12/31/2013

Tahun Baru Semangat Baru, Ajaklah Hati Untuk Berkata



Tahun baru semangat baru, itulah tema besar yang sering disampaikan para tokoh, seniman, artis, seniman dan budayawan. Bahkan para remaja dan anak-anakpun juga ikut larut dalam ungkapan tersebut. Karena pada zaman sekarang ini media elektronik dan infotainment begitu kuat membius umat manusia untuk ikut dalam ungkapan tersebut.

Memasuki tahun baru 2014, adalah momentum awal manusia untuk mengukir kembali kegiatan pada masa yang akan datang. Tahun 2013 bukanlah masa yang ditinggalakan begitu saja, tidak membekas. Karena tahun 2013 dan tahun-tahun sebelumnya adalah masa yang telah berlalu dengan segala suka dan duka, baik dan buruk. Menatap masa depan adalah masa yang penuh dengan kebahagiaan, meninggalkan segala keburukan, beralih menuju pada kebaikan. Segala hasil cipta, rasa dan karsa yang baik ditingkatkan. Karena merupakan suatu kerugian yang amat besar bila hari esok sama dengan hari ini dan hari yang telah lalu. Apalagi bila hari esok menjadi lebih buruk, maka akan menjadi orang yang tersesat dan dilaknat.

Tidak ada orang yang merencanakan hari esok menjadi lebih buruk, karena orang-orang jahatpun suatu saat merenung, bahwa dirinya akan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk, akan bertobat, namun entah kapan waktunya mereka belum dapat memutuskan. Manusia hanya dapat berusaha, diri sendiri berusaha dan orang lainpun juga ikut memikirkan agar orang orang yang fasik segera bertobat dan kembali pada petunjuk Allah. Adanya tempat ibadah, lembaga pendidikan, pondok pesantren, madrasah, majlis taklim dan yang lainnya mengupayakan agar umat manusia dapat berjalan pada syari’at Allah.

Mari kita tatap hari esok menjadi lebih baik, tinggalakan segala perilaku buruk pada masa lalu. Langkahkan kaki dengan optimis. Sadarkah kita, ketika membuat suatu program, merencaanakan suatu hal kita menghadirkan hati pada kegiatan tersebut. Seberapa besar peran hati dalam mengatur perbuatan manusia. Kita hendaknya ingat bahwa suatu perbuatan yang tidak dilandasi dengan hati maka perbuatan itu hanya menjadi bahan retorika, adu argumentasi. Bahkan kegiatan yang tidak dilandasi dengan hati hanya akan berjalan dalam hitungan hari, maksimal hanya seumur jagung.

Tahun baru semngat barupun akan segera berlalu. Karena sesungguhnya tahun baru ini bukanlah ajang berhura-hura, meluapkan kegembiraan, tidak tahu hakekkat pergantian tahun menandakan bahwa usia kita semakin berkurang. Ingatkah sepuluh tahun lalu, yang anak-anak mungkin masih menjadi nuthfah, yang sekarang remaja dahulu masih kanak-kanak atau bayi, yang sekarang sudah mempunyai anak dahulu masih sendirian, yang sekarang sudah tua ternyata 10 tahun yang lalu masih muda. Bahkan orang yang sekarang sudah tiada (meninggal dunia) 10 tahun yang lalu masih bersendau gurau dengan kita. Kitapun akan dikenang oleh orang-orang yang mencintai dan dicintai, kita akan dido’akan dan tidak bisa mendo’akan. Kita dikunjungi dan tidak bisa mengunjungi.

Tahun baru ini adalah moment untuk bermuhasabah, kita mengevaluasi diri atas segala aktifitas yang sudah dijalankan. Sudahkah hidup kita menempuh jalan yang benar, sudah seberapa banyak waktu yang tersedia digunkaan untuk beramal yang mendatangkan kemaslahatan bagi kehidupan bersama. Ingat bahwa masa yang akan datang adalah masa yang belum bisa diketahui, namun manusia hanya dapat merencanakan. Ingat tahun 2014 adalah tahun politik, di tahun itu bila tidak mempunyai landasan iman yang kuat maka akan terjerumus pada akhlaq dan perilaku tercela. Karena itu jadikan iman sebagai landasan setiap amal perbuatan manusia, dengan iman setiap orang akan menyadari bahwa segala perbuatannya diketahui oleh Allah. Tidak ada amal manusia yang lepas dari pengawasan Allah, semua dicatat dan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Tak ada orang yang dirugikan atas amalnya, tetapi kedilan Allah akan terwujud. Agama telah menandaskan bahwa yang halal dan haram sudah jelas. Halal dan haram suatu hal yang bertolak belakang, suatu hal yang tidak bisa dicampurkan. Karena itu politik dengan mengalalkan segala cara akan berdampak langsung dalam kehidupan manusia.

Apakah yang dicari dalam dunia, bila yang dicari wanita yang cantik atau laki-laki yang tampan, sesungguhnya kecantikan dan ketampanan itu akan sirna. Bila yang dicari adalah pangkat dan jabatan sejauhmana pangkat dan jabatan itu akan memuliakan dirinya. Pangkat dan jabatan adalah amanah. Amanah adalah tanggung jawab. Menyia-nyiakan amanah akan mendatangkan malapetaka. Coba kita renungkan, kita membuka sejarah berapa banyak tokoh terkenal yang mengakhiri karirnya dengan ikhlas, dan mengakhiri hayatnya dengan husnul khatimah.

Tahun baru semangat baru, tahun meninggalkan kebiadaan buruk dan membuka lembaran baru:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18)

Mari kita renungkan “hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok” bukankah hari esok segala perbuatan belum dilakukan, dan yang sudah dilakukan adalah masa yang lalu. Menurut akal manusia mestinya kata telah diganti dengan akan. Mengapa Allah mengatakan untuk memikirkan apa yang telah dilakukan untuk hari esok. Hari esok untuk kehidupan dunia adalah dengan membuat perencanaan yang baik, hari esok untuk akhirat adalah meningkatkan amal ibadah kepada Allah.
Orang yang merencanakan kehidupan akhirat lebih baik akan berupaya menjadikan hari esok dalam kehidupan dunia menjadi lebih baik. Dunia yang baik akan menuntut kebahagian hidup di akherat. Karena itu dunia dan akhirat sesungguhnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Akhirat adalah akhir dari kehidupan manusia, dunia adalah tempat untuk menanam dan akhirat adalah waktu untuk mengetam.

12/30/2013

Penambahan BPS BPIH, Mudahkan Pendaftaran Haji



Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima, ibadah haji merupakan ibadah fisik. Karena itu salah satu syarat untuk melaksanakan haji adalah istitho’ah, yaitu mampu dalam arti keseluruhan, dalam segi ekonomi, kesehatan, keamanan dalam perjalanan dan mempunyai ketahanan fisik, hal ini dibuktikan surat keterangan sehat dari dokter.

Ibadah yang memerlukan kesiapan fisik yang prima, walaupun tidak menjamin, orang yang mempunyai stamina dan fisik yang prima di tanah suci akan lancar dalam mengerjakan syarat, rukun dan ibadah sunnah di tanah suci. Bila hal ini terjadi tidak lain karena amaliyah sepanjang hayatnya, perilaku yang baik akan menuntunya mendapat kemudahan. Dan yang tak kalah pentingnya juga karena keyakinan yang telah tertanam di dalam jiwanya.

Kesiapan fisik yang prima ini tidak memupus harapan bagi orang yang tua atau orang lemah, hal ini terbukti bahwa animo masyarakat muslim untuk memenuhi panggilan Allah guna melaksanakan ibadah haji selalu mengalami peningkatan, bahkan waiting listnya hingga 20-25 tahun yang akan datang.
Kini masyarakat muslim yang akan melaksankan ibadah haji, diberikan kemudahan dalam pembayaran ongkos naik haji, hal ini karena Kementerian Agama telah menunjuk 17 bank untuk menjadi Bank Penerima Setoran (BPS) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2014.

Ketujuh belas bank ini terdiri atas enam Bank Umum Syariah dan 11 Bank Umum Nasional," sebagaimana dikatakan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Anggito Abimanyu. Enam Bank Umum Syariah dimaksud adalah: Bank Mandiri Syariah, Bank Muamalat, Bank Mega Syariah, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah dan Bank Panin Syariah. Adapun 11 Bank Umum Nasional yang ditunjuk yang mempunyai layanan syariah yakni Bank BTN, Bank Permata, Bank CIMB Niaga, Bank Sumut, Bank DKI, Bank Jateng, Bank Jatim, Bank Kepri, Bank Sumselbabel, Bank Nagari dan Bank Aceh.

Di samping itu, terdapat tiga bank transito yang berperan untuk menutup kesenjangan persebaran wilayah layanan yang belum terakomodasi oleh perbankan syariah. Ketiga bank transito ini ialah Bank Mandiri, Bank BRI dan Bank BNI.

Para calon jama’ah haji, diberikan kebebasan untuk memilih bank BPS BPIH sebagai tempat pembayaran ongkos naik haji.

12/29/2013

Memaknai Tahun Baru, Muhasabah Untuk Menyongsong Hari Esok



Tahun baru merupakan peristiwa bersejarah dalam kehidupan manusia, baik sebagai umat beragama, suku bangsa atau sebagai warga negara. Dalam agama dikenal ada tahun baru Hijriyah yang oleh orang Jawa disebut dengan 1 Sura. Demikian pula umat Kristiani tahun baru Miladiyah 1 Januari, yang sudah menjadi kalender nasional bahkan internasional, tahun baru Saka, tahun baru Waisya’, tahun baru Imlek (tahun baru Cina). Pada waktu pergantian tahun, setiap penganut agama, suku bangsa atau sebagai warga negara mempunyai cara-cara yang berbeda untuk merayakan tahun baru.

Hakekat tahun baru adalah pergantian dari tahun lalu menjadi tahun sekarang yang ditandai dengan penanggalan awal dan bulan pertama. Sehingga bila melihat hakekat perjalanan hidup manusia dari waktu ke waktu menuju pada arah kesempurnaan baik dari cara berfikir maupun dalam hal bertambahnya usia. Dengan pergantian tahun kehidupan manusia mengalami siklus dari kehidupan seorang bayi menjadi anak-anak, dari anak-anak menjadi remaja, dari remaja menjadi dewasa dan dari orang dewasa menjadi tua dan dari orang tua bersiap-siap untuk memasuki alam Baqa. Hal ini bila menurut akal manusia, yang kadang suatu saat tidak sesuai dengan kenyataannya. Karena sesungguhnya hidup dan mati manusia sudah ditentukan ajalnya (batasnya), kadang orang meninggal sudah tua, kadang masih dalam usia yang produktif (lima puluh tahun ke bawah), bahkan kadang masih dalam usia anak-anak. Apalagi kondisi zaman yang memungkinkan manusia tidak bisa memprediksikan batas kehidupannya. Hal ini karena disebabkan dari faktor alam, bencana alam, musibah, wabah suatu penyakit, kecelakaan lalu lintas, pembunuhan sehingga manusia menemui ajalnya.

Demikian pula dengan bergantinya tahun tentu terjadi perubahan pada sikap, mental, spiritual dan kepribadian manusia semakin matang, sehingga dengan kelengkapan ini problematika semakin rumit, tugas dan tanggung jawab semakin banyak dan berat. Mau diapakan dengan bertambahnya problema, tugas dan tanggung jawab itu. Dari itu tentu kehidupan manusia mengarah pada ahsani taqwim, bukan sebaliknya menuju pada “asfala safilin atau bahkan mengarah ahlalaq hayawani, ula ika kal ‘an’ami balhum adhallun”. (lih QS. Al A’raf: 178)

Mencari jati diri vs mengumbar nafsu
Pengertian tahun baru Hijriyah dan tahun baru Jawa, di sebagian orang melakukan perenungan, tidak sedikit umat Islam yang mengadakan do’a bersama ketika akan meninggalkan dan dan mengawali tahun baru kemudian dilanjutkan dengan kegiatan mujahadah, zikir bersama, pengajian, santunan fakir miskin, pawai santri TPQ, Madin, Pondok Pesantren dan sebagainya. Demikian pula dengan orang Jawa, mengawali dengan kegiatan ritual, tirakatan, yang menurut bahasa adalah perenungan untuk menemukan jati dirinya, dari mana, kemana dan apa yang hendak dilakukan. Dan yang memperingati adalah mayoritas umat Islam yang telah mengetahui cara memaknai tahun baru.

Model orang-orang Islam dan masyarakat Jawa benar-benar berupaya untuk memanfaatkan momentum penting datangnya tahun baru. Dimana bagi umat Islam yang menandai awal kebangkitan agama Tauhid (agama Islam) yang selama 13 tahun diperkenalkan dan diajarkan pada penduduk Mekah belum diterima sebagai agama yang benar. Bahkan selama kurun tersebut Rasulullah Muhammad SAW beserta para sahabatnya hidup dalam tekanan orang-orang kafir. Sehingga kemudian Rasulullah diperintahkan Allah untuk hijrah dari Mekah ke Yasrib (Madinah) dan ternyata di kota itu Muhammad beserta pengikutnya diterima dengan baik dan Islampun segera tersebar, dengan mengajarkan konsep-konsep kehidupan bermasyarakat, ekonomi, sosial politik dan budaya.

Awal kebangkitan ini diabadikan oleh khalifah Umar bin Khatab sebagai kalender Hijriyah dan menetapkan 1 Muharram sebagai awal tahun. Walaupun pada zaman rasul tidak diadakan peringatan secara spesifik, namun jelas pada bulan itu adalah merupakan momentum bersejarah bagai perkembangan agama Islam. Akhirnya bulan ini ditetapkan sebagi salah satu hari besar Islam. Seiring dengan semangat mendakwahkan agama Islam, maka pada bulan ini diselenggarakan pengajian dalam rangka peringatan tahun baru Hijriyah.

Demikian pula tanggal 1 Sura yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharram, orang Jawa banyak yang melakukan perenungan untuk mencari jati dirinya. Sekalipun proses Islamisasi telah dilakukan oleh para wali, namun masyarakat Jawa yang masih kental dengan tradisi dan budaya Hindhu Budha. Terdapat kelompok Islam Kejawen yang terus melestarikan warisan leluhurnya, sehingga walaupun mereka beridentitas penduduk beragama Islam, mereka melakukan sinkritisme agama dan budaya. Sehingga semakin lengkap ketika mereka mengeramatkan suatu benda atau tempat tertentu, dan pada malam tersebut mereka berupaya untuk ngalap berkah. Kegiatan ini dilakukan semata mata untuk mengadakan perenungan, dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Dalam sisi rohani mereka berusaha menahan gejolak hawa nafsu, namun dalam sisi aqidah dan syari’at perlu diluruskan dengan ajakan bil hikmah dan mau’zah hasanah serta uswatun hasanah. Hal ini semata-mata agar ibadah yang mereka lakukan tidak sia-sia.

Lain halnya dengan peringatan tahun baru Miladiyah, dari waktu kewaktu dilakukan dengan kegiatan yang bernuansa berhura-hura dan berfoya-foya. Karena peringatan tahun baru ini nyaris telah menjadi milik bersama, dari semua kalangan, bahkan diantara mereka tidak mengetahui hakekat memasuki tahun baru Masehi 1 Januari. Kebanyakan diantara mereka hanya ikut-ikutan, menghabiskan waktu malam dengan berkeliling kota sambil meniup terompet. Bahkan ada yang menghabiskan waktu di puncak, hotel, pantai sambil menunggu pergantian tahun pada pukul 00.00 yang ditandai dengan menyalakan kembang api. Sehingga tidak menutup kemungkinan pada tahun baru, jalan- jalan menjadi semakin ramai dengan kendaraan berlalu lalang, hotel penuh, pantai ramai, demikian pula tempat -tempat hiburan, tempat ibadah sepi.

Keramaian yang demikian ini dalam setiap tahun meninggalkan permasalahan, dengan munculnya beraneka macam kerawanan sosial, tindakan kriminal dan perbuatan asusila. Seperti pencurian, penjambretan, perkosaan, minum-minuman keras, persebaran obet-obatan terlarang, pergaulan muda-mudi yang tidak mengenal batas halal dan haramnya. Dan masih banyak lagi perilaku umat manusia yang jauh dari petunjuk Allah. Demikain pula dampak lingkungan, adanya sampah berceceran dimana-mana, bahkan terjadi kecelakaan lalu lintas. Dari itu dimanakah dan bagaimana pula upaya perenungan dilakukan. Hal ini bisa jadi hanya merupakan ajang meluapkan kegembiraan untuk mengumbar kehendak hawa nafsu.

Memaknai tahun baru.
Setiap pergantian tahun hendaknya setiap insan dapat merenungkan kenyataan, dengan adanya kesempatan, kesehatan, dan kehidupan. Apakah sudah berupaya untuk memaksimalkan diri dalam tiga hal yang saling berkaitan tersebut, yaitu hidup, sehat dan sempat. Kalau ditanyakan apa bedanya antara hidup dengan mati. Pada hakekatnya hidup adalah masih menyatunya antara jasad dengan ruh. Walaupun kadang hidup yang demikian ini bukan kehidupan yang paripurna, banyak orang yang masih diberikan kehidupan, namun sudah tidak merasakan nikmatannya hidup. Semua sudah serba terbatas dan di batasi oleh keadaan, seperti orang yang hidup namun menderita penyakit kronis, seperti jantung, paru-paru, liver, ginjal, diabetes, penyakit pembuluh darah, kangker dan sebagainya.

Orang yang sakit sering kali membayangkan ketika mereka masih muda dan dalam kondisi sehat, mereka dapat melakukan aktifitas apapun yang diinginkan. Namun ketika sakit mereka hanya mengeluh dan putus asa. Kondisi ini tentu akan menambah bebas sakit sehingga menjadi komlipkasi, karena hati dan rasa belum siap menerima keadaan.

Karena itu walaupun hidup ini pada awalnya sesuatu yang tidak diminta, sebagaimana menurut Muhammad Immaduddin Abdurahim, PH.D, dalam buku Islam konsep nilai terpadu mengatakan bahawa 1) Hidup itu diberikan dengan cuma-cuma (gratis) tanpa diminta bahkan tanpa usaha, 2) Hidup diberikan kepada makhluk lain seperti hewan dan tumbuhan, 3) Dengan hidup manusia diberikan alat-alat kelengkapan demi kelangsungan hidupnya.

Namun setelah hidup tidak bisa menolak kehidupan dan berharap segera ditiadakan (dimatikan) lagi. Karena ketika hidup dan diberikan kesehatan sehingga dapat merasakan nikmatnya hidup didunia, maka banyak orang yang enggan mati. Walaupun dengan amal shalih yang telah dilakukan akan dilipatgandakan balasannya, sehingga menjadi lebih baik dari yang dilakukan. Niscaya kebanyakan manusia menginginkan kehidupan yang indah didunia ini, dunia nyata yang dapat dilihat dengan panca indra.

Demikian pula keadaan sempat adalah berkaitan dengan waktu, yang tidak akan pernah terulang lagi, maka orang yang menyia-nyiakan waktu adalah orang yang merugi. Menyia-nyiakan waktu bisa jadi karena berupaya untuk mengulur-ulur waktu, memanfaatkan waktu dengan kegiatan yang kurang bermafaat atau bahkan merugikan, bisa jadi tidak pernah menghiraukan waktu. Baginya sesuatu mengalir apa adanya, tanpa usaha yang maksimal. Kelompok ini sama sekali tidak diharapkan bagi setiap muslim, karena itu tiada pilihan lagi, bila ingin menjadi orang yang beruntung, hargailah waktu dan gunakan setiap kesempatan yang ada, kesempatan digunakan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dengan meningkatkan amaliahnya.

Rasul pernah mengatakan bahwa “ barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin maka termasuk orang yang beruntung, barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka dia termasuk orang yang rugi, dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka termasuk orang yang dilaknat”. Ulang tahun menjadi tradisi dari tahun yang lalu diulang-ulang lagi pada tahun sekarang dan yang akan datang, akankah menjadi orang yang rugi atau dilaknat oleh Allah. Karena sebagai muslim hendaknya lebih korektif, dalam menghadapi kondisi zaman. Betapa beratnya menjadi pengikut yang tidak mempunyai prinsip, tidak mengetahui dasar, maksud dan tujuannya. Janganlah upaya kesalihan yang telah dilakukan selama bertahun-tahun menjadi hancur lebur dalam satu malam karena dampak dari perilaku yang tidak berdasar. “Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun, kemudian datang kepada mereka azab yang telah diancamkan kepada mereka”.(QS.26: 205,206)

Karena itu Allah mengingatkan pada hambanya agar memikirkan apa yang telah dilakukan untuk masa yang akan datang (wal tanzur nafsun ma qaddamat lighad QS. Al Hasyr: 18)). Ketika perbuatan yang dilakukan berlandaskan pada aturan syariat Allah, maka akan termasuk golongan orang yang beruntung, memperoleh petunjuk dan tidak disesatkan Allah SWT.

Karena itu dengan bergantinya tahun, hendaknya menjadi media muhasabah, menghitung-hitung betapa besarnya nikmat dan karunia Allah yang telah diberikan secara gratis. Setiap detak jantung, tarikan nafas dan gerak langkah yang dilakukan dengan reflek menjadi irama kehidupan yang tidak dapat di nilai dengan uang.
Tahun baru hendaknya menjadi event introspeksi yang mempertinggi nilai-nilai keluhuran budi, menata masa depan yang cerah dan mempertajam mata hati. Tahun baru bukan dilihat dari kemeriahannya, orang-orang berlalu-lalang sedang mencari kepuasan diri. Tapi bagaimanakah menutup lembaran-lembaran hidup yang telah dilakukan, kemudian membukanya kembali, yang baik untuk ditingkatkan lagi dan yang buruk dikubur dalam-dalam. Karena sesungguhnya tahun baru bisa terjadi kapan saja, pergantian waktu dari siang ke malam, tempat dari tidur sampai bangun kembali, kedaan dari sakit kemudian menjadi sehat. Ini semua peristiwa baru yang tidak dapat dilupakan begitu saja tanpa makna yang berarti.

12/27/2013

Do'a Penyeringan Penyerahan Undian Tamades PD BKK



Pemberian hadiah adalah salah satu kiat suatu perusahaan untuk menaikkan omset. Perusahaan telah menghitung untung ruginya dengan pemberian hadiah tersebut. Walaupun kadang kala para nasabah merasa tersanjung karena memperoleh hadiah yang memuaskan, seperti, mobil, rumah, atau yang lainnya.
Kepuasaan custommer itulah yang diharapkan, sehingga setiap perusahaan berusaha memberikan kepuasan, dalam sikap, tutur kata. Kadang suatu perusahan memasang pengumuman "bila anda puas sampaikan pada yang lain tetapi bila pelayanan kami kurang baik sampaikanlah kepada kami". Salah satu lembaga keuangan PD BKK memberikan hadiah pada custommer, dengan
kegiatan ceremonialyang ditutup dengan pembacaan do'a.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ


Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, ditangan-Mu segala puji, maka hanya kepada-Mu kami mengucapkan pujian dan menumpahkan rasa syukur. Disebagian dari kenikmatan yang Engkau berikan, sehingga kami dapat mengikuti kegiatan Penyaringan Undian PD BKK/BKK  tahun 2013. Dalam keadaan rukun, damai dan sejahtera, semoga kegiatan ini tercatat sebagai bagian dari amal ibadah kepada-Mu.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Penyayang, sungguh karunia-Mu teramat banyak, dan tidak kuasa bagi hamba-Mu untuk menghitung. Sungguh tak pantas kami memohon kepada-Mu. Namun kami yakin ya Allah, Engkau Maha Penerima segala amal baik hamba-Mu. Dan Engkau Maha penerima tobat atas dosa dan kesalahan hamba-Mu. Karena itu ya Allah, segala amal baik yang kami lakukan hanya Engkau yang akan membalas dan Engkau lipat gandakan pahalanya.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, wujudkanlah jiwa amanah dan profesional segenap manajemen BKK, dalam mengelola keuangan menuju pencapaian kemakmuran dan sejahteraan bersama, dalam naungan ridha dan ampunan-Mu.

Kami yakin dengan ridha dan ampunan-Mu, apapun yang kami usahakan akan mendatangkan keberkahan dan kemaslahatan, dalam turut serta membangun bangsa dan negara. Menuju masyarakat yang adil dan makmur materiil dan spiritual.

Ya Allah, dengan kerendahan hati kami memohon kepada-Mu, mudahkanlah urusan kami, bimbinglah kami ke jalan yang Engkau ridhai, berkahilah seluruh cipta, rasa, karsa dan pengabdian kami. Tumbuhkembangkalah PD BKK menjadi lembaga keuangan yang diunggulkan dan dibanggakan seluruh masyarakat.

Ya Allah ya haady, tunjukkanlah kami ke jalan yang benar, sebagaimana jalannya orang-orang yang Engkau berikan nikmat. Karena Engkaulah penyebar rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam. Karena itu hanya kepada-Mu kami berlindung dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.


رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ

ﺮﺑﻧﺎﺁ ﺗﻧﺎ ﻓﻰ ﺍﻠﺪ ﻧﻴﺎ ﺣﺴﻧﺔ ﻮفى الاﺧﺮﺓ ﺣﺴﻧﺔ ﻮﻗﻧﺎ ﻋﺫ ﺑﺎ ﺍﻠﻧﺎ ﺮ ﻮﺍﻠﺣﻤﺪ ﷲ رب العلمين


12/26/2013

Efek Zikir Dalam Membentuk Perilaku Mental Spiritual



Zikir menurut bahasa berarti ingat. Ingat disini bukan sembarang ingat dengan sesuatu makhluk, karena bila seorang remaja tiba-tiba ingat kepada sang kekasih itu tidak bisa diartikan sedang zikir. Namun zikir ini mengarah kepada suatu Zat Yang Maha Agung, sehingga kata zikir ini dilanjutkan dengan kata Zikrullah, yaitu zikir kepada Allah.

Mengapa harus zikir kepada Allah, apakah pengaruhnya dalam kehidupan manusia dengan selalu berzikir itu? Dan bagaimanakah cara berzikir kapada Allah. Mengapa telah banyak majlis zikir namun masih banyak pula kemaksiatan dan perilaku kemungkaran?

Kita menyaksikan kondisi riil yang berkembang dan mengarah para sikap dan perilaku kehidupan manusia yang kadang melenceng dari tuntunan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Terjadinya tindakan dan perilaku kriminal, perbuatan curang, adu domba, saling memfitnah bahkan sampai pada tindakan pembunuhan. Bagaimana tidak, saat ini kehidupan manusia semakin beringas, manusia berupaya melampiaskan segala kekesalan, bahkan ambisi dirinya dianggap akan menyelesaikann persoalan. Pencurian dan peramokan di bank bahkan mengambil anjungan ATM, perampokan nasabah bank bahkan sampai melakukan pembunuhan, pencurian kendaraan bermotor dan sebagainya.

Perilaku-perilaku tersebut berdampak langsung terhadap orang lain, karena orang lain langsung menderita kerugian, bahkan orang lain disakiti. Namun ada juga perilaku perampokan yang tidak langsung dirasakan oleh orang lain, seperti tindakan korupsi yang dilakukan para pejabat baik itu eksekutif, legislatif maupun lembaga-lembaga lain yang sedang mempunyai peluang dan kesempatan untuk melakukan korupsi. Siasat dan strategi disusun sedemikian rupa sehingga membuat permasalahan semakin rumit dan susah untuk dicarikan solusinya, bahkan untuk menemukan pelakunya harus dilakukan langkah-langkah penyelidikan secara intensif.

Disamping tindakan-tindakan yang demikian itu juga adanya penyakit masyarakat seperti peredaran minuman keras hingga pada obat-obatan terlarang. Narkotika dan sejenisnya diselundupkan ke tanah air ini dengan berbagai macam cara untuk mengelabui petugas. Sehingga jaringan inipun tertata dengan rapi, setiap ada penangkapan yang ditindak para kurir, sedangkan para bandar masih bisa lenggang kangkung, bebas leluasa menikmati hasilnya. Tinggal para kurir dan peluku kecil yang tertangkap.

Setelah melihat merajalelanya perilaku korupsi, perampokan dan peredaran minuman keras ini kemudian apa motif dari semua ini, atau untuk apakah hasil jarahan uang haram itu. Hal ini bisanya akan mengarah pada pergaulan bebas. Pelampiasan hawa nafsu dengan mengoleksi wanita-wanita cantik, bahkan pada penjualan manusia dengan alasann jasa tenaga kerja namun mereka diselundupkan untuk diperdagangkan. Dan masih banyak perlaku-perilaku dalam kehidupan masyarakat, sehingga menyebabkan sulitnya negara Indonesia untuk berkembang. Tindakan yang melenceng dari kaidah syara’ sehingga yang muncul adalah laknat dan balak secara terus menerus, hal ini kadang mengenai kehidupan masyarakat secara kolektif.
Sudah banyak terjadi musibah gempa bumi, tanah longsong, banjir bandang, tsunami, angin topan yang memporak-porandakan kehidupan masyarakat. Sesaat pada waktu terjadinya musibah kesadaran muncul, namun ketika musibah dan bencana itu telah berlalu maka berlalulah kesadaran manusia. Mengapa bisa demikian ini, hal ini tidak lain bahwa manusia sudah tidak ingat kepada Allah.

Konsep zikir yang dilakukan hanya pada ucapan lisan yang tidak mendasar pada qalbu. Sehingga walaupun telah mengucapkan lafaz Allah, sifat dan nama-nama Allah dalam jumlah tertentu namun hatinya kosong, maka akan menghasilkan sikap dan perilaku yang jauh dari pertunjuk Allah.

“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu, dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal. (QS. Al maidah: 11)

Karena itu konsep zikir dalam hati yang meyakini bahwa setiap perilaku manusia senantiasa dalam pengawasan Allah dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Ketika mengucapkan “Subhanallah” Maha Suci Allah. Kita hendaknya yakin bahwa Allah itu Maha Suci dan Allah mencintai hamba-Nya yang selalu mensucikan diri. Segala perilaku terpuji, tindakan manusia yang didasari pada aturan syari’at maka akan mengarah pada upaya penyucian diri. Sesungguhnya harta benda, kekayaan yang melimpah, pangkat dan jabatan semuanya adalah karunia Allah yang harus disyukuri. Semua itu adalah titipan dan titipan adalah amanah. Allah Maha Kuasa untuk mengangkat hambanya dalam puncak karirnya, sebaliknya Allah juga kuasa untuk mengembalikan hamb-Nya dalam jurang kehinaan. Harta benda, pangkat, jabatan, teman, kerabat bahkan keluarganya tidak akan dapat menolongnya.

Anugerah Allah akan menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya, namun karunia Allah bisa juga akan menjadi bencana bagi tuannya. Bila tidak kuat menanggung amanah maka akan menjadi musibah dan malapetaka baik untuk dirinya maupun orang lain. Karena itu dengan selalu ingat kepada Allah, setiap ibadah hendaklah dilaksakan secara integritas dan kaffah untuk mensucikan diri dari perilaku-perilaku yang tidak baik. Ibadah dijadikan sebagai sarana untuk mewujudkan kesalihan sosial dan spriritual.

Malaksanakan ibadah maghzah, secara istiqmah akan mengarah pada upaya penyucian diri. Kewajiban menegakkan shalat dijalankan dari bentuk tuntutan menjadi kebutuhan, sehingga akan memunculkan keikhlasan. Karena dari kewajiban-kewajiab pokok itu akan selalu menyempurnakan dengan ibadah-ibadah sunnah. Ibadah shalat sunnah bukan sekedar sebagai norma dan wacana tetapi bagaimanakah bisa diimplementasikan. Sesungguhnya ibadah-ibadah shalat sunnah bukan hanya shalat tarawih dan shalat id saja. Ketika shalat id orang-orang berbondong-bondong ke tempat ibadah, ketika shalat tarowih hanya pada tanggal-tanggal awal saja. Ha ini tentu saja berkaitan erat dengan kualitas kehidupan beragama. Banyak bukan berarti baik, sedikit bukan berarti buruk. Karena itu menegakkan shalat merupakan sebaik-baik zikir.

Demikian pula ibadah puasa tidak hanya dipandang sebagai suatu kewajiban, namun bagaimanakah ibadah puasa sunnah juga dapat ditegakkan. Karena dampak dari puasa disamping dapat mengerem kehendak dan dorongan hawa nafsu juga dapat menumbuhkan sikap empati terhadap orang-orang yang hidupnya dalam kekurangan dan penderitaan. Coba lihat ketika para selebritis yang kehidupannya serba glamor, mewah dan metropolis ternayata masih banyak anggota masyarakat yang hidup serba kekurangan. Sehingga dengan puasa inipun tidak hanya menumbuhkan kesadaran empati, namun akan mengarah pada sikap kepedulian sosial dengan mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki dalam bentuk zakat infaq dan shadaqah.

Haji adalah ibadah monumental, penutup dan penyempurna dari rukun Islam. Haji menjadi indikator kesadaran dan keimanan bagi muslim, haji menjadi puncak ibadah, namun bukan berarti setelah mencapai puncak tidak ada kewajiban yang lain. Haji bukan menjadi kebanggaan karena telah memperoleh embel-embel pak haji atau bu hajjah, namun bagaimanakah totalitas ibadah dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Shalatnya selalu disempurnakan, syarat , rukun dan kekhusukannya. Dari shalat fardhunya ditegakkan dengan berjamaah sampai pada ibadah shalat sunnah. Sehingga sikap ikhlas, tawakal, qonaah, zuhud, sabar menjadi kepribadiannya untuk selanjutnya berdampak pada kehidupan sosial. Pribadi muslim yang didalam hatinya telah tertanam sikap demikian ini akan selalu berzikir kepada Allah. Hamba Allah yang dalam hatinya telah tertanam keimanan, lalu menyadari dan merasakan bahwa Allah selalu mengetahui dan mengawasi setiap perilakunya untuk selanjutnya dicatat dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban disisi Allah Azza Wajjalla. Orang yang demikian ini bila akan menggerakkan tangannya serta perilaku yang melanggar larangan Allah akan ingat atau diingatkan oleh Allah.

Dengan ingat kepada Allah, maka akan Allah telah memberikan segala yang diperlukan manusia. Sungguh banyaknya karunia Allah, sehingga karena begitu banyaknya, seandainya manusia disuruh menghitung rahmat dan karunia Allah niscaya tidak akan dapat menghitungnya. Namun ternyata banyak orang yang dhalim dan ingkar. Allah telah memberikan i’tibar dari kisah Musa Alaihi Salam:
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat Nabi Nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain".(QS. Al Maidah: 20)

Renungan sehat ketika sakit
Pernahkan kita merenungkan tentang besarnya nikmat sehat ketika dalam kondisi sehat, seakan semua berjalan secara alami dan tidak ada zat yang mengendalikan. Ketika sehat lupa, seakan sehat itu adalah hal yang biasa, sehingga tidak perlu disyukuri. Betapa besarnya nikmat sehat yang diberikan oleh Allah itu, akan dirasakan, dihayati dan direnungkan, justru ketika dalam kondisi sakit.

Ketika sehat dapat berkumpul, bersendau gurau bersama keluarganya atau kepada teman-temannya, berkumpul dan bershilaturahim kepada saudara-saudaranya. Bagaimanakah ketika sakit, harus berbaring di rumah sakit, yang menemani hanya dokter dan perawat itupun dalam waktu-waktu tertentu. Demikian pula suami atau istrinya, anak-anak dan saudara-saudaranya tidak bisa menemani secara terus menerus. Inilah kondisi sakit, maka dalam kondisi seperti ini kemudian timbul pemikiran dan perasaan seandainya sehat maka akan beraktifitas bebas menurut kehendak dan kemauannya.

Karena itu dalam kondisi apapun hendaknya selalu ingat kepada Allah, ketika sedang bahagia atau susah, sedang sendiri atau bersama orang lain, dalam kondisi sepi atau ramai, dimanapun dan kapanpun selalu ingat kepada Allah. Orang yang demikian ini akan ditambahkan kenikmatannya oleh Allah SWT. Dengan selalu ingat kepada Allah tidak akan pernah ada kekhawatiran dan ketakutan, kecuali takut dan khawatir akan dimurkai oleh Allah karena tidak menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangannya.
Ada seorang laki-laki dari suku Muharib bernama Chauras bin Haris datang dan berdiri di hadapan Rasulullah SAW seraya (menghunus pedangnya) lalu berkata, "Siapakah yang dapat membelamu?" Rasulullah SAW menjawab, "Allah" maka terjatuhlah pedang itu dari tangannya lalu diambil oleh Rasulullah SAW seraya berkata, "Siapakah yang dapat membelamu?", laki-laki itu menjawab, "Jadilah engkau sebaik-baik orang yang bertindak". Rasulullah bertanya, "Maukah engkau mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya aku adalah Rasul-Nya?" Laki-laki itu menjawab, "Saya berjanji bahwa saya tidak akan memerangimu dan tidak akan turut dengan kaum yang akan memerangimu." Lalu Rasulullah saw membebaskannya. Dan setelah ia kembali kepada kaumnya ia berkata kepada mereka, "Saya baru saja datang menjumpai seorang manusia yang paling baik yaitu Rasulullah SAW".

Zikir dalam hati, yaitu zikir dengan merenungkan tentang kemahaagungan, kemahakuasaan, kemahasucian Allah. Bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi, mencatat seluruh tindakan manusia. Dari tindakan manusia ini kelak akan dimintai pertanggungjawaban disisi-Nya. Tak ada seorangpun yang akan teraniaya atas kebaikan yang telah dilakukan, tak ada keburukannya dan perbuatan jahatnya yang dilakukan kecuali kelak akan mendapatkan siksaan yang belum pernah dirasakan didunia ini. Bahkan tindakan manusia yang ada didalam hatipun selalu berada dalam pengetahuan Allah, niat adalah ucapan didalam hati. Orang yang mempunyai niat yang baik akan diberi pahala dan bila dilaksanakan maka pahalanya akan bertambah dengan amal yang nyata. Karena itu jadilah, hamba yang selalu ingat kepada Allah

Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al Ahzab: 41)
Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi ? tidak ada Tuhan selain dia; Maka Mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)? (QS. Al Fathir: 3)

12/25/2013

Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama



Toleransi atau sikap saling menghormati antar umat beragama menjadi modal dasar untuk menjamin pelakasanan pembangunan menuju manusia Indonesia seutuhnya. Agama menjadi kebutuhan pokok bagi manusia, dengan agama orang akan menjadi sabar, ikhlas, optimis, taat dan sifat sifat baik lainnya. Karena hanya agama yang menerangkan bahwa kehidupan manusia akan mencapai kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat. Sesungguhnya kehidupan akhirat merupakan kehidupan yang sesungguhnya, disana kelak manusia akan menerima imbalan atas semua amalnya selama hidup di dunia ini. Amal baik akan memperoleh balasan berupa surga dan amal yang buruk akan di masukkan dalam neraka dengan segala macam siksaan dan penderian yang belum pernah dirasakan dalam kehidupan dunia ini.

Didalam agama terdapat konsep-konsep keyakinan atau aqidah yang tidak bisa disentuh oleh pemeluk agama lain, namun diyakini oleh penganutnya. Bila keyakinannya itu dilecehkan penganut agama lain. Maka yang terjadi adalah permusuhan yang berujung pada sikap saling menyerang, saling membunuh, sehingga kehidupan masyarakat menjadi terkoyak-koyak. Rasulullah Muhammad SAW, yang membawa ajaran Tauhid sebagaimana keyakinan Nabi Ibrahim, keyakinanya berbeda dengan keyakinan masyarakat Arab pada waktu itu yang menyembah berhala. Sedangkan berhala-berhala itu tidak bisa berbuat apa-apa. Melihat kondisi ini orang-orang Arab Kafir Quraisy, keyakinanya merasaterganggu. Maka para pembesar kafir Quraisy mengajak Rasulullah untuk bekerjasama dalam ibadah.

Imam Tabrani dan Imam Ibnu Abu Hatim, mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwasanya orang-orang Quraisy mengajak Rasulullah SAW supaya meninggalkan seruannya dengan imbalan, bahwa mereka akan memberikan kepadanya harta yang berlimpah, sehingga akan membuatnya menjadi lelaki yang terkaya di kota Mekah dan mereka akan menikahkannya dengan wanita-wanita yang disukainya. Untuk itu orang-orang Quraisy mengatakan, "Semuanya itu adalah untukmu, hai Muhammad, asal kamu cegah dirimu dari mencaci maki tuhan-tuhan kami dan jangan pula kamu menyebut-nyebutnya dengan sebutan yang buruk. Jika kamu tidak mau, maka sembahlah tuhan-tuhan kami selama setahun." Lalu Rasulullah SAW menjawab, "Tunggulah sampai ada wahyu yang turun kepadaku dari Rabku." Maka Allah menurunkan firman-Nya,

1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Abdul Razzaq mengetengahkan sebuah hadis melalui Wahab yang menceritakan, bahwasanya orang-orang Quraisy telah berkata kepada Nabi SAW, "Jika kamu suka kamu boleh mengikuti kami selama satu tahun dan kami akan mengikuti pula agamamu selama setahun." Maka Allah menurunkan surat Al Kafirun. Imam Ibnu Munzir mengetengahkan pula hadis yang serupa melalui Ibnu Juraij. Imam Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Said bin Mina yang menceritakan, bahwasanya Walid bin Mughirah, 'Ash bin Wa-il, Aswad bin Muttalib dan Umaiyah bin Khalaf mereka semuanya bertemu dengan Rasulullah saw. lalu mereka mengatakan, "Hai Muhammad! Kemarilah, mari kamu sembah apa yang kami sembah, maka kami pun akan menyembah Tuhan yang kamu sembah. Dan marilah kita bersama-sama bersekutu antara kami dan kamu di dalam perkara kita ini secara keseluruhan." Maka Allah menurunkan surat Al Kafirun tersebut.

Telah diriwayatkan bahwa Walid bin Mugirah, 'As bin Wail As Sahmi, Aswad bin Abdul Muttalib dan Umaiyah bin Khalaf bersama rombongan pembesar-pembesar Quraisy datang menemui Nabi SAW. menyatakan, "Hai Muhammad! Marilah engkau mengikuti agama kami dan kami mengikuti agamamu dan engkau bersama kami dalam semua masalah yang kami hadapi, engkau menyembah Tuhan kami setahun dan kami menyembah Tuhanmu setahun. Jika agama yang engkau bawa itu benar, maka kami berada bersamamu dan mendapat bagian darinya, dan jika ajaran yang ada pada kami itu benar, maka engkau telah bersekutu pula bersama-sama kami dan engkau akan mendapat bagian pula daripadanya". Beliau menjawab, "Aku berlindung kepada Allah dari mempersekutukan-Nya". Lalu turunlah surah Al Kafirun sebagai jawaban terhadap ajakan mereka.

Kemudian Nabi SAW pergi ke Masjidilharam menemui orang-orang Quraisy yang sedang berkumpul di sana dan membaca surah Al Kafirun ini, maka mereka berputus asa untuk dapat bekerja sama dengan Nabi SAW. Sejak itu mulailah orang-orang Quraisy meningkatkan permusuhan mereka ke pada Nabi dengan menyakiti beliau dan para sahabatnya, sehingga tiba masanya hijrah ke Madinah.

Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan nabi-Nya agar menyatakan kepada orang-orang kafir, bahwa "Tuhan" yang kamu sembah bukanlah "Tuhan" yang saya sembah, karena kamu menyembah "tuhan" yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau ia menjelma dalam sesuatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang kau dakwakan.
Sedang saya menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak mempunyai anak, tidak mempunyai teman wanita dan tidak menjelma dalam sesuatu tubuh. Akal tidak sanggup menerka bagaimana Dia, tidak ditentukan oleh tempat dan tidak terikat oleh masa, tidak memerlukan perantaraan dan tidak pula memerlukan penghubung.
Maksudnya; perbedaan sangat besar antara "tuhan" yang kamu sembah dengan "Tuhan" yang saya sembah. Kamu menyakiti tuhanmu dengan sifat-sifat yang tidak layak sama sekali bagi Tuhan yang saya sembah.
sifat-sifat-Nya dari sifat-sifat "tuhan" yang kamu sembah berbeda dan tidak mungkin dipertemukan antara kedua macam sifat tersebut. Kemudian sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi SAW, dengan yang disembah oleh mereka, maka dengan sendirinya tidak ada pula persamaan tentang ibadat. Mereka menganggap bahwa ibadat yang mereka lakukan di hadapan berhala-berhala atau di tempat-tempat beribadat lainnya, atau di tempat-tempat sepi, bahwa ibadat itu dilakukan secara ikhlas untuk Allah, sedangkan nabi tidak melebihi mereka sedikitpun dalam hal itu, maka dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan nabi-Nya agar menjelaskan bahwa, "Saya tidak beribadat sebagai ibadatmu dan kamu tidak beribadat sebagai ibadatku". Ini adalah pendapat Abu Muslim Al Asfahani.

Maksud keterangan di atas menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi jelas dengan adanya perbedaan apa yang disembah dan cara ibadat masing-masing. Oleh sebab itu tidak mungkin sama menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan cara beribadat kepada-Nya, karena Tuhan yang saya sembah maha suci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu. Sedang "tuhan" yang kamu sembah itu berbeda dari Tuhan yang tersebut di atas. Lagi pula ibadat saya hanya untuk Allah saja, sedang ibadatmu bercampur dengan syirik dan dicampuri dengan kelalaian dari Allah, maka yang demikian itu tidak dinamakan ibadat.
Kemudian dalam ayat ini Allah mengancam orang-orang kafir dengan firman-Nya yaitu, "Bagi kamu balasan atas amal perbuatanmu dan bagiku balasan atas amal perbuatanku".
وَلَنَا أَعْمَلُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ

"Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu".
(QS.Al Baqarah: 139).

12/23/2013

Ciri-Ciri Wirausaha Untuk Mencapai Puncak Kesuksesan Hidup



Setiap orang hidup memerlukan sandang, pangan dan papan serta kebutuhan lainnya sebagai pelngkap dari kebutuhan pokok. Bahkan kepemilikan suatu barang mengarah pada unsur-unsur keindahan dan kemewahan. Contohnya pakaian tidak sekedar dapat menutup aurat dan dapat menjaga kebersihan tetapi juga yang memenuhi syarat etika, estetika dan mode pakaian yang setiap sat selalu berubah.

Demikian pula, bukan kebutuhan pokok namun seakan-akan menjadi kebutuhan pokok seperti hand phone. Pada waktu dahulu belum menjadi kebutuhan pokok tapi untuk zaman sekarang seakan akan menjadi kebutuhan pokok, sesuatu yang harus dimiliki dan kepemilikannya mengarah pada prestis, tidak hanya sekedar dapat digunakan untuk berbicara atau kirim sms, namun mengarah pada hand phone yang di lengkapi dengan multi media, radio, tv, foto dan juga dapat digunakan untuk internet.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang demikian ini, akan diperoleh bila manusia berpenghasilan, tentu saja dengan bekerja. Profesi apapun pasti akan mendatangkan uang, tinggal banyak sedikitnya, biasanya pekerjaan yang beresiko tinggi dan diperlukan keahlian tertentu akan memperoleh hasil yang lebih banyak. Sebaliknya pekerjaan yang sederhana, tidak perlu ketrampilan dan keahlian khusus serta dapat dilakukan oleh orang-orang pada umumnya. Resikonya amat kecil maka penghasilan yang diperoleh juga sedikit.

Yang menjadi masalah adalah, ingin memperoleh hasil yang besar namun resikonya kecil dan dilakukan dengan ringan. Orang kadang membayangkan para bos yang seakan-akan tinggal duduk manis, segala sesuatu sudah dilayani dan pengahsilannya besar. Orang tidak mengetahui faktanya bahwa para bosa harus memikirkan gaji para karyawan setiap bulan, harus, membayar angsuran bank dan pengeluaran-pengeluaran lain yang tidak akan mampu dilaksanakan oleh tenaga cleaning service atau yang lainnya.

Kebanyakan orang juga ingin mempeoleh pekerjaan, pemerintah atau swasta, bekerja dan digaji. Hal uni dapat disaksikan setiap saat dibuka bursa kerja pendaftaranya selalu melimpah, setiap ada pendaftaran CPNS pendaftaranya juga melimpah. Ini terjadi karena setiap tahun lembaga pendidikan tidak menyiapkan lapangan pekerjaan, demikian pula pemerintah juga belum menyiapkan lapangan kerja bagi semua lulusan lembaga pendidikan menengah, atas dan perguruan tinggi untuk disalurkan pada tempat tertentu.

Dengan kondisi yang demikian ini, apakah para lulusan akan berdiam diri, menunggu lapangan pekerjaan, bila hal ini dilakukan maka sampai tua tidak akan memperoleh pekerjaan alisa menjadi penganguran. Bila kita menyadari akan kelebihan manusia atas makhluk yang lain, manusia adalah makhluk yang paling sempurna, manusia diberi panca indra yang lengkap dan sempurna, akal, hati dan nafsu. Bila berfikir lebih jauh, merenungkan diri sendiri, mengapa dia bisa sedangkan saya tidak bisa, bukankah antara dirinya dengan mereka apa yang berbeda. Bentuk tubuhnya berbeda, bila orang lain tinggi besar dirinya kecil dan pendek, lihatlah orang lain yang mempunyai tubuh lebih kecil dan pendek namun mereka dapat memperoleh pekerjaan yang layak bahkan dapat memperkerjakan orang lain. Bila dilihat dari pendidikan bisa jadi orang lain lebih tinggi pendidikannya atau bahkan lebih rendah, tapi mengapa mereka dapat sedang dirinya tidak bisa? Tentu bagi orang yang masih galau dengan pekerjaannya belum mapan dapat berfikir yang demikian ini.

Sesungguhnya setiap penciptaan, Allah telah menentukan rizkinya, maukah meraih rizki tersebut, rizki tidak akan diperoleh hanya dengan melamun dan membayangkan saja, rizki akan diperoleh bila mau bekerja dan berkarya. Pekerjaan apapun dan penghasilan sebesar apun kelak akan membuka jalan bagi terbukanya pintu rizki. Karena itu untuk memperoleh pekerjaan, dimana ksempatan kerja yang terbatas, maka tiada pilihan kecuali berusaha dan berkarya secara berdikari. Upaya menciptakan lapangan kerja baru, mengelola, mengembangkan jiwa entrepreneur (wirausahaan). Yakinlah dengan berwirausaha akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai modal yang harus dimiliki para entrepreneur adalah:

1. Percaya diri (Self Confident)
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan

2. Berorientasi pada tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad, kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif.
Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai. Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat, serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan semakin berkembang.

3. Keberanian mengambil resiko
a) Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Dengan demikian, keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistik. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas tugasnya secara realistik.
b) Wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil.
c) Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan

4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepernimpinan, kepeloporan, keteladanan. la selalu ingin tampil berbeda lebih dulu dan lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan keinovasiannya, ia selalu menampilkan barang dan jasa jasa yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu dan segera berada di pasar.

5. Berorientasi ke masa depan
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena ia memiliki pandangan yang jauh ke masa depan, maka selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Meskipun dengan risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan, membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada sekarang. Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

6. Kreatif dan inovatif
Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru (thinking new things) dan keinovasian adalah melakukan sesuatu yang baru (doing new things).
Kreatifitas diartikan sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan mencari peluang.
Keinovasian diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup.

7. Memiliki kekuatan spiritual.
Seorang entrepreneur hendaknya selalu menggembleng diri, dengan karakteristik sifat-sifat terpuji yang menjadi fondasi kehidupan manusia. Kita meihat kisah perjalanan hidup nabi Muhammad SAW, dari seorang manusia yang dilahirkan dalam keadaan yatim piatu, selalu digembleng jiwanya. Dia seorang yang jujur sehingga dia dipercaya untuk mendampingi saudagar kaya dalam berdagang, dia itu Siti Khadijah yang kemudian menjadi isterinya.

Muhammad mempunyai akhlaq terpuji yang tidak dimiliki pemuda-pemuda waktu itu, temannya-temannya berjudi, mabuk-mabukan, menyembah berhala, namun beliau memilih untuk beruzlah, guna mencari hakekat diri sebagai makhluk Allah sehingga petunjuk Allah diberikan kepadanya. Beliau menjadi pemimpin, masyriq dan maghrib dalam gengamannya, namun beliau senantiasa hidup dalam kesederhanaan. Seorang pemimpin yang selalu menegakkan shalat malam, seorang pemimpin yang tidur dengan beralaskan kulit binatang, seorang pemimpin yang mendahulukan orang lain dalam makan dan minum. Sehingga dari kesederhanaan ini beliau dihormati oleh umatnya dan disegani oleh lawannya.

Tentunya masih banyak lagi akhlaq, mental dan spriritual Rasulullah yang tidak bisa digambarkan secara terinci. Namun dari perilaku Rasulullah ini dapat menjadi rujukan bagi kita untuk mengembangan kewirausahaan hendaknya mempunyai sikap: ulet, tabah, tekun, jujur, disiplin, tulus, ikhlas, sopan, ramah dan sifat-ssifat terpuji lainnya .


12/22/2013

Penataan Rumah Untuk Wujudkan Baiti Jannati



Rumah adalah merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan mansia, karena itu setelah mempunyai rumah orang akan cenderung merasa tenang. Dengan rumah, maka setiap saat orang akan menempatinya. Perawatan berapapun banyaknya selalu diperhatikan, demikian pula dengan model rumah yang selalu mengalami perubahan, sehingga yang mempunyai kemampuan untuk merehap, setiap ada perubahan model selalu menyesuaikan dengan perubahan zaman tersebut.
Peranan rumah  sebagai tempat istirahat, berkumpulnya keluarga, tempat berlindung dari panas, hujan dan dingin. Karena itu didalam rumah harus menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi penghuninya. Sejak awal pembuatan hendaknya diperhatikan kekuatan dan keindahan selalu menjadi prioritas, rumah yang pondasinya kuat tidak akan mudah roboh meskipun ada angin dan badai, sehingga menimbulkan rasa aman bagi penghuninya.
Untuk mewujudkan rumah sebagai tempat tinggal yang aman dan nyaman yang diibaratnya dengan baiti jannati (rumahku adalah surgaku) maka perlu diperhatikan tehnik untuk menciptakan tata letak ruang yang bagus:
1. Ukuran besar ruangan.
Barang yang akan kita tempatkan hendaknya disesuaikan dengan ruangan, lebar pintu, lorong maupun jalan yang akan dilalui.
2. Pilih poin penonjolan (point of interest) diruang tersebut misalnya: lukisan, rak buku, rak TV dan sebagainya. Di ruang keluarga, TV selalu menjadi point of interest utama, sehingga letak sofa menghadap TV, benda-benda lain diatur agar tidak mengganggu pandangan waktu menonton TV.
3. Tempatkan yang besar dan utama lebih dahulu. Benda-benda yang mengandung aktivitas di suatu ruangan yang paling diperhatian, misalnya:
Di ruang tidur yang paling diperhatikan adalah peletakan tempat tidur, kemudian almari, meja rias dan sebaginya.
Di ruang kerja, yang paling dipikirkan: penempatan meja kerja, baru pencahayaan dan pendukung yang lain.
Di dapur, yang utama adalah penempatan kompor, tempat meracik bumbu kemudian tempat cuci, dan peletakan alat-alat dapur
4. Perhatikan lalu-lintas.
Penempatan yang baik, tidak akan mengganggu kegiatan yang lain, contoh: akan ke dapur jalannya sempit karena terhalang penempatan meja, kursi yang kurang tepat. Akan ke belakang harus melalui dapur yang sedang sibuk dan sebagainya.
5. Perhatikan proporsi dan penempatan barang.
Penempatan barang yang sesuai ukuran dan seimbang akan enak dipandang, juga peletakan barang pada tempatnya memudahkan pemakaian dan pencariannya, contoh : tempat kunci, tempat koran dan sebaginya.

Penataan yang bagus didalam rumah tangga maka akan menjamin kenyamanan, karena segala aktifitas akan dapat dijalankan dengan lancar. Coba kita bayangkan peletakan buku-buku, majalah, koran di dapur. Sisir diletakkan pada sembarang tempat, sepatu, kaos kaki, pakaian dan sebainya, bila tidak ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan. Maka di dalam rumah selalu ada kekisruhan. Apalagi bila didalam rumah tangga anak-anaknya masih dalam usia pendidikan, setiap pagi harus berangkat ke sekolah, bila penempatan tas, sepatu dan pakainannya tidak tertata maka setiap pagi akan ditemukan ribut terus, sehingga harapan menciptakan keluarga sebagai surga akan jauh dari harapan.
Demikian pula rumah yang besar bila tidak ditata dengan bagus juga akan terkesan menjadi rumah yang sempit, rumah yang bagus bila tidak ditata dengan bagus maka hanya terlihat kesingnya saja. Orang-orang memandangnya sebagai rumah idaman namun setelah memaski rumahnya ternyata sangat berantakan.
Disamping unsur-unsur fisik bangunan rumah yang harus ditata dengan bagus agar dapat menciptakan kenyamanan, keamanan dan ketenangan, didalam rumah hendaknya selalu disinari dengan ayat-ayat Allah. Biasakanlah setiap anggota keluarga untuk selalu membaca Alquran, Allah telah berjanji, bahwa setiap rumah yang senantiasa di gunakan untuk membaca Alquran maka penghuninya akan diberikan keberkahan.
Di suatu daerah Kabupaten/ Kota menerapkan program senja keluarga. Yaitu suatu kegiatan berkumpulnya seluruh anggota keluarga diwaktu senja atau sore hari, matikan tv dan radio. Pada kesempatan itu digunakan untuk kegiatan taklim, shalat berjama’ah, mengaji dan membaca Alquran. Usahakan didalam rumah dikembangkan sikap saling keterbukaan. Orang tua hendaknya memperhatikan tumbuh kembang anak baik dari segi fisik maupun pada perkembangan mental spiritualnya.
Dengan cara demikian, setiap ada problem anak dalam pergaulannya tidak sampai tersesat pada jalan yang tidak benar, seperti minum minuman keras, berjudi, pergaulan bebas. Sehingga bila setiap keluarga selalu dikembangkan sikap asah, asih dan asuh, dalam rumah tangga dan keluarga akan terwujud suasana damai, aman, tenang dan bahagia.

12/21/2013

Pemanfaatan Pekarangan Rumah dan Menjaga Lingkungan Hidup



Pekarangan adalah lingkungan yang mengelilingi rumah, walaupun kadang ada juga rumah yang tidak mempunyai pekarangan. Karena sangat tingginya harga tanah di suatu wilayah, sehingga sangat disayangkan jika membiarkan beberapa jengkal tanah untuk menanam berbagai jenis tanaman, sayuran, buah-buahan dan bunga.
Khusus bagi rumah yang mempunyai pekarangan, maka sebaiknya digunakan dan dimanfaatkan untuk penghijauan atau taman dan sebagainya. Kerena itu diantara pemanfaatan pekarangan adalah sebagai berikut:
1. Lumbung Hidup.
Lumbung adalah tempat untuk menyimpan bahan pangan, hal ini terjadi pada masa dahulu dan di wilayah pedesaan mempunyai lumbung padi atau lainnya. Dan untuk pekarangan rumah dimanfaatkan sebagai lumbung hidup yang merupakan persediaan pangan seperti : buah-buahan, umbi-umbian untuk bahan makanan sebagai bahan kalori seperti ubi jalar, singkong, pisang dan sebagainya.
2. Warung Hidup.
Warung adalah merupakan tempat untuk bertransaksi, pertukaran antara uang dengan barang atau sebaliknya. Namun warung hidup adalah kebutuhan keluarga yang diperoleh dari lingkungan pekarangan dan sewaktu -waktu dapat diperoleh, seperti sayuran-mayur, melinjo, kelor, kacang-kacangan sebagai sumber protein.
3. Apotik Hidup.
Apotik adalah tempat berjualan obat-obatan, namun apotik hidup adalah lingkungan keluarga yang digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman yang dapat digunakan untuk obat-obatan herbal, seperti : daun pepaya, kumis kucing, daun inggu, kunyit, temulawak, jahe, lempuyang, pagagan, adas, keji beling, sirsat dan lainnya.
4. Bank Hidup.
Bank adalah tempat untukmenyimpan atau meminjam uang, namun bank hidup adalah tanaman tahunan yang suatu saat dapat menghasilkan uang, karena bisa dijual. Tentu saja bila mempunyai pekarangan luas yang dijadikan kebun buah. Seperti : durian, jambu, kelengkeng, alpokat, mangga, jeruk, apel, pisang, sirsat, rambutan, duku dan lainnya.
Bayangkan alangkah indahnya dan senangnya bila mempunyai pekarangan, apalagi bila pekarangannya luas. Karena terbukti dengan pekarangan yang sempit saja bila dimaksimalkan fungsinya akan sangat bermanfaat dan membantu kebutuhan keluarga. Penanaman ini dapat dilakukan pada poly bag, walaupun hasilnya tidak sebanyak yang dikebun sayur atau buah namun dengan penanaman ini dapat berfungsi ganda, sebagai penghasilan, perhiasan, kesegaran.
Apalagi bila mempunyai pekarangan luas, bisa ditanami dengan berbagai jenis tanaman sayuran dan buah-buahan, dibuatkan kolam untuk memelihara ikan, dibuatkan sangkar burung yang besar, dibuat seakan-akan dia hidup di alam bebas. Maka akan tercipta suasana yang asri, segar, sejuk, nyaman dan nampak alami.
Bagi yang sudah mempunyai rumah dengan pekarangan selamat untuk mencoba, bagi yang belum punyai semoga cita-citanya dapat terkabul.

12/20/2013

Amal Perbuatan Manusia dan Kesaksian Setiap Anggota Tubuh


Dinamika dan romantika kehidupan dunia sangat berfariasi. Allah telah memberikan aturan kepada manusia, bagaimanakah seharusnya bertindak. Manusia hidup berdampingan dengan manusia yang lain, sehingga setiap tindakan hendaknya berhati-hati agar tidak merugikan bagi diri sendiri dan orang lain. Namun sekalipun aturan sudah ada, ancaman dan balasan sudah ada. Ada orang yang dapat memahami hakekat dirinya sebagai makhluk yang berfungsi ganda, sebagai khalifatullah dan 'abdullah. Orang yang demikian ini insya-Allah dapat mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil "alamain.
Namun banyak juga orang yang tidak pernah mengiraukan aturan, yang penting dirinya beruntung, bahagia, puas. Orang yang demikian ini sekalipun beragama, namun hanya sekedar sebagai label, tameng dan untuk meraih tujuan pendek didunia saja. Didalam agama apaun orang yang seperti ini tidak diharapkan. Karena sekalipun beragama namun masih gemar malnggar aturan agama dengan melakukan perbuatan-perbutan yang diatur didalam agama maupun negara. Oleh karena itu kehadiran mereka sering membuat bencana, bahkan kadang tidak diharapkan oleh orang lain. Khutbah Jum'at merupakan media untuk mencerahkan umat agar lebih baik.

ألْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى أَلَّفَ بِالْاِسْلَامِ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ, وَالَّذِى اَوْجَبَ بِالْاِتِّحَادِ وَحَرَّمَ التَّفَرُّقَ فِى كِتَابِهِ الْمُبِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ هَدٰى مَنْ شَآءَ اِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ خَيْرُدَاعٍ اِلَى الطَّرِيْقِ الْقَوِيْمِ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ


Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah SWT telah berjanji didalam Alquran kepada yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya akan diberikan kemudahan dalam segala hal, sebagaimana firman-Nya:
“ Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

Kebalikan dari firman tersebut, barang siapa yang ingkar, kufur dan fasiq terhadap perintah Allah. Perintah Allah ditinggalkan, larangan Allah dilaksanakan maka hamba Allah yang demikian ini akan diberikan kesulitan, bahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi seakan-akan tidak ada solusinya, satu kesulitan belum selesai sudah timbul kesulitan yang lain. Seandainya dengan kekufuran itu tetap dalam kejayaan dan kemuliaan didunia, sesungguhnya Allah sedang menguji hamba-Nya untuk berbuat sesuai dengan kemauannya, sehingga suatu saat akan terjerumus dalam kehidupan yang penuh dengan kehinaan, tidak ada teman yang dapat diajak untuk bercengkrama. Teman, sahabat, saudara yang dahulu sering berkunjung, kini mereka menjauh karena malu atau menjaga perasaan orang yang sedang dihinakan oleh Allah tersebut.

Bila kita menyaksikan fenomena perilaku kehidupan manusia yang tidak memperdulikan mana yang halal dan haram. Banyaknya kasus pencurian mulai dari pencurian atas kotak amal di masjid atau musholla, pencurian ternak, kayu, sepeda motor, sampai pada pencurian terhadap mesin ATM, perampokan toko mas bahkan disertai dengan tindak kekerasan dan pembunuhan. Adalagi kasus judi, minum-minuman keras, Narkoba dan sejenisnya bahkan minum miras oplosan. Walaupun sempat merenggut jiwa, namun tindakan ini selalu ada, dengan tempat yang berpindah-pindah. Ada lagi perbuatan jual beli anak dan orang, dan tentunya masih banyak lagi perbuatan-perbuatan kriminal yang merugikan kehidupan manusia.

Melihat fenomena yang demikian ini, mengapa orang tega merampas hak orang lain, hingga menghilangkan nyawa orang. Apakah yang mereka cari? Rata-rata motifnya adalah uang dan balas dendam. Sekarang yang menjadi pertanyaaan apakah dengan uang dapat menyelesaikan permasalahan, apakah dengan balas dendam akan menyelesaikan masalah. Dua hal ini nyaris akan mendatangkan permasalahan berkelanjutan. Seandainya di dunia ini mereka dapat selamat, namun sesungguhnya mereka itu tidak akan meraih kebahagiaan dan ketenangan dalam hidupnya. Setiap orang dilahirkan telah mempunyai jiwa Tauhid, sehingga sekejam-kejamnya orang, seburuk-buruknya akhlaq dan perilaku manusia didalam hati kecil masih tersimpan rasa kasih sayang.

Ada suatu kisah, bahawa orang kaya sedang berlibur bersama keluarganya keluar kota, dalam perjalanan mereka melewati persawahan, sambil menikmati pemandangan, laju kendaraan dikurangi kecepatannya, sambil sesekali mengabadikan pemandangan alam dengan mendokumentasikan. Para petani sedang menggarap sawah dibawah terik matahari, pekerjaan ini mereka jalani dengan ikhlas, demi untuk mewujudkan rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga dengan bayaran tidak lebih dari Rp 20.000,- per hari.

Ditempat lainnya terlihat kelompok kaum wanita dan kelompok lainnya kaum pria sedang bergerombol, duduk-duduk di pematang sawah, mereka sedang beristirahat sambil makan dan minum. Nampak kelelahan tertebus sudah, terkurasnya energi kembali terisi dengan makanan yang telah disantapnya. Wajah lelah kembali bugar, canda, tawa, tiada beban dalam pikirannya kecuali kembali berkarya untuk menyelesaikan pekerjaannya menurut kemampuannya.

Salah satu dari keluarga kaya dalam kendaraan itu berkata “alangkah bahagianya para petani itu, nampak begitu nikmatnya mereka makan minum di pematang sawah, dibawah pohon pisang, pikirannya nampak lepas, tiada beban”. Itulah gambaran bahwa orang yang kaya dan bergelimpang dengan kemewahan masih mengira bahwa para petani itu lebih nikmat dan bahagia. Yang jadi persoalan apakah orang kaya itu sedang tidak bahagia atau dengan kekayan itu dia tidak bahagia.

Itulah bahwa keberkahan yang akan menjamin hidup menjadi bahagia. Banyak tidak berarti cukup dan sedikit tidak berarti kurang, tetapi selalu merasa cukup atas semua anugrah Allah akan membentuk pribadi muslim yang pandai bersyukur. Dengan bersyukur Allah akan menambah kenikmatannya:


“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)

Karena itu dengan banyaknya perbuatan-perbuatan yang melawan perintah Allah dan malaksanakan larangan-Nya. Ingatlah bahwa seluruh perbuatan manusia tidak akan pernah lepas dari pengawasan Allah. Segala amal baik dan buruk telah dicatat oleh Allah melalui karya Malaikat Raqib dan Atid. Tak ada seorang hambapun yang teraniaya, namun manusia akan menerima balasan sekecil apapun perbuatan yang telah dilakukan didunia ini.

Ingat pula bahwa setelah kehidupan dunia ini seluruh hamba Allah akan memasuki alam Barzah dan alam Akhirat. Di dua alam ini tidak akan ada kebohongan, Allah akan mewujudkan keadilan atas hambanya. Karena seluruh anggota tubuh manusia akan menjadi saksi atas perbuatannya.
“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. kemudian masing-masing diri diberi Balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS. Al Baqarah: 281)

Allah telah mengatakan didalam Alquran bahwa kelak di hari Qiamat, semua anggota tubuh manusia akan menjadi saksi atas perbuatannya:
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS. Yasin: 65)


Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Qs. Al Isra’: 36)


Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS. Annur: 24)


Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah di giring ke dalam neraka, lalu mereka dikumpulkan semuanya.
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.
Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan Kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan". (QS. Al Fussilat: 19-21)

Demikianlah bahwa di dunia ini manusia bebas untuk berbuat, namun ingatlah bahwa seluruh amal perbuatan manusia kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Tidak akan dirugikan, dan tidak dapat meminta pertolongan orang lain untuk menanggung dosa yang telah dilakukan. Karena setiap orang akan sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.

وَلَا تَزِرُوَازِرَةٌوِّزْرَ اُخْرَى وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

12/19/2013

Kewajiban dan Hikmah Memakai Jilbab



Wanita adalah makhluk Allah yang indah, apa yang ada pada wanita merupakan keindahan dan dapat membangkitkan inspirasi, sehingga dibalik kesuksesan seorang laki-laki disana ada peran wanita. Begitu indahnya wanita sehingga sering memunculkan imajinasi dan fantasi bagi kaum laki-laki. Karena itu untuk menjaga harkat dan martabat wanita, Islam telah mengatur upaya melindungi wanita dari hal-hal yang tidak diinginkan. Islam menentukan batas aurat yang harus ditutup, agar tidak dipertontonkan pada khalayak ramai yang akhirnya akan membuat pertengkaran dan permusuhan.

Aurat merupakan batas minimal dari tubuh yang wajib ditutup karena perintah Allah. Semua yang ada pada wanita adalah aurat, kecuali hal-hal tertentu, dilihat dari sisi mana wanita itu sedang berhadapan dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
1. Aurat wanita ketika sedang shalat, seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan.
2. Aurat wanita berhadapan dengan mahramnya. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat:
a. Menurut madzab Syafi’i aurat wanita ketika berhadapan dengan mahramnya adalah antara pusat dan lutut.
b. Menurut madzab Maliki dan Hanafi aurat wanita ketika berhadapan dengan mahramnya yang laki-laki adalah seluruh badannya, kecuali muka, kepala, leher, kedua tangan dan kedua kakinya. Adapun yang termasuk mahram adalah suami, ayah, ayah suami, putranya yang laki-laki, putra suami, saudara, keponakan laki-laki dari saudara, keponakan laki-laki dari saudari, wanita, budak, laki-laki yang meyertai yang tidak mempunyai kebutuhan lagi terhadap wanita, paman dari ayah, paman dari ibu.
3. Aurat wanita berhadapan dengan orang yang bukan mahramnya. Ulama sepakat bahwa selain wajah, kedua telapak tangan, kedua telapak kaki seluruh dari tubuh waita adalah aurat, tidak halal di buka bila berhadapan dengan laki-laki asing.

“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab: 59)

Memakai jilbab adalah merupakan kewajiban yang diperintahkan kepada wanita muslim. Setelah mengetahui bahwa memakai jilbab adalah kewajiban, maka dikalangan para artis banyak yang konsisten dalam mengamalkan ajaran Islam yaitu dengan keputusan untuk mengenakan jilbab. Hal yang demikian ini berdampak positif bagi masyarakat secara umum untuk berbusana sebagaimana para artis yang kelihatan lebih cantik, bersih, sopan dan terjaga dari perilaku dan tindakan yang tidak baik yang akan merugikan dirinya sendiri. Dari itu para desainer menciptakan karya-karya baru, sehingga tercipta aneka macam jenis busana muslim. Sehingga dari waktu-kewaktu model dan corak busana muslim semakin menunjukkan peningkatan.

Setiap aturan pasti ada hikmahnya, demikian pula menutup aurat atau mengenakan busana muslimah mengandung hikmah sebagai berikut:
1. Wanita yang menutup aurat akan diberikan pahala oleh Allah, karena memakai jilbab adalah perintah sehingga melaksanakan perintah adalah berpahala. Bahkan pahalanya berlipat ganda, karena telah menyelamatkan orang lain dari berzina mata.
2. Telah menunjukkan identitas diri sebagai muslimah, tanda sebagai pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah langsung terpancar, sehingga kadang membuat orang lain menaruh hormat, kagum, segan dan mengambil jarak antara pria dengan wanita sehingga godaan akan tercegah semaksimal mungkin.
3. Pakaian merupakan cermin kepribadian seseorang, kepribadian orang akan terbaca dari cara berpakaian, misalnya orang yang bersikap sederhana, ekstrim dan lainnya akan terbaca dari cara berpakaian.
4. Busana muslimah ada kaitannya dengan ilmu kesehatan/ kimia, karena seorang dokter ahli menganalisa rambut secara kimia berkesimpulan bahwa meskipun rambut memerlukan sedikit oksigen (O2), namun pada rambut itu ada fosfor, kalsium, magnesium, pigmen dan kolesteryl dengan palmnite yang membentuk kolesteryl palmitate (C27, H45, O, CO, C15, H13) yang sangat labil akibat penyinaran atau radiasi, sehingga memerlukan pelindung yang dapat memberikan rasa aman bagi rambut dan kulit kepala. Maka kerudung atau jilbab cukup memenuhi syarat untuk melindunginya.
5. Memakai busana muslim lebih ekonomis dapat menghemat anggaran dan waktu. Wanita yang mengenakan busana muslimah bila dibandingkan dengan wanita-wanita yang suka berdandan akan lebih heman, karena tidak mudah tergiur dengan beraneka macam model. Karena baju yang seksi dan mini dengan kain yang sedkit kadang lebih mahal dari pada busana musliman.
6. Memakai busana muslimah akan menghemat waktu, berapa banyak waktu yang digunakan oleh orang-orang yang suka berdandan dan tabarruj didepan cermin, berapa lamanya untuk memoles muka, leher, menyisir rambut dan merapikan. Kalau demikian dalam sehari berapakah waktunya dihabiskan untuk berdandan. Lain bila berbusana muslimah, relatif sedikit waktu untuk mempercantik diri. Rambut cukup disisir seperlunya saja, karena rambutnya tertutup. (Tafsir Alquran Tematik Kedudukan dan Peran Perempuan, Kementerian Agama Tahun 2012).

Setelah mengetahui perintah dan manfaatnya, keputusan ada pada pribadi masing-masing, karena setiap tindakan pasti ada dampaknya. Berbuat baik akan memperoleh pahala dan meninggalkan perintah Allah berarti akan menaggung dosa. Dosa dan pahala akan dikembalikan, sebesar atau seberat apapun pasti akan mendapatkan imbalan.

12/17/2013

Renungan Waktu Hindarkan Penyesalan



Pernahkan kita merenungkan dan memikirkan masa yang akan datang, dan apakah kita pernah menyesali peristiwa yang telah lalu? Dua hal ini tentu melingkupi seluruh peri kehidupan manusia. Masa yang akan datang adalah masa yang belum dilalui manusia, walaupun kadang kehidupan manusia dilakukan secara landai-landai saja, namun kadang ada hal-hal tertentu yang menyebabkan terjadinya kegagalan dalam meraih suatu tujuan. Karena itu selagi manusia bersikap biasa-bisa saja, atau terlalu bersemangat atau hanya pasrah saja ternyata terjadi suatu bencana atau musibah atau sesuatu yang tidak diinginkan tentu hal ini akan menimbulkan penyesalan.

Penyesalan memang tinggal penyesalan, karena waktu yang telah lalu tidak dapat diputar kembali. Ketika waktu berlalu, maka batas kontrak kehidupan manusia akan habis. Sampai berapa tahunkah batas kehidupan manusia? Bila dilihat dari jumlah angka mulai dari satuan menjadi puluhan bahkan ada yang sampai seratus tahun atau lebih. Usia manusia bila dilihat dari kreteria usia, ada usia balita, anak-anak, remaja, dewasa, tua. Mereka semua ini sudah mempunyai batas usia. Sehingga setiap hamba Allah yang ditakdirkan mati dalam usia satuan tidak bisa menawar menjadi puluhan tahun. Demikian pula anak manusia yang ditakdirkan berusia hingga tua maka tidak bisa memutuskan kematian pada masa anak-anak atau dewasa.

Semua orang tentu mengharapkan diberi usia panjang, yang tentu saja dengan derajat kesehatan. Karena apalah artinya umur yang panjang bila ternyata selalu sakit-sakitan, bahkan tidak bisa menikmati indahnya kehidupan dunia. Ingatlah bahwa segala kenikmatan, kesenangan dan kebahagian manusia ini, kadang melalaikan batas kehidupannya.

Bila para pegawai dan karyawan kantor selalu menunggu waktunya untuk menerima gaji, pada waktu itu kebahagiaan terpancar karena dapat memenuhi hajat hidupnya. Para petani, peternak dan perkebunan, setiap kali mau memulai usaha selalu mempersiapkan lahan dan bibitnya. Dari hari ke minggu dan bulan bahkan sampai tahunan usahanya mulai menampakkan hasilnya, ketika panen tiba dan manusia berbahagia karena merasakan jerih payahnya telah memperoleh ganti dengan segepok uang. Dengan uang dapat ditukar dengan barang lain untuk memenuhi hajat hidup dalam upaya mewujudkan kebahagiaannya.

Demikian pula para pelajar setelah lulus dari play grup akan masuk TK dari TK masuk SD/ MI, selanjutnya SMP/ MTs kemudian SMA/ SMK/ MA dan Pergurun Tinggi. Seandainya usia si ‘Fulan” ditakdirkan 63 tahun, ketika telah lulus SMA dan mau masuk ke Perguruan Tinggi telah berusia 18 tahun, maka si “ Fulan masih akan menikmati kehidupan 45 tahun. Demikian pula para petani yang bahagia dengan hasil panennya sebenarnya setiap memasuki panen tersebut usianya semakin berkurang. Karena itu bila dikatakan “Sungguh indahnya pada masa remaja”. Indah dalam hal apa? Apakah bebas melakukan dengan tidak memikirkan dosa? Bila hal ini yang dimaksudkan tentunya segera dikoreksi, untuk diarahkan bahwa masa remaja adalah masa belajar. Maka bagaimanakah selalu memanfaatkan waktu untuk mencari dan mengumpulkan bekal keilmuan dan ketrampilan dalam menyongsong masa yang akan datang.

Bila masa muda tidak dapat memanfaatkan waktu, yang terjadi adalah penyesalan di masa tua. Segala bekal akan diperoleh pada masa muda. Semua ilmu dan ketrampilan pasti suatu saat akan bermanfaat dan berguna. Ibarat orang yang mau bebergian jauh ke suatu tempat yang belum pernah didatangi, semakin banyak dan semakin lengkap perbekalan yang dibawa, maka resiko bencana yang diterima akan semakin kecil. Sebaliknya bila perbekalannya hanya sedikit maka resiko mendapat bencana akan semakin besar. Demikian pula perbekalan banyak namun hanya satu jenis, juga resiko bencana juga semakin besar. Misalnya bepergian dengan membawa bekal makanan yang banyak tetapi tidak membawa air minum, tentu akan mengalami kesulitan yang banyak.

Disinilah rahasia Allah tentang hidup dan mati manusia yang tidak diketahui. Ada yang mengakhiri hidupnya dalam kondisi sedang beribadah dan beramal shalih sehingga akhir hayatnya akan tercatat sebagai kematian yang khusnul khatimah. Namun bila diakhir hidupnya dalam kondisi sedang melakukan kemaksiatan, maka pada akhir hayatnya akan tercatat kematian yang suul khatimah.

Setiap perjalanan hidup manusia tidak akan dapat diulang kembali, manusia tidak dapat memutar ingin kembali pada masa yang lalu. Oleh karena itu sebelum terjadi penyesalan yang tidak dapat ditebus dengan amal shalih, tiada pilihan lain kecuali dalam kehidupan dunia ini selalu berupaya untuk menjadi insan yang lebih baik. Karena kelak di hari qiyamat, banyak orang yang berandai-andai bila dikembalikan hidup diduaia akan beramal shalih.

Keindahan, kesenangan dan kebahagiaan sering menipu manusia dalam menghayati hakekat dirinya sebagai hamba Allah. Sebaliknya kesengsaran dan sikap putus asa menjadikan manusia semakin jauh dari Tuhannya. Dua hal yang ini sudah menjadi hal yang melekat. Ada senang ada susah, ada indah ada buruk, ada bahagia ada susah. Karena itu sikap manusia sebagai hamba Allah ketika bahagia maka bersyukur dan ketika mendapat musibah bersabar.

12/10/2013

Sifat-Sifat Yang Harus Dimiliki Pemimpin Berdasar Petunjuk Alquran



Muhammad adalah salah seorang hamba Allah dan merupakan Rasulullah yang mempunyai keberhasilan di dalam memimpin umatnya menuju pada pencerahan dan kemajuan. Sebagai seorang pemimpin beliau telah digembleng sejak lahir dengan kondisi sosial, ekonomi, politik, idiologi dalam kungkungan budaya jahiliyah. Sekalipun kondisi sosio cultural yang demikian buruk, namun beliau tidak pernah ikut-ikutan dengan sesama temannya, seperti mabuk-mabukan, bermain, judi dan menyembah berhala. Sifat-sifat terpuji ini yang membuktikan bahwa beliau merupakan figur uswatun hasanah (pribadi yang dapat dijadikan sebagai teladan). Sehingga sejak kecil beliau dilingkungan masyarakat terkenal sebagai orang yang jujur yang selanjutnya diberi gelar al amin.

Hal demikian telah diketahui oleh pendeta Bukhara’ tentang tanda-tanda kerasulan yang ada padanya. Beliau menyatakan bahwa sekiranya diberi umur yang panjang akan mencurahkan hidupnya untuk membantu terwujudnya kerasulan Muhammad SAW. Setelah dewasa beliau menempuh hidup dalam suasana perenungan di gua Ghira’ sehingga pada saat itu beliau menerima wahyu yang memerintahkan untuk membaca. Padahal beliau adalah seorang yang ummi (tidak bisa baca tulis). Bekal ilmu, iman dan amaliah sehingga beliau menjadi pemimpin yang handal, mempunyai sifat-sifat kerasulan Shidiq, Amanah, Tabligh, Fatanah. Sehingga ketika bersama umatnya figur yang dihormati dan terhadap musuh-musuhnya disegani.

Kita sering memimpikan munculnya pemimpin yang mempunyai seifat-sifat sebagaimana Rasulullah. Harapan rakyat tentu akan menjadi pelindung, peneduh, pencerah, pelopor. Mareka mengetahui apa yang dibutuhkan rakyat, mereka memikirkan kepentingan rakyat dan mereka bertindak untuk menyelesaikan setiap kesulitan yang dihadapi rakyat. Bahkan mereka tetap mengemban amanat rakyat, dengan mengutamakan kepentingan rakyat diatas kepentingan pribadi.

Untuk mewujudkan pribadi yang memiliki kepemimpinan yang utuh, setiap diri hendaknya mengacu pada firman Allah SWT, yang menerangkan tentang sifat-sifat yang hendaknya dimiliki oleh pemimpin:
1. Berpengetahuan luas, kreatif, inisiatif, peka, lapang dada dan selalu tanggap:

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujadalah: 11)

2. Bertindak adil, jujur dan konsekwen

“ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS. Annisa’: 58)



3. Bertanggung jawab.

“ Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, Padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." (QS. Al An’am: 164)

4. Selektif terhadap informasi.

“ Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al Hujurat: 6)



5. Memberikan peringatan.
Dan tetaplah memberi peringatan, karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Adz-Dzariyaat: 55


6. Memberikan petunjuk dan pengarahan:

“ Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar[1195]. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami. (QS. Assajdah: 55)

Jika semua petunjuk diatas dilaksanakan oleh pimpinan dan segenap anggotanya dengan penuh rasa tanggung jawab, maka akan terciptalah mekanisme roda kepemimpinan yang harmonis, berjalan lancar, tertib, dengan demikian keberhasilan dan kemenangan akan mudah dicapai. (Unsur-unsur Managemen menurut ajaran Islam, Jawahir Tanthowi, Drs, Pustaka al Husna, Jakarta:63)

Ketika membicarakan masalah kepemimpinan atau management ada beberapa kelompok:
1. Pimpinan dalam arti sempit, yaitu meliputi pucuk pimpinan dan pimpinan menengah (directing, staffing, organizing dan planning).
2. Pimpinan dalam arti luas, yakni pimpinan bawahan (first line supervisor) dan setiap kepemimpinan yang ada pada penggerak kelompok kecil misalnya (kelompok keluarga serumah, kelompok dalam lembaga sosial, rukun tetangga, rukun warga (organizing dan coordinating)
3. Kepemimpinan dalam arti sebagai pengawas (control)

Karena itu bila melihat siapakah yang dikatakan pemimpin itu? pada dasarnya semua orang adalah pemimpin, tergantung dari ruang lingkup dan kawasannya. Rasulullah SAW pernah berkata:

وَعَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُوْلُ: "كُلُّكُمْ راعٍ ، وكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، وَالأِمَامُ رَاعٍ ، وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، والرَّجُلُ رَاعٍ في أَهْلِهِ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ, وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَّةٌ فِيْ بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُوْلَةٌ عَنْ رعِيَّتِهَا ، وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِيْ مَالِ سَيِّدِهِ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ" متفقٌ عليه

Dari Ibnu Umar Radhiallahu 'an hu, katanya: "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu akan ditanyakan kepemimpinanmu. Seorang imam adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang lelaki adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan ditanya tentang kepemimpiannya, seorang isteri adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang pelayan juga pemimpin dalam harta tuannya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Maka semua orang dari engkau sekalian itu adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya."(Muttafaq 'alaih)

Demikianlah bahwa Islam mengartikan kepemimpinan itu dalam arti yang luas, bahkan setiap orang itu menjadi pemimpin, bila tidak memimpin orang lain dalam suatu kelompok, atau dalam keluarga. Dia adalah pemimpin terhadap dirinya sendiri, karena itu bagaimana akan sukses memimpin orang lain, sedangkan memimpin dirinya sendiri saja tidak bisa. Karena pemimpin yang baik selalu memulai dari dirinya sendiri, sebagaimana Rasulullah Muhammad SAW, apa yang beliau katakan tentu beliau laksanakan. Sehingga Islam disamping ajaran yang mengandung nilai-nilai hakiki dan kadang normatif, Islam akan menjadi ajaran aplikatif yang berdampak pada perwjudan Islam sebagai rahmat bagi sekalian alam.