12/24/2014

Jalan Sehat Kerukunan Umat Beragama, Rangkaian HAB ke-69 Kementerian Agama



Kalau anda belum tahu tentang Wonosobo, saya akan memberi informasi tentang kota Wonosobo sebagai kota kecil yang bersuhu dingin. Dinginnya wilayah tidak menjamin hati dan fikirannya dingin. Hal ini terbukti bahwa dahulu Kabupaten Wonosobo dikenal sebagai daerah yang bersumbu pendek. Maka setiap pergantian pimpinan Dandim dan Polres, mereka akan berfikir dua kali bagaimana dapat beradaptasi dengan daerah yang dingin tetapi bersumbu pendek.

Mungkin ada yang bertanya, apakah yang dimaksudkan dengan sumbu pendek? Jawabannya langsung saja melihat dan mencari alat peraga. Dengan lampu yang berbahan minyak tanah, bila sumbunya pendek maka akan mudah panas dan mudah terjadi kebakaran. Hal ini dapat dikembalikan pada karakter manusianya, bila terjadi suatu permasalahan sedikit saja akan menjadi besar, orang jawa bilang “kriwikan dadi drojogan”. Hal yang paling rentan bila berkaitan dengan agama dan keyakinan.

Pemerintah bersama para tokoh agama dan masyarakat berfikir bagaimana image yang demikian ini bisa dihilangkan. Karena bagaimana Wonosobo akan maju, berkembang dan masyarakatnya dapat merasakan kedamaian, kemakmuran dan kesejahteraan, bila cap yang demikian senantiasa dipertahankan. Mana mungkin para investor mau menamkan modalnya bila daerah tersebut sangat rentan dengan keamanan.


Wakil Bupati Wonosobo Dra. Hj. Maya Rosyida,MM 
melepas peserta jalan sehat kerukunan umat beragama.



Koordinasi seluruh unsur terkait membuahkan hasil, pelan tapi pasti Wonosobo menjadi kota yang sejuk udaranya dan sejuk pula untuk berinvestasi. Kerukuan umat beragama menjadi modal utama untuk mewujudkan keamanan ditengah-tengah masyarakat. Istilah sumbu pendek sekarang sudah berbalik, yang dahulu biarlah berlalu yang sekarang kita menatap hari esok yang lebih baik. Salah satu bukti pada bulan Desember 2014 Wonosobo memperoleh penghargaan dari pemerintah berkaitan menjadi kabupaten/ kota yang peduli terhadap hak azasi manusia.

Kesadaran dari setiap pemeluk agama untuk melaksanakan ajaran agamanya masing-masing,dikembangkan sikap toleransi antar umat beragama. Karena itu Kementerian Agama sebagai motor dalam mewujudkan kerukunan umat beragama. Diantaranya melakukan kegiatan “jalan Sehat Kerukunan Umat Beragama”, bertepatan dengan kegiatan peringatan Hari Amal Bakti ke-69 Kementerian Agama RI.



Sangat fantastis bila acara jalan sehat diikuti 3000 orang bahkan bisa lebih, yang terdiri dari seluruh pegawai dan guru di jajaran Kementerian Agama, termasuk guru wiyata bakti. Demikian pula melibatkan unsur Muspida dan para kepala Dinas/ Instansi terkait, tokoh-tokoh agama. Baik muslim maupun non Islam, seperti MUI, Muhammadiyah, NU, ICMI, IPHI, DMI, Rifaiyah, SI, FKUB, Walubi, FKGW, DPP St. Paulus, Parisada Hindhu, Pimpinan Umat Konghucu.

Kesalahpahaman bisa dihilangkan dengan shilaturahmi, dialog intern dan antar umat beragama. Adakah agama yang mengajarkan kekerasan, permusuhan dan pertumpahan darah, niscaya tidak ada. Islam cinta perdamaian dan ingin damai, karena damai itu indah dan keindahan akan menciptakan kenyamanan didalam kehidupan.



Peserta jalan sehat menrima kartu doorprize

12/15/2014

Tantangan dan Kreatifitas Guru Raudhotul Athfal dan Tarbiyatul Athfal



Guru adalah sosok pemimpin dan idola bagi anak asuhnya, apalagi bagi guru RA (Raudhotul Athfal) dan TA (Tarbiyatul Athfal). Wali murid terkadang merasa heran, mengapa putra-putrinya mengalami perkembangan yang signifikan dalam bidang ilmu pengetahun dan karakternya. Orang tua yang tidak bisa membaca Alquran atau orang tua yang sangat sibuk sehingga tidak bisa memperhatikan pendidikan putra-putrinya, ternyata diluar dugaan bahwa putra-putrinya ketika mau makan dan minum membaca do’a, ketika datang waktu shalat segera bergegas mengajak orang tuanya untuk pergi ke masjid. Putra-putrinyapun juga bisa membaca huruf-huruf Alquran walaupun masih tertatih-tatih. Bahkan ada anak yang begitu semangatnya meminta pada orang tuanya untuk mengajari membaca huruf Alquran.
Orang tuanya menunjukkan tapi caranya berbeda. Apa yang terjadi, putra-putrinya kemudian ngambek, menangis sejadi-jadinya. Orang tua menjadi serba -salah, tidak mengetahui apa yang dikehandaki putra-putrinya. Ketika pagi harinya dia bergegas mengantarkan putra-putrinya ke sekolah, ternyata setelah sampai disekolah putra-putrinya segera lari menghampiri gurunya dengan bersalaman mencium tangan gurunya. Setelah itu kepada teman-temanya, bermain berlarian, bercerita sambil bermain-main alat peraga, yang semua ini tidak disediakan dirumahnya.


Inilah gambaran guru RA, TA ketika mendidik para murid-muridnya selalu ditanamkan rasa cinta -kasih, kreatifitas agar pendidikan dan pengajaran dapat diterima para murid dengan senang hati sehingga dalam rangka memperingati HAB ke-69 pada hari Sabtu, 13 Desember 2014 diselenggarakan lomba keratifitas guru RA TA yang meliputi lomba bercerita berpasangan, lomba penulisan karya ilmiah penemuan saint dan lomba tari kreasi daerah.
Untuk mencapai kesuksesan proses pendidikan, dimana pendidikan adalah suatu proses menciptakan generasi yang akan datang menjadi generasi yang handal, kuat dalam iman, cakap dalam kepribadian, tulus ikhlas dalam beramal, berakhlaq mulia. Untuk mewujudkan hal ini perlu diwujudkan system pendidikan dan pengajaran segitiga sama sisi. Sudut pertama guru, sudut kedua siswa, sudut ketiga orang tua wali. Ketiaga sudut ini harus saling keterkaitan. Karena itu perlu pemahaman visi dan misi proses pendidikan. Untuk mewujudkan hal ini pada hari Ahad 14 Desember 2014 dilakukan kegiatan Family day bagi guru, pengurus, wali murid dan siswa. Dimulai dengan kegiatan jalan sehat, outbond , bernyanyi, manari dan bagi-bagi hadiah bagi juara lomba keratifitas guru RA TA.
Kegiatan ini menjadi kegiatan koordinasi dan konsultasi yang di kemas dengan kegiatan shilaturahim.memang indah persaudaran itu, seindah manfaatnya untuk kemaslahatan hidup manusia.

12/11/2014

Naik Dihujat Turun Membuat Iba



Perubahan musim dari musim kemarau menjadi musim hujan, dimana-mana menimbulkan musibah dan bencana. Musibah dan bencana itu diantaranya adalah banjir dan tanah longsor, semua ini disebabkan karena luapan air hujan yang berlebihan. Tanah yang sudah lama tidak tersiram air hujan, menyebabkan tanah menjadi kering dan pecah-pecah, hingga ketika turun hujan tanah langsung menyerap air hujan.

Bila serapan air ini berada ditanah yang lapang tentu tidak menimbulkan masalah, namun bila serapan itu berada pada tebing dan tanah yang berbukit-bukit maka mudah sekali terjadi banjir dan tanah longsong. Apalagi bila pohon-pohon ditebang dan diganti dengan tanaman yang bersifat musiman maka akan terjadi tanah longsor dan banjir. Apalagi kebiasaan masyarakat yang suka membuang sampah disembarang tempat, sampah organik maupun yang anorganik kadang menjadi biang terjadinya banjir. Bagaimana tidak, bantaran, sungai dan selokan yang seharusnya steril dari sampah, namun tempat tersebut dipenuhi dengan sampah atau tersumbat oleh sampah maka akan terjadi sumbatan yang menyebabkan banjir.

Sekalipun pemerintah telah menyediakan TPA namun ternyata kebiasaan masyarakat yang kurang baik. Ketika naik kendaraan dengan bebas membuang plastik dan botol aqua disembarang tempat. Sungai sebagai tempat mengalirnya air tetapi kadang sungai dijadikan sebagai tempat untuk menghanyutkan sampah. Membuang limbah pabrik, limbah rumah tangga dan limbah-limbah yang lain.

Dampak tanah longsor
Bagi para pengendara kendaraan bermotor akan menimbulkan kemacetan, dari kemacetan ini akan menimbulkan keterlambatan menuju ketempat kerja. Parjalanan yang seharusnya ditempuh 30 menit, maka akan menjadi 1 jam sampai 2 jam. Ketika terjadi kemacetan, semua orang ingin melaju lebih cepat, mendahului yang lain. Maka bila terdapat celah untuk melaju ternyata kendaraan yang berada didepannya macet. Maka orang yang di belakang akan terus membunyikan klakson.

Pernah terjadi ketika ada seorang pengendaraan kendaraan motor, dia berjalan disamping bus yang cukup besar, disana ada celah untuk melaju namun dia nampaknya ragu. Dan dibalik keraguan itu tersembunyi perasaan takut dan malu. Satu sisi ketika akan melaju takut terjatuh dan bila tetap berhenti dibelakang banyak kendaraan yang mengantri, seakan dari kemacetan itu dirinya juga menambah sebab kemacetan tersebut.

Para pengendara yang dibelakang, seakan-akan menghujat kenapa tidak mau menyalip, pengendara motor berupaya untuk mencoba, dengan menarik gas namun dia tetap ragu tidak mau berjalan. Dalam keraguan itu dia kemudian mengambil keputusan. Sungguh amat terkejutnya para pengendara yang berada di belakangnya, ternyata pengendara kendaraan bermotor itu memboncengkan istri dan dua orang anak seusia kelas 5 SD. Semua berlindung dalam mantol jas hujan yang ketulan saat itu baru saja hujan lebat. Pengendara bermotor berupaya untuk manjalankan motornya, istri dan dua anaknya berjalan karena jalannya cukup terjal dan licin, seorang anak terpeleset kemudian jatuh.

Orang-orang yang di belakang yang tadinya menghujat, mengklakson, dan berkata yang macam-macam kemudian terdiam dan melaju dengan menunjukkan kehati-hatian. Selamat-selamat semoga tetap selamat.

12/09/2014

Tidak Sadar Telah Mengganggu dan Meresahkan Orang Lain




Dalam forum sarasehan FKDM (Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat), ketika narasumber dari TNI dan Polres memaparkan materi, disuasana siang hari kondisi audien amat berfariasi. Ada yang dengan tekun menyimak, mencermati dan mencatat setiap materi yang telah didengarnya, setiap materi yang dianggap penting dan asing baginya segera didokumentasikan dalam bentuk tulisan. Mereka yakin karena paparan tersebut merupakan materi baru dan ilmu baru baginya. Disamping itu dia juga sebagai pengurus harus mengetahui latar belakang, maksud dan tujuan serta visi dan misinya. Semua ini yang kelak akan menjadi bekal ketika dia berada ditengah-tengah masyarakat dan harus sigap cepat tanggap dan cepat lapor. Peserta ini merupakan peserta yang produktif dan menjadi harapan bagi pejabat yang telah menunjuknya sebagai pengurus.

Disamping peserta yang aktif terdapat peserta yang pasif, karena terlalu hidmatnya dalam menyimak setiap paparan sehingga terlelap dan kemudian tidur. Apapun yang telah disampaikan nara sumber sama sekali tidak didengar dan diketahuinya. Sehingga ketika ditanyakan, apa yang telah diperoleh dari kegiatan sarasehan, hanya menjawab singkat, saya tidak mencatat sehingga menjadi lupa. Padahal lupanya bukan karena tidak mencatat namun karena tidak mendengar paparan yang telah disampaikan narasumber. Bila mengetahui hal demikian maka pejabat yang menunjuknya menjadi pengurus akan kecewa, marah dan sebagainya. Karena ternnyata amanat yang diberikan kepadanya tidak dapat dilaksanakan. Mereka hadir hanya sekedar memenuhi undangan saja.

Peserta sarasehan yang ketiga adalah peserta yang kurang memperhatikan, karena kegiatan itu dijadikan sebagai ajang untuk temu kangen terhadap teman-temannya, sehingga dalam acara sarasehan hanya digunakan untuk bercerita, ngobrrol dengan teman duduk baik disamping kanan, kiri depan atau belakngnya. Dia tidak memperdulikan orang lain bahkan tidak memperdulikan materi yang sedang dipaparkan. Peserta sarasehan yang demikian ini kelak tidak akan dapat melaksanakan amanat dengan baik, amanat, tugas dan tanggung jawab dipandang hanya main-main saja.

Dalam suasana sarasehan yang diikuti oleh peserta dengan karakter yang berbeda-beda, tiba-tiba terdengar suara kentut. Spontan terdengar ucapan “tidak sopan”, walaupun orang yang kentut tidak dengar bahwa dirinya dimaki-maki, namun sekalipun tidak di maki-maki sebenarnya dia sudah merasa malu, menyesal dan menyalahkan dirinya sendiri. Mengapa tidak dapat menahan kentut. Itulah suara kentut yang mengeluarkan suara, sekalipun tidak berbau orang telah merasa jijik dengan bau tak sedap yanag akan segera dihirupnya. Sehingga walaupun tidak berbau tangannya akan menutup hidungnya.

Bagaimanakah ketika mencium bau kentut yang keluar tidak mengeluarkan bunyi. Orangpun akan menuduh kiri kanan, depan belakangnya yang telah kentut. Tangannya segera menutup hidungnya sambil mengeluarkan ucapan “kurang ajar, kentut disembarang tempat, tidak sopan, kalau tahu etika mestinya mau kentut keluar dulu biar tidak meracuni orang lain”. Ketika kentut berbau namun tidak berbunyi, si pelakupun akan pura-pura menutup hidungnya, seakan-akan bukan dia tidak kentut, walaupun bau tidak sedapnyapun tetap dihirup, dan merasa bangga bahwa kentutnya berbau dan dicium oleh orang lain.

Maka ketika dalam forum sarasehan melihat orang ngobrol dengan temannya dan tidak mendengarkan paparan dari nara sumber, orang akan menilai bahwa dia tidak bisa menghargai orang lain. Ketika mendengar suara kentut akan mengatakan tidak sopan, ketika mencium bau kentut yang tidak bersuara, akan mengatakan “kurang ajar” atau kata-kata hujatan lainnya. Mengapa demikian, tidak lain karena perbuatan tersebut merugikan orang lain, ketika ngobrol maka akan menghilangkan konsentrasi teman yang lain, ketika kentut akan mengganggu dan meracuni orang lain.

Dalam suasana sarasehan ternyata masih ada kebiasaan orang yang tidak memperdulikan orang lain. Bagimanakah ketika asap rokok bertebaran didalam ruangan, orang yang tidak merokok dan tidak suka merokok terpaksa harus mengirup asap rokok. Berkali-kali dia menghindar dari asap rokok, bahkan meniup asap rook agar menjuh darinya. Sadarkah bagi perokok bahwa dia telah mengganggu dan merugikan orang lain? Sadarkah dengan slohgan bahwa merokok dapat merugikan kesehatan? Sadarkah bahwa ketika dia mendengar temannya yang meninggal secara mendadak karena serangan jantung coroner? Sadarkah dia yang baru saja menengok temannya yang di rawat di ICU karena terjadi penyempitan pembuluh darah yang diantaranya disebabkan karena nikotin dan thar dari merokok? Sadarkan dia ketika melihat saudaranya yang diperitahkan dokter untuk berhenti merokok, ternyata penyakitnya sudah kronis? Sadarkan ketika dokter telah menyarankan agar tidak merokok akan menjadikan dirinya hidup dalam ketergantungan dan keterbatasan? Sadarkah bahwa dirinya telah mengganggu dan meresahkan orang lain? Sadarkan bahwa egoisme adalah sikap buruk yang harus dijauhi?

Diskusi antara perokok dengan orang yang tidak merokok tidak akan pernah berakhir dan tidak akan dapat ditemukan titik temu, masing-masing mempunyai argumentasi yang berbeda. Namun sesungguhnya perokok akan menyadari kekhilafannya bila sudah tidak merokok lagi, bagi dirinya sendiri, keluarga dan lingkungannya.

Sudah beberapa kali mendengar penuturan para perokok yang tidak merokok lagi mengatakan bahwa setelah tidak merokok nafasnya menjadi longgar, pakaiannya tetap bersih dan tidak berbau sangit. Lingkungan dan ruangannya tetap terjaga kebersihannya, keharmonisan akan tetap terjaga. Mudah-mudahan Allah menyadarkan hambanya yang sedang khilaf.

Ziarah Kubur Membuka Rangkaian Kegiatan HAB ke-69 Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo





Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa dan pengorbanan para pendahulu. Apa yang dilakukan para pendahulu adalah upaya penyelamatan bagi genarasi sekarang dan yang akan datang. Sungguh besar perjuangan dan pengorbanan para pendahulu untuk menyelamatkan keimanan umat beragama khususnya agama Islam dengan mengukuhkan Departemen Agama sebagai Institusi pemerintah yang khusus menangani bidang agama.

Agama adalah merupakan hak azazi manusia, agama merupakan kebutuhan hidup manusia, tanpa agama kehidupan manusia akan berantakan, hal ini karena tidak adanya tatanan kehidupan umat manusia, tatanan dan norma kehidupan manusia yang bersumberkan dari kitab suci. Tanpa agama manusia tidak mempunyai visi kehidupan yang kekal yaitu kehidupan akhirat. Kehidupan yang diperoleh ketika manusia hidup di dunia seperti sekarang ini. Karena itu para pendahulu telah meletakkan panji-panji Islam sebagai sumber motivasi hidup dan kehidupan manusia.

Sekarang mereka telah tiada, mereka telah menghadap Allah SWT, apakah yang dapat kita lakukan terhadap mereka. Pilihan yang utama adalah kita mendoakan agar ibadahnya diterima oleh Allah, diampuni dosa dan kesalahannya, keluarganya di berikan kesabaran dan dapat melanjutkan cita-cita dan perjuangan orang tuanya. Dan kita sekalian dapat mewarisi nilai-nilai luhur yanag telah ditanamkan sepanjang hayatnya.

Karena itu pada peringatan hari Amal Bhakti (HAB) ke-69 Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo diawali dengan berziarah pada makam para mantan Kepala Kantor Departemen Agama (sekarang menjadi Kementerian Agama). Mereka itu adalah:
1. Makam Alm. Bpk. Misbahul Munir, BA.
2. Makam Alm. Bpk. Sukur
3. Makam Alm. Bpk. KH. Muntaha
4. Makam Alm. Bpk. Drs. Muhsin

Ziarah ini diikuti oleh Kepala Kantor Kementerian Agama, Kepala Sub. Bag TU, Kasi/ Gara, Kepala KUA Kecamatan, Waspenda Islam, PPAI, Kepala Madrasah.
Disamping mendoakan pada para pendahulu terdapat hikmah yang lain yaitu dapat meningkatkan iman dan taqwanya kepada Allah SWT yaitu dengan mengingat mati. Rasulullah SAW pernah bersabda:

إِنِّيْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا

”Sesungguhnya aku pernah melarang kalian untuk menziarahi kubur, maka (sekarang) ziarahilah kuburan.” (HR. Muslim dan Abu Dawud).

Ketika umat Islam masih lemah keimanannya, orang-orang Islam masih meniru tradisi masyarakat Jahiliyah, yaitu meminta kepada arwah orang-orang yang telah meninggal, dan ini dilarang oleh Rasulullah. Maka ziarahpun pada waktu itu dilarang oleh Rasulullah SAW. Namun ketika keimanannya sudah semakin kuat maka larangan berzaiarh kubur berbalik kemudian diperbolehkan, karena diantaranya dengan ziarah dapat mengingatkan kematian. Rasul pernah bersabda yang diriwayatkan Imam Abu Dawud.

إِنِّيْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ

”Sesungguhnya aku pernah melarang kalian untuk menziarahi kubur, maka (sekarang) ziarahilah kuburan.” “Sebab ziarah kubur itu akan mengingatkan pada hari akhirat.”

Ya Allah ampuni dan kasih sayangilah para pendahulu kami, maafkanlah kesalahannya, hormatilah kedatangannya, luaskanlah tempat diamnya, terangilah kuburnya, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan lebih baik, jauhkanlah mereka dari huru-hara kubur dan siksaan api neraka.