Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan

4/29/2020

Shalat dan Puasa Nabi Daud Paling Dicintai Allah


Setiap orang menginginkan shalatnya adalah shalat yang baik, shalat yang khusyuk, shalat yang diterima oleh Allah. Demikian pula ibadah puasa Ramadhan yang sedang dilaksanakan ini menjadi ibadah puasa yang baik, ibadah puasa yang diterima oleh Allah, sehingga bisa mengangkat derajatnya menjadi orang-orang yang bertakwa. Sebagaimana telah dijanjikan Allah di dalam Alquran surat Albaqarah ayat 183.

Ibadah shalat adalah suatu kewajiban bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah, sehingga dengan kewajiban ini orang-orang yang tadinya melaksanakan shalat itu terasa berat dan susah, tapi kemudian shalat itu menjadi kebutuhan. Bila kebetulan suatu saat lupa, tidak menegakkan shalat, maka dia akan merasakan ada sesuatu yang kurang atau hilang, ibadah shalat bagi sebagian orang menjadi kebutuhan karena apa, ketika orang menegakkan shalat pada dasarnya sedang bermunajat kepada Allah.

Dari waktu ke waktu, orang yang beriman ingin selalu memperbaiki kualitas shalat, Bagaimanakah cara untuk memperbaiki kualitas shalat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan 1) Meneguhkan dan menguatkan niat, yang semata-mata untuk mencari ridha Allah. 2) Sempurnakanlah wudhu, karena wudhu adalah syarat syah untuk menegakkan shalat. Jadi kalau shalat itu tanpa wudhu maka shalatnya tidak sah, ketika wudhu hendaknya menggunakan aturan syariat Islam.3) Meningkatkan ibadah shalat sunnah, seperti shalat sunnah rawatib sebelum atau sesudah shalat fardu kecuali sesudah shalat Asar dan shalat Subuh. 4) Memahami setiap bacaan shalat diiringi sikap tumakninah. 5) Memperbanyak zikir, mengingat Allah dengan zikir-zikir yang telah dicontohkan Rasulullah, zikir yang banyak, zikir dengan lisan, hati dan perbuatan.

Ibadah yang berkualitas bukan sesuatu yang datang dengan tiba-tiba, tetapi harus melalui usaha dan pelatihan yang sungguh-sungguh. Nabi Daud adalah salah satu rasul yang tingkat Ibadahnya dicitai Allah SWT, sebagaimana sabda rasul:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ أَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى اللَّهِ صَلَاةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَكَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَيَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا

"Shalat yang paling Allah cintai adalah shalatnya nabi Daud ‘alaihissalam dan shaum (puasa) yang paling Allah cintai adalah shaumnya nabi Daud ‘alaihissalam. Nabi Daud ‘alaihissalam tidur hingga pertengahan malam lalu shalat pada sepertiganya kemudian tidur kembali pada seperenam akhir malamnya. Dan nabi Daud ‘alaihissalam shaum sehari dan berbuka sehari".
(HR. Buchari: 1063)

Dengan kebaikan ibadah ini maka Rasulullah tetap melanjutkan syari’at nabi Daud sebagai ibadah sunnah. Dan yang perlu diingat bahwa ibadah sunnah yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan akan dinilai seperti ibadah yang difardhukan. Ramadhan menjadi bulan pesta ibadah, biasakan untuk melaksanakan amalan-amalan sunnah sehingga kelak setelah selesai bulan Ramadhan akan menjadi kebiasaan baik untuk dilanjutkan. Ibadah-ibadah ini akan membimbing hamba Allah yang mempunyai iman yang teguh dan akhlakul karimah.

4/27/2020

Hikmah Ibadah Puasa Ramadhan, Suatu Kepastian Bukan Rekayasa



Setiap kejadian di dunia ini pasti ada hikmahnya, setiap musibah, bencana, wabah pasti ada hikmahnya. Demikian pula semua yang diperintahkan Allah pasti ada hikmahnya, sebagaimana puasa Ramadhan juga mempunyai hikmah, Rasulullah pernah bersabda:

اوله رحمة واو سطه مغفرة واخره عتق من النار

“Puasa Ramadhan yang pertama adalah rahmat yang pertengahan adalah maghfirah dan yang terakhir adalah dihindarkan dari siksa neraka”.

Awal Ramadhan adalah rahmat pertengahannya ampunan dan akhirnya kemerdekaan dari api neraka. Setiap muslim diwajibkan berpuasa pada bulan Ramadhan, karena puasa merupakan salah satu rukun Islam. Seorang muslim yang tidak berpuasa berarti keislamannya tidak sempurna. Perintah puasa diturunkan pada bulan Sya'ban tahun kedua Hijriyah ketika nabi mulai membangun pemerintahan yang berwibawa dan mengatur masyarakat baru (Departemen Agama, Alquran dan Tafsirnya: halaman 270)

Puasa Ramadhan bertujuan meraih ketakwaan, bila ayat tentang puasa itu telah dipahami dalam hubungannya dengan ayat-ayat lainnya, sebelum dan sesudahnya misalnya dari ayat 172 sampai 188 implementasi ketakwaan itu tercermin dalam pencarian nafkah yang halal dan baik membantu mereka yang kekurangan dan tidak mau mengambil milik orang lain.

Kata puasa dalam bahasa Arab artinya menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa sejak waktu imsak hingga terbenamnya matahari. Maka berdasarkan asal katanya, nabi meletakkan nilai yang sebenarnya tentang puasa, beliau bersabda bukanlah puasa itu sekedar menahan diri dari makan dan minum, sesungguhnya puasa itu mencegah dari segala perbuatan yang sia-sia atau tidak bermanfaat dan menjauhi perkataan kotor dan keji, sebab itu jika ada orang yang mengajak kamu berbuat sia-sia dan berkata kotor, maka hendaknya berkata “saya sedang puasa”.

الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ

"Puasa itu benteng, maka (orang yang melaksanakannya) janganlah berbuat kotor (rafats) dan jangan pula berbuat bodoh. Apabila ada orang yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka katakanlah aku sedang puasa (ia mengulang ucapannya dua kali). rupa". (HR. Buchari: 1761)

Menurut hadis rasul, orang yang berpuasa selain harus menahan diri dari makan minum, juga wajib baginya menahan diri untuk tidak berkata-kata kotor dan tidak berbuat yang sia-sia. Yang dimaksudkan dengan perkataan kotor adalah segala perkataan negative, berbahaya dan merugikan, misalnya mengumpat, memfitnah, menipu, berbohong, caci maki, kata-kata porno, mengadu domba dan sebagainya. Perbuatan sia-sia ialah segala perbuatan haram yang merugikan, tidak punya daya guna dan sebagainya. Dari segi pendidikan lainnya puasa menumbuhkan disiplin, jiwa yang bersih, moral yang baik dan semangat sosial yang kuat. Puasa memberikan dasar latihan untuk menahan untuk tidak makan, minum dan bersenggama yang bersifat jasmaniah, kemudian puasa membentuk kesadaran hidup manusia yang tinggi menuju pada kehidupan rohani.

Melakukan kewajiban puasa dengan ikhlas berarti telah membuktikan imannya kepada Allah, karena iman itu bukan saja diucapkan dengan lidah tetapi harus diikrarkan dengan qalbu kemudian dibuktikan dengan perbuatan. Maka seorang muslim ialah seorang yang memiliki integritas berbicara. Efek puasa bila diuji dari segi ilmu pengetahuan, puasa selain merupakan ibadah semata-mata kepada Allah, hampir seluruh cabang ilmu pengetahuan memperlihatkan dukungannya terhadap ibadah puasa. Pengetahuan psikologi, pedagogi, sosiologi, ekonomi, kesehatan jasmani, termasuk juga ilmu hitung dan ilmu Falak, ilmu jiwa dan sebagainya semuanya.

Hikmah puasa
Ibadah puasa mengandung beberapa hikmah diantaranya:

  1. Tanda terima kasih kepada Allah Karena semua ibadah mengandung arti terima kasih kepada Allah atas nikmat pemberiannya yang tidak terbatas banyaknya dan tidak ternilai harganya dan jika kamu menghitung nikmat Allah tidaklah dapat kamu menghinggap kan nya QS Ibrahim 34
  2. Dijadikan kepercayaan, seseorang yang telah sanggup menahan makan dan minum dari harta yang halal kepunyaannya sendiri karena ingat kepada perintah Allah sudah tentu tidak akan meninggalkan segala perintah Allah dan tidak akan berani melanggar larangannya.
  3. Didikan belas kasihan terhadap fakir miskin, karena seseorang yang telah merasa sakit dan pedihnya perut yang kosong akan dapat mengukur kesedihan dan kesusahan orang sepanjang masa, merasakan ngilunya perut yang kelaparan karena ketiadaan. Dengan demikian akan menimbulkan perasaan belas kasihan dan suka menolong fakir miskin.
  4. Untuk mempertinggi budi pekerti menimbulkan kesadaran dan kasih sayang terhadap orang-orang miskin, orang-orang lemah yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, melatih jiwa dan jasmani menambah kesehatan dan lainnya.
  5. Guna menjaga kesehatan. Doktor Ahmad Ramli menulis tentang puasa ini bagi higgiene pun ada arti dan kepentingan puasa. Istirahat yang diberikan kepada alat-alat pencernaan tiap-tiap siang hari sebulan lamanya akan menambah tenaga, seperti tanah ladang yang dibiarkan beberapa lamanya, supaya kesuburannya memberi hasil. Timbul kembali sebab alat-alat tubuh manusia itu sudah dijadikan demikian, hingga istirahat baginya, akan menambah tenaga bekerja dan kekuatan. Nabi Muhammad bersabda “berpuasalah agar kamu sehat” pada kesempatan lain nabi pernah bersabda, bahwa manusia yang banyak makan akan menjadi pemalas dan suka ngantuk, ini sejalan dengan ilmu kesehatan karena kebiasaan yang demikian dapat merusak onderdil perut atau alat pencernaan. Dengan puasa, alat pencernaan disuruh istirahat sebentar, ada dapat diistilahkan turun mesin pada ilmu montir, agar dapat dikontrol pada bagian-bagian atau onderdil onderdil yang rusak atau aus. Dengan memberikan kesempatan pada perut untuk istirahat juga sebagaimana memberikan kesempatan kepada mesin mobil untuk istirahat agar tidak cepat rusak.
  6. Perlu diketahui bahwa orang yang hidupnya untuk makan, artinya banyak makan, selalu makan yang enak-enak dan tidak teratur akan mengundang penyakit penyakit, seperti kencing manis, darah tinggi, disentri dan sebagainya. Maka penyakit yang menyerang perut, obatnya dari perut pula, artinya orang itu harus mengatur pola makan.
  7. Mendidik manusia berjiwa sabar, sanggup mengatasi segala kesulitan dan cobaan hidup ia menumbuhkan sifat sabar yang hebat pada manusia sabar untuk menderita apabila bentuk hidup itu harus dihadapkan kepadanya dan tidak boleh putus asa.
  8. Tahan menghadapi musim pancaroba dalam kehidupan ia pun melatih manusia berjuang mengalahkan hawa nafsu mengendalikan mengarahkannya karena dasar hawa nafsu adalah jahat bertujuan membinasakan manusia sebagaimana hawa nafsu yang ada pada binatang tujuannya untuk pemenuhan kepuasan perut dan seksual semata untuk mencapai pemenuhan itu binatang tidak mempunyai norma-norma.


Referensi:
Alquran dan Tafsirnya, Kementerian Agama RI, 2012
Bahaudin Mudhary, KH, Esensi Puasa Kajian Metafisika, Pustaka Progresif, Surabaya, 1993
Imam Habib Abdullah Haddad, Nasehat Agama dan Wasiat Iman, PT Thoha Putra Semarang, 2001
Nasruddin Razak, Drs. KH, Deinul Islam, PT Al Ma’arif, Bandung, 1971
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, PT Al Ma’arif, Bandung, 1978
Sulaiman Rasjid, H, Fiqh Islam, Sinar Baru Algensido, Bandung, 2014

4/26/2020

Puasa Ibadah Sirri Membentuk Pribadi Yang Berakhlaq Mulia

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, rahmat dan maghfirah. Allah telah memberikan berkah dan rahmat kepada seluruh alam, namun maghfirah hanya diberikan bagi orang-orang yang beriman. Karena itu agar memperoleh ketiganya hendaknya dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan yang diperintahkan Allah. Setiap perintah dan larangan Allah pasti mempunyai efek atau akibat. Allah memerintahkan puasa khusus kepada orang-orang yang beriman maka orang yang beriman yang melaksanakan puasa dengan ikhlas akan memperoleh derajat sebagai orang yang bertaqwa.

Puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah sirri yaitu ibadah yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri, orang lain tidak akan mengetahui sesungguhnya si fulan atau si fulanah itu berpuasa atau tidak, karena hal-hal yang berkaitan dengan yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, berhubungan suami istri pada siang hari dilaksanakan atau tidak, orang lain tidak mengetahui kecuali dirinya sendiri. Misalnya makan dan minum bisa jadi ketika sedang berada di rumah, sedang berkumpul dengan keluarga, tidak makan dan tidak minum, tetapi ketika sudah keluar rumah, sedang berada di kantor di sawah di kebun di pasar ternyata makan atau minum tidak diketahui oleh keluarganya, anak dan istrinya. Bisa jadi ketika pulang ke rumah waktunya berbuka puasa dia seperti orang yang berpuasa, maka disinilah bahwa puasa itu adalah ibadah sirri, ibadah yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri.

Karena ibadah puasa ini adalah ibadah sirri, maka puasa akan bisa membentuk mentalitas yang baik, akhlaqul karimah, sebagaimana akhlaq yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad, selalu jujur, tidak berbohong, berkata yang baik, disiplin sabar, ikhlas dan lainnya. Ini semuanya adalah akhlaq yang bisa dibentuk dengan melaksanakan puasa, karena tanpa adanya pengawasan dari manusia dia tetap melakukan sesuai dengan tuntunan syariat atau sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Mengapa orang tidak mau melakukan pelanggaran terhadap aturan-aturan yang sudah dibuat, orang tersebut merasa, walaupun tidak diketahui oleh orang tetapi sesungguhnya setiap gerak-gerik, perbuatan perkataan diketahui oleh Allah, di mana pun dan kapan pun berada Allah senantiasa mengawasi setiap perilaku hambanya.

Setiap perilaku hamba ini akan dicatat oleh Allah untuk selanjutnya akan diberikan pahala oleh Allah. Adapun pahala ini bisa diwujudkan di dunia dan juga bisa diwujudkan di akhirat. Pahala yang diwujudkan di dunia ini akan mengalami suatu proses yang panjang, karena apa, dengan pahala, perbuatan yang baik akan menjadi wasilah seseorang bermunajat kepada Allah. Setiap amal baik, perbuatan baik yang dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah dan rasul-Nya akan menjadi kekuatan pendorong terkabulnya doa. Kita lihat kisah tiga orang pemuda yang terjebak di dalam hutan, kemudian masuk ke dalam gua. Ternyata gua tersebut kemudian longsor dan pintunya tertutup batu yang sangat besar. Tiga pemuda itu tidak akan bisa keluar dari dalam gua bila hanya mengandalkan kekuatan fisik yang dimiliki. Tetapi ternyata dia mempunyai kekuatan lain, yaitu kekuatan dari yang Maha Kuasa. Allah memerintahkan untuk melakukan kebaikan maka setiap kebaikan itu akan menjadi pahala, pemuda tersebut melakukannya dengan ikhlas, ridho karena Allah. Sehingga amal ibadah tersebut disebutkan sebagaimana dalam hadits yang di riwayatkan oleh Imam Buchari.

Pemuda yang yang pertama mengatakan: " Ya Allah, aku memiliki kedua orangtua yang sudah renta. Suatu hari aku keluar untuk mengembala untuk mendapatkan susu kemudian aku datang membawa susu, lalu aku berikan kepada kedua orang tuaku, lalu keduanya meminum baru kemudian aku berikan minum untuk bayiku, keluarga dan isteriku. Pada suatu malam, aku mencari susu setelah aku kembali dan aku datangi mereka ternyata keduanya sudah tertidur. Dia berkata; Aku enggan untuk membangunkan keduanya untuk meminum susu sedangkan anakku menangis dibawah kakiku karena kelaparan, Begitulah kebiasaanku dan kebiasaan kedua orang tuaku hingga fajar. Ya Allah seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridha Mu, maka bukakanlah celah untuk kami agar kami dapat melihat matahari darinya". Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maka terbukalah sedikit celah untuk mereka.

Usaha satu pemuda sudah menunjukkan adanya harapan untuk bisa keluar dari dalam gua, lalu pemuda yang kedua pun juga, menyebutkan amal paling utama yang pernah dilakukan, seraya berkata: "Ya Allah, sungguh Engkau mengetahui bahwa aku seorang lelaki yang sangat mencintai seorang wanita putri dari pamanku seperti kebanyakan laki-laki mencintai wanita. Suatu hari dia berkata, bahwa aku tidak akan bisa mendapatkannya kecuali aku dapat memberi uang sebanyak seratus dinar. Maka aku bekerja dan berhasil mengumpulkan uang tersebut. Ketika aku sudah berhadapan dengannya dan aku hendak menyetubuinya, dia berkata; bertaqwalah kepada Allah, dan janganlah kamu renggut keperawanan kecuali dengan haq". Maka aku berdiri lalu pergi meninggalkan wanita tersebut. Ya Allah seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridhaMu, maka bukakanlah celah untuk kami". Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maka terbukalah dua pertiga dari batu yang menutup pintu gua.

Pertolongan Allah semakin menunjukkan hasil, ternyata amal dari pemuda yang kedua menjadi amal utama yang diterima oleh Allah, sehungga menjadi wasilah ketika bermunajat kepada Allah SWT. Namun amal dari dua pemuda tersebut belum cukup untuk membuka pintu gua. Maka kini tinggallah satu orang pemuda, yang dia pun menyebutkan amal utama yang pernah dilakukan: Kemudian orang yang ketiga berkata: Ya Allah sungguh Engkau mengetahui bahwa aku pernah memperkerjakan seseorang untuk mengurusi satu benih tumbuhan lalu aku beri upah namun dia tidak mau menerimanya. Lalu aku sengaja mengembangkan benih tersebut sehingga darinya aku bisa membeli seekor sapi dan seorang pengembalanya. Kemudian di suatu hari orang itu datang kepadaku seraya berkata; "Wahai 'Abdullah, berikanlah upahku yang dulu!" Lalu aku katakan; Kemarilah lihat kepada seekor sapi dan pengembalanya itu semua milikmu". Dia berkata: "Kamu jangan mengolok-olok aku!" Dia berkata: Aku katakan: Aku tidak mengolok-olok kamu tetapi itu semua benar milikmu. Ya Allah seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridha-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami". Akhirnya mereka bisa terbebas dari gua tersebut". (HR. Buchari: 2063)

Amal baik bisa menjadi wasilah untuk mewujudkan doanya, dikabulkan oleh Allah ketika masih berada dialam dunia. Yang kedua bahwa pahala itu akan berefek pada kehidupan di akhirat, Allah telah mengatakan bahwa setiap amal perbuatan hamba-Nya walaupun hanya sebesar biji sawi maka akan dikembalikan kepada dirinya, tidak ada yang dirugikan atas amal ibadah yang dilakukan selama hidup di dunia maka di alam akhirat akan dikembalikan kepada orang tersebut. Ahli ibadah akan dimasukkan ke dalam surga-nya Allah. Surga ini adalah merupakan tempat terakhir bagi hamba Allah karena untuk bisa masuk surga harus melalui neraka, tidak ada manusia yang bebas dari dosa. Ketika hidup di dunia pasti mempunyai dosa, dosa adalah akibat melanggar larangan Allah. Ada perintah ditinggalkan, larangan justru dilaksanakan maka ini yang kemudian mendatangkan dosa hidup.

Di dunia ini banyak sekali kejadian dan peristiwa, ada yang senang, ada yang susah, ada yang baik, ada yang buruk, ada yang benar, ada yang salah. Baik dan buruk, benar dan salah ini merupakan dua hal yang bertolak belakang, dua hal yang berlawanan. Manusia diberikan kebebasan oleh Allah untuk memilih salah satunya Perbuatan baik dan benar yang akan mendorong orang masuk ke dalam surge, perbuatan salah perbuatan tidak baik maka yang akan mendorong pada jalan menuju ke dalam neraka. Ini adalah suatu pilihan bagi manusia, dan sebaik-baik hamba Allah adalah yang bisa menentukan pilihannya sesuai dengan yang dikehendaki Allah dan rasul-Nya.

Allah dan rasul-Nya sudah memberikan jalan hidup berupa kitab suci atau as-sunnah, maka bila hamba Allah itu berpegang teguh pada dua hal akan selamat untuk selamanya. Karena itu di dunia ini banyak peristiwa, ada benar, salah, baik, buruk. Manusia dihadapkan dengan pilihan tersebut dan kehidupan manusia. Kadangkala ketika sedang susah, atau bahagia mendekat kepada Allah, ada yang orang yang sedang bahagia juga mendekat kepada Allah. Tetapi sebaliknya, kadangkala ada orang yang susah atau bahagia jauh kepada Allah. Maka inilah yang kemudian mendatangkan yang namanya dosa. Dosa itu yang akan mengantarkan seseorang masuk kedalam neraka. Besar-kecilnya perbuatan yang dilakukan hamba akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Setelah manusia atau hamba Allah melalui proses penyiksaan di dalam neraka kemudian akan dihisab oleh Allah selagi masih mempunyai dosa maka masih di dalam neraka. Tetapi ketika dosa-dosanya sudah habis maka dia akan dimasukkan ke dalam surge, karena itu pahala itu mempunyai efek dua hal yaitu di dunia dan di akhirat

4/25/2020

Pemberdayaan Fungsi Masjid, Bidang Idaroh, Riayah, Imaroh Saat Terjadi Wabah Virus Corona



Masjid adalah suatu bangungan monumental bagi umat Islam, simbol budaya dan kebanggaan bagi umat Islam. Hampir di setiap daerah berdiri bangunan masjid, karena animo masyarakat untuk memiliki bangunan monumental begitu besar,sehingga masjidpun di bangun menyesuaikan dengan arsitektur bangunan modern. Sebagian besar masjid dibangun secara swadaya, hal ini karena jiwa dan semangat spiritual, motivasi dan dorongan untuk mendirikan masjid memang mempunyai derajat yang tinggi, karena termasuk dalam kategori shadaqah jariyah. Bila anak adam meninggal maka terputus seluruh amalnya kecuali tiga perkara, shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih yang mendoakan kepada kedua orang tuanya”. Membangun masjid adalah termasuk dalam kategori sahadaqah jariyah, dimana pahala orang yang melaksanakan shadaqah jariyah akan tetap mengalir selagi bangunan tersebut masih digunakan untuk menjalankan ibadah.

Perkembangan masjid yang begitu pesat sehingga masjid dikelompokkan menjadi masjid nasional berada di ibu kota negara yaitu masjid istiqlal, masjid raya yang berada di provinsi, masjid agung yang berada di kabupaten, masjid besar yang berada di kecamatan dan masjid jami’ yang ada di kelurahan/ desa. Karena Indonesai termasuk mayoritas beragam Islam sehingga jumlah masjidnya juga amat banyak, karena didalam lingkup RT/ RW di wilayah desa/ kelurahan juga berdiri banguan masjid.

Berdirinya masjid ada yang merupakan bentuk perluasan dari bangunan langgar/surau/ musholla. Namun kadang bisa juga berdirinya masjid karena kebutuhan jama’ah untuk lebih dekat dengan tempat ibadah sehingga ingin mendirikan jama’ah sendiri. Dan bisa juga karena tidak terakomodirnya kemauan dari jama’ah masjid. Sistem otoriter, monopoli dan kekeluuargaan dalam pengelolaan masjid akan mendorong timbulnya perselisihan dalam masyarakat.

Melihat fungsi masjid yang teramat banyak sehingga masjid tidak mungkin dikelola secara perorangan. Kita melihat bahwa setiap orang mempunyai potensi dan kemampuan yang berbeda, dalam bidang keilmuan, ketrampilan, kedermawanan yang berbeda. Sehingga semua potensi masyarakat ini hendaknya dapat satukan dalam sistem leadhership untuk dapat mewujudkan fungsi masjis sebagaimana pada zaman Rasulullah SAW.

Fungsi masjid pada masa Rasullah
Perjalanan hijrah Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah di tandai dengan pembangunan masjid nabawi, masjid untuk menyatukan golongan anshar dan muhajirin. Dimana pernah terjadi perselisihan tentang siapakah diantara dua golongan itu yang paling utama. Masing-masing bersikukuh, bahwa golongan muhajirin merasa paling utama karena yang paling berjasa dalam menemani Rasulullah SAW hijrah dari Mekah ke Madinah. Sebaliknya golongan anshar juga merasa paling utama dan berjasa dalam melakukan penyambutan terhadap Rasulullah SAW dan memberikan perlindungan. Dengan kondisi yang demikian maka masjid menjadi tempat untuk menyatukan antara dua pendapat yang berbeda.

Karena itu masid pada zaman Rasulullah SAW adalah meliputi seluruh kepentingan dan kebutuhan umat Islam yang meliputi:
1. Tempat bersujud mendekatkan diri kepada Allah,
2. Tempat beri’tikaf, membersihkan diri, menggembleng batin sehingga terjaga keseimbangan dan keutuhan kepribadiannya,
3. Tempat bermusyawarah kaum muslimin memecahkan persoalan yang timbul dalam masyarakat,
4. Tempat kaum muslimin berkonsultasi, menyampaikan permasalahan dan meminta bantuan pertolongan,
5. Tempat membina keutuhan jama’ah, mewujudkan gotong royong dan kesejahteraan jama’ah.
6. Tempat meningkatkan kecerdasan umat melalui majlis ta’lim, pendidikan dan pengajaran.
7. Tempat pembinaan dan pengembangan kader pimpinan umat,
8. Tempat melakukan pengaturan dan pengawasan keagamaan umat; dan
9. Tempat mengumpulkan , menyimpan dan mentasarrufkan dana amanah umat.
10. Tempat memobilasi umat.
11. Tempat mengatur pertahanan umat
12. Tempat menerima tamu

Himbauan Ibadah di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan berkah rahmat dan maghfirah, pada bulan tersebut umat Islam sangat merindukan akan kedatangannya. Karena itu sebelum memasuki bulan suci Ramadhan umat Islam sudah mempersiapkan segala macam aktivitas sarana prasarana yang berkaitan dengan kegiatan puasa Ramadhan, baik itu di sektor pendidikan, keagamaan, ekonomi, sosial, budaya. Allah memberikan keberkahan bukan hanya bagi orang-orang Islam saja, tetapi juga kepada orang-orang non muslim semuanya mendapatkan keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Akan tetapi pada tahun 2020 masehi atau atau 1441 Hijriyah, umat Islam tidak bisa leluasa lagi untuk melaksanakan amaliyah ibadah Ramadhan sebagaimana pada tahun-tahun yang lalu, seperti pengajian, pesantren kilat, salat tarawih berjamaah di masjid, langgar atau mushola, kegiatan buka bersama, pengajian peringatan Nuzulul Quran dan kegiatan-kegiatan lain yang menghadirkan orang banyak.

Sebenarnya puasa kegiatan Ramadhan dari masa-ke masa telah diselenggarakan, kadang hanya merupakan pengulangan, namun dengan munculnya generasi baru ide dan kraatifitas lebih dinamis sehingga banyak mengalami peningkatan dalam beberapa sektor. Hal ini diharapkan bahwa puasa Ramadhan bisa dilaksanakan dengan senang, semarak dan penuh dengan semangat religi.
Upaya yang sudah dirancang, ternyata pada tahun ini dunia sedang dilanda wabah virus corona atau Covid- 19, di mana wabah ini belum pernah di rasakan oleh umat manusia seluruh dunia.

Penularannya yang begitu cepat dari manusia ke manusia, sehingga hal-hal yang keterkaitan dengan kegiatan pengumpulan masa akan bisa menjadi penyebab penyebaran virus corona. Karena itu agar jangan mengadakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya pengumpulan masa, sebagaimana tausiahnya MUI nomor Kep-1065/DP-MUI/IV / 2020 di sana disebutkan bahwa umat Islam agar tidak melaksanakan ibadah yang melibatkan berkumpulnya orang banyak . Seperti shalat Jumat, jamaah rawatib shalat lima, waktu shalat tarawih, shalat Ied di masjid atau tempat umum lainnya, serta pengajian umum dan tabligh akbar. Ibadah tersebut dapat dilaksanakan di kediaman masing-masing dengan tanpa mengurangi kekhusyukan dan keikhlasan.

Dakwah Islam yang sudah dikembangkan oleh para kyai, mubaligh, ulama, ustadz yang mengajak kepada umat Islam agar melaksanakan salat secara berjamaah di tempat ibadah. Perjuangan para ulama ini sudah mendapatkan keberhasilan, dimana banyak sekali masjid dan tempat ibadah lainnya bahkan di perkantoran pada bulan Ramadhan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang tujuannya untuk menghidupkan bulan suci Ramadhan. Tetapi karena melihat risiko penularan dan penyebaran wabah korona ini, maka ormas Islam yaitu Majelis Ulama Indonesia menghimbau untuk tidak melaksanakan kegiatan seperti itu.

Kemudian Dewan Masjid Indonesia Dewan Masjid Indonesia juga menyampaikan tarhib, karena Ramadhan tahun 2020 sedang dihadapkan dengan wabah Covid-19 maka dikondisikan untuk menegakkan prinsip menghindarkan persentuhan dengan orang lain, menjauhan kebiasaan bertemu sampai meniadakan berkumpul bersama (jamaah) dalam berbagai bentuk dan forum (physical and social distancing) maka shalat tarowih, tadarus Alquran, taushiyah diselenggarakan dalam lingkup keluarga di tempat tinggal masing-masing.

Pemerintah sebagaimana Surat Edaran Menteri Agaman nomor 6 tahun 2020 tentang panduan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriyah di tengah pandemi wabah Covid-19 di dalam surat edaran itu dengan poin-poin sebagai berikut:

  1. Umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa Ramadan di bulan Ramadhan dengan baik berdasarkan ketentuan fikih ibadah.
  2. Sahur dan buka puasa dilaksanakan oleh individu atau keluarga inti tidak perlu sahur on the road atau ifthor jama'i buka puasa bersama.
  3. Shalat tarawih dilakukan secara individual atau berjamaah bersama keluarga inti di rumah tilawah.
  4. Tadarus Alquran dilakukan di rumah masing-masing berdasarkan perintah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk menyinari rumah dengan Tilawah Alquran.
  5. Buka puasa bersama baik dilaksanakan di lembaga pemerintah lembaga swasta masjid maupun mushola ditiadakan
  6. Peringatan Nuzulul Quran dalam bentuk Tabligh dengan menghadirkan penceramah dan masa yang jumlah besar bagi lembaga pemerintah lembaga swasta masjid maupun mushola ditiadakan.
  7. Tidak melakukan itikaf di 10 malam terakhir bulan Ramadhan di masjid.
  8. Pelaksanaan Shalat Idul Fitri yang lazimnya dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau di lapangan ditiadakan, untuk itu diharapkan terbitnya fatwa MUI menjelang waktunya.
  9. Agar tidak melakukan kegiatan seperti salat tarawih keliling, takbir keliling, kegiatan takbir cukup dilakukan di masjid atau mushola dengan menggunakan pengeras suara pesantren kilat kecuali Media elektronik.
  10. Shilaturahim atau halal bihalal yang lazim yang dilaksanakan ketika hari raya Idul Fitri bisa dilakukan melalui media sosial atau video call atau Converse bawa beberapa macam kegiatan yang sifatnya pengerahan massa untuk menyerap menyemarakkan kegiatan bulan suci Ramadan maka pada tahun ini untuk tidak dilaksanakan tapi dilaksanakan di rumah masing-masing.


Dengan adanya surat himbauan surat edaran dari pemerintah ini, masyarakat hendaknya dapat menerima dengan lapang dada, untuk menjaga ketentraman, keselamatan dan kesehatan masyarakat agar mengikhlaskan ibadah-ibadah yang tadinya dilaksanakan secara berjamaah untuk dilaksanakan di rumahnya masing-masing. Tentu saja sifat lapang dada yang demikian ini karena pemahaman yang sudah demikian luasnya, sehingga kepentingan ibadah bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk menjaga kepentingan orang lain

Ada lagi yang berpandangan bahwa surat edaran ini dipandang sebagai suatu yang tidak bermakna. Mereka meyakini bahwa itu adalah urusan Allah, bahkan ada yang terang-terangan mengatakan tidak takut dengan korona hanya takut kepada Allah. Dengan adanya wabah ini mereka sama sekali tidak merasa takut, resah dan gelisah. Walaupun sudah positif tapi tetap tidak mengakui bahwa dirinya sedang sakit. Yang ketiga ada anggota masyarakat yang menyikapi biasa-biasa saja, sehingga dengan adanya surat edaran, mereka kadangkala juga waspada hati-hati, tapi kadangkala kehati-hatian itu hilang. Agar jauhi bergerombol, kumpul dengan orang banyak, menjaga diri untuk senantiasa memakai masker, kadangkala dilaksanakan kadangkala tidak dilaksanakan. Dengan adanya perbedaan pemahaman dan ibadah pada bulan Ramadhan, marilah kita untuk mengikuti apa yang disarankan oleh pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19.

Bagaimana memberdayakan masjid
Dengan adanya surat edaran dari pemerintah untuk tidak melakukan ibadah di masjid langgar mushola, otomatis tempat-tempat ibadah yang tadinya ramai dikunjungi oleh para jamaah kemudian menjadi sepi, karena apa banyak warga yang mempunyai perhatian terhadap imbauan dari pemerintah sehingga mengikhlaskan untuk tidak mengunjungi tempat ibadah. Hal ini bukan berarti bahwa dirinya itu sudah tidak cinta, tidak suka dengan tempat ibadah, akan tetapi dengan pertimbangan bahwa apa yang dilakukan itu adalah untuk menciptakan kemaslahatan bersama yaitu untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona.
Karena itu sekalipun ada himbauan untuk tidak kumpul-kumpul atau tidak melakukan ibadah di masjid. Apa yang bisa dilakukan untuk melakukan pemberdayaan fungsi masjid, sekalipun masjid itu tidak digunakan sebagai tempat untuk salat berjamaah, salat rawatib, tidak digunakan untuk melakukan shalat tarowih, tidak digunakan untuk melakukan Peringatan Nuzulul Quran, tidak digunakan untuk tadarus Alquran,tidak digunakan untuk salat halal bihalal. Tentu saja ada cara-cara untuk memberdayakan fungsi masjid jangan sampai bahwa dengan adanya himbauan dari pemerintah itu kemudian sama sekali tidak memperhatikan tentang fungsi masjid itu.
  • Bidang riayah adalah bidang perawatan tempat ibadah. Tempat ibadah itu tidak lagi dikunjungi oleh umat Islam secara keseluruhan, akan tetapi kebersihan masjid atau tempat ibadah lainnya hendaknya bisa dilaksanakan masjid, tetap dijaga, dipelihara kebersihannya. Karena sekalipun ada himbauan untuk tidak melakukan ibadah salat berjamaah di masjid, akan tetapi masih banyak pula masjid-masjid yang menyelenggarakan salat salat fardhu secara berjamaah, salat tarawih dan salat- salat malam. Karena itu menjaga kebersihan hendaknya tetap di laksanakan. Kebersihan yang sudah diupayakan akan mempunyai kesinambungan, akan berdampak pada sektor yang lainnya kalau masjid itu nampak bersih, maka keindahan dan kemegahannya juga akan terjaga. Coba kalau misalnya pada waktu musim terjadi wabah Covid-19 sama sekali masjid ditinggalkan jamaah, sehingga mereka tidak melakukan perawatan, menjaga kebersihan masjid, maka yang terjadi masjid dan tempat ibadah lainnya menjadi kumuh. Padahal kumuh, kotor ini tidak sesuai dengan syariat agama Islam yang mencintai kebersihan. Bidang riayah termasuk pengecetan, penndiaan sarana kebersihan handshop, hand sanitizer, penyemprotan disinfectan, penerangan, membuat spanduk yang kaitannya dengan gebyar untuk melakukan ibadah puasa Ramadhan dengan dasar iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
  • Bidang imaroh, bagaimana bisa memakmurkan masjid ternyata jamaahnya dihimbau untuk tidak datang ke masjid. Bagaimana akan bisa tercipta suatu kemakmuran masjid karena jamaahnya berkurang. Karena itu perlu dilakukan upaya kegiatan untuk meramaikan masjid itu diantaranya adalah ketika sudah masuk waktunya shalat maka tetap dikumandangkan adzan. Sekalipun dalam pelaksanaan shalat tidak perlu menunggu jamaah yang banyak, kalau sudah melewati waktu untuk segera melaksanakan shalat, meskipun itu hanya satu atau dua orang segera saja untuk di lakukan salat secara berjamaah di bidang kemakmuran.
  • Di bidang pendidikan, pelatihan dan juga pesantren kilat perlu dilakukan dengan sistem online. Tidak menghadirkan jamaah secara langsung, akan tetapi melalui media elektronik jadi di sini jadwal-jadwal untuk kegiatan pada bulan Ramadan kultum pengajian sebelum melakukan shalat tarawih. Petugasnya untuk membuat rekaman atau video untuk disiarkan, disampaikan melalui WA, atau petugasnya datang secara langsung tetapi ketika menyampaikan tausiyah, audian tidak datang secara langsung, Dia hanya berpidato atau memberikan tausiyah secara sendirian tidak ada jamaah secara langsung tetapi jamaahnya cukup yang mendengar melalui media elektronik, HP dan lain sebagainya. Ini semuanya adalah sebagai langkah atau upaya untuk memakmurkan masjid, jadi kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan itu tetap dilakukan, tapi tetap menjaga protokol di dalam pelaksanaan ibadah.
  • Beribadah itu di samping kita dasarnya karena iman dan taqwa kepada Allah, tapi mengacu pada Rasulullah itu adalah dengan mengkaji ilmu sebanyak-bayaknya, sehingga dengan belajar akan mempunyai pengetahuan secara lebih luas. Pengetahuan agama dan pengetahuan lainnya, maka dengan keyakinan yang diimbangi dengan ilmu pengetahuan, akan menjadikan muslim yang modern mudah melakukan suatu ibadah, bisa memberikan kemaslahatan kepada yang lainnya. Khairun naas anfa’ahum linnas sebaik-baik manusia adalah yang bisa memberi manfaat kepada lainnya. Ibadah pada bulan Ramadhan dalam lingkaran pandemi virus corona, untuk tetap melaksanakan ibadah bulan suci Ramadhan secara pribadi.
  • Melakukan kegiatan pengumpulan dan pendistribusian zakat secara jemput dan antar, sehingga kontak massa bisa dihindarkan. Jemput yang dimaksud panitia menghubungi muzakki secara on line kemudian panitia mengambil zakatnya atau dengan membuka rekening. Setelah terkumpul, pentasayarufan zakat dengan diantar oleh panitia pada mustahiq. Hindarkan dengan membagikan kupon pada mustahiq karena akan berakibat terjadinya pengumpulan massa.


Memang berat untuk merubah kondisi baik yang sudah mapan, shalat, jamaah, shilaturahim, tadarus Alquran, majlis taklim, buka bersama. Sama beratnya mengajak orang-orang untuk berbuat baik dan beribadah sesuai dengan tuntunan Islam. Namun harus yakin bahwa ini semua adalah jalan hidup yang harus dilalui. Allah memberikan rahmat untuk dinikmati, Allah menciptakan balak untuk diantisipasi dan diperangi. Setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan, Allah tidak tidur, Allah selalu mengawasi hamba-Nya. Allah akan mendengarkan jeritan dan tangisan hamba-Nya dan Allah akan memberikan pertolongan, keberkahan dan kebahagiaan pada hamba-Nya

4/24/2020

Kewajiban Melaksanakan Puasa Ramadhan



Puasa Ramadhan merupakan unsur penting dalam syariat agama Islam, puasa Ramadhan meupakan salah satu rukun Islam, hal ini disebutkan dalam hadits nabi Muhammad SAW:

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

"Islam dibangun diatas lima (landasan); persaksian tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadlan". (HR. Buchari: 7, Muslim: 21)

Setiap muslim diwajibkan untuk melaksanakan lima dari rukun Islam tersebut, bila diruntut bahwa pengakuan diri atau setiap hamba agar dibuktikan dengan perbuatan dan amal nyata. Seorang hamba yang telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, maka dari kesaksian tersebut perwujudannyya adalah 1) Menegakkan shalat lima waktu, kewajiban ini tidak boleh ditinggalkan, kecuali ada hal-hal tertentu yang menghalangi untuk menegakkan shalat. Bahkan untuk mewujudkan kesempurnaan shalat, Allah juga memberikan tuntunan ibadah shalat Sunnah. 2) Membayar zakat bagi orang-orang yang mempunyai klebihan harta, yaitu telah mencapai nishab dan haul. Zakat ini guna membersihkan harta, sehingga harta yang diperoleh akan menjadi harta yang penuh dengan berkah. 3) Melaksanakan haji, hal ini hanya diperintahkan bagi orang-orang yang sudah mencapai pada taraf istitho’ah. 5) Melaksanakan puasa Ramadhan, kewajiban ini harus dilaksanakan bagi setiap muslim kecuali ada hal-hal yang mengahalngi untuk tidak berpuasa.

Perintah untuk melaksanakan puasa disebutkan dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 183.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Al Baqarah: 183)


Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan nabi dan orang-orang yang beriman agar melaksanakan puasa Ramadhan seperti ibadah puasa yang telah diperintahkan kepada orang-orang sebelum Nabi Muhammad. Puasa itu adalah ibadah yang dikhususkan bagi orang-orang yang beriman maka bagi orang yang tidak beriman atau orang yang tidak mengaku beriman tidak dikenai taklif atau kewajiban untuk melaksanakan puasa. Tetapi jangan terlalu puas dan bangga ketika dibebaskan dari kewajiban untuk melaksanakan puasa Ramadhan, karena setiap Allah memerintahkan sesuatu mesti akan mempunyai akibat.

Allah memerintahkan orang yang beriman untuk melaksanakan puasa, maka Allah akan memberikan pahala bagi orang yang melaksanakan puasa, sebaliknya Allah memerintahkan puasa Ramadhan tetapi tidak melaksanakan puasa tanpa adanya halangan/ masaqot untuk melaksanakan puasa, maka dia berdosa dan kelak di hari Qiamat dia akan disiksa oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Lalu jika muncul suatu pertanyaan, bagaimana saya akan disiksa karena saya tidak diperintahkan oleh Allah, balik ditanya orang tersebut. Mengapa kamu tidak melaksanakan, dia menjawab karena saya tidak beriman maka tidak dikenai kewajiban.

Dengan berdasarkan pada ayat Alquran tersebut, maka selanjutnya kita bisa mengatakan, bahwa manusia diberikan pilihan oleh Allah untuk menjadi orang yang beriman atau orang kafir, orang yang taat atau orang yang fasik. Setiap predikat seseorang, akan mempunyai akibat. Allah memerintahkan agar beriman kepada Allah dan rasulnya. Kewajiban untuk melaksanakan rukun Islam, karena itu kalau dia itu bukan orang yang beriman, itu sudah menyalahi kodrat atau dengan kata lain dia tidak mendapat Hidayah dari Allah. Karena itu bersyukurlah bagi kita sekalian orang-orang yang sudah mendapat hidayah iman dan Islam. Mudah-mudahan dengan hidayah itu kita akan senantiasa dibimbing dan diarahkan oleh Allah untuk bisa melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang oleh Allah.
Termasuk pada bulan ini, kita dapat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan yang diwajibkan bagi orang-orang yang beriman. Ternyata Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan kewajiban kepada ada umat sebelum nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Jadi kalau kita belajar pada tarih Islam, bahwa umat sebelumnabi Muhammad itu juga sudah dikenai taklim untuk melaksanakan puasa, akan tetapi tidak seperti puasanya orang Islam selama satu bulan. Puasa nabi Daud itu adalah 1 hari puasa dan 1 hari tidak puasa. Disamping itu ternyata puasa itu juga dilaksanakan oleh makhluk Allah yang lain. Dari golongan hewan, misalnya itik, ayam, menthok, burung ketika mengerami telurnya maka di sana dia itu juga berpuasa, kalau mengerami telurnya kemudian dia sering meninggalkan sarangnya, tidak berpuasa maka telur gagal menetas. Karena itu diperlukan keprihatinan atau puasa dari unggas tersebut sehingga mungkin dalam 1 hari atau 2 hari itu tidak meninggalkan sarang tidak makan dan juga tidak minum. Dengan kondisi yang demikian tubuhnya hewan itu akan menjadi panas, sehingga akan lebih mempercepat penetasan telurnya.

Puasa juga dilaksanakan dari golongan serangga. Proses metamorfosis kupu-kupu, dari manakah si kupu-kupu itu? dari ulat, kemudian ulat itu setelah besar itu berubah menjadi kepompong. Tidak bisa berjalan tidak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya bergerak-gerak yang di bagian kepalanya saja dan proses yang demikian itu juga dilakukan cukup lama mungkin bisa 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari mungkin sampai satu minggu dari bentuk kepompong akan berubah bentuk, bisa menjadi kupu-kupu atau bisa menjadi kumbang bisa menjadi capung dan lain sebagainya. Ini semua dilakukan dengan puasa, kalau tidak puasa maka tidak akan jadi. Maka orang yang berpuasa itu akan naik derajatnya disisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Puasa itu selain diwajibkan kepada umatnya nabi Muhammad, golongan hewan dan serangga juga pada tumbuhan- umbuhan yang berbiji belah. Seperti ada albasiah ada pohon sengon ada pohon manga, pohon suren, mahoni dan lainnya juga melakukan puasa. ketika daunnya berguguran sehingga tinggal batang dan rantingnya. Kenapa kok berkurang, gugur semua tidak mati? Dia sedang berpuasa, karena fungsi daun adalah untuk membuat makanan. Ketika daun gugur maka tidak ada yang membuat makanan bagi tumbuhan tersebut, akar tetap mencari makan sehingga selama beberapa hari, sehingga setelah cukup akan mulai tumbuh daun yang putih lalu menghijau, terlihat subur lalu batangnya pun segera membesar.

4/23/2020

Membaca Alquran Untuk Menangkal, Musibah, Wabah, Bencana



Alam berputar mengikuti Sunnatullah, ketika manusia dilanda berbagai bencana, manusia membutuhkan sesuatu yang mampu menentramkan jiwa. Demikian pula dengan berbagai bencana yang menimpa dewasa ini mulai dari musibah banjir, gunung meletus, tanah longsor, wabah pandemi Covid-19 adalah merupakan bencana yang perlu direnungkan. Agama mengajarkan agar umatnya senantiasa membaca fenomena yang terjadi, begitu pentingnya tugas membaca itu sehingga surat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wasallam adalah perintah untuk membaca.

Quraish Shihab dalam buku membumikan Alquran mengatakan, bahwa Alquran merupakan pelita kehidupan yang mampu menerangi jalan tatkala dilanda kegelapan. Membaca Alquran dengan penuh kekhusukan diyakini akan mampu menghilangkan berbagai kesusahan. Karena kemuliaan yang demikian, maka Alquran disebut sebagai mukjizat tertinggi bagi Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wasallam. Kemuliaan dan keagungan Alquran itu tidak mengenal batas, artinya sampai kapanpun kemuliaan dan keagungan Alquran tidak akan luntur. Kalau saat ini masyarakat dilanda berbagai bencana, termasuk dengan wabah virus Corona yang sangat memprihatinkan, tampaknya ada relevansi jika dikaji dari dimensi Alquran.

Barangkali munculnya berbagai bencana akhir-akhir ini adalah karena manusia, bukankah terjadi berbagai bencana adalah karena ulah manusia itu sendiri dan tatkala bencana terjadi adalah sebagai peringatan atau ujian bagi manusia. Kealpaan manusia dalam membaca, memahami dan mengamalkan isi Alquran tampaknya sudah sampai pada titik yang memprihatinkan coba. Kita renungkan sebagian isi Alquran mengatakan agar manusia menegakkan keadilan, kejujuran, saling mengasihi. Tuhan sangat membenci kesombongan, ketidakadilan dan kesenjangan sosial. (Mukti Ali, Memahami beberapa aspek ajaran Islam tahun 1991).

Kealpaan membaca
Alquran diturunkan pertama kali pada tanggal 17 Ramadhan sebelum hijrah, berisi perintah untuk membaca kepada nabi Muhammad. Membaca disini adalah luas, yaitu tidak hanya membaca yang tersurat melainkan juga yang tersirat. Karena ayat-ayat Allah itu sendiri tidak hanya tersurat dalam 30 juz Aalquran, justru ayat-ayat Allah yang tersirat jauh lebih banyak dari yang tersurat. ayat-ayat Allah yang tersirat ini bisa dilihat di semua jagat raya ini, mulai dari bulan, bintang, matahari sampai pada diri setiap orang. Karena di dalam penciptaan benda benda itu terkandung kekuasaan Allah yang perlu untuk direnungkan. Itulah sebab jika lautan dijadikan tinta untuk menulis kekuasaan Allah, maka niscaya lautan itu akan kering sebelum selesai menulis semuanya kekuasaan Allah.

Ketika Alquran pertama kali diturunkan nabi sedang menyendiri di Gua Hira, beliau sengaja menjauhkan diri dari kaumnya karena tak tahan melihat peradaban jahiliyah yang melanda kaum Quraisy waktu itu. Nabi benar-benar sangat prihatin terhadap krisis moral yang melanda kaumnya, melakukan tindakan yang menghalalkan segala cara. ketika itu hukum yang berlaku adalah siapa yang kuat adalah yang berkuasa. Mereka menyembah berhala, berjudi, merampok, memperbudak manusia dan bahkan membunuh bayi wanita. Pendek kata mata dan telinga kaum Quraisy sudah buta, tuli pada nilai-nilai kebenaran. Di tengah krisis moral yang demikian ini maka turunlah wahyu pertama kepada nabi, kalau pengertian membaca dalam ayat pertama ini tidak hanya pada yang tertulis tetapi banyak masalah di sekeliling kita yang perlu dibaca sebagai bagian dari kekuasaan Allah dan pengertian membaca itu pun tidak hanya berlaku kepada nabi tetapi adalah kepada semua manusia dan pada setiap saat.

Dengan demikian tatkala saat ini kita dilanda berbagai bencana yang memprihatinkan maka kita pun perlu membaca dengan kacamata agama atau kekuasaan Allah kita perlu lebih dahulu mempertanyakan. Mengapa bencana begitu sering melanda? Apakah yang salah dalam tindakan manusia, sehingga Allah memberi peringatan dan ujian kepada hambaNya? Barangkali kalau kita mau membaca dengan jujur dan dengan merujuk pada ayat-ayat Alquran maka kita pun akan menemukan jawabannya dari segi kejujuran dan keadilan tampaknya sudah terlalu sering dipermainkan oleh umat manusia cara melakukan ketidakjujuran dan ketidakadilan sudah dianggap sebagai hal yang biasa.

Karena godaan hawa nafsu banyak orang yang suka berlaku tidak jujur dan tidak adil, padahal dari tindakan tersebut betapa banyak orang menderita dan bahkan menjadi kerugian besar bagi negara. Patut direnungkan bahwa terjadinya berbagai macam bencana akhir-akhir ini barangkali adalah karena kealpaan manusia. Dalam Peringatan Nuzulul Quran turunnya Alquran patut direnungkan makna membaca yang disebutkan dalam ayat tersebut, setiap muslim dianjurkan untuk membaca baik tertulis maupun yang tidak tertulis. Untuk ayat-ayat tertulis dalam Alquran hendaknya senantiasa dibaca, direnungkan dan diamalkan isi yang terkandung di dalamnya. Kemudian pada ayat-ayat tertulis di manapun dan kapanpun kita bisa menemukan dan membaca kekuasaan Allah dan bahkan di dalam diri setiap orang terdapat ayat-ayat Allah, sesungguhnya betapa angkuhnya manusia dan betapa Maha Agung nya Allah.

4/22/2020

Wasilah dan Andalan Terkabulnya Doa, Kisah Tiga Pemuda Terjebak di dalam Gua


Setiap orang yang tentu menginginkan doanya dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, namun ternyata banyak orang yang ketika berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala kadangkala terasa bahwa hajat dan keinginannya tidak dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Orang tersebut merasa berputus asa sehingga ibadah yang seharusnya dilaksanakan dengan istiqomah akan tetapi lambat laun nilai ibadah tidak bernilai. Keimanan yang diharapkan terwujud menjadi amal sholeh, tetapi justru mengalami penurunan.

Kondisi yang demikian ini maka banyak orang yang berputus asa. Mengapa dalam setiap doanya tidak didengarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, siang malam berdoa kepada Allah, bermunajat kepada Allah bahkan kadangkala dia protes, bahwa dia sudah melaksanakan salat tahajud sudah melaksanakan salat dhuha sudah melaksanakan puasa, sudah melaksanakan amal ibadah yang lainnya tetapi doanya tidak didengar oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Hal ini menurut perasaan dirinya, karena itu kita berpedoman pada hadis Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, bahwa ada 3 orang pemuda yang itu tersesat di dalam hutan kemudian dia masuk ke dalam gua untuk berlindung tapi ternyata pintu gua itu runtuh kemudian menutup pintu gua.

Dengan daya upaya dengan kekuatan yang dikerahkan pintu gua tidak bergeser sedikitpun maka kemudian apa yang dilakukan oleh 3 pemuda itu? Apakah dia tetap berputus asa? Ternyata tidak, diantara mereka berkata kepada yang lainnya, mintalah kepada Allah dengan perantaraan amal yang paling utama yang kalian pernah melakukannya. Pemuda yang yang pertama mengatakan:

اللَّهُمَّ إِنِّي كَانَ لِي أَبَوَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ فَكُنْتُ أَخْرُجُ فَأَرْعَى ثُمَّ أَجِيءُ فَأَحْلُبُ فَأَجِيءُ بِالْحِلَابِ فَآتِي بِهِ أَبَوَيَّ فَيَشْرَبَانِ ثُمَّ أَسْقِي الصِّبْيَةَ وَأَهْلِي وَامْرَأَتِي فَاحْتَبَسْتُ لَيْلَةً فَجِئْتُ فَإِذَا هُمَا نَائِمَانِ قَالَ فَكَرِهْتُ أَنْ أُوقِظَهُمَا وَالصِّبْيَةُ يَتَضَاغَوْنَ عِنْدَ رِجْلَيَّ فَلَمْ يَزَلْ ذَلِكَ دَأْبِي وَدَأْبَهُمَا حَتَّى طَلَعَ الْفَجْرُ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا فُرْجَةً نَرَى مِنْهَا السَّمَاءَ قَالَ فَفُرِجَ عَنْهُمْ

" Ya Allah, aku memiliki kedua orangtua yang sudah renta. Suatu hari aku keluar untuk mengembala untuk mendapatkan susu kemudian aku datang membawa susu, lalu aku berikan kepada kedua orang tuaku, lalu keduanya meminum baru kemudian aku berikan minum untuk bayiku, keluarga dan isteriku. Pada suatu malam, aku mencari susu setelah aku kembali dan aku datangi mereka ternyata keduanya sudah tertidur. Dia berkata; Aku enggan untuk membangunkan keduanya untuk meminum susu sedangkan anakku menangis dibawah kakiku karena kelaparan, Begitulah kebiasaanku dan kebiasaan kedua orang tuaku hingga fajar. Ya Allah seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridha Mu, maka bukakanlah celah untuk kami agar kami dapat melihat matahari darinya". Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maka terbukalah sedikit celah untuk mereka.

Usaha satu pemuda sudah menunjukkan adanya harapan untuk bisa keluar dari dalam gua, lalu pemuda yang kedua pun juga, menyebutkan amal paling utama yang pernah dilakukan, seraya berkata:

اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي كُنْتُ أُحِبُّ امْرَأَةً مِنْ بَنَاتِ عَمِّي كَأَشَدِّ مَا يُحِبُّ الرَّجُلُ النِّسَاءَ فَقَالَتْ لَا تَنَالُ ذَلِكَ مِنْهَا حَتَّى تُعْطِيَهَا مِائَةَ دِينَارٍ فَسَعَيْتُ فِيهَا حَتَّى جَمَعْتُهَا فَلَمَّا قَعَدْتُ بَيْنَ رِجْلَيْهَا قَالَتْ اتَّقِ اللَّهَ وَلَا تَفُضَّ الْخَاتَمَ إِلَّا بِحَقِّهِ فَقُمْتُ وَتَرَكْتُهَا فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا فُرْجَةً قَالَ فَفَرَجَ عَنْهُمْ الثُّلُثَيْنِ

"Ya Allah, sungguh Engkau mengetahui bahwa aku seorang lelaki yang sangat mencintai seorang wanita putri dari pamanku seperti kebanyakan laki-laki mencintai wanita. Suatu hari dia berkata, bahwa aku tidak akan bisa mendapatkannya kecuali aku dapat memberi uang sebanyak seratus dinar. Maka aku bekerja dan berhasil mengumpulkan uang tersebut. Ketika aku sudah berhadapan dengannya dan aku hendak menyetubuinya, dia berkata; bertaqwalah kepada Allah, dan janganlah kamu renggut keperawanan kecuali dengan haq". Maka aku berdiri lalu pergi meninggalkan wanita tersebut. Ya Allah seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridhaMu, maka bukakanlah celah untuk kami". Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maka terbukalah dua pertiga dari batu yang menutup pintu gua.

Pertolongan Allah semakin menunjukkan hasil, ternyata amal dari pemuda yang kedua menjadi amal utama yang diterima oleh Allah, sehungga menjadi wasilah ketika bermunajat kepada Allah SWT. Namun amal dari dua pemuda tersebut belum cukup untuk membuka pintu gua. Maka kini tinggallah satu orang pemuda, yang dia pun menyebutkan amal utama yang pernah dilakukan:

وَقَالَ الْآخَرُ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي اسْتَأْجَرْتُ أَجِيرًا بِفَرَقٍ مِنْ ذُرَةٍ فَأَعْطَيْتُهُ وَأَبَى ذَاكَ أَنْ يَأْخُذَ فَعَمَدْتُ إِلَى ذَلِكَ الْفَرَقِ فَزَرَعْتُهُ حَتَّى اشْتَرَيْتُ مِنْهُ بَقَرًا وَرَاعِيهَا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ أَعْطِنِي حَقِّي فَقُلْتُ انْطَلِقْ إِلَى تِلْكَ الْبَقَرِ وَرَاعِيهَا فَإِنَّهَا لَكَ فَقَالَ أَتَسْتَهْزِئُ بِي قَالَ فَقُلْتُ مَا أَسْتَهْزِئُ بِكَ وَلَكِنَّهَا لَكَ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا فَكُشِفَ عَنْهُمْ

Kemudian orang yang ketiga berkata: Ya Allah sungguh Engkau mengetahui bahwa aku pernah memperkerjakan seseorang untuk mengurusi satu benih tumbuhan lalu aku beri upah namun dia tidak mau menerimanya. Lalu aku sengaja mengembangkan benih tersebut sehingga darinya aku bisa membeli seekor sapi dan seorang pengembalanya. Kemudian di suatu hari orang itu datang kepadaku seraya berkata; "Wahai 'Abdullah, berikanlah upahku yang dulu!" Lalu aku katakan; Kemarilah lihat kepada seekor sapi dan pengembalanya itu semua milikmu". Dia berkata: "Kamu jangan mengolok-olok aku!" Dia berkata: Aku katakan: Aku tidak mengolok-olok kamu tetapi itu semua benar milikmu. Ya Allah seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridha-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami". Akhirny a mereka bisa terbebas dari gua tersebut". (HR. Buchari: 2063)


Kisah Pemuda kisah 3 orang pemuda tersebut jelas menggambarkan kepada kita sekalian dan sekaligus menjadi i'tibar bagi kita, bahwa ketika bermunajat, berdoa kepada Allah, senjata kita tidak lain adalah amal ibadah. Karena itu jangan anggap enteng bahwa ibadah itu tidak bermakna, sesungguhnya ibadah itu sangat bermakna, karena sejak awal bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan jin dan manusia itu adalah agar beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena itu jadikanlah hidup kita sekalian selalu dipenuhi ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ketika meminta kepada Allah hendaklah di awali dengan perenungan dari seluruh amal ibadah yang sudah kita lakukan, sudah sebandingkah dengan anugerah yang diberikan oleh Allah kepada dirinya.

Dapatkah kita bisa menghitung nikmat Allah yang telah diberika, kalau disuruh menghitung nikmat Allah yang diberikan niscaya kita tidak akan bisa menghitungnya:

dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Annahl: 18)

“ Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (QS. Ibrahim: 34)



Kufur ini adalah mengingkari nikmat yang telah diberikan oleh Allah, karena itu jadilah kita sekalian sebagai orang yang beriman dan bertaqwa, agar meningkatkan amal ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena seberapapun tingkat amal ibadah kita kalau dibandingkan dengan nikmat Allah yang diberikan, niscaya tidak akan sebanding. Coba Kita Renungkan dalam setiap detik berapa oksigen yang sudah kita hirup, oksigen yang dihirup itu tidak bayar atau gratis. Ternyata semuanya itu diberikan secara cuma-cuma oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Coba kalau kita lihat di rumah sakit orang yang sesak nafas, jantung, kemudian dia harus dibantu dengan oksigen, berapa tabung oksigen yang diperlukan. Berapa nilai rupiah yang harus dikeluarkan, itulah bahwa kita perlu merenungi hal yang demikian itu. Kemudian sinar matahari, jangan anggap bahwa matahari itu sinarnya tidak bermakna, sesungguhnya matahari itu bersinar itu pun karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, andai dalam satu hari, matahari tidak keluar atau dalam satu bulan tidak ada matahari niscaya tidak akan
ada kehidupan.

Karena itu marilah kita sekalian diawali dari diri sendiri, bila kita ingin agar doanya dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, marilah kita memperbanyak amal ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, berfastabiqul khairat kita sekalian berlomba-lomba dalam melaksanakan amal ibadah semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta'ala mudah-mudahan bermanfaat bagi kita sekalian terima kasih.