6/17/2015

Aura Ramadhan, terasa walau belum terlaksana



Alhamdulillah pada tahun 1436 H/ 2015 umat Islam akan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan secara bersamaan. Sekarang tinggal menunggu hitungan jam untuk melaksanakan puasa Ramadhan. Aura bulan Ramadhan sudah terasa sejak satu bulan yang lalu, pada bulan Sya’ban gema Ramadhan, seakan menjadi hembusan angin yang bertiup ditengah belantara yang panas. Ramadhan ibarat angin yang bertiup menyejukkan tubuh dan sejenak mengurangi rasa lelah, panas, lapar dan dahaga.

Sejenak para petani yang sedang mencangkul disawah dan ladang menjadi sejuk ketika ditengah-tengah rasa lelah, sejenak beristirahat dibawah pohon. Angin bertiup sepoi-poi, sejenak menguap dan sebentar tertidur dibawah pohon. Alangkah nikmatnya, ketika angin bertiup dapat mengurangi rasa lelah, haus, lapar bahkan menghilangkan beban hidup. Dan ketika terbangun badan sudah kembali segar dan siap untuk bekerja.

Itulah bulan Ramadhan, ibarat menjadi angin yang dapat membentuk pribadi muslim yang sehat, ikhlas, sabar, disiplin dan dapat mewujudkan pribadi yang fitrah, sehingga dapat menambah rasa kedekatan diri kepada Allah. Karena betapa besar fadhilah bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh dengan keberkahan dan ampunan Allah. Kaum muslimin telah menyiapkan segala keperluan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Tempat ibadah telah dibersihkan, rencana-rencana kegiatan telah disiapkan. Para pedagangpun langsung mendapatkan keberkahan, dagangannya menjadi laris-manis, sekalipun harga dinaikkan namun konsumen telah menyadarinya.

Aura Ramadhan semakin dekat, namun hendaknya kedekatan ini jangan dikotori dengan dorongan hawa nafsu. Kalau dalam bulan Ramadhan para syetan dibelenggu dan kinilah kesempatannya sebelum puasa untuk menggoda orang-orang yang beriman, untuk berlebih-lebihan dalam makan dan minum. Karena itulah pengendalian diri hendaknya terus diupayakan. Besok kita akan masuk pada bulan pengendalian diri untuk tidak makan, minum, melakukan hubungan seks suami istri pada siang hari. Dan berupaya mengendalikan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak kualitas ibadah puasa. Sesungguhnya banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapat derajat sebagai orang yang bertaqwa, namun hanya lapar dan dahaga saja. Merugilah bila menjadi muslim yang demikian ini.