamkan, memenuhi undangan dan menjawab doa orang yang bersin." (Muttafaq 'alaih)

Dari kelima hal ini ada beberapa hak yang membutuhkan kehadiran secara pribadi dan ada yang dapat diwakilkan. Perlu kita ketahui bahwa hubungan sosial didalam masyarakat dapat diimplementasikan sebagai wujud rasa empati atau sebagai wujud rasa syukur turut berbahagia. Terhadap saudara-saudara yang membutuhkan empati seperti menengok dan mendoakan orang yang sedang sakit, bertakziyah terhadap keluarga yang meninggal, berempati ketika saudaranya terkena musibah tanah longsor, banjir, kecelakaan lalu lintas dan lain-lainnya. Hal ini merupakan wujud rasa empati yang membutuhkan kehadiran secara pribadi. Karena kehadiran ini bermakna untuk meringankan beban atau menghibur kepada orang-orang yang baru saja terkena musibah.

Disamping itu dengan kehadiran secara langsung akan bermanfaat untuk menjernihkan emosi, meluluhkan hati yang keras, dan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT. Ketika menengok orang yang sedang sakit, seseorang akan merenungi betapa besarnya nikmat sehat yang sedang dirasakan, menambah rasa syukurnya kepada Allah. Karena sesungguhnya ketika salah seorang anggota keluarga sakit maka seluruh keluarga juga akan merasakan sakit. Dari hidup yang teratur menjadi berantakan, makan, minum, tidur yang teratur menjadi menjadi tidak teratur. Ketika sehat dapat tidur bersama-sama dalam satu rumah, namun ketika sakit harus dirawat di rumah sakit dan salah satu atau seluruh keluarga harus berjaga di rumah sakit. Demikian pula dalam bekerjapun menjadi tidak fokus.

Inilah sekelumit tentang hal-hal yang berkenaan dengan orang yang sakit. Belum lagi sakit secara ekonomi, karena betapa besar dana yang dikeluarkan untuk pembiayaan dalam rangka untuk meraih kembali predikat sebagai pribadi yang sehat. Hal-hal yang demikian dapat dirasakan ketika mau menengok orang yang sakit. Karena itu ketika mendengar teman atau saudara yang sakit, apakah menengoknya dapat diwakili?

Yang kedua bertakziyah dari keluarga yang meninggal dunia. Kematian adalah rahasia Allah, kematian akan menjemputnya baik ketika sakit atau sehat, ketika tua maupun muda, susah atau senang, sedang sendiri atau bersama-sama orang lain, sedang beribadah atau sedang maksiat. Kematian adalah suatu batas manusia untuk beramal ibadah kepada Allah secara langsung. Karena itu ketika bertakziah akan merenungi, tentang makna hidup dan kehidupan yang sedang dijalani. Apakah dengan umur yang panjang itu telah digunakan untuk menambah ketaatannya kepada Allah SWT atau justru sebaliknya.

Demikian pula ketika bertakziah akan menemui keluarga yang ditinggalkan, dalam kondisi berduka. Bagaimanakah keadaannya orang yang ditinggalkan oleh orang yang dicintai dan mencintai. Sungguh hal ini akan menjadi pemandangan yang memilukan. Sehingga hati orang yang tertakziah akan menjadi luluh, yang keras menjadi lunak, yang takabur akan menjadi tawadhuk dan kondisi-kondisi positif lain yang akan diperoleh bila benar-banar ikut bertakziyah. Apakah hal ini dapat diwakilkan?

Masih sama untuk mewujudkan rasa empati, yaitu menengok kepada orang-orang yang terkena musibah. Musibah adalah suatu keadaan yang tidak diinginkan kehadirannya namun tetap datang menghampiri. Dan musibah akan mengenai siapapun, bila menengok orang yang terkena kecelakan lalu lintas maka akan menumbuhkan sikap berkati-hati dijalan raya, bila melihat orang yang tekena banjir dan tanah longsor maka akan muncul kesadaran untuk tidak membuang sampah disembarang tempat dan melakukan penebangan secara liar. Kondisi inipun juga akan dirasakan bila menengok secara langsung. Lalu apakah dapat diwakilkan?

Didalam kehidupan masyarakat ada tuntunan untuk saling mengunjungi diantara teman atau saudara, misalnya membangun rumah, baru mendapatkan anak, melangsungkan pernikahan, khitan. Ini menjadi hak bagi setiap muslim untuk merasakan turut berbahagia. Kondisi mereka bahagia maka menjadi hak untuk menghadirinya namun bila mempunyai kegiatan yang lain bisa jadi diwakilkan. Dengan mengucapkan selamat melalui ucapan selamat atau dengan lainnya. Dari itu musibah dan anugerah adalah sesuatu yang melekat pada diri manusia, terhadap musibah kita berempati dan terhadap anugerah kira turut berbahagia.

Pernah kita menjumpai, ketika mendengar atau melihat teman atau saudara terkena musibah, kematian dan sakit tidak datang menjenguknya. Namun hanya berempati dengan menitipkan amplop berisi uang empati atau bila berada dalam komunitas desa, kantor, kota, RT, RW dan organisasi mengatakan cukup perwakilan saja. Apakah rasa empati dan duka dapat diwakilkan? Bagaimanakah bila hal ini menimpa pada dirinya sendiri. Ikhlaskah bila dalam kehidupan masyarakat termasuk orang yang supel, gaul dan merasa dekat dengan semua orang. Namun ketika menerima musibah dan cobaan ternyata hanya beberapa orang saja, cukup diwakilkan oleh ketua atau pimpinannya saja. Sungguh setiap kehadiran dalam suatu kedukaan akan menjadi obat bagi orang-orang yang terkena musibah. Hanya diri sendirilah yang merasakan demikian. Tentunya tidak ada orang yang mengharapkan empati dari orang lain, karena lebih baik memberi empati dari pada diberi, lebih baik menengok dari pada ditengok, lebih baik membantu dari pada dibantu, lebih baik menyumbang dari pada disumbang.

10/19/2014

Larangan Berburuk Sangka Terhadap Sesama Makhluk Ciptaan Allah

Ada seorang tetangga desa, dia termasuk orang yang dalam aktifitas sehari-hari memang tergolong orang yang sangat rajin, ulet, cermat dan disiplin. Sebut saja namanya Fulan, dia adalah seorang pendatang yang menikah dengan penduduk desa tersebut. Sebelum orang-orang di desa beraktifitas dia sudah pergi ke sawah untuk mencangkul yang kelak akan disiapkan untuk menanam padi. Tanah yang dikelolapun adalah tanah yang dibeli dengan sistem kontrak.

Disamping bekerja dengan tekun, beliau juga bisa menerapkan panca usaha tani mulai dari pembibitan padi, dengan memilih biji yang berkualitas, pengolahan lahan yang bagus untuk pemenuhan unsur hara dan memperbaiki struktur tanah, pengairan yang cukup, pemupukan untuk pemenuhan unsur hara, pemberantasan hama/penyakit agar tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Semua kegiatan ini dilakukan ini tidak biasa dilakukan oleh orang-orang desa pada umumnya. Karena orang-orang desa hanya melakukan secara tradisional.
Disamping bertani, dia bersama istrinya juga membuka warung kelontong, yang menyediakan segala kebutuhan masyarakat. Dan kiosnyapun selalu ramai dikunjungi orang-orang yang akan berbelanja. Pak Fulan belum puas dengan aktifitas yang dilakukan, dia tidak mau membiarkan waktu berlalu begitu saja, sehingga setiap waktu selalu dimanfaatkan untuk bekerja dan berkarya, pada waktu siang hingga petang dia berkeliling dari desa ke desa untuk menjual beraneka macam kain untuk bahan pakaian. Namun karena masyarakat desa yang terkadang tidak mempunyai dana tunai maka pembayaranpun dilakukan secara kredit.

Bisa kita bayangkan  kondisi ekonomi dia, sungguh berbeda dengan orang-orang desa pada umumnya, dia memiliki rumah yang besar, lantainya bersinar, halaman rumahnya luas serta ornamen yang sangat indah. Pada tahun 1980 an TV adalah sesuatu yang sangat berharga, hanya orang-orang tertentu yang memiliki. Televisi pada waktu itu hanya mampu menangkap siaran TVRI, setiap sore hingga malam hari rumahnya selalu dikunjungi orang-orang yang bermaksud mau menonton acara TVRI.

Kisah yang berkembang ditengah-tengah masyarakat, bahwa dia melakukan usaha dengan melakukan kegiatan yang tidak wajar. Ada yang mengatakan bahwa dia mempunyai “prewangan”, dia memelihara tuyul, dia mengunakan guna-guna dan sebagainya. Begitulah terkadang orang tidak dapat belajar dari sekelilingnya. Bahwa untuk memahami ayat-ayat Allah manusia dapat belajar dari ciptaan Allah. Bagaimanakah tanaman pisang, bambu yang akan berkembang dengan baik dan memperoleh hasil yang memuaskan bila anakannya ditengkarkan atau dipisahkan dari induknya. Sehingga di tempat yang baru akan berkembang dengan baik. Pak Fulan adalah pendatang sehingga dia akan lebih maksimal bekerja di daerah yang baru.

Dari kisah itu terus berkembang, bisa jadi pak Fulan dan keluarganya telah mendengar desas-desus yang berkembang di masyarakat. Namun dia tidak ambil pusing, karena apa yang dilakukan tidak merugikan orang lain, dia berpandangan orang-orang banyak yang iri tetapi tidak mau mengaca diri dan tidak membandingkan kinerjanya dengan dirinya. Seandainya orang-orang desa dapat belajar darinya tentu akan memperoleh hasil yang lebih baik, bahkan kesejahteraan hidupnya akan semakin meningkat. Bukankah ahli hikmah pernah berkata “man jadda wajada” siapa yang bersungguh-sungguh akan memperoleh keberhasilan.

Masyarakat desa yang selalu berburuk sangka dalam kehidupan dunia tidak mengalami perubahan, bahkan sekalipun dia penduduk asli desa namun yang menjadi tuan adalah orang yang pendatang. Ekonominya lebih maju, status sosial semakin meningkat, prestise dan reward dari masyarakat semakin meningkat. Dari ini jelas terlihat balasannya bagi orang-orang yang suka menghibah, ucapannya justru kembali pada dirinya sendiri dan yang dihibah memperoleh pahala sehingga usahanya semakin meningkat.

Sesungguhnya sikap berburuk sangka ini adalah suatu perbutan yang dilarang oleh Allah, hal ini sesuai dengan QS Al Hujurat ayat 12 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”

Larangan Allah yang disampaikan pada ayat tersebut:
  1. Berburuk sangka karena hal ini termasuk dosa besar.
  2. Jangan mencari-cari kesalahan orang.
  3. Jangan menggunjing/ menghibah.
Larangan Allah ini disampaikan kepada orang-orang yang beriman, jadi bila mengaku dan mengikrarkan diri sebagai orang yang beriman hendaknya dapat menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan tersebut. Dan bila terpaksa melakukan hal tersebut hendaknya bertobat kepada Allah. Dimensi tobat adalah merenungi perbuatan dosa yang telah dilakukan dan menyesali, tidak akan melakukan perbuatan dosa yang serupa pada kesempatan yang lain, tobat akan mengganti perbuatan salah dengan perbuatan yang baik.
Begitu besarnya dosa dari perbuatan berburuk sangka Rasulullah SAW mengatakan:

وَعَنْ أَبي هُريْرةَ رضي اللَّه عَنْهُ أنَّ رَسُوْلُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : " إيًاكُمْ والظَّنَّ ، فَإنَّ الظَّنَّ أكذَبُ الحَدِيثِ ، ولا تحَسَّسُوا ، ولا تَجسَّسُوا ولا تنافَسُوا ولا تحَاسَدُوا ، ولا تَباغَضُوا، ولا تَدابَروُا ، وكُونُوا عِباد اللَّهِ إخْواناً كَما أمركُمْ . اَلْمُسْلِمُ أخُو الْمُسْلِمِ ، لا يظلِمُهُ ، ولا يخذُلُهُ ولا يحْقرُهُ (رواه البخاري ومسلم)

"Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "jauhilah olehmu sekalian berprasangka, karena sesungguhnya prasangka itu sedusta-dusta pembicaraan, serta janganlah kamu sekalian meraba-raba dan mencari-cari kesalahan orang lain, janganlah kamu sekalian saling berdebat, saling menghasut, saling membenci dan saling membelakangi, tetapi jadilah kamu sekalian hamba Allah yang bersaudara sebagaimana yang diperintahkan kepadamu. Orang Islam yang satu adalah saudara orang Islam yang lain, ia tidak boleh menganiaya, menghinanya dan mengejeknya”. (HR.Buchari Muslim)

Abu Qilabah meriwayatkan bahwa telah sampai berita kepada Umar bin Khattab, bahwa Abu Mihjan As Saqafi minum arak bersama-sama dengan kawan-kawannya di rumahnya. Maka pergilah Umar hingga masuk ke dalam rumahnya, tetapi tidak ada orang yang bersama Abu Mihjan itu kecuali seorang laki-laki, Abu Mihjan sendiri. Maka berkatalah Abu Mihjan: "Sesungguhnya perbuatanmu ini tidak halal bagimu karena Allah telah melarangmu dari mencari-cari kesalahan orang lain". Kemudian Umar keluar dari rumahnya.

Dan Allah melarang pula bergunjing atau mengumpat orang lain, dan yang dinamakan ghibah atau bergunjing itu ialah menyebut-nyebut suatu keburukan orang lain yang tidak disukainya sedang ia tidak di tempat itu baik sebutan atau dengan isyarat, karena yang demikian itu, menyakiti orang yang diumpatnya. Dan sebutan yang menyakiti itu ada yang mengenai, keduniaan, badan, budi pekerti, harta atau anak, istri atau pembantunya, dan seterusnya yang ada hubungannya dengan dia.

Sesungguhnya perbuatan, mengumpat, menghibah, menghasut, mencari-cari kesalahan orang lain adalah merupakan perbuatan yang tercela, akhlaqul madzmumah. Suatu perilaku yang hendaknya dijauhi, disingkirkan bahkan dibuang jauh-jauh. Perilaku tersebut disamping merugikan orang yang bersangkutan, yang karenanya nama baiknya akan hilang, dikucilkan orang lain bahkan usahanya kadang mengalami kendala. Ternyata perbuatan tersebut juga merugikan diri sendiri. Dari segi rohani berarti hatinya sakit dan harus diobati, karena bila tidak segera diobati akan menimbulkan penyakit-penyakit lainnya. Disamping itu doa orang yang dianiaya adalah salah satu doa yang maqbul. Perbuatan tersebut juga menyita waktu, tenaga dan fikiran sehingga kadang melalaikan perbuatan-perbuatan baik lainnya. Sekalipun orang tersebut senang mealukan amal perbuatan yang baik namun dia akan menjadi orang yang muflish (bangkrut), karena amal ibadahnya berkurang dan digantikan dengan dosa dari orang yang fitnah, digunjing, dianiaya dan sebagainya. Bahkan pahala bisa jadi akan hilang sama sekali. Bila sudah demikian tiada harapan lagi masuk ke dalam surga Allah SWT.

9/15/2014

Ikhlas, Dapat Menuntaskan Pekerjaan Melebihi Target



Pada suatu saat saya kedatangan seorang teman, pada hari itu mukanya tampak berseri-seri, nampak ada tanda-tanda kepuasan dalam dirinya. Memang pada hari itu tidak seperti biasanya dia curhat pada saya tentang suatu apapun, datang dengan muka masam, buram, seakan ada beban yang menghimpitnya. Belum sempat saya bertanya, ternyata teman saya itu mengawali ceritanya terlebih dahulu. Bahwa sejak pagi hingga siang dan petang, ketika berada ditempat kerja dirinya mau berbenah-benah rumah. Dimana rumahnya yang baru saja direhab, peralatan rumahnya banyak yang berantakan, ada almari pakaian, almari buku, rak sepatu, rak piring sampai pada bekas pintu dan jendela dan peralatan-peralatan lainnya.

Dari sekian banyak perlengkapan rumah yang disimpan dan akan digunakan lagi. Dia berharap dapat memindahkan almari pakaian atau membongkar papan dan pekas jendela dan pintu yang ditumpuk. Terasa pekerjaan itu sangat berat, dimana dalam sehari dia bekerja dan pulang sampai rumah pukul 17.00 baru saja istirahat dirumah, harus mandi dan segera berangkat ke musholla untuk shalat maghrib kemudian dilanjutkan mengajar anak-anak hingga waktu shalat Isya’. Selesai shalat Isya’ pulang ke rumah untuk makan dan bercengkrama dengan keluarga, walaupun pikirannya terpecah karena ada dua hal, menyelesaikan salah satu atau kedua-duanya. Mengajak anak-anaknya tidak mungkin karena mereka masih kecil-kecil, mengajak istrinya juga terasa tidak mungkin, disamping istrinya juga capek seharian telah bekerja dan biasanya istrinya susah untuk bersama-sama bekerja, biasanya ada alasan ini dan itu yang tidak logis.

Dengan perasaan yang terpaksa dan bekerja yang dipaksakan, dia berupaya untuk menahan diri untuk tidak banyak kata, tidak marah dan tidak tergesa-gesa. Dia berupaya menurut kemampuannya, bila dapat diselesaikan ya syukur kalau tidak bisa, besok masih ada waktu. Dalam hati dia meneguhkan, bahwa sesuatu yang besar itu berawal dari sesuatu yang kecil. Pekerjaan yang berat dan besar tidak akan dapat diselesaikan kalau hanya dipikirkan. Apalagi hanya marah-marah yang justru akan manghabiskan energy, bahkan kadang bisa menimbulkan penyakit yang sama sekali tidak disangka-sangka.

Dengan mengawali membaca “Bismillahirrahmanirrahim”, dia segera bergegas berganti pakaian kerja tak lupa memakai topi. Walaupun waktunya sudah cukup malam tetapi sekan-akan waktu pagi hari, dia bersemangat untuk bekerja, satu pekerjaan berupaya untuk diselesaikan. Dia mengatakan, pada waktu itu dia cukup terhibur dimana ketika sedang membongkar tumpukan papan jendela dan pintu, ditengah tengah terdapat cindil tikus, tidak tanggung-tangung jumlahnya ada sembilan. Dia berkata “masya-Allah” pantas saja cepat sekali perkembangannya. Dua minggu lagi dia pasti menjadi anak tikus yang siap bereaksi menjadi musuh para petani, termasuk ibu rumah tangga, karena sering merusak dan memangsa apapun yang dapat dimangsa.

Papan, bekas djendela dan pintu satu persatu diangkat ternyata tidak sampai hitungan jam dapat diselesaikan. Dalam hati dia berkata “ternyata hanya segini”, tidak ada perasaan capek sedikitpun. Begitu selesai dia segera membenahi dan membersihkan tempat sekelilingnya. Dalam hatinya lega ternyata pekerjaan yang tadinya hanya satu saja dapat diselesaikan ternyata telah siap untuk menyelesaikan pekerjaan yang lain.

Kaki segera melangkah pada almari pakaian, satu tumpukan demi tumpukan pakaian diangkat dan dikeluarkan untuk selanjutnya ditempatkan pada lantai yang telah digelar tikar terlebih dahulu. Setelah pakaian semua dikeluarkan. Dengan pelan dan pasti dia mengambil keset lalu diletakkan dua kaki alamari. Lalu almari didorong, pelan-pelan almari dapat pindah posisi masuk pada kamar tidur yang telah disiapkan. Setelah almari baju bertempat pada posisi yang dikehendaki, pakaian kembali diangkat dan dimasukkan kembali ke dalam alamari. Dua pekerjaan ternyata dapat diselesaikan, dia berfikir untuk dapat membersihkan atau mengepel lantai yang terasa benyak debunya. Tanpa berfikir terlalu lama kaki segera malangkah mengambil pel dan pembersih lantai berikut ember berisi air. Ternyata pekerjaan ini dapat diselesaikan. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, mengapa pekerjaan ini dapat diselesaikan bukan hanya satu atau dua pekerjaan yang dapat dieselesaikan, tetapi tiga pekerjaan secara berturut-turut dapat diselesaikan.

O, begitu, kataku kepadanya. Pantas saja kamu nampak puas dan bahagia. Saya kira kamu baru saja dapat bonus atau rapelan begitu. Dia berkata lagi, “tidak kawan, ternyata kebahagiaan, kepuasan itu kadang tidak karena uang dan tidak dapat diukur dengan uang, apakah ini namanya bekerja dengan ikhlas ya?

Itulah bahwa bekerja dengan ikhlas akan membuahkan kepuasan dan kebahagiaan. Yang berat akan terasa ringan, yang sulit akan terasa mudah. Karena itu seandainya kehidupan ini telah diwarnai dengan keikhlasan yakin akan penuh dengan ketenangan, kedamaian, kemakmuran dan kesejahteraan serta memperoleh ridha dari Allah. Walaupun sering kali keikhlasan itu harus dipaksakan, keikhlasan harus diperjuangkan, dan keikhlasan memerlukan pengorbanan.

7/01/2014

Tips Atasi Kantuk Untuk Raih Keutamaan Bulan Ramadhan




Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa, karena ibadah pada bulan tersebut Allah SWT melipatgandaan pahala, hal ini sebagaimana sabda rasul:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللهُ تَعَالَى: إِلَّاالصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِيْ وأَنا أَجْزي بِهِ (رواه مسلم

Setiap amal perbuatan anak Adam-yakni manusia itu, yang berupa kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya dengan sepuluh kalinya sehingga tujuhratus kali lipatnya."Allah Ta'ala berfirman: "kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku (Allah) dan Aku (Allah) akan memberikan balasannya. (HR. Muslim)

Kebiasaan sebelum bulan Ramadhan tidur lebih awal, bangun lebih akhir pada bulan ini berbalik tidur lebih akhir bahkan hingga larut malam dan bangun lebih awal yakni sebelum waktu imsya’. Mengapa melakukan yang demikian ini, hal ini tidak lain karena ingin menggapai keutamaan bulan suci Ramadhan. Ingin merubah kebiasaan buruk, ingin menggapai rahmat dari Allah, sehingga berkeinginan untuk melaksanakan ibadah-ibadah sunnah yang tidak pernah dilakukan pada bulan yang lain. Shalat tarowih dan witir, tadarus Alquran, shalat hajat, shalat tasybih, menghadiri majlis taklim, mengikuti pesantren kilat dan kegiatan-kegiatan positif lainnya. Hal ini bila dilakukan dengan penuh keikhlasan dan semata-mata mengharapkan ridha Allah maka amal perbuatan ini akan dilipatkan pahalanya hingga tuhuh ratus kali. Dan seburuk-buruk perbuatan baik yang dilakukan maksudnya melakukan perbuatan baik tetapi masih bercampur dengan perbuatan buruk lainnya, misalnya menegakkan shalat tetapi belum dapat menjaga kekhusukan hal ini tentu saja akan dilipatkan pahalanya namun tidak mencapai tujuh ratus derajat, mengeluarkan infaq dan shadaqah tetapi belum ikhlas tentu saja berpahala namun tidak mencapai tingkatan tertinggi.

Bagi orang-orang yang beriman senantiasa berupaya memanfaatkan moment puasa Ramadhan untuk selalu berlomba didalam melakukan kebaikan. Bahkan puasa Ramadhan dijadikan sebagai wahana untuk menghapuskan dosa-dosa yang telah dilakukan, “Barang siapa yang menunaikan puasa dengan dasar iman dan mengharapkan pahala dari maka Allah akan menghapuskan dosa-dosa yang telah dilakukan” (Hadits). Dengan demikian tidak pernah meluangkan waktu kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah.

Harapan kadangkala tidak selaras dengan kenyataan, ketika dorongan telah muncul ternyata kebiasaan dan stamina menjadi penghambat untuk mewujudkan harapannya. Nafsu Mutmainnah yang bersih, bercampur baur dengan dorongan hawa nafsu, sehingga kadangkala hawa nafsu lebih mendominasi amal ibadah. Sehingga norma dan kaidah Islam tidak pernah dijalankan, sekalipun sudah mengetahui segi-segi manfaatnya tetapi masih belum tergetar jiwanya untuk mengikuti petunjuk Allah.demikian pula stamina tubuh yang tidak memungkinkan untuk memanfaatkan seluruh waktu untuk beribadah kepada Allah. Rasa ngantuk yang tak tertahankan sehingga menghambat untuk berbuat dan beramal shalih karena itu saya sampaikan beberapa tips untuk menghilangkan rasa kantuk:

1. Berwudhu, karena dengan wudhu akan memunculkan kesegaran pada muka dan organ-organ yang telah dibilas dengan air.
2. Mandi, karena dengan mandi akan menciptkan kesegaran seluruh tubuh.
3. Tidur sambil duduk, yaitu tidur tidak ditempat tidur, tatajaafa ‘anil madlaaji’ (jauhkan punggung dari tempat tidur). Ketika kepala bergoyang kedepan, kekanan atau kekiri secara spontan akan membangkitkan syarat sehingga mata akan terbuka. Dan walaupun baru sekejab memejamkan mata namun telah merasa cukup. Lain kali bila tidur ditempat tidur maka akan semakin terlelap.
4. Bila terpaksa harus tidur, maka usahakan jangan tidur ditempat yang sepi, sehingga semakin merasa nyaman untuk berbaring ditempat tidur.
5. Makan dari makanan yang bergizi, kurangi makanan yang banyak mengandung minyak (makanan yang digoreng), karena akan mengurangi nafsu makan.
6. Bila diperlukan minum vitamin untuk menjaga keseimbangan daya tahan tubuh.
7. Makan dan minum secara cukup dan secukupnya, cukup dalam arti kandungan kalori dan secukupnya dalam arti tidak berlebihan. Ingat bahwa didalam tubuh manusia mengandung makanan, air dan oxygen.
8. Berjalan-jalan, berolah raga dan menghirup udara segar

Itulah bahwa tidak ada kesuksesan kecuali dilakukan dengan perjuangan dan tiada perjuangan kecuali dengan pengorbanan. Berkorban untuk meninggalkan kesenangan-kesenangan dunia dan kebiasaan yang tidak baik, beralih untuk menjadi lebih baik. Kesuksesan orang yang berpuasa adalah mencapai derajat tertinggi, yaitu la’allakum tattaqun. Sungguh beratnya untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan setiap hari yang kurang baik, padahal sudah mengetahui ending-nya. Namun belum mau untuk berubah, keyakinan didalam hati bisa menjadi sumber kekuatan, man jadda wajada siapa yang bersungguh-sungguh akan menuai keberhasilan.


4/10/2014

Sikap Pemilih dan Yang Dipilih Pada Pemilihan Caleg dan DPD




Pemilihan calon anggota legeslatif yang terdiri dari DPRD, DPR Provinsi, DPD dan DPR RI tergolong sukses. Karena di seluruh TPS dapat menyelenggarakan pemungutan suara dalam keadaan aman dan terkendali. Setelah proses pemungutan suara di tutup pada pukul 13.00, para Caleg dan DPD tinggal menunggu hasil penghitungan suara, dengan melihat informasi dari setiap TPS. Cara yang paling praktis tinggal menunggu dirumah sambil duduk-duduk, atau tiduran memantau perkembangan melalui quick count.

Bagaimanakah sikap pemilih dan calon yang akan dipilih terhadap hasil perhitungan suara, tentunya hal ini akan menimbulkan penilaian yang berbeda-beda.
Sikap para pemilih:
1. Pemilih aktif, akan mengikuti perkembangan dari anggota legestalitif yang telah dipilihnya, bagaimanakah nasibnya, apakah calon yang telah dipilih dapat memperoleh suara mayoritas atau sebaliknya. Pemilih aktif ini datang ke TPS karena mengikuti panggilan sebagai warga Negara yang baik, kedatangannya tulus, bukan dipaksakan dan bukan karena telah menerima imbalan. Pantauan terhadap hasil Pileg akan disikapi dengan persaan tenang dan santai, karena tidak ada beban tangung jawab yang harus dipikulnya. Calon yang dipilih dapat memperoleh suara mayoritas bersyukur tidak terpilih tidak akan menjadi kesedihan yang berkelanjutan.

2. Tim sukses, akan terus mengikuti perkembangan penghitungan suara hingga selesai. Maka bila jagonya memperoleh suara mayoritas akan merasa bahagia, girang, tak jarang mereka mengklaim, bahwa karena dirinya sehingga dapat memperoleh suara mayoritas, sehingga dia akan menanamkan suatu perasaan agar jagonya merasa berhutang jasa kepadanya. Namun bila jagonya mempeoleh suara yang sedikit sehingga tidak bisa memenuhi quota, dia akan bersedih, akan menyalahkan dirinya, temanya, lawan politik atau bahkan akan menyalahkan anggota masyarakat.

3. Pemilih penjilat, pemilih yang mau mengambil enaknya, pemilih ini selalu mengambil kesempatan untuk memperoleh keuntungan, bahkan tak jarang mereka memeras pada Caleg tertentu. Didepan mengatakan akan mendukungnya, namun ketika dibelakang akan mengatakan siapa yang memberikan paling banyak maka yang akan dipilih. Bila Caleg yang dijilat memperoleh suara mayoritas maka akan datang, dan mengatakan seakan-akan berkat dukungannya sehingga memperoleh suara mayoritas, namun bila Caleg tertentu yang yang dijilat gagal, diapun akan lari tunggang langgang. Tidak mau tahu akan gegalan yang dirasakan.

4. Pemilih pasif, dia hanya sekedar datang, memilih tanpa dipikir, memilih tanpa tahu yang dipilih. Sehingga dia sama sekali tidak ada respon terhadap hasil penghitungan suara. Lain halnya dengan pemilih nomor satu, dua dan tiga akan memantau hasil penghitungan, sehingga dalam kelompok atau lingkungan dimana ia berada, senantiasa akan ikut larut dalam pembicaraan, siapa yang jadi, siapa yang menang, partai apa yang memperoleh mayoritas suara dan sebagainya.

Sikap para caleg pasti akan selalu memantau hasil rekapitulasi penghitungan suara:
1. Pihak yang menang, yaitu yang memperoleh suara mayoritas tentu akan merasa sangat bahagia, karena harapan dan cita-citanya akan segera terwujud.
2. Pihak yang kalah, yaitu yang memperoleh suara minoritas tentu akan bersedih, hitung-hitung sudah berapa banyak modal yang dikeluarkan untuk menjadi Caleg.

Harapan kita “Sing memang aja umuk sing kalang aja ngamuk”, tentu setiap diri telah memikirkan dua kemungkinan diatas (menang atau kalau) sebelum mendaftarkan diri untuk menjadi anggota Caleg. Walaupun pada dasarnya menang atau kalah hanya akan memulai dari nol, yang menang akan memulai bidang yang belum pernah ditekuni, memikirkan kepentingan diri sendiri, keluarga, kelompoknya (partainya), masyarakat (konstituennya), bangsa dan Negara. Semuanya harus seimbang, serasi dan sejalan untuk mewujudkan keharmonisan dan kesejahteraan hidup.

Sebaliknya bagi yang kalah juga akan memulai kehidupan dari nol lagi, karena seandainya modal untuk menjadi Caleg diambilkan dari usaha dan kekayaan yang dimiliki tentu keyayaan itu telah habis minimal berkurang, sehingga kiprah dunia usaha yang selama ini digeluti menjadi berkurang. Demikian pula bila modal untuk menjadi Caleg karena hutang tentu akan berfikir bagaimana untuk mengembalikannya. Karena itu bila memperoleh kegagalan, hendaknya segera dicarikan solusi secara bersama-sama, antara anak, istri, suami, orang tua, saudara, teman hendaknya selalu memberikan motivasi. Bahwa dalam hidup sesungguhnya tidak ada keberhasilan atau kegagalan, karena kegagalan dan kesuksesan adalah suatu proses kehidupan yang harus dijalani. Tidak ada kegagalan kecuali keberhasilaan yang tertunda, dan hasil dari suatu kesuksesan adalah kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup.

Bila meraih kesuksesan bersikaplah yang wajar, bila kalah bersabarlah

2/06/2014

Rapat atau Debat



Bila kita lihat dari akar kata bahwa rapat bermakna sempit lawan dari kata longgar. Namun justru sebaliknya ketika mengadakan rapat sesuatu yeng terasa sempit kemudian menjadi longgar. Beban pikiran yang seakan tertumpu hanya pada satu atau dua orang kemudian merata pada semua orang, sehingga beban dan tanggung jawab akan menjadin ringan. Rapat biasanya diselengarakan dalam suatu kelompok, organisasi tentu. Kita sering mendengar bahkan sering pula mengikuti acara rapat. Walaupun kadang ada orang yang selalu disibukkan dengan kegiatan rapat-rapat yang tidak ada ujung pangkalnya.

Rapat berfungsi sebagai arena urun rembug atau tempat diadakannya tukar pikiran dalam menyelesaikan suatu persoalan. Dengan kata lain bahwa rapat bukan arena untuk mencari kalah dan menang atau adu pendapat (debat) akan tetapi sebagai ajang musyawarah untukmencari mufakat. Sebagai konsekwensinya hasil suatu rapat adalah merupakan keputusan bersama yang mengikat seluruh anggota dalam suatu kelompok atau organisasi. Bila anggota dalam suatu kelompok atau organisasi melanggar maka dikenai sangsi.

Adapun diselenggarakan rapat mengandung maksud dan tujuan tertentu, adapun untuk mendapatkan hasil sesui dengan tujuan rapat maka ditentukan etika rapat sebagai berikut:
1. Suasana rapat terbuka.
Suasana rapat hendaknya diawali dengan sikap keterbukaan, dihindari dari sikap saling mencurigai. Setiap peserta harus bicara dengan obyektif, jujur, jangan berprasangka kepada peserta lainnya. Suasana rapat terbuka sehingga akan menumbuhkan rasa cinta kasih, saling menghargai, menghormati. Rapat dapat berjalan dengan luwes, tidak kaku dan dapat memberikan motivasi kepada peserta yang lain.
2. Tiap peserta rapat hendaknya berpartisipasi aktif.
Setiap rapat dikatakan hidup bila para pesertanya ikut aktif, ambil bagian dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi.
3. Selalu mendapat bimbingan dan pengawasan.
Pimpinan rapat hendaknya dapat memberikan bimbingan, arahan dan kemudahan terhadap para peserta rapat. Pemimpin ratat juga dapat memberika pengawasan terhadap jalannya rapat sejauhmana peseta rapat ikut aktif. Pembicaraan harus diawasi oleh pemimpin rapat, agar pembicaraan tidak melenceng dari agenda rapat.
4. Hidari perdebatan.
Suatu rapat tidak akan berjalan dengan sukses bila terjadi perdebatan yang berkepanjangan, tanpa arah, masin-gmasing berupaya mempertahankan pendapatnya. Suasana rapat menjadi tegang, panas dan kaku. Akhirnya pebicaaraan hanya dimonopoli oleh peserta yang terlibat dalam perdebatan dan peserta lainnya pasif.
5. Pertayaan singkat dan jelas.
Pertanyaan yang diajukan hendaknya singkat dan jelas agar mudah dipahami oleh peserta lainnya, demikian pula menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta lainnya.
6. Hindari terjadinya monopoli.
Pembicaaran jangan hanya dimonopoli oleh salah seorang saja, apalag oleh pemimpin rapat. Berilah kesempatan pada peserta untuk menyampaikan pendapatnya.

Jika kondisi rapat telah terbina seperti diatas maka tujuan rapat akan mudah dicapai, hal ini karena rapat mempunyai tujuan yang mulai. Adapun tujuannya antara lain:
1. Rapat penjelasan ialah rapat yang bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada anggota, tentang kebijkan yang diambil oleh pimpinan organisasi tentang prosedur kerja baru, untuk mendapat keseragaman kerja.
2. Rapat pemecahan masalah: bertujuan untuk mencari pemecahan suatu masalah, dikatakan sebagai problem solving apabila masalah itu pemecahannya berhubungan dengan masalah-masalah yang lain yang saling berkaitan. Masalah itu demikian sulitnya karena keputusan yang akan diambil mempunyai pengaruh atau akibat terhadap masalah yang lain.
3. Rapat perundingan: yaitu rapat yang bertujuan menghindari timbulnya suatu perselisihan, mecari jalan tengah agar tidak merugikan kedua belah pihak. (Basrah Lubis, Drs. H, Retorika Da’wah, CV Primadinar, Jakarta, 1993: 30-35)

Belajar dari kegiatan rapat akan membimbingan menjadi pemimpin yang bijak. Menghargai setiap pembicaraan, belajar santun dalam bersikap, tutur kata yang baik. Belajar untuk menjadi pendengar yang baik. Kebaikan bersumber dari segala arah demikian pula keburukan. Anak kecil bisa saja menampilkan kata dan perbuatan yang bijak. Orang dewasa tidak selamanya mengeluarkan kata dan perbuatan yang baik.

Kata dan perbuatan yang bijak tidak selamanya disikapi dengan baik, apalagi yang jelas tidak baik tentu akan menimbulkan problematika yang tidak akan pernah berakhir. Biasakan untuk memahami orang lain dengan memahami dirinya sendiri. Setiap diri ingin dipuja, dihargai dan tidak ingin dipojokkan, dihina dan disakiti. Memahami diri sendiri dengan baik akan membimbing dapat memahami orang lain.

1/10/2014

Tauhid Rasulullah Muhammad SAW membentuk Pribadi Yang Handal



Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari kalangan bangsawan pada tanggal 12 Rabiul awal tahun gajah atau 20 April 571 M. Ketika lahir ayahnya Abdullah telah tiada, kemudian setelah usia 6 tahun ibunya Siti Aminah meninggal, kemudian diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib hingga usia 12 tahun sehingga sampai pada usia dewasa diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Masa kanak-kanak dilalui dengan menggembala kambing, kemudian berniaga, dalam aktifitasnya selalu menampilkan akhlaqul karimah sehingga oleh teman sebaya dan lingkungan masyarakat diberi gelar al-amin yang artinya dapat dipercaya.

Ketika dalam perjalanan berniaga ke Syam bersama dengan pamannya ditengah perjalanan bertemu dengan seorang pendeta nasrani “Buhaira” yang sangat winasis, ditemukan tanda-tanda kenabian sebagaimana dalam kitab suci yang dia pelajari telah menunjukkan yang demikian. Oleh karena itu ia berpesan kepada Abu Thalib untuk melindunginya, karena bila sampai bertemu dengan orang-orang Yahudi maka akan disakiti bahkan dibunuhnya.

Rasul menikah dengan Siti Khadijah pada usia 25 tahun, diantara kepribadiannya bahwa ia mempunyai pribadi luhur dan akhlaq mulia. Dalam kehidupan sehari-hari senantiasa memelihara kesucian dan martabat dirinya, ia jauhi adat istiadat yang kurang senonoh yang ada pada masyarakat jahiliyah seperti sehingga ia diberi gelar At Thahirah. Ia mempunyai pikiran yang tajam, lapang dada, kuat himmah dan tinggi cita-citanya. Ia suka menolong orang-orang yang hidup dalam kekurangan dan wanita yang pandai berdagang. Ia menolak setiap pinangan dengan cara yang bijaksana dan halus sehingga tidak menimbulkan ketersinggungan.

Ketinggian budi dan kebesaran pribadinya sebagai istri seorang utusan Allah sejak menerima wahyu sampai diangkatnya menjadi rasul adalah:
1. Ia mengetahui dengan sepenuhnya jiwa, pribadi dan akhlaq suaminya (Muhammad) sejak kecil hingga dewasa yang tidak suka denan adat istiadat kaumnya yang suka menyembah berhala, demikian pula benci dengan kaumnya yang suka berjudi, minum khomr, membunuh bayi dan melakukan perbuatan keji lainnya.
2. Beliau memberikan kesempatan dan keleluasan kepada suaminya untuk menghidupkan semangat spiritualnya. Sebagaimana ketika rasul bertahannus di gua Hira’ beliau selalu menyediakan perbekalannya.
3. Ketika rasul dalam keraguan dengan kejadian yang dilihat dalam tidurnya (mimpi yang benar), ia meyakinkan bahwa akhlaq yang mulia, tidak pernah berdusta dan menyakiti orang lain, mustahil akan diganggu oleh syetan.
4. Ketika nabi menemui keraguan setelah menerima wahyu yang pertama ia menghibur dan meyakinkan suaminya yang akan diangkat menjadi rasul yang kemudian datang ketempat Waraqah bin Naufal, bahwa tanda-tanda kenabihan Muhammad telah tersebut didalam kitab Injil.
5. Ketiaka suaminya menerima wahyu yang kedua yang berisi perintah untuk mengajak kepada kaumnya kapada agama tauhid, maka Khadijah langsung meyakini dan meyatakan keislamannya.

Anak yatim dalam perkembangannya dapat tumbuh menjadi pribadi yang berbeda, satu sisi menjadi orang yang rapuh iman dan tidak mempunyai kepribadian, tetapi disisi lain akan menjadi manusia yang kuat imannya dan mempunyai kepribadian yang tangguh. Sebagaimana Nabi Muhammad, ketika diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan risalah Islam beliau dibujuk para pembesar kafir untuk meninggalkan aktifitasnya berda’wah Islam, beliau akan diberi jabatan dan kedudukan yang terhormat, diberi harta benda dan kemewahan, diberi istri-istri dari kalangan kafir, akan diberi pelayan-pelayan yang setia, serta bila sakit akan disediakan dokter.

Pesan yang demikian disampaikan kepada pamannya. Sehingga Abu Thalibpun menyampaikan kepada kemenakannya karena takut akan ancaman yang akan menimpa kemenakannya itu. Tetapi Muhammad tetap dalam pendirianya untuk menyampaikan ajaran tauhid, dapat dibuktikan sebagai berikut:

1. Ketika rasul menerima pesan kaum kafir yang disampaikan kepada Abu thalib, beliau menjawab:

والله لو وضعواالشمس فى يمينى والقمر فى شمالى على ان اترك هذاالامر ماتركته, حتى يظهره الله اواهلك دونه

“ Demi Allah wahai paman, sekiranya mereka letakkan matahari disebelah kananku, dan bulan disebelah kiriku, dengan maksud agar aku tinggalkan pekerjaan ini (menyeru mereka kepada agama Allah) sehingga ia terseiar (dimuka bumi ini) atau aku akan binasa karenanya, namun aku tidak akan menghentikan pekerjaan ini”.

2. Ketika nabi menerima kunjungan delegasi kaum kafir diantaranya Al Walid bin Mughirah, Al As Ibnu Wail As Sahmy, Al Aswad ibnul Abdil Muthalib, Umayah bin Khalaf untuk mengadakan kerjasama dalam beribadah, dalam satu tahun Muhammad dan kaumnya disuruh untuk menyembah tuhannya orang kafir dan beribadah menurut syari’atnya, kemudian setahun kemudian kaum kafir akan menyembah Allah dan beribadah menurut syari’at Islam. Kemudian rasul memberi jawaban didepan para pembesar kafir yang telah berkumpul di Masjidil Haram, dengan membacakan surat Al Kafirun ayat 1-6:

قل يايهاالكفرون ,لااعبد ماتعبدون, ولا انتم عبدون مااعبد. ولااناعبدماعبدتم, ولاانتم عبدون مااعبد, لكم دينكم ولىدين


“ Katakanlah: “Hai orang-orang kafir”! aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku”.

3. Dalam bidang aqidah, Muhammad itu tegas, seperti firman Allah dalam surat Al Fath ayat 29:

محمد رسول الله والذين معه اشداء على الكفار رحماءبينهم ترهم ركعا سجدايبتغون فضلا من الله ورضوانا سيماهم فى وجوههم من اثر السجود

“ Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah kerasterhadap orang-orang kafir, tetapi kasih sayang terhadap mereka, kamu lihat mnereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka nampak pada muka mereka dari bekas sujud”.

Hal yang demikian ini memang harus diwaspadai bahwa orang-orang kafir selalu berupaya agar orang Islam itu dapat menjadi murtad, atau bila tidak mungkin maka mereka melakukan gerakan agar orang Islam tidak sadar dan tidak menyadari bahwa dirinya telah melaksanakan ajaran Yahudi dan Nasrani. Hal yang demikian ini telah diingatkan oleh Allah didalam Alquran:

ولن ترضى عنك اليهود ولا النصرى حتى تتبع ملتهم, قل ان هدى الله هوالهدى, ولئن اتبعت اهواءهم بعد الذى جاءك من العلم مالك من الله من ولى ولانصير (البفراه: 120

“ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong mereka”. (Al Baqarah: 120).

Keyakinan yang tumbuh semakin mantap selanjutnya mewujudkan sikap dan perilaku yang baik, hal ini karena menjadi misi yang diemban oleh rasul, sebagaimana firman Allah:

وما ارسلناك الا رحمة للعالمين

“Dan tidaklah aku utus mengutus kamu (Muhammad) kecuali menjadi rahmat bagi sekalian alam”.

ما كان محمد ابااحد من رجالكم ولكن رسول الله وخاتم النبيين

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak seoarang laki-laki diantara kamu, tetapi Dia adalah Rasululah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah mengetehui segala sesuatu”.
وانك لعلى خلق عظيم (القلام: 4)
“Dan sesaungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur”.

Rasul mempunyai keyakinan dan budi pekerti yang luhur maka kita diperintahkian untuk mengkutinya:

قل انكنتم تحبون الله فاتبعونى يحببكم الله ويغفرلكم ذنوبكم, والله غفوررحيم

“Katakanlah:” Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi damn mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Penyayang”. (Ali Imran: 31)

Rasul bersabda:

دعونى ماتركتكم انما أهلك من كان قبلكم كثرة سؤالهم واختلافهم على انبيائهم فْاءذا نهيتكم عن شيئ فاجتنبوه واذا أمرتكم بأمر فأتوا منه مااستطعتم (رواه البخارى ومسلم


“Tinggalkan apa yang Aku tinggalkan, sesungguhnya hancurnya umat sebelummu, disebabkan banyaknya pertanyaan dan meninggalkan nabi-nabinya. Maka jika Saya melarang kamu meninggalkan suatu perbuatan tinggalkanlah, dan jika Aku menyuruh melaksanakan suatu perbuatan maka laksanakanlah” ( HR. Bukhari Muslim).

Rasul sebagai pembawa risalah Islam, beliau paling tahu tentang agama Islam demikian pula orang yang taat didalam melaksanakan ajaran Islam, sehingga apa yang rasul katakan maka dilaksanakan, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Ahzab 21

لقد كان لكم فى رسول الله اسوة حسنة لمن كان يرجواالله والوم الاخر وذكرالله كثيرا


“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladhan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari qiyamat dan dia banyak menyebut asma Allah”.

1/08/2014

Monyet Menyadarkan Manusia Akan Kesalahannya



Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang paling sempurna. Tak ada makhluk lain yang diberikan kesempurnaan dalam susunan tubuh dan juga unsur penunjang lainnya untuk mewujudkan kesempurnaan. Manusia diberikan akal, hati, nafsu dan agama untuk mengatur kehidupan manusia. Tanpa akal manusia tidak akan dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, karena itu tak lebihnya manusia akan seperti hewan. Tanpa hati kehidupan manusia akan berantakan, karena dalam hidupnya manusia hanya akan mengejar ambisi. Manusia tidak akan memperoleh ketenangan hidup. Manusia akan merasa jauh dari Allah pemberi rahmat dan kasih sayang bagi seluruh hamba-Nya. Manusia tidak diberikan nafsu, maka hidupnya tidak akan bergairah, kehidupannya akan statis dan stagnan. Maka tanpa nafsu kehidupan manusia akan punah. Tanpa agama kehidupan manusia akan kehilangan arah, manusia hanya akan mengejar kepentingan sesaat, bahkan dalam kehidupan, manusia akan terjadi hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang berkuasa. Karena itu dengan agama kehidupan manusia akan terarah, karena seluruh kehidupan manusia akan dimintai pertanggungjawaban di sisi Allah. Karena itu dengan agama, manusia akan menatap hidupan dengan penuh optimis, segala daya upaya akan diserahkan kepada Allah, dan hanya Allah yang Maha Adil dan Maha Bijaksana.

Begitu kompleknya makhluk yang dinamakan manusia, karena itu unsur penyemangat dalam kehidupan manusia yang di pelopori oleh nafsu. Sehingga sifat dan watak manusia kadang suatu saat mendekati akhlaq para malaikat, suatu saat akhlaqnya syetan dan suatu saat akhlaqnya para hewan. Dimana kecondongan akhlaq dan perilaku manusia, hal ini tidak pernah menentu karena segala perilaku manusia berkaitan erat dengan kualitas keimanannya. Bila imanya sedang kuat maka manusia akan menjadi makhluk yang suka menjalankan perintah Allah, membenci segala larangan Allah. Sebaliknya bila keimanannya itu sedang melemah maka perilakuknya akan mendekati perilaku para hewan yang sama sekali tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang diperintahkan dan mana yang dilarang oleh Allah. Kadangkala juga perilakunya akan menyerupai perilakunya para syetan, yang suka mencampuradukkan yang hak dan yang batil, bahkan lebih senang meninggalkan perintah Allah dan memerintahkan untuk menjalankan segala yang dilarang oleh Allah.

Bila kita bandingkan, manakah yang lebih mulia manusia atau monyet. Walaupun menurut Darwin bahwa manusia berasal dari monyet. Maka bila mengikuti teori ini manusialah yang lebih maulia. Karena proses terjadinya manusia adalah proses evolusi yang telah mencapai titik puncaknya. Disinilah nampak, walaupun manusia tidak mempunyai kuku yang tajam, tidak mempunyai taring yang kuat, langkah yang cepat, sayap yang dapat terbang. Manusia dapat mengembangkan daya cipta rasa dan karsanya, sehingga dapat melakukan segala yang dilakukan oleh para hewan, bahkan dapat menguasainya.

Tidak punya kuku yang tajam, taring yang kuat, tubuh yang besar dan kuat namun manusia dapat mengalahkan harimau yang kuat dengan senapan. Dapat mengalahkan monyet yang liar. Pada suatu saat ada anak manusia yang mempunyai hobi berburu. Maka akhirnya dia mempunyai sebutan seorang pemburu. Suatu saat ketika sedang berburu menemukan kelompok monyet, sehingga muncul niat untuk dapat menjinakan monyet yang liar dengan menangkap bayi monyet. Diamanati ada seekor monyet kecil yang masih berada dalam pelukan induknya. Dengan eratnya bayi monyet menempel pada induk monyet. Karena itu untuk dapat memperoleh bayi monyet tiada jalan lain kecuali melumpuhkan induk monyet dengan menembak monyet betina. Harapanya ketika induk monyet tertembak maka akan jatuh dan bayinya dapat ditangkap. Benar adanya induk monyet yang sedang membawa bayinya ditembak pas mengenai jantung monyet. Mengetahui kawannya sedang bahaya, monyet jantan mendekat pada induk betina yang tertembak itu. Ternyata induk betina menyerahkan anaknya kepada monyet jantan, setelah bayi monyet berada pada pelukan induk monyet jantan. Induk betinanya kemudian jatuh. Setelah melihat kejadian langka yang baru saja disaksikan, sang pemburu kemudian bersimpuh, memohon ampun kepada Allah kemudian bertobat tidak mau berburu lagi.

Perasaan dalam hati berkecamuk, pemburu memuji kemulian monyet, tapi dia merasa berdosa karena telah membunuh induk monyet, menjadikan bayi piatu, bagaimana seandainya istrinya yang tertembak. Bagaimakah dia akan meratap, menuntut pada sang pembunuh. Dan masih banyak pemikiran dan perasaan yang selalu berkembang merasa berdosa dan bersalah.
Inilah bahwa Allah memberikan hidayah atau petunjuk kepada hambanya yang dikehendaki. Allah memberikan hidayah kadang melalui pelajaran yang baik dari orang lain atau melihat dan menyaksikan secara langsung amal perbuatan hamba Allah yang lain. Karena itu disini pentingnya para kyai, mubaligh, ustadz, cendekiawan, ilmuan dengan berdakwah mengajak orang-orang agar berjalan sesuai dengan syari’at Allah. Perilaku monyet yang ingin melindungi anak-anaknya. Karena itu Allah memberikan hidayah kepada hambanya dengan melalui perantaraan monyet.




“ Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS. Al Qhashash: 56)






“ Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan)”. (QS. Al Baqarah: 272)

Pemburu ini sudah sering diingatkan oleh teman-temanya, istrinya atau orang-orang yang dekat dengannya. Berburu adalah perbuatan tercela karena termasuk merusak sumberdaya alam. membinasaan kelompok hewan yang termasuk dalam rantai makanan. Coba lihat ular diburu dan ditangkat akibatnya tikur merajalela dan berkembang dengen pesat sehingga merusak tanaman dan peliharaan manuisa. Burung-burung ditembak sehingga ulat-ulat pemakan daun bebas berkembang biak sehingga para petani mengalami gagal panen. Dan masih banyak contoh-contoh yang lain. namun hati pemburu seakan sudah membantu. Nasehat tidak pernah didengar, kalau mendengar hanya sekedar berlalu saja. Ingin berhenti dari kebiasaan buruk namun hawa nafsu terus mendorong untuk mengabaikan himbauan.

Allah menyadarkan hamba-Nya dengan perilaku monyet, cinta kasih para monyet, wujud monyet menjaga teman-temannya dari bahaya. Monyet sebagai binatang yang tidak lebih mulia dari manusia, namun ternyata dia mempunyai kemuliaan. Keinginannya untuk mempertahankan haknya. Rasa kasih sayang seorang ibu monyet tidak membiarkan anaknya terjatuh, demikian pula monyet jantan dengan sigap segera meraih anaknya. Seandainya kita tahu bahasa hewan sebagaimana nabi Sulaiman, bagaimanakah jeritannya yang merasa takut dengan perbuatan manusia. Dia menjerit bila hidup didalam kerangkeng. Walaupun mereka diberikan rumah yang bagus dan disediakan makanan yang cukup. Apakah mereka bahagia, karena mereka adalah hewan liar yang hidup di alam bebas.

Karena itu sebagai makhluk yang paling sempurna, manusia diberikan kebebasan untuk menentukan perbuatannya sendiri, dengan akal manusia diberikan kebebasan untuk memilih, namun dengan hati manusia diberikan kemampuan untuk memilah. Hati manusia adalah suci yang akan ternoda ketika mengumbar nafsu, karena itu nafsu harus dikendalikan diarahkan, agar perbuatan manusia dapat mencapai pada keridaan Allah SWT.

1/01/2014

Prestasi Kaum Disabilitas Jadi Motivasi Hidup



Kaum disabilitas adalah manusia juga, mereka mempunyai jasad dan ruh. Namun mereka mempunyai keterbatasan dalam hal tertentu. Istilah lain dari disabilitas adalah orang yang mengalami gangguan, keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Gangguan adalah sebuah masalah pada fungsi tubuh atau strukturnya; suatu pembatasan kegiatan adalah kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan. Jadi disabilitas adalah sebuah fenomena kompleks, yang mencerminkan interaksi antara ciri dari tubuh seseorang dan ciri dari masyarakat tempat dia tinggal.

Walaupun kaum disabilitas ini mempunyai keterbatasan, namun diantara mereka ada yang dapat mengukir prestasi luar biasa, mereka berkemampuan melebihi orang-orang yang sempurna dalam hal fisik dan mentalnya. Kaum disabilitas dapat bekerja dan berkarya, mereka dapat membangun kehidupan berumah tangga, bahkan menyekolahkan putra-putrinya hingga dapat melanjutkan sekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi.

Kaum disabilitas dilihat dari keterbatasan/ cacatnya ada tiga macam:
1. Cacat fisik;
2. Cacat mental;
3. Cacat fisik dan mental.

Secara keseluruhan disabilitas ada beberapa jenis:
1. Tunanetra yaitu disabilitas fisik tidak dapat melihat (buta)
2. Tunarungu yaitu disabilitas fisik tidak dapat mendengar (tuli)
3. Tunawicara yaitu disabilitas fisik tidak dapat bicara (bisu)
4. Tunadaksa yaitu disabilitas fisik berupa cacat tubuh.
5. Tunalaras ada dua yaitu disabilitas fisik yaitu berupa cacat suara dan nada dan disabilitas mental sukar mengendalikan emosi dan sosial.
6. Tunagrahita yaitu disabilitas mental berupa cacat pikiran, lemah daya tangkap, idiot.

Coba kalau kita lihat, banyak orang yang secara fisik sempurna, namun mental spiritualnya sakit. Namun sakitnya bukan karena pembawaan, namun sakit karena tidak dapat mengolah mental spiritualnya, sehingga walaupun telah diberi mental spritual yang sempurna, tetapi tidak dapat digunakan dengan maksimal. Contoh memilih menganggur dari pada bekerja, memilih meminta daripada memberi, memilih mencuri, merampok, menodong, menjambret dan sebagainya dari pada bekerja. Memilih berjudi dari pada bekerja dan menabung. Perilaku manusia yang seperti ini secara mental spritualnya sesungguhnya sakit. Kondisi sakit yang demikian ini akan menjadi lebih parah bila tidak diupayakan untuk diterapi dan diobati. Dan sesungguhnya yang dapat mengobati adalah dirinya sendiri, para dokter dan psikolog hanyalah membantu proses pemyembuhan.

Terapi dari penyakit hati terhadap diri sendiri:
1. Bergaul dengan orang-orang sukses dan pekerja keras. Sukses, ulet dan kerja keras adalah merupakan satu kesatuan. Pekerja keras, ulet kemudian sukses itu adalah sudah hal yang semestinya. Tetapi bila malas, boros dapat sukses itu adalah suatu kemustahilan.
2. Luluhkan hati dengan melihat kaum disabilitas yang telah meraih kesuksesan. Suami isteri yang sama-sama buta ternyata dapat membangun kehidupan rumah tangga, profesi sebagai tukang pijat menjadi lantaran dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga. Bisa makan minum, berpakaian dengan layak bahkan mempunyai rumah yang bagus serta bersih. Bagaimana mereka dapat menjaga kebersihan, wc, kamar mandi,dapur, ruang tamu terjaga kebersihannya, padahal mereka tidak dapat melihat, tetapi mereka dapat melakukan dengan baik. Disabilitas juga dapat membangun kerajaannnya dengan membangun salon dan rias, usaha rumah makan, UKM usaha produksi roti yang karyawannya orang-orang yang sempurna.
3. Bila sedang berdiri duduklah, bila sedang duduk berbaringlah, bayangkan bila suatu saat menjadi orang yang cacat, apa yang yang dapat dilakukan. Mungkin akan di ejek, direndahkan, dihina orang lain. Maka agar kemungkinan terjelek itu tidak mengenainya, segera bangkitkan potensi yang ada pada dirinya.

Kehadiran kaum disabilitas secara spontan akan menimbulkan perasaan yang berbeda-beda, kasihan, ingin membantu, menumbuhkan rasa syukur atas kesempurnaan yang telah diperolehnya. Wujud dari rasa syukur itu akan memaksimalkan fungsi organ fisik,mental dan spiritualnya agar lebih bermanfaat bagi kehidupan. Sehingga menjadi orang yang bermanfaat bagi yang lainnya.

12/31/2013

Tahun Baru Semangat Baru, Ajaklah Hati Untuk Berkata



Tahun baru semangat baru, itulah tema besar yang sering disampaikan para tokoh, seniman, artis, seniman dan budayawan. Bahkan para remaja dan anak-anakpun juga ikut larut dalam ungkapan tersebut. Karena pada zaman sekarang ini media elektronik dan infotainment begitu kuat membius umat manusia untuk ikut dalam ungkapan tersebut.

Memasuki tahun baru 2014, adalah momentum awal manusia untuk mengukir kembali kegiatan pada masa yang akan datang. Tahun 2013 bukanlah masa yang ditinggalakan begitu saja, tidak membekas. Karena tahun 2013 dan tahun-tahun sebelumnya adalah masa yang telah berlalu dengan segala suka dan duka, baik dan buruk. Menatap masa depan adalah masa yang penuh dengan kebahagiaan, meninggalkan segala keburukan, beralih menuju pada kebaikan. Segala hasil cipta, rasa dan karsa yang baik ditingkatkan. Karena merupakan suatu kerugian yang amat besar bila hari esok sama dengan hari ini dan hari yang telah lalu. Apalagi bila hari esok menjadi lebih buruk, maka akan menjadi orang yang tersesat dan dilaknat.

Tidak ada orang yang merencanakan hari esok menjadi lebih buruk, karena orang-orang jahatpun suatu saat merenung, bahwa dirinya akan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk, akan bertobat, namun entah kapan waktunya mereka belum dapat memutuskan. Manusia hanya dapat berusaha, diri sendiri berusaha dan orang lainpun juga ikut memikirkan agar orang orang yang fasik segera bertobat dan kembali pada petunjuk Allah. Adanya tempat ibadah, lembaga pendidikan, pondok pesantren, madrasah, majlis taklim dan yang lainnya mengupayakan agar umat manusia dapat berjalan pada syari’at Allah.

Mari kita tatap hari esok menjadi lebih baik, tinggalakan segala perilaku buruk pada masa lalu. Langkahkan kaki dengan optimis. Sadarkah kita, ketika membuat suatu program, merencaanakan suatu hal kita menghadirkan hati pada kegiatan tersebut. Seberapa besar peran hati dalam mengatur perbuatan manusia. Kita hendaknya ingat bahwa suatu perbuatan yang tidak dilandasi dengan hati maka perbuatan itu hanya menjadi bahan retorika, adu argumentasi. Bahkan kegiatan yang tidak dilandasi dengan hati hanya akan berjalan dalam hitungan hari, maksimal hanya seumur jagung.

Tahun baru semngat barupun akan segera berlalu. Karena sesungguhnya tahun baru ini bukanlah ajang berhura-hura, meluapkan kegembiraan, tidak tahu hakekkat pergantian tahun menandakan bahwa usia kita semakin berkurang. Ingatkah sepuluh tahun lalu, yang anak-anak mungkin masih menjadi nuthfah, yang sekarang remaja dahulu masih kanak-kanak atau bayi, yang sekarang sudah mempunyai anak dahulu masih sendirian, yang sekarang sudah tua ternyata 10 tahun yang lalu masih muda. Bahkan orang yang sekarang sudah tiada (meninggal dunia) 10 tahun yang lalu masih bersendau gurau dengan kita. Kitapun akan dikenang oleh orang-orang yang mencintai dan dicintai, kita akan dido’akan dan tidak bisa mendo’akan. Kita dikunjungi dan tidak bisa mengunjungi.

Tahun baru ini adalah moment untuk bermuhasabah, kita mengevaluasi diri atas segala aktifitas yang sudah dijalankan. Sudahkah hidup kita menempuh jalan yang benar, sudah seberapa banyak waktu yang tersedia digunkaan untuk beramal yang mendatangkan kemaslahatan bagi kehidupan bersama. Ingat bahwa masa yang akan datang adalah masa yang belum bisa diketahui, namun manusia hanya dapat merencanakan. Ingat tahun 2014 adalah tahun politik, di tahun itu bila tidak mempunyai landasan iman yang kuat maka akan terjerumus pada akhlaq dan perilaku tercela. Karena itu jadikan iman sebagai landasan setiap amal perbuatan manusia, dengan iman setiap orang akan menyadari bahwa segala perbuatannya diketahui oleh Allah. Tidak ada amal manusia yang lepas dari pengawasan Allah, semua dicatat dan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Tak ada orang yang dirugikan atas amalnya, tetapi kedilan Allah akan terwujud. Agama telah menandaskan bahwa yang halal dan haram sudah jelas. Halal dan haram suatu hal yang bertolak belakang, suatu hal yang tidak bisa dicampurkan. Karena itu politik dengan mengalalkan segala cara akan berdampak langsung dalam kehidupan manusia.

Apakah yang dicari dalam dunia, bila yang dicari wanita yang cantik atau laki-laki yang tampan, sesungguhnya kecantikan dan ketampanan itu akan sirna. Bila yang dicari adalah pangkat dan jabatan sejauhmana pangkat dan jabatan itu akan memuliakan dirinya. Pangkat dan jabatan adalah amanah. Amanah adalah tanggung jawab. Menyia-nyiakan amanah akan mendatangkan malapetaka. Coba kita renungkan, kita membuka sejarah berapa banyak tokoh terkenal yang mengakhiri karirnya dengan ikhlas, dan mengakhiri hayatnya dengan husnul khatimah.

Tahun baru semangat baru, tahun meninggalkan kebiadaan buruk dan membuka lembaran baru:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18)

Mari kita renungkan “hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok” bukankah hari esok segala perbuatan belum dilakukan, dan yang sudah dilakukan adalah masa yang lalu. Menurut akal manusia mestinya kata telah diganti dengan akan. Mengapa Allah mengatakan untuk memikirkan apa yang telah dilakukan untuk hari esok. Hari esok untuk kehidupan dunia adalah dengan membuat perencanaan yang baik, hari esok untuk akhirat adalah meningkatkan amal ibadah kepada Allah.
Orang yang merencanakan kehidupan akhirat lebih baik akan berupaya menjadikan hari esok dalam kehidupan dunia menjadi lebih baik. Dunia yang baik akan menuntut kebahagian hidup di akherat. Karena itu dunia dan akhirat sesungguhnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Akhirat adalah akhir dari kehidupan manusia, dunia adalah tempat untuk menanam dan akhirat adalah waktu untuk mengetam.

12/22/2013

Penataan Rumah Untuk Wujudkan Baiti Jannati



Rumah adalah merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan mansia, karena itu setelah mempunyai rumah orang akan cenderung merasa tenang. Dengan rumah, maka setiap saat orang akan menempatinya. Perawatan berapapun banyaknya selalu diperhatikan, demikian pula dengan model rumah yang selalu mengalami perubahan, sehingga yang mempunyai kemampuan untuk merehap, setiap ada perubahan model selalu menyesuaikan dengan perubahan zaman tersebut.
Peranan rumah  sebagai tempat istirahat, berkumpulnya keluarga, tempat berlindung dari panas, hujan dan dingin. Karena itu didalam rumah harus menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi penghuninya. Sejak awal pembuatan hendaknya diperhatikan kekuatan dan keindahan selalu menjadi prioritas, rumah yang pondasinya kuat tidak akan mudah roboh meskipun ada angin dan badai, sehingga menimbulkan rasa aman bagi penghuninya.
Untuk mewujudkan rumah sebagai tempat tinggal yang aman dan nyaman yang diibaratnya dengan baiti jannati (rumahku adalah surgaku) maka perlu diperhatikan tehnik untuk menciptakan tata letak ruang yang bagus:
1. Ukuran besar ruangan.
Barang yang akan kita tempatkan hendaknya disesuaikan dengan ruangan, lebar pintu, lorong maupun jalan yang akan dilalui.
2. Pilih poin penonjolan (point of interest) diruang tersebut misalnya: lukisan, rak buku, rak TV dan sebagainya. Di ruang keluarga, TV selalu menjadi point of interest utama, sehingga letak sofa menghadap TV, benda-benda lain diatur agar tidak mengganggu pandangan waktu menonton TV.
3. Tempatkan yang besar dan utama lebih dahulu. Benda-benda yang mengandung aktivitas di suatu ruangan yang paling diperhatian, misalnya:
Di ruang tidur yang paling diperhatikan adalah peletakan tempat tidur, kemudian almari, meja rias dan sebaginya.
Di ruang kerja, yang paling dipikirkan: penempatan meja kerja, baru pencahayaan dan pendukung yang lain.
Di dapur, yang utama adalah penempatan kompor, tempat meracik bumbu kemudian tempat cuci, dan peletakan alat-alat dapur
4. Perhatikan lalu-lintas.
Penempatan yang baik, tidak akan mengganggu kegiatan yang lain, contoh: akan ke dapur jalannya sempit karena terhalang penempatan meja, kursi yang kurang tepat. Akan ke belakang harus melalui dapur yang sedang sibuk dan sebagainya.
5. Perhatikan proporsi dan penempatan barang.
Penempatan barang yang sesuai ukuran dan seimbang akan enak dipandang, juga peletakan barang pada tempatnya memudahkan pemakaian dan pencariannya, contoh : tempat kunci, tempat koran dan sebaginya.

Penataan yang bagus didalam rumah tangga maka akan menjamin kenyamanan, karena segala aktifitas akan dapat dijalankan dengan lancar. Coba kita bayangkan peletakan buku-buku, majalah, koran di dapur. Sisir diletakkan pada sembarang tempat, sepatu, kaos kaki, pakaian dan sebainya, bila tidak ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan. Maka di dalam rumah selalu ada kekisruhan. Apalagi bila didalam rumah tangga anak-anaknya masih dalam usia pendidikan, setiap pagi harus berangkat ke sekolah, bila penempatan tas, sepatu dan pakainannya tidak tertata maka setiap pagi akan ditemukan ribut terus, sehingga harapan menciptakan keluarga sebagai surga akan jauh dari harapan.
Demikian pula rumah yang besar bila tidak ditata dengan bagus juga akan terkesan menjadi rumah yang sempit, rumah yang bagus bila tidak ditata dengan bagus maka hanya terlihat kesingnya saja. Orang-orang memandangnya sebagai rumah idaman namun setelah memaski rumahnya ternyata sangat berantakan.
Disamping unsur-unsur fisik bangunan rumah yang harus ditata dengan bagus agar dapat menciptakan kenyamanan, keamanan dan ketenangan, didalam rumah hendaknya selalu disinari dengan ayat-ayat Allah. Biasakanlah setiap anggota keluarga untuk selalu membaca Alquran, Allah telah berjanji, bahwa setiap rumah yang senantiasa di gunakan untuk membaca Alquran maka penghuninya akan diberikan keberkahan.
Di suatu daerah Kabupaten/ Kota menerapkan program senja keluarga. Yaitu suatu kegiatan berkumpulnya seluruh anggota keluarga diwaktu senja atau sore hari, matikan tv dan radio. Pada kesempatan itu digunakan untuk kegiatan taklim, shalat berjama’ah, mengaji dan membaca Alquran. Usahakan didalam rumah dikembangkan sikap saling keterbukaan. Orang tua hendaknya memperhatikan tumbuh kembang anak baik dari segi fisik maupun pada perkembangan mental spiritualnya.
Dengan cara demikian, setiap ada problem anak dalam pergaulannya tidak sampai tersesat pada jalan yang tidak benar, seperti minum minuman keras, berjudi, pergaulan bebas. Sehingga bila setiap keluarga selalu dikembangkan sikap asah, asih dan asuh, dalam rumah tangga dan keluarga akan terwujud suasana damai, aman, tenang dan bahagia.

12/05/2013

Bersyukur Akan Menjamin Bertambahnya Nikmat



Sesungguhnya Allah memberikan nikmat kepada hambanya berupa nikmat sehat, sempat,panjang umur dan juga hidup. Dengan sehat manusia akan dapat merasakan lezatnya kehidupan dunia, hingar-bingar kehidupan dunia dengan segala romantikanya akan dapat dirasakan dan dinikmati. Demikian pula manusia diberikan kesempatan, sesungguhnya ini juga menjadi sarana untuk merasakan nikmatnya di berikan kesempatan. Kesempatan bekerja dan berkarya, kesempatan untuk makan dan minum, kesempatan untuk berinteraksi sosial, kesempatan untuk menikmati hiburan dan masih banyak kenikmatan-kenikmatan lainnya yang akan dapat dirasakan bila mempunyai kesempatan. Mempunyai kelonggaran waktu dan waktu dapat dimanfaatkan secara proporsisional, dengan tidak mengada-ada sesuatu yang semestinya tidak harus dilakukan.

Bagaimanakah bila waktunya begitu mepet, tidak ada kesempatan untuk meluangkan waktu, satu pekerjaan selesai pekerjaan yang lain sudah mengantri. Nyaris bahwa tidak ada waktu sedikitpun untuk meluangkan kesempatan sehingga waktu-waktu dilalui dengan perasan yang gemrungsung, terburu-buru. Sehingga waktu dilalui dengan tidak adanya kenikmatan. Panjang umur juga menjadi kenikmatan, bila kesempatan panjang umur itu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Demikian pula manusia diberikan hidup, juga menjadi kenikmatan, walaupun pada awalnya manusia dijadikan hidup di dunia ini merupakan kenikmatan yang tidak pernah diminta, kehidupan datang dengan sendirinya karena kehendak Allah. Namun sesungguhnya setelah kelahiran di dunia, menjadi ajang untuk menikmati kehidupan.

Kenikmatan-kenikmatan ini akan terus diberikan oleh Allah, bahkan akan selalu bertambah dan ditambah oleh Allah. Siapapun orangnya menginginkan agar kenikmatannya senantiasa ditambah oleh Allah. Hanya satu kunci dan jaminan yang diberikan oleh Allah SWT yaitu dengan bersyukur:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)

Dalam ayat ini Allah SWT mengingatkan hamba-Nya untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-Nya. Kemudian dilaksanakan-Nya, betapa besarnya faedah dan keuntungan yang akan diperoleh setiap orang yang banyak bersyukur kepada-Nya, yaitu bahwa Dia akan senantiasa menambah rahmat-Nya kepada mereka.

Sebaliknya Allah juga mengingatkan kepada mereka yang mengingkari nikmat-Nya dan tidak mau bersyukur bahwa Dia akan menimpakan azab-Nya yang sangat pedih kepada mereka.
Mensyukuri rahmat Allah, pertama ialah dengan ucapan yang setulus hati, kemudian diiringi pula dengan perbuatan, yaitu menggunakan rahmat tersebut dengan cara dan untuk tujuan yang diridai-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat, bahwa orang-orang yang dermawan dan suka menginfakkan hartanya untuk kepentingan umum dan menolong orang-orang yang memerlukan pertolongan, pada umumnya tak pernah jatuh miskin atau pun sengsara, bahkan sebaliknya rezekinya senantiasa bertambah dan kekayaannya makin meningkat dan hidupnya bahagia, dicintai dan dihormati dalam pergaulan. Sebaliknya orang-orang kaya yang kikir, atau suka menggunakan kekayaannya untuk hal-hal yang tidak diridai Allah, seperti judi atau memungut riba, maka kekayaannya tidak cepat bertambah bahkan lekas menyusut. Dalam pada itu ia senantiasa dibenci dan dikutuk orang banyak, sehingga kehidupan akhiratnya jauh dari ketenangan dan kebahagiaan.

Kesalahan yang sering dialami:
• Manusia menilai kenikmatan itu bila mempunyai uang yang banyak, penghasilan berlimpah. Padahal segala suatu yang diberikan oleh Allah pada hambanya itu adalah merupakan kenikmatan, dan sumber kebahagiaan. Namun bila pada saat itu dipandang menjadi balak pada dasarnya karena waktu keluarnya atau tammpaknya yang tidak pas sehingga nyaris dipandanga pada waktu itu tidak berguna.
• Orang yang terbiasa menerima imbalan yang besar, sering kali bila menerima yang kecil akan kurang bersuyukur. Dampak dari sikap ini akan menimbulkan perilaku yang tidak baik, akan mengolok-olok, menggunjing, memfitnah bahkan perbuatan yang dilakukan dengan perasaan tamak jauh dari sikap ikhlas.
• Pembinaan mental rohani dipandang sesuatu yang tidak penting, sehingga ketika mempunyai anak yang shalih dan shalihah, suami atau istri yang bijaksana, ini tidak dipandang sebagai suatu kenikmatan. Ingatlah ketika keluarga bergelimang dengan harta benda namun keluarganya tidak pernah dibina dengan baik. Maka akan berakibat ketidakberkahan dalan hidup. Keluarga akan menghambur-hamburkan harta dengan berjudi, pesta- pora dan berhura-hura. Sehingga keluarga ini akan menjadi sumber fitnah yang tidak berkesudahan.
Karena itu dalam ayat Alquran surat Ibrahim ayat 7 mengatakan bahwa, jika manusia itu selalu bersyukur dan menyukuri segala pemberian Allah, yang besar maupun kecil, yang banyak atau sedikit maka Allah akan menambahkan kenikmatannya kepada manusia.

Oleh karena mindset harus dirubah, dari pola fikir yang materialistik menjadi sosialis religious, membiasakan diri untuk memberi. Namun jangan mengharapkan pemberian kembali dari orang lain. Apalagi mengharapkan imbalan yang lebih baik dari sesama manusia. Karena pengharapan terhadap manusia kadang akan menuai kekecewaan. Persahabatan dan persaudaraan yang telah dibina akan menjadi sirna ketika imbalan yang bersifat materiil itu di harapkan. Rasakan, dalami dan hayati, bahwa ketika kebiasaan untuk memberikan sesuatu kepada orang lain, baik itu berupa barang, jasa atau tenaga dilakukan dengan tulus ikhlas. Tidak ada harapan pengembaliannya, niscaya Allah akan memberinya dengan yang lebih banyak dan lebih baik bahkan kadang dengan hitungan yang tak terhingga. Karena sesungguhnya pemebrian yang tulus ikhlas itu merupkan perwujudan dari rasa syukur kepada Allah. Ketika kesyukurannya bertambah maka Allah akan menambah kenikmatannya dalam segala hal.

12/04/2013

Bahaya Menunda-nunda Pekerjaan



Setiap orang menginginkan hidup tidak ada masalah, namun bila terpaksa ada masalah bukan masalah yang berat dan berarti, tetapi masalah yang biasa-biasa saja yang dapat diselesaikan dengan mudah dan sederhana. Walaupun pada dasarnya bahwa hidup pasti ada masalah, mengapa terjadi masalah. Hal ini karena kesenjangan antara harapan dan kenyataan, orang mempunyai cita-cita, namun dalam mewujudkan cita-cita tidak selamanya berjalan dengan mulus. Ada kerikil-kerikil tajam yang menghambat untuk mewujudkan cita-cita.

Demikian pula dengan pekerjaan yang dijalani oleh manusia, semua orang menginginkan mempunyai pekerajaan yang ringan namun membuahkan hasil yang memuaskan. Namun dalam kenyataannya pekerjaan yang dilakukan terkadang menjadi pekerjaan yang berat dan sulit. Seakan semua pekerjaan membawa resiko, bahkan nyaris tidak ada pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan hasil yang memuaskan. Diantara penyebab dari semua ini adalah kebiasaan suka menunda-ninda pekerjaan.

Mengapa diantara kita kadang menunda-nunda pekerjaan. Sesungguhnya menunda-nunda pekerjaan itu adalah suatu kebiasaan buruk, kebiasaan ini terjadi karena menganggap bahwa hari esok masih panjang, tanpa disadari bahwa hari esokpun permasalahan juga menjadi bertambah. Sehingga menunggu hari esoknya kembali juga permasalahan juga semakin banyak. Sehingga berakibat masalah yang sederhana akan menjadi masalah yang berat dan sulit untuk diatasi.

Pernah terjadi pada seoarang karyawan kantor, sebagai seorang staf dia selalu diberi tugas oleh atasannya untuk melaksanakan suatu pekerjaan, namun dia tidak dengan segera melaksanakan. Setiap tugas diterimanya dengan jawaban yang singkat ya pak atau dengan kata siap pak. Dari hari kehari sampai berganti pekan, pekerjaan itu belum dilaksanakan malah telah diberi tugas yang baru lagi. Sudah menjadi kebiasaan bahwa pada akhir bulan diselenggarakan meeting untuk membahas tugas-tugas yang telah dibebankan pada masing-masing karyawan.

Apa yang terjadi dengan karyawan yang suka menunda-nunda pekerjaan itu, ternyata pada minggu terakhir pekerjaan tersebut baru dikerjakan. Dia berusaha untuk datang lebih awal, setelah apel pagi langsung mengerjakan tugas, ternyata waktu berlalu begitu cepatnya, seakan baru saja datang, tiba-tiba sudah terdengar kumandang azan zuhur. Akhirnya merasa tanggung dengan pekerjaan yang sedang dikerjakan dia tetap tekun dengan pekerjaannya, sehingga lupa dengan makan siang bahkan shalat zuhurnyapun dikerjakan pada akhir waktu. Baru saja istirahat untuk shalat kemudian memulai dengan pekerjaannya, tiba-tiba terdengar kumandang azan shalat Ashar. Sehingga pekerjaannya di bawa pulang ke rumah. Maksud hati akan diselesaikan dan lembur di rumah. Tetapi ternyata setelah sampai di rumah yang terjadi adalah rasa letih, ngantuk dan tidak bisa menyelesaikan pekerjaan. Akhirya pada keseokan harinya datang kembali ke kantor lebih awal satu pekerjaan selesai menyusul pekerjaan lainnya, sementara waktunya semakin mepet dengan minggu terakhir untuk meeting.

Perasaan gusar, takut dan malu bercampur jadi satu, sehingga tugas yang diberikan tidak dapat diselesaikan dengan baik. Sehingga ketika waktu meeting telah datang, masing-masing sataf dipersilahkan untuk melaporkan kinerjanya. Ternyata pekerjaan banyak yang salah. Maka apa kata pimpinan, dia dipandang sebagai karyawan yang tidak becus dalam menjalankan tugas, pimpinan menjadi marah karena merasa disepelekan oleh stafnya. Pimpinan menjadi pusing, karyawan tersebut juga menjadi pusing. Sehingga sehabis meeting bukannya reward yang dipeoleh namun justru cacian dari atasan dan olok-olokan dari sesama karyawan.

Inilah gambaran singkat dari akibat orang yang suka menunda-nunda pekerjaan, dan secara gamblang bahwa menuda-nunda pekerjaan berdampak pada:
1. Pekerjaan yang mudah akan menjadi sulit dan rumit.
2. Pekerjaan tidak akan dapat diselesaikan dengan baik.
3. Akan merugikan perusahaan.
4. Orang akan rentan terkena stress.
5. Akan menciptakan suasana tidak kondusif.
6. Akan menjadi pribadi yang egois dan individualistik.
7. Akan menjadi orang yang rugi.
8. Orang akan rentan mudah terserang beraneka macam penyakit, stamina semakin menurun, kekebalan tubuhnya juga menurun sehingga mudah terserang penyakit.
9. Rawan terjadi kematian secara dini, bisa mati secara total dalam arti tidak dapat menghirup udara dunia. Namun bisa juga matinya organ dan saraf tertentu sehingga tidak dapat menikmati hingar-bingar kehidupan dunia.

Cobalah kita renungkan dengan pekerjaan-pekerjaan rutin yang terbiasa telah dilakukan, bayar rekening listrik, telephon, air, pajak kendaran bermotor, jatuh tempo dan tenggang waktu tekah ditentukan namun selalau ditunda-tunda. Maka bila sampai terlambat akan terkena denda. Yang lebih parah lagi bila menunda-nunda untuk membayar hutang, maka akan hilang kepercayaan, orang tidak mau mempercayainya lagi.

Karena itu Allah SWT sebagai pencipta dan penguasa seluruh alam semesta memberikan petunjuk, agar segera bergegas untuk menyelesaikan pekerjaan dan beralih melaksanakan pekerjaan yang lain. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”. (QS. Alam Nasyrah: 7)

Ketika hamba Allah selalu bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya, maka Allah menjamin bahwa pada setiap kesulitan pasti ada kemudahannya, dengan demikian beban yang dirasa berat akan berkurang, bahkan akan hilang. Namun sebaliknya bila pekerjaan itu selalu ditunda-tunda maka beban ringan akan menjadi berat, perkerjaan yang sedikit akan menumpuk. Sehingga akan menjadi penderitaan yang terus-menerus.

12/03/2013

Berpakaian Rok Mini, Tantangan dan Bahayanya


Pakai rok mini untuk sebagian wanita menjadi kepuasan, kebutuhan atau mengikuti trend. Kalau itu kepuasan, mengapa hanya mengejar kepuasan diri sendiri saja, atau untuk menyenangkan orang lain (teman, pacar, orang tua, saudara, bos atau lainnya). Kalau itu merupakan kebutuhan tentunya koleksi pakaianya mayoritas rok mini. Kalau mengikuti trend tentu akan berganti-ganti seiring dengan trend pada waktu itu.

Pada acara talk show, ketika bintang tamunya adalah wanita dengan rok mini, nampak jelas sekali bahwa posisi duduknya ternyata dalam keadaaan yang terasa tidak nyaman, bila duduk dengan posisi miring tentu pinggul yang sebelah akan nampak, bila salah satu kaki ditindihkan maka pinggul bagian bawah pinggul akan nampak, bila duduk dengan posisi kaki merapat ke depan, maka bila hendak berdiri akan susah, belum lagi bila membuka sedikit saja maka kain segitiga penutup barang di antara dua paha akan nampak. Dalam musik dangdut “buka sitik jos” sengaja mencari sensasi, para penontonnya tidak segan-segan untuk memelototi goyangannya, semakin ngesot semakin jos membuat histeria para penonton.

Pada suatu saat ada seorang wanita separuh baya, dia masih tampak tanda-tanda bekas kecantikannya ketika muda, kulit yang nampak putih bersih, walaupun sudah ada bintik- bintik hitam dan kemerahan pada kulit yang menandakan bahwa dia sebenarnya sudah tidak remaja lagi. Wanita tersebut ternyata sedang mengantar dan menunggui keluarganya yang sedang antri untuk menunggu periksa dokter. Dengan posisi yang saling berhadapan di antara para penunggu. Ternyata pas di depan wanita cantik itu ada beberapa orang laki-laki yang mau periksa dokter. Nampak salah tingkah, risih dan serba salah, walaupun laki-laki tersebut tergolong sudah tua namun ternyata sesekali masih menyarangkan pandangan tertuju pada paha mulus wanita yang ada dihadapannya. Demikian pula para penunggu yang lain, baik itu laki-laki yang lain atau wanita yang lain, tentu suatu saat akan mengarahkan pandangan pada suatu obyek yang pas ada di depannya. Walaupun sudah berupaya untuk tidak melihat, namun karena posisinya ada di depannya dan saling berhadapan, dengan pas dan terpaksa mengarah pada obyek tersebut.

Apakah ada larangannya bila memandang, mungkin bagi wanita tersebut bukan bermaksud untuk dilihat orang atau bisa juga mencari sensasi, ingin menunjukkan bahwa dirinya masih cantik, menarik dan layak dipandang bahkan diidolakan banyak laki-laki. Bagaimanakah bila itu menjadi obyek pandangan, seluruh orang tertuju padanya, bila pandangan itu hanya sesaat tentu wanita tersebut akan merasa berbangga diri, namun bagaimanakah bila banyak orang yang memelototi dalam tempo yang lama. Hal ini bisa juga mengagumi atau sebaliknya mereka mengolok-olok. Dua hal berlawanan yang sulit untuk dipisahkan. Demikian pula wanita tersebut didalam hati akan merasa risih, puas, bangga atau perasaan-perasan yang lain. Tidak bisa digeneralisasikan bahwa mereka suka atau benci atau biasa-biasa saja. Rasulullah SAW pernah memberikan pesan kepada Ali, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya:

يَا عَلِيُّ, لَا تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَاِنَّ لَكَ الْاُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الْاَخِرَةُ


“ Hai Ali, janganlah ikuti pandangan pertama dengan pamandangan kedua, karena pandangan pertama untukmu (dimaafkan) dan pandangan kedua tidak untukmu (tidak dimaafkan)”.

Kita sadari bahwa penglihatan akan mengarah pada fokus tertentu yang untuk selanjutnya akan menimbulkan interpretasi yang bermacam-macam. Disamping bagi orang lain, wanita tersebut juga duduk dalam posisi yang tidak nyaman, bahkan nampak seperti salah tingkah. Sesekali bahkan berulang kali wanita tersebut berupaya untuk mengalihkan perhatian dengan berpura-pura menelephon, kirim sms atau face bookan. Satu tindakan, namun manimbulkan ketidaksenangan, apakah akan dibiarkan dan dibiasakan, kebiasaan-kebiasaan semacam ini. Ingat bahwa Indonesia adalah negara religious, yang menjunjung tinggi budaya dan norma-norma keagamaan. Area publik tidak bisa disamakan dengan didalam pesta atau didalam diskotik.
Maka jelas bila budaya Barat dengan terang-terangan diadopsi apa adanya, berjalan-jalan di pusat keramaian dan area publik, rumah sakit, pasar, mol tentu akan mengundang perhatian. Memang keelokan tubuh wanita tidak akan berkurang bila dipandang ribuan bahkan jutaan orang, namun sesungguhnya di balik keelokan tubuh wanita tersebut menyimpan aura yang tidak bisa dilihat dengan mata kepala. Sehingga banyak sekali wanita yang secara fisik, seorang atau beberapa wanita tidak lebih menarik dari wanita yang lain. Tapi pesona wanita tersebut menarik perhatian publik, aura dan inner beauty sungguh mengagumkan dan membuat simpatik orang banyak.

Sesungguhnya pada diri wanita itu telah tersimpan keindahan dan keanggunan, setiap orang akan mengaguminya, ibarat pakaian yang mahal akan terimpan didalam etalase atau lemari kaca. Tidak sembarang orang dapat memegangnya, kecuali orang-orang yang serius ingin memilikinya. Namun bila pakaian itu adalah pakaian yang murah atau pakaian yang mahal namun sudah didiscon maka akan digantung, diecerkan dan di dasarkan disembarang tempat, semua orang dapat memegangnya, bahkan dapat coba- mencobanya, mereka hanya akan sekedar melihat-lihat, atau meilih-milih dan memegang-megang saja. Sehingga lama-kelamaan pakain tersebut akan menjadi kusut, lusut, kotor dan nyaris menjadi barang yang tidak berharga sama sekali.

Islam memberikan hadir memberikan solusi atas semua permasalahan umat manusia, Islam memberikan kebebasan kepada umatnya, bahwa setiap aturan syari’at pasti akan mendatangkan kemaslahatan. Setiap wanita diwajibkan untuk menutup aurat, sesunggunya semua yang ada pada wanita adalah aurat, tidak boleh dipertontonan kepada orang lain yang bukan muhrimnya. Kecuali untuk muka dan telapak tangannya. Dengan menggunkan pakaian ini wanita akan bebas untuk bergerak, duduk dengan posisi apapun tidak akan membuat risih orang-orang yang ada disekitarnya. Allah SWT telah memberikan petunjuk:

“ Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (QS. Annur: 31)

Berdasarkan Riwayat dari Aisyah, bahwasannya Asma’ binti Abu Bakar datang menemui Rasulullah SAW dengan mengenakan pakaian tipis, Rasulullah memalingkan muka darinya dan berkata:

يَا أَسْمَاءُ اِنَّ الْمَرْأَةَ اِذَابَلَغَتِ الْمَحِيْضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا اِلَّا هَذَاوَهَذَا

“Hai Asma’, sesungguhnya apabila seorang wanita telah haidh (mencapai usia baligh), maka tidak boleh terlihat darinya kecuali ini dan ini (beliau mengisyaratkan kepada wajah dan telapak tangannya)”.

Pada tahun 1988- an ketika busana muslim belum begitu populer, karena pada tahun-tahun tersebut belum begitu banyak muslim Indonesia yang mengenakan busana muslim (yang menutup aurat). Namun ada seorang guru pada sekolah SMA swasta yang mengenakan busana muslim, menutup aurat dan longgar, sehingga benar-benar auratnya tertutup demikian pula lekukan-lekukan pada tubuhnya tidak nampak sama sekali. Suatu saat secara tidak sengaja long dresnya menyangkut pada bangku belajar sehingga betisnya disaksikan oleh salah seorang siswa laki-laki. Bagaimanakah ekpresi siswa laki-laki tersebut, ternyata luar biasa, dia amat takjub. Beda denga teman-teman dikelasnya dan wanita-wanita lain yang selalu terlihat betisnya, bahkan dari lutut kebawah kelihatan saja, di lihatnya sebagai hal yang biasa. Namun ternyata melihat wanita berjilbab justru akan menimbulkan penasaran, kagum,hormat dan segan. Mengapa demikian? Jawabannya itulah rahasia wanita, tanpa diperlihatkanpun ternyata sudah amat menarik,namun bila diperlihatkan secara vulgar kadang bisa mengurangi rasa simpati orang lain.

11/24/2013

Kisah Teman Lamaku, Tidak Semena-mena Terhadap Sesama Hidup


Pada suatu malam, hp saya berdering, dan ketika saya lihat ternyata nomor tersebut tidak terdaftar dalam hp-ku. Saya panasaran, saya angkat lalu bicara dengan memulai saya mengucapkan salam “assalamu’alaikum” dan dijawab”wa’alaikum salam”. Ternyata yang ngebel adalah teman lama saya yang sudah 25 tahun tidak berjumpa. Dia menyatakan bahwa kelak dalam minggu ini mau kerumah saya, karena dia dulu pernah kerumahku. Dan tertarik dengan udara di kampung yang asri, udara sejuk, angin sepoi-poi, suara gemericik air dan suara burung berkicau saling sahut-sahutan.

Temanku yang sudah 25 tahun tidak bertemu telah memperoleh sukses hidup di kota besar, kehidupan yang bising, panas dan karakter masyarakat yang jauh berbeda dengan masyarakat pedesaan. Dimana di desa bila ada orang asing datang akan menyapa dengan senyuman dan mengajak untuk mampir kerumahnya. Sungguh situasi yang jarang ditemukan di masyarakat perkotaan. Bayang-bayang yang demikian sehingga mengundang minat temanku untuk berlibur ke desa.

25 tahun adalah waktu yang cukup lama , karena ketika dahulu bertemu masih berumur 18 tahun maka sekarang masing-masing telah berusia 43 tahun. Usia kematangan dan kemapanan, matang dalam arti cara berfikir dan kontrol emosinya, mapan dalam arti hidupnya telah mapan, masing-masing telah mempunyai tempat tinggal dan penghasilan. Dan tentu saja masing-masing telah mempunyai anak. Benar juga ketika temanku datang pada malam hari, suasana malam tidak seperti dahulu yang masih gelap-gulita, penerangan dengan menggunakan senthir atau lampu teplok, dengan suara jangkrik saling bersahutan, dan terdengar suara burung hantu yang menakutkan, terasa seram dan seakan ada unsur-unsur mistik. Ternyata sekarang suara-suara telah berganti dengan suara tv dengan chanel yang bermacam-macam.

Temanku masih mempunyai kebiasaan seperti dahulu, pada pagi hari setelah shalat subuh langsung jalan-jalan pagi, sambil menghirup udara segar. Temanku bertanya kenapa tidak terdengar suara burung lagi seperti dahulu. Aku jawab, burung-burung yang dahulu berkicau saling bersahutan sekarang sudah bermigrasi ke pasar. Temaku bertanya “lo kenapa ke pasar”. Ya, burung-burung sekarang ditangkap lalu dikarantina pada sangkar burung. Di pasar burung sangat ramai dengan kicauan beraneka macam burung, bahkan burung-burung tersebut, sekarang sudah banyak yang tinggal di gedung-gedung bahkan di pertokoan. Burung-burung itu sekarang sudah diperjualbelikan, ada yang ingin mengkoleksi berenaka macam jenis burung, ada yang sekedar ingin melestarikan suara-suara burung untuk memperoleh suasana alami ketika berada di rumah.

Begitulah, bahwa sekarang habitat alami sudah tidak bisa hidup di alam bebas, mereka hidup dalam kunglungan sangkar. Walaupun mereka dipenuhi makanannya yang menurut penelitian ahli nutrisi, ternyata pakan buatan lebih bagus karena mengandung nutrisi yang lengkap. Benarkah demikian, kita tidak tahu apa sebenarnya kehendak burung. Mereka senang atau susah, karena manusia tidak mengetahui bahasa burung. Ketika para burung berkicau dengan merdunya, manusia tidak mengetahui sebenarnya mereka sedang bahagia atau susah, sedang menangis atau sedang tertawa. Sedangkan manusia yang bisa bicarapun kadang mereka menangis, tetapi memangisnya karena bahagia, manusia tertawa, namun tertawanya karena stres atau sekedar menghilangkan kepenatan.

Pada suatu saat ketika, aku bersama dengan temanku yang baru pulang dari Semarang, didalam bus ada kenalan dalam bus yang bercerita tentang burung. Nampaknya orang ini senang memelihara burung. Bukan sekedar untuk hiburan, namun burung sudah dijadikan sebagai kebanggaan, bahkan investasi. Karena burung-burung itu yang berharga cukup tinggi, katakanlah cucakrowo, perkutut, murai dan banyak jenis-jenis burung kicau lainnya. Dia begitu antusias dan sangat bersemangat bila bercerita tentang burungnya. Dia bercerita walaupun memelihara burung dengan menyedikan makanan buatan untuk burung, namun masih menyediakan makanan alami burung tersebut. Maksudnya adalah makanan asli burung pada habitat alamnya. Karena dialam bebas mereka tidak mengenal yang namanya pakan pelet. Yang ada hanyalah jenis serangga, buah-buahan dan jens sayur-sayuran. Dia bilang amat berdosa bila tidak menyediakan makanan alami bagi burung-burung piaraannya. Saya dengan temanku belum berkomentar dia memperkuat argumennya lagi.

Sesungguhnya burung-burung itu pada dasarnya juga sangat merindukan pakan alaminya.
Tetapi dibalik kehebatan dan kepeduliannya, ternyata dia memelihara burung satu sangkar hanya seekor saja dan kebanyakan yang dipelihara burung yang jantan. Itupun satu sangkar yang pas-pasan, burung tidak bisa terbang dengan leluasa, punya sayap namun tidak dapat digunakan untuk terbang bebas. Saya sekedar bertanya mengapa burung-burung itu mau berkicau, bersedih, gembira atau? Laki-laki itu berkata sesunggunya burung-burung itu sedang birahi, dia berkicau karena sedang menarik perhatian sang betina. Kalau begitu amat berdosanya, tahu bahwa dia sedang birahi namun dikekang terus nafsunya. Bagaimanakah bila terjadi pada anda selaku manusia. Karena ada laki-laki yang tidak cukup dengan satu istri sehingga melakukan poligami.

Begitulah kehidupan di dunia yang telah diciptkan oleh Allah dalam bentuk berpasang-pasangan. Karena dengan berpasang-pasangan ini akan terjadi keseimbangan hidup. Bagi tumbuhan, bagaimanakah bila ada putik tapi tidak ada serbuk sari. Padi, jagung, gandum sebagai sember makanan pokok bila tidak penyerbukan maka tidak akan menghasilkan biji-bijian. Apalagi hewan hanya satu jenis saja, jantan saja atau betina saja maka tidak akan ada perkembangbiakan. Maka habitat alam akan musnah. Bila tidak ada keseimbangan alam, maka akan terjadi malapetaka. Contohnya bagaimanakah segerombolan monyet atau harimau yang masuk ke perkampungan penduduk untuk mencari mangsa. Karena di habitat alam telah kehabisan makanan. Sehingga mereka masuk ke kampung dan memakan apapun yang diperolehnya. Salah siapakah bila manusia diserang binatang buas.

Marilah bermuhasabah, karena sebaik-baik nanusia yang mau meneliti kekurangan dirinya, mengakui kesalahannya dan berusaha tidak mengulang kesalahan yang sama dalam waktu berbeda serta mau memperbaiki kesalahan dan kekurangannya. Seandainya Sulaiman-Sulaiman (Nabi Sulaiman) yang dapat mengetahui bahasa binatang hidup pada masa sekarang niscaya tidak akan terjadi kesewenang-wenangan terhadap sesama makhluk.

Pengandaian ini tidak akan terjadi, namun implementasinya akan terlaksanakan manakala manusia mau berempati, bukan hanya terhadap sesama manusia namun hendaknya dengan sesama hidup. Tapi yang jadi masalah lagi, terkadang terhadap manusia saja sering terjadi kesewenang-wenangan, memperkosa hak hidup orang lain. Dengan hal ini hendaknya kita dapat berfikir bahwa setiap kejadian akan kembali pada dirinya sendiri. Bila tidak secara langsung maka akan memakan waktu yang cukup lama, atau bisa juga penderitaan dan kesengsaraan akan diterimakan pada anak dan keturunannya. Karena sesungguhnya tidak ada satupun amal perbuatan manusia yang lepas dari pengawasan Allah, dicatat dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban.
“ Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. Al Zalzalah: 7-8)

Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk pada hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa pada jalan yang diridhai-Nya, amin.