Tampilkan postingan dengan label Kisah hayati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah hayati. Tampilkan semua postingan

4/10/2014

Sikap Pemilih dan Yang Dipilih Pada Pemilihan Caleg dan DPD




Pemilihan calon anggota legeslatif yang terdiri dari DPRD, DPR Provinsi, DPD dan DPR RI tergolong sukses. Karena di seluruh TPS dapat menyelenggarakan pemungutan suara dalam keadaan aman dan terkendali. Setelah proses pemungutan suara di tutup pada pukul 13.00, para Caleg dan DPD tinggal menunggu hasil penghitungan suara, dengan melihat informasi dari setiap TPS. Cara yang paling praktis tinggal menunggu dirumah sambil duduk-duduk, atau tiduran memantau perkembangan melalui quick count.

Bagaimanakah sikap pemilih dan calon yang akan dipilih terhadap hasil perhitungan suara, tentunya hal ini akan menimbulkan penilaian yang berbeda-beda.
Sikap para pemilih:
1. Pemilih aktif, akan mengikuti perkembangan dari anggota legestalitif yang telah dipilihnya, bagaimanakah nasibnya, apakah calon yang telah dipilih dapat memperoleh suara mayoritas atau sebaliknya. Pemilih aktif ini datang ke TPS karena mengikuti panggilan sebagai warga Negara yang baik, kedatangannya tulus, bukan dipaksakan dan bukan karena telah menerima imbalan. Pantauan terhadap hasil Pileg akan disikapi dengan persaan tenang dan santai, karena tidak ada beban tangung jawab yang harus dipikulnya. Calon yang dipilih dapat memperoleh suara mayoritas bersyukur tidak terpilih tidak akan menjadi kesedihan yang berkelanjutan.

2. Tim sukses, akan terus mengikuti perkembangan penghitungan suara hingga selesai. Maka bila jagonya memperoleh suara mayoritas akan merasa bahagia, girang, tak jarang mereka mengklaim, bahwa karena dirinya sehingga dapat memperoleh suara mayoritas, sehingga dia akan menanamkan suatu perasaan agar jagonya merasa berhutang jasa kepadanya. Namun bila jagonya mempeoleh suara yang sedikit sehingga tidak bisa memenuhi quota, dia akan bersedih, akan menyalahkan dirinya, temanya, lawan politik atau bahkan akan menyalahkan anggota masyarakat.

3. Pemilih penjilat, pemilih yang mau mengambil enaknya, pemilih ini selalu mengambil kesempatan untuk memperoleh keuntungan, bahkan tak jarang mereka memeras pada Caleg tertentu. Didepan mengatakan akan mendukungnya, namun ketika dibelakang akan mengatakan siapa yang memberikan paling banyak maka yang akan dipilih. Bila Caleg yang dijilat memperoleh suara mayoritas maka akan datang, dan mengatakan seakan-akan berkat dukungannya sehingga memperoleh suara mayoritas, namun bila Caleg tertentu yang yang dijilat gagal, diapun akan lari tunggang langgang. Tidak mau tahu akan gegalan yang dirasakan.

4. Pemilih pasif, dia hanya sekedar datang, memilih tanpa dipikir, memilih tanpa tahu yang dipilih. Sehingga dia sama sekali tidak ada respon terhadap hasil penghitungan suara. Lain halnya dengan pemilih nomor satu, dua dan tiga akan memantau hasil penghitungan, sehingga dalam kelompok atau lingkungan dimana ia berada, senantiasa akan ikut larut dalam pembicaraan, siapa yang jadi, siapa yang menang, partai apa yang memperoleh mayoritas suara dan sebagainya.

Sikap para caleg pasti akan selalu memantau hasil rekapitulasi penghitungan suara:
1. Pihak yang menang, yaitu yang memperoleh suara mayoritas tentu akan merasa sangat bahagia, karena harapan dan cita-citanya akan segera terwujud.
2. Pihak yang kalah, yaitu yang memperoleh suara minoritas tentu akan bersedih, hitung-hitung sudah berapa banyak modal yang dikeluarkan untuk menjadi Caleg.

Harapan kita “Sing memang aja umuk sing kalang aja ngamuk”, tentu setiap diri telah memikirkan dua kemungkinan diatas (menang atau kalau) sebelum mendaftarkan diri untuk menjadi anggota Caleg. Walaupun pada dasarnya menang atau kalah hanya akan memulai dari nol, yang menang akan memulai bidang yang belum pernah ditekuni, memikirkan kepentingan diri sendiri, keluarga, kelompoknya (partainya), masyarakat (konstituennya), bangsa dan Negara. Semuanya harus seimbang, serasi dan sejalan untuk mewujudkan keharmonisan dan kesejahteraan hidup.

Sebaliknya bagi yang kalah juga akan memulai kehidupan dari nol lagi, karena seandainya modal untuk menjadi Caleg diambilkan dari usaha dan kekayaan yang dimiliki tentu keyayaan itu telah habis minimal berkurang, sehingga kiprah dunia usaha yang selama ini digeluti menjadi berkurang. Demikian pula bila modal untuk menjadi Caleg karena hutang tentu akan berfikir bagaimana untuk mengembalikannya. Karena itu bila memperoleh kegagalan, hendaknya segera dicarikan solusi secara bersama-sama, antara anak, istri, suami, orang tua, saudara, teman hendaknya selalu memberikan motivasi. Bahwa dalam hidup sesungguhnya tidak ada keberhasilan atau kegagalan, karena kegagalan dan kesuksesan adalah suatu proses kehidupan yang harus dijalani. Tidak ada kegagalan kecuali keberhasilaan yang tertunda, dan hasil dari suatu kesuksesan adalah kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup.

Bila meraih kesuksesan bersikaplah yang wajar, bila kalah bersabarlah

2/06/2014

Rapat atau Debat



Bila kita lihat dari akar kata bahwa rapat bermakna sempit lawan dari kata longgar. Namun justru sebaliknya ketika mengadakan rapat sesuatu yeng terasa sempit kemudian menjadi longgar. Beban pikiran yang seakan tertumpu hanya pada satu atau dua orang kemudian merata pada semua orang, sehingga beban dan tanggung jawab akan menjadin ringan. Rapat biasanya diselengarakan dalam suatu kelompok, organisasi tentu. Kita sering mendengar bahkan sering pula mengikuti acara rapat. Walaupun kadang ada orang yang selalu disibukkan dengan kegiatan rapat-rapat yang tidak ada ujung pangkalnya.

Rapat berfungsi sebagai arena urun rembug atau tempat diadakannya tukar pikiran dalam menyelesaikan suatu persoalan. Dengan kata lain bahwa rapat bukan arena untuk mencari kalah dan menang atau adu pendapat (debat) akan tetapi sebagai ajang musyawarah untukmencari mufakat. Sebagai konsekwensinya hasil suatu rapat adalah merupakan keputusan bersama yang mengikat seluruh anggota dalam suatu kelompok atau organisasi. Bila anggota dalam suatu kelompok atau organisasi melanggar maka dikenai sangsi.

Adapun diselenggarakan rapat mengandung maksud dan tujuan tertentu, adapun untuk mendapatkan hasil sesui dengan tujuan rapat maka ditentukan etika rapat sebagai berikut:
1. Suasana rapat terbuka.
Suasana rapat hendaknya diawali dengan sikap keterbukaan, dihindari dari sikap saling mencurigai. Setiap peserta harus bicara dengan obyektif, jujur, jangan berprasangka kepada peserta lainnya. Suasana rapat terbuka sehingga akan menumbuhkan rasa cinta kasih, saling menghargai, menghormati. Rapat dapat berjalan dengan luwes, tidak kaku dan dapat memberikan motivasi kepada peserta yang lain.
2. Tiap peserta rapat hendaknya berpartisipasi aktif.
Setiap rapat dikatakan hidup bila para pesertanya ikut aktif, ambil bagian dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi.
3. Selalu mendapat bimbingan dan pengawasan.
Pimpinan rapat hendaknya dapat memberikan bimbingan, arahan dan kemudahan terhadap para peserta rapat. Pemimpin ratat juga dapat memberika pengawasan terhadap jalannya rapat sejauhmana peseta rapat ikut aktif. Pembicaraan harus diawasi oleh pemimpin rapat, agar pembicaraan tidak melenceng dari agenda rapat.
4. Hidari perdebatan.
Suatu rapat tidak akan berjalan dengan sukses bila terjadi perdebatan yang berkepanjangan, tanpa arah, masin-gmasing berupaya mempertahankan pendapatnya. Suasana rapat menjadi tegang, panas dan kaku. Akhirnya pebicaaraan hanya dimonopoli oleh peserta yang terlibat dalam perdebatan dan peserta lainnya pasif.
5. Pertayaan singkat dan jelas.
Pertanyaan yang diajukan hendaknya singkat dan jelas agar mudah dipahami oleh peserta lainnya, demikian pula menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta lainnya.
6. Hindari terjadinya monopoli.
Pembicaaran jangan hanya dimonopoli oleh salah seorang saja, apalag oleh pemimpin rapat. Berilah kesempatan pada peserta untuk menyampaikan pendapatnya.

Jika kondisi rapat telah terbina seperti diatas maka tujuan rapat akan mudah dicapai, hal ini karena rapat mempunyai tujuan yang mulai. Adapun tujuannya antara lain:
1. Rapat penjelasan ialah rapat yang bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada anggota, tentang kebijkan yang diambil oleh pimpinan organisasi tentang prosedur kerja baru, untuk mendapat keseragaman kerja.
2. Rapat pemecahan masalah: bertujuan untuk mencari pemecahan suatu masalah, dikatakan sebagai problem solving apabila masalah itu pemecahannya berhubungan dengan masalah-masalah yang lain yang saling berkaitan. Masalah itu demikian sulitnya karena keputusan yang akan diambil mempunyai pengaruh atau akibat terhadap masalah yang lain.
3. Rapat perundingan: yaitu rapat yang bertujuan menghindari timbulnya suatu perselisihan, mecari jalan tengah agar tidak merugikan kedua belah pihak. (Basrah Lubis, Drs. H, Retorika Da’wah, CV Primadinar, Jakarta, 1993: 30-35)

Belajar dari kegiatan rapat akan membimbingan menjadi pemimpin yang bijak. Menghargai setiap pembicaraan, belajar santun dalam bersikap, tutur kata yang baik. Belajar untuk menjadi pendengar yang baik. Kebaikan bersumber dari segala arah demikian pula keburukan. Anak kecil bisa saja menampilkan kata dan perbuatan yang bijak. Orang dewasa tidak selamanya mengeluarkan kata dan perbuatan yang baik.

Kata dan perbuatan yang bijak tidak selamanya disikapi dengan baik, apalagi yang jelas tidak baik tentu akan menimbulkan problematika yang tidak akan pernah berakhir. Biasakan untuk memahami orang lain dengan memahami dirinya sendiri. Setiap diri ingin dipuja, dihargai dan tidak ingin dipojokkan, dihina dan disakiti. Memahami diri sendiri dengan baik akan membimbing dapat memahami orang lain.

1/10/2014

Tauhid Rasulullah Muhammad SAW membentuk Pribadi Yang Handal



Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari kalangan bangsawan pada tanggal 12 Rabiul awal tahun gajah atau 20 April 571 M. Ketika lahir ayahnya Abdullah telah tiada, kemudian setelah usia 6 tahun ibunya Siti Aminah meninggal, kemudian diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib hingga usia 12 tahun sehingga sampai pada usia dewasa diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Masa kanak-kanak dilalui dengan menggembala kambing, kemudian berniaga, dalam aktifitasnya selalu menampilkan akhlaqul karimah sehingga oleh teman sebaya dan lingkungan masyarakat diberi gelar al-amin yang artinya dapat dipercaya.

Ketika dalam perjalanan berniaga ke Syam bersama dengan pamannya ditengah perjalanan bertemu dengan seorang pendeta nasrani “Buhaira” yang sangat winasis, ditemukan tanda-tanda kenabian sebagaimana dalam kitab suci yang dia pelajari telah menunjukkan yang demikian. Oleh karena itu ia berpesan kepada Abu Thalib untuk melindunginya, karena bila sampai bertemu dengan orang-orang Yahudi maka akan disakiti bahkan dibunuhnya.

Rasul menikah dengan Siti Khadijah pada usia 25 tahun, diantara kepribadiannya bahwa ia mempunyai pribadi luhur dan akhlaq mulia. Dalam kehidupan sehari-hari senantiasa memelihara kesucian dan martabat dirinya, ia jauhi adat istiadat yang kurang senonoh yang ada pada masyarakat jahiliyah seperti sehingga ia diberi gelar At Thahirah. Ia mempunyai pikiran yang tajam, lapang dada, kuat himmah dan tinggi cita-citanya. Ia suka menolong orang-orang yang hidup dalam kekurangan dan wanita yang pandai berdagang. Ia menolak setiap pinangan dengan cara yang bijaksana dan halus sehingga tidak menimbulkan ketersinggungan.

Ketinggian budi dan kebesaran pribadinya sebagai istri seorang utusan Allah sejak menerima wahyu sampai diangkatnya menjadi rasul adalah:
1. Ia mengetahui dengan sepenuhnya jiwa, pribadi dan akhlaq suaminya (Muhammad) sejak kecil hingga dewasa yang tidak suka denan adat istiadat kaumnya yang suka menyembah berhala, demikian pula benci dengan kaumnya yang suka berjudi, minum khomr, membunuh bayi dan melakukan perbuatan keji lainnya.
2. Beliau memberikan kesempatan dan keleluasan kepada suaminya untuk menghidupkan semangat spiritualnya. Sebagaimana ketika rasul bertahannus di gua Hira’ beliau selalu menyediakan perbekalannya.
3. Ketika rasul dalam keraguan dengan kejadian yang dilihat dalam tidurnya (mimpi yang benar), ia meyakinkan bahwa akhlaq yang mulia, tidak pernah berdusta dan menyakiti orang lain, mustahil akan diganggu oleh syetan.
4. Ketika nabi menemui keraguan setelah menerima wahyu yang pertama ia menghibur dan meyakinkan suaminya yang akan diangkat menjadi rasul yang kemudian datang ketempat Waraqah bin Naufal, bahwa tanda-tanda kenabihan Muhammad telah tersebut didalam kitab Injil.
5. Ketiaka suaminya menerima wahyu yang kedua yang berisi perintah untuk mengajak kepada kaumnya kapada agama tauhid, maka Khadijah langsung meyakini dan meyatakan keislamannya.

Anak yatim dalam perkembangannya dapat tumbuh menjadi pribadi yang berbeda, satu sisi menjadi orang yang rapuh iman dan tidak mempunyai kepribadian, tetapi disisi lain akan menjadi manusia yang kuat imannya dan mempunyai kepribadian yang tangguh. Sebagaimana Nabi Muhammad, ketika diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan risalah Islam beliau dibujuk para pembesar kafir untuk meninggalkan aktifitasnya berda’wah Islam, beliau akan diberi jabatan dan kedudukan yang terhormat, diberi harta benda dan kemewahan, diberi istri-istri dari kalangan kafir, akan diberi pelayan-pelayan yang setia, serta bila sakit akan disediakan dokter.

Pesan yang demikian disampaikan kepada pamannya. Sehingga Abu Thalibpun menyampaikan kepada kemenakannya karena takut akan ancaman yang akan menimpa kemenakannya itu. Tetapi Muhammad tetap dalam pendirianya untuk menyampaikan ajaran tauhid, dapat dibuktikan sebagai berikut:

1. Ketika rasul menerima pesan kaum kafir yang disampaikan kepada Abu thalib, beliau menjawab:

والله لو وضعواالشمس فى يمينى والقمر فى شمالى على ان اترك هذاالامر ماتركته, حتى يظهره الله اواهلك دونه

“ Demi Allah wahai paman, sekiranya mereka letakkan matahari disebelah kananku, dan bulan disebelah kiriku, dengan maksud agar aku tinggalkan pekerjaan ini (menyeru mereka kepada agama Allah) sehingga ia terseiar (dimuka bumi ini) atau aku akan binasa karenanya, namun aku tidak akan menghentikan pekerjaan ini”.

2. Ketika nabi menerima kunjungan delegasi kaum kafir diantaranya Al Walid bin Mughirah, Al As Ibnu Wail As Sahmy, Al Aswad ibnul Abdil Muthalib, Umayah bin Khalaf untuk mengadakan kerjasama dalam beribadah, dalam satu tahun Muhammad dan kaumnya disuruh untuk menyembah tuhannya orang kafir dan beribadah menurut syari’atnya, kemudian setahun kemudian kaum kafir akan menyembah Allah dan beribadah menurut syari’at Islam. Kemudian rasul memberi jawaban didepan para pembesar kafir yang telah berkumpul di Masjidil Haram, dengan membacakan surat Al Kafirun ayat 1-6:

قل يايهاالكفرون ,لااعبد ماتعبدون, ولا انتم عبدون مااعبد. ولااناعبدماعبدتم, ولاانتم عبدون مااعبد, لكم دينكم ولىدين


“ Katakanlah: “Hai orang-orang kafir”! aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku”.

3. Dalam bidang aqidah, Muhammad itu tegas, seperti firman Allah dalam surat Al Fath ayat 29:

محمد رسول الله والذين معه اشداء على الكفار رحماءبينهم ترهم ركعا سجدايبتغون فضلا من الله ورضوانا سيماهم فى وجوههم من اثر السجود

“ Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah kerasterhadap orang-orang kafir, tetapi kasih sayang terhadap mereka, kamu lihat mnereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka nampak pada muka mereka dari bekas sujud”.

Hal yang demikian ini memang harus diwaspadai bahwa orang-orang kafir selalu berupaya agar orang Islam itu dapat menjadi murtad, atau bila tidak mungkin maka mereka melakukan gerakan agar orang Islam tidak sadar dan tidak menyadari bahwa dirinya telah melaksanakan ajaran Yahudi dan Nasrani. Hal yang demikian ini telah diingatkan oleh Allah didalam Alquran:

ولن ترضى عنك اليهود ولا النصرى حتى تتبع ملتهم, قل ان هدى الله هوالهدى, ولئن اتبعت اهواءهم بعد الذى جاءك من العلم مالك من الله من ولى ولانصير (البفراه: 120

“ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong mereka”. (Al Baqarah: 120).

Keyakinan yang tumbuh semakin mantap selanjutnya mewujudkan sikap dan perilaku yang baik, hal ini karena menjadi misi yang diemban oleh rasul, sebagaimana firman Allah:

وما ارسلناك الا رحمة للعالمين

“Dan tidaklah aku utus mengutus kamu (Muhammad) kecuali menjadi rahmat bagi sekalian alam”.

ما كان محمد ابااحد من رجالكم ولكن رسول الله وخاتم النبيين

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak seoarang laki-laki diantara kamu, tetapi Dia adalah Rasululah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah mengetehui segala sesuatu”.
وانك لعلى خلق عظيم (القلام: 4)
“Dan sesaungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur”.

Rasul mempunyai keyakinan dan budi pekerti yang luhur maka kita diperintahkian untuk mengkutinya:

قل انكنتم تحبون الله فاتبعونى يحببكم الله ويغفرلكم ذنوبكم, والله غفوررحيم

“Katakanlah:” Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi damn mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Penyayang”. (Ali Imran: 31)

Rasul bersabda:

دعونى ماتركتكم انما أهلك من كان قبلكم كثرة سؤالهم واختلافهم على انبيائهم فْاءذا نهيتكم عن شيئ فاجتنبوه واذا أمرتكم بأمر فأتوا منه مااستطعتم (رواه البخارى ومسلم


“Tinggalkan apa yang Aku tinggalkan, sesungguhnya hancurnya umat sebelummu, disebabkan banyaknya pertanyaan dan meninggalkan nabi-nabinya. Maka jika Saya melarang kamu meninggalkan suatu perbuatan tinggalkanlah, dan jika Aku menyuruh melaksanakan suatu perbuatan maka laksanakanlah” ( HR. Bukhari Muslim).

Rasul sebagai pembawa risalah Islam, beliau paling tahu tentang agama Islam demikian pula orang yang taat didalam melaksanakan ajaran Islam, sehingga apa yang rasul katakan maka dilaksanakan, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Ahzab 21

لقد كان لكم فى رسول الله اسوة حسنة لمن كان يرجواالله والوم الاخر وذكرالله كثيرا


“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladhan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari qiyamat dan dia banyak menyebut asma Allah”.

1/08/2014

Monyet Menyadarkan Manusia Akan Kesalahannya



Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang paling sempurna. Tak ada makhluk lain yang diberikan kesempurnaan dalam susunan tubuh dan juga unsur penunjang lainnya untuk mewujudkan kesempurnaan. Manusia diberikan akal, hati, nafsu dan agama untuk mengatur kehidupan manusia. Tanpa akal manusia tidak akan dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, karena itu tak lebihnya manusia akan seperti hewan. Tanpa hati kehidupan manusia akan berantakan, karena dalam hidupnya manusia hanya akan mengejar ambisi. Manusia tidak akan memperoleh ketenangan hidup. Manusia akan merasa jauh dari Allah pemberi rahmat dan kasih sayang bagi seluruh hamba-Nya. Manusia tidak diberikan nafsu, maka hidupnya tidak akan bergairah, kehidupannya akan statis dan stagnan. Maka tanpa nafsu kehidupan manusia akan punah. Tanpa agama kehidupan manusia akan kehilangan arah, manusia hanya akan mengejar kepentingan sesaat, bahkan dalam kehidupan, manusia akan terjadi hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang berkuasa. Karena itu dengan agama kehidupan manusia akan terarah, karena seluruh kehidupan manusia akan dimintai pertanggungjawaban di sisi Allah. Karena itu dengan agama, manusia akan menatap hidupan dengan penuh optimis, segala daya upaya akan diserahkan kepada Allah, dan hanya Allah yang Maha Adil dan Maha Bijaksana.

Begitu kompleknya makhluk yang dinamakan manusia, karena itu unsur penyemangat dalam kehidupan manusia yang di pelopori oleh nafsu. Sehingga sifat dan watak manusia kadang suatu saat mendekati akhlaq para malaikat, suatu saat akhlaqnya syetan dan suatu saat akhlaqnya para hewan. Dimana kecondongan akhlaq dan perilaku manusia, hal ini tidak pernah menentu karena segala perilaku manusia berkaitan erat dengan kualitas keimanannya. Bila imanya sedang kuat maka manusia akan menjadi makhluk yang suka menjalankan perintah Allah, membenci segala larangan Allah. Sebaliknya bila keimanannya itu sedang melemah maka perilakuknya akan mendekati perilaku para hewan yang sama sekali tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang diperintahkan dan mana yang dilarang oleh Allah. Kadangkala juga perilakunya akan menyerupai perilakunya para syetan, yang suka mencampuradukkan yang hak dan yang batil, bahkan lebih senang meninggalkan perintah Allah dan memerintahkan untuk menjalankan segala yang dilarang oleh Allah.

Bila kita bandingkan, manakah yang lebih mulia manusia atau monyet. Walaupun menurut Darwin bahwa manusia berasal dari monyet. Maka bila mengikuti teori ini manusialah yang lebih maulia. Karena proses terjadinya manusia adalah proses evolusi yang telah mencapai titik puncaknya. Disinilah nampak, walaupun manusia tidak mempunyai kuku yang tajam, tidak mempunyai taring yang kuat, langkah yang cepat, sayap yang dapat terbang. Manusia dapat mengembangkan daya cipta rasa dan karsanya, sehingga dapat melakukan segala yang dilakukan oleh para hewan, bahkan dapat menguasainya.

Tidak punya kuku yang tajam, taring yang kuat, tubuh yang besar dan kuat namun manusia dapat mengalahkan harimau yang kuat dengan senapan. Dapat mengalahkan monyet yang liar. Pada suatu saat ada anak manusia yang mempunyai hobi berburu. Maka akhirnya dia mempunyai sebutan seorang pemburu. Suatu saat ketika sedang berburu menemukan kelompok monyet, sehingga muncul niat untuk dapat menjinakan monyet yang liar dengan menangkap bayi monyet. Diamanati ada seekor monyet kecil yang masih berada dalam pelukan induknya. Dengan eratnya bayi monyet menempel pada induk monyet. Karena itu untuk dapat memperoleh bayi monyet tiada jalan lain kecuali melumpuhkan induk monyet dengan menembak monyet betina. Harapanya ketika induk monyet tertembak maka akan jatuh dan bayinya dapat ditangkap. Benar adanya induk monyet yang sedang membawa bayinya ditembak pas mengenai jantung monyet. Mengetahui kawannya sedang bahaya, monyet jantan mendekat pada induk betina yang tertembak itu. Ternyata induk betina menyerahkan anaknya kepada monyet jantan, setelah bayi monyet berada pada pelukan induk monyet jantan. Induk betinanya kemudian jatuh. Setelah melihat kejadian langka yang baru saja disaksikan, sang pemburu kemudian bersimpuh, memohon ampun kepada Allah kemudian bertobat tidak mau berburu lagi.

Perasaan dalam hati berkecamuk, pemburu memuji kemulian monyet, tapi dia merasa berdosa karena telah membunuh induk monyet, menjadikan bayi piatu, bagaimana seandainya istrinya yang tertembak. Bagaimakah dia akan meratap, menuntut pada sang pembunuh. Dan masih banyak pemikiran dan perasaan yang selalu berkembang merasa berdosa dan bersalah.
Inilah bahwa Allah memberikan hidayah atau petunjuk kepada hambanya yang dikehendaki. Allah memberikan hidayah kadang melalui pelajaran yang baik dari orang lain atau melihat dan menyaksikan secara langsung amal perbuatan hamba Allah yang lain. Karena itu disini pentingnya para kyai, mubaligh, ustadz, cendekiawan, ilmuan dengan berdakwah mengajak orang-orang agar berjalan sesuai dengan syari’at Allah. Perilaku monyet yang ingin melindungi anak-anaknya. Karena itu Allah memberikan hidayah kepada hambanya dengan melalui perantaraan monyet.




“ Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS. Al Qhashash: 56)






“ Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan)”. (QS. Al Baqarah: 272)

Pemburu ini sudah sering diingatkan oleh teman-temanya, istrinya atau orang-orang yang dekat dengannya. Berburu adalah perbuatan tercela karena termasuk merusak sumberdaya alam. membinasaan kelompok hewan yang termasuk dalam rantai makanan. Coba lihat ular diburu dan ditangkat akibatnya tikur merajalela dan berkembang dengen pesat sehingga merusak tanaman dan peliharaan manuisa. Burung-burung ditembak sehingga ulat-ulat pemakan daun bebas berkembang biak sehingga para petani mengalami gagal panen. Dan masih banyak contoh-contoh yang lain. namun hati pemburu seakan sudah membantu. Nasehat tidak pernah didengar, kalau mendengar hanya sekedar berlalu saja. Ingin berhenti dari kebiasaan buruk namun hawa nafsu terus mendorong untuk mengabaikan himbauan.

Allah menyadarkan hamba-Nya dengan perilaku monyet, cinta kasih para monyet, wujud monyet menjaga teman-temannya dari bahaya. Monyet sebagai binatang yang tidak lebih mulia dari manusia, namun ternyata dia mempunyai kemuliaan. Keinginannya untuk mempertahankan haknya. Rasa kasih sayang seorang ibu monyet tidak membiarkan anaknya terjatuh, demikian pula monyet jantan dengan sigap segera meraih anaknya. Seandainya kita tahu bahasa hewan sebagaimana nabi Sulaiman, bagaimanakah jeritannya yang merasa takut dengan perbuatan manusia. Dia menjerit bila hidup didalam kerangkeng. Walaupun mereka diberikan rumah yang bagus dan disediakan makanan yang cukup. Apakah mereka bahagia, karena mereka adalah hewan liar yang hidup di alam bebas.

Karena itu sebagai makhluk yang paling sempurna, manusia diberikan kebebasan untuk menentukan perbuatannya sendiri, dengan akal manusia diberikan kebebasan untuk memilih, namun dengan hati manusia diberikan kemampuan untuk memilah. Hati manusia adalah suci yang akan ternoda ketika mengumbar nafsu, karena itu nafsu harus dikendalikan diarahkan, agar perbuatan manusia dapat mencapai pada keridaan Allah SWT.

1/01/2014

Prestasi Kaum Disabilitas Jadi Motivasi Hidup



Kaum disabilitas adalah manusia juga, mereka mempunyai jasad dan ruh. Namun mereka mempunyai keterbatasan dalam hal tertentu. Istilah lain dari disabilitas adalah orang yang mengalami gangguan, keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Gangguan adalah sebuah masalah pada fungsi tubuh atau strukturnya; suatu pembatasan kegiatan adalah kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan. Jadi disabilitas adalah sebuah fenomena kompleks, yang mencerminkan interaksi antara ciri dari tubuh seseorang dan ciri dari masyarakat tempat dia tinggal.

Walaupun kaum disabilitas ini mempunyai keterbatasan, namun diantara mereka ada yang dapat mengukir prestasi luar biasa, mereka berkemampuan melebihi orang-orang yang sempurna dalam hal fisik dan mentalnya. Kaum disabilitas dapat bekerja dan berkarya, mereka dapat membangun kehidupan berumah tangga, bahkan menyekolahkan putra-putrinya hingga dapat melanjutkan sekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi.

Kaum disabilitas dilihat dari keterbatasan/ cacatnya ada tiga macam:
1. Cacat fisik;
2. Cacat mental;
3. Cacat fisik dan mental.

Secara keseluruhan disabilitas ada beberapa jenis:
1. Tunanetra yaitu disabilitas fisik tidak dapat melihat (buta)
2. Tunarungu yaitu disabilitas fisik tidak dapat mendengar (tuli)
3. Tunawicara yaitu disabilitas fisik tidak dapat bicara (bisu)
4. Tunadaksa yaitu disabilitas fisik berupa cacat tubuh.
5. Tunalaras ada dua yaitu disabilitas fisik yaitu berupa cacat suara dan nada dan disabilitas mental sukar mengendalikan emosi dan sosial.
6. Tunagrahita yaitu disabilitas mental berupa cacat pikiran, lemah daya tangkap, idiot.

Coba kalau kita lihat, banyak orang yang secara fisik sempurna, namun mental spiritualnya sakit. Namun sakitnya bukan karena pembawaan, namun sakit karena tidak dapat mengolah mental spiritualnya, sehingga walaupun telah diberi mental spritual yang sempurna, tetapi tidak dapat digunakan dengan maksimal. Contoh memilih menganggur dari pada bekerja, memilih meminta daripada memberi, memilih mencuri, merampok, menodong, menjambret dan sebagainya dari pada bekerja. Memilih berjudi dari pada bekerja dan menabung. Perilaku manusia yang seperti ini secara mental spritualnya sesungguhnya sakit. Kondisi sakit yang demikian ini akan menjadi lebih parah bila tidak diupayakan untuk diterapi dan diobati. Dan sesungguhnya yang dapat mengobati adalah dirinya sendiri, para dokter dan psikolog hanyalah membantu proses pemyembuhan.

Terapi dari penyakit hati terhadap diri sendiri:
1. Bergaul dengan orang-orang sukses dan pekerja keras. Sukses, ulet dan kerja keras adalah merupakan satu kesatuan. Pekerja keras, ulet kemudian sukses itu adalah sudah hal yang semestinya. Tetapi bila malas, boros dapat sukses itu adalah suatu kemustahilan.
2. Luluhkan hati dengan melihat kaum disabilitas yang telah meraih kesuksesan. Suami isteri yang sama-sama buta ternyata dapat membangun kehidupan rumah tangga, profesi sebagai tukang pijat menjadi lantaran dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga. Bisa makan minum, berpakaian dengan layak bahkan mempunyai rumah yang bagus serta bersih. Bagaimana mereka dapat menjaga kebersihan, wc, kamar mandi,dapur, ruang tamu terjaga kebersihannya, padahal mereka tidak dapat melihat, tetapi mereka dapat melakukan dengan baik. Disabilitas juga dapat membangun kerajaannnya dengan membangun salon dan rias, usaha rumah makan, UKM usaha produksi roti yang karyawannya orang-orang yang sempurna.
3. Bila sedang berdiri duduklah, bila sedang duduk berbaringlah, bayangkan bila suatu saat menjadi orang yang cacat, apa yang yang dapat dilakukan. Mungkin akan di ejek, direndahkan, dihina orang lain. Maka agar kemungkinan terjelek itu tidak mengenainya, segera bangkitkan potensi yang ada pada dirinya.

Kehadiran kaum disabilitas secara spontan akan menimbulkan perasaan yang berbeda-beda, kasihan, ingin membantu, menumbuhkan rasa syukur atas kesempurnaan yang telah diperolehnya. Wujud dari rasa syukur itu akan memaksimalkan fungsi organ fisik,mental dan spiritualnya agar lebih bermanfaat bagi kehidupan. Sehingga menjadi orang yang bermanfaat bagi yang lainnya.

12/31/2013

Tahun Baru Semangat Baru, Ajaklah Hati Untuk Berkata



Tahun baru semangat baru, itulah tema besar yang sering disampaikan para tokoh, seniman, artis, seniman dan budayawan. Bahkan para remaja dan anak-anakpun juga ikut larut dalam ungkapan tersebut. Karena pada zaman sekarang ini media elektronik dan infotainment begitu kuat membius umat manusia untuk ikut dalam ungkapan tersebut.

Memasuki tahun baru 2014, adalah momentum awal manusia untuk mengukir kembali kegiatan pada masa yang akan datang. Tahun 2013 bukanlah masa yang ditinggalakan begitu saja, tidak membekas. Karena tahun 2013 dan tahun-tahun sebelumnya adalah masa yang telah berlalu dengan segala suka dan duka, baik dan buruk. Menatap masa depan adalah masa yang penuh dengan kebahagiaan, meninggalkan segala keburukan, beralih menuju pada kebaikan. Segala hasil cipta, rasa dan karsa yang baik ditingkatkan. Karena merupakan suatu kerugian yang amat besar bila hari esok sama dengan hari ini dan hari yang telah lalu. Apalagi bila hari esok menjadi lebih buruk, maka akan menjadi orang yang tersesat dan dilaknat.

Tidak ada orang yang merencanakan hari esok menjadi lebih buruk, karena orang-orang jahatpun suatu saat merenung, bahwa dirinya akan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk, akan bertobat, namun entah kapan waktunya mereka belum dapat memutuskan. Manusia hanya dapat berusaha, diri sendiri berusaha dan orang lainpun juga ikut memikirkan agar orang orang yang fasik segera bertobat dan kembali pada petunjuk Allah. Adanya tempat ibadah, lembaga pendidikan, pondok pesantren, madrasah, majlis taklim dan yang lainnya mengupayakan agar umat manusia dapat berjalan pada syari’at Allah.

Mari kita tatap hari esok menjadi lebih baik, tinggalakan segala perilaku buruk pada masa lalu. Langkahkan kaki dengan optimis. Sadarkah kita, ketika membuat suatu program, merencaanakan suatu hal kita menghadirkan hati pada kegiatan tersebut. Seberapa besar peran hati dalam mengatur perbuatan manusia. Kita hendaknya ingat bahwa suatu perbuatan yang tidak dilandasi dengan hati maka perbuatan itu hanya menjadi bahan retorika, adu argumentasi. Bahkan kegiatan yang tidak dilandasi dengan hati hanya akan berjalan dalam hitungan hari, maksimal hanya seumur jagung.

Tahun baru semngat barupun akan segera berlalu. Karena sesungguhnya tahun baru ini bukanlah ajang berhura-hura, meluapkan kegembiraan, tidak tahu hakekkat pergantian tahun menandakan bahwa usia kita semakin berkurang. Ingatkah sepuluh tahun lalu, yang anak-anak mungkin masih menjadi nuthfah, yang sekarang remaja dahulu masih kanak-kanak atau bayi, yang sekarang sudah mempunyai anak dahulu masih sendirian, yang sekarang sudah tua ternyata 10 tahun yang lalu masih muda. Bahkan orang yang sekarang sudah tiada (meninggal dunia) 10 tahun yang lalu masih bersendau gurau dengan kita. Kitapun akan dikenang oleh orang-orang yang mencintai dan dicintai, kita akan dido’akan dan tidak bisa mendo’akan. Kita dikunjungi dan tidak bisa mengunjungi.

Tahun baru ini adalah moment untuk bermuhasabah, kita mengevaluasi diri atas segala aktifitas yang sudah dijalankan. Sudahkah hidup kita menempuh jalan yang benar, sudah seberapa banyak waktu yang tersedia digunkaan untuk beramal yang mendatangkan kemaslahatan bagi kehidupan bersama. Ingat bahwa masa yang akan datang adalah masa yang belum bisa diketahui, namun manusia hanya dapat merencanakan. Ingat tahun 2014 adalah tahun politik, di tahun itu bila tidak mempunyai landasan iman yang kuat maka akan terjerumus pada akhlaq dan perilaku tercela. Karena itu jadikan iman sebagai landasan setiap amal perbuatan manusia, dengan iman setiap orang akan menyadari bahwa segala perbuatannya diketahui oleh Allah. Tidak ada amal manusia yang lepas dari pengawasan Allah, semua dicatat dan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Tak ada orang yang dirugikan atas amalnya, tetapi kedilan Allah akan terwujud. Agama telah menandaskan bahwa yang halal dan haram sudah jelas. Halal dan haram suatu hal yang bertolak belakang, suatu hal yang tidak bisa dicampurkan. Karena itu politik dengan mengalalkan segala cara akan berdampak langsung dalam kehidupan manusia.

Apakah yang dicari dalam dunia, bila yang dicari wanita yang cantik atau laki-laki yang tampan, sesungguhnya kecantikan dan ketampanan itu akan sirna. Bila yang dicari adalah pangkat dan jabatan sejauhmana pangkat dan jabatan itu akan memuliakan dirinya. Pangkat dan jabatan adalah amanah. Amanah adalah tanggung jawab. Menyia-nyiakan amanah akan mendatangkan malapetaka. Coba kita renungkan, kita membuka sejarah berapa banyak tokoh terkenal yang mengakhiri karirnya dengan ikhlas, dan mengakhiri hayatnya dengan husnul khatimah.

Tahun baru semangat baru, tahun meninggalkan kebiadaan buruk dan membuka lembaran baru:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18)

Mari kita renungkan “hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok” bukankah hari esok segala perbuatan belum dilakukan, dan yang sudah dilakukan adalah masa yang lalu. Menurut akal manusia mestinya kata telah diganti dengan akan. Mengapa Allah mengatakan untuk memikirkan apa yang telah dilakukan untuk hari esok. Hari esok untuk kehidupan dunia adalah dengan membuat perencanaan yang baik, hari esok untuk akhirat adalah meningkatkan amal ibadah kepada Allah.
Orang yang merencanakan kehidupan akhirat lebih baik akan berupaya menjadikan hari esok dalam kehidupan dunia menjadi lebih baik. Dunia yang baik akan menuntut kebahagian hidup di akherat. Karena itu dunia dan akhirat sesungguhnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Akhirat adalah akhir dari kehidupan manusia, dunia adalah tempat untuk menanam dan akhirat adalah waktu untuk mengetam.

12/22/2013

Penataan Rumah Untuk Wujudkan Baiti Jannati



Rumah adalah merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan mansia, karena itu setelah mempunyai rumah orang akan cenderung merasa tenang. Dengan rumah, maka setiap saat orang akan menempatinya. Perawatan berapapun banyaknya selalu diperhatikan, demikian pula dengan model rumah yang selalu mengalami perubahan, sehingga yang mempunyai kemampuan untuk merehap, setiap ada perubahan model selalu menyesuaikan dengan perubahan zaman tersebut.
Peranan rumah  sebagai tempat istirahat, berkumpulnya keluarga, tempat berlindung dari panas, hujan dan dingin. Karena itu didalam rumah harus menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi penghuninya. Sejak awal pembuatan hendaknya diperhatikan kekuatan dan keindahan selalu menjadi prioritas, rumah yang pondasinya kuat tidak akan mudah roboh meskipun ada angin dan badai, sehingga menimbulkan rasa aman bagi penghuninya.
Untuk mewujudkan rumah sebagai tempat tinggal yang aman dan nyaman yang diibaratnya dengan baiti jannati (rumahku adalah surgaku) maka perlu diperhatikan tehnik untuk menciptakan tata letak ruang yang bagus:
1. Ukuran besar ruangan.
Barang yang akan kita tempatkan hendaknya disesuaikan dengan ruangan, lebar pintu, lorong maupun jalan yang akan dilalui.
2. Pilih poin penonjolan (point of interest) diruang tersebut misalnya: lukisan, rak buku, rak TV dan sebagainya. Di ruang keluarga, TV selalu menjadi point of interest utama, sehingga letak sofa menghadap TV, benda-benda lain diatur agar tidak mengganggu pandangan waktu menonton TV.
3. Tempatkan yang besar dan utama lebih dahulu. Benda-benda yang mengandung aktivitas di suatu ruangan yang paling diperhatian, misalnya:
Di ruang tidur yang paling diperhatikan adalah peletakan tempat tidur, kemudian almari, meja rias dan sebaginya.
Di ruang kerja, yang paling dipikirkan: penempatan meja kerja, baru pencahayaan dan pendukung yang lain.
Di dapur, yang utama adalah penempatan kompor, tempat meracik bumbu kemudian tempat cuci, dan peletakan alat-alat dapur
4. Perhatikan lalu-lintas.
Penempatan yang baik, tidak akan mengganggu kegiatan yang lain, contoh: akan ke dapur jalannya sempit karena terhalang penempatan meja, kursi yang kurang tepat. Akan ke belakang harus melalui dapur yang sedang sibuk dan sebagainya.
5. Perhatikan proporsi dan penempatan barang.
Penempatan barang yang sesuai ukuran dan seimbang akan enak dipandang, juga peletakan barang pada tempatnya memudahkan pemakaian dan pencariannya, contoh : tempat kunci, tempat koran dan sebaginya.

Penataan yang bagus didalam rumah tangga maka akan menjamin kenyamanan, karena segala aktifitas akan dapat dijalankan dengan lancar. Coba kita bayangkan peletakan buku-buku, majalah, koran di dapur. Sisir diletakkan pada sembarang tempat, sepatu, kaos kaki, pakaian dan sebainya, bila tidak ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan. Maka di dalam rumah selalu ada kekisruhan. Apalagi bila didalam rumah tangga anak-anaknya masih dalam usia pendidikan, setiap pagi harus berangkat ke sekolah, bila penempatan tas, sepatu dan pakainannya tidak tertata maka setiap pagi akan ditemukan ribut terus, sehingga harapan menciptakan keluarga sebagai surga akan jauh dari harapan.
Demikian pula rumah yang besar bila tidak ditata dengan bagus juga akan terkesan menjadi rumah yang sempit, rumah yang bagus bila tidak ditata dengan bagus maka hanya terlihat kesingnya saja. Orang-orang memandangnya sebagai rumah idaman namun setelah memaski rumahnya ternyata sangat berantakan.
Disamping unsur-unsur fisik bangunan rumah yang harus ditata dengan bagus agar dapat menciptakan kenyamanan, keamanan dan ketenangan, didalam rumah hendaknya selalu disinari dengan ayat-ayat Allah. Biasakanlah setiap anggota keluarga untuk selalu membaca Alquran, Allah telah berjanji, bahwa setiap rumah yang senantiasa di gunakan untuk membaca Alquran maka penghuninya akan diberikan keberkahan.
Di suatu daerah Kabupaten/ Kota menerapkan program senja keluarga. Yaitu suatu kegiatan berkumpulnya seluruh anggota keluarga diwaktu senja atau sore hari, matikan tv dan radio. Pada kesempatan itu digunakan untuk kegiatan taklim, shalat berjama’ah, mengaji dan membaca Alquran. Usahakan didalam rumah dikembangkan sikap saling keterbukaan. Orang tua hendaknya memperhatikan tumbuh kembang anak baik dari segi fisik maupun pada perkembangan mental spiritualnya.
Dengan cara demikian, setiap ada problem anak dalam pergaulannya tidak sampai tersesat pada jalan yang tidak benar, seperti minum minuman keras, berjudi, pergaulan bebas. Sehingga bila setiap keluarga selalu dikembangkan sikap asah, asih dan asuh, dalam rumah tangga dan keluarga akan terwujud suasana damai, aman, tenang dan bahagia.

12/05/2013

Bersyukur Akan Menjamin Bertambahnya Nikmat



Sesungguhnya Allah memberikan nikmat kepada hambanya berupa nikmat sehat, sempat,panjang umur dan juga hidup. Dengan sehat manusia akan dapat merasakan lezatnya kehidupan dunia, hingar-bingar kehidupan dunia dengan segala romantikanya akan dapat dirasakan dan dinikmati. Demikian pula manusia diberikan kesempatan, sesungguhnya ini juga menjadi sarana untuk merasakan nikmatnya di berikan kesempatan. Kesempatan bekerja dan berkarya, kesempatan untuk makan dan minum, kesempatan untuk berinteraksi sosial, kesempatan untuk menikmati hiburan dan masih banyak kenikmatan-kenikmatan lainnya yang akan dapat dirasakan bila mempunyai kesempatan. Mempunyai kelonggaran waktu dan waktu dapat dimanfaatkan secara proporsisional, dengan tidak mengada-ada sesuatu yang semestinya tidak harus dilakukan.

Bagaimanakah bila waktunya begitu mepet, tidak ada kesempatan untuk meluangkan waktu, satu pekerjaan selesai pekerjaan yang lain sudah mengantri. Nyaris bahwa tidak ada waktu sedikitpun untuk meluangkan kesempatan sehingga waktu-waktu dilalui dengan perasan yang gemrungsung, terburu-buru. Sehingga waktu dilalui dengan tidak adanya kenikmatan. Panjang umur juga menjadi kenikmatan, bila kesempatan panjang umur itu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Demikian pula manusia diberikan hidup, juga menjadi kenikmatan, walaupun pada awalnya manusia dijadikan hidup di dunia ini merupakan kenikmatan yang tidak pernah diminta, kehidupan datang dengan sendirinya karena kehendak Allah. Namun sesungguhnya setelah kelahiran di dunia, menjadi ajang untuk menikmati kehidupan.

Kenikmatan-kenikmatan ini akan terus diberikan oleh Allah, bahkan akan selalu bertambah dan ditambah oleh Allah. Siapapun orangnya menginginkan agar kenikmatannya senantiasa ditambah oleh Allah. Hanya satu kunci dan jaminan yang diberikan oleh Allah SWT yaitu dengan bersyukur:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)

Dalam ayat ini Allah SWT mengingatkan hamba-Nya untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-Nya. Kemudian dilaksanakan-Nya, betapa besarnya faedah dan keuntungan yang akan diperoleh setiap orang yang banyak bersyukur kepada-Nya, yaitu bahwa Dia akan senantiasa menambah rahmat-Nya kepada mereka.

Sebaliknya Allah juga mengingatkan kepada mereka yang mengingkari nikmat-Nya dan tidak mau bersyukur bahwa Dia akan menimpakan azab-Nya yang sangat pedih kepada mereka.
Mensyukuri rahmat Allah, pertama ialah dengan ucapan yang setulus hati, kemudian diiringi pula dengan perbuatan, yaitu menggunakan rahmat tersebut dengan cara dan untuk tujuan yang diridai-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat, bahwa orang-orang yang dermawan dan suka menginfakkan hartanya untuk kepentingan umum dan menolong orang-orang yang memerlukan pertolongan, pada umumnya tak pernah jatuh miskin atau pun sengsara, bahkan sebaliknya rezekinya senantiasa bertambah dan kekayaannya makin meningkat dan hidupnya bahagia, dicintai dan dihormati dalam pergaulan. Sebaliknya orang-orang kaya yang kikir, atau suka menggunakan kekayaannya untuk hal-hal yang tidak diridai Allah, seperti judi atau memungut riba, maka kekayaannya tidak cepat bertambah bahkan lekas menyusut. Dalam pada itu ia senantiasa dibenci dan dikutuk orang banyak, sehingga kehidupan akhiratnya jauh dari ketenangan dan kebahagiaan.

Kesalahan yang sering dialami:
• Manusia menilai kenikmatan itu bila mempunyai uang yang banyak, penghasilan berlimpah. Padahal segala suatu yang diberikan oleh Allah pada hambanya itu adalah merupakan kenikmatan, dan sumber kebahagiaan. Namun bila pada saat itu dipandang menjadi balak pada dasarnya karena waktu keluarnya atau tammpaknya yang tidak pas sehingga nyaris dipandanga pada waktu itu tidak berguna.
• Orang yang terbiasa menerima imbalan yang besar, sering kali bila menerima yang kecil akan kurang bersuyukur. Dampak dari sikap ini akan menimbulkan perilaku yang tidak baik, akan mengolok-olok, menggunjing, memfitnah bahkan perbuatan yang dilakukan dengan perasaan tamak jauh dari sikap ikhlas.
• Pembinaan mental rohani dipandang sesuatu yang tidak penting, sehingga ketika mempunyai anak yang shalih dan shalihah, suami atau istri yang bijaksana, ini tidak dipandang sebagai suatu kenikmatan. Ingatlah ketika keluarga bergelimang dengan harta benda namun keluarganya tidak pernah dibina dengan baik. Maka akan berakibat ketidakberkahan dalan hidup. Keluarga akan menghambur-hamburkan harta dengan berjudi, pesta- pora dan berhura-hura. Sehingga keluarga ini akan menjadi sumber fitnah yang tidak berkesudahan.
Karena itu dalam ayat Alquran surat Ibrahim ayat 7 mengatakan bahwa, jika manusia itu selalu bersyukur dan menyukuri segala pemberian Allah, yang besar maupun kecil, yang banyak atau sedikit maka Allah akan menambahkan kenikmatannya kepada manusia.

Oleh karena mindset harus dirubah, dari pola fikir yang materialistik menjadi sosialis religious, membiasakan diri untuk memberi. Namun jangan mengharapkan pemberian kembali dari orang lain. Apalagi mengharapkan imbalan yang lebih baik dari sesama manusia. Karena pengharapan terhadap manusia kadang akan menuai kekecewaan. Persahabatan dan persaudaraan yang telah dibina akan menjadi sirna ketika imbalan yang bersifat materiil itu di harapkan. Rasakan, dalami dan hayati, bahwa ketika kebiasaan untuk memberikan sesuatu kepada orang lain, baik itu berupa barang, jasa atau tenaga dilakukan dengan tulus ikhlas. Tidak ada harapan pengembaliannya, niscaya Allah akan memberinya dengan yang lebih banyak dan lebih baik bahkan kadang dengan hitungan yang tak terhingga. Karena sesungguhnya pemebrian yang tulus ikhlas itu merupkan perwujudan dari rasa syukur kepada Allah. Ketika kesyukurannya bertambah maka Allah akan menambah kenikmatannya dalam segala hal.