12/01/2016

Fadhilah Ibadah Menambah Pahala



Beribadah kepada Allah hendaknya melihat kepada para ulama’ dan para ‘abid. Jadilah pribadi yang selalu haus dengan amal shalih, selalu loba pada ahli ibadah. Dan jadilah pribadi yang selalu kukuh untuk meneladani pribadi Rasulullah. Berupayalah untuk meraih keutamaan ibadah, jauhkan sifat hanya sekedar mendengar, berbicara tanpa amal. Wujudkan setiap tarikan nafas dan detak jantung sebagai ibadah.


اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ وَاْلِاسْتِقْلَالِ أَوِاْلحُرِّيَّةِ، وَأَفْهَمَنَا مِنْ عُلُوْمِ الدِّيْنِ وَاْلعَقِيْدَةِ، وَبَيَّنَ لَنَا وَأَرْشَدَنَا اْلأَخْلَاقَ الْكَرِيْمَةَ وَاْلأَعْمَالَ الصَّالِحَةَ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

 Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah kita berupaya meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Bentuk ketaatan orang-orang yang beriman sesungguhnya merupakan ungkapan rasa syukur atas segala kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah. Pernahkah kita membayangkan sungguh besar dan banyaknya karunia Allah. Pernahkah kita memikirkan dan menyadari bahwa kita diberikan panjang umur, kesehatan dan kesempatan adalah merupakan kenikmatan? Ataukah segala pemberian Allah dipandang sebagai suatu yang dibiarkan berlalu tanpa makna?

Karena itu dalam kesempatan khutbah ini sejenak marilah kita renungkan firman Allah:


….dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (QS. Ibrahim: 34)

Allah sebagai Al Khaliq, telah menciptakan makhluk termasuk manusia dengan diberikan segala kebutuhan yang diperlukan. Bahkan ketika kita disuruh untuk menghitung nikmat Allah niscaya kita tidak akan dapat menghitungnya. Karena itu dengan banyaknya nikmat Allah kita berupaya untuk menjadi orang-orang yang pandai bersyukur, karena sesungguhnya dengan bersyukur niscaya Allah akan menambahkan nikmatnya kepada kita. Kenikmatan yang akan diberikan Allah baik di alam dunia maupun di akherat kelak.

Sebagai contoh ibadah shalat, yang menjadi salah satu kewajiban utama bagi umat Islam. Bagaimanakah Allah memerintahkan, dan Rasulullah menegaskan bahwa shalat menjadi tiang agama, bahkan shalat menjadi barometer setiap amal perbuatan orang-orang yang beriman. Shalat yang berkualitas akan dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Di akherat kelak akan menjadi ibadah yang pertama kali akan ditanyakan. Bila shalatnya baik maka ibadah yang lain akan menjadi baik.

Ketika Allah memerintahkan untuk menegakkan shalat, Allah akan melipatgandakan pahala shalat dengan beberapa macam cara:
1. Bila dilaksanakan dengan berjamaah maka Allah akan melipatgandakan menjadi 27 derajat:

"صَلاةُ الجَمَاعَةِ أَفضَلُ مِنْ صَلاةِ الفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ درَجَةً " متفقٌ عليه
"Shalat jamaah adalah lebih utama dari shalat fadz yakni sendirian dengan kelebihan dua puluh tujuh derajat." (HR. Buchari Muslim).

2. Bila setiap saat berjamaah di masjid (pagi dan petang) maka Allah akan memberikan hidangan layaknya ahli jannah.
" مَنْ غَدا إِلى المسْجِدِ أَوْ رَاحَ ، أَعَدَّ اللَّه لهُ في الجَنَّةِ نُزُلاً كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ " متفق عليه .
"Barangsiapa pergi ke masjid pada waktu pagi atau sore hari, maka Allah menyediakan makanan yang lezat di surga, setiap ia pergi pada waktu pagi atau sore hari." (HR. Buchari Muslim)

3. Bila rajin shalat jama’ah di masjid maka dosanya akan berkurang dan akan dinaikkan derajadnya oleh Allah.
" مَنْ تَطَهَّرَ في بَيْتِهِ ، ثُمَّ مَضى إِلى بيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ ، لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرائِضِ اللَّهِ كانَتْ خُطُواتُهُ إِحْدَاها تَحُطُّ خَطِيئَةً ، والأُخْرى تَرْفَعُ دَرَجَةً " رواه مسلم .
" Barangsiapa yang bersuci di rumahnya kemudian ia pergi ke salah satu dari beberapa rumah Allah yakni masjid untuk menyelesaikan salah satu shalat wajib dari beberapa shalat yang diwajibkan oleh Allah, maka langkah-langkahnya itu yang selangkah dapat menghapuskan satu kesalahan sedang langkah yang lainnya dapat menaikkan satu derajat." (HR. Muslim) 

4. Menegakkan shalat-shalat tertentu di masjid maka akan diberikan keutamaan tertentu pula.
يَتَعَاقَبُونَ فِيكم مَلائِكَةٌ بِاللَّيْلِ، وملائِكَةٌ بِالنَّهَارِ، وَيجْتَمِعُونَ في صَلاةِ الصُّبْحِ وصلاةِ العصْرِ، ثُمَّ يعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكم، فيسْأَلُهُمُ اللَّه وهُو أَعْلمُ بهِمْ: كَيفَ تَرَكتمْ عِبادِي؟ فَيقُولُونَ : تَركنَاهُمْ وهُمْ يُصَلُّونَ، وأَتيناهُمْ وهُمْ يُصلُّون " . متفقٌ عليه .

"Berganti-gantilah untuk menyertai engkau semua beberapa malaikat di waktu malam dan beberapa malaikat di waktu siang. Mereka berkumpul dalam shalat Subuh dan shalat Asar. Kemudian naiklah malaikat yang bermalam denganmu semua itu, lalu Allah bertanya kepada mereka, padahal sebenarnya Allah adalah lebih Maha Mengetahui tentang hal ihwal hamba-hamba-Nya, Allah bertanya: "Bagaimanakah engkau semua meninggalkan hamba-hamba-Ku?" lalu para malaikat itu menjawab: "Kita meninggalkan mereka dan mereka sedang melakukan shalat dan sewaktu kita mendatangi mereka itu, juga di waktu mereka melakukan shalat." (HR. Buchari Muslim) 

"مَنْ صَلَّى العِشَاءَ في جَمَاعَةٍ ، فَكَأَنَّما قامَ نِصْف اللَّيْل وَمَنْ صَلَّى الصبْح في جَمَاعَةٍ ، فَكَأَنَّما صَلَّى اللَّيْل كُلَّهُ " رواه مسلم .

"Barangsiapa yang mengerjakan shalat Isya' dengan jamaah, maka seolah-olah ia mendirikan shalat separuh malam dan barangsiapa yang mengerjakan shalat Subuh dengan jamaah, maka seolah-olah ia mendirikan shalat semalam suntuk." (HR. Muslim)

Begitu besarnya karunia Allah yang kelak akan kepada orang-orang yang beriman. Maka Rasullah mengandai-andai.

" وَلَوْ يعْلَمُونَ مَا في العَتَمَةِ والصُّبْحِ لأَتَوْهُما وَلَو حبْوًا " متفقٌ عليه . وقد سبق بطوِلهِ .
"Andaikata para manusia itu mengetahui betapa besar pahalanya mengerjakan shalat Isya' dan Subuh dengan berjamaah, niscayalah mereka akan mendatangi kedua shalat itu, sekalipun dengan berjalan merangkak." (HR. Buchari Muslim)

Begitulah cara Allah melipatgandakan pahala kepada orang-orang yang beriman, walaupun umat nabi Muhammad usianya pendek-pendek berkisar maksimal antara 60-70 tahun sangat jauh berbeda dengan umat yang lain yang lebih lama. Namun sekalipun pendek bila dapat memaksimalkan perintah Allah beserta usaha untuk meraih keutamaan ibadah niscaya bobot pahalanya akan menjadi lebih banyak. Sekalipun usia pendek mudah-mudahan selalu istiqomah dalam menjalankan ketaatan sehingga akan meraih keutamaan yang lebih banyak, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

10/28/2016

Aktualisasi Iman, Terkadang Dengan Ujian dan Cobaan



Iman bukan suatu yang bersifat statis, yang tersembunyi didalam hati, atau cukup diungkap dan diucapkan dengan lisan saja. Iman memerlukan pembuktian dan akutualisasi dengan amal perbuatan, bahkan keimanan juga mengalami beraneka macam ujian dan cobaan.

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al Ankabuut: 2-3)

Sebagai sebuah keyakinan agama, keimanan diantara bercirikan sebagai berikut:

  1. Memiliki kedalaman atau intensitas yang membedakannya dari bentuk-bentuk keyakinan manusia yang lain. Iman merupakan kepercayaan manusia paling kuat, paling mengesan dan paling mendalam yang dimilki manausia. Misalnya keyakinan terhadap Allah mengalahkan dari segala bentuk keyakinan.
  2. Iman melibatkan pribadi manusia seutuhnya dan keseluruhan aspek kehidupannya. Perasaan, kehendak, pikiran dan perbuatan-perbuatan manusia sama-sama terlibat.
  3. Iman bersifat imperative karena merupakan sumber motivasi perbuatan manusia yang sangat kuat, seorang yang beriman akan selalu merasa bersalah, jika ia tidak berbuat sesuai dengan tuntutan imannya.
  4. Iman bersifat energik, bersemangat, eksploratif dan menggetarkan jiwa, karena iman bukan merupkan suatu yang hampa dan tanpa daya.
  5. Iman bersifat komunikatif, mendorong pemiliknya untuk berbagi kata dan rasa dengan pihak lain untuk memberikan gambaran tentang hal-hal yang dirasakannya.
  6. Iman bersifat propagandastik, mengajak pihak lain untuk sama-sama ambil bagian dalam proses dan kegiatan aktualisasi iman dalam kehidupan sehari-hari.
  7. Iman bersifat transformatif, memotivasi orang-orang yang beriman untuk melakukan perubahan, hal-hal yang tidak sejalan dan bertentangan dengan nilai-nilai keimanan menjadi seperti yang diinginkan. (Musa Asy’ari dkk, Prof. Dr, Dimensi Ajaran Islam menuju masyarakat anti korupsi, Dirjen Bimas Islam Depag RI dan Departemen Kominfo, Jakarta, 2007: 14)

10/21/2016

Fungsi dan Pengaruh Pakaian



Bila melihat suku primitive mereka tidak mengenakan pakaian, kemanapun dan dimanapun tidak mengenakan pakaian, sehingga tidak ada hal-hal yang dirahasiakan. Mulai dari rambut sampai kaki semuanya terbuka dan bebas dipertontonkan, tidak ada rasa malu karena pada masa itu dan menurut mereka tidak ada aurat. Pada umumnya masyarakat primitive belum memikirkan tentang pakaian, sehingga kadangkala mereka hanya menutup alat kelaminnya saja. Dalam perkembangannya mereka menggunakan kulit binatang sebagai pakaian.

Seandainya kita hidup di lingkungan dan waktu tersebut, kitapun akan seperti mereka. Karena itu kita amat beruntung dan bersyukur karena hidup dalam lingkungan masyarakat berbudaya dan berperadaban. Bahwa segala peri kehidupan manusia sudah ada aturan dan tuntunannya, baik dan buruk, benar dan salah. Bagaimanakah agama khususnya Islam memberikan aturan berpakaian yang baik dan benar.
Fungsi pakaian:

  1. Untuk melindungi tubuh dari segala hal yang membahayakan, karena dengan berpakaian akan melindungi tubuh dari angin, panas, dingin, debu, sengatan serangga dan binatang melata. Misalkan kita pergi ke sawah atau hutan dengan tidak berpakaian, niscaya akan menjadi sasaran nyamuk, lalat, semut, ulat. Demikian pula ranting, dahan dan dedaunan, duri akan mengenai kulit sehingga akan menimbulkan luka yang akan menimbulkan kulit terluka dan mengurangi keindahannya. Dengan berpakaian niscaya akan terjaga dari gangguan.
  2. Untuk perhiasan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata pakaian bukan hanya untuk melindungi tubuh tetapi meningkat lagi pada fungsi estetika yaitu untuk menimbulkan keindahan, karena perkembangan dunia mode menjadi bentuk yang bermacaam-macam, dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan. Berbagai macam jenis tekstil, dari kain polos, mori, wool, lurik, kotak-kotak hingga batik, menjadi beraneka macam jenis pakaian. Sehingga dengan berpakaian tertentu akan meimbulkan keindahan, nyaman dipakai dan enak dipandang.
  3. Untuk identitas, misalnya ada pakaian adat, pakaian sekolah, pakaian olah raga, pakaian kerja, pakaian untuk shalat, pakaian renang, pakaian untuk pesta, pakaian pengantin, pakaian ihram dan sebagainya.
  4. Untuk menutup aurat. Umat Islam mengenal aurat karena adanya petunjuk Alquran dan hadits. Sehingga pakaian yang kenakan oleh umat Islam disamping untuk perlindungan, keindahan, identitas juga harus bisa menutup aurat. Karena dengan menutup aurat akan dapat menghindarkan dari perbuatan hawa nafsu.
  5. Sebagai pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Manakah ada hewan yang berpakaian, pakaian mereka hanya kulit, bulu dan rambutnya saja.

Selain hal-hal yang telah kami sebutkan diatas tentu masih terdapat fungsi pakaian yang lain, terutama bila dilihat dimanakah, kapan, mengapa berpakaian maka disana akan ditemukan secara lebih mendetail tentang fungsi pakaian.

Karena fungsi pakaian yang demikian besar, orang memakai pakai karena faktor alam atau karena fitrah insaniyah ada yang berpakaian karena mengikuti perintah Allah. Namun sebaiknya bahwa berpakaian disamping karena kebutuhan hidup manusia juga hendaknya mengikuti tuntunan perintah Allah SWT. Pada dasarnya bahwa ketika berpakaian tingkah laku dan perbuatan manusia akan mengikuti sifat dasar pakaian tersebut. Misalnya orang yang berpakaian batik lengan panjang, celana panjang dan bersepatu tentu akan membawa pada perilaku yang lebih kalem, apalagi bila bagi seorang muslim ditambah dengan accessoris lain seperti peci, surban tentu dalam kata-kata, sikap dan perbuatannya akan lebih berhati-hati.

Begitu pula bagi seorang muslim ketika menegakkan shalat dengan mengenakan sarung, baju koko, pecis atau jubbah, surban dan peci, atau celana panjang, jas, peci bandingkan dengan ketika menegakkan shalat menggunakan celana jean, kaos oblong, atau baju olah raga tentu berbeda dan pengaruh dalam berupaya untuk menegakkan shalat yang berkualitas. Memang pakaian itu sangat berpengaruh dalam sikap dan perilaku. Bahkan kadang akan muncul sikap ujub dan riya’ . Apalagi bila memakai pakaian atau accessoris tertentu. Memakai kaca mata hitam, memakai baju adat, baju resmi atau pakaian yang nampak seksi maka di dalam moment apapun berupaya untuk diabadikan dan dipertontonkan kepada khalayak dengan cara di posting di media sosial.

Perilaku kabilah Bani Tamim yang pernah berkunjung kepada Rasululah Muhammad, lalu mereka mengolok-olok beberapa sahabat yang miskin karena pakaiannya yang sangat sederhana, seperti Ammar, Suhaib, Bilal, Khabbab, Salman Al Farisi dan lainnya. Begitulah bahwa pakaian yang jelek akan menimbulkan penghinaan dan pakaian yang mewah akan menuai pujian sehingga tidak menutup kemungkinan bagi pemakainya akan bangga sehingga menjadi lupa diri.

Karena itu berhati-hatilah dengan pakaian yang dikenakan, sudah sesuaikah dengan petunjuk Allah, karena disamping aman, indah, etis, menutup aurat dan juga dapat menjaga diri dari pemakainya dari sifat ujub, riya’ dan sombong. Berhati-hati pula dengan accecoris yang dikenakan. Suatu yang menurut diri sendiri baik dan sederhana menurut orang lain norak dan glamor. Karena itu pakaian hendaknya dapat menciptakan ketenangan dan keamanan bagi pemakainya dan lingkungannya.

10/19/2016

Do'a Pekan Olah Raga Kabupaten - PORKAB



Olah raga adalah salah satu media untuk meraih dan merasakan menjadi pribadi yang sehat. Diharapkan didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Namun hendaknya jangan sampai melupakan unsur rohani atau jiwa. Ketenangan jiwa juga akan menentukan kesehatan jasmani. Karena itu jiwa dan raga hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan. Jiwa yang sehat akan dapat berfikir yang sehat berbuat yang normal. Karena itu agar terjadi keseimbangan dua unsur tersebut pada kegiatan pembukaan Porkab kita memohon petunjuk dan bimbingan kepada Allah. Agar bisa befrjalan dengan baik dan lancar. Sehingga dengan Porkab ini dapat memasyarakatkan olah raga dan mengolahragakan masyarakat yang pada akhirnya dapat mewujudkan pribadi yang berintegritas, sportif dan disiplin.

الحمد لله رب العالمين حمدايوافى نعمه ويكافى مزيده ياربنا لك الحمد ولك شكر كما ينبغى لجلال وجهك وعظيم سلطانك اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين.


Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat-Mu, atas limpahan nikmat dan karunia-Mu pada pagi hari ini, kami dapat berkumpul di tempat ini, dalam rangka pembukaan Pekan Olahraga Kabupaten  tahun 2016. Semoga kegiatan ini tercatat sebagai amal ibadah kepada-Mu.

Ya Allah kami yakin dengan sepenuh hati, bahwa kekuasan-Mu meliputi segala yang berada di langit dan bumi. Yang nampak dan yang sembunyi. Engkau berkuasa menciptakan dan Engkau berkuasa mengatur, melindungi dan mencukupi seluruh keperluan segala makhluk ciptaan-Mu.

Engkau Maha besar maka hanya Engkau yang patut dibesar-besarkan, disanjung dan dipuji. Karena itu ya Allah atas kekuasaan dan kebesaran-Mu maka hanya kepadamu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami serahkan segala daya upaya kami.

Ya Allah, ya Qadir, jadikanlah kegiatan ini sebagai tonggak perjuangan hidup manusia untuk mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga guna meraih derajat kesehatan, menuju insan yang kuat, tangkas, berintegritas, sportif dan disiplin.

Ya Allah, ya Haadi, bimbinglah setiap langkah dan perjuangan kami dengan petunjuk-Mu, jauhkanlah segala sikap dan perbuatan yang menghalangi untuk taat kepada-Mu. Karena itu ya Allah berikanlah keberkahan dengan kegiatan PORKAB ini, wujudkanlah semangat persaudaraan, persatuan dan kesatuan, agar pembangunan di negeri ini senantiasa dalam ridha dan ampunan-Mu.

Ya, Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami berserah diri.

ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الا خرة حسنة وقنا عذاب النار, والحمد لله رب العالمين

7/25/2016

Amaliyah Pasca Ramadhan Menuju Syawal Sebagai Peningkatan Ibadah-Bagian IV.



Untuk meraih derajad muttaqin, bukanlah hal yang mudah. Kerena setiap kebaikan pasti diiringi dengan keburukan, setiap niat baik selalu ada halangan, karena itu ada beberapa hal yang menjadi penghalang pencapaiannya:

  1. Tidak bisa melawan godaan syetan, biasanya diawali dengan memperbanyak makan dan minum yang menjadi langkah masuknya syetan. Syetan menggoda manusia dengan berbagai macam tipu muslihat, makan dan minum adalah pintu pertama yang menjadi gerbang jatuhnya derajat ketaqwaan. Kesederhanaan beralih dengan sikap berlebihan, apalagi pada yaumul futhur segala kesederhanaan beralih dengan sikap berlebihan, apalagi pada yaumul futhur segala macam bentuk makanan dan hidangan disediakan dengan gratis. Pernah terjadi pada tiga puluhan tahun yang lalu setelah selesai melaksanakan shalat Id dilanjutkan dengan perjalanan shilaturahim, berkunjung ke sanak-saudara, tetangga, bahkan semua orang kampung. Setiap kali masuk rumah selalu dipersilahkan untuk makan dan minum, maka dalam satu hari bisa sampai puluhan kali makan dan minum. Hal ini bisa terjadi sampai tujuh hari, karena itu dalam satu bulan berpuasa, kembali pada kebiasaan sebelumnya, dengan makan dan minum secara berlebihan. Pantas saja badan menjadi letih, mengantuk dan akhirnya banyak tidur. Tidur bukan suatu kebutuhan namun karena melakukan aktifitas fisik yang tidak baik.
  2. Munculnya sikap egoisme, karena merasa paling senior, paling berpengaruh, paling pintar, paling berkuasa sehingga bila telah melakukan perbuatan salah tidak mau mengakui bahwa dirinya bersalah dan harus meminta maaaf. Bahkan bisa jadi akan menyembunyikan kesalahan dan menumpahkan kesalahan pada yang lain. Adalah kewajiban orang yang bersalah yang terlebih dahulu untuk memohon maaf. Orang miskin, orang bodoh, orang lemah, rakyat jelata, bawahan bila mereka bersalah mereka segera memohon maaf. Ketika bersalah dan memohon maafpun seringkali mereka masih disalahkan. Karena itu tantangan terberat untuk melawan sikap egoisme yang bisa melumpuhkan sendi-sendi keberadaban dan kemanusiaan. Karena itu siapapun yang berkuasa, sedang berjaya, banyak harta dan teman, tetap sebagai manusia yang mempunyai jasad renik, suatu saat bisa jadi akan berbalik menjadi manusia lemah, miskin dan dikucilkan dari pergaulan. Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai sifat ketergantungan. Andaikan didunia tetap dibiarkan dalam kesombongan sesungguhnya ini merupakan ujian terhadap apapun yang sedang dimiliki. Namun bagi orang yang beriman segala yang dimiliki disadari sebagai satu anugerah yang harus disyukuri. Kehidupan manusia tidak akan abadi karena kelak akan beralih pada kehidupan akhirat, dimana manusia akan merasakan balasan atas semua perbuatan yang telah dilakukan.


3. Merasa cukup dengan ibadah fardhu, sehingga ibadah sunnah dipandang kurang penting. Ibadah fardhu hendaknya disertai dengan ibadah sunnah, karena dengan memperbanyak ibadah sunnah maka ibadah fardhu akan terasa lebih ringan, bahkan akan meningkatkan kualitas ibadah. Sehingga setiap ibadah akan mempunyai pengaruh, ibadah bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja namun sesungguhnya ibadah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah.

4. Kesibukan dalam hal urusan dunia sehingga banyak orang yang tidak sempat mengadakan tadarus Alquran secara rutin, bahkan segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan agama dipandang tidak penting. Karena ketika mengikuti kegiatan majlis taklim berpandangan bahwa hal yang demikian dapat diikuti dalam siaran radio atau TV yang bisa dilakukan sambil bekerja. Kegiatan majlis taklim sesungguhnya bukan saja sebagai media untuk menambah pengetahuan, namun terdapat faktor lain, karena dapat mengeratkan rasa ukhuwah, persatuan. Membiasakan diri untuk berinfaq dan shadaqah.

5. Merasa kebutuhan diri dari waktu kewaktu semakin banyak, sehingga timbul kekhawatiran, bahwa ketika berinfaq dan shadaqah akan menghambat untuk mendapat sesuatu yang diharapkan. Infaq dan shadaqah akan mengurangi harta, sehingga ketika mempunyai uang satu juta rupiah bila diinfaqkan lima puluh ribu rupiah menjadi tidak genap satu juta sehingga tidak dapat untuk membeli barang yang harganya satu juta. Dimana harga di toko sudah pas dan tidak bisa ditawar lagi. Sifat bakhil yang demikian inilah sehingga menjadi orang yang suka mengumpulkan dan menghitung-hitung harta yang dimiliki.
6. Permainan dan sendau gurau bisa melalaikan kehidupan akhirat. Banyak sekali ilmu pengetahuan dan teknologi yang diciptakan manusia, untuk memudahkan manusia meraih tujuan. Terknologi terkini adalah hand phone android, dengan berbagai macam fasilitas, mulai dari sekedar untuk sms, memanggil dan menerima panggilan, WhatsApp, email, games, twiter, bermain, game, bisnis dan sebagainya. Hal ini kadang telah banyak melalaikan, sehingga hal-hal yang bersifat ukhrawi banyak dikesampingkan.

Aktualisasi pencapaian derajat muttaqin
1. Menstabilkan pelaksanaan ibadah.
Pelaksanaan ibadah bukan temporer dan bukan insidental, ibadah hendaknya secara istiqomah atau terus menerus. Karena itu Rasullah pernah menyampaikan salah satu tanda orang yang beruntung adalah siapapun yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan beropsesi bahwa hari esok akan menjadi lebih baik. Namun sebaliknya bila hari ini lebih buruk dari hari yang kemarin maka termasuk orang yang celaka. Dan yang hari ini setaraf atau sama dengan hari yang kemarin saja termasuk kategori orang yang merugi. Karena itu dalam hal ibadah setiap muslim dianjurkan untuk melihat kepada orang yang lebih darinya, orang yang lebih shalih, orang yang alim, orang yang gemar berinfaq, bersedekah, orang yang rajin menegakkan shalat lail, puasa sunnah, mereka itulah yang dijadikan sebagai teladan, kita hendaknya merasa iri mengapa mereka bisa.

2. Meningkatkan kesyukuran dengan membandingkan atas segala kenikmatan yang telah diberikan Allah.
Bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan Allah, nikmat apakah yang telah diberikan dan dirasakan? Harta, pangkat dan jabatan adalah merupakan anugerah. Karena dengan semua ini manusia akan dapat meraih segala cita-cita bahkan ambisinya.

Pernahkan menyadari bahwa manusia diberikan organ yang lengkap adalah merupakan anugerah? Manusia diberikan akal, nafsu dan agama adalah merupakan anugerah? Pernahkan menyadari bahwa segala organ tubuh dapat berkerja sesuai dengan fitrahnya merupakan anugerah? Kerena itu kelengkapan organ tubuh manusia sebagai sebaik-baik makhluk adalah anugerah Allah yang harus selalu disyukuri. Manusia diberikan kesehatan adalah merupakan anugerah Allah yang harus disyukuri. Ketika sakit maka aktifitas manusia akan terganggu, pekerjaan banyak terbengkelai bahkan akan menjadi berantakan. Bahkan terkadang hubungan sosial akan menjadi kaku dan tidak harmonis lagi.

3. Menjadi pribadi yang loba terhadap ilmu.
Dengan ilmu maka hidup akan menjadi mudah, belajar terhadap ilmu tidak mengenal batas waktu. Karena itu setelah selesai mempelajari ilmu beralih pada ilmu yang lain, dengan ilmu akan membuka rahasia Allah atas penciptaan langit dan bumi silih bergantinya malam dan siang sesungguhnya terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Orang yang berakal senantiasa memadukan antara dzikir dan fikir. Dzikir tanpa fikir manusia akan statis sedang fikir tanpa dzikir manusia lalai terhadap kekuasaan Allah.

4. Menjadi pribadi muslim merasa iri terhadap orang lain yang giat dalam beramal ibadah.
Rasulullah adalah teladan bagi umat Islam, haqqul yakin kebenaran risalah dan keteladanannya. Banyak muslim yang berupaya meneladani walaupun tidak sepenuhnya, karena kemampuan umat Islam sangat terbatas. Apakah tindakannya sesuai dengan sunnah rasul atau sekedar mencari legitemet. Karena itu sikap khusnudhan hendaknya selalu ditanamkan bahwa pada setiap keburukan tetap ada mutiara, dan setiap kebaikan juga ada kekurangan. Karena itu sisi positif dan kebaikan hendaknya yang selalu berupaya untuk diberdayakan dan dibudayakan. Ketika melihat kebaikan ada pada orang lain berupaya untuk meraih kebaikan yang lebih baik lagi.


5. Melihat orang lain yang lebih shalih dalam hal ibadahnya dan melihat kepada yang lebih rendah dalam urusan dunia.
Melihat orang lain dalam urusan akhirat akan menimbulkan dorongan taat dan giat dalam beribadah sebaliknya melihat orang lain dalam urusan dunia akan menjadikan diri pribadi yang hina, rendah diri dihadapan manusia dan jauh dari petunjuk Allah. Karena itu bila ingin menjadi orang yang bersyukur dan bersabar maka lihatlah kepada orang yang dibawahnya dalam urusan dunia dan lihatlah kepada orang yang lebih atas dalam urusan akhiratnya.

6. Berniat untuk memulai melaksanakan kebaikan walaupun dari hal yang kecil, mulai dari sekarang dan mengawali dari diri sendiri.
Setiap kebaikan dimulai dari hal yang kecil, setiap keikhlasan dimulai dari pekerjaan yang dilaksanakan secara terus-menerus. Setiap negara dimulai dari kumpulan masyarakat dan setiap masyarakat dimulai dari kumpulan individu orang-perorang. Karena itu setiap kebaikan dalam suatu negara dimulai dari diri sendiri.

Ada siswa kelas 2 madrasah Ibtidaiyah, pada bulan Ramadhan ikut melaksanakan puasa, ada yang kuat sampai waktu maghrib ada yang setengah hari. Kedua-duanya adalah merupakan suatu kebaikan. Mereka mau melaksanakan karena lingkungan dan pembiasaan. Bandingkan dengan mereka yang lingkungannya tidak mendukung baik keluarga maupun masyarakatnya. Sampai dewasapun mengatakan tidak kuat berpuasa, menahan tidak makan dan minum selama sehari. Karena itu perlunya pembiasaan sejak dini agar erasa lebih mudah dan ringan.