12/09/2014

Tidak Sadar Telah Mengganggu dan Meresahkan Orang Lain




Dalam forum sarasehan FKDM (Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat), ketika narasumber dari TNI dan Polres memaparkan materi, disuasana siang hari kondisi audien amat berfariasi. Ada yang dengan tekun menyimak, mencermati dan mencatat setiap materi yang telah didengarnya, setiap materi yang dianggap penting dan asing baginya segera didokumentasikan dalam bentuk tulisan. Mereka yakin karena paparan tersebut merupakan materi baru dan ilmu baru baginya. Disamping itu dia juga sebagai pengurus harus mengetahui latar belakang, maksud dan tujuan serta visi dan misinya. Semua ini yang kelak akan menjadi bekal ketika dia berada ditengah-tengah masyarakat dan harus sigap cepat tanggap dan cepat lapor. Peserta ini merupakan peserta yang produktif dan menjadi harapan bagi pejabat yang telah menunjuknya sebagai pengurus.

Disamping peserta yang aktif terdapat peserta yang pasif, karena terlalu hidmatnya dalam menyimak setiap paparan sehingga terlelap dan kemudian tidur. Apapun yang telah disampaikan nara sumber sama sekali tidak didengar dan diketahuinya. Sehingga ketika ditanyakan, apa yang telah diperoleh dari kegiatan sarasehan, hanya menjawab singkat, saya tidak mencatat sehingga menjadi lupa. Padahal lupanya bukan karena tidak mencatat namun karena tidak mendengar paparan yang telah disampaikan narasumber. Bila mengetahui hal demikian maka pejabat yang menunjuknya menjadi pengurus akan kecewa, marah dan sebagainya. Karena ternnyata amanat yang diberikan kepadanya tidak dapat dilaksanakan. Mereka hadir hanya sekedar memenuhi undangan saja.

Peserta sarasehan yang ketiga adalah peserta yang kurang memperhatikan, karena kegiatan itu dijadikan sebagai ajang untuk temu kangen terhadap teman-temannya, sehingga dalam acara sarasehan hanya digunakan untuk bercerita, ngobrrol dengan teman duduk baik disamping kanan, kiri depan atau belakngnya. Dia tidak memperdulikan orang lain bahkan tidak memperdulikan materi yang sedang dipaparkan. Peserta sarasehan yang demikian ini kelak tidak akan dapat melaksanakan amanat dengan baik, amanat, tugas dan tanggung jawab dipandang hanya main-main saja.

Dalam suasana sarasehan yang diikuti oleh peserta dengan karakter yang berbeda-beda, tiba-tiba terdengar suara kentut. Spontan terdengar ucapan “tidak sopan”, walaupun orang yang kentut tidak dengar bahwa dirinya dimaki-maki, namun sekalipun tidak di maki-maki sebenarnya dia sudah merasa malu, menyesal dan menyalahkan dirinya sendiri. Mengapa tidak dapat menahan kentut. Itulah suara kentut yang mengeluarkan suara, sekalipun tidak berbau orang telah merasa jijik dengan bau tak sedap yanag akan segera dihirupnya. Sehingga walaupun tidak berbau tangannya akan menutup hidungnya.

Bagaimanakah ketika mencium bau kentut yang keluar tidak mengeluarkan bunyi. Orangpun akan menuduh kiri kanan, depan belakangnya yang telah kentut. Tangannya segera menutup hidungnya sambil mengeluarkan ucapan “kurang ajar, kentut disembarang tempat, tidak sopan, kalau tahu etika mestinya mau kentut keluar dulu biar tidak meracuni orang lain”. Ketika kentut berbau namun tidak berbunyi, si pelakupun akan pura-pura menutup hidungnya, seakan-akan bukan dia tidak kentut, walaupun bau tidak sedapnyapun tetap dihirup, dan merasa bangga bahwa kentutnya berbau dan dicium oleh orang lain.

Maka ketika dalam forum sarasehan melihat orang ngobrol dengan temannya dan tidak mendengarkan paparan dari nara sumber, orang akan menilai bahwa dia tidak bisa menghargai orang lain. Ketika mendengar suara kentut akan mengatakan tidak sopan, ketika mencium bau kentut yang tidak bersuara, akan mengatakan “kurang ajar” atau kata-kata hujatan lainnya. Mengapa demikian, tidak lain karena perbuatan tersebut merugikan orang lain, ketika ngobrol maka akan menghilangkan konsentrasi teman yang lain, ketika kentut akan mengganggu dan meracuni orang lain.

Dalam suasana sarasehan ternyata masih ada kebiasaan orang yang tidak memperdulikan orang lain. Bagimanakah ketika asap rokok bertebaran didalam ruangan, orang yang tidak merokok dan tidak suka merokok terpaksa harus mengirup asap rokok. Berkali-kali dia menghindar dari asap rokok, bahkan meniup asap rook agar menjuh darinya. Sadarkah bagi perokok bahwa dia telah mengganggu dan merugikan orang lain? Sadarkah dengan slohgan bahwa merokok dapat merugikan kesehatan? Sadarkah bahwa ketika dia mendengar temannya yang meninggal secara mendadak karena serangan jantung coroner? Sadarkah dia yang baru saja menengok temannya yang di rawat di ICU karena terjadi penyempitan pembuluh darah yang diantaranya disebabkan karena nikotin dan thar dari merokok? Sadarkan dia ketika melihat saudaranya yang diperitahkan dokter untuk berhenti merokok, ternyata penyakitnya sudah kronis? Sadarkan ketika dokter telah menyarankan agar tidak merokok akan menjadikan dirinya hidup dalam ketergantungan dan keterbatasan? Sadarkah bahwa dirinya telah mengganggu dan meresahkan orang lain? Sadarkan bahwa egoisme adalah sikap buruk yang harus dijauhi?

Diskusi antara perokok dengan orang yang tidak merokok tidak akan pernah berakhir dan tidak akan dapat ditemukan titik temu, masing-masing mempunyai argumentasi yang berbeda. Namun sesungguhnya perokok akan menyadari kekhilafannya bila sudah tidak merokok lagi, bagi dirinya sendiri, keluarga dan lingkungannya.

Sudah beberapa kali mendengar penuturan para perokok yang tidak merokok lagi mengatakan bahwa setelah tidak merokok nafasnya menjadi longgar, pakaiannya tetap bersih dan tidak berbau sangit. Lingkungan dan ruangannya tetap terjaga kebersihannya, keharmonisan akan tetap terjaga. Mudah-mudahan Allah menyadarkan hambanya yang sedang khilaf.

Ziarah Kubur Membuka Rangkaian Kegiatan HAB ke-69 Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo





Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa dan pengorbanan para pendahulu. Apa yang dilakukan para pendahulu adalah upaya penyelamatan bagi genarasi sekarang dan yang akan datang. Sungguh besar perjuangan dan pengorbanan para pendahulu untuk menyelamatkan keimanan umat beragama khususnya agama Islam dengan mengukuhkan Departemen Agama sebagai Institusi pemerintah yang khusus menangani bidang agama.

Agama adalah merupakan hak azazi manusia, agama merupakan kebutuhan hidup manusia, tanpa agama kehidupan manusia akan berantakan, hal ini karena tidak adanya tatanan kehidupan umat manusia, tatanan dan norma kehidupan manusia yang bersumberkan dari kitab suci. Tanpa agama manusia tidak mempunyai visi kehidupan yang kekal yaitu kehidupan akhirat. Kehidupan yang diperoleh ketika manusia hidup di dunia seperti sekarang ini. Karena itu para pendahulu telah meletakkan panji-panji Islam sebagai sumber motivasi hidup dan kehidupan manusia.

Sekarang mereka telah tiada, mereka telah menghadap Allah SWT, apakah yang dapat kita lakukan terhadap mereka. Pilihan yang utama adalah kita mendoakan agar ibadahnya diterima oleh Allah, diampuni dosa dan kesalahannya, keluarganya di berikan kesabaran dan dapat melanjutkan cita-cita dan perjuangan orang tuanya. Dan kita sekalian dapat mewarisi nilai-nilai luhur yanag telah ditanamkan sepanjang hayatnya.

Karena itu pada peringatan hari Amal Bhakti (HAB) ke-69 Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo diawali dengan berziarah pada makam para mantan Kepala Kantor Departemen Agama (sekarang menjadi Kementerian Agama). Mereka itu adalah:
1. Makam Alm. Bpk. Misbahul Munir, BA.
2. Makam Alm. Bpk. Sukur
3. Makam Alm. Bpk. KH. Muntaha
4. Makam Alm. Bpk. Drs. Muhsin

Ziarah ini diikuti oleh Kepala Kantor Kementerian Agama, Kepala Sub. Bag TU, Kasi/ Gara, Kepala KUA Kecamatan, Waspenda Islam, PPAI, Kepala Madrasah.
Disamping mendoakan pada para pendahulu terdapat hikmah yang lain yaitu dapat meningkatkan iman dan taqwanya kepada Allah SWT yaitu dengan mengingat mati. Rasulullah SAW pernah bersabda:

إِنِّيْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا

”Sesungguhnya aku pernah melarang kalian untuk menziarahi kubur, maka (sekarang) ziarahilah kuburan.” (HR. Muslim dan Abu Dawud).

Ketika umat Islam masih lemah keimanannya, orang-orang Islam masih meniru tradisi masyarakat Jahiliyah, yaitu meminta kepada arwah orang-orang yang telah meninggal, dan ini dilarang oleh Rasulullah. Maka ziarahpun pada waktu itu dilarang oleh Rasulullah SAW. Namun ketika keimanannya sudah semakin kuat maka larangan berzaiarh kubur berbalik kemudian diperbolehkan, karena diantaranya dengan ziarah dapat mengingatkan kematian. Rasul pernah bersabda yang diriwayatkan Imam Abu Dawud.

إِنِّيْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ

”Sesungguhnya aku pernah melarang kalian untuk menziarahi kubur, maka (sekarang) ziarahilah kuburan.” “Sebab ziarah kubur itu akan mengingatkan pada hari akhirat.”

Ya Allah ampuni dan kasih sayangilah para pendahulu kami, maafkanlah kesalahannya, hormatilah kedatangannya, luaskanlah tempat diamnya, terangilah kuburnya, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan lebih baik, jauhkanlah mereka dari huru-hara kubur dan siksaan api neraka.

12/08/2014

Satu Organ Tubuh Sakit Semua Akan Merasakan Sakit



Rasulullah Muhammad SAW pernah menggambarkan, “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai dan berkasih sayang adalah ibarat satu tubuh; apabila satu organnya merasa sakit, maka seluruh tubuh akan sulit tidur dan merasa demam.” (Riwayat Muslim)
Hadit ini menggambarkan perasudaraan yang dijalin antara muslim yang satu dengan muslim yang lain atas dasar iman. Karena sesungguhnya kekuatan iman bisa mengalahkan segalanya, bahkan eratnya hubungan persaudaraan antara seseorang terkadang lebih kuat dibanding dengan persaudaraan yang diikat dengan nashab (keturunan). Sebagai contoh dalam suatu keluarga terkadang belum bisa menerima perbedaan agama dan keyakinan, hal ini dapat dirasakan ketika salah satu anggota keluarga berbeda agama dan keyakinan terkadang akan dibenci dan dijauhi, padahal jelas bahwa keyakinan itu adalah merupakan hidayah yang tidak bisa dipaksakan.

Karena sudah menjadi kenyataan terkadang ada pemeluk agama tertentu, yang sejaka lahir telah dididik dan dibesarkan berdasarkan agamanya. Namun setelah dewasa dia berpaling dari agama yang telah ditanamkan sejak kecil. Karena hidayah itu adalah milik Allah, dan Allah memberikan hidayah kepada orang-orang yang dikehendaki. Namun banyak pula bahwa banyak orang yang telah dididik bahkan diberi dogma berdasar agama tertentu, namun ternyata agama yang dianutnya adalah hanya diterima dengan kulitnya saja.

Manusia yang terdiri dari jasmani dan rohani, ketika jasmani manusia sakit maka semuanya juga akan merasakan sakit, begitu pula ketika rohani manusia sakit maka jasmaninya juga akan merasakan sakit. Coba ketika manusia hidupnya dipenuhi dengan problem, masalah datang silih berganti maka organ manusia akan merasakan sakit. Perutnya akan terasa melilit, kembung yang menandakan asam lambungnya naik, bila terus dibiarkan maka akan mengarah pada sakit liver, darah tinggi, diabetes, stroke bahkan penyakit jantung.
Ketika sakit ini sudah menghinggapi tubuh yang dahulunya sehat dan gagah, ternyata kemudian menjadi jasat yang lemah, kurus dan tidak mempunyai gairah hidup. Kondisi ini akan memicu semangat kerja, harapan untuk tetap bekerja namun ternyata kondisi yang tidak memungkinkan lagi, karier yang telah diupayakan bertahun-tahun menjadi hilang. Karena itu tubuh yang sakit akan memicu sakit secara ekonomi dan sosialnya. Secara ekonomi pendapatan yang diperolehnya terus terkuras untuk biaya pengobatan. Berapapaun nilai rupiah menjadi hal yang tidak berarti ketika berhadapan dengan penyakit kronis.

Sakit secara sosial karena komunitas yang selama ini dibina menjadi hilang, karena adanya komunitas interaksi sosial akan terjalin bila mempunyai kesamaan. Misalnya komunitas motor besar memang hanya bagi orang-orang yang mempunyai motor besar dan tubuhnya yang tegap dan segar, tidak mungkin orang yang sakit dapat bergabung dalam komunitas. Apalagi secara politis, orang yang sakit akan kehilangan kesempatan, karena orang yang sehatpun kadang harus mempertaruhkan dan mengorbankan persahabatan yang selama ini dibina hanya demi meraih tujuan. Bagaimanakah dengan rang yang sakit. Biasanya akan semakin tersingkir dari dunia politik.

Inilah bahwa organ tubuh yang sakit akan mempengaruhi organ yang lain. Inilah bahwa tubuh manusia merupakan rangkaian beberapa organ tubuh, dimana diantara bagian-bagianya saling berkaitan, sehingga bila salah satu anggotanya sakit maka akan sakitlah seluruh tubuh. Demikian pula derita dan sakit antara manusia yang satu dengan yang lain akan saling berkaitan. Makan tidur yang dahulunya terjaga dengan baik manjadi kehidupan yang tidak teratur. Sekalipun di rumah sakit semuanya dilayani oleh perawat dan petugas lainnya, namun ternyata lebih enak dan nyaman di rumah sendiri, sekalipun rumahnya beralaskan tanah, berdinding bambu, tanpa AC dan pelayanan yang lain. Tetapi ternyata di rumah sendiri lebih enak dari semuanya.

12/07/2014

Rangkaian Kegiatan Hari Amal Bhakti - HAB ke-69 Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo



Hari Amal Bhakti (HAB) ke-69 Kementerian Agama RI akan diperingati pada tanggal 3 Januari 2014. Peringatan ini merupakan wujud rasa syukur dan sekaligus mengenang jasa para pendahulu yang telah memperjuangkan Departemen Agama menjadi salah satu institusi pemerintah yang khusus menangani segala sesuatu yang berhubungan dengan agama. Puncak HAB yang ditandai dengan Upacara Bendera dan pembacaan sambutan Menteri Agama RI.

Pelaksanaan HAB ke-69 telah bergema di seluruh Kementerian Agama baik di Tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota maupun di Tingkat Kecamatan. Seperti halnya Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo menyelenggarakan raangkaian kegiatan sebagai berikut:

RANGKAIAN KEGIATAN HAB KE-69



NO
TANGGAL
KEGIATAN
TEMPAT
1
18 Desember 2014
Lomba pengucapan Pembukaan UUD 1945 dan Panca Prasetya Korpri
Halaman Kankemanag
2
9 Desember 2014
Ziarah
Makam Alm. Ka. Kandepag.
3
12-13 Desember 2014
Bulu Tangkis
Gedung RAS Longkrang
4
13 Desember 2014
Lomba kreatifitas guru RA/ TA
Kankemenag
5
15-16 Desember 2014
Bola volly
Alun-alun Wonosobo
6
16 Desember 2014
Lomba dan Kegiatan DWP
Kankemenag
7
17-18 Desember 2014
Tenis Meja
Aula Kankemenag.
8
22-24  Desember 2014
Futsal
Lapangan Bantos Futsal Jl. Bayangkara
9
22 dan 23 Desember 2014
Seleksi guru berprestasi
Kankemenag
10
23 Desember 2014
Adzan dan penulisan naskah khutbah
Kankemenag
11
24 Desember
Jalan sehat kerukunan umat beragama
Wonosobo
12
28 Desember 2014
Sepeda santai
Wonosobo
13
3 Januari 2015
Upacara bendera
Alun-alun Wonosobo
14
3 Januari 2015
Resepsi (pembinaan pegawai dan ramah-tamah)
Gedung Sasana Adipura dan GOW

12/06/2014

Menjadi Sehat Dengan Belajar Pada Orang Sakit-Ketika Sehat Bersyukur dan ketika Sakit Bersabar



Setiap orang menginginkan selalu dalam kondisi sehat secara paripurna yaitu sehat lahir dan batin. Tak seorangpun yang mengharapkan bahwa dirinya menjadi sakit. Mengapa demikian, hal ini tidak lain karena sakit adalah kondisi yang tidak mengenakkan sebaliknya bila sehat semuanya menjadi enak dan menyenangkan.

Sekalipun setiap manusia menginginkan selalu dalam kondisi sehat wal afiyat, namun ternyata sakit itu datangnya secara tiba-tiba. Pernah suatu saat Mas Hermansyah Ermando, seorang laki-laki yang energik, walaupun usinya sudah berkepala lima yang hampir mendekati kepala enam, namun etos kerja dan jiwa kewirausahaannya tak pernah pupus. Baginya tiada waktu yang terlupakan kecuali dipenuhi dengan aktifitas kinerja. Kebetulan dia adalah seorang arsitek yang menekuni bidang perakitan dan pembuatan pabrik.
Selepas bekerja di salah satu pabrik kayu lapis, kemudia dia bekerja secara free land, ordernya tidak pernah berhenti, walaupun dia berdarah Batak sekarang tinggal di Jawa Tengah dan dalam bekerja hingga sampai ke luar Jawa. Segala macam mesin dipelajari, dengan berbekal penguasaan dua bahasa asing yaitu Bahasa Arab dan Inggris memudahkan dalam merangkai dan mengoprasikan mesin.

 Belum lama ini tepatnya pada tanggal 24 November 2014, yang biasanya setiap hari Senin pagi dia berangkat kerja, yang kebetulan saat itu sedang mengerjakan proyek pada salah satu pabrik di Semarang. Pada pagi itu setelah menegakkan shalat Subuh tiba-tiba dada sebelah kiri terasa nyeri yang tidak tertahankan. Dada terasa panas dan terasa ada sesuatu yang menghimpit. Dia berusaha untuk mengirup udara segar, sehingga jendela kamar dibuka, namun ternyata rasa nyeri, panas dan himpitan tidak juga reda.
Sebenarnya pada hari itu rencanyanya juga mau periksa ke rumah sakit, yang direncanakan sekitar jam 08.00 dengan diantar istrinya, seorang PNS yang harus berangkat kerja, sehingga pada hari itu rencana mau apel dan sekaligus mau minta izin kepada atasannya. Namuan ternyata sakit yang diderita suaminya memaksakan dia beserta anaknya untuk segera memeriksakan suaminya ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan merintih kesakitan, duduk, tiduran menjadi serba salah dan serba tidak mengenakkan.

Setelah sampai rumah sakit diperiksa dan langsung masuk ruang ICU dan berdasar pemeriksaan dokter dia terkena serangan jantung koroner. Apa yang terbersit dalam benak kita ketika mendengar ada orang sakit yang masuk ke ruang ICU. Tentu ini merupakan penyakit kronis yang harus selalu dalam pengamatan dokter. Ketika mendengar bahwa salah seorang anggota keluarga sakit, seluruh keluarga menjadi kalang kabut, gelisah, khawatir dan takut. Semua keluarga perhatiannya tertuju kepadanya, bagaimana agar menjadi sehat kembali. Apalagi penyakitnya adalah jantung koroner yang disebabkan oleh penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah.

Pembuluh darah sebagai organ yang berfungsi untuk mengalirkan darah dan oksigen keseluruh tubuh. Sehingga bila pembuluh darah ini tersembat maka seluruh organ tubuh manusia menjadi terganggu. Terasa tidak mempunyai tenaga, bahkan bila terjadi pembengkakan pada jantung maka nafas terasa sesak, bahkan tersengal-sengal. Miris rasanya melihat penderita sakit jantung. Mengapa terjadi penyumbatan pembuluh darah, dokter mengatakan bahwa nikotin dan tar yang diperoleh dari mengisab asap rokok menjadi salah satu sebabnya, disamping itu juga karena makanan yang mengandung kolesterol dan lemak jenuh, juga karena beban pikiran yang berat.

Memang pemicu sakit jantung korener amat banyak. Sehingga bila melihat orang menderita sakit jantung tentu dirinya tidak ingin menderita sakit yang demikian itu. Namun sesungguhnya rasa takut yang tidak disertai dengan tindakan untuk menghindari penyebab timbulnya penyakit jantung, bisa jadi akan memicu penyakit-penyalit lainnya. Karena agar terhindar dari penyakit jantung stop kebisaaan merokok, ada yang mengatakan bila tidak merokok menjadi kantuk. Mengapa menghilangkan kantuk dengan merokok, apakah tidak ada cara lain yang lebih baik, aman dan menyehatkan?

Ada lagi yang mengatakan orang tidak merokok tetapi batuk sedangkan dirinya perokok tetapi tidak batuk. Sesungguhnya merokok adalah salah satu penyebab menjadi batuk, karena itu bila perokok untuk sementara tidak batuk, kebetulan imunitas tubuh sedang bagus, namun bila suatu saat imunitas tubuhnya menurun maka bukan hanya batuk yang akan menyerangnya, namun sesak nafas yang tidak tertahankan karenan penyempitan pembuluh darah, dan dokter menyarankan untuk berhenti merokok. Bila dokter telah menyarankan untuk berhenti merokok maka akan menjadi orang yang ketergantungan pada obat, hidup terasa tidak nikmat lagi, karena semuanya menjadi serba terbatas, beraktifitas terbatas, kadang harus pantang terhadap makanan dan minuman tertentu. Namun bila berhenti merokok dengan kesadarannya sendiri, akan bebas beraktifitas dan makanan apapun terasa enak dan menyehatkan, tidak ada pantangan terhadap makanan terntu.

Penyakit dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup yang baik, nutrisi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan (Aden R, Menjalani Pola dan gaya Hidup Sehat, Hanggar Kreator, Yogyakarta, 2010 hal 10). Ini merupakan ikhtiar manusia dan tentu saja harus dipadukan dengan ikhtiar batin, yaitu pengendalian batin , memenej hati dengan berupaya untuk selalu mendekatkan diri pada sang Khaliq. Karena sumber penyakit bersifat komplek bisa dari makanan dan bisa juga dari pikiran.

Saya ingin selalu sehat, dia juga ingin selalu sehat, mereka juga ingin selalu sehat dan selalu tampil prima. Kesehatan adalah milik masing-masing orang secara pribadi, bila melihat orang sakit sedang kritis, sedang mengerang-erang kesakitan, sedang ngorok dan lain sebagainya, orang lain hanya bisa berempati. Yang merasakan sakit sesungguhnya hanya sang penderita saja. Maka lebih baik berempati terhadap orang sakit dari pada sakit, lebih baik menjenguk orang sakit dari pada sakit, lebih baik membantu secara finansial kepada orang sakit dari pada dibantu. Ambil hikmah dari orang yang sakit maka akan menjadi sehat. Gunakanlah waktu sehat untuk meningkatkan amal ibadah dengan sebaik-baiknya sebelum datangnya sakit. Bersyukurlah ketika sehat dan bersabar ketika sakit.

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS.Ibrahim: 7)

11/28/2014

Hidupkan Hati Dengan Dzikir-Khutbah Bahasa Indonesia



Dengan dzikir hati akan menjadi tenang, diantara ketenangan hati akan diperoleh dengan melakukan dzikir yang banyak. Dzikir dengan lisan bila bibirnya senantiasa bergetar dengan mengucapkan asma Allah. Dzikir bil qalb bila didalam hati telah tertancam keyakinan akan adanya Allah, zat yang Maha Agung yang menguasai seluruh alam, menjadi tempat bergantung dan berlindung segala makhluknya. Dzikir bil hal adalah mengimplementasikan keyakinan dan ucapan lisannya. Dzikir bil mal adalah menyadari bahwa setiap harta yang dimiliki ada sebagian kecil yang menjadi hak orang lain. Harta bisa menciptakan hidup bahagia namun bukan bukan segala-galanya bahwa dengan harta hidup menjadi bahagia.


اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا. وَاَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ وَجَعَلَهُ لِلنَّا سِ سَبِيْلًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اِتّقُوا اللهَ تَعَالَى فِي السِّرِّ وَ اْلعَلَنِ ، يَا أَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُّو اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.


Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Pada kesempatan yang berbahagia ini marilah kita senantiasa berupaya meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah.

Manusia merupakan makhluk istimewa yang diciptakan oleh Allah dengan derajat kemuliaan. Laqad khalaqnal insaana fi ahsani taqwim. Sesungguhnya kami (Allah) telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk. Kesempurnaan yang telah diberikan Allah baik dari segi wujudnya maupun dalam kelengkapan pribadi dan saranya penunjangnya. Coba bila kita renungkan, manusia tidak mempunyai cakar dan kuku yang tajam seperti harimau namun ternyata manusia dapat mengalahkan harimau, manusia tidak mempunyai sayap untuk terbang seperti burung tapi dapat menciptakan pesawat yang kecepatannya melebihi kecepatan burung. Manusia tidak mempunyai tanduk dan kulit yang tebal seperti badak namun manusia bisa lebih kebal dari pada badak. Jadi walaupun manusia diciptakan sebagai makhluk yang berjalan tegak dengan dua kaki dan tangan sebagai alat untuk berkreasi namun manusia dapat mengalahkan makhluk yang berkaki empat atau lebih. Hal ini karena manusia mempunyai kekuatan rohani baik dari unsur akal maupun hatinya.

Tubuh manusia bisa sehat dan hidup bila terpenuhi nutrisi yang diambil dari sari-sari makanan dan minuman yang masuk kedalam tubuhnya. Namun lain halnya dengan hati manusia yang dapat hidup dan sehat bila senantiasa dihiasai dengan perilaku dzikrullah, dzikir kepada Allah Karena itu tubuh yang sehat tidak menjamin rohaninya hidup dan sehat. Maka agar rohani manusia khususnya orang-orang yang beriman dapat hidup dan sehat, Allah memerintahkan agar memperbanyak dzikir kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:


“ Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. (QS. Al Ahzab: 41-42)

Ayat ini adalah merupakan salah satu ayat dari surat Madaniyah, yaitu surat yang di wahyukan setelah Rasulullah SAW hijrah dari Mekah ke Madinah, diantara tandanya diawali dengan “ya ayyuhallazina amanu” hai orang-orang yang beriman. Karena dzikir ini hanya diperintahkan kepada orang-orang yang beriman.

Setiap muslim diberikan ujian dan cobaan oleh Allah SWT, namun sekali-kali Allah tidak memberikan ujian dan cobaan kecuali berdasarkan kemampuan hamba-Nya. Bila ujian dan cobaan datang silih berganti, seakan-akan tidak ada ujung pangkalnya. Namun bagi orang-orang yang beriman senantiasa berupaya menyandarkan diri kepada Allah SWT. Orang beriman senantiasa berdzikir kepada Allah SWT, karena sesungguhnya dengan berzikir maka hati orang-orang yang beriman akan menjadi tenang. Sebagaimana firman Allah SWT:


….(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Arro’du: 28)

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah.
Setelah Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk berzikir, bagaimanakah cara melaksanakan dzikir, Allah memerintahkan “dzikran katsiran” yaitu dengan dzikir yang banyak. Adapun para mufassir berbeda pendapat tentang pengertian dzikran katsiran ini:
• Mujaahid mengartikan tidak melupakan Allah untuk selama-lamanya, jadi dimanapun tempatnya dan dimanapun berada, bagaimanapun keadananya hendaknya selalu mengingat Allah. Dalam keadaan sendiri maupun ketika bersama-sama dengan orang lain, sedang gembira atau susah dalam keadaan damai atau perang, hendaknya selalu mengingat Allah SWT.
• Ibnu Assaib mengartikan shalat 5 waktu, panggilan shalat adalah panggilan untuk mengingat Allah, setiap bacaan shalat adalah merupakan dzikir.
• Muqatil bin Hayyan mengartikan membaca tasybih, tahmid, takbir dan tahlil.

Oleh karena itu pada ayat ini pada dasarnya Allah menganjurkan kepada sekalian orang-orang yang beriman yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya supaya banyak zikir mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya sebanyak-banyaknya dengan hati dan lidahnya pada setiap keadaan dan setiap waktu. Karena Allah-lah yang melimpahkan segala nikmat kepada mereka yang tidak terhingga banyaknya, maka diperintahkan bertasbih kepada-Nya dengan pengertian membersihkan dan menyucikan Allah dari segala sesuatu yang tidak pantas baginya.

Kemudian setelah melaksanakan dzikir yang banyak Allah memerintahkan


“Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang”. (QS. Al Ahzab: 41-42)

Berzikir dan bertasbih ini dilakukan di pagi hari ketika baru bangun dari tidur, sebab bangun dari tidur ini seakan-akan seseorang hidup lagi setelah ia mati, untuk menghadapi masa hidup yang baru. Dan diperintahkan bertasbih pada sore hari karena pada saat itu seseorang telah selesai mengerjakan bermacam-macam pekerjaan sepanjang hari, dan zikir pada waktu itu merupakan tanda bersyukur kepada Allah atas limpahan taufik dun hidayah Nya sehingga dapat melaksanakan amal perbuatannya dengan baik, dan dapat memperoleh rezeki Nya untuk keperluan hidupnya dan nafkah bagi keluarganya. Dengan banyak zikir itu ia dapat menghambakan diri kepada Allah dan untuk menghadapi alam akhirat. Di samping itu ia dapat pula meneliti amal perbuatannya yang sudah dilaksanakan sehingga dapat mengusahakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan bagi hari-hari yang akan datang.

Dzikir akan membentuk pribadi yang ikhlas, sabar, sehat, tawakal, qana’ah, ridha bila dapat mengaplikasikan dzikir secara integral, yaitu dengan dzikir billisan, dzikir bil qalb, dzikir bil hal dan dzikir bil mal. Kita berharap semoga Allah senantiasa membimbing dan mengarahkan kita ke jalan yang diridhai-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ